Anda di halaman 1dari 4

Mengenal Allah (Ma’rifatulloh)

“Dia-lahyang mengutus Rasul-Nya dengan membawa petunjuk dan agama yang benar agar Dia memenangkannya
di atas segala agama-agama meskipun orang musyrik
(Ash-Shaff : 9)
”Tiga perkara bagi siapa yang mendapatkan hal it iman. Pertama, Allah dan Rasulnya lebih ia cintai dari pada yang
lainnya; Kedua, tidak mencintai
seseorang kecuali karena Allah; Ketiga, ia benci kembali kepada kekufuran setelah Allah selamatkan ia dari kekufuran
itu, sebagaimana ia benci apabila
(HR. Muttafaqun’alaihik) dari Anas bin M

 Allah, kebutuhan fitrah manusia


Manusia sadar bahwa dirinya dan apapun yang ada di alam ini pasti ada yang mencipatakan.
Keserasian dan keharmonisan roda kehidupan di alam ini merupakan bukti bahwa di atas semua itu, ada
zat yang luar biasa. Tak heran jika muncul berbagai aliran animisme, dinamisme, hindu, budha dan lain
sebagainya. Itulah sebenarnya nurani kemanusiaa manusia, fitrah manusia yang telah Allah tetapkan
dalam ketentuannya. Setiap manusia dilahirkan dalam keadaan fitrah (Ar Rum: 30).
 Bagaimana mengenal Allah
A. Bukti yang didasarkan dan dibenarkan oleh akal (dalil aqli)
Akal kita (asal kita tidak sombong dan ingkar) sebenarnya bisa merasakan keberadaan Allah. Orang
bisa mengatakan bahwa alam ini tercipta dengan sendirinya, tapi pernyataan ini bisa langsung dipatahkan
dengan argumentasi yang sangat sederhana.
Ustadz Hasan Al-Banna rahimahullah, pernah mendapat sanggahan bahwa alam ini tercipta dengan
sendirinya. Sedangkan Allah atau apapun yang menciptakan alam, itu tidak ada. Beliau dengan tenang
menjawab: ‟Jika Andaan Anda meletakkan keluar dari kamar dan tak lama kemudian mendapati buku tersebut
berada di dalam laci, maka secara logis Anda akan berpendapat bahwa pasti ada orang yang memindahkannya
karena Anda tahu sifat-sifat buku yang tidak mungkin berpindah dengan sendirinya. Lalu jika suatu ketika Anda
melihat seseorang duduk di kursi kemudian Anda meninggalkannya. Ketika Anda kembali orang tersebut tak
ada lagi di kursinya melainkan duduk di karpet, secara logis pula Anda tidak akan bertanya siapa yang
memindahkannya dari kursi ke karpet karena Anda tahu sifat-sifatnya, bahwa ia bisa berpindah dengan
sendirinya. Jadi, sifat-sifat alam semesta ini sebagaimana sifat buku yang tadi saya umpamakan, tidak mungkin
terjadi dengan sendirinya. Sedangkan sifat-sifat Allah sejalan dengan perumpamaan kedua. Ia pasti ada dengan
sendirinya karena demikianlah sifatnya, Ia tidak membutuhkan sesuatu yang lain di luar dirinya.
“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, (Ali Imran:
190)
Akal pikiran merupakan anugerah terdahsyat yang dimiliki manusia, dan Allah tidak
menganugerahkannya kepada makhluk selainnya. Dengan akal pikiran ini manusia dapat belajar, mengamati,
dan akhirnya menyimpulkan. Penjelajahan inderawi manusia hanya akan menjadi data-data empiris yang tidak
memberi arti apa-apa jika tidak dibaca dengan akal pikiran manusia. Akal pikiran (logika)-lah yang memberi
arti data-data alam itu, menghubung-hubungkan, lalu menyimpulkannya. Maka dengan mengamati fenomena
alam yang terbentang ini (ayat kauniyah), manusia dengan logikanya sesungguhnya mampu mendapatkan
pengetahuan yang sangat luas.
Para ahli filsafat abad-abad silam melakukan penjelajahan filosofinya untuk mendapatkan sebuah hakikat maha
penting, yaitu hakikat sumber dari segala alam wujud ini. Ada beragam kesimpulan, namun banyak diantara mereka
akhirnya menyimpulkan bahwa dibalik fenomena alam ini ada sebuah ”kekuatan” yang Maha Dahsyat, mereka telah
mendapatkan kesimpulan adanya tuhan (what), namun mereka tidak mampu lagi memperoleh informasi lebih lanjut
tentang siapakah tuhan itu (who)? Meskipun demikian, kesimpulan awal dari penjelajahan logika ini sudah sangat
memberi arti bagi kegelisahan jiwa
manusia tatkala mereka belum mendapatkan tuntunan wahyu dari langit yang memberi penjelajahan lebih
terperinci. Mungkin, jika para filosof ini berjumpa Nabi dengan wahyu yang dibawanya, merekalah yang
akan memberi respon positif pertama kali untuk menerimanya. Ini persis seperti kisah petualangan
Ibrahim mencari tuhan, atau kisah beberapa sahabat yang mencari agama yang benar dan akhirnya
dipertemukan dengan baginda Rasulullah saw.
B. Bukti yang berasal dari Al-Qur‟an (dalil naqli)
Ada seorang profesor dari Jerman yang juga seorang dokter ahli bedah. Ia seorang yang masih kafir,
tapi suka mempelajari ilmu agama (orientalis: belajar untuk diilmui saja, bukan untuk diimani), diantara
yang dipelajarinya adalah Islam. Pada suatu hari ia menemukan ayat 92 dari surat Yunus(10) yang
berbunyi;
‟‟Maka pada ini Kami selamatkan hari badanmu supaya kamu dapat menjadi pelajaran bagi orang-
orang yang datang sesudahmu dan sesungguhnya kebanyakan dari manusia lengah dari tanda-tanda
kekuasaan Kami.“
Profesor itu kemudian mencari tahu badan siapa yang diselamatkan Allah seperti yang dimaksudkan
dalam ayat itu? Akhirnya dia menemukan jawabannya pada surat Al Baqarah ayat 50,
‟‟Dan (ingatlah) ketika Kami belah laut untukmu, lalu Kami selamatkan kamu dan Kami tenggelamkan
(Fir‟aun)-pengikutnya sedang dan kamu sendiri pengi menyakutsikan.“
Dari ayat itu, sang Profesor berkesimpulan yang pernah tenggelam di Laut Merah. Setelah mati tenggelam, Allah
menyelamatkan jasadnya dengan tidak membuatnya remuk membusuk. Menurut sejarah Mesir, mayat yang tenggelam itu
ditemukan di tepi pantai dan oleh rakyatnya. Pada tradisi Mesir kuno, mayat-mayat para raja memang biasanya diawetkan
dengan cara dibalsem menjadi mummi dan disemayamkan di Piramida, sebuah bangunan yang tersusun dari batu
berbentuk limas. Setelah tahu hal itu, sang profesor ingin membuktikan kebenaran ayat tersebut dengan keahlian yang ia
miliki, yaitu ilmu bedah. Ia lalu pergi ke Mesir, tempat tersimpannya mummi Fir‟aun.disanaTernyata,iatidak hanya
menemukan satu sebutan raja Ramses. Ia menemukan tiga mummi raja Ramses, yakni Ramses I, II dan III. Lalu manakah
yang dimaksud dalam surat Yunus ayat 92 itu? Untuk menemukannya, sang Profesor menggunakan ilmu yang
dimilikinya untuk membedah ketiga mummi tersebut. Ternyata, mayat Ramses II-lah yang memiliki tanda-tanda pernah
tenggelam. Itu terlihat dari otot-otot tubuhnya yang menegang seperti orang yang mati tenggelam. Bukti lain yang
menguatkan adalah adanya salah satu spesies ganggang laut yang ada di Laut Merah terdapat dalam tubuh mummi
tersebut.
Setelah kejadian itu, sang Profesor yang semula kafir itu mendapat hidayah. Ia tidak lagi sekadar mempelajari
agama, namun sekaligus mengimaninya dan mengamalkan Islam. Ini salah satu contoh yang menunjukkan bahwa dalil
naqli (ayat-ayat Al-Qur‟an) membuktikan Allah swt.

C. Bukti Fitrah (dalil fitri)


Fitrah artinya hati nurani, nurani adalah bisikan hati yang paling dalam. Mungkin kita sering
merasakan hal-hal yang berkaitan dengan ini, nurani tidak bisa berbohong kecuali kita mengingkarinya atau
menolaknya. Nah, keberadaan Allah itu sesuatu yang sulit disangkal oleh nurani. Sebab, kita sejak awal
sudah dibekali kesaksian tentang Allah seperti dalam ayat berikut ini,
“Dan (ingatlah)ketikaTuhanmumengeluarkan dari sulbi (tulang belakang) anak cucu Adam keturunan
mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap roh mereka (seraya berfirman),
“Bukankah Aku ini Tuhanmu? “Mereka menjawab bersaksi,“(Kami lakukan yang demikian itu) a Sesungguhnya ketika
itu.(Al-A’raaf:172)kamilengah terhadap
Jadi, nurani kita sebenarnya telah terisi kesaksian bahwa ternyata ada Dzat yang Maha Lebih
Segalanya dibandingkan kita. Ada kekuatan yang luar biasa kuat menguasai hidup kita. Ada hal-hal yang
tidak terjangkau indera kita tetapi nurani kita mengakui adanya.
Al-Quran juga menyebutkan bahwa keimanan kepada Allah swt merupakan pokok atau dasar, dimana
setiap rukun akidah bersandar kepadanya atau mengikutinya.
”Wahai –orang orang yang beriman, tetaplah beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan kepada kitab
yang Allah turunkan kepada Rasul-Nya serta kitab yang Allah turunkan sebelumnya. Barang siapa yang
kafir kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, dan hari kemudian, maka
sesungguhnya orang itu telah sesat sejauh-jauhnya.”(An-Nisa’: 136)

Adapun keimanan kita kepada Rasulullah merupakan konsekuensi dari keyakinan kepada Allah. Tidak
mungkin seseorang meyakini adanya Rasulullah, apabila mereka tidak beriman kepada Allah. Demikian
juga, keimanan kepada kitab-kitab dan adanya hari akhir, berdiri di atas pondasi keimanan kepada Allah.
Tidak dibenarkan secara logika bahwa seseorang mengingkari Allah tetapi meyakini kitab-kitab Allah.
Keseluruhan rukun keimanan berdiri di atas landasan iman kepada Allah. Begitu banyak kehancuran
melanda masyarakat paganis yang mengagung-agungkan berhala. Karena kehidupan manusia hanya akan
bisa berjalan lurus dan benar apabila berada dalam bimbingan iman kepada Allah swt.
 Tauhidullah
Pengenalan kepada Allah menuntutu pengetahuan tentang tauhid. At-tauhid berasal dari kata kerja
wahhada-yuwahhidu yang berarti sikap mengesakan. Tauhidullah dibagi menjadi 3 macam tauhid pokok.
1) Tauhid Rububiyah (Allah sebagai Rabb)
Kata rububiyah berasal dari akar rabb, yaitu zat yang menghidupkan, mematikan, menciptakan,
memberi rezeki, mengelola, mengatur, dan menguasai alam semesta. Tauhid rububiyah menunjukkan
sebuah keyakinan terhadap keesaan Allah, bahwa Allah adalah satu-satunya zat yang melakukan
perbuatan (af‟al) tersebut. Didalam Al Qu rububiyah yang meliputi fenomena penciptaan, pemberian
rejeki, juga pengelolan dan penguasaan alam semesta ini. Seseorang yang mempunyai tauhid yang
matang, maka tidak akan terjerumus dalam perbuatan syirik, misalnya menganggap suatu benda
memiliki kekuatan gaib, atau meyakini dukun, meyakini hari-hari tertentu, atau isyarat-isyarat
tertentu (dari binatang, burung, cuaca) sebagai pertanda terjadinya sesuatu. Tauhid rububiyah
Allah SWT (1:2, 7:54), menurut fungsinya terbagi atas 3:

- Khaliqan (pencipta) (25:2, 2:21-22)


- Razikan (pemberi rizki) (51:57-58)
- Malikan (pemilik) (2:284, 1:4, 114:2, 62:2)
2) Tauhid Mulkiyah
Kata mulkiyah berasal dari akar kata mulk, yang dengannya terbentuk pula kata malik. Tauhid mulkiyah
berarti sebuah keyakinan bahwa Allah adalah satu-satunya zat yang menguasai alam semesta ini, dengan hak penuh
penetapan peraturan atas kehidupan. Tidak ada sekutu dalam kekuasaan Allah di alam semesta ini. Dengan sifat
mulkiyahnya, Allah berhak menentukan apa saja untuk makhlukNya. Sebagai malik (Yang Memiliki) maka Allah
adalah raja atau penguasa. Tauhid mulkiyah Allah SWT (3:2, 3:189) meliputi:
- Waliyan (pemimpin) (7:196)
- Hakiman (pembuat hukum) (51:57-58)
- A,miran (pemerintahan) (3:54)
3) Tauhid Uluhiyah
Jika telah memiliki keyakinan tauhid rububiyah dan uluhiyah, maka tauhid uluhiyah adalah pengejawantahan
dari sikap kepasrahan dan penghambaan yang paripurna hanya kepada Allah SWT. Uluhiyah atau ilahiyah berasal
dari kata ilah. Dalam bahasa arab kata ilah memiliki akar kata a-la-ha yang memiliki arti atara lain tentram, tenang,
lindungan, cinta dan sembah. Semua makna ini sesuai dengan sifat-sifat dan kekhususan zat Allah SWT. Makna
tauhid uluhiyah adalah sebuah keyakinan bahwa Allah adalah satu-satunya zat yang memiliki dan menguasai langit,
bumi dan seisinya, satu-satunya yang wajib ditaati, yang menentukan segala hukum dan aturan, yang melindungi
dan Dialah yang menjadi tumpuan harapan dab kepadaNya ditujukan semua amalan, dan pada puncaknya Dialah
satu-satunya Ilah yang Maha berhak disembah.
4) Tauhid Asma wa Sifat
Asma adalah jamak dari kata ismun, yaitu nama-nama. Dengan demikian, tauhid asma wa sifat berarti
keyakinan bahwa Allah adalah esa dalam nama-nama-Nya. Kita diperintahkan untuk menerima dan mengimani
nama serta sifat Allah sebagaimana yang disampaikan sendiri oleh Allah didalam Al Qur‟an dan Rosulullah SAW
dalam su menolak, mentakwilkan ataupun mengandaikan. Memahami dan mendalami asma dan sifat Allah
merupakan hal yang penting bagi kita sebagi hamba-Nya yang beriman. Karena sebuah sikap biasanya akan
ditentukan oleh sejauh mana pengenalan seseorang terhadap pihak yang disikapi.

 Urgensi mengenal Allah 



1) Istiqomah di jalan Allah
2) Stabil dan optimis
3) Berani dan tidak pengecut
4) Hidup penuh berkah
5) Ikhlas dalam beramal
6) Tidak mudah putus asa

Anda mungkin juga menyukai