TEKNOKRATIK
RENCANA STRATEGIS
2015-2019
DITJEN BINA MARGA
Waktu rata-rata
(no./100 km)
VISI DAN MISI DITJEN. BINA MARGA
RENSTRA 2010 - 2014
O
U
T
P
U
T
Menangani Kemacetan • Mendukung layanan jalan nasional perkotaan untuk transportasi massal
Perkotaan • Peningkatan kapasitas jalan perkotaan (Jalan Tol dalam kota, FO/UP dan jalan By Pass)
Mengurangi kesenjangan antar • Untuk jalan sub nasional menerapkan sistem hibah berbasis kinerja / bersyarat
daerah (Jalan sub nasional
• Jaringan Jalan mendukung Direktif Presiden
dengan jalan nasional)
Ekspektasi Publik
Proses Internal
Peningkatan Peningkatan
Kapasitas Jalan Kemantapan Jalan
Pembangunan dan Pembangunan dan Pembangunan dan Pembangunan dan Pembangunan dan
Pemeliharaan Pemeliharaan Pemeliharaan Pemeliharaan Pemeliharaan
Expressway Jalan Nasional Jembatan Jalan Perkotaan Jalan Sub Nasional
8
Meningkatkan
Keamanan dan
Kelayakan Jalan
Mendukung
Lingkungan
(green and
sustainable road )
Teknologi yang
Andal dan Efisien
(reliable and
efficient road
technology)
9
TUJUAN DAN SASARAN STRATEGIS
RANCANGAN RENSTRA 2015-2019
Peningkatan konektivitas melalui peningkatan kemantapan dan kapasitas jalan PENINGKATAN KONEKTIVITAS
nasional MENDUKUNG
Preservasi: PERTUMBUHAN EKONOMI
(46 KPI)
• Rutin Jalan 168.288 KM
• Pemeliharaan Rutin Jembatan 1.429,50 M
• Berkala Jalan 14.813 KM
• Pemeliharaan Berkala/Rehabilitasi Jembatan 10.835,64 M DUKUNGAN KAWASAN
Peningkatan Kapasitas: STRATEGIS
PARIWISATA NASIONAL
• Rekonstruksi/Peningk. Struktur 1.418 KM
(29 KSPN)
• Pelebaran 11.487 KM
• Penggantian Jembatan 346,24 M
Pembangunan Baru:
• Jalan Baru 1.094 KM DUKUNGAN TRANSPORTASI
• Ringroad 172 KM ANTAR MODA
• Flyover 10.205 M (79 PELABUHAN)
• Jalan Bebas Hambatan 1.292 KM
Dukungan terhadap jalan sub-nasional terutama yang mendukung KPI
sepanjang 2.554 KM
TEMATIK
RANCANGAN RENSTRA 2015-2019
Peningkatan konektivitas melalui Dukungan Akses ke Kawasan Pariwisata Dukungan Akses ke Pelabuhan dengan
peningkatan kemantapan dan kapasitas difokuskan pada KSPN yang masuk dalam skala utama dan pengumpul
jalan nasional KSN Pemeliharaan Rutin Jalan 769,07 KM
Preservasi: Pemeliharaan Rutin Jalan 1.351 KM Pemeliharaan Rutin Jembatan 1.429,50
- Rutin 168.288 KM Pemeliharaan Rutin Jembatan 18.193 M M
- Berkala 14.813 KM Pemeliharaan Berkala/Rehabilitasi Jalan Pemeliharaan Berkala/Rehabilitasi Jalan
46 KM 21,53 KM
Peningkatan Kapasitas:
Pemeliharaan Berkala/Rehabilitasi Pemeliharaan Berkala/Rehabilitasi
- Rekonstruksi/Peningk. Struktur 1.418 KM
Jembatan 62 M Jembatan 10.835,64 M
- Pelebaran 11.487 KM
Rekonstruksi/Pening. Struktur Jalan 63 Penggantian Jembatan 346,24 M
Pembangunan Baru: KM Rekonstruksi/Peningkatan Struktur Jalan
- Jalan Baru 1.094 KM (belum ditetapkan Pelebaran Jalan 29 KM 287,22 KM
prioritas)
Pembangunan/Pelebaran Jln di Kaw. Pelebaran Jalan 91,00 KM
- Ringroad 172 KM Srategis, Perbatasan, Wil. Terluar & Pembangunan Jalan Baru 12,63 Km
- Flyover 10.205 M Terdepan 13 KM
Pembangunan Jembatan Baru 485,92 M
- Jalan Bebas Hambatan 1.292 KM
Pembangunan/Pelebaran Jln di Kaw.
Dukungan terhadap jalan sub-nasional Srategis, Perbatasan, Wil. Terluar &
terutama yang mendukung KPI sepanjang Terdepan 13 KM
2.554 KM
DUKUNGAN PENYELENGGARAAN JALAN
RANCANGAN RENSTRA 2015-2019
Jembatan Selat
Sunda, Musi III,
Batam Bintan, P
Jembatan Bentang
Balang, Loa Kulu,
Panjang
Kapuas III
Holtekamp
Peningkatan Peningkatan
Jalan Sub Nasional
Struktur 30% Struktur 70%
PROGRAM/KEGIATAN 2015-2019
JALAN BEBAS HAMBATAN
Tahun Total
Panjang
Panjang Panjang
No Pulau Terbangun
(KM)
s.d 2014 (KM) 2015 2016 2017 2018 2019 2015-2019
(KM)
1 Sumatera 384,00 - 25,32 16,88 24,00 106.00 164,00 294,00
1. Kementerian Perhubungan
Koordinasi penindakan terhadap kendaraan yang memiliki beban lebih terutama
pada jalur utama logistik (PANTURA Jawa dan Jalintim Sumatera)
2. Kementerian Kehutanan
Koordinasi mengenai izin pinjam pakai pada kawasan hutan yang dilewati oleh
ruas ruas jalan (Taman Nasional Lorentz - Papua dan Heart of Borneo -
Kalimantan)
3. Pemerintah Daerah
Koordinasi penataan guna lahan dan pengendalian RUMIJA melalui peraturan
daerah untuk menjaga kinerja jalan
4. Ditjen Sumber Daya Air
Dukungan Ditjen. SDA untuk penanganan sungai dan pantai pada ruas jalan
nasional. Antara lain, penanganan jalan Pantura Jawa, abrasi pantai di Bengkulu
dan Lampung, dan pengamanan sungai di Kalsel dan Kaltim
5. Ditjen Cipta Karya
Koordinasi penanganan utilitas ke-Cipta Karya-an yang menempati Right Of Way
(ROW) jalan nasional dan integrasi sistem drainase jalan dengan sistem drainase
kawasan (antara lain Pelebaran Jl. Ahmad Yani Kotamobagu)
Tahapan Persiapan 2015-2019
Khusus untuk Road Renewal dan expressway
UU Perencanaan
No UU Jalan No. 38/2004 UU No.22/2009 UU lain terkait
pembgnn
1 PP No. 34/2006 tentang PP No. 32/2011 tentang UU No. 25/2004 tentang UU No. 17/2004 tentang
jalan MRLL sistem perencnaan keuangan
pembangunaan
1. Kementerian Perhubungan
Koordinasi penindakan terhadap kendaraan yang memiliki beban lebih terutama
pada jalur utama logistik (PANTURA Jawa dan Jalintim Sumatera)
2. Kementerian Kehutanan
Koordinasi mengenai izin pinjam pakai pada kawasan hutan yang dilewati oleh
ruas ruas jalan (Taman Nasional Lorentz - Papua dan Heart of Borneo -
Kalimantan)
3. Pemerintah Daerah
Koordinasi penataan guna lahan dan pengendalian RUMIJA melalui peraturan
daerah untuk menjaga kinerja jalan
4. Ditjen Sumber Daya Air
Dukungan Ditjen. SDA untuk penanganan sungai dan pantai pada ruas jalan
nasional. Antara lain, penanganan jalan Pantura Jawa, abrasi pantai di Bengkulu
dan Lampung, dan pengamanan sungai di Kalsel dan Kaltim
5. Ditjen Cipta Karya
Koordinasi penanganan utilitas ke-Cipta Karya-an yang menempati Right Of Way
(ROW) jalan nasional dan integrasi sistem drainase jalan dengan sistem drainase
kawasan (antara lain Pelebaran Jl. Ahmad Yani Kotamobagu)
BATASAN PELABARAN JALAN BERDASARKAN AADT
RANCANGAN RENSTRA 2015-2019
AADT (Kend/Hr)
1000 3000 8000 10,000 >20,000
AADT
Lebar
>3,000 >8,000 >20,000
6m v
7m v
2x7m v
KONDISI JALAN PROVINSI SESUAI DATA DAK 2013
Total Panjang Kemantapan
Kebutuhan Penanganan
No Daerah Jalan Jalan Kondisi Mantap
(km) (km) % (km)
1 Provinsi Aceh 1,702 539 32 Rekonstruksi 1,162
2 Provinsi Sumatera Utara 3,049 2,224 73
3 Provinsi Sumatera Barat 1,154 934 81
4 Provinsi Riau 3,033 1,867 62 Rekonstruksi 1,166
5 Provinsi Kepulauan Riau 679 571 84
6 Provinsi Jambi 1,505 1,096 73
7 Provinsi Sumatera Selatan 1,620 1,410 87
8 Provinsi Kepulauan Bangka Belitung 899 605 67 Rekonstruksi 294
9 Provinsi Bengkulu 1,563 920 59 Rekonstruksi 643
10 Provinsi Lampung 1,703 1,234 72
11 Provinsi DKI Jakarta
12 Provinsi Jawa Barat 2,191 2,082 95
13 Provinsi Banten 853 691 81
14 Provinsi Jawa Tengah 2,566 1,910 74
15 Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta 690 579 84
16 Provinsi Jawa Timur 1,761 1,510 86
17 Provinsi Kalimantan Barat 1,562 1,185 76
18 Provinsi Kalimantan Tengah 1,100 887 81
19 Provinsi Kalimantan Selatan 852 364 43 Rekonstruksi 488
20 Provinsi Kalimantan Timur 1,640 1,329 81
21 Provinsi Kalimantan Utara
21 Provinsi Sulawesi Utara 940 676 72
22 Provinsi Gorontalo 404 282 70
23 Provinsi Sulawesi Tengah 1,619 891 55 Rekonstruksi 728
24 Provinsi Sulawesi Selatan 1,148 970 85
25 Provinsi Sulawesi Barat 722 297 41 Rekonstruksi 426
26 Provinsi Sulawesi Tenggara 1,151 288 25 Rekonstruksi 863
27 Provinsi Bali 861 767 89
28 Provinsi Nusa Tenggara Barat 1,772 1,170 66 Rekonstruksi 602
29 Provinsi Nusa Tenggara Timur 1,737 1,028 59 Rekonstruksi 710
30 Provinsi Maluku 1,297.4 446.9 34 Rekonstruksi 851
31 Provinsi Maluku Utara 1,867 779 42 Rekonstruksi 1,088
32 Provinsi Papua 1,199 1,076 90
33 Provinsi Papua Barat 1,025 1,007 98