1. PENGERTIAN
Adalah penyakit demam berdarah dengue yang disebabkan oleh virus dengue,
masuk ke dalam tubuh penderita melalui faktor gigitan nyamuk aedes aegypti
(betina), terjadi kebocoran plasma yang mengakibatkan syok atau Sindroma Syok
Dengue (SSD).
2. ETIOLOGI
Disebabkan oleh virus dengue, masuk ke dalam tubuh penderita melaluai faktor
gigitan nyamuk aedes aegypti (betina).
3. PATOFISIOLOGI
Fenomena patologis yang utama pada DBD adalah meningkatnya permeabilitas
dinding kapiler yang mengakibatkan terjadinya perembesan plasma ke ruang ekstra
seluler, selanjutnya akan mengakibatkan berkurangnya volume plasma, terjadinya
hipotensi, hemokonsentrasi dan hipoproteinemia serta efusi dan renjatan (syok).
Virus masuk ke dalam tubuh menimbulkan gejala viremia yaitu demam, sakit kepala,
mual, nyeri otot, pegal-pegal di seluruh tubuh, ruam atau bintik-bintik merah pada
kulit (petekie), hyperemia tenggorokan dan hal lain yang mungkin terjadi seperti
pembesaran kelenjar getah bening, hepatomegali, dan splenomegali.
5. PEMERIKSAAN PENUNJANG
DATA LABORATORIUM :
Trombositopenia : Trombosit <100.000 uL
Peningkatan Hematokrit sebesar 20% atau lebih, penurunan Ht lebih dari 20%
setelah mendapat terapi cairan
Imunoglobulin G dan M dengue (+)
Hb meningkat > 20%
Hipoproteinemia, hiponatremia
Lekosit dapat normal atau menurun
SGOT, SGPT : dapat meningkat
CT/ BT memanjang
6. ASUHAN KEPERAWATAN
6.1. Pengkajian keperawatan
Aktivitas / istirahat
Kelemahan
Gangguan tidur/ istirahat
Sirkulasi
Nadi lemah, cepat dan kecil sampai tidak teraba
Tekanan darah turun menjadi 20 mmHg atau kurang
Kulit teraba dingin dan lembab terutama daerah akral seperti hidung, jari,
dan kaki
1
Integritas/ ego
Stres
Pasien/keluarga bertanya-tanya tentang penyakit
Pasien tanpa cemas
Neuro sensori
Gelisah
Penurunan kesadaran
Sakit kepala
Eliminasi
Buang air besar berdarah
Keamanan
Demam tinggi
2
1.1 RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DBD
TUJUAN/ KRITERIA
DIAGNOSA KEPERAWATAN INTERVENSI RASIONAL
EVALUASI
Diagnosa Keperawatan 1: Defisit volume cairan 1) Monitor keadaan umum 1. Untuk memantau kondisi
Defisit volume cairan : syok tubuh dapat diatasi pasien selama perawatan terutama
hipovolemik b/d peningkatan saat terjadi perdarahan
permeabilitas dinding plasma, Kriteria Hasil: 2) Observasi tanda-tanda vital 2. Memantau tanda vital akibat
perdarahan berlebihan, gangguan Tanda-tanda vital tiap 2-3 jam kehilangan cairan berlebihan
pembekuan darah, ditandai dengan : dalam batas normal dan membutuhkan
Keadaan umum baik intervensi lanjut
D.O : 3) Monitor perdarahan, ukur 3. Mengetahui keseimbangan
Tanda-tanda perdarahan: Uji dan catat cairan masuk dan cairan tubuh
bending (+), petekie, purpura, keluar
ekimosis, hematom, epistaksis, 4) Kolaborasi: Pasang infus 4. Mengatasi kehilangan cairan
perdarahan gusi, perdarahan cairan sesuai instruksi dan tubuh yang berlebihan
saluran cerna, hematuria observasi tetesan infus
Tanda-tanda syok: gelisah,
penurunan kesadaran, nadi 5) Kolaborasi: cek Hb, Ht, 5. Mengetahui tingkat
lemah cepat dan kecil sampai trombosit tiap 6 jam sesuai kebocoran pembuluh darah
tak teraba, tekanan nadi turun instruksi dan efektifitas terapi
menjadi 20mmHg atau kurang,
kulit teraba dingin dan lembab
Terutama daerah akral seperti
ujung hidung, jari dan kaki 6) Kolaborasi: pemberian 6. Untuk menggantikan volume
Tanda kebocoran plasma efusi transfusi darah sesuai darah serta komponen
pleura, asites instruksi darah yang hilang
Diagnosa Keperawatan 2: Peningkatan suhu tubuh 1) Pantau suhu, nadi dan 1. Memberi pengukuran berat
3
Peningkatan suhu tubuh (hipertemia) (hipertemia) dapat pernafasan pada interval dan durasi proses infeksi
b/d proses inflamasi (viremia), diatasi teratur
ditandai dengan: 2) Berikan kompres dan 2. Mendorong terjadinya
Kriteria Hasil: anjurkan kepada keluarga evaporasi dan meningkatkan
D.S : Suhu tubuh dalam untuk melanjutkan terapi rasa nyaman
Demam, nyeri sendi batas normal 3) Berikan dan anjurkan 3. Mengganti kehilangan
Pasien merasa banyak minum 2-2,5 karena meningkatnya
D.O : nyaman Liter/24 jam pernafasan dan diaphoresis
Suhu >38 ̊C 4) Ganti linen ketika pasien 4. Linen kering dapat
Pasien tampak menggigil mengompol meningkatkan rasa nyaman
Adanya ruam-ruam pada kulit pasien
Kurva demam menyerupai 5) Tirah baring/ bedrest 5. Meningkatkan masukan
pelana kuda cairan jika oral tidak
adekuat
6) Kolaborasi: pasang infus 6. Menurunkan demam
cairan sesuai instruksi
Diagnosa Keperawatan 3: Intoleran aktifitas dapat 1) Mengkaji hal-hal yang 1. Kaji tingkat ketergantungan
Intoleran aktifitas b/d kelemahan diatasi secara bertahap mampu dan tidak mampu pasien
fisik, immobilisasi/ tirah baring Kriteria Hasil: dilakukan pasien
Pasien merasa 2) Bantuan sangat diperlukan 2. Bantu dan anjurkan
Ditandai dengan: nyaman karena kondisi yang lemah keluarga membantu
D.O : Pasien tampak bersih dan tirah baring kebutuhan sehari-hari
Pasien tampak sangat lemah Pasien dapat secara pasien seperti: makan,
Gelisah, penurunan kesadaran bertahap mandiri minum, mandi dan eliminasi
melakukan aktifitas
sesuai kemampuan
D.S: fisik 3) Bantu dan anjurkan pasien 3. Melatih kemandirian
Pasien mengatakan badan mandiri sesuai dengan mencegah ketergantungan
4
panas kemajuan fisiknya
Pasien mengatakan jarang 4) Letakkan barang-barang 4. Membantu memenuhi
bergerak dari tempat tidur ditempat yang mudah kebutuhan sendiri tanpa
terjangkau oleh pasien orang lain
5) Rubah posisi tidur pasien 5. Melancarkan aliran darah
tiap 3 jam dan mencegah penekanan
area terlalu lama akibat
tirah baring
Diagnosa Keperawatan 5: Gangguan status nutrisi: 1) Kaji keluhan mual, muntah 1. Menetapkan intervensi
Resiko tinggi gangguan status nutrisi: kurang dari kebutuhan yang dialami pasien selanjutnya
kurang dari kebutuhan tubuh b/d tubuh tidak terjadi 2) Monitor berat badan tiap 2. Monitor status gizi dan
intake yang tidak adekuat hari efektifitas terapi
Kriteria Hasil: 3) Anjurkan pasien 3. Motivasi untuk
D.O : Berat badan stabil menghabiskan porsi mempertahankan status
Porsi makanan yang disediakan dalam batas normal makannya nutrisi
tidak habis hanya ½ porsi Tidak ada tanda-tanda 4) Kolaborasi: pemberian obat 4. Mengurangi rasa mual,
Muntah malnutrisi anti emetic, vitamin sesuai muntah
Hyperemia di tenggorokan Nilai laboratorium Hb, instruksi
Total protein normal 5) Anjurkan pasien makan 5. Mencukupi nutrien secara
D.S : dalam porsi kecil tapi sering bertahap dan menghindari
Pasien mengatakan muntah dan hangat mual, muntah
Pasien mengatakan mual 6) Kolaborasi: nutrisi 6. Dibutuhkan jika intake per
parenteral sesuai indikasi oral tidak adekuat
Diagnosa Keperawatan 6: Infeksi tidak terjadi 1) Lakukan teknik dan 1. Merupakan tindakan
Resiko tinggi infeksi b/d tindakan antiseptik saat pemasangan preventif terhadap
invasive infus kemungkinan terjadinya
Kriteria Hasil: infeksi
D.O : Tidak ada tanda-tanda
Suhu tubuh pasien 39 ̊C infeksi: 2) Ukur suhu setiap 6 jam 2. Peningkatan suhu
Oedem + Suhu meningkat merupakan indikasi adanya
Phlebitis + (demam) infeksi
Bengkak 3) Observasi daerah 3. Menentukan intervensi
6
Nyeri tekan + Kulit terinfeksi pemasangan infus dari selanjutnya
memerah (phlebitis) tanda-tanda infeksi
Nyeri tekan 4. Menentukan penyebab
D.S : Functio lease 4) Observasi kelancaran ketidaklancaran tetesan
Pasien mengatakan kulit terasa tetesan infus infus, mencegah phlebitis
nyeri dan merah 5. Mencegah lokalisasi kuman
Pasien mengatakan badannya 5) Ganti set infuse 7x24 jam
panas 6. Mencegah terjadinya infeksi
6) Ganti balutan infus setiap
3/7 hari
7) Cabut dan ganti set infus 7. Mencegah kondisi
bila terdapat tanda-tanda memburuk
infeksi phlebitis
7
STANDAR ASUHAN KEPERAWATAN
PASIEN PENYAKIT MALARIA
1. PENGERTIAN
Malaria adalah infeksi parasit pada sel darah merah yang disebabkan oleh suatu
protozoa spesies plasmodium yang ditularkan ke manusia melalui air liur nyamuk.
2. PENYEBAB
Disebabkan oleh suatu protozoa spesies plasmodium yang ditularkan oleh gigitan
nyamuk anopheles.
3. PATOFISIOLOGI
Penyakit ini bersifat akut yang dapat menjadi kronik disertai serangan berulang yang
menyebabkan kelemahan.
Parasit pertama kali menginfeksi sel-sel hati dan kemudian berpindah ke eritrosit.
Infeksi menyebabkan hemolisis berat sel-sel darah merah. Pada titik ini semakin
banyak parasit yang dibebaskan ke dalam sirkulasi dan timbul siklus infeksi
berikutnya, biasanya berlangsung 72 jam. Pasien biasanya pulih, tetapi dapat
mengalami kekambuhan.
5. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Hb menurun
Ht menurun
Leukosit meningkat
Plasmodium positif
6. ASUHAN KEPERAWATAN
6.1. PENGKAJIAN KEPERAWATAN
Aktivitas / istirahat
Kelemahan
Tidak bisa bergerak
Kelemahan otot
Gangguan tidur/ istirahat
8
Sirkulasi
Takhikardi
Pucat
Ekstremitas dingin
Perubahan TD, pengisian kapiler lambat
Integritas/ ego
Stres
Ketergantungan pada orang lain
Neurosensori
Gelisah
Kesadaran dapat menurun
Disorientasi
Sakit kepala dan pusing
Keamanan
Demam tinggi
Menggigil
9
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN PASIEN MALARIA
TUJUAN/KRITERIA
DIAGNOSA KEPERAWATAN INTERVENSI RASIONAL
EVALUASI
10
Diagnosa Keperawatan 2: Suhu tubuh normal 1) Ukur suhu tiap 6 jam 1. Evaluasi keefektifan terapi
Peningkatan suhu tubuh b/d dampak 2) Berikan kompres pada axilla 2. Membantu menurunkan
patologius penyakit, ditandai dengan: Kriteri Hasil : dan lipat paha demam dan meningkatkan
Suhu tubuh dalam rasa nyaman
D.S : batas normal 3) Monitor tanda-tanda vital 3. Informasi kebutuhan
Demam, menggigil Hasil Lab. Leukosit intervensi akibat
normal peningkatan suhu
D.O :
4) Anjurkan banyak minum 2- 4. Peningkatan suhu dapat
Suhu tubuh meningkat
2,5 liter/ 24jam menimbulkan dehidrasi
Tampak Menggigil
5) Kolaborasi: 5. Dapat menimbulkan
Lab. Malaria/ plasmodium
positif Pemberian antipiretik demam, mengatasi efek
Obat Malaria kuman plasmodium
penyebab
Diagnosa Keperawatan 3: Gangguan status nutrisi 1) Kaji riwayat nutrisi, 1. Meningkatkan kerjasama
Resiko gangguan status nutrisi kurang dari kebutuhan termasuk makanan yang pasien dengan aturan diet
kurang dari kebutuhan tubuh b/d tubuh tidak terjadi disukai
masukan tidak adekuat akibat mual,
muntah, anoreksia Kriteria Hasil: 2) Observasi dan catat 2. Evaluasi masukan yang
Berat badan normal masukan makanan pasien adekuat
D.O : Tidak ada tanda-tanda
3) Timbang berat badan tiap 3. Mengidentifikasi kebutuhan
Porsi makanan yang disediakan malnutrisi hari metabolik
tidak habis hanya ¼ porsi Pasien menghabiskan 4) Anjurkan berikan makan 4. Meningkatkan toleransi
Mual porsi makannya sedikit dan frekuensi sering terhadap makanan
Muntah 5) Observasi dan catat adanya 5. Mempengaruhi pilihan
mual, muntah, flatus dan intervensi
gejala lain yang
berhubungan
D.S :
6) Berikan dan bantu oral 6. Meningkatkan nafsu makan
11
Pasien mengatakan mual hygiene pasien sebelum karena mulut yang bersih
Pasien mengatakan sudah 3x dan sesudah makan pasien
muntah
7) Kolaborasi: konsul ahli gizi 7. Mengevaluasi dan
berikan NPT enteral/ memenuhi kebutuhan diet
parenteral
13
STANDAR ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN
PENYAKIT DISPEPSIA
1. PENGERTIAN
Adalah kumpulan gejala atau keluhan yang terdiri atas rasa tidak enak/ sakit di perut
bagian atas yang menetap atau mengalami kekambuhan.
2. ETIOLOGI
Penyebab dispepsia terbanyak yang ditemukan adalah :
a. Tukak lambung
b. Tukak duodenum
c. Kanker esophagus/ lambung
d. Gastritis, duodenitis, atau hiatus hernia
3. PATOFISIOLOGI
Dispepsia mempunyai keterlambatan pengosongan makanan dalam gaster yang
mengakibatkan terjadinya abnormalitas motorik gaster dan perubahan sensitifitas
terhadap distensi gaster atau intestinum ini timbul akibat distensi udara, gangguan
kontraksi gaster, intestinum atau distensi dini bagian antrum postprandial.
5. PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. Endoskopi
b. Foto rontgen dada
c. Laboratorium darah : Hb, leukosit, trombosit, hematokrit
6. ASUHAN KEPERAWATAN
6.1. PENGKAJIAN KEPERAWATAN
Aktivitas/ Istirahat
Lelah
Letih
Mudah capek
Kehilangan produktifitas
Semangat kerja kurang
Kebutuhan untuk tidur dan istirahat lebih banyak
Makanan/ cairan
Mual
Muntah
Distensi abdomen
Tidak menghabiskan porsi makanan
BB menurun
Kembung
Tidak nafsu makan
Perasaan tidak berdaya/ tidak ada harapan
Nyeri/ ketidaknyamanan
Nyeri pada perut
Rasa penuh di perut
Merasa cepat kenyang
14
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN PASIEN DISPEPSIA
TUJUAN/KRITERIA
DIAGNOSA KEPERAWATAN INTERVENSI RASIONAL
EVALUASI
Diagnosa Keperawatan 1: Nyeri hilang 1) Kaji ulang keluhan nyeri 1. Membandingkan dengan
Nyeri akut b/d iritasi mukosa (skala 0-10) keluhan nyeri sebelumnya
lambung, ditandai dengan: Kriteria Evaluasi: 2) Kaji ulang faktor yang 2. Membantu dalam membuat
Ps menyatakan nyeri meningkatkan dan diagnosa dan kebutuhan
D.S : hilang menurunkan nyeri terapi
Nyeri pada perut, kembung Menunjukkan postur 3) Ajarkan teknik relaksasi 3. Pengalihan fokus perhatian
tubuh rileks dan dapat menurunkan nyeri
D.O :
mampu tidur/ istirahat 4) Beri makan sedikit tapi 4. Mencegah distensi dan
Tampak meringis menahan nyeri
dengan tepat sering haluaran gastrin
sambil memegang perutnya skala
nyeri 6
5) Identifikasi dan batasi 5. Jenis makanan/ minuman
makanan yang tertentu dapat
menimbulkan menyebabkan distress
ketidaknyamanan atau lambung misal: merica.
merangsang lambung kopi, dll
Kolaborasi:
6) Konsul perubahan diet 6. Pilihan makanan tergantung
makanan pada hasil diagnosa
Diagnosa Keperawatan 2: Gangguan status nutrisi: 1) Timbang berat badan tiap 1. Informasi tentang
15
Resiko gangguan status nutrisi: kurang tidak terjadi hari keefektifan terapi
kurang b/d pemasukan yang tidak
adekuat Kriteria Evaluasi: 2) Observasi tanda-tanda vital, 2. Membantu mengkaji
Berat badan stabil sensori dan bising usus keadaan umum pasien
D.O : Nilai laboratorium
Mual 3) Anjurkan ps istirahat total 3. Menenangkan peristaltik dan
normal
selama nyeri akut dan meningkatkan energi untuk
Muntah Tidak ada tanda
sebelum makan makan
Pasien tampak lemah malnutrisi
Porsi makanan yang disediakan Ps memahami prilaku 4) Berikan oral hygiene 4. Meningkatkan rasa makanan
hanya habis ¼ porsi untuk
mempertahankan Kolaborasi:
D.S : berat badan tepat 5) Konsul perubahan diet 5. Mencukupi kebutuhan kalori
Pasien mengatakan perut
makanan
terasa mual 6. Untuk mengetahui status
6) Memberikan elektrolit,
Pasien mengatakan tidak ada nutrisi
glukosa dan albumin
nafsu makan 7. Memberikan nutrisi penting
7) Berikan nutrisi parenteral
total (IVFD) tambahan
16
STANDAR ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN
PENYAKIT GASTROENTERITIS
1. PENGERTIAN
Gastroenteritis adalah suatu penyakit inflamasi di sepanjang saluran gastrointestinal.
2. PENYEBAB
Agen lingkungan : pestisida, aditif makanan, tembakau, radiasi
Pengaruh imunologi
Mikrobakterium
Faktor psikologis
3. PATOFISIOLOGI
Terjadi inflamasi kronis yang meluas ke seluruh lapisan dinding usus dari mukosa
usus. Pembentukan fistula, fisura, dan abses terjadi sesuai luasnya inflamasi ke
dalam peritoneum. Lesi (ulkus) tidak pada kontak terus menerus satu sama lain dan
dipisahkan oleh jaringan normal. Granuloma terjadi pada setengah kasus. Pada
kasus lanjut mukosa usus mempunyai penampilan “cobblestone”. Dengan
berlanjutnya penyakit, dinding usus menebal dan menjadi fibrotic, dan lumen usus
menyempit.
Perdarahan terjadi sebagai akibat dari ulserasi.
5. PEMERIKSAAN PENUNJANG :
Ct Abdomen dengan kontras : menunjukkan penebalan dinding usus dan fistula
saluran
Barium enema : adanya ulserasi dan cobblestone
Pemeriksaan feses : adanya darah samar, steatorea (kelebihan lemak),
mikrobakterium penyebab
Proktosigmoidoskopi : adanya inflamasi pada rektosigmoid
Endoskopi memberikan visualisasi area yang terlibat
Hitung darah lengkap : Hb/Ht menurun, Lekosit meningkat, trombositosis, Total
protein/albumin menurun, CT/ BT memanjang, LED meningkat, alkali fosfatase
meningkat, elektrolit kalium, magnesium menurun, peningkatan kolesterol
Urine : mikroorganisme penyebab, hiperoksalaria, Bj urin
6. ASUHAN KEPERAWATAN
6.1PENGKAJIAN KEPERAWATAN
Aktivitas / istirahat :
Kelemahan,keletuhan,malaise,,cepat lelah
Insomnia,idak tidur semalam karena diare
17
Merasa gelisah dan ansietas
Pembatasan aktivitas/ kerja sehubungan dengan efek proses penyakit
Sirkulasi
Takikardi (respon terhadap demam, dehidrasi, proses inflamasi dan nyeri)
Kemerahaan area ekimisis (kekurangan vit k)
Tekanan darah hipotensi, termasuk postural
Kulit (membran mukosa : tugor buruk, kering, lidah pecah-pecah, dehidrasi
dan malnutrisi)
Integritas ego
Ansietas, ketakutan, emosi, marah misal: perasaan tidak berdaya/ tidak
ada harapan
Faktor stress akut/ kronis misal : hubungan dengan keluarga/ pekerjaan,
pengobatan yang mahal
Menolak, perhatian menyempit, depresi
Eliminasi
Tekstur feses bervariasi dari bentuk lunak sampai bau atau berair
Epidode diare tidak dapat diperkirakan, hilang timbul, sering tidak dapat
dikontrol (sebanyak 20-30 defekasi/ hari), perasaan dorongan/ kram
(tenesmus)
Pendarahan per rectal
Menurunnya bising usus (tidak ada peristaltik)
Makanan/ cairan
Anoreksia, mual, muntah
Penurunan berat badan
Tidak toleran terhadap diet sensitip missal buah segar/ sayur dan makanan
berlemak
Penurunan lemak subkutan/ massa otot
Kelemahan, tonus otot dan tugor kulit buruk
Membran mukosa pucat
Inflamasi rongga mulut
Higiene
Ketidakmampuan mempertahankan perawatan diri
Stomatitis menunjukan kekurangan vitamin
Bau badan khas
Nyeri/ kenyamanan
Nyeri tekan pada kuadran kiri bawah (mungkin hilang dengan defekasi) titik
nyeri berpindah, nyeri tekan (arthritis)
Nyeri mata, foto fobia (iritis)
Nyeri tekan abdomen
Keamanan
Riwayat lupus eritematosus, anemia temolitik, vaskulitis
Alergi terhadap makanan/ produk susu (mengeluarkan histamine kedalam
usus dan mempunyai efek inflamasi)
Peningkatan suhu tubuh 39˚c (eksaserbasi akut)
Lesi kulit misal eritema
Meningkatnya nyeri tekan kemerahan dan membengkak pada tangan dan
muka
Seksualitas :
Frekuensi menurun/ menghindari aktivitas seksual
Interaksi sosial
Masalah hubungan/ peran sehubungan dengan kondisi ketidakmampuan
aktif dalam sosial
18
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN PASIEN GASTROENTERITIS
TUJUAN/KRITERIA
DIAGNOSA KEPERAWATAN INTERVENSI RASIONAL
EVALUASI
Diagnosa Keperawatan 1: Pola eliminasi: BAB 1) Observasi dan catat 1. Membantu membedakan
Perubahan volume cairan elektrolit kembali normal frekuensi BAB, penyakit dan mengkaji
kurang dari kebutuhan tubuh yang karakteristik/ konsistensi beratnya episode
b/d adanya malabsorpsi dan diare Kriteria Evaluasi: dan faktor penyebab 2. Menurunkan motilitas usus
ditandai dengan 2) Anjurkan dan tingkatkan dan laju metabolisme
Pasien melaporkan
tirah baring 3. Defekasi tiba-tiba dapat
D.O : penurunan frekuensi
3) Berikan bedpan tertutup, terjadi tanpa tanda dan
Diare, lebih dari 5 kali perhari BAB
pispot atau kamar mandi dapat tak terkontrol
Auskultasi: bising usus heper yang mudah dijangkau dan peningkatan resiko jatuh
Frekuensi BAB normal:
aktif siap digunakan pada setiap bila alat-alat tidak dalam
1-2 kali/ hari
Mukosa kering waktu jangkauan tangan
Turgor kulit kurang elastis Konsistensi BAB 4. Menurunkan bau tak sedap
Muka pucat normal 4) Buang feses dengan cepat. untuk menghindari rasa
Berikan pengharum malu pasien
D.S : Pasien mampu ruangan 5. Menghindarkan iritan
menghindari faktor 5) Kolaborasi dengan ahli gizi meningkatkan istirahat usus
Pasien mengatakan
pemberat tentang diet 6. Memberikan istirahat kolon
karakteristik feses cair
Pasien mengatakan diare lebih 6) Identifikasi makanan dan dengan menghilangkan atau
Meningkatkan asupan
dari 5x perhari cairan yang mencetuskan menurunkan rangsang
cairan dan elektrolit
Pasien mengatakan sulit tidur diare, misalnya sayuran makanan/ cairan. Minum
Mencegah terjadi segar dan buah, sereal, dingin meningkatkan
karena nyeri dan diare dehidrasi bumbu, minuman karbonat, motilitas usus
produk susu 7. Tanda bahwa toksik
7) Anjurkan dan berikan megakolon atau perforasi,
masukan cairan peroral dan peritonitis akan atau
secara bertahap, hindari telah terjadi memerlukan
minuman dingin intervensi medis segera
8) Observasi demam, 8. Mengurangi keenceran dan
19
takikardi, letargi jumlah feses
(kelemahan), leukositosis,
penurunan protein, cemas
Kolaborasi:
9) Berikan obat anti diare, 9. Menghilangkan inflamasi
hidrofilik koloid,
antikolinergik sesuai
program medis
10)Berikan preparat
kortikosteroid dan antibiotik
sesuai program
Diagnosa Keperawatan 3: Nyeri berkurang/ hilang 1) Anjurkan pasien untuk 1. Mencoba untuk
melaporkan nyerinya mentoleransi nyeri daripada
Nyeri berhubungan dengan Kriteria Evaluasi: (skala 0-10) meminta analgesik
hiperperistaltik, diare lama, iritasi Wajah pasien tampak 2) Observasi perubahan non 2. Mengidentifikasi luas/
usus atau jaringan, ditandai dengan rileks, tidak meringis verbal dan verbal pasien beratnya masalah
D.S : Pasien mengatakan 3) Kaji ulang faktor-faktor 3. Dapat menunjukkan dengan
Nyeri/ kram abdomen bagian yang meningkatkan atau tepat pencetus atau faktor
21
bawah nyeri berkurang menghilangkan nyeri pemberat seperti kejadian
Sulit tidur karena nyeri dan stres, tidak toleran terhadap
diare Pasien dapat istirahat/ makanan atau
Diare disertai nyeri setelah tidur dengan tenang mengidentifikasi terjadinya
defekasi komplikasi
4) Anjurkan pasien membuat 4. Menurunkan tegangan
D.O : abdomen dan meningkatkan
posisi yang nyaman, misal
Tampak meringis menahan rasa control
lutut fleksi
nyeri 5. Meningkatkan relaksasi,
5) Anjurkan keluarga/ berikan
Os terfokus pada diri sendiri mermfokuskan perhatian
tindakan nyaman, misal
pijatan punggung, ubah
posisi
6. Melindungi kulit dari asam
6) Bersihkan area rectal
usus, meneksoriasi
dengan sabun ringan dan
air, lap setelah defekasi dan
berikan perawatan kulit
7) Berikan rendam duduk 7. Meningkatkan kebersihan
dengan tepat dan kenyamanan karena
adanya iritasi fisura perianal
Kolaborasi:
8) Pertahankan puasa, berikan 8. Mengistirahatkan usus
nutrisi parenteral total bila meredakan nyeri, kram
diprogramkan
9) Berikan obat sesuai 9. a. Memudahkan istirahat
indikasi: adekuat dan
a. Analgesik penyembuhan
b. Antikolinergik b. Menghilangkan spasme
c. Anodin suppository saluran GI dan
berlanjutnya nyeri kolik
c.Merilekskan otot rectal
Diagnosa Keperawatan 4: Ggn nutrisi tidak terjadi 1) Kaji status nutrisi 1. Mengawasi masukan kalori
Gg. nutrisi kurang dari kebutuhan b/d dan meningkatkan
intake yang tidak adekuat dan output asupan nutrisi peroral 2) Observasi dan catat respon 2. Makan sedikit dapat
pasien saat makan porsi menurun kelemahan dan
22
berlebihan ditandai dengan sedikit tapi sering meningkatkan pemasukan
D.O : Dengan kriteria hasil: juga mencegah distensi
Muka dan konjungtiva pucat gaster
Bising usus meningkat Turgor kulit baik
Porsi makan hanya dihabiskan ¼ 3) Timbang berat badan 3. Mengawasi penurunan berat
Pasien mau makan pasien setiap hari badan tubuh dan efektifitas
dari porsi yang disediakan
Penurunan berat badan intervensi nutrisi
Porsi yang disediakan
habis 4) Berikan dan hygiene yang 4. Meningkatkan nafsu makan
D. S :
baik sebelum dan sesudah
Pasien mengatakan perutnya Berat badan
makan, gunakan sikat gigi
mual bertambah dan
yang halus
Nafsu makan kurang bertahap naik
BAB 5 x sehari
23
STANDAR ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN
PENYAKIT DIABETES MELITUS
1. PENGERTIAN
Diabetes melitus adalah : sekelompok kelainan heterogen yang ditandai oleh
kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia
2. PENYEBAB
a. Tipe I : Diabetes mellitus tergantung insulin (IDDM)
Etiologi : Kombinasi factor genetic, imunologi dan kemungkinan lingkungan
misal infeksi virus
b. Tipe II : Diabetes mellitus tidak tergantung insulin (NIDDM)
Etiologi : Faktor genetik, faktor resiko misal usia (di atas 65 tahun), obesitas
3. PATOFISIOLOGI
a. TIPE I (IDDM)
Terdapat ketidakmampuan untuk menghasilkan insulin karena sel-sel beta
pancreas telah dihancurkan oleh proses autoimun.
Konsentrasi glukosa dalam darah cukup tinggi (hiperglikemia), ginjal tidak dapat
menyerap kembali semua glukosa yang tersaring keluar, akibatnya glukosa
tersebut muncul dalam urin (glukosuria). Ketika glukosa yang berlebihan ini
diekskresikan dalam urin, akan disertai pengeluaran cairan dan elektrolit yang
berlebihan (diuresis osmotic). Sebagai akibat dari kehilangan cairan yang
berlebihan, Pasien akan mengalami peningkatan dalam berkemih (poliuria) dan
rasa haus (polidipsi).
Defisiensi insulin juga mengganggu metabolism protein dan lemak yang
menyebabkan penurunan berat badan. Pasien dapat mengalami peningkatan
selera makan (polifagia) akibat menurunnya simpanan kalori. Gejala lainnya
mencakup kelelahan dan kelemahan.
Akan terjadi juga proses glikogenolisis dan glukoneogenesis lebih lanjut
menimbulkan hiperglikemia, dan terjadi pemecahan lemak berlebihan
mengakibatkan peningkatan produksi badan keton (ketoasidosis) dapat
menyebabkan tanda-tanda dan gejala seperti nyeri abdomen, mual, muntah,
hiperventilasi, napas berbau aseton, bila tidak ditangani akan menimbulkan
perubahan kesadaran, koma bahkan kematian.
b. TIPE II (NIDDM)
Terdapat dua masalah utama yang berhubungan dengan insulin, yaitu resistensi
insulin dan gangguan sekresi insulin.
Terjadi penurunan reaksi intrasel untuk metabolism glukosa ke dalam sel,
dengan demikian insulin menjadi tidak efektif untuk menstimulasi pengambilan
glukosa oleh jaringan.
24
Pada penderita toleransi glukosa terganggu, keadaan ini terjadi akibat sekresi
insulin yang berlebihan, dan kadar glukosa akan dipertahankan pada tingkat
yang normal atau sedikit meningkat.
Jika se-sel beta tidak mampu mengimbangi peningkatan kebutuhan akan insulin,
maka kadar glukosa akan meningkat (hiperglikemia). Jika tidak terkontrol dapat
menimbulkan masalah akut sindrom hiperglikemik hiperosmoler nonketotik
(HHNK). Gambaran klinis sindrom HHNK adalah hipotensi, dehidrasi berat,
takikardia, tanda-tanda neurologist yang bervariasi (perubahan sensori, kejang-
kejang, hemiparesis) sampai kematian disertai dengan penyakitnya.
Intoleransi glukosa berlangsung lambat selama bertahun-tahun dan progresif,
mula-mula gejala bersifat ringan seperti kelelahan, iritabilitas, poliuria, polidipsi,
luka pada kulit yang lama sembuh, infeksi vagina dan pandangan kabur (jika
kadar glukosa sangat tinggi). Kemudian akan terjadi komplikasi diabetes jangka
panjang misalnya kelainan mata, neuropati perifer dan kelainan vaskuler perifer.
5. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Data Laboratorium :
Gula darah puasa > 140 mg/dl
Tes toleransi glukosa 2 jam pertama > 200 mg/dl
Osmolaritas serum +, keton-, aseton +/-
6. ASUHAN KEPERAWATAN
6.1PENGKAJIAN KEPERAWATAN
Aktivitas / istirahat :
Lemah, letih, sulit bergerak/ berjalan, kelemahan otot, tonus
menurun
Gangguan istirahat dan tidur
Disorentasi koma dan penurunan kekuatan otot
Sirkulasi :
Adanya riwayat hipertensi, klaudikasi, kebas dan kesemutan pada
ekstremitas, ulkus pada kaki, penyembuhan yang lama
Takikardi, perubahan tekanan darah, postural, hipertensi
Nadi yang menurun/ disritmia, kulit panas, kering dan kemerahan dan
bola mata cekung
Integritas ego
Stres, tergantung pada orang lain, masalah financial yang
berhubungan dengan kondisi
Ansietas, peka rangsang
Eliminasi
Perubahan pola berkemih (poliuria)
Rasa nyeri dan terbakar, kesulitan berkemih (infeksi)
Nyeri tekan abdomen
Diare
25
Urine kuning, poliuri (dapat berkembang menjadi oliguria)
Urine kerkabut,bau busuk (infeksi)
Abdomen keras adanya asites
Bising usus lemah dan menurun heperaktip (diare)
Makanan/ cairan
Hilang nafsu makan
Mual, muntah
Penurunan berat badan lebih dari periode beberapa hari/ minggu
Tidak mengikuti diet ,peningkatan masukan glukosa/ karbohidrat
Haus
Kulit kering bersisik, turgor jelek
Kekakuan/ distensi abdomen
Pembesaran tiroid (peningkatan kebutuhan metabolic dengan
peningkatan gula darah)
Bau halitosis/ manis, bau buah (napas aseton)
Neurosensori
Pusing/ pening
Sakit kepala
Kesemutan, kebas, kelemahan pada otot, parestesia
Gangguan penglihatan
Disorentasi, mengantuk stupor, koma (tahap lanjut)
Gangguan memori (baru dan masa lalu)
Mental kacau
Reflek tendon dalam (RTD), menurun (koma)
Aktivitas kejang tahap lanjut
Nyeri/ kenyamanan
Abdomen yang tegang, nyeri sedang/ berat
Wajah meringis dengan palpitasi, tampak sangat berhati –hati
Pernapasan
Merasa kekurangan 02
Batuk dengan/ tampak sputum purulen (infeksi)
Frekuensi pernapasan meningkat
Keamanan
Kulit kering ,gatal ulkus kulit
Demam, diaforesis
Kulit rusak,lesi/ ulserasi
Menurunnya kekuatan umum/ rentang gerak
Kalsium menurun dendan cukup tajam
Seksualitas
Rabas vagina (cenderung infeksi)
Masalah impoten pada pria, kesulitan orgasme pada wanita
26
6.2 RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN PENYAKIT DM
TUJUAN/KRITERIA
DIAGNOSA KEPERAWATAN INTERVENSI RASIONAL
EVALUASI
Diagnosa Keperawatan 1: Kurangnya volume cairan 1) Kaji ulang dan catat 1. Memperkirakan kekurangan
Kurangnya volume cairan tubuh b/d tubuh dapat diatasi pengeluaran cairan yang volume total
dieresis osmotic (dari hiperglikemia) berlebihan seperti muntah,
Kriteria Hasil: urin
D. S : 2) Monitor tanda-tanda vital 2. Hipovolemia dapat
Sering BAK > 6x sehari, urin Tanda vital stabil dimanifestasikan oleh
encer hipotensi dan takikardia
Nadi perifer dapat
Sering merasa haus 3) Kaji pola nafas seperti 3. Mengkoreksi adanya
diraba
Penurunan berat badan adanya pernafasan alkalosis respiratoris dan
Turgor kulit baik kussmaul atau berbau pemecahan asam
D. O : keton asetoasetat karena
Tampak lemah Pengisian kapiler baik ketoasidosis
Kulit kering, turgor buruk 4) Kaji frekuensi dan kualitas 4. Adanya kehilangan
Ekstremitas bawah dingin, Output urin tepat pernafasan, adanya periode kemampuan pasien untuk
warna pucat, pengisian kapiler apnu dan munculnya melakukan kompensasi pada
lambat Kadar elektrolit batas sianosis asidosis
Hipotensi normal 5) Kaji suhu, warna kulit atau 5. Cerminan dari tanda-tanda
Takikardia kelembabannya, turgor kulit dehidrasi
6) Monitor intake output 6. Menilai keefektifan terapi
cairan
7) Ukur berat badan tiap hari 7. Menilai status cairan
8) Pertahankan pemasukan 8. Mempertahankan hidrasi/
cairan paling sedikit volume sirkulasi
2500ml/ hari sesuai indikasi
9) Beri lingkungan yang 9. Menghindari pemanasn
nyaman, dan beri selimut/ berlebihan
baju yang tipis
Diagnosa Keperawatan 2: Kerusakan integritas kulit 1) Lakukan perawatan luka 1. Mencegah infeksi sekunder
Kerusakan integritas kulit b/d dapat diatasi dengan teknik dan dan kontaminasi silang
perubahan status metabolic, antiseptik
gangguan sirtkulasi, dan penurunan Kriteria Hasil: 2) Rendam kaki dalam larutan 2. Germisidal lokal efektif
sensasi cairan desinfektan untuk luka permukaan
Gula darah dalam
3) Kaji area luka setiap kali 3. Informasi tentang
Ditandai dengan batas normal (dalam
mengganti balutan keefektifan terapi dan
36 jam)
mengidentifikasi kebutuhan
D. S :
Bebas dari drainase tambahan
Adanya luka yang tidak
purulen (dalam 48 4) Pijat area sekitar sisi luka 4. Merangsang sirkulasi dan
sembuh-sembuh
jam) mengalirkan sel darah
Kaki rasa baal, sering putih, fibroblast, dan nutrisi
kesemutan Adanya tanda-tanda yang dibutuhkan untuk
penyembuhan dengan penyembuhan dan
28
D. O : tepi luka bersih/ pink membuang debris yang
Tampak luka terinfeksi (dalam 60 jam) terfagositasi
Gula darah > 200mg/dl 5) Balut luka dengan kassa 5. Menjaga kebersihan luka/
kering steril meminimalkan kontaminasi
silang
Kolaborasi:
6) Periksa kultur dari drainase 6. Mengidentifikasi patogen
luka dan terapi pilihan
7) Berikan obat sesuai indikasi 7. Pengobatan infeksi/
dan program medis: pencegahan komplikasi:
Antibiotik, Insulin mengobati disfungsi
metabolik yang mendasari,
menurunkan hiperglikemia
dan meningkatkan
penyembuhan
Diagnosa Keperawatan 3:
Perubahan nutrisi: kurang dari Perubahan nutrisi kurang 1) Timbang berat badan tiap 1. Mengkaji pemasukan
kebutuhan tubuh b/d ketidakcukupan dapat diatasi hari makanan yang adekuat
insulin, pemasukan peroral tidak 2) Observasi tanda-tanda 2. Mengawasi pemberian
adekuat hipoglikemia: perubahan insulin yang berlebihan
tingkat kesadaran, kulit
D. S : Kriteria Hasil: lembab/ dingin, denyut nadi
Dapat diet dengan cepat, lapar, peka
Penurunan berat badan jumlah kalori yang rangsang, cemas, sakit
tepat kepala, pusing,
Mudah lelah
sempoyongan
Berat badan stabil
Sering merasa lapar 3) Berikan makanan sesuai 3. Pemberian makanan
Nilai laboratorium indikasi peroral lebih baik jika
D. O : normal pasien sadar
4) Identifikasi makanan yang 4. Dapat dimasukkan dalam
Tampak lemah dan kurus disukai perencanaan diet pulang
5) Libatkan keluarga pada 5. Keluarga lebih memahami
Tonus otot buruk
perencanaan makanan (diet kebutuhan nutrisi pasien
29
yang ditentukan)
Kolaborasi:
6) Konsul ahli gizi 6. Menentukan penyesuaian
diet nutrisi pasien
7) Lakukan pemeriksaan gula 7. Menganalisa lebih akurat
darah dengan finger stick
8) Monitor laboratorium: GD 8. Memantau keefektifan
terapi
9) Berikan obat insulin secara 9. Membantu memindahkan
teratur glukosa ke dalam sel
10)Berikan larutan glukosa 10. Menghindari terjadinya
(dekstrosa) banding NaCl hipoglikemia
dengan IVFD
31
STANDAR ASUHAN KEPERAWATAN
PASIEN PENYAKIT HIPERTENSI
1. PENGERTIAN
Hipertensi adalah suatu keadaan dimana terjadi peningkatan tekanan darah sistolik
>160 mmHg dan tekanan darah diastolik > dari 90 mmHg yang terjadi pada
seseorang paling sedikit pada tiga waktu yang berbeda (WHO, 1978).
2. PENYEBAB
Ada 2 jenis etiologi :
a. Hipertensi essensial (primer) : tidak dapat ditentukan penyebab medisnya,
misalnya faktor keturunan, faktor bertambahnya usia (>30 tahun), gangguan
emosi, obesitas, konsumsi alkohol yang berlebihan, rangsangan kopi yang
berlebihan, tembakau, dan obat-obatan yang merangsang.
b. Hipertensi sekunder : ada penyebab penyakit tertentu, misalnya penyempitan
arterirenalis, berbagai obat, disfungsi organ, tumor dan kehamilan.
3. PATOFISIOLOGI
Adanya rangsangan pada pusat vasomotor menyebabkan saraf simpatis melepaskan
asetilkolin merangsang serabut saraf pasca ganglion melepaskan norepinefrin ke
pembuluh darah menyebabkan konstriksi pembuluh darah, kelenjer adrenal juga
terangsang untuk mensekresi epinefrin di medulla adrenal mengakibatkan tambahan
aktivitas vasokonstriksi, korteks edrenal mensekresi kortisol dan steroid lainnya
yang dapat memperkuat respon vasokonstriktor pembuluh darah.
Vasokonstriksi mengakibatkan penurunan aliran darah ke ginjal, menyebabkan
pelepasan rennin. Renin merangsang pembentukan angiotensin I yang kemudian
diubah menjadi angiotensin II, suatu vasokonstriktor kuat yang merangsang sekresi
aldosteron oleh korteks adrenal. Hormon ini menyebabkan retensi natrium dan air
oleh tubulus ginjal, menyebabkan peningkatan volume inntravaskuler. Semua factor
ini mencetuskan keadaan hipertensi.
Pada proses penuaan (lansia) terjadi aterosklerosis, hilangnya elastisitas jaringan
ikat, dan penurunan relaksasi otot polos pembuluh darah akan mengakibatkan
menurunkan kemampuan distensi dan daya regang pembuluh darah
konsekuensinya, aorta dan arteri besar berkurang kemampuannya dalam
mengakomodasi volume darah yang dipompa oleh jantung, mengakibatkan
penurunan curah jantung dan peningkatan tahanan perifer.
5. PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. Darah :
Hb/Ht (hiperkoagulabilitas, anemia)
BUN/kreatinin : mungkin meningkat (perfusi/fungsi ginjal)
GD : dapat meningkat, merupakan pencetus hipertensi
Kolesterol, trigliserida : dapat meningkat
Kadar elektrolit : kalium, kalsium
Asam urat : hiperurisemia
b. Urinalisa : darah, protein, glukosa
c. Foto dada: hipertropi jantung
32
d. EKG : perbesaran jantung, gangguan konduksi
e. IVP : mengidentifikasi penyebab hipertensi dari penyakit parenkim ginjal
f. CT Scan : adanya gangguan serebral
6. ASUHAN KEPERAWATAN
6.1. PENGKAJIAN KEPERAWATAN
Aktivitas / istirahat :
Kelemahan,letih, napas pendek, gaya hidup monoton Frekuensi jantung
meningkat,takipnea,
Sirkulasi
Aterosklerosis ,penyakit jantung koroner/ katup dan penyakit serebro
vaskuler
Eliminasi
Gangguan ginjal saat ini atau yang lalu
Pernapasan
Dispnea apa bila beraktivitas
Riwayat merokok
Distres unilateral transient
Keamanan
Gangguan koordinasi /cara berjlan ,hipotensi postural,episode parastesia
unilateral tansien
33
1.1 RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN HIPERTENSI
TUJUAN/KRITERIA
DIAGNOSA KEPERAWATAN INTERVENSI RASIONAL
EVALUASI
Diagnosa Keperawatan 1: Gangguan penurunan 1) Pantau Tekanan Darah 1. Menggambarkan efek dari
curah jantung tidak (TD) vasokonstriksi
Resiko penurunan curah jantung terjadi 2. Mencerminkan
berhubungan dengan peningkatan 2) Palpasi kualitas denyut dekompensasi/ penurunan
afterload, vasokonstriksi; iskemia; Kriteria Evaluasi: sentral dan perifer curah jantung
miokardia, hipertrofi/ kekakuan 3. Menunjukkan adanya
ventrikuler Pasien kooperatif
dalam aktivitas yang 3) Amati warna kulit, hipertrofi jantung, dan
D.O : menurunkan TD dan kelembaban, suhu dan gagal jantung kronis
beban kerja jantung masa pengisian kapiler 4. Dapat mengindikasikan
Tekanan darah meningkat 4) Auskultasi tonus jantung gagal jantung, kerusakan
TD dapat dan bunyi nafas ginjal atau vaskuler
Takikardia meningkat dipertahankan sesuai 5. Menurunkan rangsangan
Sakit kepala rentang individu 5) Catat adanya oedema simpatis, meningkatkan
relaksasi
D.S : Irama dan frekuensi 6. Menurunkan stres dan
jantung stabil 6) Berikan lingkungan tenang, ketegangan yang
Pasien mengatakan kepala nyamuk, kurangi aktifitas/ mempengaruhi tekanan
sakit dan berdenyut keributan lingkungan. darah dan perjalanan
Batasi jumlah pengunjung penyakit hipertensi
7. Mengurangi
7) Pertahankan pembatasan ketidaknyamanan, dan
aktivitas dapat menurunkan
rangsangan simpatis
34
8. Menurunkan rangsangan
8) Lakukan tindakan yang yang menimbulkan stres,
nyaman, seperti pijatan membuat efek tenang,
punggung dan leher, sehingga akan menurunkan
meninggikan kepala tempat tekanan darah
tidur 9. Adanya efek samping
9) Anjurkan teknik relaksasi, tergantung pada individu
panduan imaginasi, dan efek sinergis obat
aktivitas pengalihan 10. a.Mengeluarkan cairan
10)Pantau respons terhadap yang berlebihan dari
obat untuk mengontrol dalam tubuh, yang efektif
tekanan darah juga sebagai
antihipertensi
b.Menurunkan tekanan
darah melalui efek
kombinasi penurunan
tahanan total perifer,
menghambat aktifitas
simpatis, menekan
pelepasan renin
c.Vasodilator vaskuler
jantung sehat dan
meningkatkan aliran
darah koroner
d.Bekerja pada pembuluh
darah untuk
mempertahankan agar
tidak konstriksi
35
11. Menangani retensi cairan
Kolaborasi: dan respon hipertensi,
11)Berikan obat sesuai indikasi dengan demikian
dan program medis, menurunkan beban kerja
seperti: jantung
a. Diuretik
b. Inhibitor simpatis
c. Vasodilator
d. Agen anti adrenergi
Diagnosa Keperawatan 2: Intoleran aktifitas dapat 1) Observasi respon tanda- 1. Membantu dalam mengkaji
diatasi secara bertahap tanda vital pasien terhadap respon fisiologi terhadap
Intoleran aktifitas berhubungan aktifitas, dibandingkan stres aktifitas, bila ada
dengan kelemahan umum; Kriteria Evaluasi: dengan sebelum
merupakan indikator dari
ketidakseimbangan antara suplai Berpartisipasi dalam beraktifitas
kelebihan beban kerja yang
dengan kebutuhan oksigen, ditandai aktivitas yang berkaitan dengan tingkat
dengan: diperlukan aktifitas
D.S : Melaporkan 2) Anjurkan pasien teknik 2. Mengurangi penggunaan
Os mengeluh lemah, kebas peningkatan dalam penghematan energi, energi, juga membantu
Sesak nafas jika beraktifitas toleransi aktifitas yang misalnya: keseimbangan antara
dapat diukur Gunakan kursi saat suplai dan kebutuhan
D.O : mandi oksigen
Tampak lemah, aktifitas Menunjukkan Duduk saat menyisir
dibantu penurunan dalam rambut atau menyikat
Denyut jantung meningkat jika tanda-tanda gigi
beraktifitas intoleransi fisiologis Lakukan aktifitas
Takipnea dengan perlahan
36
3. Kemajuan aktifitas
3) Berikan dorongan untuk bertahap mencegah
melakukan aktifitas/ peningkatan kerja jantung
perawatan diri bertahap jika tiba-tiba. Memberikan
dapat ditoleransi. Berikan bantuan hanya sebatas
bantuan sesuai kebutuhan kebutuhan akan
mendorong kemandirian
dalam melakukan aktifitas
37
3) Hilangkan atau minimalkan 3. Aktifitas yang
aktifitas vasokonstriksi yang meningkatkan
dapat meningkatkan sakit vasokonstriksi akan
kepala, misalnya mengejan meningkatkan tekanan
saat BAB, batuk panjang, vaskuler serebral
membungkuk
Kolaborasi:
6) Berikan obat sesuai 6. a. Mengontrol nyeri dan
indikasi, misal: menurunkan rangsang
a. Analgesik system saraf simpatis
b. Anti ansietas b. Mengurangi tegangan
dan ketidaknyamanan
yang diperberat oleh
stres
38
Diagnosa Keperawatan 4: Setelah dilakukan 1) Kaji pemahaman pasien 1. Kegemukan adalah resiko
tindakan keperawatan, tentang hubungan langsung tambahan pada hipertensi,
Perubahan nutrisi: lebih dari BB stabil/ ideal antara hipertensi dan karena disproporsi antara
kebutuhan tubuh berhubungan kegemukan kapasitas aorta dan
dengan masukan berlebihan Kriteria Hasil: peningkatan curah jantung
sehubungan dengan kebutuhan berkaitan dengan
metabolik, pola hidup monoton, BB stabil/ dalam batas
normal 2) Diskusikan tentang peningkatan massa tubuh
keyakinan budaya, ditandai dengan: 2. Kesalahan kebiasaan
pentingnya menurunkan
D.S : Melakukan program masukan kalori dan batasi makan menunjang
Pasien mengatakan suka olahraga yang tepat masukan lemak, garam, terjadinya aterosklerosis
makan berlebihan dan gula sesuai indikasi dan kegemukan
Merubah pola makan 3. Memotivasi untuk
3) Tetapkan keinginan pasien
Pasien mengatakan jarang Mengidentifikasi menurunkan BB menurunkan BB untuk
olahraga hubungan antara keberhasilan program
4) Kaji ulang masukan kalori 4. Membantu dalam
hipertensi dan
harian dan pilihan diet menentukan kebutuhan
kegemukan
D.O : kalori pasien untuk diet
Pasien tampak gemuk harian
5) Tetapkan rencana
5. Penurunan BB yang lambat
penurunan BB yang realistis
mengindikasikan
dengan pasien, misal
kehilangan lemak melalui
penurunan BB 0,5 kg per
kerja otot dan umumnya
minggu
dengan cara mengubah
kebiasaan makan
6) Dorong pasien untuk 6. Memberikan data dasar
mempertahankan masukan tentang keadekuatan
makanan harian nutrisi yang dimakan dan
kondisi emosi saat makan
39
7) Instruksikan dan bantu 7. Menghindari makanan
memilih makanan yang tinggi lemak jenuh dan
tepat, hindari makanan kolesterol penting dalam
dengan kejenuhan lemak mencegah perkembangan
tinggi (mentega, keju, telur, aterogenesis
ice cream, daging) dan
kolesterol (daging
berlemak, kuning telur,
produk kalengan, jeroan)
Kolaborasi:
8) Konsultasi ke ahli gizi 8. Memberikan konseling dan
sesuai indikasi bantuan dengan memenuhi
kebutuhan diet pasien
40
STANDAR ASUHAN KEPERAWATAN
PASIEN PENYAKIT HEPATITIS
1. PENGERTIAN :
Hepatitis adalah inflamasi (peradangan) dan cedera pada hepar (hati)
2. PENYEBAB :
Virus
Obat-obatan
Alkohol
3. PATOFISIOLOGI
Terjadi cedera dan kematian sel hati (hepatosit) dengan secara langsung membunuh
sel dan merangsang reaksi peradangan dan imun yang menghancurkan hepatosit.
Reaksi peradangan melibatkan degranulasi sel mast dan pelepasan histamine,
pengaktifan komplemen, lisis sel-sel yang terinfeksi dan sel-sel sekitarnya, serta
edema dan pembengkakan interstisium. Hati menjadi edematosa sehingga kapiler-
kapiler kolaps dan aliran darah berkurang yang menyebabkan hipoksia jaringan.
Akhirnya terbentuk jaringan ikat dan fibrosis hati, sehingga terjadi gangguan fungsi
hati.
5. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Data laboratorium :
Darah : peningkatan bilirubin, SGOT, SGPT, protrombin time
Hb, protein : menurun
Urin : Bilirubin positif
Feses : Urobilin positif
USG, Biopsi jaringan hepar
6. ASUHAN KEPERAWATAN
6.1. PENGKAJIAN KEPERAWATAN
Aktivitas / istirahat :
Kelemahan, kelelahan malaise umum
Sirkulasi
Bradikardi, ikterik pada sclera kulit, membran mukosa
Eliminasi
Urine gelap, diare/ kontipasi : feses warna tanah liat
Makanan cair
Hilang nafsu makan (anoreksia) penurunan berat badan atau meningkat
(edema, mual, muntah)
Neurasensori
Peka rangsangan, cenderung tidur, letorgi
Nyeri/ kenyamanan
Kram abdomen, nyeri tekan pada kuadran kanan atas, sakit kepala, gatal,
otot tegang dan gelisah
Pernapasan
Tidak minat/ enggan merokok
Keamanan
Adanya transfusi darah/ produk darah
Demam, urtikaria, lesi, mukola popular, eritema, tak beraturan
41
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN HEPATITIS
NO DIAGNOSA TUJUAN/KRITERIA
INTERVENSI RASIONAL
KEPERAWATAN EVALUASI
1 Intoleran aktifitas b/d Dalam waktu 6 hari 1) Anjurkan tirah baring/ 1. Meningkatkan istirahat dan
kelemahan umum, nyeri, perawatan terjadi duduk. Berikan lingkungan ketenangan. Menyediakan
ditandai dengan: peningkatan aktifitas tenang, batasi jumlah energi untuk penyembuhan
secara bertahap pengunjung sesuai
D.S : keperluan
Os mengeluh lemah, Kriteria Evaluasi: 2) Ubah posisi dengan sering.
cepat lelah Pasien ikut 2. Meningkatkan fungsi
Berikan perawatan kulit pernafasan, meminimalkan
berpartisipasi dalam yang baik
Sakit kepala aktifitas tekanan pada area tertentu
untuk menurunkan resiko
Nyeri otot, sendi Dapat kerusakan jaringan
mendemonstrasikan 3) Tingkatkan aktifitas sesuai 3. Meningkatkan kemampuan
D. O :
teknik aktifitas yang toleransi. Bantu melakukan akibat tirah baring lama
Nyeri tekan perut
memungkinkan latihan rentang gerak sendi
Tampak lemah pasif/ aktif
Menyatakan 4) Dorong penggunaan 4. Meningkatkan relaksasi dan
Lab. Hb, protein pemahaman situasi/ tekhnik manajemen stres penghematan energi
menurun faktor resiko dan 5) Awasi terulangnya 5. Menunjukkan kurangnya
program anoreksia dan nyeri tekan resolusi/ eksaserbasi
pengobataannya pembesaran hati penyakit, memerlukan
istirahat lanjut, mengganti
Kolaborasi: program terapi
6) Berikan antidote atau 6. Membuang agen penyebab
bantu dalam prosedur pada hepatitis toksis dapat
sesuai indikasi membatasi derajat
kerusakan jaringan
42
7) Berikan obat sesuai 7. Membantu dalam
indikasi: sedative, anti manajemen kebutuhan
ansietas tidur
2 Perubahan status nutrisi: Dalam waktu 6 hari 1) Awasi pemasukan diet/ 1. Makan banyak sulit untuk
kurang dari kebutuhan tubuh perawatan, terjadi jumlah kalori. Berikan mengatur bila pasien
b/d masukan nutrien tidak peningkatan status makanan sedikit dalam anoreksia
adekuat, ditandai dengan: nutrisi frekuensi sering. Anjurkan
porsi makan lebih besar
D.S : Kriteria Evaluasi: 2) Berikan perawatan mulut 2. Menghilangkan rasa tak
Tidak nafsu makan Berat badan sebelum makan enak dapat meningkatkan
meningkat/ stabil nafsu makan
Perut kembung
Tidak ada tanda 3) Anjurkan makan posisi 3. Menurunkan rasa penuh
Mual, muntah malnutrisi duduk tegak pada abdomen dan dapat
Nafsu makan meningkatkan pemasukan
D.O : 4) Anjurkan minuman sari 4. Merupakan ekstra kalori
Os tampak kurus meningkat
jeruk, permen berat dan dapat lebih mudah
Berat badan menurun Nilai Lab. Hb , sepanjang hari dicerna bila makanan lain
protein, glukosa : tidak diet secara tepat
Nilai Lab. Hb, protein normal sesuai kebutuhan pasien
menurun Kolaborasi:
5) Konsul ahli gizi 5. Membuat program diet
secara tepat sesuai
kebutuhan pasien
43
6. Hiperglikemia/hipoglikemia
dapat terjadi, memerlukan
perubahan diet/ pemberian
7) Berikan obat, sesuai insulin
indikasi: 7. Menurunkan mual
a. Antiemetik a. Menurunkan iritasi/
b. Antasida resiko perdarahan
c. Vitamin b. Membantu proses
d. Terapi steroid penyembuhan
c. Menurunkan mual/
8) Berikan tambahan muntah
makanan/ nutrisi total bila 8. Memenuhi kebutuhan kalori
diperlukan bila tanda kekurangan
memanjang
3 Resiko kekurangan volume Kekurangan volume 1) Awasi masukan dan 1. Memberikan informasi
cairan b/d pengeluaran cairan tidak terjadi haluaran catat adanya tentang kebutuhan
berlebihan akibat muntah, muntah dan diare penggantian/ efek terapi
diare, gangguan proses Kriteria Evaluasi: 2) Kaji tanda vital: TD, nadi 2. Indikasi volume sirkulasi/
pembekuan Tanda-randa vital perifer, pengisian kapiler. perfusi
stabil Kaji turgor kulit dan
D. O : membran mukosa
Muntah Turgor kulit baik
3) Anjurkan gosok gigi 3. Menghindari trauma dan
Penurunan berat badan Pengisian kapiler, menggunakan bahan/ sikat perdarahan gusi
Membran mukosa nadi perifer kuat gigi yang lembut
kering 4) Observasi tanda 4. Indikasi adanya gangguan
Turgor kulit jelek Haluaran urin perdarahan, contoh proses pembekuan darah
sesuai hematuri/ melena,
D. S :
44
Pasien mengatakan ekimosis, perdarahan gusi/
perut terasa mual bekas injeksi
4 Resiko tinggi infeksi b/d Infeksi tidak terjadi 1) Lakukan isolasi kebijakan 1. Mencegah transmisi
pertahanan primer tidak RS, cuci tangan efektif penyakit virus ke orang lain
adekuat, depresi imun, Kriteria Evaluasi: sebelum dan sesudah
malnutrisi, kurang pengetahuan Tidak ada tanda- melakukan tindakan
untuk menghindari pemajanan tanda infeksi 2) Batasi pengunjung sesuai 2. Pasien resiko komplikasi
pada pathogen Pasien/ keluarga indikasi sekunder
menyatakan
D. O : pemahaman faktor
45
Demam resiko infeksi 3) Jelaskan prosedur isolasi 3. Perlindungan diri pasien
Ada tanda-tanda merah pada pasien/ orang dan orang lain,
Nyeri tekan terdekat meningkatkan pemahaman
D. S : Kolaborasi:
Pasien mengatakan 4) Berikan obat sesuai 4. a. Pengobatan hepatitis
badan panas indikasi: aktif kronis
Pasien mengatakan rasa a. Antivirus b. Mencegah infeksi
nyeri b. Antibiotik sekunder
5 Resiko kerusakan integritas Kerusakan integritas 1) Gunakan air mandi dingin. 1. Mencegah kulit kering
kulit/ jaringan b/d zat kimia: kulit/ jaringan tidak Hindari sabun alkali. berlebihan. Memberikan
akumulasi garam empedu terjadi Berikan minyak kalamin penghilang gatal
dalam jaringan sesuai indikasi
Kriteria Evaluasi:
D. O : 2) Anjurkan menggaruk tidak 2. Menurunkan potensial
Prunitis + Jaringan/ kulit menggunakan kuku tajam. cedera kulit
Ada luka utuh, bebas Anjurkan pakaian tidak
eksoriasi ketat. Berikan sprei katun
D. S : lembut
Tak ada/
Pasien mengatakan
penurunan pruritus 3) Hindari komentar tentang 3. Meminimalkan stres
nyeri pada kulit
Ada luka yang tidak Tak ada lecet penampilan pasien psikologis sehubungan
sembuh-sembuh dengan perubahan kulit
Kolaborasi:
4) Berikan obat: 4. a. Menghilangkan gatal
a. Antihistamin b. Mencegah absorbs asam
b. Antilipemik empedu pada usus
46
STANDAR ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN
PENYAKIT ANEMIA APLASTIK
1. PENGERTIAN
Anemia aplastik adalah anemia normokromik normositik yang disebabkan oleh
disfungsi sumsum tulang sedemikian sehingga sel-sel darah yang mati tidak diganti.
2. PENYEBAB
Kanker sumsum tulang
Pengrusakan sumsum tulang oleh proses autoimun
Defisiensi vitamin, misalnya asam folat, B12
Berbagai obat
Radiasi atau kemoterapi
3. PATOFISIOLOGI
Terjadi penurunan sel precursol dalam sumsum tulang dan penggantian sumsum
tulang dengan lemak, akibatnya terjadi kegagalan fungsi sumsum tulang yaitu
memproduksi sel-sel darah. Anemia aplastik mungkin hanya mengenai sel-sel darah
merah, atau mungkin berkaitan dengan defisiensi semua jenis sel darah
(pansitopenia). Karena terjadi penurunan jumlah selsel darah merah yang
mengangkut oksigen dan nutrisi, maka terjadi :
Peningkatan kecepatan denyut jantung karena tubuh berusaha memberi oksigen
lebih banyak ke jaringan
Peningkatan kecepatan pernafasan karena tubuh berusaha menyediakan lebih
banyak oksigen kepada darah
Pusing akibat berkurangnya aliran darah ke otak
Rasa lelah karena meningkatnya oksigenasi berbagai organ termasuk otot
jantung dan rangka
Kulit pucat karena berkurangnya oksigenasi
Mual akibat penurunan aliran darah saluran cerna dan susunan saraf pusat
Penurunan kualitas rambut dan kulit
Apabila trombosit dan sel darah putih juga terkena, maka gejala-gejala
bertambah dengan :
Perdarahan dan mudahnya timbul memar
Infeksi berulang
Luka kulit dan selaput lender yang sulit sembuh
5. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Biopsi sumsum tulang : penurunan sel darah
47
Trombosit : menurun
Masa perdarahan : memanjang
6. ASUHAN KEPERAWATAN
6.1. PENGKAJIAN KEPERAWATAN
Aktivitas/ istirahat :
Keletihan, kelemahan, malaise umum
Kehilangan produtivitas,penurunan semangat untuk bekerja
Toleransi terhadap latihan rendah
Kebutuhan untuk tidur dan istirahat banyak
Takikardi/ takipned, dispend, pada bekerja atau istirahat
Letardi, menarik diri, apatis, lesu, dan kurang tertarik pada sekitarnya
Kelemahan otot dan penurunan kekuatan
Ataksia, tubuh tidak tegak
Bahu menurun, poster lunglai, berjalan lambat, dan tanda-tanda lain
menunjukan keletihan
Sirkulasi:
Riwayat kehilangan darah kronis, misal, perdarahan gastro intestinal
kronis, menstruasi berat, defisiensi besi, angina , CHF
Riwayat endokarditis infeksi kronis
Palpitasi (takikardia kompensasi)
Distremia
Bunyi jantung : mur mur sistolik, defisiensi besi
Ektermitas (warna) pucat pada kulit dan membren mukosa (konjungtiva,
mulut, faring, bibir)
Sklera : Biru atau putih seperti mutiara
Pengisian kapiler melambat (penurunan aliran darah ke perifer dan vaso
kontreksi kompensasi)
Kuku mudah patah, berbentuk seperti sendok (koilonikid)
Rambut : kering, mudah putus, menipis, tumbuh uban secara premature,
anemia pernisiosa
Integritas ego
Keyakinan agama/ budaya mempergaruhi pilihan pengobatan
Depresi
Eliminasi
Riwayat pie lonefritis,gagal ginjal
Flatulen, sindrom mal absorpsi,defisiensi besi
Hematemesis,feses dengan darah segar ,melena
Diare atau kontipasi
Penurunan keluaran urine
Distensi abdomen
Makanan/ cairan
Penurunan masuknya diet, masukan diet protein hewani rendah/
masukkan produk sereal tinggi
Nyeri mulut atau lidah, kesulitan menelan, (ulkus pada faring)
Mual/ muntah, despefsia, anoreksia
Adanya penurunan berat badan
Lidah tampak merah daging /halus (anemia pernisiosa, defisiensi asam
folot dan vit B 12)
Membran mukosa kering dan pucat
Turgor kulit buruk ,kering, tampak kisut/ hilang elastisitas
48
Stomatitis dan glositis (status defesiensi)
Bibir sclitis misal inflamasi bibir dengan sudut mulut pecah
Higiene
Kurang bertenaga
Penampilan tidak rapi
Neurosensori
Sakit kepala terasa berdenyut, pusing, vertigo, tinnitus, ketidakmampuan
berkonsentasi
Insomia, penurunan penglihatan dan bayangan pada mata
Kelemahan, keseimbangan buruk kaki goyah, porestesia tangan/ kaki
Sensori menjadi dingin
Peka rangsang, gelisah, depresi, cenderung tidur, apatis
Epistaksis, perdarahan dari lubang (aplastik)
Gangguan koordinasi, ataksia, penurunan rasa getar dan posisi paralysis
Nyeri/ kenyamanan
Nyeri abdomen somor, sakit kepala
Pernapasan
Riwayat TB ,abses paru
Napas pendek pada istirahat dan aktivitas
Kenyamanan
Riwayat pekerjaan terpajan terhadap zat kimia missal benzene,
insektisida
Riwayat kanker (terapy kanker)
Tidak toleran terhadap dingin
Tranfusi darah sebelumnya
Gangguan penglihatan
Penyembuhan luka buruk (sering infeksi)
Petekie dan ekomosis (aplastik)
Demam rendah ,menggigil berkeringat malam
Limfadenopati umum
Seksualitas
Perubahan aliran menstruasi misal menoragia
49
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN PENYAKIT ANEMIA APLASTIK
TUJUAN/KRITERIA
DIAGNOSA KEPERAWATAN INTERVENSI RASIONAL
EVALUASI
Diagnosa Keperawatan 1: Gangguan perfusi 1) Awasi tanda vital, kaji 1. Informasi keadekuatan
jaringan dapat diatasi pengisian kapiler, warna perfusi jaringan
Gangguan perfusi jaringan b/d kulit/ membran mukosa
penurunan komponen seluler yang Kriteria Hasil: 2) Tinggikan kepala tempat 2. Meningkatkan ekspansi
diperlukan untuk pengiriman Tanda vital stabil tidur sesuai toleransi, paru dan memaksimalkan
oksigen/ nutrien ke sel, ditandai kecuali hipotensi oksigenasi untuk
dengan: Membran mukosa
warna merah kebutuhan seluler
D. S : muda 3) Awasi upaya pernafasan, 3. Indikasi adanya
Mual/ muntah auskultasi bunyi nafas peningkatan kompemsasi
Pusing Pengisian kapiler curah jantung
Lemah, lesu baik 4) Kaji untuk respon verbal 4. Indikasi gangguan fungsi
melambat, mudah serebral karena hipoksia
Haluaran urin terangsang, agitasi,
D. O : adekuat gangguan memori, bingung
Palpitasi
Mental disorientasi 5) Orientasikan ulang pasien 5. Membantu memperbaiki
Kulit dan membran mukosa
baik sesuai kebutuhan proses piker kegagalan
pucat dan kering
sumsum tulang
Ekstremitas dingin
6) Pertahankan suhu 6. Vasokonstriksi menurunkan
Perubahan TD, pengisian
lingkungan dan tubuh sirkulasi perifer
kapiler lambat
hangat sesuai indikasi
Ketidakmampuan
berkosentrasi, disorientasi
Kolaborasi:
7) Cek Lab. : Hb/Ht, jumlah 7. Mengidentifikasi defisiensi
SDM, AGD dan kebutuhan pengobatan
50
8) Berikan transfusi SDm 8. Meningkatkan jumlah sel
darah lengkap/ packed pembawa oksigen:
(WB/PRC) sesuai indikasi. memperbaiki defisiensi
Awasi ketat untuk untuk menurunkan resioko
komplikasi transfusi perdarahan
9) Berikan oksigen tambahan 9. Memaksimalkan transport
sesuai indikasi oksigen ke jaringan
10)Siapkan intervensi 10. Transplantasi sumsum
pembedahan sesuai indikasi tulang dilakukan pada
kegagalan sumsum tulang
Diagnosa Keperawatan 2: Intoleran aktifitas dapat 1) Kaji ulang kemampuan 1. Mempengaruhi pilihan
diatasi aktifitas sehari-hari intervensi
Intoleran aktifitas b/d 2) Observasi TTV selama dan 2. Manifestasi kardiopulmonal
ketidakseimbangan antara suplai Kriteria Hasil: sesudah aktifitas. Catat dan dari upaya jantung dan
oksigen dan kebutuhan Adanya laporkan respon terhadap paru untuk membawa
Ditandai dengan: peningkatan tingkat aktifitas jumlah oksigen adekuat ke
D. S : toleransi aktifitas jaringan
sehari-hari 3) Berikan lingkungan yang 3. Meningkatkan istirahat
Lemah, lesu tenang. Pertahankan tirah
Sesak nafas setelah aktifitas untuk menurunkan
baring bila diindikasikan. kebutuhan oksigen tubuh
Lebih banyak tidur/ istirahat Penurunan tanda
Batasi jumlah pengunjung
fisiologis
4) Berikan bantuan dalam 4. Membantu bila perlu, harga
D. O : intoleransi, mis:
aktifitas sehari-hari/ diri meningkat bila pasien
Palpitasi, takikardi, nadi, pernafasan
ambulasi bila perlu melakukan sesuatu sendiri
peningkatan TD, dispnea dan TD dalam
5) Tingkatkan aktifitas sesuai 5. Memperbaiki tonus otot
setelah aktifitas rentang normal
toleransi pasien tanpa kelemahan
pasien
51
penghematan energi, mis energi berlebihan dan
mandi dengan duduk mencegah kelemahan
Diagnosa Keperawatan 3:
Perubahan status nutrisi kurang b/d Status nutrisi kurang 1) Observasi dan catat 1. Mengawasi masukan kalori
ketidakmampuan mencerna dapat diatasi masukan makanan pasien
makanan/ absorbs nutrien secara 2) Timbang berat badan tiap 2. Mengawasi penurunan
adekuat Kriteria Hasil: hari berat badan atau efektifitas
Berat badan intervensi nutrisi
Ditandai dengan: meningkat/ stabil 3) Berikan makan sedikit dan 3. Makan sedikit dapat
frekuensi sering menurunkan kelemahan
D. S : Tidak ada tanda dan meningkatkan
Lemah, lesu malnutrisi pemasukan juga mencegah
Mual, muntah
Menunjukkan distensi gaster
Anoreksia 4) Berikan dan bantu oral
prilaku perubahan 4. Meningkatkan nafsu makan
Penurunan berat badan hygiene yang baik sebelum
pola hidup untuk dan sesudah makan,
D. O : meningkatkan gunakan sikat gigi halus
Berat badan dibawah normal berat badan yang
sesuai Kolaborasi:
Perubahan gusi, membran 5) Konsul ahli gizi 5. Membantu membuat
mukosa mulut rencana diet
52
BUN, albumin, protein program pengobatan
7) Berikan obat sesuai indikasi 7. Kebutuhan tergantung tipe
anemia
8) Berikan suplemen nutrisi, 8. Meningkatkan masukan
misal: ensure, isocal protein dan kalori
Diagnosa Keperawatan 4: Kerusakan integritas kulit 1) Kaji ulang integritas kulit, 1. Mengawasi adanya
tidak terjadi catat adanya perubahan/ kerusakan kulit
Resiko tinggi kerusakan integritas
kerusakan
kulit b/d perubahan sirkulasi dan Kriteria Hasil:
2) Ubah posisi secara periodik 2. Meningkatkan sirkulasi ke
neurologis, gangguan mobilitas, Integritas kulit
(tiap 2 jam), lakukan semua area kulit
defisit nutrisi dipertahankan
pemijatan permukaan
Tidak ada luka
DO: tulang bila pasien tidak
(ulkus/ dekubitus)
Prunitus + bergerak atau ditempat
Dapat
tidur
Rom pasif mengidentifikasi 3. Area lembab merupakan
3) Anjurkan agar permukaan
faktor resiko/ media yang baik
kulit kering dan bersih
Tirah baring kurang prilaku individu pertumbuhan kuman.
untuk mencegah Sabun dapat mengeringkan
Kurang mobilisasi mika miki
cedera kulit kulit dan meningkatkan
4) Bantu untuk latihan rentang iritasi
gerak pasif atau aktif 4. Mencegah stasis,
5) Gunakan alat pelindung, meningkatkan sirkulasi
misalnya bantalan jaringan
pelindung pada tumit/ siku 5. Mencegah tekanan
terhadap permukaan kulit
53
STANDAR ASUHAN KEPERAWATAN
PASIEN PENYAKIT GAGAL GINJAL KRONIS (GGK)
1. PENGERTIAN
Gagal ginjal kronis adalah menurunnya fungsi ginjal secara progresif ireversibel,
biasanya timbul beberapa tahun setelah penyakit atau kerusakan ginjal.
2. PENYEBAB
a. Glomerulonefritis
b. Pielonefritis kronis
c. Penyakit-penyakit vaskuler renal
d. Kelainan metabolic
e. Nefrotoksik
f. Obstruksi
g. TBC ginjal
h. Sarkoidosis
i. Disproteinemia
j. Penyakit herediter/ congenital
3. PATOFISIOLOGI
Terjadi penurunan progresif GFR dan haluaran urin sangat berkurang, menimbulkan
kelebihan cairan tubuh, terjadi edema, gagal jantung kongestif, dan hipertensi.
Produk akhir metabolisme protein (yang normalnya diekskresikan ke dalam urin)
tertimbun dalam darah. Terjadi uremia dan mempengaruhi setiap system tubuh.
Semakin banyak timbunan produk sampah, maka gejala akan semakin berat.
5. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Urin : oliguri/ anuria, warna keruh/ kecoklatan, klirens kreatinin menurun,
natrium meningkat, proteinuria (3-4+)
Darah : BUN/ kreatinin meningkat, Ht menurun, Hb menurun, pH AGD menurun
(asidosis metabolic), Na menurun/ normal, kalium meningkat, Mg/ fosfat
meningkat, kalsium menurun, kadar protein/ albumin menurun
USG ginjal : ukuran ginjal dan adanya massa, kista, obstruksi
Biopsi ginjal
EKG : abnormal, ketidakseimbangan elektrolit dan asam/ basa
6. ASUHAN KEPERAWATAN
6.1. PENGKAJIAN KEPERAWATAN
Aktivitas / istirahat
Kelelahan ekstrem kelemahan, malaise, gangguan tidur, penurunan
rentang gerak kehilangan tonus
54
Sirkulasi
Riwayat hepertensi lama atau berat.nyeri dada (angina), nadi kuat edema
jaringan umum/ pitting pada kaki, telapak tangan, nadi lemah/ halus
hipotensi ortostatik menunjukan hipovolemia, kulit coklat kehijauan, kuning
dan kencendrungan pendarahan
Integritas ego
Faktor stres, perasaan tidak berdaya, tidak ada harapan, tidak ada
kekuatan, menolak, ansietas, takut, marah, mudah tersingung, perubahan
kepribadian
Eliminasi:
Penurunan frekuensi urine, oliguria, anuria (gagal tahap lanjut)
Abdomen kembung, diare atau kontipasi
Perubahan warna urine, contoh kuning pekat, merah , coklat,berawan
Oliguria dapat menjadi anuria
Makanan cair
Peningkatan berat badan cepat (edema), penurunan berat badan
(malnutrisi)
Anorexsia, nyeri pada ulu hati, mual, muntah, rasa melatik, tidak sedap
pada mulut (pernapasan amoniak)
Distensi abdomen/ asitas, pembesaran hati (tahap akhir)
Perubahan tugor kulit/ kelembaban
Edema (umum tergantung)
Ulserasi gusi, pendarahan gusi dan lidah
Penurunan otak, penurunan lemak subkutan, penampilan tidak bertenaga
Neurosensori
* Sakit kepala,penglihatah kabur
* Kram otot/ kejang,kebas terasa terbakar pada telapak kaki
* Kebas/ kesemutan dan kelemahan, khusus ekstrimitas bawah (neuropati
perifer)
* Gangguan status metak contoh penurunan lapang perhatian, ketidak
mampuan berkonsentasi
* Rambut tipis, kuku rapuh, tipis
* Kejang, fasikulasi otot, aktivitas kejang
Nyeri/ kenyamanan
Nyeri panggul, sakit kepala, kram otot/ nyeri kaki (memburuk saat malam
hari)
Prilaku berhati-hati/ distraksi gelisah
Pernapasan :
Napas pendek, dispnea nocturnal poroksimal, batuk dengan tampak
sputum kental dan banyak
Takipnea, dispnea, peningkatan frekuensi/ kedalam (pernapasan kusmaul)
Batuk produktip dengan sputum merah muda, encer (edema paru) dan
banyak
Kenyamanan
Kulit gatal
Ada/ berulangnya infeksi
Pruritus
55
Demam (sepsis, dehidrasi) normotermia dapat secara aktaul terjadi
peningkatan pada pasien yang mengalami suhu tubuh lebih rendah dari
normal (efek GGK/ depresi repon imun)
Petekie area ekimosis pada kulit
Fraktur tulang, defosit fosfat kalsium (klasipikasi metastik) pada kulit,
jaringan lunak, sendi, keterbatasan gerak sendi
Seksual:
Penurunan libido ,amenored , inferlitas
Interaksi social
Kesulitan menentukan kondisi contoh tampuk bekerja ,mempertahankan
fungsi peran biasa dalam keluarga
56
1.1 RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN GGK
DIAGNOSA TUJUAN/KRITERIA
INTERVENSI RASIONAL
KEPERAWATAN EVALUASI
Diagnosa Keperawatan 1: Curah jantung dapat 1) Auskultasi bunyi jantung 1. Takikardi, frekuensi jantung
Resiko penurunan curah dipertahankan dan paru. Evaluasi adanya tak teratur, takipnea,
jantung berhubungan dengan: edema perifer/ kongesti dispnea, mengi edema/
Ketidakseimbangan cairan Kriteria Hasil: vaskuler dan keluhan ditensi jugularis
yang mempengaruhi TD normal dispnea menunjukkan GGK
volume sirkulasi, kerja Frekuensi jantung 2) Observasi tekanan darah. 2. Hipertensi bermakna dapat
miokardial dan tahapan dalam batas normal Awasi adanya hipertensi terjadi karena ada
vaskuler sistemik Nadi perifer kuat gangguan pada sistem
Gangguan frekuensi, Pengisian kapiler baik aldosteron renin –
irama, konduksi jantung angiotensin (disebabkan
karena ketidakseimbangan oleh disfungsi ginjal)
3) Selidiki keluhan nyeri dada 3. Hipertensi dan GJK kronis
elektrolit, hipoksia
Akumulasi toksin (urea), dapat menyebabkan infark
klasifikasi jaringan lunak miokard, kurang lebih
pasien GGK dengan dialysis
D. O : mengalami perikarditis,
Tekanan darah meningkat potensial resiko efusi
Takikardi meningkat perkardial/ tamponade
4) Evaluasi bunyi jantung, TD, 4. Adanya hipotensi tiba-tiba,
Oedema +
nadi perifer, pengisian nadfi paradoksik,
Palpitasi
kapiler, kongesti vaskuler, penyempitan tekanan nadi,
suhu dan sensori/ mental penurunan/ tak adanya
nadi perifer, distensi
57
jugular nyata, pucat, dan
penyimpangan mental
cepat menunjukkan
tamponade yang
merupakan kedaruratan
medik
5) Kaji tingkat aktifitas 5. Kelelahan dapat menyertai
GJK
6) Pertahankan tirah baring,
6. Membantu mempercepat
berikan bantuan perawatan
proses penyembuhan
dan aktifitas yang
diinginkan
Kolaborasi:
7) Berikan tambahan O₂ sesuai 7. Memenuhi kebutuhan
indikasi oksigen pada jaringan
tubuh
8) Pasang infus cairan 8. Memenuhi cairan tubuh
glukosa/ insulin pasien
9) Cek pemeriksaan 9. Ketidakseimbangan dapat
laboratorium, misal: menganggu konduksi
elektrolit (kalium, natrium, elektrikal dan fungsi
kalsium, magnesium), BUN jantung
10)Foto dada 10. Berguna dalam
mengidentifikasi terjadinya
gagal jantung atau
klasifikasi jaringan lunak
11. Membantu penyembuhan
58
12. Penurunan ureum toksik
dan memperbaiki
ketidakseimbangan
elektrolit dan kelebihan
cairan dapat membatasi/
mencegah manifestasi
jantung, termasuk
hipertensi dan efusi
perikardial
Diagnosa Keperawatan 2: Setelah dilakukan tindakan 1) Kaji keluhan peningkatan 1. Dapat menunjukkan
keperawatan selama 3x24 jam, kelelahan, kelemahan. anemia dan respon jantung
Resiko tinggi terhadap tidak terjadi cedera Observasi takikardi, kulit/ untuk mempertahankan
terjadinya cedera berhubungan membran mukosa pucat, oksigenasi sel
dengan penekanan produksi/ Kriteria Hasil: dispnea dan nyeri dada.
sekresi eritropoetin, penurunan Tidak ada terjadinya Rencanakan aktifitas pasien
produksi eritrosit, gangguan tanda-tanda perdarahan untuk menghindari
faktor pembekuan, kelelahan
peningkatan kerapuhan kapiler, Mempertahankan dan 2. Anemia dapat
menunjukkan perbaikan 2) Awasi tingkat kesadaran
ditandai dengan: menyebabkan hipoksia
nilai laboratorium dan prilaku
serebral dengan perubahan
D. S : mental, orientasi dan
- respon prilaku
D. O : 3. Anemia menurunkan
3) Evaluasi respon terhadap oksigenasi jaringan dan
Kulit pucat aktifitas, kemampuan untuk meningkatkan kelelahan
Hb rendah melakukan tugas. Bantu sehingga memerlukan
Kesadaran menurun sesuai kebutuhan dan buat intervensi, perubahan
Pasien tampak lemah jadwal untuk istirahat aktifitas dan istirahat
59
4) Batasi pengambilan contoh 4. Dapat memperburuk
darah berulang anemia
5) Observasi perdarahan terus 5. Perdarahan dapat terjadi
menerus dari tempat dengan mudah karena
penusukan 6. kerapuhan kapiler/
6) Hematemesis sekresi GI/ gangguan pembekuan dan
darah feses dapat memperburuk
anemia
7) Anjurkan menggunakan 7. Stres dan abnormalitas
sikat gigi halus, gunakan hemostatik dapat
jarum kecil dan lakukan mengakibatkan perdarahan
penekanan lebih lama GI
setelah penyuntikan/
penusukan vaskuler 8. a. Menurunkan resiko
perdarahan/
Kolaborasi: pembentukan hematoma
8) Awasi pemeriksaan
laboratorium: b. Uremia menurunkan
Hitung darah lengkap: produksi eritropoetin
eritrosit, Hb, Ht dan menekan produksi
Jumlah trombosit, faktor dan waktu hidup
pembekuan eritrosit. Penekanan
pembentukan trombosit
dan ketidakadekuatan
kadar faktor III dan VIII
menganggu pembekuan
dan potensi resiko
perdarahan
60
Diagnosa Keperawatan 3: Perubahan proses pola pikir 1) Kaji tingkat kesadaran 1. Efek sindrom urenik dapat
dapat diatasi terjadi dengan kekacauan/
Perubahan proses pikir peka minor dan
berhubungan dengan Kriteria Hasil: berkembang perubahan
perubahan fisiologis: akumulasi Tingkat mental pribadi
toksin (urea, amonia), asidosis meningkat 2) Berikan orang terdekat 2. Memberikan perbandingan
metabolik, hipoksia; informasi tentang status untuk mengevaluasi
ketidakseimbangan elektrolit, Tingkat kesadaran pasien perkembangan/ perbaikan
klasifikasi metastatik pada otak meningkat gangguan
3) Berikan lingkungan tenang 3. Meminimalkan rangsangan
D. O : lingkungan untuk
Disorientasi terhadap menurunkan kelebihan
orang sensori/ peningkatan
Defisit memori kekacauan saat mencegah
Stupor, koma deprivasi sensori
4) Orientasikan kembali 4. Memberikan petunjuk
D. S : terhadap lingkungan, orang untuk membantu dalam
Keluarga pasien dan sebagainya perkenalan kenyataan,
mengatakan pasien dapat membantu
sangat lemah belum bis menurunkan kekacauan
berkata apa-apa dan meningkatkan
kemungkinan bahwa
komunikasi akan dipahami/
diingat
61
Kolaborasi: 6. Untuk mempercepat
6) Memberikan terapi sesuai penyembuhan pasien
instruksi dokter
Diagnosa Keperawatan 4: Perubahan status nutrisi 1) Kaji/ catat pemasukan diet 1. Mengawasi masukan kalori
kurang tidak terjadi 2) Berikan makanan sedikit 2. Meningkatkan nafsu makan
Resiko tinggi perubahan dan sering
nutrisi: kurang berhubungan Kriteria Hasil: 3) Anjurkan/ tawarkan 3. Menghilangkan rasa tidak
dengan: Berat badan dapat perawatan mulut sering enak dan meningkatkan
Katabolisme protein, dipertahankan/ nafsu makan
pembatasan diet meningkat normal
Peningkatan kebutuhan Bebas edema 4) Timbang berat badan setiap 4. Mengawasi penurunan
metabolik hari berat badan atau efektifitas
Anoreksia, mual/ intervensi nutrisi
muntah Kolaborasi:
5) Konsultasikan ke ahli gizi 5. Membantu membuat
D. O : rencana diet
Anoreksia 6) Berikan obat sesuai 6. Meningkatkan efektifitas
Mual indikasi, misal zat besi, program pengobatan
Muntah kalsium, vitamin D, vitamin
Penurunan berat badan B komplek, anti emetik
D. S :
Pasien mengatakan
mual, muntah dan tidak
nafsu makan
62
Diagnosa Keperawatan 5: Kerusakan integritas kulit tidak 1) Kaji ulang integritas kulit, 1. Menandakan area sirkulasi
Resiko tinggi kerusakan terjadi catat adanya perubahan/ buruk/ kerusakan dapat
integritas kulit b/d perubahan kerusakan menimbulkan pembentukan
sirkulasi dan neurologis, Kriteria Hasil: dekubitus/ infeksi
gangguan mobilitas, defisit Integritas kulit 2) Ubah posisi secara periodik 2. Mendeteksi terjadi
nutrisi dipertahankan (tiap 2 jam), lakukan dehidrasi/ hidrasi berlebih
pemijatan permukaan yang mempengaruhi
D. O : Tidak ada luka (ulkus/
tulang bila pasien tidak sirkulasi dan integritas
Prunitus + dekubitus)
bergerak atau ditempat jaringan pada tingkat
Rom pasif Dapat mengidentifikasi tidur seluler
Kurang mobilisasi mika faktor resiko/ prilaku 3) Anjurkan agar permukaan 3. Soda kue, mandi dengan
miki individu untuk kulit kering dan bersih. tepung menurunkan gatal
mencegah cedera kulit Batasi penggunaan sabun dan mengurangi
pengeringan dari sabun
losion dan salep
4) Bantu untuk latihan rentang 4. Menurunkan iritasi dermal
gerak pasif atau aktif dan resiko kerusakan kulit
63
STANDAR ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN
PENYAKIT KANKER HATI (HEPATOMA)
1. PENGERTIAN
Hepatoma adalah suatu pertumbuhan sel-sel abnormal hati yaitu hepatosit
(karsinoma hepatoselular) atau dari duktus empedu (kolangiokarsinoma)
2. PENYEBAB
Hepatitis B
Hepatitis C
Sirosis
Penyakit hati kronis
Hemokromatosis
Mikotoksin tertentu (aflatoksin)
Penggunaan steroid anabolic
Terapi androgen jangka panjang
3. PATOFISIOLOGI
Kanker hati terjadi sebagai primer atau metastatic. Kanker hati primer dapat timbul
dari hepatosit (sel hati), jaringan penyambung, pembuluh darah, atau saluran
empedu. Kanker ini berupa benigna atau maligna. Kanker maligna metastatic berasal
dari saluran gastrointestinal (terutama kolon), payudara, dan paru-paru.
Kanker metastase menyebar ke hati melalui (a) ekstensi langsung dari organ sekitar
(lambung dan kantong empedu), (b) system arterial hepatic, dan (c) system vena
porta, juga sebagai akibat migrasi sel, permukaan hati dipenuhi dengan sel
metastatic. Kanker metastase mungkin telah menyebar luas sebelum manifestasi
klinis atau temuan laboratorium menunjukkan keberadaannya.
5. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Fosfatase alkali meningkat
SGOT/ SGPT meningkat
Hipoproteinemia
Pembalikan rasio albumin-globulin
Cairan asites sedikit berwarna darah
Peningkatan serum alfa-fetoprotein
6. ASUHAN KEPERAWATAN
6.1. PENGKAJIAN KEPERAWATAN
Aktifitas/ istirahat
Kelemahan / keletihan
Perubahan pola istirahat
Berkeringat malam hari
Nyeri
Ansietas
Keterbatasan partisipasi dalam hobby
Tingkat stress tinggi
Sirkulasi
64
Palpitasi, nyeri dada pada waktu beraktivitas
Perubahan TD
Integritas / ego
Faktor stress (keuanga, pekerjaan dan perubahan peran)
Menunda mencari pengobatan, keyakinan, religius/ spiritual
Perubahan dalam penampilan, misal : lesi cacat, pembedahan, alopesia.
Perasaan tidak berdaya, putus asa, tidak mampu, tidak bermakna, rasa
bersalah, kehilangan kontrol
Depresi, menyangkal, menarik diri dan marah
Eliminasi
Perubahan pada pola defekasi, misal : darah pada feses, nyeri pada
defekasi
Perubahan eliminasi urinarius, misal : nyeri atau rasa terbakar pada saat
berkemih, hematuria, sering berkemih.
Perubahan pada bising usus
Distensi abdomen
Makanan/ Cairan
Kebiasaan diet buruk (misal: rendah serat, tinggi lemak, aditif, pengawet )
Anoreksia
Mual
Muntah
Intoleransi makanan
Penurunan BB
Perubahan pada kelembababn/ turgor kulit : edema
Neurosensori
Pusing
Sinkope
Nyeri/ Kenyamanan
Nyeri dengan derajat bervariasi
Pernafasan
Merokok
Pemajanan abses
Keamanan
Pemajanan pada kimia toksik, karsinogen, pemajanan pada matahari
berlebihan
Demam
Ruam kulit
Ulserasi
Seksualitas
Masalah seksual ( misal : dampak pada hubungan, perubahan pada tingkat
kepuasan)
Interaksi Sosial
Ketidakadekuatan/ kelemahan system pendukung
65
Riwayat perkawinan (berkenaan dengan kepuasan di rumah, dukungan
atau bantuan)
Penyuluhan
Riwayat kanker pada keluarga
Riwayat pengobatan
66
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN PENYAKIT HEPATOMA
DIAGNOSA TUJUAN/KRITERIA
INTERVENSI RASIONAL
KEPERAWATAN EVALUASI
Diagnosa Keperawatan 1: Nyeri dapat diatasi 1) Kaji riwayat nyeri, misal: 1. Mengevaluasi kebutuhan/
1. Nyeri akut berhubungan lokasi, frekuensi, durasi keefektifan intervensi
dengan: Kriteria Hasil: dan intensitas (skala 0-10),
Proses penyakit Pasien mengatakan tindakan penghilang nyeri
(kompresi/ destruksi tidak nyeri/ nyeri yang digunakan
jaringan saraf, infiltrasi berkurang 2) Berikan tindakan 2. Meningkatkan relaksasi dan
kenyamanan dasar misal: membantu memfokuskan
saraf atau suplai Pasien dapat
vaskulernya, obstruksi reposisi, gosokan kembali perhatian
mendemonstrasikan
jaras saraf, inflamasi) tekhik relaksasi dan punggung, aktifitas hiburan
Efek samping berbagai distraksi sesuai indikasi musik, televisi
berbagai agen terapi saraf 3) Anjurkan menggunakan 3. Meningkatkan kontrol
tekhnik relaksasi, terhadap nyeri
D. O : visualisasi, bimbingan
Pasien mengeluh nyeri imajinasi, musik dan
pada abdomen dan sentuhan terapeutik
tubuh
Kolaborasi:
4) Berikan analgesik sesuai 4. Menghilangkan nyeri
indikasi
D. S :
Pasien tampak meringis
dan gelisah
Pasien tampak
memegang perutnya
67
Diagnosa Perubahan nutrisi: kurang dari 1) Pantau masukan makanan 1. Mengidentifikasi defisiensi
Keperawatan 2: kebutuhan tubuh dapat diatasi setiap hari nutrisi
2) Ukur tinggi, berat badan 2. Identifikasi malnutrisi kalori-
1. Perubahan nutrisi: kurang Kriteria Hasil: setiap hari protein
dari kebutuhan tubuh Berat badan stabil 3) Anjurkan makan diet tinggi 3. Mempertahankan masukan
berhubungan dengan: Nilai laboratorium kalori kaya nutrien, dengan kalori dan protein adekuat
nutrien normal masukan cairan adekuat.
Status hipermetabolik
Tidak ada tanda Anjurkan makan sedikit tapi
berkenaan dengan kanker
malnutrisi sering
Distres emosional, Pasien memahami 4) Anjurkan hindari makanan 4. Dapat mengatasi rasa mual
keletihan, kontrol nyeri pentingnya nutrisi yang meningkatkan rasa
buruk yang adekuat mual pasien
Pasien kooperatif 5) Dorong komunikasi terbuka 5. Sering merupakan distres
D. S : dalam intervensi untuk masalah anoreksia emosi
Kelemahan merangsang nafsu
Anoreksia makan/ peningkatan Kolaborasi:
Penurunan berat badan masukan diet 6) Berikan obat antiemetik 6. Menurunkan mual dari
Nyeri abdomen sesuai indikasi stimulasi SSP
Mual, muntah 7) Cek laboratorium: total, 7. Mengidentifikasi derajat
protein, albumin ketidakseimbangan
D. O : malnutrisi
Kelemahan 8) Berikan vitamin tambahan 8. Mencegah kekurangan
Penurunan kesadaran karena penurunan absorbs
Berat badan kurang 9) Berikan antacid vitamin
9. Meminimalkan iritasi
lambung
10)Konsul ahli gizi 10. Memberikan rencana diet
khusus
68
11. Pada adanya malnutrisi
berat, untuk memenuhi
kebutuhan nutrisi
12. Memenuhi kebutuhan
nutrisi
Diagnosa Gangguan integritas kulit tidak 1) Kaji ulang keadaan kulit 1. Menilai integritas kulit
Keperawatan 3: terjadi 2) Anjurkan/ mandikan pasien 2. Mempertahankankebersihan
1. Resiko gangguan integritas dengan air hangat dan tanpa mengiritasi kulit
kulit berhubungan dengan: sabun ringan
Kelemahan, bedrest/ 3) Anjurkan tidak menggaruk 3. Mencegah trauma kulit
tirah baring lama kulit
D. O : 4) Ubah posisi dengan sering 4. Meningkatkan sirkulasi dan
Bedrest + mencegah tekanan pada
Kulit kemerahan kulit
5) Anjurkan menggunakan
Nyeri tekan + 5. Mencegah iritasi/ trauma
pakaian yang lembut dan
longgar kulit
D. S :
6) Observasi keadaan kulit di
Pasien mengatakan 6. Adanya tanda phlebitis,
sisi pemasangan IV dari
nyeri pada kulit hanya memerlukan penghentiasn
tanda-tanda infeksi
bisa baring ditempat segera intervensi medis
tidur
Kolaborasi:
7) Berikan obat antidote yang
tepat bila terjadi 7. Mengurangi kerusakan
eksaserbasi jaringan lokal
8) Berikan salep topical untuk 8. Mencegah infeksi dan
mencegah infeksi memudahkan penyembuhan
jika ada luka
69
70