Anda di halaman 1dari 6

Plasenta mempunyai peran yang sangat penting selama kehamilan.

Plasenta berfungsi sebagai


tempat pertukaran zat, pengambilan bahan nutrisi untuh tumbuh kembang janin, sebagai alat
respirasi, alat sekresi hasil metabolisme, dan juga sebagai sumber hormonal. Terdapat empat
hormon utama yang dihasilkan oleh plasenta yaitu human chorionic gonadotropin (hCG), human
plasental lactogen (hPL), progesteron dan estrogen. HCG merupakan hormon yang dihasilkan oleh
sisitiotrofoblas plasenta. Fungsi utama hCG adalah untuk mendukung korpus luteum pada akhir
siklus menstruasi dan menyebabkan korpus luteum mensekresi progesteron dalam jumlah yang
lebih besar yang berperan dalam pertumbuhan dan pemeliharaan endometrium selama kehamilan.
Hormon ini juga berperan menstimulasi gonad janin untuk menghasilkan hormon steroid yang
berperan penting dalam diferensiasi genitalia janin, baik genitalia interna maupun eksterna.(Meri, R.
2017. Dalam http://scholar.unand.ac.id diunduh pada 27 Oktober 2019 pukul 20.14.)

Saat kehamilan, HCG timbul dalam darahdan urin 14 sampai 26 hari setelah
konsepsi dan konsentrasi HCG memuncakpada usia kehamilan 8 minggu. HCG
tidak ditemukan pada wanita yang tidakhamil, pada kematian janin, atau setelah
3 sampai 4 hari pascapartum (Kee JL. 2013. Pedoman Pemeriksaan Laboratorium
dan Diagnostik . Jakarta (ID): EGC.)
Hormon ini juga dihasilkan bila terdapat proliferasi yang abnormal dari
jaringan epitel korion seperti molahidatidosa atau suatu chorio carsinoma.
Pemeriksaan HCG dengan metode immunokromatografi merupakan cara yang
paling efektif untuk mendeteksi kehamilan dini. (Harti, A.S, dkk. 2013.
Pemeriksaan HCG untuk Deteksi Kehamilan Dini secara Immunokromatografi
dalam http://jurnal.stikeskusumahusada.ac.id diunduh pada 27 Oktober 2019 pukkul 20.31).
TEORI TEKANAN DARAH AKIBAT TERPAPAR DINGIN
Tekana n dara h terdir i dar i tekana n sistoli k yan g berkisa r antar a 95-14 0 mmHg , d a n tekana n
diastoli k yan g berkisa r antar a 60- 9 mmHg , da n tekana n in i dapa t meningka t denga n
bertambahny a usia . Walaupu n demikia n tekana n dara h pad a umumny a berkisa r pad a rata-rat
a nila i norma l sekita r 12 0 mmH g untu k tekana n sistoli k da n 8 0 mmH g untu k tekana n diatolik .
Kedu a tekana n tersebu t merupaka n tekana n yan g dihasilka n ole h aktivita s kerj a jantun g
sebaga i pomp a da n menyebabka n dara h mengali r d i dala m syste m arter i secar a terus-
menerus. (Anadhofani, R. 2013. Perbedaan Tekanan Darah Mahasiswa Dengan/ Tanpa Riwayat
Hipertensi dalam Keluarga Setelah Paparan Cold Pressure Test di Fakultas Kedokteran
UniversitasMuhammadiyah Palembang Tahun 2012. Dalam http://repository.um-palembang.ac.id
diakses pada 01 November 2019 pukul 22.35)

Nila i tekana n dara h dapa t berubah-uba h sesua i denga n fakto r yan g berpengaru h padany a
sepert i cura h jantung , is i sekuncup , denyu t jantung , tahana n perife r da n sebagia n pad a
keadaa n berolahraga , usi a lanjut , jeni s kelamin , suk u bangsa , iklim , da n penyakit-penyaki t
jantun g ata u pembulu h darahnya . Sehingga , semu a fakto r yan g dapa t mempengaruh i total
peripheral resistance da n komponen - kompone n cura h jantun g dapa t menguba h nila i tekana n
darahny a (Masud,1989) .

Col d presso r test merupaka n test peningkata n tekana n dara h denga n pendingina n yan g
dilakuka n denga n car a memberika n rangsan g pendingina n pad a tanga n yait u diletakka n didala
m suat u wada h berisi ai r e s bersuh u 4 deraja t celciu s selam a kuran g lebi h sat u menit . Selam a
prose s tersebut , dilakuka n te s pengukura n tekana n dara h pad a lenga n yan g berlawanan .
Perbedaa n tekana n dara h setela h intervens i da n saa t tekana n basa l menunjukka n aktivita s
vascula r diman a dikataka n hiperekato r jik a tekana n sistoli k nai k > 20mmH g da n tekana n
diastoli k >1 5 mmHg , d a n dikataka n hiporekato r jik a kenaika n tekana n dara h masi h dibawa h
angk a tersebu t (Irfanuddin , da n Trinovita , 2009) . Efe k yan g dihasilka n dar i test in i adala h nyer
i da n peningkata n tekana n darah , ha l in i disebabka n karen a adany a rangsanga n mekani k d a n
peningkata n aktivita s simpatis. (Irfanuddin , da n Trinovit a Andralni . 2009 . Th e Associatio n
Betwee n Col d Presso r Test an d Th e Famil y Histor y o f Hypertensio n Amon g Sriwijay a Universit
y Medica l Students. Palembang , Indonesia .)

Pad a oran g yan g menunjukka n reaktivita s kardiovaskula r yan g tingg i terhada p stresso r da n
keterlambata n pemuliha n setela h papara n stresso r akiba t stimulas i simpatik , siste m kontro l
otonomny a tida k mamp u menurunka n deta k jantun g da n tekana n dara h kembal i k e keadaa n
norma l secar a cepat . Secar a alamiah , kelompo k individua l tersebu t memilik i resik o tingg i
terhada p terjadiny a hipertensi din i d i mas a depa n (Pramani k dkk , 2009) (Pramani k Tapas, PhD. ,
Puspa k R. , MDBS. , Prakas h A. , MBBS. , da n Pares h R.C , PhD . 2009 . Cold Presso r Test as a
Predicto r o f Hypertension . Th e Journa l o f Tehra n Universit y Heart Center.
(Http//Joumals.tums.ac.ir, diakses 01 Okiober 2012))

Hipertens i yan g tida k diketahu i penyebabny a disebu t hipertensi esensial . Faktor-fakto r yan g
mempengaruh i mekanism e dar i hipertens i esensia l adala h keturuna n ata u adany a baka t geneti
k da n pengaru h fakto r lua r sepert i makana n yan g banya k mengandun g natriu m klorida . D i lai
n piha k fakto r emos i d a n psikososia l yan g lainny a dapa t berpera n lebi h domina n terhada p
mekanism e dar i hipertensi esensial . Hipertens i sekunde r adala h tekana n dara h tingg i yan g
penyebabny a dapa t diidentifikasikan . Penyebabny a terdir i dar i kelaina n organi k sepert i penyaki
t ginjal , kelaina n pad a corte x adrena l da n hipertensi pad a kehamila n sert a adany a pemakaia n
obat-obata n sejenis kortikosteroi d (Masud , 1989) . (Masud , ibnu . 1989 . Dasar-Dasa r Fisiolog i
Kardiovaskular:'Tekana n Dara h da n Pengendaliannya" . Jakart a : EGC . Hal : 110-135 .)
, peningkatan tekanan darah selama uji beban jantung dengan menggunakan CPT disebabkan oleh
beberapa faktor yaitu peningkatan aktifitas sistem saraf simpatis, vasokontriksi, dan perasaan nyeri
selama intervensi perendaman tangan ke dalam air es. Peningkatan aktifitas sistem saraf simpatis
dapat meyebabkan peningkatan kecepatan denyut jantung dan volume sekuncup disertai dengan
vasokontriksi pembuluh darah arteriol dan vena. Perubahan ini menyebabkan peningkatan curah
jantung dan resistensi perifer total sehingga tekanan darah meningkat. (Hafid, MA. 2017.
PERBANDINGAN TEKANAN DARAH PADA MAHASISWA DENGAN DAN TANPA RIWAYAT HIPERTENSI
DI KELUARGA SETELAH MELALUI PEMBEBANAN COLD PRESSOR TEST dalam http://journal.uin-
alauddin.ac.id diunduh pada 02 November 2019 pukul 19.52
TEORI MENGUKUR KAPASITAS VOLUME DAN KAPASITAS PARU

Seowolo, dkk. 2005. Fisiologi Manusia. Malang: UM Press.

Ada dua macam mekanisme pernapasan pada manusia, yaitu:

2.1.1 Pernapasan Dada Pernapasan dada terjadi karena gerakan tulang-tulang rusuk oleh otot-otot
antar tulang rusuk (interkostal). Mekanismenya dapat dibedakan sebagai berikut:
a. Fase Inspirasi Terjadi jika otot-otot tulang rusuk berkontraksi sehingga tulang-tulang rusuk
terangkat keatas, demikian pula tulang dada ikut terangkat keatas. Akibatnya rongga dada
membesar dan paru-paru juga ikut membesar, sehingga tekanan udara dalam paru-paru berkurang
dan udara luar masuk ke paru-paru.
b. Fase Ekspirasi Terjadi jika otot-otot antar tulang rusuk relaksasi, yaitu tulang rusuk dan tulang
dada turun kembali pada kedudukan semula sehingga rongga dada mengecil. Akibatnya volume
paru-paru berkurang maka tekanan udara dalam paru-paru bertambah, sehingga udara keluar.

2.1.2 Pernapasan Perut Pernapasan perut terjadi karena gerakan otot diafragma (sekat rongga
badan yang membatasi rongga dada dan rongga perut). Mekanismenya adalah sebagai berikut:
a. Fase Inspirasi Terjadi jika otot diafragma berkontraksi sehingga letaknya agak mendatar, yang
menyebabkan rongga dada membesar dan paru-paru ikut membesar. Akibatnya tekanan uadara
dalam paru-paru berkurang sehingga udara luar masuk ke paru-paru.
b. Fase Ekspirasi Terjadi jika otot diafragma mengendur kembali pada kedudukan semula, sehingga
rongga dada mengecil dan paru-paru pun ikut mmengecil. Oleh karena itu volume paru-paru
berkurang dan tekanan udara dalam paru-paru bertambah akibatnya udara keluar dari paru-paru.
(Haq, MFD. 2010. Pengolahan Sinyal Respirasidengan FIR untuk Analisa Volume dan Kapasitas
Pulmoary dalam http://repo.pens.ac.id diakses pada 02 november 2019 pukul 23.06)
Volume dan kapasitas paru dalam keadaan statis terdiri dari
- Volume tidal. (TV) Volume tidal adalah volume udara yang masuk dan keluar paru-paru pada
keadaan istirahat atau pernapasan biasa. (0,5 L)
- Volume cadangan inspirasi/Inspiratory Reserve Volume (IRV) Volume cadangan inspirasi
adalah jumlah udara yang masih dapat dihirup ke dalam paru secara maksimal setelah
inspirasi biasa. (3,3 L)
- Volume cadangan ekspirasi/Expiratory Reserve Volume (ERV) Volume cadangan ekspirasi
adalah jumlah udara yang masih dapat dihembuskan keluar dari paru setelah ekspirasi biasa.
(1L)
- Volume residu/Residual Volume (RV) Volume residu adalah jumlah udara yang masih
tertinggal di dalam paru setelah ekspirasi maksimal. Volume residu ini mengakibatkan paru
akan mengapung bila dimasukkan ke dalam air. Udara sisa ini berperan sebagai udara
cadangan serta mencegah terjadinya perubahan kondisi udara alveoli secara ekstrem.
Apabila telah diketahui niai FRC maka RV diperoleh dengan persamaan: RV = FRC - ERV. (1,2
L)
- Kapasitas inspirasi/Inspiratory Capacity (IC) Kapasitas inspirasi adalah jumlah udara yang
bisa dihirup maksimal. Gabungan TV + IRV. (3,8 L)
- Kapasitas residu fungsional/Functional Residual Capacity (FRC) Kapasitas residu fungsional
adalah jumlah udara yang terdapat dalam paru pada akhir ekspirasi biasa, yaitu gabungan
ERV + RV. (2,2 L)
- Kapasitas vital/Vital Capacity (VC) Kapasitas vital adalah jumlah udara yang bisa dikeluarkan
maksimal setelah inspirasi maksimal, yaitu gabungan IRV + TV + ERV. (4,8 L)
- Kapasitas vital paksa/Forced Vital Capacity (FVC) Kapasitas vital paksa sama dengan
kapasitas vital tetapi dilakukan secara cepat dan paksa dengan ekspirasi dalam dan kuat.
- Kapasitas paru total/Total Lung Capacity (TLC) Kapasitas paru total adalah jumlah udara total
yang ada di dalam paru pada akhir inspirasi maksimal, yakni gabungan IRV + TV + FRC. (6 L)
(Bakhtiar, Arief & Amran, WS. 2016. Faal Paru Statis dalam Jurnal Respirasi http://e-
journal.unair.ac.id diunduh pada 02 November pukul 23.32.)

. Banyak faktor yang dapat mempengaruhi fungsi paru diantaranya: jenis kelamin, berat badan
(obesitas, distribusi lemak, massa lemak bebas), merokok (aktif, pasif), ras, aktifitas fisik, faktor
genetik, polusi udara (paparan dan / atau lingkungan), penyakit pernapasan, hipertensi, diabetes
mellitus, gangguan otot, gangguan hormonal, dll

Laksono, dkk. 2019. Hubungan Obesitas dan Kebiasaan Olahraga dengan Kapasitas Paru Mahasiswa
Poltekkes Kemenkes Bengkulu Tahun 2017 dalam http://jurnal.unived.ac.id diunduh pada 02
November 2019 pukul 23.08
TEORI DERMATOGLYPHI

Anda mungkin juga menyukai