A. DEFINISI
Sindrom steven jhonson merupakan kelainan kulit yang bersifat fatal dan
merupakan kondisi paling ekstrim dari eritema multiformis. Kondisi ini dipicu
oleh penggunaan medikasi. Antibiotik, agens anti kejang NSAID, dan
sulfonamida adalah obat-obatan yang paling sering menimbulkan kejadian ini.
Seluruh permukaan tubuh dapat dipenuhi oleh eritema dan lepuhan (Brunner
& Suddarth, 2013)
Sindrom steven jhonson adalah sebuah kondisi mengancam jiwa yang
mempengaruhi kulit dimana kematian sel menyebabkan epidermis terpisah dari
dermis. Sindrom ini diperkirakan oleh karena reaksi hipersensitivitas yang
mempengaruhi kulit dan membrane mukosa. Walaupun pada kebanyakan
kasus bersifat idiopatik, penyebab utama yang diketahui adalah dari
pengobatan, infeksi dan terkadang keganasan. (Kusuma & Nurarif, 2015)
Sindrom Steven Johnson merupakan sindrom yang mengenai kulit, selaput
lendir diorifisium, dan mata dengan keadaan umum bervariasi dari ringan
sampai berat. Kelainan pada kulit berupa eritema, vesikel/bula, dapat disertai
purpura. (Muttaqin, 2012).
Dari beberapa pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa sindrom steven
johnson yaitu suatu sindrom yang terjadi pada kulit/integumen, dimana seluruh
permukaan tubuh dipenuhi oleh eritema dan lepuhan, yang kebanyakan
diketehui disebabkan oleh respon dari pengobatan, infeksi, dan terkadang
keganasan.
Terdapat tiga derajat klasifikasi yang diajukan menurut (Kusuma & Nurarif,
2015):
1. Derajat 1 : Erosi mukosa Sindrom steven jhonson dan pelepasan
epidermis
2. Derajat 2 : Lepasnya lapisan epidermis antara 10-30 %
3. Derajat 3 : Lepasnya lapisan epidermis lebih dari 30 %
1
2
2. Fisiologi
a. Kulit sebagai organ pengatur panas
Kulit adalah organ utama yang berurusan dengan pelepasan panas dari
tubuh. Sebagian panas menghilang melalui paru-paru, dan sebagian lagi
melalui feses dan urine. Panas dilepas oleh kulit dengan berbagai cara,
yaitu dengan penguapan, pemancaran, konduksi, dan konveksi
(pengaliran) (Pearce, 2012).
Persarafan vaso-motorik mengendalikan arteriol kutan dengan dua
cara, yaitu vaso-dilatasi dan vaso-konstriksi. Pada vaso-dilatasi arteriol
memekar, kulit menjadi lebih panas, dan kelebihan panas cepat terpancar
dan hilang, dan juga hilang karenas kelenjar keringat bertambah aktif, dan
karena itu terjadi penguapan cairan dari permukaan tubuh. Pada vaso-
konstriksi pembuluh darah dalam kulit mengerut, kulit menjadi pucat dan
dingin, keringat hampir dihentikan, dan hilangnya panas dibatasi. Dengan
pengendalian ini pelepasan panas ditambah atau dikurangi sesuai
kebutuhan tubuh (Pearce, 2012).
b. Kulit sebagai indra peraba
Rasa sentuhan yang disebabkan rangsangan pada ujung saraf di dalam
kulit berbeda-beda menurut ujung saraf yang dirangsang. Perasaan panas,
dingin, sakit, semua ini perasaan yang berlainan. Di dalam kulit terdapat
tempat-tempat tertentu, yaitu tempat perabaan, beberapa sensitif (peka)
terhadap dingin, beberapa terhadap panas, dan lain lagi terhadap sakit
(Pearce, 2012).
Perasaan yang disebabkan tekanan yang dalam, dan perasaan yang
memungkinkan seorang menentukan dan menilai berat suatu benda,
timbul pada struktur lebih dalam, misalnya pada otot dan sendi (Pearce,
2012).
c. Tempat penyimpanan
Kulit dan jaringan dibawahnya bekerja sebagai tempat penyimpanan
air; jaringan adiposa di bawah kulit merupakan tempat penyimpanan
lemak yang utama pada tubuh (Pearce, 2012).
Menurut (Kusuma & Nurarif, 2015), pada sindroma ini terlihat adanya
kelainan berupa :
1. Kelainan kulit
Kelainan kulit dapat berupa eritema, vesikal, dan bulla. Eritema
mberbentuk seperti cincin (pinggir eritema tengahnya relatif
hiperpigmentasi) yang berkembang menjadi urtikari atau lesipapuler
berbentuk target dengan pusat ungu atau lesi sejenis dengan vesikel kecil.
Vesikel kecil dan bulla kemudian memecah sehingga terjadi erosi yang luas.
Disamping itu dapat juga terjadi erupsi hemorrhagis berupa ptechiae atau
purpura. Bila disertai purpura, prognosisnya menjadi lebih buruk. Pada
keadaan yang berat kelainannya menjadi generalisate.
2. Kelainan selaput lendir di orifisium
Kelainan selaput lendir di orifisium yang tersering ialah pada mukosa
mulut/bibir (100%), kemudian disusul dengan kelainan di lubang alat
genitalia (50%), sedangkan di lubang hidung dan anus jarang (masing-
masing 8% - 4%). Kelainan yang terjadi berupa stomatitis dengan vesikel
pada bibir, lidah, mukosa mulut bagian buccal. Stomatitis merupakan gejala
yang dini dan menyolok. Stomatiti kemudian menjadi lebih berat dengann
pecahnya vesikel dan bulla sehingga terjadi erosi, excoriasi, pendarahan,
ulcerasi, dan dan terbentuk krusta kehitaman. Juga dpaat terbentuk
psudomembran. Di bibir kelainan yang sering tampak ialah krusta berwarna
hitam yang tevbal. Adanya stomatitis ini dapat menyebabkan penderita
sukar menenlan. Kelainan ini di mukosa dapat juga terjadi di faring, traktus
respiratorus bagian atas, dan esophagus. Terbentuknya pseudommebran di
faring dapat memberikan keluhan sukar bernafas dan penderitanya tidak
dapat makan dan minum.
3. Kelainan mata
Kelainan pada mata merupsksn 80% diantara semua kasus, yang sering
terjadi ialah conjunctivitis kataralis. Selain itu dapat terjadi conjunctivitis
purulen, pendarahan, simblefaron, ulcus cornea, iritis/iridosiklitis yang pada
G. PATHWAY
Aktivasi S. komplemen
Melepaskan
limfokin/ sitotoksik
Degranulasi sel mast
Penghancuran sel-sel
Akumulasi netrofil
memfagositosis sel rusak
Reaksi peradangan
Kerusakan jaringan
H. KOMPLIKASI
Sindrom Steven Johnsons sering sering menimbulkan komplikasi, antara lain :
1) Kehilangan cairan dan darah.
2) Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit, shock
3) Oftalmologi – ulserasi kornea, uveitis anterior, panophthalmitis,
kebutaan.
4) Gastroenterologi – Esophageal strictures.
5) Genitourinaria – nekrosis tubular ginjal, gagal ginjal, penile scarring,
stenosis vagina.
6) Pulmonari – pneumonia, bronchopneumonia.
7) Kutaneus – timbulnya jaringan parut dan kerusakan kulit permanen,
infeksi kulit sekunder.
8) Infeksi sitemik, sepsis
I. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Menurut (NANDA, 2018-2020), diagnosa yang dapat ditegakkan pada
klien dengan sindrom steven johnson, adalah :
a. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan agens farmaseutikal
ditandai dengan adanya lesi pada kulit, mukosa, dan mata (00046)
b. Resiko infeksi berhubungan dengan pertahanan tubuh primer tidak
adekuat (gangguan integritas kulit) (00004)
c. Nyeri akut berhubungan dengan agens cedera ditandai dengan kulit
yang terkelupas dan adanya lesi (00132)
d. Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan ketidakmampuan makan ditandai dengan demam, sakit
tenggorokan, dan adanya gangguan pada mukosa (00002)
e. Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan faktor yang
mempengaruhi kebutuhan cairan (00028)
ASUHAN KEPERAWATAN
A. IDENTITAS
Nama : Ny “M”
Umur : 45 Tahun
Alamat : BPS Sudiang
Pendidikan : SMA
Agama : Islam
Status pernikahan : Menikah
Suku : Bugis
Pekerjaan : Swasta
Tgl / Jam masuk : 18 September 2019 , Pukul 16.30
Tgl / Jam pengkajian : 23 September 2019 , Pukul 10.35
Ruang rawat : Melati
No Rekam medik : 65 78 03
Sumber informasi : Pasien dan Suami
Diagnpsa Medis : Sindrome Steven Jhonson
B. STATUS KESEHATAN SAAT INI
1. Keluhan Utama : Kulit Melepuh
2. Riwayat Kel Utama : Klien masuk IGD dengan keluhan kulit melepuh
seluruh badan dirasakan kurang lebih 2 minggu lalu secara tiba-tiba setelah
diberikan suntikan obat, awalnya muncul bentol-bentol merah dan bernanah,
klienn demam, batuk dan menggigil, beberapa hari kemudian seluruh badan
memerah dan melepuh.
C. RIWAYAT KESEHATAN MASA LALU
1. Penyakit yang pernah di alami
Pernah di Rawat di RS lain dengan kasus yang sama
2. Riwayat alergi
Alergi Makanan dan Obat tertentu
3. Imunisasi
Klien Tidak Ingat
4. Kebiasaan Merokok
Klien Tidak merokok
5. Obat-obatan
Obat Herbal. Penurun demam, Antibiotik dan Vitamin
D. ASPEK PSIKOSOSIAL
1. Pola fikir dan persepsi
a. Hal yang sangat difikirkan saat ini
Klien Ingin sembuh dan pulang kerumah
b. Harapan setelah menjalani perawatan
Klien berharap penyakitnya tidak kambuh lagi
c. Perubahan yang dirasakan setelah sakit
Klien merasa tidak nyaman dengan dirinya sendiri dan kluarnganya
karna kondisinya saat ini
2. Hubungan komunikasi
Klien jarang berkomunikasi dengan orang lain kecuali dengan keluarga inti
3. Pertahanan koping
a. Penganbil keputusan : Klien dan suami
b. Perasaan klien akan dirinya : klien tidak yakin akan kesembuhannya,
klien merasa malu karena kondisi tubuhnya yang melepuh dan bau, klien
merasa menjadi beban oleh keluarganya
c. Yang dapat dilakukan jika stres : Tidak banyak hal yang dapat dilakukan
karena kondisi yang tidak memungkinkan
4. Hal yang dilakukan perawat saat ini
a. Memberi edukasi pendidikan kesehatan tentang penyakit dan
penanganannya
b. Memberi motivasi kepada pasien
5. Sistem nilai dan kepercayaan
Klien mengatakan semenjak kulitnya melepuh klien tidak pernah sholat
karna merasa dirinya kotor, tapi masih sering bersyikir
E. PENGKAJIAN FISIK
Keadaan umum : Lemah
Kesadaran : Composmentis GCS : E4 M4 V5
Tekanan Darah : 110/70 mmHg :
Nadi : 104 kali/menit
Pernafasan : 24 kali/menit
Suhu : 38.2 C
Berat Badan : 50 kg
Tinggi Badan : 155 Cm IMT : 20.81
9. Ektremitas
a. Inspeksi : Warna kulit tidak rata, tampak lesi /luka melepuh
kemerahan disertai pus/nanah diseluruh extreminas
b. Palpasi : Nyeri tekan pada ekstremitas atas dan ekstremitas bawah
10. Pemeriksaan kulit
Inspeksi : Warna kulit tidak merasa, tampak lesi melepuh di seluruh
bagian tubuh.
Palpasi : turgor kulit kurang, tempak edema pada extremitas bawah
11. Fungsi persyarafan
a. Fungsi cerebral
Satus mental : Normal
Bahasa : Dapat berbicara dengan bahasa yang dimengerti
Kesadaran : Composmentis
b. Fungsi cerebellum
Kondisi dan keseimbangan dalam batas normal
c. Saraf cranial
Nervus I (Olfaktorius/penciuman) : Penciuman baik (diuji dengan
balsem)
Nervus II (Optikus/penglihatan) : Penglihatan normal
Nervus III, IV, VI (Okulomotorius, troklearis, abdusen) : Kontraksi
pupil normal, dapat menutup dan membuka dengan baik,
pergerakan bola mata normal
Nervus V (Trigeminus) : Sensorik baik, reflex bau baik
Nervus VII (Fasialis): Saraf mimic baik, tidak ada kelainan saat
senyum
Nervus VIII (Auditorius) : Pendengaran baik
Nervus IX (Glosofaringeus) : Dapat membedakan rasa manis,
asam dan pahit
Nervus X (Vagus) : Rangsangan muntah / menelan baik
Nervus XI (Asesorius): Dapat memalingkan kepala kanan dan kiri
3 3
Kekuatan Otot : Lemah
F. KEBUTUHAN NUTRISI
G. POLA ELIMINASI
Keterangan :
0 Mandiri
1 Dengan alat bantu
2 Dibantu orang lain
3 Dibantu orang lain dan alat
4 Tergantung
J. PERSONAL HYGIENE
K. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1) Pemeriksaan Laboratorium
Kimia
SGOT 42 0 – 31 U/L
SGPT 29 0 – 42 U/L
Ureum 28 10 – 50 mg/dl
Kreatinin 0.53 0.6 – 1.2 mg/dl
Glukosa Sewaktu 154 70 – 200 mg/dl
Elektrolit
Na 132 136 -145 mmol/L
K 4.5 3.5 – 5.1 mmol/L
Cl 101 98 - 106 mmol/L
2) Foto Thorax PA
Kesan : Multiple nodul pada lapangan atas paru kiri dicurigai metastase
efusi pleura kiri
3) Ultrasonografi
Kesan : Dalam batas normal
L. GENOGRAM
65
5
44 38 35 33 31
45
5
Keterangan :
= Perempuan meninggal
= Keturunan Klien
= Perkawinan
ANALISA DATA
DATA MASALAH
Data Subjektif
1. Klien mengatakan kulitnya melepuh Kerusakan Integritas kulit
diseluruh bagian tubuh
2. Klien megatakan kulitnya perih dan gatal Domain II. Keamanan
jika disentuh /Perlindungan
Data Objektif Kelas 2 . Cedera Fisik
1. Tampak lesi/ luka melepuh di seluruh bagian
tubuh
2. Tampak penegelupasan kulit
3. Tamapak kulit eritema
4. Warna kulit tidak merata, merah (tampak
jaringan yang baru melepuh) hitam ( jaringan
kulit yang sudah mati)
Data Subjektif
1. Klien mengatakan kulitnya melepuh Nyeri Akut
diseluruh bagian tubuh
2. Klien megatakan kulitnya perih dan gatal Domain 12 : Kenyamanan
jika disentuh Kelas 1 : Kenyamanan Fisik
3. Klien mengatakan nyeri tenggorokan saat
menelan
4. Klien mengatakan nyeri saat bergerak
5. Klien mengatakan nyeri kepala
Data Objektif
1. Tampak lesi/ luka melepuh di seluruh
bagian tubuh
2. Ekspresi wajah meringis
Data Subjektif
1. Klien mengatakan tidak nafsu makan Ketidakseimbangan nutrisi
2. Klin mengatakan makanan yang di berikan
tidak habis Domain 2. Nutrisi
3. Klien mengatakan nyeri saat menelan Kelas 1. Makan
Data Objektif
1. Porsi makanan tidak di habiskan.
2. Berat badan menurun
BB sakit 50 kg, BB sebelum 58 Kg
3. Konjungtiva Anemis
4. Tampak sariawan di mulut pasien
Data Subjektif
1. Klien mengatakan tidak bisa tidur dimalam Gangguan Pola Tidur
dan siang hari karna nyeri
2. Klien mengatakan tidur 2-3 jam/hari Domain 4 Aktifitas/Istirahat
dengan pola sering terbangun Kelas 1 Tidur / Istirahat
3. Klien mengatakan tidak nyaman dengan
lingkungan rumah sakit.
Data Objektif
1. Tampak lesi/ luka melepuh di seluruh
bagian tubuh
2. Konjungvita anemis
3. Tampak lesu dan sering menguap
Data Subjektif
1. Klien mengatakan tidak bisa beraktifitas
seperti biasa
2. Klien mengatakan tidak bisa berjalan
ssecara mandiri Hambatan Mobilitas Fisik
3. Klien mengatakan tidak bisa
menggerakkan badannya secara mandiri Domain 4 Aktifitas/ Istirahat
Data Objektif Kelas 2 Aktifitas/olahraga
1. Tampak lesi/ luka melepuh di seluruh
bagian tubuh
2. Ekspresi wajah meringis
3. Konjungvita anemis
4. Pergerakan terbatas
Data Subjektif
1. Klien mengatakan kulitnya melepuh Resiko Infeksi
diseluruh bagian tubuh
2. Klien megatakan kulitnya perih dan gatal Domain II. Keamanan
jika disentuh /Perlindungan
Data Objektif Kelas 1. Infeksi
1. Tampak lesi/ luka melepuh di seluruh bagian
tubuh
2. Warna kulit tidak merata, merah (tampak
jaringan yang baru melepuh dan
mengeluarkan cairan.
3. Turgor kulit nenurun
4. Skin teraba deman , Suhu : 38.2 C
5. Hasil Lab
WBC : 9.38 10^3/ ul
LED : 132 mm
HGB : 10.5 g/dl
SGOT : 42 u/l
1. Kerusakan integritas kulit Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1. Pantau kulit dan membran mukosa pada
area yang mengalami perubahan warna,
berhubungan dengan agens selama 4 x 24 jam, tujuan yang
memar, dan kerusakan.
farmaseutikal ditandai dengan diharapkan (NOC) : Integritas jaringan :
2. Pantau adanya kekeringan dan
adanya lesi pada kulit dan kulit & membran mukosa baik dengan kelembaban yang berlebihan pada kulit
3. Oleskan salep yang sesuai dengan
mukosa, Kriteria Hasil :
kulit/lesi.
1) Tidak ada lesi pada kulit dan mukosa
4. Berikan balutan yang sesuai dengan jenis
membran luka.
5. Anjurkan klien untuk menggunakan
2) Tidak ada pengelupasan kulit
pakaian yang longgar.
3) Tidak ada eritema
6. Ajarkan kepada keluarga tentang tanda
4) Tidak ada peningkatan suhu kulit dan kerusakan kulit.
2 Nyeri akut berhubungan Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1. Kaji tingkat nyeri yang komprehensif
selama 4 x 24 jam, tujuan yang meliputi lokasi, karakteristik, awitan dan
dengan agens cedera biologis
diharapkan (NOC) : Kontrol nyeri dapat durasi, frekwensi, kualitas, intensitas atau
ditandai dengan kulit yang
dilakukan dan tingkat nyeri dapat keparahan nyeri, dan faktor presipitasinya.
terkelupas dan adanya lesi berkurang dengan Kriteria Hasil : 2. Observasi isyarat nonverbal
1) Secara konsisten menunjukkan dalam ketidaknyamanan.
menggunakan tindakan pengurangan 3. Monitor vital sign sebelum dan sesudah
nyeri tanpa analgesik pemberian analgesik pertama kali
2) Nyeri yang dilaporkan : tidak ada 4. Ajarkan penggunaan teknik relaksasi
3) Ekspresi nyeri wajah : tidak ada nonfarmakologi sebelum atau sesudah rasa
4) Melaporkan nyeri yang terkontrol sakit meningkat.
5) Melaporkan perubahan terhadap 5. Berikan informasi yang lengkap dan akurat
gejala nyeri pada profesional untuk mendukung pengetahuan keluarga
kesehatan terhadap nyeri pasien.
6. Kolaborasi pemberian analgesik
3 Ketidakseimbangan nutrisi Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1. Monitor kecenderungan terjadinya penurunan
kurang dari kebutuhan selama 4 x 24 jam, tujuan yang diharapkan berat badan
berhubungan dengan kurang (NOC) : klien mampu mempertahankan 2. Anjurkan pasien makan makanan tambahan
asupan diet (makanan) asupan nutrisi yang adekuat dengan sedikit tapi sering
6) Rasio berat dan tinggi badan tidak asupan nutrisi yang adekuat untuk proses
7) Nafsu makan (rangsangan untuk 5. Kolabirasi dengan ahli gizi mengenai asupan
4 Gangguan Pola tidur Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1. Monitor pola tidur, jumlah jam tidur, faktor
nyamanan fisik (proses (NOC) : klien dapat tidru dengan efektif 2. Ciptakan lingkungan yang tenang dan
1. Jumlah jam tidur dalam batas normal relaksasi nafas dalam, distraksi, relaksasi otot
Hambatan mobilitas fisik Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1. Kaji tingkat kemampuan klien untuk
5
berhubungan dengan nyeri dan selama 4 x 24 jam, tujuan yang diharapkan mobilitas
penurunan pertahanan tubuh. (NOC) : 2. Atur/ rubah posisi klien setiap 2 jam
Mobilitas fisik kembali normal dengan 3. Latih dan ajarkan klien melakukan gerakan
mandiri
6. Resiko infeksi berhubungan Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1. Monitor karakteristik luka, termasuk drainase,
selama 4 x 24 jam, tujuan yang warna, ukuran, dan bau.
dengan pertahanan tubuh
diharapkan (NOC) : Kontrol resiko: 2. Batasi jumlah pengunjung
primer tidak adekuat
proses infeksi dapat dilakukan dan status 3. Tingkatkan intake nutrisi yang tepat.
(gangguan integritas kulit) imunitas baik dengan Kriteria Hasil: 4. Anjurkan pengunjung untuk mencuci tangan
1) Mengidentifikasi faktor resiko pada saat memasuki dan meninggalkan
infeksi ruangan pasien.
2) Mengidentifikasi tanda dan gejala 5. Ajarkan pasien dan keluarga mengenai tanda
dan gejala infeksi dan kapan harus
infeksi
melaporkannya kepada penyedia perawatan
3) Memonitor perilaku diri yang
kesehatan.
berhubungan dengan resiko infeksi
6. Ajarkan pasien dan anggota keluarga
4) Memonitor faktor di lingkungan yang mengenai bagaimana menghindari infeksi.
berhubungan dengan resiko infeksi 7. Berikan terapi antibiotik yang sesuai
5) Jumlah leukosit dalam batas normal (kolaborasi dengan dokter).
3
(5000 - 10.000/mm )
CATATAN PERKEMBANGAN
Diagnosa
No Hari/Tgl Jam Implementasi SOAP
Keperawatan
1 RABU Kerusakan integritas 08.00 1. Memantau kulit dan membran mukosa
pada area yang mengalami perubahan S : Klien mengatakan kulitnya
25 SEP kulit berhubungan warna, memar, dan kerusakan. melepuh diseluruh bagian tubuh
2019
H : seluruh bagian tubuh melepuh, kulit
dengan agens
mulai mengering dan bau berkurang
2. Memantau adanya kekeringan dan O:
farmaseutikal ditandai 08.20
kelembaban yang berlebihan pada kulit 1) Tampak lesi/ luka melepuh di
dengan adanya lesi H : Kulit mulai mengering disebagian seluruh bagian tubuh
tubuh
pada kulit dan 2) Tampak penegelupasan kulit
3. Mengoleskan salep yang sesuai dengan
08.35
kulit/lesi. 3) Tamapak kulit eritema
mukosa,
H : telah dioleskan gentasimin salep 4) Warna kulit tidak merata,
4. Menganjurkan klien untuk menggunakan
kulit mulai mengering
08.45 pakaian yang longgar.
H : Klien tidak menggunakan pakain
cuman menggunakan daun pisang agar A : Kerusakan Integritas Kulit
terasa dingin. Masalah teratasi sebagian
08.55 5. Mengajarkan kepada keluarga tentang
tanda dan kerusakan kulit. P : Lanjutkan Intervensi
H : keluarga paham
Diagnosa
No Hari/Tgl Jam Implementasi SOAP
Keperawatan
2 SENIN Nyeri akut 09.15 1. Mengkaji tingkat nyeri yang
S:
komprehensif meliputi lokasi,
23 SEP berhubungan dengan 6. Klien megatakan kulitnya
2019 karakteristik, awitan dan durasi, frekwensi,
agens cedera ditandai perih dan gatal jika disentuh
kualitas, intensitas atau keparahan nyeri,
dan saat bergerak
dengan kulit yang dan faktor presipitasinya.
7. Klien mengatakan nyeri
P : kerusakan integritas kulit
terkelupas dan adanya tenggorokan saat menelan
Q : seperti terbakar
lesi 8. Klien mengatakan nyeri
R : Kulit keseluruhan
kepala
S : Skala 5 (VAS)
O:
T : Terus menerus
1. Nyeri yang dilaporkan :
09.35 2. Memonitor vital sign sebelum dan sesudah
skala 5
pemberian analgesik pertama kali
2. Ekspresi nyeri wajah :
TD : 120/80 mmHg
meringis
Nadi : 78 kali/menit
A : Masalah belum teratasi
Suhu : 37.8 C
P : Lanjutkan Intervensi
Pernafasan : 20 kali/menit
10.15
Pernafasan : 20 kali/menit
3. Mengajarkan penggunaan teknik
10.25
relaksasi nonfarmakologi sebelum
atau sesudah rasa sakit meningkat.
H : klien melaksanakan dengan
bimbingan
11.40
4. Memberikan informasi yang lengkap
dan akurat untuk mendukung
pengetahuan keluarga terhadap nyeri
pasien.
H : Klien paham
5. Mengkolaborasi pemberian analgesik
H : Paracetamol drips,
methilpredisolon
Pernafasan : 22 kali/menit
3. Mengajarkan penggunaan teknik
10.15 relaksasi nonfarmakologi sebelum atau
sesudah rasa sakit meningkat.
H : klien melaksanakan dengan
bimbingan
10.25 4. Memberikan informasi yang lengkap
dan akurat untuk mendukung
pengetahuan keluarga terhadap nyeri
pasien.
H : Klien paham
5. Mengkolaborasi pemberian analgesik
H : Paracetamol drips, methilpredisolon
Diagnosa Implementasi
No Hari/Tgl Jam SOAP
Keperawatan
1 SENIN Ketidakseimbangan 08.00 1. Memonitor kecenderungan terjadinya
23 SEP S : Klien mengatakan tidak nafsu makan
penurunan berat badan
2019 nutrisi kurang dari dan tidak menghabiskan porsi
H : Berat badan Tuurun dari 58 ke 50
kebutuhan makanan.
kg
berhubungan dengan 2. Menganjurkan pasien makan makanan
08.20 O:
tambahan sedikit tapi sering.
kurang asupan diet 1) Asupan makanan dan cairan oral
H : Klien makan biskuit
(makanan) skala 3 (cukup terganggu)
08.30 3. Memberi Health Edukasi tentang
pentingnya asupan nutrisi yang 2) Rasio berat , skala 4 (sedikit
adekuat untuk proses penyembuhan.
terganggu)
08.45 H : Klien dan keluarga mengerti
4. Mengkolaborasikan dengan ahli gizi 3) Nafsu makan Skala 2 (banyak
mengenai asupan nutrisi sesuai terganggu)
08.55 indikasi.
A : Masalah belum teratasi
H : Diberikan indikasi Diet Tinggi
Kalori Tinggi Protein. P : Lanjutkan Intervensi
Diagnosa Implementasi
No Hari/Tgl Jam SOAP
Keperawatan
1 SELASA Ketidakseimbangan 08.00 1. Memonitor kecenderungan terjadinya
24 SEP S : Klien mengatakan tidak nafsu makan dan
penurunan berat badan
2019 nutrisi kurang dari tidak menghabiskan porsi makanan.
H : Berat badan Tuurun dari 58 ke 50 kg
kebutuhan
2. Menganjurkan pasien makan makanan
O:
berhubungan tambahan sedikit tapi sering.
08.20 1. Asupan makanan dan cairan oral skala
H : Klien makan biskuit dan bubur kacang
dengan kurang
3. Memberi Health Edukasi tentang 3 (cukup terganggu)
asupan diet
08.30 pentingnya asupan nutrisi yang adekuat 2. Rasio berat , skala 4 (sedikit
(makanan) untuk proses penyembuhan.
terganggu)
H : Klien dan keluarga mengerti
08.45 4. Mengkolaborasikan dengan ahli gizi 3. Nafsu makan Skala 3 (cukup
mengenai asupan nutrisi sesuai indikasi. terganggu)
H : Diberikan indikasi Diet Tinggi
A : Masalah belum teratasi
08.55 Kalori Tinggi Protein.
P : Lanjutkan Intervensi
Diagnosa Implementasi
No Hari/Tgl Jam SOAP
Keperawatan
1 RABU Ketidakseimbangan 08.00 1. Memonitor kecenderungan terjadinya
25 SEP S : Klien mengatakan nafsu makan
penurunan berat badan
2019 nutrisi kurang dari mulai membaik.
H : Berat badan Tuurun dari 58 ke 50 kg
kebutuhan
2. Menganjurkan pasien makan makanan
O:
berhubungan dengan tambahan sedikit tapi sering.
08.20 1. Asupan makanan dan cairan oral
H : Klien makan biskuit dan bubur kacang
kurang asupan diet
3. Memberi Health Edukasi tentang skala 4 (sedikit terganggu)
(makanan)
08.30 pentingnya asupan nutrisi yang adekuat 2. Rasio berat , skala 4 (sedikit
untuk proses penyembuhan.
terganggu)
H : Klien dan keluarga mengerti
08.45 4. Mengkolaborasikan dengan ahli gizi 3. Nafsu makan Skala 4 (sedikit
mengenai asupan nutrisi sesuai indikasi. terganggu)
H : Diberikan indikasi Diet Tinggi Kalori
A : Masalah teratasi sebagian
08.55 Tinggi Protein.
P : Lanjutkan Intervensi
Diagnosa Implementasi
No Hari/Tgl Jam SOAP
Keperawatan
1 KAMIS Ketidakseimbangan 08.00 1. Memonitor kecenderungan terjadinya
26 SEP S : Klien mengatakan nafsu makan
penurunan berat badan
2019 nutrisi kurang dari mulai membaik dan porsi di
H : Berat badan Tuurun dari 58 ke 50 kg
kebutuhan habiskan setengan
2. Menganjurkan pasien makan makanan
berhubungan 08.20 tambahan sedikit tapi sering.
O:
H : Klien makan biskuit dan bubur kacang
dengan kurang 1. Asupan makanan dan cairan oral
3. Memberi Health Edukasi tentang
asupan diet skala 4 (sedikit terganggu)
pentingnya asupan nutrisi yang adekuat
(makanan) untuk proses penyembuhan. 2. Rasio berat , skala 4 (sedikit
08.45
H : Klien dan keluarga mengerti
terganggu)
4. Mengkolaborasikan dengan ahli gizi
mengenai asupan nutrisi sesuai indikasi. 3. Nafsu makan Skala 4 (sedikit
H : Diberikan indikasi Diet Tinggi Kalori terganggu)
08.55 Tinggi Protein.
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan Intervensi
Diagnosa
No Hari/Tgl Jam Implementasi SOAP
Keperawatan
4 SENIN Gangguan Pola 09.30 1. Memonitor pola tidur, jumlah jam tidur,
S : Klien mengatakan susah tidur
23 SEP Tidur berhubungan faktor prnyebab.
2019
dengan ketidak H: 2-3 jam, tidak bisa tidur nyenyak karena O:
1. Tidur 3-4 jam
nyamanan fisik rasa nyeri
2. Klien Nampak tidak segar
(proses penyakit) 09.40 2. Menciptakan lingkungan yang tenang dan 3. Pola tidur sering terbangun
mendukung
A : Masalah belum teratasi
H: Diberikan lingkungan yang tenang
kondisi tubuhnya
perawat.
Diagnosa
No Hari/Tgl Jam Implementasi SOAP
Keperawatan
4 SELASA Gangguan Pola 09.30 1. Memonitor pola tidur, jumlah jam tidur,
S : Klien mengatakan masih susah
faktor prnyebab.
24 SEP Tidur berhubungan tidur
2019 H: 3-4 jam, tidak bisa tidur nyenyak karena
dengan ketidak
rasa nyeri
O:
nyamanan fisik 2. Menciptakan lingkungan yang tenang dan
1. Tidur 3 jam
09.40 mendukung
(proses penyakit) 2. Klien Nampak tidak segar
H: Diberikan lingkungan yang tenang
3. Pola tidur sering terbangun
3. Menginstruksikan klien menggunakan
metode relaksasi nafas dalam, distraksi,
relaksasi otot progresif, memdengar musik
09.45 A : Masalah belum teratasi
lembut untuk megurangi kecemasan
H: Klien paham dengan yang diinstruksikan
P : Lanjutkan Intervensi
4. Memulai terapkan langkah langkah
kenyamanan seperti mengubah posisi yang
nyaman.
H: Klien susah mengubah posisi karena
kondisi tubuhnya
Diagnosa
No Hari/Tgl Jam Implementasi SOAP
Keperawatan
4 RABU Gangguan Pola Tidur 09.30 1. Memonitor pola tidur, jumlah jam tidur, faktor
S : Klien mengatakan masih
prnyebab.
25 SEP berhubungan dengan susah tidur
2019 H: 3jam, tidak bisa tidur nyenyak karena rasa nyeri
ketidak nyamanan
2. Menciptakan lingkungan yang tenang dan
O:
fisik (proses penyakit) mendukung
1. 2-3 jam
09.40 H: Diberikan lingkungan yang tenang
2. Klien Nampak tidak
3. Menginstruksikan klien menggunakan metode
segar
relaksasi nafas dalam, distraksi, relaksasi otot
3. Pola tidur sering
progresif, memdengar musik lembut untuk
terbangun
megurangi kecemasan
09.45 4.
H: Klien paham dengan yang diinstruksikan
A :Masalah belum teratasi
4. Memulai terapkan langkah langkah kenyamanan
seperti mengubah posisi yang nyaman.
H: Klien susah mengubah posisi karena kondisi P : Lanjutkan Intervensi
tubuhnya
Diagnosa
No Hari/Tgl Jam Implementasi SOAP
Keperawatan
5 SENIN Hambatan mobilitas 09.35 1. Mengkaji tingkat kemampuan klien untuk
S:
23 SEP fisik berhubungan mobilitas 1. Klien mengatakan
2019
dengan nyeri dan H : Kemampuan mobilisasi ditempat ditempat aktivitasnya dibantu
oleh keluarga dan
penurunan pertahanan tidur dibantu dan menggunakan alat, dan berpindah
perawat
tubuh. membutuhkan bantuan 2. Klien mengatakan sulit
2. Mengatur/ rubah posisi klien setiap 2 jam menggerakkan
badannya karena
H : Dilakuka oeh perawat dan keluarga klien
09.45 adanya lesi
3. Melatih dan ajarkan klien melakukan gerakan O:
ROM baik aktif maupun pasif 1. Klien belum mampu
mobilisasi seperti biasa
H : Melatih gerakan ROM pasif secara perlahan
09.50
Diagnosa
No Hari/Tgl Jam Implementasi SOAP
Keperawatan
5 SELASA Hambatan mobilitas 09.35 1. Mengkaji tingkat kemampuan klien untuk
S:
24 SEP fisik berhubungan mobilitas
2019 1. Klien mengatakan
dengan nyeri dan H : Kemampuan mobilisasi ditempat ditempat aktivitasnya dibantu
penurunan pertahanan tidur dibantu dan menggunakan alat, dan oleh keluarga dan
perawat
tubuh. berpindah membutuhkan bantuan
2. Klien mengatakan sulit
2. Mengatur/ rubah posisi klien setiap 2 jam menggerakkan
09.45 H : Dilakuka oeh perawat dan keluarga klien badannya karena
adanya lesi
3. Melatih dan ajarkan klien melakukan gerakan
O:
ROM baik aktif maupun pasif 1. Klien belum mampu
H : Melatih gerakan ROM pasif secara perlahan mobilisasi seperti
biasa
09.50 4. Membantu klien untuk melaksanakan
2. klien belum mampu
kebutuhan aktifitas sehari-hari melakukan ADL
secara mandiri
P : Lanjutkan Intervensi
Diagnosa
No Hari/Tgl Jam Implementasi SOAP
Keperawatan
5 RABU Hambatan mobilitas 09.35 1. Mengkaji tingkat kemampuan klien untuk S:
mobilitas 1. Klien mengatakan aktivitasnya
25 SEP fisik berhubungan
2019 H : Kemampuan mobilisasi ditempat dibantu oleh keluarga dan
dengan nyeri dan
ditempat tidur dibantu dan menggunakan perawat
penurunan alat, dan berpindah membutuhkan bantuan 2. Klien mengatakan sulit
2. Mengatur/ rubah posisi klien setiap 2 jam menggerakkan badannya karena
pertahanan tubuh.
H : Dilakuka oeh perawat dan keluarga klien adanya lesi
3. Melatih dan ajarkan klien melakukan O:
09.45 gerakan ROM baik aktif maupun pasif 1. Klien belum mampu mobilisasi
H : Melatih gerakan ROM pasif secara seperti biasa
perlahan 2. Klien belum mampu
4. Membantu klien untuk melaksanakan melakukan ADL secara mandiri
kebutuhan aktifitas sehari-hari 3. Seluruh aktivitas klien dibantu
P : Lanjutkan Intervensi
Diagnosa
No Hari/Tgl Jam Implementasi SOAP
Keperawatan
6 SENIN Resiko infeksi 09.15 1. Monitor karakteristik luka, termasuk drainase,
S: -
warna, ukuran, dan bau.
23 SEP berhubungan dengan
2019 H : kulit melepuh diseluruh tubuh, warna tidak
pertahanan tubuh O:
merata dan mengeluarkan cairan yang berbau. 1. Tampak lesi/ luka
primer tidak adekuat 09.35 2. Mematasi jumlah pengunjung melepuh di seluruh
H : Keluarga klien mengrti bagian tubuh
(gangguan integritas
3. Meningkatkan intake nutrisi yang tepat 2. Warna kulit tidak merata,
kulit)
09.50 H : klien di beri asupan TKTP merah (tampak jaringan
4. Menganjurkan pengunjung untuk mencuci yang baru melepuh)
tangan pada saat memasuki dan meninggalkan hitam ( jaringan kulit
10.15 ruangan pasien. yang sudah mati)
H : dilaksanakan 3. Klien tampak deman ,
5. Mengajarkan pasien dan keluarga mengenai Suhu : 38.2 C
10.25 tanda dan gejala infeksi dan kapan harus 4. Hasil Lab
melaporkannya kepada penyedia perawatan WBC : 9.38 10^3/ ul
kesehatan. LED : 132 mm
Diagnosa
No Hari/Tgl Jam Implementasi SOAP
Keperawatan
6 SELASA Resiko infeksi 09.15 1. Monitor karakteristik luka, termasuk
S: -
drainase, warna, ukuran, dan bau.
24 SEP berhubungan dengan
2019 H : kulit melepuh diseluruh tubuh, warna
pertahanan tubuh O:
tidak merata dan mengeluarkan cairan 1. Tampak lesi/ luka melepuh
primer tidak adekuat 09.35 yang berbau. di seluruh bagian tubuh
2. Mematasi jumlah pengunjung 2. Warna kulit tidak merata,
(gangguan integritas
H : Keluarga klien mengrti merah (tampak jaringan yang
kulit)
09.50 3. Meningkatkan intake nutrisi yang tepat baru melepuh) hitam (
H : klien di beri asupan TKTP jaringan kulit yang sudah
4. Menganjurkan pengunjung untuk mencuci mati)
10.15 tangan pada saat memasuki dan 3. Akral teraba hangat , Suhu :
meninggalkan ruangan pasien. 37.8 C
H : dilaksanakan 4. Hasil Lab
10.25 5. Memberikanerikan terapi antibiotik yang WBC : 9.38 10^3/ ul
sesuai (kolaborasi dengan dokter). LED : 132 mm
H : Ceftriaxone A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan Intervensi
Diagnosa
No Hari/Tgl Jam Implementasi SOAP
Keperawatan
6 KAMIS Resiko infeksi 09.15 1. Monitor karakteristik luka, termasuk
S: -
drainase, warna, ukuran, dan bau.
26 SEP berhubungan
2019 H : kulit melepuh diseluruh tubuh, warna O:
dengan
tidak merata dan bau mulai berkurang. 1. Tampak lesi/ luka melepuh di
pertahanan tubuh 2. Mematasi jumlah pengunjung seluruh bagian tubuh
09.35 2. Warna kulit tidak merata,
H : Keluarga klien mengrti
primer tidak merah (tampak jaringan yang
3. Meningkatkan intake nutrisi yang tepat baru melepuh) hitam (
adekuat jaringan kulit yang sudah
09.50 H : klien di beri asupan TKTP
mati)
(gangguan 4. Menganjurkan pengunjung untuk
3. Tidak ada demam , Suhu : 37
10.15 mencuci tangan pada saat memasuki dan C
integritas kulit)
meninggalkan ruangan pasien. 4. Hasil Lab
WBC : 9.38 10^3/ ul
H : dilaksanakan
LED : 132 mm
5. Memberikanerikan terapi antibiotik yang A : Masalah teratasi sebagian
10.25
sesuai (kolaborasi dengan dokter).
H : Ceftriaxone P : Lanjutkan Intervensi