Anda di halaman 1dari 4

Treasury Policy Brief Treasury Policy Brief Oktober 2017

Subdit Penelitian dan Pengembangan, dan Kerjasama Kelembagaan


Direktorat Sistem Perbendaharaan
Edisi Nomor 3, Oktober 2017

Piloting Sentralisasi Pembayaran Gaji, Langkah Awal Penerapan Shared Services


di Ditjen Perbendaharaan
Implementasi Piloting Sentralisasi Pembayaran gaji sebagai langkah awal pelaksanaan Shared Services
masih belum mencerminkan pelaksanaan Shared Services yang ideal. Banyak hal yang perlu dibenahi baik
itu dari sisi infrastruktur teknologi dan regulasi demi tercapainya efisiensi dan efektivitas penyelenggaaraan
pelayanan publik.

Apa itu Shared Services? kegiatan-kegiatan pokok dalam memberikan layanan


kepada masyarakat. Selain itu, Satker juga mempunyai
Shared Services adalah penyatuan fungsi pendukung
kegiatan penunjang berupa penyelenggaraan
(back office) yang serupa dari beberapa kantor
operasional perkantoran. Contoh kegiatan
cabang/vertikal pada suatu organisasi. Dalam
operasional perkantoran ini adalah pembayaran gaji
penerapannya, fungsi back office akan disatukan, dan
dan honor pegawai, perjalanan dinas, pembayaran
dijalankan oleh sebuah entitas untuk melayani semua
utilitas (listrik, telepon, internet, dan air), belanja
kantor dalam organisasi, dengan tujuan peningkatan
pemeliharaan gedung dan belanja keperluan sehari-
efisiensi, efektivitas, dan pelayanan, sehingga dapat
hari perkantoran seperti ATK, pengiriman surat, dan
meningkatkan nilai tambah organisasi.
lain-lain.
Berdasarkan cakupannya, Shared Services terbagi
Untuk itu, Kementerian Keuangan melalui Keputusan
menjadi intra-agency Shared Services dan inter-agency
Menteri Keuangan (KMK) No 36/KMK.01/2014
Shared Services. Intra-agency Shared Services adalah
tentang Cetak Biru Program Transformasi
Shared Services yang dilakukan dalam lingkup wilayah
Kelembagaan Kementerian Keuangan tahun 2014-
kerja suatu organisasi, misalnya Kantor Pusat DJPb
2025 mencanangkan upaya penerapan Shared Services
menjadi entitas yang melayani instansi vertikal DJPb,
pada Kementerian/Lembaga. Saat ini, sebagai langkah
atau Kementerian Keuangan terhadap unit eselon 1 di
awal, sedang dilaksanakan rangkaian uji coba melalui
lingkup kerjanya. Sedangkan, inter-agency Shared
pelaksanaan piloting sentralisasi pembayaran gaji
Services adalah Shared Services yang dilakukan di luar
untuk pegawai lingkup Direktorat Jenderal
wilayah kerja suatu organisasi, misalnya Kementerian
Perbendaharaan (DJPb) sebagaimana tertuang pada
Keuangan terhadap kementerian negara/lembaga.
Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan
(Executive Office of the President of USA dalam
(Perdirjen) Nomor PER-41/PB/2016.
Direktorat Jenderal Perbendaharaan, 2017)
Implementasi Piloting Sentralisasi Pembayaran
Kriteria dari fungsi suatu organisasi yang dapat di-
Gaji
Shared Services-kan adalah: (a) proses transaksional;
(b) adanya potensi pekerjaan dapat distandardisasi; Pembayaran gaji adalah jenis pekerjaan yang bersifat
(c) volume transaksi yang tinggi; (d) sifat pekerjaan transaksional, simpel dan berulang. Seluruh satuan
yang sederhana dan berulang; dan (e) bersifat high- kerja lingkup Direktorat Jenderal Perbendaharaan,
cost utamanya karena adanya duplikasi. Berdasarkan walaupun memiliki tugas dan fungsi yang berbeda,
kriteria tersebut, fungsi suatu organisasi yang dapat melakukan pembayaran gaji yang bersifat berulang
di-Shared Services-kan meliputi fungsi bisnis tiap bulan. Dengan sentralisasi pembayaran gaji,
(misalnya sumber daya manusia, keuangan, teknologi kantor daerah/vertikal DJPb tidak perlu lagi
dan informasi) atau proses tertentu (misalnya melakukan aktivitas pencairan dana belanja pegawai.
pembayaran gaji, IT Helpdesk), knowledge dan Seluruh tanggung jawab pencairan dana tersebut kini
expertise serta infrastruktur teknologi dan informasi. beralih ke Kantor Pusat DJPb, termasuk dengan
anggaran belanja pegawai akan dialihkan ke kantor
Di sektor publik, fungsi back office tersebar pada
pusat kecuali belanja uang makan dan lembur. Dengan
seluruh satuan kerja (Satker). Satker memiliki
peralihan tanggung jawab tersebut, potensi manfaat

http://www.djpbn.kemenkeu.go.id/portal/id/data-publikasi/publikasi-cetak/treasury-policy-brief.html Halaman 1
Treasury Policy Brief Oktober 2017

diharapkan bisa terealisasi yaitu peningkatan layanan dihadapi pengelola keuangan pada Kantor Pusat
dan efektivitas pekerjaan khususnya pada kantor DJPb antara lain: permasalahan aplikasi yang
vertikal DJPb. belum mengakomodasi hal-hal detail dan
konfirmasi/rekonsiliasi validitas data gaji kantor
Dalam tahapan pelaksanaannya, piloting sentralisasi
vertikal yang memerlukan waktu yang cukup lama.
pembayaran gaji diatur dalam Surat Direktur Jenderal
Adapun, penyebab utama permasalahan tersebut
Perbendaharaan No. S-8569/PB/2016 mengenai
adalah belum adanya single database gaji yang
Tahapan Pelaksanaan Piloting Sentralisasi
menjadi dasar pembayaran gaji.
Pembayaran Gaji. Surat tersebut kemudian direvisi
dengan terbitnya Surat Direktur Jenderal Di samping itu, kemudahan pelaksanaan piloting
Perbendaharaan No. S-4232/PB/2017 mengenai sentralisasi pembayaran gaji lebih dirasakan oleh
Pelaksanaan Piloting Sentralisasi Pembayaran Gaji pengelola keuangan di kantor vertikal. Beberapa
Untuk Pegawai Lingkup Direkorat Jenderal kemudahan tersebut antara lain tidak ada
Perbendaharaan Tahap II, III, dan IV. Atas dasar Surat pembuatan SPP Gaji dan SPM Gaji dan tidak perlu
Dirjen tersebut, sebanyak 214 Satker Kantor adanya revisi DIPA akibat pagu minus pembayaran
vertikal/Daerah dan 1 Satker Kantor Pusat DJPb, gaji.
secara bertahap akan terlibat dalam piloting
2. Kejelasan Regulasi dan Standard Operating
sentralisasi pembayaran gaji, yakni: Tahap I telah
Procedures (SOP)
dilaksanakan pada Desember 2016, Tahap II pada
bulan Agustus 2017, Tahap III pada Bulan Oktober Pelaksanaan piloting sentralisasi pembayaran gaji
2017, dan tahap IV pada Desember 2017. diatur dalam Perdirjen Perbendaharaan Nomor
Per-41/PB/2016 tentang Pelaksanaan Piloting
Hasil Kajian Subdit Litbang dan Kerjasama
Sentralisasi Pembayaran Gaji untuk pegawai
Kelembagaan atas Implementasi Piloting
lingkup Direktorat Jenderal Perbendaharaan.
Sentralisasi Pembayaran Gaji
Perdirjen tersebut cukup mudah untuk dimengerti
Pada pelaksanaan piloting sentralisasi pembayaran dan dipahami. Namun sayangnya, sosialisasi
gaji tahap II, Direktorat Sistem Perbendaharaan c.q aturan tersebut belum dilakukan. Aturan lebih
Subdit Penelitian dan Pengembangan, dan Kerjasama mendetail dalam bentuk SOP juga belum ada.
Kelembagaan melakukan kajian atas pelaksanaan
3. Manfaat
piloting dimaksud. Kajian ini bertujuan
mengidentifikasi dan menganalisis permasalahan Pelaksanaan piloting sentralisasi pembayaran
dalam rangka memberikan rekomendasi terkait memberikan manfaat baik sisi efisiensi anggaran,
pelaksanaan piloting sentralisasi pembayaran gaji efisiensi waktu proses pembayaran gaji, dan
tahap II tersebut. efisiensi SDM. Dari sisi anggaran, terdapat potensi
efisiensi anggaran jika sentralisasi penerapan gaji
Berdasarkan survei atas implementasi piloting dan
diterapkan pada seluruh Satker dalam bentuk
sentralisasi pembayaran gaji tahap II pada KPA, PPK,
pengurangan honorarium pengelola keuangan
PPSPM, Bendahara Pengeluaran, dan PPABP Kantor
pada pagu anggaran belanja gaji. Proyeksi
Pusat DJPb, Kanwil DJPb Jabar, KPPN Bandung I, KPPN
pergeseran pagu belanja pegawai dari kantor
Bandung II, KPPN Purwakarta, dan KPPN Bogor,
vertikal ke kantor pusat mencapai Rp389 miliar.
terdapat enam aspek penilaian, yaitu: Kemudahan
Akibatnya, sampai dengan piloting tahap IV,
Pelaksanaan, Kejelasan Regulasi dan Standard
potensi penghematan anggaran dari pembayaran
Operating Procedures (SOP), Manfaat, Aplikasi,
honorarium PPABP saja diperkirakan mencapai
Kewenangan dan Tanggung Jawab Pengelola
Rp359 juta per tahun.
Perbendaharaan, dan Pertanggungjawaban dan
Akuntabilitas. Secara ringkas, penjelasan hasil survei Selain itu, dari sisi efisiensi waktu, pelaksanaan
atas enam aspek penilaian tersebut adalah sebagai piloting sentralisasi pembayaran gaji memberikan
berikut: kemudahan dalam proses pembayaran gaji yang
lebih cepat dan sederhana (simplifikasi) dan
1. Kemudahan Pelaksanaan
efisiensi biaya percetakan (printing) pada kantor
Implementasi piloting sentralisasi pembayaran gaji vertikal. Dari sisi efisiensi SDM, kemudahan dalam
belum memberikan kemudahan secara proses bisnis tersebut dapat diikuti dengan
keseluruhan. Beberapa permasalahan yang efisiensi SDM dalam jangka panjang.

Halaman 2 http://www.djpbn.kemenkeu.go.id/portal/id/data-publikasi/publikasi-cetak/treasury-policy-brief.html
Treasury Policy Brief Oktober 2017

4. Aplikasi Pelaksanaan Piloting Sentralisasi Pembayaran Gaji


untuk Pegawai Lingkup Direktorat Jenderal
Aplikasi pembayaran gaji sebelum dan sesudah
Perbendaharaan, perubahan tanggung jawab
pelaksanaan piloting sentralisasi pembayaran gaji
dalam pembayaran gaji beralih kepada PPABP,
tidak mengalami perubahan yaitu menggunakan
PPK, PPSPM, Bendahara dan KPA pada Instansi
aplikasi GPP Satker. Akibatnya, beban kerja pada
Kantor Pusat DJPb termasuk pelaporannya.
bagian keuangan kantor pusat DJPb mengalami
peningkatan yang disebabkan proses Kesimpulan Kajian atas Implementasi Piloting
rekonsiliasi/konfirmasi kepada kantor vertikal Sentralisasi Pembayaran Gaji
atas perbedaan data masih dilakukan secara
1. Kesuksean penerapan intra-agency Shared
manual. Adanya aplikasi gaji dengan single
Services menjadi indikator kesuksesan
database dapat menjadi solusi atas permasalahan
penerapan inter-agency Shared Services.
tersebut.
2. Piloting sentralisasi pembayaran gaji belum
5. Kewenangan dan Tanggung Jawab Pengelola
sepenuhnya mencerminkan Pelaksanaan Shared
Perbendaharaan
Services yang ideal dikarenakan:
Dalam pengelolaan keuangan negara, ada
a. Belum optimalnya pemanfaatan teknologi
beberapa jenis tanggung jawab pengelola
informasi, menyebabkan kemudahan atas
perbendaharaan yaitu tanggung jawab material,
pelaksanaan piloting sentralisasi pembayaran
formal, pribadi, fungsional, dan administrasi.
gaji hanya baru dirasakan oleh instansi kantor
Adanya sentralisasi pembayaran gaji
vertikal, dan masih adanya kendala dalam hal
menyebabkan perubahan kewenangan dan
pembayaran gaji seperti keterlambatan,
tanggung jawab pengelola perbendaharaan dari
pembayaran ganda, dan kendala administrasi.
kantor vertikal ke Kantor Pusat DJPb. Bentuk
perubahan kewenangan dan tanggung jawab b. Sentralisasi pembayaran gaji belum
tersebut tercermin dari pergeseran pembuatan dilaksanakan pada unit yang terpisah. Hal ini
SPP dan SPM Gaji yang semula dilakukan pada menyebabkan peningkatan beban kerja pada
kantor vertikal, sekarang dilakukan pada Kantor Kantor Pusat DJPb.
Pusat DJPb. 3. Pelaksanaan piloting sentralisasi gaji telah
6. Pertanggungjawaban dan Akuntabilitas menggeser kewenangan pengelola
perbendaharaan kantor vertikal kepada Kantor
Pelaksanaan piloting sentralisasi pembayaran gaji
Pusat DJPb.
menyebabkan adanya perubahan dalam
pertanggungjawaban dan akuntabilitas 4. Walaupun belum mencerminkan pelaksanan
pembayaran gaji. Perubahan tersebut antara lain: Shared Services yang ideal, piloting sentralisasi
perubahan pada dokumen pembayaran, revisi gaji telah berpotensi menciptakan efisiensi dan
DIPA dan Laporan Keuangan. Pergeseran simplifikasi.
pembuatan SPP dan SPM, dan perubahan pagu a. Efisiensi anggaran diperoleh dari
anggaran melalui revisi DIPA menyebabkan pengurangan honor pengelola keuangan.
perubahan pada laporan keuangan terutama pada Potensi efisiensi yang diperoleh hanya dari
kantor vertikal yakni tidak adanya realisasi PPABP adalah sebesar Rp29.920.000,00 per
anggaran untuk pembayaran gaji. bulan atau sekitar Rp359.040.000,00 per
Dari sisi akuntabilitas, terdapat perubahan tahun. Jumlah ini belum termasuk
tanggung jawab dalam penatausahaan dan penghematan atas honor KPA, PPK, PPSPM,
pengelolaan administrasi yang mencakup dan Bendahara Pengeluaran.
penatausahaan dokumen pendukung pembayaran b. Simplifikasi proses bisnis saat ini baru terjadi
gaji, pemutakhiran dan pencatatan gaji pegawai, pada instansi vertikal dengan menjadi
pembukuan belanja pegawai, pertanggungjawaban pendeknya proses bisnis yang dilakukan
belanja gaji, pengawasan, dan penyelesaian khususnya oleh KPA, PPK, PPSPM dan PPABP
kelebihan pembayaran dan kerugian negara. kantor vertikal dalam melakukan realisasi
Setelah penerapan PER-41/PB/2016 tentang belanja pegawai.

http://www.djpbn.kemenkeu.go.id/portal/id/data-publikasi/publikasi-cetak/treasury-policy-brief.html Halaman 3
Treasury Policy Brief Oktober 2017

5. Pelaksanaan piloting sentralisasi pembayaran 4. Proses revisi DIPA perlu segera dilakukan agar
gaji membutuhkan pegawai dengan kompetensi efisiensi berupa pengurangan honorarium
IT yang baik, baik itu pada kantor daerah pengelola perbendaharaan pada piloting
maupun pada kantor pusat. sentralisasi pembayaran gaji dapat segera
terlihat.
6. Pelaksanaan sentralisasi pembayaran gaji belum
memiliki service level agreement yang memuat 5. Kuantitas dan kualitas SDM perlu ditingkatkan
Key Performance Indicator (KPI) dari pihak-pihak termasuk dengan pemberian tambahan insentif.
yang terkait dengan sentralisasi pembayaran Di samping itu, diperlukan juga penyediaan
gaji. infrastruktur berupa sarana komunikasi,
komputer, dan server bagi pengelola keuangan
Rekomendasi
instansi pusat.
1. Mengingat akan semakin meningkatnya beban
6. Diperlukan kajian lebih lanjut terkait
kerja pembayaran gaji pada kantor pusat, dan
penganggaran, pergeseran kewenangan dan
rencana perluasan Shared Services pada bidang
tanggung jawab KPA, PPK, PPSPM, Bendahara
pembayaran selain gaji, diperlukan
Pengeluaran, khususnya pada kantor vertikal,
pengembangan aplikasi pembayaran gaji yang
dan aspek keuangan publik seusai dengan paket
memiliki single data base, sehingga kompleksitas
UU Keungan Negara.
beban kerja yang dialami kantor pusat dapat
terurai dengan kehadiran aplikasi tersebut. Dalam rangka pelaksanaan lanjutan piloting
sentralisasi gaji yang lebih baik, maka rekomendasi di
2. Diperlukannya pembentukan unit terpisah untuk
atas perlu ditindaklanjuti sebagai prasyarat yang
melaksanakan fungsi Shared Services, sehingga
harus dipenuhi.
seluruh kantor DJPb dapat merasakan manfaat
dari implementasi Shared Services. Referensi:
3. Perlu dilakukan konsolidasi antara pihak-pihak Direktorat Jenderal Perbendaharaan. (2017). Kajian
terkait dan Kantor Pusat DJPb sebagai Piloting Sentralisasi Pembayaran Gaji Ditjen
Perbendaharaan. Jakarta
koordinator dalam sentralisasi pembayaran gaji,
dalam menentukan service level agreement atas
upaya peningkatan akuntabilitas.

TIM TREASURY POLICY BRIEF

Pengarah
RM Wiwieng Handayaningsih Direktur Sistem Perbendaharaan

Pemimpin Redaksi
Windraty Ariane Siallagan Kasubdit Penelitian dan Pengembangan, dan Kerjasama Kelembagaan

Redaksi
Moch. Abdul Kobir Kasi Penelitian dan Pengembangan Sistem Perbendaharaan I
Agung Hartoyo Kasi Penelitian dan Pengembangan Sistem Perbendaharaan II
Laurentius Ade Wida Kurniawan Pelaksana Direktorat Sistem Perbendaharaan
Yanstenly Yudhistira Pelaksana Direktorat Sistem Perbendaharaan
Agus Triyono Pelaksana Direktorat Sistem Perbendaharaan
Pringadi Abdi Surya Pelaksana Direktorat Sistem Perbendaharaan
Faruq Al Amin Pelaksana Direktorat Sistem Perbendaharaan
Luqman Elhakim Pelaksana Direktorat Sistem Perbendaharaan
Heru Prabowo Pelaksana Direktorat Sistem Perbendaharaan

DISCLAIMER/ LEGAL NOTICE


Treasury Policy Brief adalah rekomendasi kebijakan yang disusun oleh Subdirektorat Penelitian dan Pengembangan, dan Kerjasama
Kelembagaan, Direktorat Sistem Perbendaharaan, berdasarkan hasil kajian/publikasi Litbang Perbendaharaan. Opini dan pendapat yang
dimuat tidak merefleksikan pandangan resmi instansi. Sekretariat: Gedung Prijadi Praptosuhardjo III Lt. 4 Jl. Budi Utomo No. 6, Jakarta Pusat
(10710), email:tpb.litbangdsp@kemenkeu.go.id.

Halaman 4 http://www.djpbn.kemenkeu.go.id/portal/id/data-publikasi/publikasi-cetak/treasury-policy-brief.html

Anda mungkin juga menyukai