1. Latar Belakang
Untuk itulah, urgensi pendidikan karakter kiranya adalah jawaban bagi kondisi
pendidikan seperti ini. Dengan adanya pendidikan karakter semenjak usia dini
diharapkan persoalan mendasar dalam dunia pendidikan yang akhir-akhir ini sering
menjadi keprihatinan bersama dapat diatasi.
Dengan kepeningan itula makalah ini kami buat, selain untuk memenuhi tuga
terstruktur dan pentingnya pendidikan bagi kita semua.
Sosialisasi adalah suatu proses dimana anak belajar menjadi seorang anggota
yang berpartisipasi dalam masyarakat. Sedangkan enkulturasi suatu proses dimna
individu belajar berfikir, bertindakd dan merasa yang mencerminkan kebudayaan
mayarakat.
Pranata sosial adalah perilaku terpola yang digunakan oleh suatu masyarakat
untuk memenuhi berbagai kebutuhan dasarnya (basic needs).
1. Pranata ekonomi
Seperangkat aturan yang mengatur tentag kegiatan produksi, distribusi, dan konsumsi
barang dan jasa sehingga terwujud kesejahtraan dan keteriban masyarakat. Terlahir
pada saat orang melakukn tukar menukar barang (barter) secara rutin membagi-bagi
tugas dan mengakui adanya tuntutan terhadap orang lain. Antara lain brtujuan untuk
mningkatkan kesejahteraan masyarakat. Fungsinya mengatur hubungan antar pelaku
ekonomi dan meningkatkan produktifitas ekonomi semaksimal mungkin.
2. Pranata agama
Agama adalah ajaran atau system yang mengatur tentng keimanan (kepercayaan) dan
peribadatan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa serta mencakup pula tentang kaidah yang
berhubungan dengan pergaulan antar manusia dengan lingkungannnya. Fungsinya ajaran
atau aturan adalah memberikan tujuan atau orientasi sehingga timbul rasa saling hormat
antar sesame manusia; hukum memberikan aturan yang jelas terhadap tingkah lku
manusia akan hal-hal yang di anggap benar dan hal-hl yang di anggap salah; social yaitu
sebagai dasar aturan kesusilaan dalam masyarakat, misalnya ekonomi, pendidikan,
kesehatan, perkawinan, kesenian, dan lain-lain; fungsi ritual; trnasformatif;
3. Pranata pendidkan
Pranata pendidikan merupakan salh satu pendidikan sosial dalam rangka proses
sosialisasi dn/atau enkulturasi untuk mengantarkan individu ke dalam kehidupan
berasyarakat dan berbuday serta untuk menjaga kelangsungan eksistensi masyarakat
dan kebudayaannya.
1. Pendidikan informal
2. Pendidikan formal
Pendidikan formal adalah jalur pendidikan yang terstruktur dan berjenjang yang
terdiri atas pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, pendidikan menengah,
dan pendidikan tinggi. Pendidikan formal terdiri dari pendidikan formal berstatus
negeri dan pendidikan formal berstatus swasta. Satuan pendidikan
penyelenggara diantaranya Taman Kanak-kanak (TK), Raudatul
Athfal (RA), Sekolah Dasar (SD), Madrasah Ibtidaiyah (MI), Sekolah Menengah
Pertama (SMP), Madrasah Tsanawiyah (MTs), Sekolah Menengah
Atas(SMA), Madrasah Aliyah (MA), Sekolah Menengah
Kejuruan (SMK), Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK), Perguruan
tinggi (Akademi, Politeknik,Sekolah Tinggi, Institut, Universitas).
Sekolah memiliki struktur tertentu yang didukung oleh berbagai unsur dan
komponen. Fungsi pendidikan sekolah :
3. Pendidikan nonformal
1. Fungsi konservasi
2. Fungsi inovasi/kreasi/trnasformasi
G. Pola Sikap Guru kepada Siswa dan Implikasinya terhadap Fungsi dan Tipe
Guru
A. Landasan Sosiologis
Anak didik dapat bergaul karena anak didik maupun pendidik merupakan
makhluk sosial.
Manusia merupaka makhluk sosial karena manusia memiliki:
1. Sifat ketergantungan manusia dengan mausia lain
2. Sifat adaptibility dan intelegensia Keadaan proses atau situasi pendidikan
dianalisis secara input terdiri atas instrumental input, purposif input, dan
enviromental input.
Proses sosial individu dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya:
1. Faktor organism
2. Faktor lingkungan alami
3. Faktor lingkungan sosial dan budaya
Dalam lingkungan sosial proses perkembangannya dapat dibedakan dalam
dua hal, yaitu
1. Proses belajar social Dalam proses belajar sosial, pembelajarannya
menempuh cara sebagai berikut:
a. Cara pengajaran dan penghukuman Bentuk-bentuk pemberian
ganjaran dapat digolongkan seagai berikut:
1. Bentuk verbal
2. Bentuk gestural
3. Bentuk proximity
4. Bentuk contact
5. Bentuk activity
6. Bentuk token
Tujuan pelaksanann hukuman adalah agar anak sadar dan dapat berbuat
ke arah yang sesuai dengan norma-norma. Adapun bentuk-bentuknya
adalah Hukuman badan danhukuman sosial atau psikologis.
b. Cara pencontohan dan peniruan.
c. Cara pemberian informasi.
2. Dalam proses belajar sosial maka hasilnya merupakan erkembagan
kesetiaan sosial (formation of social loyaities). Dalam proses
perkembangan kesetian sosial itu yang baik adalah sikap kesetiaan yang
wajar, yaitu sikap kesetiaan yang terbuka artinya sikap kesetiaan sosial
terhadap kelompok lainnya.
B. Landasan Kebudayaan
Kebudayaan menurut Taylor adalah totalitas yang kompleks yang mencakup
pengetahuan, kepercayaan, seni, hukum, moral, adat, dan
kemampuan-kemampuan serta kebiasaan-kebiasaan yang diperoleh orang sebagai
anggota masyarakat (Imran Manan, 1989). Kebudayaan produk perseorangan ini
tidak disetujui Hasan (1983) dengan mengemukakan kebudayaan adalah
keseluruhan dari hasil manusia hidup bermasyarakat berisi aksi-aksi terhadap dan
oleh sesama manusia sebagai anggota masyarakat yang merupakan kepandaian,
kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan lain-lain kepandaian.
Sedangkan Kneller mengatakan kebudayaan adalah cara hidup yang telah
dikembangkan oleh anggota-anggota masyarakat.
1. Pengertian Kebudayaan
Kebudayaan berarti seperangkat norma yang dihayati oleh sekelompok
masyarakat dan merupaka cara atau pedoman dalam kehidupannya. Pengertian
kebudayaaan ini memiliki ciri bahwa kebudayaan merupakan mili bersama,
dipelajari dan merupakan suatu keseluruhan yang terinteraksi dalam
kehidupan masyarakat.
1. Hasil Pemikiran Manusia
Pemikiran manusia dalam ragka perjalanan hidupnya selalu berusaha ntuk
meningkatkan kehidupannya dari pemikiran manusia itu memperoleh hasil
yang merupakan perangkat pedoman (set of theory) yang apabila perangkat itu
diterapkan dalam kehidupan maka menghasilkan khazanah budaya yang
bermanfaat bagi kehidupan dan makin berkembang menuju kesempurnaannya.
1. Kemauan atau Norma
Hubungan norma dengan pendidikan adalah merupakan tujuan umum atau
akhir pendidikan
1. Seni
Sedangkan hubungan estetika dengan pendidikan adalah sebagai proses menghayati
hasil karya seni agar dapat merasakan dan menikmati dengan perasaanmendalam
terhadap sesuatu hasil yang dicapai serta sekaligus dapat menghargainya.
C. ANTROPOLOGI
1. Antropologi
Antopologi merupakan suatu disilin yang endasaran pada asa ngin tahu
yang mendalam tentang umat manusia.
a. Antropologi fisik
Antropologi fisik paleontroologi merupkan bagian dari antrpologi yang
menelaah tentang asal-usul atau terjdiya dan perkembangan makhluk
manusia. Objeknya adalah foil manusia (sisa-sisa tubuh manusia yang
telah membantu) yang terdaat ddalam lapisan bumi; somtologi yaitu
yang menelaah tentang pariasi atau keanekaragaman ras manusia
melalui cirri-ciri tubuh manusia secara keeluruhan (cirri-ciri genotife
dan venotife)
b. Antropologi biologi
c. Antrpolog Budaya
2. Antropologi Buaya
c. Aliran Difusi
d. Aliran Fungsionalisme
h. Aliran Strukturalisme
i. Aliran ethnoscience
Pada umumya manusia berperilaku menurut aturan yang di sadari atau tak
di sadari telah di serapnya; mengungkapkan aturan yang mendasari
perilaku kebudayan untuk menjelaskan hal yang dilakukan oleh manusia
dan alasan mengapa ia berperilaku demikian.
j. Aliran ekologi
PENUTUP
Kesimpulan
Karena itu system pendidikan dengan system yang ainnya daam masyarakat
mempunyai hubungan yang erat, pendidikan mempengaruhi dan dipengaruhi sitem
social, ekonomi, kebudayaan, agama, politik, dan lain-lain.
DAFTAR PUSTAKA
ropologis_22.html
3. http://sosbud.kompasiana.com/2011/03/29/landasan-sosial-budaya-ter
hadap-pendidikan/
http://lunnablog-luna.blogspot.com/2010/10/landasan-pendidikan.html