Anda di halaman 1dari 9

SIMULASI KAVITASI PADA KONTROL VALVE

(Danang Arif Agustiyan,Dr Bambang Lelono Widjiantoro ST,MT)

Jurusan Teknik Fisika-Fakultas Teknologi Industri


Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Kampus ITS keputih Sukolilo, Surabaya 60111

Abstrak
Kavitasi adalah pembentukan uap dalam suatu aliran fluida sebagai akibat turunnya tekanan pada saat
temperature konstan. Fenomena ini sangat berbahaya dan diketahui sebagai fenomena yang bersifat merusak
pada bagian-bagian penting instrumen dalam sebuah proses diantaranya kontrol valve yang bila sangat tinggi akan
mengakibatkan valve menjadi getas dan akhirnya pecah. Ada banyak hal yang bisa menyebabkan munculnya kavitasi
seperti turunnya tekanan mencapai tekanan uap,besarnya pressure dropdan kecilnyadownstream pressure. Kavitasi
seringkali merupakan sesuatu yang bersifat sementara dan merupakan gejala yang tidak bisa dihindari, seperti pada
saat shut-off control valve terbuka pertama kali atau ketika system pengalami kondisi puncak ketinggian cairan yang
melewati control valve. Pada penelitian ini akan dibahas mengenai kavitasi pada kontrol valve tipe globe valve, untuk
memudahkan penelitian kami menggunakan tiga variasi prosentase bukaan valve yaitu 30 persen, 50 persen dan 70
persen. Setelah melalukan penelitian ini akan dihasilkan hasil dari penelitian yang berupa pengetahuan tentang daerah
daerah pada kontrol valve yang mengalami kavitasi sepanjang daerah aliran fluida pada kontrol valve. Dari laporan
penelitian ini juga dihasilkan nilai nilai yang berpengaruh terhadp fenomena kavitasi pada kontrol valve,yaitu nilai
indeks kavitasi, nilai indeks kavitasi kritis, nilai pressure recovefy factor. Dari penelitian ini juga diperoleh
rekomendasi atau saran mengenai tindakan yang harus dilakukan jika kontrol valve terkena kavitasi.

Kata Kunci : Kavitasi, Indeks Kavitasi kritis, Indeks kavitasi, Pressure Recovery Factor, Pressure Dro,
Globe valve

1. Pendahuluan Pada penelitian yang lain Jerome Ferari dan


Kavitasi didefinisikan sebagai pembentukan uap Zachary Leutwyler dalam penelitianya tentang kavitasi
dalam suatu aliran fluida sebagai akibat turunnya pada kontrol valve menyebutkan, pada bukaan valve
tekanan pada saat temperature konstan.Fenomena ini dengan presentase bukaan yang minimal,sedangkan
sangat berbahaya dan diketahui sebagai fenomena pada presentase bukaaan valve yang lebih besar
yang bersifat merusak pada bagian-bagian penting fenomena kavitasi cenderung kecil potensinya untuk
instrumen dalam sebuah proses diantaranya kontrol terjadi,ini disebabkan pada presentase bukaan valve
valve yang bila sangat tinggi akan mengakibatkan yang kecil akan terjadi pressure drop yang cukup
valve menjadi getas dan akhirnya pecah. besar,yang pada akhirnya menyebabkan kavitasi.Kedua
Pada kontrol valve pressure drop akan terjadi penelitian diatas menggunakan simulasi komputasi
ketika fluida melewati control valve atau biasa yang menghasilkan data data dalam bentuk gambar dan
dikenal dengan istilah pressure drop across. Kavitasi numerik (angka).
merupakan suatu hal yang penting karena dapat Adapun parameter parameter yang
mengurangi kapasitas aliran dari suatu sistem. Kavitasi berpengaruh pada terbentuknya gelembung atau
juga dapat menimbulkan gangguan diatas ambang, penyebab terjadinya kavitasi antara lain adalah :
menyebabkan erosi dan kegagalan, dan lebih parah • Rasio pressure pada kontrol valve
lagi untuk beberapa kasus menjadi penyebab • Perbedaan antara pressure pada outlet
ketidakstabilan yang mengarah pada kerusakan atau (downstream pressure) dan vapor pressure
hancurnya system. Kavitasi seringkali merupakan • Geometri kontrol valve
sesuatu yang bersifat sementara dan merupakan • Viskositas fluida
gejala yang tidak bisa dihindari, seperti pada saat • Densitas fluida
shut-off kontrol valve terbuka pertama kali atau • Coeffisien cavitation pada valve tersebut
ketika system pengalami kondisi puncak ketinggian Adapun akibat yang terjadi pada kontrol valve,
cairan yang melewati kontrol valve. Ketika pada sebuah control proses karena fenomena kavitasi
melakukan sizing relief valve dan sambungan dengan ini ada beberapa hal, dan biasanya selalu bersifat
instalasi pipa, yang hampir dimaklumi sebagai merusak diantaranya adalah :
keharusan terjadi penurunan aliran akibat kavitasi. • Bising yang keras
Yves Lecoffre dan Antonie Archer [1]dalam
• Lose Capacity
penelitianya tentang pengaruh kavitasi pada kontrol
valve menjelaskan bahwa kavitasi yang terjadi dalam • Getaran keras yang mempengaruhi jalanya
proses
kontrol valve cenderung terjadi pada bukaan valve
dengan presentase bukaan yang minimal,sedangkan • Menghambat aliran akibat terbentuknya uap
pada presentase bukaaan valve yang lebih besar air
fenomena kavitasi cenderung kecil potensinya untuk • Perubahan sifat fluida
terjadi,ini disebabkan pada presentase bukaan valve • Pengikisan komponen kontrol valve (erosion)
yang kecil akan terjadi pressure drop yang cukup • Kerusakan kontrol valve
besar,yang pada akhirnya menyebabkan kavitasi. • Terhentinya operasi proses plant.

1
Permasalahan yang terjadi adalah bagaimana merupakan acuan untuk menganalisa dan
melakukan simulasi aliran fluida pada kontrol valve memecahkan permasalahan.
untuk mendeteksi fenomena kavitasi pada kontrol BAB III: METODOLOGI PENELITIAN
valve dan memvisualisasikan bentuk aliran saat terjadi Berisikan tentang metode penelitian yang
kavitasi melalui pemodelan dan simulasi sekaligus memaparkan mengenai langkah-langkah yang
melakukan prediksi untuk mereduksi intensitas kavitasi telah dilakukan selama penelitian secara
tersebut. terperinci dari awal sampai didapatnya
Tujuan dari tugas akhir ini adalah untuk kesimpulan.
melakukan simulasi pada kontrol valve untuk BAB IV :EVALUASI DATA DAN PEMBAHASAN
mendeteksi fenomena kavitasi pada kontrol valve dan Berisikan tentang analisa data dan
memvisualisasikan bentuk aliran saat terjadi kavitasi pembahasan, dilakukan penganalisaan data
melalui pemodelan dan simulasi sekaligus melakukan daerah yang terkena kavitasi pada kontrol
prediksi untuk mereduksi intensitas kavitasi tersebut. valve yang telah didapat dari hasil eksperimen
berdasarkan teori- teori dan fakta-fakta yang
Pembahasan tugas akhir ini dilakukan dengan ada pada bab sebelumnya.kmudian membahas
batasan -batasan masalah sebagai berikut : hasil dari analisa data tersebut.
1. Properti fluida (kerapatan dan viskositas) BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN
dianggap konstan Berisikan tentang kesimpulan yang diperoleh
2. Kontrol valve yang dianalisa adalah jenis dari hasil penelitian dan saran yang diberikan
globe valve yang beroperasi kontinyu. untuk perusahaan.
3. Variabel yang dianalisa hanya berupa variabel
tekanan yaitu pressure drop (∆P) dan tekanan 2. Tinjauan Pustaka Dan Teori Penunjang
uap fluida (Pv). 2.1. Tinjauan Pustaka
4. Simulasi dilakukan dengan model mixture. Pendekatan yang umum mengatakan menilai
5. Penekanan analisa pada distribusi tekanan. cairan mengalami kavitasi adalah dengan melihat
6. Data diambil dari gas plant. apakah terdapat adanya gelembung yang terbentuk
akibat turunnya tekanan. Untuk dapat memulai kavitasi
Dalam tugas akhir ini, digunakan suatu metode pada tekanan sebesar sekitar tekanan uap diperlukan
penelitian yang dapat dijabarkan sebagai berikut : sejumlah gelembung kecil, disebut inti (nuclei) sering
1. Studi literatur cukup hanya dalam ukuran submikrokopis saja, yang
Studi literatur dilakukan untuk memahami konsep mengandung gas permanen dan atau uap cairan
dasar tentang proses terjadinya kavitasi akibat tersebut. Sebuah inti yang tumbuh dengan sangat cepat
pressure drop pada kontrol valve. mengandung zat yang sebagian besar adalah fase uap.
2. Pemodelan Waktu berlangsungnya kavitasi tersebut sangat singkat
Melakukan pemodelan pola kavitasi, prediksi sehingga tidak memungkinkan terjadinya kenaikan
kavitasi dan estimasi intensitas kavitasi melelui volume gas. Berkembangnya gelembung tersebut
penentuan pressure recovery factor berdasarkan sangat tergantung pada penguapan cairan itu sendiri,
pressure drop yang terjadi. proses tersebut disebut vaporous cavitation. Contoh
3. Simulasi sederhana mengenai kavitasi mendidihnya air sebagai
Melakukan simulasi 2D yang menunjukkan hasil akibat naikknya tekanan uap ketika suhu air meningkat.
pemodelan serta visualisasi pola dan daerah Namun dalam bahasan ini kavitasi disebabkan karena
kavitasi untuk prediksi dan estimasi intensitas aliran. Aliran kavitasi merupakan aliran dua fase yang
kavitasi saat terjadinya kavitasi dengan software terdiri dari cairan dan uap cairan itu, dan transisi fase
CFD (Computational Fluid Dynamic). tersebut ditimbulkan karena tekanan hidrodinamis.
4. Pengujian dan analisa
Pengujian dilakukan dengan membandingkan 2.2. Teori Penunjang
karakteristik sebelum pemodelan dan setelah 2.2.1. Kavitasi
pemodelan serta kesesuaianya dengan hasil Kavitasi didefinisikan sebagai pembentukan
simulasi, sedangkan analisa data akan uap dalam suatu aliran fluida sebagai akibat turunnya
menghasilkan gambaran kualitatif pada pola dan tekanan pada saat temperature konstan.Fenomena ini
prediksi kavitasi serta gambaran kuantitatif pada sangat berbahaya dan diketahui sebagai fenomena
intensitas kavitasi. yang bersifat merusak pada bagian-bagian penting
5. Penyusunan laporan tugas akhir. instrumen dalam sebuah proses diantaranya kontrol
valve yang bila sangat tinggi akan mengakibatkan
Penulisan laporan ini disusun sebagai berikut : valve menjadi getas dan akhirnya pecah. Untuk suatu
BAB I : PENDAHULUAN garis aliran teori Bernoulli memberikan:
Berisikan tentang latar belakang, perumusan
masalah, tujuan penelitian, manfaat, asumsi P1 +1/2 ρU12+ ρgz1 = Constan...............(1)
dan batasan masalah, metodologi penelitian,
dan sistematika laporan. parameter kavitasi yang terjadi pada kontrol valve,
BAB II : DASAR TEORI tergantung daripada P1 yaitu tekanan yang masuk, P2
berisikan teori-teori dasar yang mendukung yaitu tekanan yang keluar dan Pv yaitu tekanan uap
penelitian tugas akhir, dimana isi dari bab ini fluida, parameter kavitasi atau sering di sebut indeks

2
kavitasi disimbolkan dengan CN yaitu parameter ini tekanan permukaan, derajat supersaturation dan
tidak memiliki besaran tapi hanya meruppakan penyebaran udara terhadap gelembung, local static
parameter untuk mengetahui intensitas terjadinya pressure, tingkat turbulensi dan fluktuasi tekanan pada
kavitasi pada suatu operasi control valve ∆P diawal daerah kavitasi. Sesaat ketika tekanan local
merupakan perubahan tekanan dan merupakan jatuh menjadi takanan uap kombinasi antara tekanan
karakteristik geometri aliran.Tekanan uap PV . Seperti luar dan tegangan permukaan tidak lagi seimbang dan
yang terlihat pada persamaan 2 [Rahmeyer,1992] gelembung akan berpeluang meletus, dengan kecepatan
tergantung diameter gelembung. Kavitasi dimulai,
fluktuasi tekanan menyebar di daerah upstream,
P1 − Pv
(CN ) = memperbesar kesempatan gelembung mudah sekali
∆P .............................(2) meletus. Hal ini berarti kavitasi tidak dapat dipungkiri
akan lebih mudah terjadi pada kecepatan rendah atau
tekanan statis yang lebih tinggi dari pada kebutuhan
Untuk mengetahui bahwa kontrol velva tersebut kebutuhan untuk menjadikan hal tersebut.
mengalami kavitasi atau tidak,atau untuk mengetahui Dalam analisa komponen yang sama dengan
besarnya potensi kavitsi terjadi maka kita akan ukuran berbeda, bekerja dengan aliran, tekanan dan
membandingkan nilai kavitasi (CN) dan nilai kavitasi kecepatan yang sama gelembung berkembang lebih
kritis suatu kontrol valve (σ), yang di dapatkan dari lambat untuk komponen yang memilki ukuran lebih
persamaan 3 [Rahmeyer,1992] besar. Tidak hanya itu gelembung juga memiliki waktu
lebih panjang range untuk particular pressure, mereka
juga dipengaruhi oleh turbulence eddies. Hal ini dapat
berarti bahwa awalan kavitasi terjadi pada kecepatan
1
σ≈ alir yang rendah atau tekanan statik yang lebih tinggi
FL2 ........................................(3) pada komponen yang lebih besar jika dibandingkan
dengan yang lebih kecil. Mempertimbangkan itu
Pressure recovery factor FL adalah perbandingan karenanya perlu untuk mengaplikasikan model dari
antara nilai teoritis discharge dan nilai aktual discharge keseluruhan sistem. Komponen seperti valve juga
ketika aliran melewati control valve yang bergantung menjadi subjek yang terkena pengaruh dengan
P, bukaan valve, ada tekanan di upstream dan bentuk sejumlah penurunan tekanan dan energi yang hilang.
geometri, pada penentuan nilai tekanan di upstream Gelembung udara dengan diameter mencapai
dan bukaan valve pressure recovery factor ditentukan dinding, ketika pecah kandungan uap yang semula
sebagai nilai maksimum agar aliran dapat mengalir terisolasi menyebabkan kenaikan tekanan dan
melewati control valve dengan nilai tekanan upstream kecepatan aliran pada dinding. Perhitungan fluktuasi
yang ada. Pressure recovery factor adalah besaran yang gaya yang mengenai dinding menunjukkan cukup
tidak memiliki dimensi satuan, dipengaruhi oleh besar untuk mengikis semua bahan cukup luas atau lebih
aliran Q, CV kapasitas aliran valve, P1 tekanan besar bergantung dari jenis dan karakteristik material
masukan, dan PV tekanan uap fluida, Nilai ini dinding. Untuk kasus dimana kavitasi tersusun rapat
tergantung pada masing-masing ukuran control valve atas gelembung dalam jumlah besar dalam waktu dekat
dan bukaan pada control valve semakin kecil nilainya harus dihindari karena sangat berpotensi menimbulkan
dengan semakin besar bukaan valve, persamaanya pada surge yang memungkinkan penyebaran keseluruh
persamaan 4 [Rahmeyer,1992] sistem.
Kavitasi diasumsikan ditimbulkan oleh
beberapa macam gejala dinamik jika fluida terlalu
Q
( FL ) = dekat dengan temperatur jenuhnya maka akan lepas ke
C v. P1 − 0.96 PV daerah tekanan yang rendah flashing.
…………(4) Empat klasifikasi utama untuk kavitasi yang
melewati lorong:

Cara penentuan pressure recovery factor FL Bulk Cavitation


adalah dengan menetukan kondisi aliran dari valve, Bulk Cavitation adalah kondisi dimana
pada buakaan tertentu, dengan menentukan tekanan tekanan statis sepanjang aliran menurun ke vapour
pada downstream pada kondisi bukaan penuh. pressure sementara sepanjang downstreaam static
Kavitasi seringkali merupakan sesuatu yang pressure dipertahankan, seperti ditunjukkan pada
bersifat sementara dan merupakan gejala yang tidak gambar 1.Pada saat aliran pada daerah yang menyebar
bisa dihindari, seperti pada saat shut-off control valve meningkat, saat itu juga static pressure dipertahankan.
terbuka pertama kali atau ketika system pengalami Debit fluida bisa didapatkan ketika, static pressure
kondisi puncak ketinggian cairan yang melewati pada daerah downstream konstan, tekanan yang
control valve. Ketika melakukan sizing relief valve dan masukan jatuh menjadi tekanan uap. Waktu dimana
sambungan dengan instalasi pipa, yang hampir vapour pressure bisa didapatkan, pola aliran dan luas
dimaklumi sebagai keharusan terjadi penurunan aliran kavitasi bervariasi untuk mempertahankan besarnya
akibat kavitasi. static pressure.
Peningkatan jumlah gelembung udara sebagai
awal munculnya daerah kavitasi tergantung pada jarak,

3
kavitasi pada kecepatan aliran yang rendah
dibandingkan dengan kekasaran yang terus menerus
untuk ketinggian tonjolan yang sama. Satu kerusakan
terjadi dan itu akan menambah kekasaran dan mungkin
mempersering terjadinya kavitasi.

Gambar 1 Bulk kavitasi [Schulung,2003]

Bulk kavitasi sangat penting jika berhubungan


dengan Ball valve, Butterfly valve, gate valve,
diaphragm valve dan tipe plug. Sebagaimana
diilutrasikan gambar 1, perbedaan static pressure pada
masukan valve dan static pressure minimum hanya
sesaat setelah control element valve lebih besar dari
pada nilai total tekanan yang hilang. Dengan Gambar 3 Roughness cavitation [Schulung,2003]
ketidakpastian jika total tekanan yang hilang sedikit
static pressure bisa jatuh menjadi vapour Turbulence cavitation
pressure.Aliran dalam fluida tidak tergantung besarnya Bulk dan curvature cavitation bermula
backpressure. Ketika hal ini terjadi aliran bisa didaerah yang berturbulensi maksimum, jarak yang
mengalami choked dan kondisi superkavitasi bisa berdekatan dari batas, dan bahkan rata – rata tekanan
terjadi. statis lebih rendah di daerah batas. Dalam kasus bulk
dan curvature cavitation pengaruh turbulensi adalah
Flow Curvature menurunkan kecepatan aliran pada awal kavitasi. Hal
Flow curvature terjadi mengikuti permukaan ini ditunjukan oleh gambar 4 dibawah ini
yang berbelok terhadap aliran utama, atau jika aliran
berbelok mengikuti permukaan, hal ini menyebabkan
penurunan tekanan statis lokal. Flow curvature
itunjukkan gambar 2, aliran fluida mengikuti arah
sebelumnya dengan tujuan untuk menjaga
kesimbangan antara static pressure dan gaya
sentrifugal, fluida pada daerah terdekat dinding
memiliki bagian terbesar tekanan statisnya sebagai
bentuk tekanan kecepatannya. Oleh karena kecepatan
tinggi dan tekanan statis rendah, dua kondisi ini sangat
memungkinkan terjadinya kavitasi.
Gambar 4 Turbulence cavitation [Schulung,2003]

2.2.2. Aliran laminar dan turbulen

Dalam aliran laminar, Fluida bergerak sebagai


sejumlah laminasi atau lapisan. Semua lapisan tersebut
tidak saling memotong dan membaur tetapi saling
bergeseran pada kecepatan relatif yang bervariasi
dalam penampang aliran.
Dalam aliran turbulen, komponen kecepatan
fluida mempunyai fluktuasi yang tidak menentu. Aliran
tersebut terpotong dan fluidanya membaur dalam
gerakan ulakan (eddying motion). Kecepatan aliran
dipandang sebagai harga rata – rata kecepatan partikel.
Gambar 2 Flow curvature cavitation
[Schulung,2003]

Surface Roughness Cavitation


Permukaan yang menonjol dapat
menyebabkan aliran yang memiliki static pressure Gambar 5 Aliran Laminar dan Turbulen [Fox,1986]
rendah. Gambar 3 menunjukkan beberapa contoh yang
menyebabkan roughness cavitation. Karena aliran yang
memiliki kecepatan tinggi di dekat dinding yang halus Faktor yang menentukan laminar atau
dibandingkan dengan dinding yang kasar, bagian turbulennya suatu aliran adalah fluida, kecepatan
menonjol yang terisolasi mungkin menyebabkan bentuk dan ukuran benda yang berada di dalam aliran,

4
kedalaman air dan jika aliran tersebut berada dalam Globe valve adalah salah satu kontrol valve
kanal, maka faktor lainnya adalah konfigurasi dan yang paling banyak dipakai di industri, baik industri
ukuran kanal tersebut. Dalam kenyataan, kedua aliran yang bergerak di bidang migas maupun petrochemical.
ini memang ada, namun aliran turbulen lebih umum
ditemui. Seperti yang sudah dijelaskan diatas bahwa
Bila kecepatan bertambah, aliran akan berubah globe valve terdiri dari single port valve bodies dan
dari laminar menjadi turbulen, melalui daerah transisi. double port valve bodies,globe valve single port valve
Transisi terjadi pada angka Reynold 2300 – 4000. bodies sendiri mempunyai banyak varian bentuknya,
Dalam sebuah model percobaan seringkali ada daerah diantaranya single-ported globe-stile valve body,
yang tidak diketahui model alirannya dan biasanya flanged angle-style control valve body,bar stock valve
dianggap laminar sehingga dapat diartikan bahwa bodies, valve body with cage stile trim balance valve
ketepatan percobaan sering tidak sebaik yang plug and soft seat, high pressure globe style control
diinginkan. Viskositas juga berpengaruh pada aliran valve body, high capacity valve body with cage-style
turbulen namun biasanya pengaruh tersebut kalah oleh noise abatement trim, reverse-acting double-ported
dominasi tegangan geser turbulen. globe-style valve body dan port-guided single port
Pada sebuah airfoil yang diletakkan dengan valve bodies.Untuk globe valve tipe double port valve
sudut serang tertentu, pemisahan terjadi dibagian bodies terdapat satu jenis valve yaitu three-way valve
belakang leading adge khususnya pada Reynold bodies.
Number yang rendah sewaktu aliran pada daerah itu
laminar. Jika dibandingkan, turbulen memiliki
kecenderungan lebih kecil untuk terjadi pemisahan.
Pemisahan pada leading edge berpengaruh langsung
terhadap turunnya gaya angkat, hal ini sesuai dengan
penelitian para ahli Aerodynamic walaupun perubahan
menjadi turbulen terjadi pada daerah yang memecah
batas dan hanya terjadi pada sudut serang tertentu.

2.2.3 Pengertian control valve

Control valve adalah salah satu elemen


pengendali akhir yang digunakan untuk memanipulasi
laju aliran suatu fluida proses. Kata control valve
sendiri dapat diartikan sebagai katup yang dapat
dikendalikan secara manual maupun otomatis, jadi
sebenarnya control valve fungsinya hampir sama saja Gambar 6 performansi aktuator globe valve
dengan keran bak mandi yang dapat kita manipulasi [Driskel,2005]
keluarannya. Control valve adalah jenis final control
element yang paling umum dipakai untuk sistem Globe valve sendiri mempunyai bermacam
pengendalian proses, sehingga orang cenderung macam tipe plug,tipe tipe tersebut mempunyai
mengartikan final control element sebagai control kegunaan kegunaan yang memungkinkan proses
valve. Dalam kesatuannya sebagai unit ,control valve, berjalan seperti semestinya. Tipe tipe plug tersebut
actuator dan valve harus melakukan tugas koreksi diantaranya adalah plug tipe equal percentage, plug
berdasarkan sinyal manipulated variable yang keluar tipe quick opening dan plug tipe linear.
dari kontroler.

Tipe control valve


Globe valve
Di dalam tugas akhir ini akan dibahas lebih
lanjut mengenai kontrol valve tipe globe ini. Globe
valve dinamai demikian karena bentuk alirannya yang
menyerupai globe. Valve jenis ini paling banyak
dipakai disistem pengendalian karena rangeability yang
luas. Dan pemakaiannya dapat menjangkau berbagai
macam proses. Ada 2 macam globe valve yaitu single- Gambar 7 tipe-tipe plug valve [Driskel,2005]
seated dan double-seated. Pada double-seated, aliran
fluida terpecah menjadi 2 bagian, sehingga drop
pressure di masing –masing bagian hanya setengah dari
drop pressure diantara inlet-outlet. Hal ini
menguntungkan karena mengurangi korosi.

5
3. Metodologi Penelitian 4. Analisa Data dan Pembahasan
Dibawah ini adalah flowchart metodologi
penelitian yang telah dilakukan. Presentase bukaan valve 30 persen
Berikut ini merupakan tampilan contour distribusi
tekanan, contour distribusi kecepatan aliran, contour
Mulai turbulensi aliran dan vektor kecepatan. Pada globe
valve dengan bukaan 30 persen
Pengumpulan data

Membuat pemodelan
bentuk control valve

Tidak
Validasi

Ya

Simulasi kavitasi
dengan CFD Gambar 10 Contour distribusi tekanan pada
Tidak presentase bukaan valve 30 persen
Pengujian
Dari gambar 10 distribusi tekanan secara umum
Ya dapat diketahui bahwa aliran fluida yang melewati
control valve dengan bukaan 30 persen memiliki
laporan
distribusi tekanan yang menurun secara tiba-tiba
sesaat setelah melewati plug, ketika melewati plug
aliran terbentur sehingga terjadi penurunan tekanan
statik fluida, selain itu ruang aliran yang sempit
Selesai karena bukaan valve yang kecil yaitu 30 persen
sehingga pada daerah ini tekanan menurun dibawah
tekanan uap fluida sehingga pada sebagian daerah
setelah plug terjadi kavitasi, dari gambar terlihat
bahwa kavitasi terjadi sebagian di samping plug.
Gambar 8 Diagram Alir Simulasi
Presentase bukaan valve 50 persen
Pada tahap ini dilakukan simulasi dengan memasukan
nilai nilai numerik kedalam simulasi,simulasi ini
menggunakan software CFD fluent dan
Gambit.Gambar meshing dibawah ini dihasilkan dari
memasukan nilai nilai yang terdapat dalam data sheet
control valve yang akan disimulasikan.

Gambar 11 Contour distribusi tekanan pada


presentase bukaan valve 50 persen

Dari gambar 11 dapat kita lihat bahwa pada


presentase bukaan valve 50 persen terjadi cukup besar
Gambar 9 Hasil meshing geomatri control penurunan tekanan,yaitu ditunjukan oleh perbedan
valve warna yang cukup mencolok yaitu dari warna merah
menyala ke warna biru muda,indikasi ini tidak serta
merta dapat kita simpulkan bahwa pada gambar
tersebut terjadi fenomena kavitasi. Dalam perhitungan
numerik diatas disebutkan bahwa presentase bukaan
valve 50 pesen tidak terjadi kavitasi.

6
Presentase bukaan valve 70 persen Indeks kavitasi kritis (σ)

1 1
σ≈ 2
= = 0.97
FL 1.056 2

Presentase bukaan valve 50 persen

Diameter pipa (D) = 6 inchi (0.1524 m)


Luas penampang pipa = 0.01838 m2
Kecepatan aliran (V) = 71.4 m/s
Tekanan masuk = 21 psi
Gambar 12 Contour distribusi tekanan pada Tekanan keluar = 8.09 psi
Tekanan uap fluida = 5.1 psi
presentase bukaan valve 70 persen
Debit aliran (Q ) = V . A = 1.312332 m3/s = 20801
Dari gambar 12 dapat kita lihat bahwa pada gpm
presentase bukaan valve 70 persen tidak terjadi cukup Kapasitas valve (Cv)
besar penurunan tekanan,yaitu ditunjukan oleh
Q
perbedan warna yang tidak mencolok yaitu dari warna (Cv) = = 5789.23
merah menyala ke warna kuning,indikasi ini serta ∆P
merta dapat kita simpulkan bahwa pada gambar
Sg
tersebut tidak terjadi fenomena kavitasi. Hal itu juga
ditegaskan dalam perhitungan numerik diatas
disebutkan bahwa presentase bukaan valve 70 pesen Indeks Kavitasi /Cavitation Number (CN)
tidak terjadi kavitasi.
P1 − Pv 21 − 5.1
Perhitungan hasil simulasi (CN ) = = = 1.23
Perhitungan ini dilakukan untuk memperoleh
∆P 21 − 8.09
nilai indeks kavitsi kritis dan nilai cavitation number
yang dapat mengindikasikan bahwa kontrol valve Pressure recovery factor (FL)
tersebut terkena kavitasi atau tidak.
Q 20801
(FL ) = = = 0.901
Presentase bukaan valve 30 persen Cv. P1 − 0.96PV 5789.23 21− (0.96)5.1
Diameter pipa (D) = 6 inchi (0.1524 m)
Luas penampang pipa = 0.01838 m2 Indeks kavitasi kritis (σ)
Kecepatan aliran (V) = 52.3 m/s
Tekanan masuk = 21 psi 1 1
Tekanan keluar =3.24 psi σ ≈ 2
= = 1.05
Tekanan uap fluida = 5.1 psi FL 0.9012
Debit aliran (Q ) = V . A = 0.961274 m3/s =15236
gpm
Kapasitas valve (Cv) Presentase bukaan valve 70 persen
Diameter pipa (D) = 6 inchi (0.1524 m)
Luas penampang pipa = 0.01838 m2
Q
( Cv ) = = 3615 . 34 Kecepatan aliran (V) = 126 m/s
∆P Tekanan masuk = 21 psi
Sg Tekanan keluar = 18 psi
Tekanan uap fluida = 5.1 psi
Indeks Kavitasi /Cavitation Number (CN) Debit aliran (Q ) = V . A = 2.31588 m3/s = 36707
gpm
P1 − Pv 21 − 5.1 Kapasitas valve (Cv)
(CN ) = = = 0.895
∆P 21 − 3.24 Q
( Cv ) = = 21192 . 8
∆P
Pressure recovery factor (FL) Sg

Indeks Kavitasi /Cavitation Number (CN)


Q
( FL ) = = 1.056 P1 − Pv 21 − 5.1
C v. P1 − 0.96 PV (CN ) = = = 5.3
∆P 21 − 18

7
Pressure recovery factor (FL) bukaan yang lebih kecil,ini terjadi karena besarnya
pressure drop yang terjadi.
Q
( FL ) = = 0.43
C v. P1 − 0.96 PV 3.Daerah yang berpotensi terjadikavitasi:
Pada control valve dengan prosentase bukaan valve
30 persen kavitasi terjadi pada bidang lengkung
Indeks kavitasi kritis (σ)
plug,ini terjadi karena di daerah tersebut mengalami
penurunan pressure sampai melampaui tekanan uap
1 1
σ ≈ 2
= = 1.53 fluida tersebut.
FL 0.43 2
4. Pengaruh kavitasi pada control valve tipe globe
Dari ketiga simulasi diatas kita antara lain adalah terjadinya erosi pada plug yang
mendapatkan gambaran yang cukup jelas dan terkena kavitasi yang menyebabkan turunya efisiensi
terperinci bahwa fenomena kavitasi pada control control valve tersebut.
valve terjadi pada presentase bukaan valve 30 5.Untuk menghindari kavitasi dapat dilakukan dengan
persen,fakta lainya yang kita dapat peroleh yaitu mempertahankan prosentase bukaan valve pada
pada presentase bukaan valve 50 persen dan 70 posisi diatas 50 persen.
persen berturut turut tidak mengalami fenomena
5.2. Saran
kavitasi. Untuk lebih jelasnya kita bias melihat
perbandingan antara ketiga presentase bukaan valve Saran yang diberikan untuk pengembangan
yaitu presentase bukaan valve 30 persen, 50 persen lebih lanjut dari tugas akhir ini adalah:
dan 70 persen berturut turut dalam bentuk grafik di
gambar 13 1.Melakukan simulasi dinamik dengan model yang
sama untuk mengetahui proses perjalanan
Perbandingan antara CN dan
gelembung kavitasi
indeks kavitasi kritis
2.Melakukan percobacaan menggunakan model
control valve dengan tipe lainya.
6

5
DAFTAR PUSTAKA
1. Yves Lecoffre,Antonie Archer, 1998, A
4 Method to Evaluate Cavitation Erosion in
Valves,grenoble:france
3 2. Jerome Ferari,Zachary Leutwyler
,2009,Measurement Of The Fluid Flow Load
2 On A Globe Valve Stem Under Variuos
Cavitation Conditions,Maastrich
1 3. Rahmeyer,wiliam,Fred cain,Calibration and
verivication of cavitation testing facilities
0 using an orifice,Utah State Univercity
1 2 3 4
4. Koivula,Timo,On Cavitation in Fluid
Prosentase bukaan vavle Power,Tampere-Finland,Tampere Univercity
of Technology
Gambar 13 gambar perbandingan indeks 5. Muhtadi,Muhammad,2008,analisis rediksi
kavitasi kritis dan CN intensitas kavitasi pada control valve dengan
metode pressure recovery factor, Teknik
5. Kesimpulan Dan Saran fisika ITS
5.1. Kesimpulan 6. Emerson, 2005, Control valve handbook
fourth edition, Fisher Controls International
Dari hasil penelitian dan analisa data hasil
LLC, Marshalltown, Iowa USA
simulasi pada control valve tipe globe valve, dapat
7. Parcol, handbook for Control valve sizing,
diambil beberapa kesimpulan, antara lain : Parcol s.p.a , Italy
8. Martynov,Effect of viscous Stress on
1.Visualisasi kavitasi pada globe valve dapat Cavitation flow in Nozle,Brighton: Univercity
dilakukan dengan simulasi 2D dengan of Brighton
mengetahui distribusi tekanan yang terjadi. 9. Driskel,2005,Instrumen Engineer
Handbook for DURCO Control
2. Simulasi kavitasi dengan prosentase bukaan valve Valve,Cookeville:Flowserve.
30,50 dan 70 persen memberikan gambaran
10. Fox.Robert,1986, Introduction to fluid
bahwa kavitasi berpotensi terjadi pada prosentase
Mechanics, California: Prentice-Hall
8
BIODATA

Nama : Danang Arif Agustiyan


TTL : Lamongan, 13 Agustus 1986
Alamat : Keputih Gg 3B no 17 sukolilo, Sby
Pendidikan :
1992-1998 : SDN 1 Bluluk Lamongan
1998-2001 : SLTPN 1 Bluluk Lamongan
2001-2004 : SMUN 1 Babat Lamongan
2004-Sekarang : Teknik Fisika ITS

Anda mungkin juga menyukai