Disusun Oleh:
SITI RAUDAH
032001D17056
Hari :
Tanggal :
Disetujui oleh
Mengetahui
Kepala Ruangan
1. Definisi
ISPA atau infeksi saluran pernafasan akut adalah infeksi yang terutama
berurutan.(Nelson,edisi 15).
Yang dimaksud dengan saluran pernapasan adalah organ mulai dari hidung sampai
2. Etilogi
a. Bakteri dan virus yang paling sering menjadi penyebab ISPA diantaranya
bakteri stafilokokus dan streptokokus serta virus influenza yang di udara bebas
akan masuk dan menempel pada saluran pernafasan bagian atas yaitu
b. Biasanya bakteri dan virus tersebut menyerang anak-anak usia dibawah 2 tahun
ISPA.
d. Beberapa faktor lain yang diperkirakan berkontribusi terhadap kejadian ISPA
pada anak adalah rendahnya asupan antioksidan, status gizi kurang, dan
e. ISPA dapat ditularkan melalui air ludah, darah, bersin, udara pernapasan yang
3. Patofisiologi
silia yang terdapat pada permukaan saluran nafas bergerak ke atas mendorong virus
ke arah faring atau dengan suatu tangkapan refleks spasmus oleh laring. Jika
refleks tersebut gagal maka virus merusak lapisan epitel dan lapisan mukosa
saluran pernafasan (Kending dan Chernick, 1983 dalam DepKes RI, 1992).
apa-apa
b. Tahap inkubasi : virus merusak lapisan epitel dan lapisan mukosa karena nya
tubuh menjadi lemah apalagi bila keadaan gizi dan daya tahan sebelumnya
rendah.
Batuk
Nafas cepat
Bersin
Nyeri kepala
Demam ringan
Hidung tersumbat
retraksi dinding thorak, napas cuping hidung, cyanosis, suara napas lemah
Pemeriksaan kultur dan biopsi adalah proses yang paling sering digunakan
Pemeriksaan pencitraan
6. Penatalaksanan
antibiotik untuk kasus-kasus batuk pilek biasa, serta mengurangi penggunaan obat
petunjuk tentang pemberian makanan dan minuman sebagai bagian dari tindakan
Immunisasi.
Bila hidung tersumbat karena pilek bersihkan lubang hidung dengan sapu
Bila badan seseorang demam gunakan pakaian yang cukup tipis tidak
terlalu ketat.
Bila terserang pada anak tetap berikan makanan dan ASI bila anak tersebut
masih menetek
c) Penatalaksanaan Medis
Medikasi : gunakan semprot hidung atau tetes hidung dua atau tiga kali
tersumbat.
yang sembuh sendiri dalam 5 ± 6 hari jika tidak terjaidi infasi kuman lain, tetapi
penyakit ispa yang tidak mendapatkan pengibatan dan perawatan yang baik dapat
A. KONSEP KEPERAWATAN
1. Pengkajian
a. Identitas Pasien
RS, tanggal pengkajian, no. MR, diagnosa medis, nama orang tua, umur orang
b. Riwayat Kesehatan
nyeri otot dan sendi, nafsu makan menurun, batuk,pilek dan sakit
tenggorokan.
Riwayat social
padat penduduknya
c. Pemeriksaan fisik
Keadaan Umum : Bagaimana keadaan klien, apakah letih, lemah atau sakit
berat.
Tanda vital :
- Kepala :
- Wajah :
- Mata :
ikterik/ tidak, keadaan pupil, palpebra dan apakah ada gangguan dalam
penglihatan
- Hidung :
serta cairan yang keluar, ada sinus/ tidak dan apakah ada gangguan
dalam penciuman
- Mulut :
kotor/ tidak, apakah ada kemerahan/ tidak pada lidah, apakah ada
- Leher :
- Thoraks :
Inspeksi
cuping hidung
Palpasi
- Adanya demam
Perkusi
Auskultasi
Abdomen :
Genitalia :
kelamin. Pada laki-laki lihat keadaan penis, apakah ada kelainan/tidak. Pada
wanita lihat keadaan labia minora, biasanya labia minora tertutup oleh labia
mayora.
Integumen :
Kaji warna kulit, integritas kulit utuh/tidak, turgor kulit kering/ tidak, apakah
Ekstremitas atas :
Adakah terjadi tremor atau tidak, kelemahan fisik, nyeri otot serta kelainan
bentuk.
2. Diagnosa Keperawatan
e. Hipertermi
f. Nyeri akut
3. Intervensi Keperawatan
Kerusakan tambahan
musculoskeletal 7. Memberikan
neuromuskular Pemantauan
pernafasan
8. Monitor tingkat,
irama, kedalaman,
dan upaya bernapas
9. Catat pergerakan
dada, lihat
kesimetrisan,
penggunaan otot
bantu, dan
retraction otot
intercostals dan
supraclavicular
10. Palpasi ekspansi
paru-paru di kedua
sisi (kiri-kanan)
11. Tentukan
kebutuhan untuk
suction
12. Monitor bila ada
kelelahan dari otot
diafragma
13. Lakukan
pengobatan terapi
pernapasan (seperti
nebulizer) jika
dibutuhkan
Peningkatan Batuk
14. Memeriksa hasil tes
fungsi paru-paru,
bagian dari
kapasitas vital,
kekuatan inspirasi
maksimal, kekuatan
volume ekspirasi
dalam 1 detik
(FEV1), dan FEV1 /
FVO2
15. Pada waktu pasien
batuk, perut bagian
bawah xiphoid
dipadatkan dengan
telapak tangan
ketika membantu
pasien untruk fleksi
16. Menginstruksikan
pasien untuk batuk
yang dimulai
dengan penghirupan
nafas secara
maksimal
Ventilasi Mekanik
17. Memeriksa
kelelahan otot
pernafasan
18. Memeriksa
gangguan pada
pernafasan
19. Merencanakan dan
mengaplikasikan
ventilator
20. Memeriksa
ketidakefektifan
ventilasi mekanik
baik keadaan fisik
maupun mekanik
21. Memastikan
pertukaran ventilasi
setiap 24 jam
Pemeriksaan Tanda-
tanda Vital
22. Memeriksa tekanan
darah ,nadi, suhu
tubuh, dan
pernapasan dengan
tepat.
23. Mencatat
kecenderungan dan
pelebaran fluktuasi
dalam tekanan
darah.
24. Mendengarkan dan
membandingkan
bunyi tekanan darah
di kedua lengan
dengan tepat.
25. Memeriksa dengan
tepat tekanan darah
denyut nadi, dan
pernapasan
sebelum, selama,
dan sesudah
beraktivitas.
Kolaborasi
26. Pemberian obat anti
lumpuh, obat bius,
dan narkotik
analgesic
HE
27. Menginstruksikan
bagaimana batuk
yang efektif
28. Mengajarkan pasien
bagaimana
penghirupan
3. Gangguan Pertukaran - Respiratory Status : Airway Management
gas Gas exchange 1. Buka jalan nafas,
Definisi : Kelebihan atau - Respiratory Status : guanakan teknik chin
kekurangan dalam ventilation lift atau jaw thrust
oksigenasi dan atau - Vital Sign Status bila perlu
pengeluaran Setelah dilakukan 2. Posisikan pasien
karbondioksida di dalam tindakan keperawatan untuk
membran kapiler alveoli selama ...x24 jam memaksimalkan
Batasan karakteristik : diharapkan tidak terjadi ventilasi
- Gangguan gangguan pertukaran gas 3. Identifikasi pasien
penglihatan dengan Kriteria Hasil : perlunya pemasangan
- Penurunan CO2 Mendemonstrasikan alat jalan nafas
- Takikardi peningkatan ventilasi buatan
- Hiperkapnia dan oksigenasi yang 4. Pasang mayo bila
- Keletihan adekuat perlu
- Somnolen Memelihara 5. Lakukan fisioterapi
- Iritabilitas kebersihan paru paru dada jika perlu
- Hypoxia dan bebas dari tanda2 6. Keluarkan sekret
- Kebingungan distress Pernafasan dengan batuk atau
- Dyspnoe Mendemonstrasikan suction
- Nasal faring batuk efektif & suara 7. Auskultasi suara
- AGD Normal nafas yang bersih, nafas, catat adanya
- sianosis tidak ada sianosis & suara tambahan
- warna kulit abnormal dyspneu (mampu 8. Lakukan suction pada
(pucat, kehitaman) mengeluarkan sputum, mayo
- Hipoksemia mampu bernafas dgn 9. Berika bronkodilator
- Hiperkarbia mudah, tidak ada bial perlu
- sakit kepala ketika pursed lips) 10. Barikan pelembab
bangun Tanda tanda vital udara
- frekuensi dan dalam rentang norma 11. Atur intake untuk
kedalaman nafas cairan
abnormal mengoptimalkan
Faktor - faktor yang keseimbangan.
berhubungan : 12. Monitor respirasi dan
- ketidakseimbangan status O2
perfusi ventilasi Respiratory
- perubahan membran Monitoring
kapiler-alveolar 1. Monitor rata – rata,
kedalaman, irama
dan usaha respirasi
2. Catat pergerakan
dada, amati
kesimetrisan,
penggunaan otot
tambahan, retraksi
otot supraclavicular
dan intercostals
3. Monitor suara
nafas, seperti
dengkur
4. Monitor pola nafas :
bradipena,
takipenia,
kussmaul,
hiperventilasi,
cheyne stokes, biot
5. Catat lokasi trakea
6. Monitor kelelahan
otot diagfragma
(gerakan
paradoksis)
7. Auskultasi suara
nafas, catat area
penurunan / tidak
adanya ventilasi dan
suara tambahan
8. Tentukan
kebutuhan suction
dengan
mengauskultasi
crakles dan ronkhi
pada jalan napas
utama
9. auskultasi suara
paru setelah
tindakan untuk
mengetahui
hasilnya
4. Resiko Setelah dilakukan Nutritiont
Ketidakseimbangan tindakan keperawatan Management
nutrisi tubuh : kurang selama ...x24 jam klien Kaji makanan yang
dari kebutuhan tubuh menunjukkan nutrisi disukai oleh klien
Definisi sesuai dengan kebutuhan Kaji adanya alergi
Ketidakseimbangan tubuh dengan kriteria makanan
nutrisi adalah resiko hasil: Monitor jumlah
asupan nutrisi yang tidak Laporkan nutrisi nutrisi dan
mencukupi kebutuhan adekuat kandungan kalori.
metabolik. Masukan makanan Kaji kemampuan
Batasan Karakteristik dan cairan adekuat pasien untuk
Persepesi Energi adekuat mendapatkan nutrisi
ketidakmampuan Massa tubuh normal yang dibutuhkan
untuk mencerna Ukuran biokimia Pantau adanya mual
makanan. normal atau muntah.
Kekurangan makanan Dengan skala : Yakinkan diet yang
Tonus otot buruk 1 = Sangat kompromi dimakan
Kelemahan otot yang 2 = Cukup kompromi mengandung tinggi
berfungsi untuk 3 = Sedang kompromi serat untuk
menelan atau 4 = Sedikit kompromi mencegah
mengunyah 5 = Tidak kompromi konstipasi
Faktor yang Kolaborasi dengan
berhubungan
Ketidakmampuan untuk ahli gizi untuk
menelan atau mencerna menentukan jumlah
makanan atau menyerap kalori dan nutrisi yg
nurtien akibat faktor dibutuhkan pasien.
biologi : Berikan makanan
Penyakit kronis yg terpilih
Kesulitan mengunyah Kolaborasi dengan
atau menelan ahli gizi untuk diet
yang tepat bagi
anak dengan
sindrom nefrotik.
Weight Management
Diskusikan bersama
pasien mengenai
hubungan antara
intake makanan,
latihan, peningkatan
BB dan penurunan
BB.
Diskusikan bersama
pasien mengani
kondisi medis yang
dapat
mempengaruhi BB
Diskusikan bersama
pasien mengenai
kebiasaan, gaya
hidup dan factor
herediter yang dapat
mempengaruhi BB
Diskusikan bersama
pasien mengenai
risiko yang
berhubungan
dengan BB berlebih
dan penurunan BB
Perkirakan BB
badan ideal pasien
Weight reduction
Assistance
Fasilitasi keinginan
pasien untuk
menurunkan BB
Perkirakan bersama
pasien mengenai
penurunan BB
Tentukan tujuan
penurunan BB
Beri pujian/reward
saat pasien berhasil
mencapai tujuan
HE
Dorong pasien
untuk merubah
kebiasaan makan
Ajarkan pemilihan
makanan
Anjurkan pasien
untuk
meningkatkan
intake Fe
Anjurkan pasien
untuk
meningkatkan
protein dan vitamin
C
Berikan informasi
tentang kebutuhan
nutrisi
Anjurkan klien
untuk makan sedikit
namun sering.
Anjurkan keluarga
untuk tidak
membolehkan anak
makan-makanan
yang banyak
mengandung garam.
5. Hipertermi Thermoregulation Fever treatment
Definisi : suhu tubuh naik Setelah dilakukan Monitor suhu
diatas rentang normal tindakan keperawatan sesering mungkin
selama 1x24 jam Monitor warna dan
Batasan Karakteristik: diharapkan suhu tubuh suhu kulit
kenaikan suhu tubuh kembali normal dengan Monitor tekanan
diatas rentang normal Kriteria Hasil : darah, nadi dan RR
serangan atau Suhu tubuh dalam Monitor penurunan
konvulsi (kejang) rentang normal tingkat kesadaran
kulit kemeraha Nadi dan RR dalam Monitor WBC, Hb,
pertambahan RR rentang normal dan Hct
takikardi Tidak ada perubahan Monitor intake dan
saat disentuh tangan warna kulit dan tidak output
terasa hangat ada pusing Berikan anti piretik
Berikan pengobatan
Faktor2 yang untuk mengatasi
berhubungan : penyebab demam
penyakit/ trauma Selimuti pasien
peningkatan Berikan cairan
metabolism intravena
aktivitas yang Kompres pasien
berlebih pada lipat paha dan
pengaruh aksila
medikasi/anastesi Tingkatkan
ketidakmampuan / sirkulasi udara
penurunan Berikan pengobatan
kemampuan u/ untuk mencegah
berkeringat terjadinya
terpapar dilingkungan menggigil
panas Temperature
dehidrasi regulation
pakaian yang tidak Monitor suhu
tepat minimal tiap 2 jam
Rencanakan
monitoring suhu
secara kontinyu
Tingkatkan intake
cairan dan nutrisi
Ajarkan pada pasien
cara mencegah
keletihan akibat
panas
Vital sign Monitoring
Monitor TD, nadi,
suhu, dan RR
Catat adanya
fluktuasi tekanan
darah
Monitor pola
pernapasan
abnormal
Monitor suhu,
warna, dan
kelembaban kulit
Monitor sianosis
perifer
Identifikasi
penyebab dari
perubahan vital sign
6. Nyeri akut NOC : NIC
Definisi: Pain Level, Pain Management
Sensori yang tidak pain control, Lakukan pengkajian
menyenangkan dan comfort level nyeri secara
pengalaman emosional komprehensif
yang muncul secara Tujuan dan kriteria hasil : termasuk lokasi,
aktual atau potensial Setelah dilakukan karakteristik,
kerusakan jaringan atau tindakan keperawatan durasi, frekuensi,
menggambarkan adanya selama 2 x 24 jam, nyeri kualitas dan faktor
kerusakan (Asosiasi Studi berkurang atau terkontrol. presipitasi
Nyeri Mampu mengontrol Observasi reaksi
Internasional):serangan nyeri (tahu penyebab nonverbal dari
mendadak atau pelan nyeri, mampu ketidaknyamanan
intensitasnya dari ringan Menggunakan tehnik Kaji kultur yang
sampai berat yang dapat nonfarmakologi mempengaruhi
diantisipasi dengan akhir untuk mengurangi respon nyeri
yang dapat diprediksi dan nyeri, mencari Kaji tipe dan
dengan durasi kurang dari bantuan) sumber nyeri untuk
6 bulan. Melaporkan bahwa menentukan
Batasan karakteristik: nyeri berkurang intervensi
Mengungkapkan dengan Monitor
secara verbal atau menggunakan penerimaan klien
melaporkan dengan manajemen nyeri tentang manajemen
isyarat Mampu mengenali nyeri
Posisi untuk nyeri (skala, Gunakan teknik
menghindari nyeri intensitas, frekuensi komunikasi
Mengkomunikasikan dan tanda nyeri) terapeutik untuk
deskriptor nyeri Menyatakan rasa mengetahui
(misalnya rasa tidak nyaman setelah pengalaman nyeri
nyaman). nyeri berkurang klien
Faktor yang Tanda vital dalam Kontrol lingkungan
berhubungan : rentang normal yang dapat
Agen-agen penyebab mempengaruhi
cedera (misalnya nyeri seperti suhu
biologis, kimia, fisik ruangan,
dan psikologis. pencahayaan dan
kebisingan
Kurangi faktor
presipitasi nyeri
Evaluasi
keefektifan kontrol
nyeri
Tingkatkan istirahat
Pilih dan lakukan
penanganan nyeri
(farmakologi,
nonfarmakologi dan
inter personal)
Berikan analgetik
untuk mengurangi
nyeri
Kolaborasikan
dengan dokter jika
ada keluhan dan
tindakan nyeri tidak
berhasil
Analgesic
Administration
Tentukan lokasi,
karakteristik,
kualitas, dan derajat
nyeri sebelum
pemberian obat
Cek instruksi dokter
tentang jenis obat,
dosis, dan frekuensi
Cek riwayat alergi
Monitor vital sign
sebelum dan
sesudah pemberian
analgesik pertama
kali
Pilih analgesik yang
diperlukan atau
kombinasi dari
analgesik ketika
pemberian lebih
dari satu
Evaluasi efektivitas
analgesik, tanda dan
gejala (efek
samping)
Tentukan pilihan
analgesik
tergantung tipe dan
beratnya nyeri
Tentukan analgesik
pilihan, rute
pemberian, dan
dosis optimal
Pilih rute pemberian
secara IV, IM untuk
pengobatan nyeri
secara teratur
Berikan analgesik
tepat waktu
terutama saat nyeri
hebat
HE :
Instrusikan pasien
untuk
menginformasikan
kepada peraway
jika peredaan nyeri
tidak dapat dicapai
Informasikan
kepada klien
tentang prosedur
yang dapat
meningkatkan nyeri
dan tawarkan
strategi koping yang
disarankan.
Berikan informasi
tentang nyeri,
seperti penyebab
nyeri, berapa lama
akan berlangsung,
dan antisipasi
ketidaknyamanan
akibat prosedur
DAFTAR PUSTAKA
Brunner and Suddarth’s. 2012. Buku Ajar Keperawatan Medical Bedah Edisi 8 volume 2. Jakarta
: EGC.
Mansjoer Arif, dkk. 2011. Kapita Selekta Kedokteran. Media Aesculapius FKUI : Jakarta.
Price A, Sylvia, dkk, 2012. Patofisiologi Konsep Klinis dan Proses-Proses Penyakit, Edisi 6.
EGC: Jakarta.
Wilkinson, Judith M. 2011. Buku Saku Diagnosis Keperawatan: diagnosis NANDA, intervensi