Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

”GEMPA BUMI”

Disusun Oleh :

Nama : Muh. Fatwa Amal


Kelas : II Sipil B
NIM : 217 190 100

FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PAREPARE
2018
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Ilmu Geografi merupakan ilmu yang mempelajari berbagai hal tentang bumi,
termasuk gejala – gejala alam dan manusia, seperti tanah longsor, banjir, gempa
bumi dan kependudukan.
Gempa bumi merupakan peristiwa alam yang sangat menghancurkan dan sulit
atau bahkan tidak bisa dideteksi.
1.2. Masalah.
Berdasarkan pada rumusan latar belakang yang sudah diuraikan di atas, maka
dalam hal ini dapat diketahui suatu masalah sebagai berikut :
1.2.1. Apakah yang dimaksud dengan gempa bumi?
1.2.2. Apa saja jenis – jenis gempa bumi?
1.2.3. Apakah yang dimaksud dengan gelombang seismik?
1.2.4. Apakah penyebab dan akibat dari gempa bumi tersebut?
1.2.5. Bagaimana cara mengukur kekuatan gempa?
1.2.6. Dimana lokasi gempa dunia?
1.3. Tujuan.
Tujuannya adalah untuk memberikan informasi tentang gempa bumi, baik
penyebab dan akibat gempa tersebut, maupun jenis – jenisnya, serta lokasi
gempa dunia dan lain-lain.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Gempa Bumi
Gerakan keras dan terjadi secara tiba – tiba dibawah permukaan bumi disebut
gempa bumi. Kadangkala bumi bergoncang hebat, sehingga bangunan rumah dan
gedung – gedung runtuh, jalan dan jembatan rusak serta saluran air dan kawat
listrik putus.
Gempa merupakan peristiwa alam yang sangat menghancurkan. Gempa terjadi
tidak dengan peringatan atau tanda – tanda awal, tetapi berlangsung begitu saja.
Getaran dahsyat dapat mengguncang dan membelah bumi. Akibatnya, bangunan
– bangunan dipermukaan bumi rusak dan hancur. Contoh : Gempa di kota
Tangshan, Cina Utara, pada bulan Juli 1976 dengan korban meninggal sebanyak
242.000 jiwa. Gempa terdahsyat dalam dua abad terakhir ini berkekuatan 8,3
Skala Richter; Gempa di wilayah Bali pada bulan Januari dan April 2004. Gempa
pada bulan Januari 2004 berkekuatan 6,1 Skala Richter. Gempa ini menyebabkan
kerusakan bangunan , rumah penduduk, dan beberapa warga terluka, terutama di
Karangasem , Bali.
Kejadian gempa, baik ringan maupun dasyat, masih merupakan misteri sampai
tahun 1960-an. Para ahli seismologi selama beberapa tahun melakukan penelitian
mengenai gempa yang terjadi. Penelitian yang telah dilakukan menunjukkan
bahwa pusat gempa di permukaan bumi yang disebut episenter berada di
sepanjang jalur perbatasan lempeng kerak bumi.
B. Jenis – jenis Gempa Bumi
Gempa bumi terjadi oleh beberapa penyebab. Secara umum, penyebab gempa
bumi dapat dikelompokkan menjadi tiga jenis yaitu tektonik, vulkanik, dan
runtuhan.
1. Gempa Tektonik
Kebanyakan gempa bumi terjadi disebabkan oleh gejala tektonik, yaitu gerakan –
gerakan sepanjang sesar atau retakan kerak bumi. Gejala tektonik ini merupakan
bagian yang dipelajari dalam teori lempeng tektonik. Menurut teori lempeng
tektonik pembentukan batuan baru terus – menerus berlangsung pada lapisan
kerak bumi. Materi batuan dari bagian bumi yang sangat dalam muncul di
sepanjang punggung bukit di dasar laut. Akibatnya, materi batuan yang lama
terdesak oleh materi batuan baru. Pelebaran dasar laut terjadi akibat peristiwa
ini. Munculnya materi batuan baru menyebabkan gerakan lempeng – lempeng
benua. Lempeng – lempeng benua ini ada yang bergerak saling mendekat (
tabrakan ), saling menjauh ( pelebaran ) dan saling bersinggungan( sesar ).
2. Gempa Vulkanik
Gempa yang menggoncang bumi dapat ditimbulkan oleh gejala vulkanik atau
gunung api. Letusan gunung api terjadi disebabkan oleh aliran magma dari dalam
bumi menerobos keatas pada lapisan kerak bumi. Gempa vulkanik mungkin terasa
sangat keras didaerah sekeliling gunung api. Pengaruh gempa vulkanik tidak
sampai dalam radius jarak yang jauh. Intensitas gempa biasanya lemah sampai
sedang.
3. Gempa runtuhan
Selain gempa tektonik dan gempa vulkanik, gempa bumi dapat terjadi karena
runtuhan lapisan batuan bagian atas. Kegiatan penambangan bawah tanah
menyisakan rongga-rongga dibawah tanah. Rongga-rongga bawah tanah yang
berupa gua-gua juga dapat terbentuk oleh pelarutan batuan kapur. Apabila
rongga-rongga bawah tanah itu runtuh,bumi akan bergetar. Gempa jenis ini
bersifat lokal dan kekuatannya paling lemah bila dibandingkan kedua gempa di
atas.
C. Gelombang Seismik
Gempa yang mengguncang bumi getarannya dapat dirasakan dalam radius jarak
yang jauh. Mengapa demikian? Karena,gempa menciptakan sebuah gelombang
yang disebut gelombang seismik(gelombang gempa). Gelombang seismik ini
merambat ke segala arah dari sumber atau titik asal gempa di bawah tanah.
Gelombang seismik dapat diibaratkan gelombang yang terjadi bila kerikil yang
dijatuhkan ke genangan air. Gelombang sesmik ada yang merambat lewat bagian
dalam bumi dan ada yang merambat sepanjang permukaannya. Dengan alat
pengukur gempa, ahli geologi telah mengidentifikasi tiga jenis gelombang seismik
yaitu :
1. Gelombang pertama yang mencapai seismograf adalah gelombang primer (P).
Gelombang primer mempunyai sifat yang sama seperti gelombang bunyi yang
merambat melalui udara. Gelombang primer (P) merupakan bentuk gelombang
kompresi yang merambat melalui batuan dengan memanfaatkan dan memuaikan
batuannya sendiri.
2. Gelombang kedua adalah gelombang sekunder (S) yang merambat menembus
batuan dengan gerakan naik turun.
3. Bila gelombang P dan S mencapai permukaan, sebagian berubah menjadi
gelombang seismik jenis ketiga yang merupakan gelombang permukaan.
Gelombang P merambat paling cepat dan mudah merambat pada zat padat dan
cair, sedangkan gelombang S hanya merambat pada zat padat dengan kecepatan
di bawah gelombang P. Perambatan gelombang makin cepat apabila batuan
makin rapat dan keras. Gelombang permukaan mempunyai kecepatan paling
lambat, tetapi mempunyai tenaga paling merusak. Gelombang ini dapat
mengelilingi bumi beberapa kali sebelum mereda.
Gelombang seismik memancar dalam tiga dimensi dari sumber gempa.
Gelombang yang mencapai episentrum, yaitu pusat gempa di permukaan bumi
yang berada tepat di atas sumber gempa di dalam bumi, kemudian menyebar
dalam lingkaran konsentris.
D. Penyebab Terjadinya Gempa Bumi
Kebanyakan gempa bumi disebabkan dari pelepasan energi yang dihasilkan oleh
tekanan yang dilakukan oleh lempengan yang bergerak. Semakin lama tekanan itu
kian membesar dan akhirnya mencapai pada keadaan dimana tekanan tersebut
tidak dapat ditahan lagi oleh pinggiran lempengan. Pada saat itulah gempa bumi
itu terjadi. Gempa bumi biasanya terjadi di perbatasan lempengan-lempengan
tersebut. Gempa bumi yang paling parah biasanya terjadi di perbatasan
lempengan kompresional dan translasional. Besar kemungkinan terjadi karena
materi lapisan litosfer yang terjepit ke dalam mengalami transisi fase pada
pedalaman lebih dari 600 KM. Beberapa gempa bumi lain juga dapat terjadi
karena bergeraknya magma di dalam gunung berapi. Gempa bumi seperti itu
dapat menjadi gejala akan terjadinya letusan gunung berapi. Beberapa gempa
bumi (namun jarang) juga terjadi karena menumpuknya masa air yang sangat
besar di balik Dam, seperti Dam Karabia, Zambia, Afrika. Sebagian lagi (jarang
juga) juga dapat terjadi karena injeksi ( atraksi) cairan dari atau ke dalam bumi.
Contoh pada beberapa pembangkit listrik tenaga panas bumi dan di Rocky
Mountain Orsenal. Terakhir gempa juga dapat terjadi dari peledakan bahan
peledak. Gempa bumi yang disebabkan oleh manusia seperti ini dinamakan juga
Seismisitas Terinduksi.
E. Akibat Gempa Bumi
Gempa bumi dapat menimbulkan bencana lingkungan berupa banjir besar yang
menimbulkan celah permukaan bumi, tanah longsor, penurunan/ pengangkatan
lapisan tanah, pencairan, atau pelumeran tanah, serta gempa susulan. Salah satu
dampak yang paling merusak dari gempa bumi di daerah pantai adalah terjadinya
tsunami (bahasa Jepang: gelombang pelabuhan )
F. Cara Mengukur Gempa
Para ilmuwan mengukur kekuatan gempa dengan dua cara. Pertama,
menggunaka alat pengukur yang disebut Skala Richter. Mereka mengukur jumlah
energy gempa yang dilepaskan dengan member sekala 0 sampai dengan 9.
Gempa berkekuatan Skala Richter berarti 100 juta kali kuatnya dari gempa
berskala 1.
Kedua, Skala Mercalli mengukur jumlah kerusakan gempa dan memberi skor dari
1 sampai dengan 12. Skor 1 berarti gempa tidak berbahaya, tetapi skor 12 berarti
gempa merusak seluruh bangunan.
G. Lokasi Gempa Bumi Dunia
Lapisan kerak bumi terdiri atas beberapa lempeng. Lempeng-lempeng yang
membentuk lapisan luar bumi tidak bersifat diam, tetapi bergerak perlahan
dengan kecepatan 10 cm pertahun. Geraka lempeng-lempeng tektonok ini ada
yang saling bertabrakan, saling menjauh dan saling bergesekan. Di sepanjang
perbatasan dua lempeng merupakan lokasi atau sumber gempa bumi yang paling
sering terjadi. Selain gempa bumi, disepanjang perbatasan itu juga merupakan
jalur gunung api. Dengan demikian, sumber gempa bumi dapat dikatakan identik
dengan jalur gunung api.
H. Antisipasi Terhadap Gempa Bumi
Upaya Pengurangan Bencana Gempa Bumi
1. Menjaga kelestarian lingkungan
2. Tidak merusak hutan
3. Tidak merusak alam sehingga keseimbangan alam selalu terjaga
4. Bangunan harus dibangun dengan konstruksi tahan getaran/gempa
khususnya di daerah rawan gempa.
5. Perkuatan bangunan dengan mengikuti standar kualitas bangunan.
6. Pembangunan fasilitas umum dengan standar kualitas yang tinggi.
7. Perkuatan bangunan-bangunan vital yang telah ada.
8. Rencanakan penempatan pemukiman untuk mengurangi tingkat kepadatan
hunian di daerah rawan gempa bumi.
9. Zonasi daerah rawan gempa bumi dan pengaturan penggunaan lahan.
10.Pendidikan dan penyuluhan kepada masyarakat tentang bahaya gempa
bumi dan cara – cara penyelamatan diri jika terjadi gempa bumi.
11.ikut serta dalam pelatihan program upaya penyelamatan, kewaspadaan
masyarakat terhadap gempa bumi, pelatihan pemadam kebakaran dan
pertolongan pertama.
12.Persiapan alat pemadam kebakaran, peralatan penggalian, dan peralatan
perlindungan masyarakat lainnya.
13.Rencana kontinjensi/kedaruratan untuk melatih anggota keluarga dalam
menghadapi gempa bumi.
14.Pembentukan kelompok aksi penyelamatan bencana dengan pelatihan
pemadaman kebakaran dan pertolongan pertama.
15.Persiapan alat pemadam kebakaran, peralatan penggalian, dan peralatan
perlindungan masyarakat lainnya.
16.Rencana kontinjensi/kedaruratan untuk melatih anggota keluarga dalam
menghadapi gempa bumi
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari uraian diatas terdapat beberapa kesimpulan yaitu:
1. Gempa bumi adalah getaran yang terjadi permukaan bumi. Gempa bumi biasa
disebabkan oleh pergerakan kerak bumi (lempeng bumi).
2. Tipe gempa bumi adalah gempa tektonik dan gempa vulkanik.
3. Gempa bumi disebabkan oleh pelepasan energi yang dihasilkan oleh tekanan
yang dilakukan oleh lempengan yang bergerak. Semakin lama tekanan itu kian
membesar dan akhirnya mencapai pada keadaan dimana tekanan tersebut tidak
dapat ditahan lagi oleh pinggiran lempengan. Pada saat itu lah gempa bumi akan
terjadi.
B. Saran
Saran yang dapat disampaikan penulis sebagai berikut:
Untuk mengantisipasi gempa bumi yang sampai saat ini belum bisa diprediksikan
kapan dan dimana akan terjadi maka dapat dilakukan beberapa langkah sebagai
berikut :
1. Menentukan tempat-tempat berlindung yang aman jika terjadi gempa bumi.
2. Menyediakan air minum untuk keperluan darurat.
3. Menyiapkan tas ransel yang berisi (atau dapat diisi) barangbarang yang sangat
dibutuhkan di tempat pengungsian.
DAFTAR PUSTAKA
http://thinkwijaya.blogspot.com/2012/05/ makalah-gempa-bumi.html
http://josahulata.wordpress.com/2012/08/30/makalah-gempa-bumi-paper/
http://id.wikipedia.org/wiki/Gempa_bumi
http://www.scribd.com/doc/51168694/Gempa-Bumi

Anda mungkin juga menyukai