PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
lingkungan sekitar kita. Menurut data Riskesdas pada tahun 2013 sebanyak
36.3% penduduk Indonesia berusia lebih dari 15 tahun adalah perokok aktif.
penyakit paru kronik dan emfisema pada tahun 2001. Asap rokok tidak
hanya berdampak bagi perokok aktif, namun juga perokok pasif. Paparan
asap rokok aktif maupun pasif merupakan faktor risiko utama untuk
dismutase (SOD) dan glutathione (GSH) (Moriarty et al., 2003; Wei et al.,
2001).
Carbon Monoxide (CO), tar dan eugenol pada rokok kretek. Tar merupakan
darah perifer (Nagamma et al., 2011). Secara in vitro nikotin dapat memicu
lipid membran sel. Peroksidasi dari asam lemak ganda tak jenuh membran
sel akan memperkuat stres oksidatif selama merokok (Sela et al., 2002).
akan menaikkan jumlah total leukosit dalam darah. Leukosit atau sel darah
putih adalah sel darah yang berperan khusus sebagai sistim imunitas.
Seseorang yang mendapatkan paparan asap rokok dalam jangka waktu yang
lama secara terus menerus memiliki jumlah leukosit 20 – 25% lebih tinggi
tubuh sehingga jumlah oksidan yang ada dalam tubuh bisa melebihi jumlah
bebas. Oksidan yang dihasilkan oleh asap rokok dan oksidan yang
dihasilkan oleh makrofag dan neutrofil yang aktif serta kandungan H₂O₂
yang tinggi pada asap rokok akan mempermudah propagasi radikal bebas
(Widodo, 1995).
2011).
warna merah pada tomat. Senyawa karotenoid ini dikenal baik sebagai
melawan radikal bebas akibat polusi dan radiasi sinar UV (Suryani, 2011).
ekstrak tomat terhadap jumlah leukosit setelah diberi paparan asap rokok.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
D. Manfaat penelitian
1. Manfaat Teoritis
a. Bagi institusi diharapkan karya tulis ini dapat bermanfaat dalam
tomat terhadap jumlah leukosit setelah diberi paparan asap rokok (In
Vivo).
2. Manfaat Aplikatif
3. Manfaat Praktis