PROGNOSIS
DISUSUN OLEH:
Preveenna A/P Shunmugam
140100262
PEMBIMBING:
dr. Yuki Yunanda, M.Kes
DEPARTEMEN ILMU
KESEHATAN MASYARAKAT/
ILMU KEDOKTERAN
KOMUNITAS
ILMU KEDOKTERAN
PENCEGAHAN/
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2019
PEMBIMBING:
dr. Yuki Yunanda, M.Kes
ii
DISUSUN OLEH:
Preveenna A/P Shunmugam
140100262
Pembimbing
NIP :197906222003121001
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
berkat dan hidayah-Nya sehingga makalah ini dapat penulis selesaikan tepat pada
waktunya.
Pada kesempatan ini, penulis menyajikan makalah mengenai epidemiologi
klinik khususnya prognosis. Adapun tujuan penulisan laporan kasus ini adalah
untuk memenuhi tugas kepaniteraan klinik Departemen Ilmu Kesehatan
Masyarakat, Universitas Sumatera Utara, Medan.
Pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan pula terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada dr. Yuki Yunanda, M.Kes atas kesediaan beliau sebagai
pembimbing dalam penulisan makalah ini. Besar harapan, melalui makalah ini,
pengetahuan dan pemahaman kita mengenai epidemiologi klinik khususnya
prognosis semakin bertambah.
Penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini masih belum sempurna,
baik dari segi materi maupun tata cara penulisannya. Oleh karena itu, dengan
segala kerendahan hati, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun
demi perbaikan makalah ini. Atas bantuan dan segala dukungan dari berbagai
pihak baik secara moral maupun spiritual, penulis ucapkan terima kasih. Semoga
makalah ini dapat memberikan sumbangan bagi perkembangan ilmu pengetahuan
khususnya di bidang kesehatan.
Penulis
DAFTAR ISI
1.3. Manfaat.............................................................................. 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................... 3
2.1 Epidemiologi Klinik........................................................... 3
2.2. Prognosis ........................................................................... 3
2.3. Faktor prognostik............................................................... 4
2.4. Deskripsi prognostik.......................................................... 5
2.5. Survival analysis ............................................................... 6
2.6. Bias .................................................................................... 8
BAB III KESIMPULAN............................................................................ 12
DAFTAR PUSTAKA
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.2. Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk lebih mengerti dan
memahami tentang epidemiologi klinik terutama prognosis dan untuk memenuhi
persyaratan dalam mengikuti kegiatan Kepaniteraan Klinik Senior (KKS) di
Departemen Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kedokteran, Universitas
Sumatera Utara.
1.3. Manfaat
Makalah ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada penulis dan
pembaca khususnya yang terlibat dalam bidang medis dan masyarakat secara
umumnya agar dapat lebih mengetahui dan memahami lebih dalam mengenai
epidemiologi klinik terutama prognosis.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Prognosis
Prognosis adalah prediksi dari perjalanan penyakit sejak onsetnya.
Prognosis diekspresikan sebagai probabilitas terjadinya suatu kejadian pada masa
yang akan datang. Prediksi ini didasari oleh sekelompok pasien dan hasil akhirnya
bias berbeda untuk setiap individu.1,2
Prognosis dari suatu penyakit dapat dideskripsikan sebagai perjalanan
klinis (clinical course) dan riwayat naturalnya (natural history of illness). Clinical
course adalah evolusi (prognosis) dari penyakit yang terjadi dalam pengobatan
medis dan diterapi dengan berbagai cara yang dapat mempengaruhi kejadian
selanjutnya (subsequent course). Pasien biasanya mendapat penatalaksanaan
medis dalam suatu waktu dalam perjalanan penyakitnya bila penyakitnya disertai
dengan gejala seperti nyeri, kegagalan pertumbuhan, dan lain-lain. Contohnya
adalah pada diabetes melitus tipe 1, kanker paru, dan rabies.2
Prognosis penyakit tanpa intervensi medis disebut natural history of
illness. Beberapa penyakit tidak menimbulkan gejala ataupun gejalanya hanya
dianggap hal biasa dalam aktivitas sehari-hari sehingga pasien tidak mencari
pengobatan. Contohnya adalah anemia, depresi sedang, dan kanker yang
berkembang lambat (kanker tiroid dan prostat).2
Pada studi prognosis, kohort harus diobservasi mulai dari satu titik waktu
yang disebut zero time. Point ini harus spesifik dan sama pada setiap pasien
(seperti onset gejala, waktu diagnosis, atau awal terapi). Inception cohort
digunakan untuk mendeskripsikan sekelompok pasien yang dikumpulkan dekat
dengan onset penyakit.2
Sebagai contoh, bila kita ingin mendeskripsikan clinical course pada
pasien dengan kanker paru, kita harus mengumpulkan pasien dan mengikuti
perkembangan mereka sampai terdapat outcome seperti komplikasi atau kematian.
Bila zero time yang digunakan adalah deteksi melalui skreening untuk sebagian
pasien, onset gejala, atau awal pengobatan pada pasien lain maka prognosis yang
diobservasi akan bergantung pada zero time yang tergabung dalam penelitian.
Lebih buruk lagi, bila kita tidak mendeskripsikan secara jelas waktu perjalanan
penyakit saat pasien masuk dalam penelitian, kita tidak akan menginterpretasikan
hasilnya.2
4
Gambar 2.1 Perbedaan faktor risiko dan prognostik pada miokard infark akut 2
Selain itu, prognosis dan risiko mempunyai outcome yang berbeda. Pada
risiko, kejadian yang dilihat atau dihitung adalah onset penyakit, sedangkan pada
prognosis, outcome yang dilihat adalah konsekuensi dari penyakit seperti
kematian dan komplikasi. Faktor risiko secara umum memprediksi kejadian yang
kecil probabilitasnya untuk terjadi, sedangkan prognosis memdeskripsikan
kejadian yang sering terjadi. Faktor risiko biasanya berkisar antara 1/100 sampai
1/10.000. Pada prognosis, klinisi dapat mengestimasinya sendiri seperti pasien
dengan kanker paru biasanya hanya dapat bertahan sampai 5 tahun, sedangkan
pasien dengan leukemia limfositik kronik dapat bertahan lebih lama.2
5
Gambar 2.2 Survival dari dua kohort di mana seluruh anggota menjalani follow-
up yang penuh2
2.6 Bias
Bias dapat terjadi pada penelitian kohort, baik penelitian risiko maupun
penelitian prognosis. Bias yang terjadi ketika kelompok pasien yang dikumpulkan
untuk penelitian berbeda dalam cara lain selain faktor-faktor yang diteliti disebut
susceptibility bias atau assembly bias. Faktor-faktor luar ini, bukan faktor tertentu
yang sedang dipelajari, dapat menentukan hasilnya. Bias ini dapat terjadi akibat
perbedaan lamanya penyakit, adanya penyakit lain, waktu dalam perjalanan
penyakit, dan terapi sebelumnya.2
Salah satu kasus dalam assembly bias adalah survival cohorts. Survival
cohorts berbeda dengan true cohort studies karena pada survival cohorts pasien
dikumpulkan pada berbagai waktu dalam perjalanan penyakit mereka. Oleh sebab
itu, survival cohort mendeskripsikan sejarah masa lalu kasus dan bukan apa yang
diharapkan dari waktu ke waktu setelah timbulnya penyakit. Contoh laporannya
adalah case series yang memberikan kontribusi penting untuk menggambarkan
pengalaman awal dengan sindrom baru, tetapi mereka mewakili pengamatan
tentatif.2
Beberapa cara dapat dilakukan untuk mengurangi bias ini seperti
randomisasi, restriksi, matching, stratifikasi, dan adjustment. Randomisasi dapat
menyamakan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi prognosis, baik yang kita
ketahui maupun tidak. Akan tetapi, ini tidak memungkinkan untuk mempelajari
prognosis. Situasi khusus yang memungkinkan untuk dilakukan randomisasi
adalah untuk mengetahui efek terapi terhadap prognosis.2
Restriksi dapat dilakukan dengan mempersempit karakteristik pasien yang
ikut dalam penelitian sehingga dapat menyamakan faktor luar yang penting.1
Pasien dapat dicocokkan saat mereka memasuki penelitian sehingga untuk
setiap pasien dalam satu kelompok terdapat satu atau lebih pasien di kelompok
pembanding dengan karakteristik yang sama kecuali untuk faktor yang diamati.
Pasien biasanya dicocokkan berdasarkan jenis kelamin, umur, stadium penyakit,
dan terapi sebelumnya. Matching dapat mengontrol bias terbatas pada faktor yang
termasuk dalam pencocokkan.2
Setelah data dikumpulkan, data dapat dianalisis dan hasilnya disajikan
dalam bentuk strata dari karakteristik yang mirip. Stratifikasi adalah cara yang
sering digunakan untuk menilai bias.2
Standarisasi atau adjustment adalah proses penyesuaian untuk
menyamakan bobot pada faktor lain yang dapat mempengaruhi hasil. Standarisasi
menunjukkan bagaimana tingkat keseluruhan jika strata tertentu diterapkan pada
populasi yang terdiri dari proporsi yang sama dari orang-orang di setiap strata.
Standarisasi umumnya digunakan pada penelitian risiko dan berguna untuk
menghilangkan pengaruh dari faktor luar.2
9
Pada banyak kasus klinis, beberapa faktor dapat menyebabkan suatu efek
di mana asosiasi variable ini kompleks. Multivariate analysis adalah cara yang
digunakan untuk mempertimbangkan efek dari beberapa variable secara
bersamaan. Ini digunakan untuk menyesuaikan secara bersamaan dampak dari
banyak variabel untuk menentukan dampak independen dari satunya. Metode
yang digunakan pada time-to-event analysis adalah cox’s proportional hazard
analysis.2
Saat data faktor prognostik yang penting tidak tersedia, dapat dilakukan
estimasi terhadap efek potensial pada penelitian dengan mengasumsikan berbagai
tingkat maldistribusi dari faktor antar kelompok yang dibandingkan dan melihat
bagaimana hal itu akan mempengaruhi hasil. Proses ini dinamakan sensitivity
analysis.2
BAB III
KESIMPULAN
3.1. Kesimpulan
1. Prognosis adalah prediksi dari perjalanan penyakit sejak onsetnya.
Prognosis dari suatu penyakit dapat dideskripsikan sebagai clinical course
dan natural history of illness. Clinical course adalah evolusi (prognosis)
dari penyakit yang terjadi dalam pengobatan medis dan diterapi dengan
berbagai cara yang dapat mempengaruhi kejadian selanjutnya (subsequent
course). Sedangkan natural history of illness adalah prognosis penyakit
tanpa intervensi medis.
2. Untuk mengetahui probabiltas prognosis perlu dilakukan observasi kohort
terhadap pasien atau survival analysis dan time-to-event analysis. Terjadinya
peristiwa dari waktu ke waktu diperkirakan dengan mengumpulkan tarif untuk
semua pasien pada risiko selama interval waktu sebelumnya.
3. Penelitian yang membandingkan prognosis pada pasien dengan kelompok
berbeda dapat menimbulkan bias. Beberapa strategi untuk menghadapinya adalah
restriksi, matching, stratifikasi, standarisasi, multivariable analysis, dan
sensitivity analysis.
12
DAFTAR PUSTAKA