Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH

KIMIA BIOLOGI
“KIMIA ORGANIK”

Disusun oleh:
Eka Pingky Triandiyanti (1910211006)
Fatwa Hardiyanti (1910211008)

Program Studi Pendidikan Biologi


Fakultas Keguruan dan Ilmu Pengetahuan
Universitas Muhammadiyah Jember
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah swt. Karna berkat rahmat nya kami dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul “Kimia Organik” makalah ini diajukan untuk memenuhi tugas mata
kuliah kimia biologi.

Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahui bagaimana kimia organik
,struktur,reaksi reaksinya dan apa saja golongan senyawa organik itu..sehingga membuat kita
semakin terpacu dalam memahami maupun mempelajarinya.

makalah ini telah kami usahakan semaksimal mungkin namun juga tak lepas dari kekurangan
baik dari segi kata maupun segi lainnya. makalah ini mengalami banyak kendala namun berkat
bantuan,bimbingan,dan kerja sama dari berbagai pihak lain sehingga kendala tersebut dapat
diatasi.

Semoga makalah ini bisa diambil hikmah maupun manfaatnya oleh berbagai pihak.

Jember, 4 Desember 2019

Penyusun
DAFTAR ISI

Halaman

Kata pengantar …………………………………………… 2

Daftar isi …………………………………………………… 3

BAB I ………………………………………………………... 4

1.1 Latar belakang…………………………………………. 3


1.2 Rumusan masalah……………………………………… 4
1.3 Tujuan …………………………………………………. 4

BAB II 5

2.1 pengertian kimia organik…………………………………… 6


2.2 struktur struktur senyawa organic………………………….. 10
2.3 reaksi reaksi dasar senyawa organic………………………… 18
2.4 golongan –golongan senyawa organic………………………... 22

Bab III

Penutup………………………………………………………. 11

Kesimpulan……………………………………………………. 11

Daftar pustaka …………………………………………………. 12


BAB 1

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Kimia organik adalah salah satu bidang ilmu kimia yang mempelajari struktur,sifat,dan
komposisi suatu senyawa.kimia organik juga sering disebut sebagai kimia karbon ,karena
unsur yang dipelajari dalam kimia organik adalah unsur yang mengandung karbon,hydrogen
,oksigen,biasanya dengan tambahan nitrogen belerang dan fosfor.

Senyawa organic adalah golongan besar senyawa kimia yang molekulnya mengandung
karbon,kecuali karbida,karbonat,dan oksida atau benda tak hidup.pembeda dengan kimia
organic dengan anorganik yaitu adalag ada atau tidaknya ikatan karbon-hidrogen
sehingga,asam karbonat termasuk anorganik,sedangkan asam format,asam lemak pertama
,organic.
Lalu kaitannya dengan makhluk hidup yaitu semua bagian yang melibatkan makhluk
hidup seperti karbohidrat, protein, steroid, lemak tersusun oleh atom karbon dan hidrogen
dalam bentuk hidrokarbon. Namun tidak terbatas hanya itu saja, masih banyak senyawa dan
material lain yang tersusun oleh hidrokarbon dan termasuk dalam cakupan kimia organik. Oleh
karena itu dalam ilmu ini akan dibahas lebih khusus tentang struktur serta bagaimana proses
pembentukannya.

Dalam kimia organik, hal paling utama yang muncul yaitu molekul yang terdiri dari
karbon dan hidrogen, namun terdapat beberapa unsur lain yang juga termasuk dalam kimia
organik yaitu unsur nitrogen, sulfur, oksigen, fosfor, silikon, dan semua unsur golongan
halogen.Umumnya, unsur-unsur tersebut akan terikat dalam sistem karbon ataupun
hidrokarbon dengan ikatan tertentu sehingga dapat dikategorikan sebagai senyawa organik.
1.2 Rumusan masalah

a. Apa pengertian kimia organik?


b. Apa saja struktur struktur senyawa organik?
c. Bagaimana reaksi reaksi dasar senyawa organik?
d. Apa saja golongan –golongan senyawa organik?

1.3 Tujuan

a. Mengetahui pengertian kimia organik?


b. Mengetahui struktur struktur senyawa organik?
c. Mengetahui Bagaimana reaksi reaksi dasar senyawa organik?
d. Mengetahui golongan –golongan senyawa organik?
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 pengertian kimia organik

Kimia organik adalah salah satu bidang ilmu kimia yang mempelajari struktur,sifat,dan
komposisi suatu senyawa.kimia organik juga sering disebut sebagai kimia karbon ,karena
unsur yang dipelajari dalam kimia organik adalah unsur yang mengandung karbon,hydrogen
,oksigen,biasanya dengan tambahan nitrogen belerang dan fosfor.

Senyawa organik adalah golongan besar senyawa kimia yang molekulnya mengandung
karbon,kecuali karbida,karbonat,dan oksida atau benda tak hidup.pembeda dengan kimia
organik dengan anorganik yaitu adalag ada atau tidaknya ikatan karbon-hidrogen
sehingga,asam karbonat termasuk anorganik,sedangkan asam format,asam lemak pertama
,organik.
Lalu kaitannya dengan makhluk hidup yaitu semua bagian yang melibatkan makhluk
hidup seperti karbohidrat, protein, steroid, lemak tersusun oleh atom karbon dan hidrogen
dalam bentuk hidrokarbon. Namun tidak terbatas hanya itu saja, masih banyak senyawa dan
material lain yang tersusun oleh hidrokarbon dan termasuk dalam cakupan kimia organik. Oleh
karena itu dalam ilmu ini akan dibahas lebih khusus tentang struktur serta bagaimana proses
pembentukannya.

Dalam kimia organik, hal paling utama yang muncul yaitu molekul yang terdiri dari
karbon dan hidrogen, namun terdapat beberapa unsur lain yang juga termasuk dalam kimia
organik yaitu unsur nitrogen, sulfur, oksigen, fosfor, silikon, dan semua unsur golongan
halogen.Umumnya, unsur-unsur tersebut akan terikat dalam sistem karbon ataupun
hidrokarbon dengan ikatan tertentu sehingga dapat dikategorikan sebagai senyawa organik.

Dalam kimia organik, hidrokarbon dapat berikatan dengan unsur lain seperti oksigen, nitrogen,
fosfor, dan lainnya untuk membentuk suatu senyawa yang memiliki sifat-sifat tertentu dan
tentunya keunikan sifat inilah yang kemudian dimanfaatkan oleh manusia. Senyawa
hidrokarbon yang mengikat unsur lain tersebut disebut gugus fungsi. Gugus fungsi merupakan
sebuah pengelompokan atom yang terikat pada rantai karbon yang didasarkan pada atom
penyusunnya serta sifat dan karakteristiknya. Dengan adanya gugus fungsi ini, suatu
hidrokarbon dapat mengalami perubahan sifat dan karakter yang sangat berbeda dengan
awalnya.

senyawa2 kimia dapat dibedakan menjadi dua golongan besar. Yaitu senyawa berasal dari
makhluk hidup (organisme) maka senyawa tersebut dikatagorikan sebagai senyawa organik.
Sedangkan yang diperoleh dari mineral (benda mati) dikatagorikan sebagai senyawa anorganik.
Dengan dasar pandangan semacam itu jelaslah bahwa yg diartikan dengan kimia organik pada
masa itu adalah cabang ilmu kimia yg mengkaji senyawa2 yg dihasilkan oleh makhluk hidup
atau organisme.
Pengertian senyawa organik seperti di atas hanya berlaku sampai pertengahan abad ke 19,
karena pandangan yg dilandasi oleh keyakinan adanya “daya hidup” (vital force atau vis vitalis)
yg memungkinkan terbentuknya senyawa organik ternyata semakin di ragukan kebenarannya.
Dalam sejarah perkembangan kimia organik tecatat suatu peristiwa penting pada tahun 1828 yg
ditandai oleh keberhasilan Wohler dalam mensintesis urea (senyawa organik) dari amonium
sianat (senyawa anorganik). Pada tahun berikutnya semakin banyak temuan yg membuktikan
bahwa pandangan ” daya hidup ” memang pandangan yg menyesatkan..

Dalam hal ini, para ahli kimia mengembangkan prinsip ini untuk memperbaiki dan
meningkatkan sifat positif dari suatu rantai hidrokarbon sehingga dihasilkan senyawa organik
yang memiliki nilai lebih tinggi dan bermanfaat bagi kehidupan manusia.

Fakta penting menunjukan bahwa di dalam senyawa organik selalu terdapat unsur
karbon (C). Berdasarkan kenyataan ini, baik untuk senyawa organik yg berasal dari makhluk
hidup maupun yg merupakan hasil sintesis di laboratorium, lebih tepat bila disebut senyawa
karbon. Dengan menggunakan nama senyawa karbon tidak terdapat kesan bahwa yang
dimaksud hanyalah senyawa-senyawa yang dihasilkan oleh organisme. Kenyataan menunjukan
bahwa sampai saat ini istilah senyawa organik masih tetap dipertahankan, walaupun dengan
pengertian yang berbeda dengan pengertian semula. Cabang dari ilmu kimia yang mengkaji
berbagai asfek dalam senyawa organik lazim disebut kimia organik.
Dengan dasar pemikiran bahwa penggunaan istilah senyawa karbon lebih tepat dari pada
senyawa organik, tentunya semua senyawa karbon menjadi sasaran kajian kimia karbon.
Namun demikian sejumlah senyawa seperti karbon monoksida (CO), karbon dioksida (CO2),
karbon disulfida (CS2), garam-garam karbonat, sianida biasa dibahas dalam kimia anorganik.

Dengan demikian yang diartikan senyawa organik adalah senyawa-senyawa yang


dibentuk oleh unsur karbon yang memiliki sifat-sifat fisika dan sifat-sifat kimia yang khas.
Bahwa senyawa organik harus dipisah pembahasannya dari senyawa unsur lain semata-mata
karena alasan jumlahnya yang demikian besar.
Kimia Karbon dalam sejarahnya populer dengan nama Kimia Organik. Ilmu ini pada
awalnya didefinisikan sebagai ilmu kimia yang mempelajari senyawa kimia yang dihasilkan
oleh mahluk hidup, beserta senyawa-senyawa turunannya. Karena itulah, senyawa-senya-wa
tersebut sebelumnya sering disebut sebagai senyawa organik. Dengan berjalannya waktu,
semakin banyak senyawa organik yang dapat disintesis oleh manusia, sehingga me runtuhkan
mitos bahwa senyawa organik hanya bisa dibuat oleh mahluk hidup. Penye-butan “senyawa
karbon” dihadirkan oleh para ilmuwan untuk menggantikan istilah “senya-wa organik”. Karena
senyawa yang dapat dihasilkan oleh mahluk hidup amatlah beragam, maka sejak awal ilmuwan
yang menggeluti kimia karbon berusaha menggolongkan senya-wa tersebut secara sistematis,
dan merumuskan tatacara penamaan senyawa yang juga sistematis.
1. Karakteristik Senyawa Organik.
Dari hasil pengamatan dapat diperoleh kesimpulan ada sejumlah sifat yang
membedakan antara senyawa organik dan anorganik, baik yang menyangkut aspek-aspek fisika
maupun kimia, sifat-sifat itulah yang disebut ciri khas senyawa organik.
a. Aspek fisika
 rentangan suhu lebur 30-400 OC
 rentangan titik didih 30-400 OC
 sukar larut dalam air, mudah larut dalam pelarut organic
 warna cerah.
b. Aspek kimia

 mengandung beberapa macam unsur, umumnya C, H, O, dan N,S,P, halogen,


dan logam.
 reaksinya berlangsung lambat, non ionik, dan kompleks.
 mempunyai variasi sifat kimia yang banyak.
 fenomena isomeri.

2. Tipe-tipe Reaksi Senyawa Organik

 Reaksi substitusi
 Reaksi adisi
 Reaksi Eliminasi
 Reaksi penataan ulang ( rearrangement)
 Reaksi oksidasi reduksi (redoks).

3. Klasifikasi senyawa Organik.
Mengingat jumlah senyawa organik dari yang telah diidentifikasi sedemikian besar-nya,
bahkan dari waktu ke wakrtu senantiasa bertambah, maka untuk mempermudah da-lam
mempelajarinya perlu adanya klasifikasi. Langkah klasifikasi ini dimungkinkan kare-na
kenyataan menunjukkan bahwa terdapat sejumlah senyawa organik yang memperlihat-kan
kesamaan dalam hal tertentu. Kesamaan itulah yang memungkinkan senyawa-senyawa tersebut
dimasukkan dalam satu kelompok / golongan.
a. Dasar klasifikasi senyawa organic
 Kerangka atom karbon yang terdapat dalam struktur kimia
 Jenis unsur-unsur penyusunnya.
 Gugus fungsi yang dimilikinya.
b. Tiga golongan besar senyawa organik
 Golongan senyawa alifatik dan alisiklik.
 Golongan senyawa homosiklik atau karbosiklik (alisiklik dan aromatik)
 Golongan senyawa heterosiklik.

4. Keterkaitan Struktur Kimia dan Sifat-sifat Senyawa Organik.

Untuk memahami keterkaitan antara struktur kimia dan sifat-sifat senyawa organik terlebih
dahulu perlu diketahui bahwa dalam pembahasan berikut ini hanya dibatasi pada sifat-sifat
fisika, karena untuk membahas sifat-sifat kimia senyawa organik, cara yang ditempuh adalah
melalui reaksi-reaksi yang dapat terjadi pada senyawa tersebut. Dan sifat fisika tersebut adalah.
a. Momen dipol.
b. Titik lebur
c. Titik didih.
d. Kelarutan
e. Viskositas.
5. Gugus Fungsi
Yang dimaksud dengan gugus fungsi adalah atom atau kumpulan atom yang menandai suatu
golongan senyawa organik, dan juga menentukan sifat-sifat golongan senyawa organik yang
disebutkan dalam pengertian gugus fungsi tersebut hanya dibatasi pada sifat-sifat kimia, maka
fungsinya sebagai penentu terlihat pada reaksi-reaksinya. Dengan demikian bila gugus fungsi
sejumlah senyawa sama, dapat diduga bahwa reaksi-reaksinya banyak kesamaannya.
Gugus-gugus fungsi yang umum

 Gugus OH ( hidroksil) , gugus ini terdapat pada alkohol dan fenol


 Gugus C = O ( karbonil), terdapat pada golongan aldehida dan keton.
 Gugus: COOH (Karboksil), gugus merupakan kombinasi antara gugus –C=O
(karbonil) dan gugus –OH (hidroksil). Dari kombinasi nama kedua gugus itu pulahlah
diperoleh nama karboksil. Gugus karboksil adalah gugus fungsi pada golongan asam
karboksilat.
 Gugus -NH2 ( amino ), terdapat pada senyawa amina primer dan asam amino.
 Gugus -OR ( alkoksi ), gugus alkoksi terdapat pada golongan eter.
 Gugus -NHR dan -NR1R2, kedua gugus ini merupakan turunan dari gugus -NH2, dan
terdapat pada amina primer dan amina sekunder.
 Gugus-gugus turunan dari -COOH (karboksilat ).
2.2 struktur struktur senyawa organik
Kimia organik adalah salah satu bidang ilmu kimia yang mempelajari struktur,sifat,dan
komposisi suatu senyawa.
Konsep-konsep yang diperlukan dalam mempelajari struktur molekul senyawa organik:

1. ELEKTRONEGATIVITAS
Elektronegativitas adalah skala sejauh mana sebuah atom bisa menarik (mengikat) elektron
untuk dirinya sendiri. Dalam kata lain, elektronegativitas mengukur kemampuan atom untuk
mendapatkan (menarik) elektron dan untuk mempertahankannya. Perbedaan elektronegativitas
antara dua atom dapat digunakan untuk memprediksi kekuatan relatif ikatan.

Elektronegativitas adalah kecenderungan suatu atom untuk menarik elektron dalam


membentuk ikatan. Semakin besar elektronegativitas suatu atom, semakin mudah menarik
elektron dalam membentuk ikatan.
Menurut Pauling, elektronegativitas golongan gas mulia atau VIII A adalah nol. Unsur
golongan gas mulia tidak memiliki kemampuan menarik dan menerima elektron. Selain itu,
konfigurasi elektron gas mulia sudah sangat stabil. Unsur-unsur golongan halogen atau VIIA
merupakan unsur-unsur yang sangat kuat menarik electron

2. IKATAN HIDROGEN

Ikatan hidrogen adalah gaya tarik menarik yang lemah antara atom elektronegatif
(seperti atom fluor, oksigen, atau nitrogen, dan atom hidrogen) terikat pada atom elektronegatif
lain. Ikatan hidrogen bertanggung jawab atas sifat yang dimiliki air dan banyak molekul
biologis lainnya. Ikatan hidrogen merupakan suatu ikatan yang terjadi oleh adanya gaya tarik-
menarik antara atom hidrogen dengan pasangan elektron bebas dalam senyawa polar. Contoh
dalam senyawa air atom hidrogen merupakan ujung yang bermuatan positif dari molekul polar
membentuk ikatan dengan bagian molekul yang bermuatan negatif dari molekul polar yang
lain. Ikatan hidrogen merupakan ikatan yang lemah, kira-kira hanya sepersepuluh kekuatan
ikatan kovalen, walaupun demikian ikatan hidrogen mempunyai peranan yang penting dalam
kaitannya dengan sifat wujud suatu senyawa (titik didih dan titik beku)
3. GAYA VAN DER WALS
Gaya van der Waals dalam ilmu kimia merujuk pada jenis tertentu gaya antar molekul.
Istilah ini pada awalnya merujuk pada semua jenis gaya antar molekul, dan hingga saat ini
masih kadang digunakan dalam pengertian tersebut, tetapi saat ini lebih umum merujuk pada
gaya-gaya yang timbul dari polarisasi molekul menjadi dipol.
Ikatan van der walls adalah gaya tarik menarik antarmolekul (antar kutub) dalam
senyawa yang berikatan kovalen. Gaya ini merupakan gaya antarmolekul yang sangat lemah
Mencakup interaksi dipole – dipole (pada senyawa polar) dan interaksi dipole
terimbas/terinduksi (pada senyawa polar dan non polar). Sedangkan interaksi dipole sementara
(pada senyawa non polar) biasa disebut dengan gaya dispersi London.
Semakin besar Mr suatu senyawa (semakin banyak jumlah partikel yang saling tarik) ikatan
van der walls akan semakin kuat, sehingga energy yang dibutuhkan untuk memutuskan ikatan
antarmolekul semakin besar. Akibatnya titik leleh dan titik didih senyawa tersebut akan
semakin besar
Pengaruh Gaya Van Der Wals Terhadap Titik Didih.
Semakin kuat gaya antarmolekul, titik didih semakin tinggi karena energi yang
dibutuhkan untuk memutuskan ikatan semakin besar. Begitu juga untuk senyawa nonpolar, titik
didih senyawa non polar dipengaruhi oleh kekuatan gaya van der wals, dalam hal ini gaya
london. Kekuatan gaya london dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu jumlah awan elektron dan
bentuk molekul.
a) Pengaruh Jumlah Awan Elektron

Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan bahwa titik didih dipengaruhi oleh jumlah
awan elektron. Semakin banak awan elektron, gaya tarik-menarik molekul dipol sesaat semakin
besar sehingga ikatannya semakin besar. Kenaikan titik didih senyawa tersebut juga
dipengaruhi oleh Mr karena semakin ke bawah, nilai Mr semakin besar memiliki daerah gerak
elektron yang besar. Akibatnya, peluang terjadinya dipol sesaat juga semakin besar. Lemahnya
gaya london terjadi karena saat inti atom menginduksi awan elektron terjadi tolakan yang
berasal dari inti atom molekul lain sehingga ikatan antar atom menjadi lemah.
b) Pengaruh Bentuk Molekul
Senyawa hidokarbon alkana dapat memiliki beberapa bentuk molekul (isomer). Senyawa yang
memiliki rumus molekul C5H12 memiliki jumlah cabang dan titik didih yang berbeda, seperti di
perlihatkan pada tabel berikut :
4. POLARIZABILITAS.[6]
Polarisabilitas merupakan pergerakan elektron yang mengakibatkan dipol sesaat dalam
suatu molekul. Pergerakan atau perpindahan elektron pada suatu atom dapat mengakibatkan
tidak meratanya kepadatan elektron pada atom, sehingga atom tersebut mempunyai satu
sisi dipol dengan muatan lebih negatif dibandingkan sisi yang lain. Pergerakan ini
menimbulkan dipol sesaat. Gambar dibawah ini menggambarkan perbedaan sebaran elektron
pada orbital normal dan orbital yang mengalami dipol sesaat. Adanya dipol sesaat
menyebabkan molekul yang bersifat non-polar menjadi bersifat agak polar.

Dipol sesaat pada suatu atom dapat mengimbas atom yang berada di sekitarnya sehingga terjadilah
dipol terimbas yang menyebabkan gaya tarik-menarik antara dipol sesaat dengan dipol terimbas. Gaya
ini yang disebut sebagai Gaya London.

Pergerakan elektron yang mengakibatkan dipol sesaat dalam suatu molekul akan bertambah
besar apabila molekul tersebut memiliki jumlah elektron yang semakin besar pula. Pergerakan elektron
yang mengakibatkan dipol sesaat dalam suatu molekul disebut polarisabilitas. Jumlah elektron yang
besar berkaitan dengan massa molekul relatif (Mr) molekul tersebut, sehingga semakin besar Mr suatu
molekul, maka semakin besar polarisabilitasnya dan semakin besar pula Gaya Londonnya.
5.GUGUS FUNGSI

Istilah gugus fungsional dalam kimia organik adalah kelompok gugus khusus pada atom
dalam molekul, yang berperan dalam memberi karakteristik reaksi kimia pada molekul
tersebut. Senyawa yang bergugus fungsional sama memiliki reaksi kimia yang sama atau mirip.
Macam-Macam Gugus Fungsi.
a) Alkohol
Kelompok senyawa karbon yang memiliki gugus fungsi hidroksil (-OH) dengan rumus
umum R-OH atau CnH2n+1OH. Senyawa ini mempunyai nama IUPAC alkanol karena
dianggap sebagai urutan alkana dengan mensubstitusi satu atom H dengan gugus –OH. Untuk
penamaan -na dirubah menjadi -nol.
R - OH
b) Eter
Dapat disebut alkoksi alkana berdasarkan aturan IUPAC, yang dianggap sebagai turunan
alkana, mempunyai rumus umum R-O-R’ atau CnH2n+2O. Bila R=R’ disebut eter sederhana,
sedangkan bila R bukan R’ disebut eter majemuk. R dan R' merupakan alkil.
R - O - R'
c) Aldehida
Senyawa karbonil (-C=O), merupakan singkatan dari alkohol dehidrogenatus. Senyawa ini
dianggap turunan dari alkana sehingga disebut alkanal dan mempunyai rumus
umum CnH2nO. Aldehid dapat diperoleh dengan jalan oksidasi alkohol primer. untuk
tatanama yaitu akhiran -na ditambahkan -l menjadi -nal.

d) Keton
Senyawa karbonil (-C=O). Senyawa ini dianggap turunan dari alkana sehingga disebut alkanal
dan mempunyai rumus umum CnH2nO. Seperti halnya eter, R yang sama dengan R’ disebut
katon sederhana, sedangkan R yang tidak sama dengan R’ disebut keton majemuk. R dan R'
merupakan alkil.
e) Asam Karboksilat
( Alkanoat ) memiliki rumus umum CnH2nO2 atau R-COOH. Gugus karboksilat (-COOH)
merupakan gabungan dari gugus karbonil dan hidroksil. Senyawa ini dianggap turunan alkana
dan diberi nama asam alkanoat atau dengan nama yang lebih lama, asam alkana karboksilat.

f) Ester
Memiliki rumus umum CnH2nO2 atau R-COO-R’. Nama IUPAC dari ester adalah alkyl
alkanoat. Kebanyakan senyawa ester berbau harum, karena itu banyak digunakan sebagai
pengharum (esens). Ester dibuat dari asam dan alkohol melalui reaksi esterifikasi yang berupa
reaksi setimbang.

g) Alkilamina
Senyawa karbon yang berikatan dengan gugus -NH2.
R – NH2
h) Haloalkana
Suatu senyawa karbon atau alkil yang berikatan dengan salah satu unsur halogen.
R-X
x = unsur-unsur halogen atau VIIA ( F, Cl, Br, I, At)

6. EFEK INDUKSI
Efek induksi adalah suatu aksi elektrostatik yang diteruskan melalui rantai atom dalam
suatu molekul (lewat ikatan σ).
Dan efek itu dapat dinyatakan sebagai I + dan I –
I + jika subtituen yang terikat mendorong elektron ( melepaskan e - )
I - jika subtituen yang terikat menarik Elektron ( mengambil e - )
Asam metanoat lebih asam dari asam etanoat karena pada asam etanoat terdapat gugus
metil yang mempunyai kemampuan mendorong elektron ikatan melalui ikatan sigma (C-C-O-
H) sehingga atom O menjadi relatif makin negatif, akibatnya atom H sukar lepas sebagai H+,
asamnya menjadi lebih lemah.
Gugus CH3 mempunyai efek induksi mendorong elektron, diberi simbol +I.
Asam alfamonoflouroetanoat lebih asam dari asam metanoat karena pada asam alfa
monoflouroetanooat terdapat gugus F yang mempunyai kemampuan menarik elektron ikatan
melalui ikatan sigma sehingga atom O menjadi relatif makin positif, akibatnya atom H makin
mudah lepas sebagai H+, asamnya menjadi lebih kuat.
Gugus F mempunyai efek induksi menarik elektron diberi simbol –I

 Suatu asam dengan gugus penarik (-I) akan memperbesar keasamannya. Contoh:
CH3COOH FCH2COOH
pKa : 4,8 pKa : 2,66
 Semakin besar keelektronegatifan gugus –I tersebut makin kuat asam tersebut. Contoh :
FCH2COOH (lebih asam dari) ClCH2COOH
pKa : 2,66 pKa 2,86
 Semakin banyak gugus –I (penarik elektron) semakin kuat asam yang bersangkutan.
Contoh:
Cl3CCOOH > Cl2CHCOOH > ClCH2COOH
pKa : 0,65 pKa : 1,30 pKa : 2,86
Akan tetapi, jika letak gugus –I jauh, maka pengaruhnya hanya sedikit. Contoh :
ClCH2CH2COOH < ClCH2COOH
pKa : 4,00 pKa : 2,86
 Apabila suatu asam mempunyai gugus +I (pendorong elektron), maka asam tersebut akan
berkurang keasamannya. Contoh :
HCOOH > CH3COOH
pKa : 3,77 pKa : 4,8
Makin kuat gugus +I tersebut makin kecil keasamannya. Contoh :
-
OOCCH2COOH < CH3CH2 COOH
pKa : 5,69 pKa : 4,85
Suatu basa akan bertambah kuat jika memiliki gugus +I. Contoh :
NH3 < CH3NH3 < (CH3)2NH
pKb : 4,75 pKb : 3,34 pKb : 3,29

7. RESONANSI
Resonansi secara singkat dapat dikatakan dengan suatu senyawa kimia yang strukturnya
sama tetapi konfigurasi elektronnya berbeda. Contohnya :
Struktur Resonansi Benzena:
Resonansi terjadi karena adanya delokalisasi elektron dari ikatan rangkap ke ikatan tunggal.
Delokalisasi elektron yang terjadi pada benzena pada struktur resonansi adalah sebagai berikut:

Hal yang harus diperhatikan adalah, bahwa lambang resonasi bukan struktur nyata dari suatu
senyawa, tetapi merupakan struktur khayalan. Sedangkan struktur nyatanya merupakan
gabungan dari semua struktur resonansinya. Hal ini pun berlaku dalam struktur resonansi
benzena, sehingga benzena lebih sering digambarkan sebagai berikut:

Teori resonansi dapat menerangkan mengapa benzena sukar diadisi. Sebab, ikatan
rangkap dua karbon-karbon dalam benzena terdelokalisasi dan membentuk semacam cincin
yang kokoh terhadap serangan kimia, sehingga tidak mudah diganggu. Oleh karena itulah
reaksi yang umum pada benzena adalah reaksi substitusi terhadap atom H tanpa mengganggu
cincin karbonnya.

8. HIPERKONJUGASI
Hiperkonjugasi merupakan delokalisasi yang melibatkan elektron σ. Hiperkonjugasi di
atas dapat dipandang sebagai overlap antara orbital σ ikatan C-H dengan orbital π ikatan C=C,
analog dengan overlap π-π. Hiperkonjugasi disebut juga resonansi tanpa ikatan. Secara singkat
efek hiperkonjugasi merupakan perubahan dari suatu ikatan C-H menjadi ikatan C=C atau C≡C
oleh Hα. Hiperkonjugasi dapat meningkatakan kestabilan molekul dengan semakin banyaknya
Hα maka suatu molekul tersebut akan semakin stabil.

9. TAUTOMERI
Tautomeri adalah perpindahan atom dalam satu molekul menjadi isomer. contohnya
perubahan keto menjadi enol, amin menjadi imin. Suatu senyawa karbonil dengan suatu
hidrogen alfa yang bersifat asam, dapat berada dalam dua bentuk yang disebut tautomer : suatu
tautomer keto dan sebuah tautomer enol.
Tautomer adalah isomer-isomer yang berbeda satu dengan yang lainnya hanya pada
posisi ikatan rangkap dan sebuah atom hidrogen berhubungan. Tautomer keto suatu senyawa
karbonil mempunyai struktur karbonil seperti diharapkan. Tautomer enol (dari –ena+-ol) yang
merupakan suatu alcohol vinilik, terbentuk dengan serah-terima sebuah hidrogen asam dari
karbon α ke oksigen karbonil. Karena atom hidrogen berada dalam posisi yang berlainan,
kedua bentuk tautometrik ini bukanlah struktur-resonansi, melainkan dua struktur berlainan
yang berada dalam kesetimbangan. (harus diingat bahwa struktur-struktur resonansi berbeda
hanya dalam posisi elektron).

10. REGANGAN RUANG


Regangan ruang adalah besarnya regangan pada struktur senyawa kimia berbentuk
siklik untuk menunjukkan seberapa besarnya regangan ruang dari cicin siklik tersebut. Dimana
tabel data mengenai regangan ruang dapat dilihat pada tabel berikut :
2.3 reaksi reaksi dasar senyawa organik

Reaksi-reaksi senyawa organic digolongkan dalam beberapa tipe ,yaitu

1. Reaksi subtitusi
a. Reaksi subtitusi nukleofilik
b. Reaksi subtitusi elektrofilik

2. Reaksi adisi
3. Reaksi eliminasi
4. Reaksi oksidasi
Aspek aspek dasar dalam reaksi senyawa organic
Nukleofil dan elektrofil
Pada proses heterolysis akan terjadi nukleofil dan elektrofil
a. Nukleofil adalah spesies (atom/ion/molekul)yang kaya electron sehingga dia tidak suka
akan electron tetapi suka akan nucleus (inti yang kekurangan electron)
Contoh:

b. Elektrofil adalah spesies (atom/ion /molekul)yang kekurangan electron ,sehingga ia


suka akan electron ,contoh:
Reaksi reaksi organik

1. reaksi subtitusi

Reaksi subtitusi terjadi apabila sebuah atom atau gugus yang berasal dari pereaksi
menggantikan sebuah atom atau gugus dari molekul yang bereaksi .reaksi subtitusi dapat
terjadi pada atom karbon jenuh atau tak jenuh.

a. Reaksi subtitusi nukleofilik

Pada reaksi subtitusi nukleofilik atom/gugus yang diganti mempunyai elektronegativitas


lebih besar dari atom c,dan atom /gugus pengganti adalah suatu nukleofil,baik nukleofil ,baik
nukleofil netral atau nukleofil yang bermuatan negative.
b. Reaksi subtitusi elektrofilik
Benzene memiliki rumus molekul C6H6,dari rumus molekul tersebut benzena
termasuk golongan senyawa hidrokarbon tidak jenuh.namun ternyata benzene
mempunyai sifat kimia yang berbeda dengan senyawa hidrokarbontidak jenuh.beberapa
perbedaan sifat benzene dengan senyawa hidrokarbon tidak jenuh adalah diantaranya
bahwa benzene tidak mengalami reaksi adisi melainkanmengalami reaksi subtitusi,pada
umumnya reaksi yang terjadi terhadap molekul benzena adalah reaksi subtitusi
elektrofilik,hal ini disebabkan karena benzene merupakan molekul yang kaya electron.
Ada 4 macam reaksi subtitusi elektrofilik terhadap senyawa aromatic,yaitu:

2. Reaksi adisi
Reaksi adisi terjadi pada senyawa tak jenuh.molekul tak jenuh dapat menerima
tambahan atom atau gugus dari suatu pereaksi,dua contoh pereaksi yang mengadisi
pada ikatan rangkap adalah brom dan hydrogen,adisi brom biasanya merupakan
reaksi cepat,dan sering dipakai sebagai uji kualitatif untuk mengidentifikasi ikatan
rangkap 2 atau 3 .reaksi adisi secara umum dapat digambarkan sebagai berikut.
Contoh

:
3. Reaksi eliminasi

Reaksi eliminasi adalah kebalikan dari reaksi adisi.dalam reaksi ini terjadi penghilangan
2 atom atau gugus untuk membentuk ikatan rangkap atau struktur siklis,kebanyakan reaksi
eliminasi menyangkut kehilangan atom bukan karbon.

4. Reaksi oksidasi
Suatu senyawa alkane yang bereaksi dengan oksigen menghasilkan karbon dioksida dan
air disebut dengan reaksi pembakaran .Pada senyawa metana (CH4) dan karbon dioksida
(CO2) mengandung satu atom karbon.kedua senyawa tersebut harus memiliki bilangan
oksidasi nol maka bilangan oksidasi atom karbon pada senyawa metana adalah -4,sedangkan
bilangan oksidasi atom karbon pada senyawa karbon dioksida adalah+4. Bilangan oksidasi
atom C pada senyawa karbon dioksida meningkat (mengalami oksidasi),sedangkan bilangan
oksidasi atom C pada senyawa metana menurun.
2.4 golongan –golongan senyawa organik

Senyawa karbon yang hanya mengandung unsur karbon (C) dan hidrogen (H) dikenal
sebagai senyawa hidrokarbon. Berdasarkan jenis ikatan antar atom karbonnya, senyawa
hidrokarbon dapat digolongkan menjadi hidrokarbon jenuh dan tak jenuh. Selain itu, dikenal
juga hidrokarbon aromatik.
senyawa organik memiliki banyak jenis, sehingga perlu adanya suatu penggolongan senyawa
organik. Berikut adalah penggolongan senyawa organik:

 Senyawa Siklik: Senyawa yang mempunyai rantai karbon tertutup.


 Senyawa Alifatik: Senyawa yang mempunyai rantai karbon terbuka.
 Senyawa Homosiklik: Senyawa siklik yang atom lingkarnya hanya tersusun oleh
atom karbon.
 Senyawa Heterosiklik: Senyawa siklik yang atom lingkarnya selain tersusun oleh atom C
(karbon) juga tersusun oleh atom lain, misalnya: O, N, dan S
BAB III

PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Kimia organik adalah salah satu bidang ilmu kimia yang mempelajari struktur,sifat,dan
komposisi suatu senyawa.kimia organik juga sering disebut sebagai kimia karbon ,karena
unsur yang dipelajari dalam kimia organik adalah unsur yang mengandung karbon,hydrogen
,oksigen,biasanya dengan tambahan nitrogen belerang dan fosfor
DAFTAR PUSTAKA

 https://www.ilmukimia.org/2013/04/kimia-organik.html
 https://www.pakarkimia.com/pengertian-kimia-organik/
 https://sucicharismapendar.wordpress.com/kimia-xii/senyawa-organik/

Anda mungkin juga menyukai