Anda di halaman 1dari 5

Definisi Gigi Tiruan Jembatan Porcelain Fused To Metal

Gigi tiruan jembatan porcelain fused to metal merupakan suatu restorasi gigi yang memadukan
antara kekuatan dan ketepatan dari mahkota logam coran dengan estetika yang diperoleh dari
bahan porselen. Restorasi gabungan logam porselen terdiri dari coran logam yang dibuat tipis,
menutupi seluruh preparasi gigi seperti mahkota penuh. Bahan poselen bertugas membentuk
anatomi gigi diatasnya (Martanto, 1982 : 132).
Menurut Baum dkk, restorasi keramik logam adalah sebuah mahkota gigi tiruan cekat yang
dibuat dengan substrat logam (biasanya logam cor) dimana porselen diikatkan untuk
memperbaiki estetik melalui lapisan perantara oksida logam (Baum; dkk, 1997 : 494). 23
2. Indikasi dan Kontra Indikasi Gigi Tiruan Jembatan Porcelain Fused To Metal

Indikasi gigi tiruan jembatan porcelain fused to metal adalah untuk keperluan estetika menutupi
seluruh permukaan gigi yang memerlukan kekuatan dan retensi yang besar, memperbaiki
malposisi gigi, gigi fraktur dan gigi dengan karies yang cukup luas, serta gigi yang mengalami
pewarnaan.
Kontra indikasi dari gigi tiruan jembatan porcelain fused to metal adalah pada pasien dengan
karies aktif, penyakit periodontal yang tidak dirawat, ruang pulpa yang besar, gigi dengan
tekanan kunyah yang besar, serta pasien dengan kebiasaan bruxism (Mona, 2013 : 76).
3. Keuntungan dan Kerugian Gigi Tiruan Jembatan Porcelain Fused To Metal

Keuntungan penggunaan gigi tiruan jembatan porcelain fused to metal adalah secara estetik
bagus dan kuat disemua tempat dari lengkung gigi. Ketidaksempurnaan dalam preparasi dapat
dikompensasi oleh struktur dasar logam (coping), dan kerapatan pada bagian servical lebih baik
dibanding dengan tipe lainnya.
Kerugian pemakaian gigi tiruan jembatan porcelain fused to metal adalah adanya bahan dari
logam (coping) yang berwarna gelap pada bagian servik sering menimbulkan warna yang tidak
menguntungkan. Pemasangan dan pembuatan gigi tiruan jembatan porcelain fused to metal
membutuhkan teknik yang tinggi dan memakan waktu yang lama membutuhkan beberapa kali
kunjungan pasien. Gigi tiruan jembatan metal porcelain tidak mudah diperbaiki, relatif mahal dan
mudah retak apabila menerima tekanan yang berlebihan (Kayser, 1984: 202). 24
4. Tahap-Tahap Pembuatan Gigi Tiruan Jembatan Porcelain Fused To Metal

Tahap-tahap pembuatan gigi tiruan jembatan porcelain fused to metal adalah sebagai berikut:
a. Persiapan Model Kerja

Model kerja yang telah diterima dari dokter gigi dibersihkan dari nodul dengan lecron, bagian
pinggir model dirapihkan menggunakan mesin trimer.
b. Membuat Coping Malam

Coping malam atau wax pattern adalah model restorasi yang dibuat dari lilin dan diproduksi
menjadi logam. Ketebalan harus merata pada seluruh permukaan coping malam dan tidak boleh
ada sudut yang tajam (Martanto, 1981 :141).
c. Pemasangan Sprue

Sprue berfungsi sebagai saluran untuk mengalirkan logam cair dari crucible ke mould space
selama proses pengecoran (Gunadi, 1995 : 389).
d. Investing

Merupakan proses penanaman pola malam dalam casting ring dengan bahan phosphate bonded
invesment. Pengadukan bahan tanam dapat dilakukan dengan cara manual tanpa bantuan mesin
dan menggunakan alat vakum (Martanto, 1982 : 184).
e. Pembuangan Pola Malam (Burn Out)

Pola malam yang telah ditanam dalam ring dipanaskan secara perlahan pada alat burnout furnice.
Tahap ini dilakukan sampai semua pola malam menguap untuk mendapatkan mould space
(Gunadi, 1995 : 390).
f. Pengecoran Logam (Casting)

Proses masuknya logam cair ke dalam mould space (Martanto, 1981 : 194). 25
g. Sandblasting

Proses pembersihan coping metal dari bahan tanam menggunakan bahan alumunium oxide
(Nastiti, 2016 : 21).
h. Coping Metal

Coping metal adalah struktur dasar dari lapisan metal tipis berbentuk preparasi gigi yang akan
dilapisi bahan porcelain. Permukaan coping tidak boleh bersudut tajam untuk mencegah
terjadinya daya yang dapat meretakkan porcelain (Martanto, 1981 : 216). Selanjutnya dilakukan
pinblasting dan oxidasi sebelum tahap aplikasi porselen untuk mendapatkan retensi.
i. Aplikasi Porselen

Menurut Naylor pada dasarnya aplikasi porselen pada coping metal terdiri dari opaque, body
porcelain (dentin), enamel porcelain, translucent porcelain, staining dan glazing (Naylor, 1992 :
20).
1) Lapisan opaque

Lapisan opaque memiliki fungsi membentuk ikatan antara keramik dengan logam dan menutupi
bayangan warna dari logam.
2) Lapisan body/dentin porcelain

Aplikasi body porcelain dimulai dengan pencampuran bubuk powder dengan liquid dentin
porcelain yang sesuai dengan warna gigi pasien. Aplikasi dentin dilakukan selapis demi selapis
hingga membentuk anatomi gigi.
3) Lapisan enamel dan translucent porcelain

Pada lapisan enamel terkandung bahan translucent tetapi tidak seperti translucent porcelain yang
benar-benar memberikan efek transparan. Aplikasi translucent dilakukan pada sepertiga incisal
crown untuk mendapatkan estetik yang baik sehingga tampak seperti gigi asli (Naylor, 1992 : 20).
26
4) Staining dan glazing

Menurut Annusavice setelah konstruksi porcelain dibentuk menyerupai gigi asli, kemudian
dibersihkan dengan semprotan ultrasonic cleaner. Selanjutnya diulaskan pasta pewarna untuk
memberikan karakteristik individual atau pewarnaan luar porcelain dengan bahan staining
(Annusavice, 2004 : 507).
Permukaan porcelain pada umumnya dilapisi glaze untuk memberikan tampilan yang lebih
hidup. Glaze juga mempunyai dua pengaruh pada porcelain yaitu untuk meningkatkan
penampilan dan membuang permukaan yang tidak sempurna seperti porositas yang dapat
memperburuk permukaan porcelain (Bahri, 2016 : 22).

Anda mungkin juga menyukai