Anda di halaman 1dari 4

TEORI INDERA

Manusia memiliki 5 indera yaitu, indera penglihatan, indera pembau, indera pengecap,
indera peraba dan indera pendengaran. Berikut ini merupakan anatomi dan fisiologi alat – alat
indera manusia:

1. Indera Penglihatan
Alat indera penglihatan yaitu mata, terdiri dari tiga lapis dinding antara lain sklera,
koroid, dan retina. Sklera merupakan lapisan pembungkus bagian luar mata yang
mempunyai ketebalan 1 mm. Seperenam luas sklera di bagian depan merupakan lapisan
bening yang disebut kornea. Kornea merupakan selaput yang tembus cahaya, melalui kornea
kita dapat melihat membran pupil dan iris. Iris berfungsi mengatur bukaan pupil secara
otomatis menurut jumah cahaya yang masuk ke mata. Iris berwarna karena mangandung
pigmen, warna iris bervariasi sesuai dengan jumlah pigmen yang terdapat di dalamnya,
makin banyak kandungan pigmen maka makin gelap warna iris. Pupil berfungsi mengatur
cahaya yang masuk ke mata. Dalam keadaan terang bukaan pupil akan mengecil, sedangkan
dalam keadaam gelap bukaan pupil akan membesar. Diameter bukaan pupil berkisar antara
2 sampai 8 mm. Selaput koroid adalah lapisan pigmen di antara sklera dan iris, fungsinya
memberikan nutrisi. Korpus siliaris merupakan lapisan yang tebal, berbentuk seperti cincin
yang terbentang dari ora serata sampai ke iris. Fungsinya adalah untuk terjadinya akomodasi,
proses muskulus siliaris harus berkontraksi. Lensa mata menerima cahaya dari pupil dan
meneruskannya pada retina. Fungsi lensa mata adalah mengatur fokus cahaya, sehingga
cahaya jatuh tepat pada bintik kuning retina. Untuk melihat objek yang jauh (cahaya datang
dari jauh), lensa mata akan menipis. Sedangkan untuk melihat objek yang dekat (cahaya
datang dari dekat), lensa mata akan menebal. Lensa mata terletak di antara iris dan kornea,
terpisah oleh aquerous humour. Aquerous humour adalah suatu cairan yang komposisinya
serupa dengan cairan serebrospinal. Demikian pula antara lensa mata dan bagian belakang
mata terisi semacam cairan kental (vitreous humour). Vitreous humour adalah suatau cairan
kental yang mengandung air dan mukopoliskarida. Cairan ini bekerja bersama-sama lensa
mata untuk membiaskan cahaya sehingga tepat jatuh pada fovea (bintik kuning) atau dekat
fovea. Bagian penting mata lainnya adalah retina. Retina adalah bagian saraf mata, tersusun
atas sel-sel saraf dan serabut-serabutnya. Sel-sel saraf terdiri atas sel saraf bentuk batang
dan kerucut. Sel saraf bentuk batang sangat peka cahaya tetapi tidak dapat membedakan
warna, sedangkan sel saraf kerucut kurang peka cahaya tetapi dapat membedakan warna.
Sel saraf bentuk batang tersebar sepanjang retina, sedangkan sel saraf kerucut
terkonsentrasi pada fovea (bintik kuning) dan mempunyai hubungan tersendiri dengan serat
saraf optik. Pada retina terdapat dua buah bintik yaitu bintik kuning (fovea) dan bintik buta
(blind spot). Pada bintik kuning (fovea) terdapat sejumlah sel saraf kerucut, sedangkan pada
bintik buta tidak terdapat sel saraf batang maupun kerucut. Suatu objek dapat dilihat
dengan jelas apabila bayangan objek tersebut tepat jatuh pada bintik kuning (fovea). Dalam
hal ini lensa mata akan bekerja otomatis untuk memfokuskan bayangan objek tersebut
sehingga tepat jatuh pada bagian fovea (Soewolo, dkk. 2005: 137-139).
Cahaya yang melewati kornea akan diteruskan melalui pupil, kemudian difokuskan
oleh lensa ke bagian belakang mata, yaitu retina. Fotoreseptor pada retina mengumpulkan
informasi yang ditangkap mata, kemudian mengirimkan sinyal informasi tersebut ke otak
melalui saraf optik. Semua bagian tersebut harus bekerja simultan untuk dapat melihat
suatu objek(Yustina) Febriany_ Yustina Elisa dkk_2015_FAKTOR RISIKO MIOPIA PADA
MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO ANGKATAN 2011-2014_
Undergraduate thesis Faculty of Medicine-2124
2. Indera Pembau
Hidung merupakan alat indera pembau. Fungsi fisiologis hidung antara lain yaitu,
- fungsi respirasi untuk mengatur kondisi udara (air conditioning), penyaring
udara, humidifikasi, penyeimbang dalam pertukaran tekanan dan mekanisme
imunologik lokal
- fungsi penghidu, karena terdapanya mukosa olfaktorius (penciuman) dan
reservoir udara untuk menampung stimulus penghidu
- fungsi fonetik yang berguna untuk resonansi suara, membantu proses berbicara
dan mencegah hantaran suara sendiri melalui konduksi tulang
- fungsi statistik dan mekanik untuk meringankan beban kepala, proteksi
terhadap trauma dan pelindung panas
- refleks nasal

(Syaffa) Zahra, Syaffa Sadida, dkk_2016_PENGARUH IRIGASI HIDUNG TERHADAP


DERAJAT SUMBATAN HIDUNG PADA PEROKOK_Undergraduate thesisDiponegoro
University_2218

Reseptor pembau terletak pada bagian langit-langit rongga hidung yang disebut
epitelum olfaktori. Sel reseptor olfaktori merupakan sel saraf yang badan selnya terletak di
dalam membran olfaktori. Dendrit sel saraf ini menjulur ke permukaan membran dengan
ujung dendrit bersilia yang disebut rambut olfaktori. Stimulus reseptor olfaktori berupa gas
atau uap suatu zat. Bila uang auatu zat mengenai reseptor olfaktori, maka pada reseptor
terdapat tersebut akan timbul impuls yang diteruskan ke pusat pembau di otak melalui saraf
olfaktori. (Soewolo, dkk. 2005: 137).
3. Indera pengecap
Alat indera pengecap yaitu lidah memiliki kuncup – kuncup pengecap sebagai
reseptor rasa. Kuncup pengecap tergolong kemoreseptor yang menerima rangsangan zat-
zat kimia dalam makanan. Zat-zat tersebut sampai ke kuncup pengecap melalui pori
pengecap. Pada ujung reseptor yang menghadap ke lubang pengecap dilengkapi mikrofili
yang disebut rambug gustatori. Sel-sel reseptor berhubungan dengan ujung dendrit saraf
pengecap yang akan meneruskan impuls ke otak (soewolo, dkk. 2005: 135).
Kuncup pengecap merespon terhadap 4 rasa dasar pada 4 daerah sensitif yang
berbeda ,yaitu rasa manis terdeteksi pada bagian ujung lidah, asin terdeteksi di bagian
samping depan, asam terdeteksi pada bagian samping kanan kiri lidah, dan pahit terdetekdi
pada pangkal lidah. (Wangko, Sunny. 2013. Papilia Lidah dan Kuncup Kecap dalam
http://repository.umy.ac.id diakses pada 8 Nov 19 pukul23.57)

Rachmayanyi, AP. 2018. Hubungan Kepatuhan Pekerja dalam Menggunakan Alat


Pelindung Diri terhadap Kejadian Noise Induced Hearing Loss (NIHL) di PT Coats Rejo
Indonesia. Dalam http://eprints.umm.ac.id diunduh pd 09 Nov 2019 pukul 21.25.
Priambodo, dkk. 2012. Perangkat pengukur rabun jauh dan rabun dekat pada mata
berbasis mikrokontroler. Jurnal teknologi dalam http://jurtek.akprind.ac.id diunduh pada 10
nov 19 pukul 20.58

Dafpus HARVARD TEST


Yusuf, H. 2018. Evaluasi Kebugaran Jasmani melalui Harvard Step Test pada
Mahasiswa PJKR Tahun 2016/ 2017 IKIP Budi Utomo. Jurnal Pendidikan Jasmani, Olahraga
dan Kesehatan dalam http://ejurnal.budiutomomalang.ac.id diunduh pada 09 Nov 19 pukul
22.44.
Saputra, Suwandi. 2019. STUDI KEBUGARAN JASMANI MENGGUNAKAN METODE
HARVARD STEP TES PADA MAHASISWA PENJAS SEMESTER VI UNIVERSITAS BENGKULU
TAHUN AKADEMIK 2018-2019. Jurnal Ilmiah Pendidikan Jasmani dalam
http://ejurnal.unib.ac.id diunduh pada 09 Nov 19 pukul 22.52.

Kebugaran jasmani adalah kemampuan seseorang untuk melakukan pekerjaan berat sehari-hari
dengan mudah tanpa merasa cepatlelah dan masih mempunyai sisa tenaga untuk keperluan yang
sewaktu-waktu dapat dipergunakannya. Untuk memiliki kebugaran jasmani yang sangat baik dan
baik, seseorang harus melakukan latihan atau olahraga yang teratur dan terukur. (Halim, 2012).
Kebugaran jasmani merupakan tolak ukur seseorang dikatakan sehat atau tidak Unsur – unsur
kebugaran jasmani antara lain: 1) daya tahan kardiorespirasi (endurance), 2) daya tahan otot, 3)
kekuatan otot (muscle strength), 4) kelentukan (flexibility), 5)komposisi tubuh, 6) kecepatan
(speed), 7) kecepatan reaksi (speed reaction), 8) daya ledak otot (power), 9) kelincahan
(agility), 10)keseimbangan (balance), 11) ketepatan (accuracy), 12) koordinasi (coordination)
(Yusuf, 2018)
Terdapat banyak cara untuk mengukur kebugaran jasmani seseorang, salah satunya yaitu
harvard step test. Tes ini merupakan step test yang paling familiar digunakan untuk menghitung
indeks kebugaran jasmani berdasarkan daya tahan kardiovaskuler seseorang. Tes ini bertujuan untuk
mengukur kapasitas aerobik untuk kerja otot dan kemampuannya pulih dari kerja. Tes harvard
dilakukan dengan naik turun bangku selama maksimal 5 menit mengikuti irama metronom dengan
ketukan 120 bpm.saat sudah mencapai kelelahan atau irama langkah peserta tidak ssesuai maka tes
dihentikan kemudian waktunya dicatat dan dihitung nadi pada arteri radialis dari 1-1,5 menit, 2-2,5
menit dan 3-3,5 menit. Untuk mengetahui indeks kebugaran jasmani, hasil data tersebut dimasukkan
ke dalam rumus berikut :

Rumus

Kriteria

Faktor yang mempengaruhi indeks kebugaran

Salsabila, dkk. 2017. Pengaruh Sinkronisasi Musik Terhadap Indeks Kebugaran Jasmani dan Skor Rpe
Pada Latihan Tes Bangku Harvard dalam http://eprints.undip.ac.id diunduh pada 09 Nov 2019
pukul23.55.
Elly, Irenne. 2006. PERUBAHAN DENYUT NADI PADA MAHASISWA SETELAH AKTIVITAS NAIK TURUN
TANGGA. Thesis dalam http://eprints.undip.ac.id diunduh pada 10 Nov 2019 pukul 09.26.

Somatoskopi merupakan sebuah metode untuk melihat ciri-ciri fisik manusia,


baik secara keseluruhan atau bagian-bagian tertentu saja. Observasi secara
somatoskopi dianggap sangat penting untuk dilakukan, mengingat deskripsi ini
memberikan kesan umum pertama saat menggambarkan orang lain. Observasi
pada somatoskopi menyangkut tiga hal penting antara lain, pigmentasi, bentuk,
dan proporsi. Pigmentasi dalam metode somatoskopi meliputi warna kulit,
warna rambut, dan warus iris mata. Berbagai bentuk-bentuk rambut, dahi, mata,
hidung, bibir, dan wajah, juga merupakan hal terpenting dalam metode
somatoskopi. Aspek ketiga dalam somatoskopi adalah proporsi, yang dimana
proporsi tubuh dapat berhubungan dengan konstitusi badan, pembagian ras, dan
perubahan ontogenesis. (Jati, 2017). Jati.VDP.2017.karakteristik fisik secara
somatoskopi dan adaptasi budaya pada populasi masyarakat
tengger .repositoryunair_23.02
Banyaknya ras, merupakan bukti banyaknya variasi biologis yang ada pada manusia.
Pada dasarnya, ras adalah pengelompokan manusia dari segi biologisnya yang didasarkan
pada tampilan fisik (fenotipe) bukan struktur genetisnya. Pembagian ras secara umum, dibagi
menjadi tiga, yaitu: Mongoloid, Negrid, dan Kaukasoid. Orang Indonesia termasuk ke
dalam ras Mongoloid dan Australomelanesid. (Indriati, 2004).
Ciri ciri ras ini juga berkaitan dengan antropometri yaitu dalam pengukuran-
pengukuran baik kerangka maupun tubuh. Dalam hal ini pengukuran-pengukuran tersebut
meliputi osteometri, osteoskopi, somatometri, dan somatoskopi. Perbandingan-perbandingan
yang umum digunakan antara lain ciri-ciri morfologis wajah, ukuran-ukuran tulang tengkorak,
kefalometri, dimorfisme seksual atau perbedaan jenis kelamin, gigi-geligi, dan lain-lain.
Indriati, Etty (2004) Antropologi Forensik : Identifikasi Rangka Manusia, Aplikasi Antropologi, Biologis
dalam Konteks Hukum. Yogyakarta. Gadjah Mada University Press

Anda mungkin juga menyukai