Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PENDAHULUAN

BRONKOPNEUMONIA PADA AN “F”

DISUSUN OLEH :

DEVI ARIANTI SARI

D. 19. 07. 056

CL INSTITUSI

(________________________)

PROGRAM STUDY PROFESI NERS

STIKES PANRITA HUSADA BULUKUMBA

TAHUN 2019-2020
LAPORAN PENDAHULUAN

A. Pengertian

Bronkopneumonia adalah salah satu jenis pneumonia yang mempunyai pola

penyebaran berbercak, teratur dalam satu atau lebih area terlokalisasi didalam bronchi

dan meluas ke parenkim paru yang berdekatan di sekitarnya.

Bronkopneumonia adalah suatu peradangan paru yang biasanya menyerang di

bronkeoli terminal. Bronkeoli terminal tersumbat oleh eksudat mokopurulen yang

membentuk bercak bercak konsolidasi di lobuli yang berdekatan penyait ini sering

bersifat sekunder, menyertai infeksi saluran pernafasan atas demam infeksi yang

sering spesifik dan penyakit yang melemahkan daya tahan tubuh.

Bronkopneumoni adalah jenis infeksi paru yang disebabkan oleh agen

infeksius dan terdapat didaerah bronkus dan sekitar alveoli.( Nanda, 2015)

B. Etiologi

Secara umum bronkopneumonia diakibatkan penurunan mekanisme

pertahanan tubuh terhadap virulensi organisme patogen. ( Nanda, 2015)

Timbulnya bronkopneumonia disebabkan oleh virus, bakteri, jamur, protozoa,

mikobakteri, mikoplasma, dan riketsia antara lain:

1. Bakteri : streptococcus, staphylococus, H. Influenzae, klebsiella.

2. Virus : lagionella pneumoniae

3. Jamur : aspergillus spesies, candida albicans

4. Aspirasi makanan, sekresi orofaringeal atu isi lambung kedalam paru paru

5. Terjadi karena kongesti paru yang lama


C. Manifestai Klinis

Bronkopneumonia biasanya didahului oleh suatu infeksi saluran pernafasan atas

selama beberapa hari pada tahap awal bronkopneumonia mengalami tanda dan gejala

yang khas seperti :

1. Menggigil

2. Demam

3. Nyeri dada pleiuritis

4. Batuk produktif

5. Hidung kemerahan

6. Bernafas menggunakan otot aksesorius dan bisa timbul sianosis.

7. Terdengar adanya krekels di atas paru yang sakit dan terdengar ketika terjadi

konsolidasi ( pengisian rongga udara oleh eksudat)


D. Pattofisiologi

Jamur, Virus, Bakteri, Protozoa

Infeksi saluran pernafasan bawah Saluran pernafasan atas

Proses peradangan kuman berlebih di bronkus kuman terbawah disaluran


cernah

Akumulasi sekter di Ketidak Efektifan Bersihan infeksi saluran pencernaan


bronkus Jalan Nafas

Mucus bronkus Peningkatan peristaltik usus peningkatan flora normal


dalam usus

Bau mulut tdk sedap Diare Resiko Ketidak Seimbangan Elektrolit

Anoreksia
Ekplorasi meningkat

Intake kurang Ketidak Seimbangan Nutrisi


Kurang Dari Kebutuhan Tubuh Peningkatan metabolisme

Dilatasi pembuluh darah Peningkatan suhu Septikimia

Eksudat plasma masuk Gangguan difusi dalam Ketidak Efektifan


alveoli plasma Bersihan Jalan Nafas

Edema antara kapiler dan Iritan PMN eritrosist pecah Edema paru
alveoli

Suplai 𝑂2 menurun Penurunan capliance paru Pergeseran dinding paru

Hipoksia Hiperventilasi Dispneu

Metabolic anaerob Akumulasi asam laktat Retraksi dada/ nafas


meningkat cuping hidung

Intoleransi Aktivitas Fatique Gangguan Pertukaran Gas


E. Komplikasi

Pneumonia biasanya dapat diobati dengan baik tanpa menimbulkan

komplikasi. Bagaimanapun komplikasi dapat terjadi pada beberapa pasien terutama

penderita yang termasuk kedalam kelompok resiko tinggi (faktor resiko):

1. Akumulasi cairan : cairan dapat menumpuk diantara pleura dan bagian bawah

dinding dada (disebut efusi pleura)

2. Abses : pengumpulan pus (nanah) pada area yang terinfeksi

pneumonia disebut dengan abses. Biasanya membaik dengan terapi antibiotik

3. Bakteremia : bakteremia muncul bila infeksi pneumonia menyebar dari

paru masuk ke peredaran darah. Ini muncul komplikasi yang serius karena infeksi

dapat menyebardengan cepat melalui perdaran darah ke organ organ lain.

4. Kematian : walaupun sebagian besar penderita dapat sembuh dari

pneumonia pada beberapa kasus, dapat menjadi fatal.

F. Penatalaksanaan

Penatalaksanaan yang dapat diberikan antara lain:

1. Menjaga kelancaran pernafasan

2. Kebutuhan istirahat

Pasien ini sering hiperpireksia maka pasien perlu cukup istirahat , semua

kebutuhan pasien harus ditolong ditempat tidur

3. Kebutuhan nutrisi dan cairan

Pasien bronkopneumonia hampir selalu mengalami masukan makanan yang

kurang, suhu tubuh yang tinggi selama beberapa hari dan masukan cairan yang

kurang dapat menyebabkan dehidrasi. Untuk mencegah dehidrasi dan kekurangan

kalori dipasang infus dengan cairan glukos 5% dan NaCL 0,9%.


4. Mengontrol suhu tubuh

5. Pengobatan

G. Pemeriksaan Penunjang

Untuk dapat menegakkan diagnosa keperawatan dapat digunakan cara:

1. Pemeriksaan laboratorium

a. Pemeriksaan darah

b. Pemeriksaan sputum

c. Analisa gas darah

d. Kultur darah

e. Sampel darah, sputum, dan urine

2. Pemeriksaan radiologi

a. Rontgenogram thoraks

b. Laringoskopi/bronkoskopi

Anda mungkin juga menyukai