Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN DISKUSI TOPIK

BLOK 3.C

DENGAN KASUS NYERI PERUT BAGIAN BAWAH

PADA 6 JAM POSTPARTUM

Dosenr : Aldina Ayunda Insani, S.Keb Bd.,M.Keb

Kelompok :2
Anggota :Pratiwi Rahma Maghfira (1810331009)
Aqila Salsabela (1810333005)
Hafshah Dalila Putri N (1810332008)
Maulida Khairunnisa (1810332003)
Salsabila Aulia Ibon (1810332017)
Yeri Englania Rusmat (1810331006)
Raissya Rahma (1810331012)
Marsela Rustam (1810332012)
Annisa Nur Al Izza MH (1810332007)

PRODI S1 KEBIDANAN
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS
2019/2020
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Masa pemulihan dari sembilan bulan kehamilan dan proses kelahiran disebut
dengan masa nifas (post partum). Masa nifas berlangsung selama kira-kira 6
minggu dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat-alat kandungan
kembali seperti keadaan sebelum kehamilan (Maryunani, 2009 : 1). Perubahan
fisiologis maupun psikologis yang dialami oleh ibu post partum, salah satunya
adalah kontraksi uterus. Intensitas kontraksi uterus meningkat secara bermakna
setelah persalinan bayi, yang merupakan respon segera untuk mengurangi jumlah
volume intra uterus atau biasa disebut dengan involusi uterus.
Involusi uterus mengakibatkan terjadinya pengeluaran hormon oksitosin yang
dilepas oleh kelenjar hipofisis yang dapat memperkuat dan mengatur kontraksi
uterus, mengompresi pembuluh darah dan membantu proses hemostasis.
Kontraksi uterus dapat diperkuat pada saat proses menyusui karena oksitosin
dapat dilepaskan ketika bayi mengisap ASI (Maryunani, 2009:1).
Kontraksi uterus ini terjadi secara fisiologis dan menyebabkan nyeri yang
dapat mengganggu kenyamanan ibu di masa setelah melahirkan/post partum
(Maryunani, 2009 : 7). Rasa sakit (after pain) seperti mulas-mulas disebabkan
karena kontraksi uterus yang berlangsung 2–4 hari post partum, sehingga ibu
perlu mendapatkan pengertian mengenai nyeri yang dirasakan.
Nyeri adalah sensori subjektif dan pengalaman emosional yang tidak
menyenangkan berkaitan dengan kerusakan jaringan yang aktual, potensial, atau
yang dirasakan dalam kejadian-kejadian saat terjadi kerusakan (International
Association for Study of Pain [IASP], 1979).Nyeri yang diakibatkan oleh
kontraksi uterus memerlukan berbagai penanganan untuk meminimalkan rasa
nyeri yang dirasakan oleh ibu sehingga kenyamanan ibu dapat kembali.Peran
seorang perawat pada kondisi tersebut adalah membantu meredakan nyeri ibu post
partum dengan memberikan intervensi dalam meredakan nyeri (Andarmoyo, 2013
: 83)
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian postpartum dan nyeri postpartum?
2. Bagaimana cara mengatasi nyeri postpartum?
3. Apa saja yang menyebabkan nyeri postpartum?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui pengertian post partum dan nyeri postpartum
2. Mengetahui cara mengatasi nyeri post partum
3. Mengetahui penyebab nyeri postpartum
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN TELAAH JURNAL

2.1. Tinjauan Pustaka Varney


Langkah 1 : Pengumpulan data
Pada langkah pertama ini, dilakukan pengumpulan semua data untuk
mengevaluasi klien secara lengkap. Seperti:
1) Identitas klien
2) Riwayat kesehatan
3) Pemeriksaan fisik
4) Pemeriksaan nutrisi klien

Langkah 2 : Interpretasi data dasar


Pada langkah ini dilakukan interpretasi data yang benar terhadap diagnosa
atau masalah dan kebutuhan klien berdasarkan interpretasi yang benar atas
data-data yang telah dikumpulkan

Langkah 3 : Mengidentifikasi diagnosa


Setelah pengkajian data-data yang telah dikumpulkan, maka didapatlah suatu
diagnosa klien tersebut. Dalam kasus ini diagnosanya adalah ibu hamil dengan
oodeme

Langkah 4 : Mengidentifikasi dan Menetapkan Kebutuhan yang


Memerlukan Penanganan segera
Identifikasi perlunya tindakan segera dari Bidan agar dapat dikonsultasikan
dengan tenaga kesehatan yang lain sesuai kondisi klien.

Langkah 5 : Merencanakan asuhan yang menyeluruh


Rencana asuhan yang menyeluruh tidak hanya meliputi apa saja yang sudah
teridentifikasi oleh klien, tetapi juga pedoman antisipasi terhadap ibu hamil
tersebut
Langkah 6 : Melaksanakan rencana
Asuhan menyeluruh yang direncanakan sebelumnya, di laksanakan dengan
aman dan efisien. Bila ada komplikasi bidan dapat merujuk atau berkolaborasi
dengan tim kesehatan lainnya.

Langkah 7 : Evaluasi
Setelah dilaksanakannya rencana yang menyeluruh, bidan mengevaluasi klien
tersebut agar mengetahui apakah asuhan yang diberikan efektif atau tidak.

2.2. Tinjauan Pustaka SOAP


Sistem pendokumentasian asuhan kebidanan menggunakan SOAP
Dokumentasi dalam kebidanan adalah suatu bukti pencatatan dan pelaporan
yang di miliki oleh bidan dalam melakukan catatan perawatan yang berguna untuk
kepentingan Klien, bidan dan tim kesehatan dalam memberikan pelayanan
kesehatan dengan dasar komunikasi yang akurat dan lengkap secara tertulis
dengan tanggung jawab bidan.
Pendokumentasian ini harus lengkap dan akurat sesuai dengan keadaan dan
kejadian yang dilihat dalam pelaksanaan asuhan kebidanan. Dalam kasus ini kita
munggunakan metode pendokumentasiaan SOAP:
a. S adalah data subyektif
Menggambarkan pendokumentasiaan asuhan kebidanan hasil pengumpulan
dari klien melalui melalui anamnesa.
b. O adalah data obyektif
Menggambarkan pendokumentasiaan hasil pemeriksaan fisik klien dan test
diagnostic lain yang dirumuskan dalam data focus untuk mendukung asauhan.
c. A adalah hasil analisa/assessment
Menggunakan pendokumentasian hasil analisis dan interpretasi data subjektif
dalam identifikasi
d. P adalah planning
Menggambarkan pendokumentasian dari tindakan dan evaluasi perencanaan
berdasarkan assement, seperti tindakan antisipatif, tindakan segera, tindakan
secara komprehensif, penyuluhan, dukungan, kolaborasi, evaluasi dan rujukan

1.3.Tinjauan Kasus
1. Penyebab Nyeri Perut Bagian Bawah Pada Ibu Nifas
Pada saat hamil rahim seorang ibu akan membesar sesuai ukuran janin
yang dikandung. Begitu bayi lahir maka perlahan -lahan rahim akan
menyusut dan mengecil hingga sebesar buah pir kecil. Proses kembalinya
ke bentuk semula dari rahim ini disertai dengan rasa seperti kram pada
perut. Dalam kebidanan disebut dengan kontraksi rahim. Kontraksi rahim
ini diperlukan agar rahim dapat segera mengecil dan pembuluh darah yang
terluka saat lepasnya ari- ari dari dinding rahim dapat segera menutup
kembali ,sehingga tidak terjadi perdarahan. Kadang sensasi nyeri seperti
kram ini semakin terasa saat menyusui, ibu tak perlu cemas karena justru
dengan rangsangan hisapan bayi akan membantu keluarnya hormon
oksitosin yang membantu proses kontraksi rahim tersebut. Maka tidak
mengherankan bila ibu menyusui akan lebih cepat pulih rahimnya dan
terhindar dari resiko perdarahan juga. Gunakan gurita yang nyaman, sering
buang air kecil dan lakukan relaksasi nafas bila nyeri atau kram tersebut
muncul.
2. Cara Mengatasi Nyeri Perut Bagian Bawah Pada Ibu Nifas

Ada beberapa cara yang bisa Anda lakukan untuk mengatasinya, yaitu:

 Kompres hangat perut Anda. Anda juga bisa melakukan hal ini sambil
berbaring telungkup dan letakkan bantal kompres di bagian bawah perut
Anda.
 Melakukan pijatan lembut pada bagian perut secara perlahan.
 Buang air kecil sesering mungkin, jangan ditahan. Meskipun Anda tidak
merasakan keinginan untuk kencing. Pasalnya, kandung kemih yang penuh
bisa menghambat kontraksi rahim.
 Mulai untuk berjalan sesering mungkin.
 Jika selama persalinan Anda diajarkan teknik pernapasan dan relaksasi,
coba terapkan hal ini kembali untuk mengurangi rasa kram pada perut.
 Minum obat pereda nyeri seperti ibuprofen. Dengan catatan, gunakan obat
ini sesuai dengan resep dokter. Karena dokter akan memberikan obat yang
aman untuk ibu menyusui dan pasca melahirkan sesuai dengan kondisi
kesehatan Anda

2.3.Telaah jurnal

Jurnal 1

PENGARUH TEKNIK EFFLEURAGE MASSAGE TERHADAP PERUBAHAN NYERI


PADA IBU POST PARTUM DI RUMAH SAKIT SARININGSIH BANDUNG

Nyeri kontraksi uterus adalah suatu sensori dan perasaan yang tidak
nyaman pada ibu post partum normal karena terjadinya involusi uterus setelah
pengeluaran bayi. Teknik yang dianjurkan untuk menangani nyeri kontraksi uterus
pada masa post partum yaitu dengan menggunakan teknik effleurage massage
yang merupakan terapi non-farmakologis.
Masa pemulihan dari sembilan bulan kehamilan dan proses kelahiran disebut
dengan masa nifas (post partum). Masa nifas berlangsung selama kira-kira 6
minggu dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat-alat kandungan
kembali seperti keadaan sebelum kehamilan (Maryunani, 2009 : 1).
Perubahan fisiologis maupun psikologis yang dialami oleh ibu post partum,
salah satunya adalah kontraksi uterus. Intensitas kontraksi uterus meningkat
secara bermakna setelah persalinan bayi, yang merupakan respon segera untuk
mengurangi jumlah volume intra uterus atau biasa disebut dengan involusi uterus.
Involusi uterus mengakibatkan terjadinya pengeluaran hormon oksitosin yang
dilepas oleh kelenjar hipofisis yang dapat memperkuat dan mengatur kontraksi
uterus, mengompresi pembuluh darah dan membantu proses hemostasis.
Kontraksi uterus dapat diperkuat pada saat proses menyusui karena oksitosin
dapat dilepaskan ketika bayi mengisap ASI (Maryunani,2009:1). Effleurage
adalah bentuk masase dengan menggunakan telapak tangan yang memberi
tekanan lembut ke atas permukaan tubuh dengan arah sirkular secara berulang
(Reeder, 2011 : 676).
Teknik ini bertujuan untuk untuk meningkatkan sirkulasi darah, memberi
tekanan, dan menghangatkan otot abdomen serta meningkatkan relaksasi fisik dan
mental.Effleurage merupakan teknik masase yang aman, mudah untuk dilakukan,
tidak memerlukan banyak alat, tidak memerlukan biaya, tidak memiliki efek
samping dan dapat dilakukan sendiri atau dengan bantuan orang lain (Ekowati,
dkk. 2011).
Tindakan utama effleuragemassage merupakan aplikasi dari teori Gate
Control yang dapat “menutup gerbang” untuk menghambat perjalanan rangsang
nyeri pada pusat yang lebih tinggi pada sistem saraf pusat. Hasil studi
pendahuluan yang dilakukan pada bulan Maret 2014 di Rumah Sakit Sariningsih
Bandung terhadap 7 orang ibu post partum normal diperoleh data bahwa semua
ibu mengalami nyeri pada hari ke-1, 2 orang ibu mengalami nyeri pada saat > 3-4
jam post partum dan 5 orang ibu pada saat >1-2 jam post partum. Karakteristik
nyeri yang dirasakan ibu post partum pada hari ke 1 yaitu mulas pada bagian
abdomen bawah dengan skala 4–5 yang berarti nyeri sedang.Nyeri kontraksi
uterus yang dirasakan timbul pada saat ibu berdiam dan melakukan aktivitas
Durasi nyeri yang dirasakan ibu berkisar 1-5 menit.Penatalaksanaan nyeri yang
dilakukan oleh ibu adalah melakukan teknik nafas dalam, distraksi dengan
berjalan, aktivitas secara perlahan, dan berdiam sejenak.
BAB III
ASUHAN KEBIDANAN

Skenario:

Ny. A P0A0 baru saja melahirkan putra tercintanya secara spontan 6 jam yang
lalu, riwayat persalinan dengan luka episiotomi datang ke BPM Annisa mengeluh
nyeri perut bagian bawah, nyeri luka pada jahitan jalan lahir, serta tidak nafsu
makan.
Pada pemeriksaan didapatkan hasil TD 110/70 mmHg, suhu 36,5 O C,
pernapasan 20x/menit, nadi 80x/menit. Pada pemeriksaan palpasi, uterus keras dan
bundar, pada pemeriksaan inspeksi tampak vulva memerah dan bengkak, terdapat
jahitan perineum, lochea berwarna merah kehitaman
MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN POST NATAL CARE FISIOLOGIS
PADA NY “A” PIA0 POST PARTUM HARI PERTAMA
DENGAN MASALAH NYERI PERUT BAGIAN BAWAH
DI BPM ANNISA
TANGGAL 29 JANUARI 2019

No. Medrec :
Tgl Masuk : 28 Januari 2019, Pukul 14.00 Wib
Tgl Pengkajian : 29 Januari 2019, Pukul 14.00 Wib
Diagnosa : PIA0 post partum
Hari pertama
Nama Pengkaji : Rahma

LANGKAH I. IDENTIFIKASI DATA DASAR


A. Identitas Istri / Suami
Nama : Ny. “A” / Tn. “M”
Umur : 22 thn / 25 thn
Pendidikan : SMP / SMA
Pekerjaan : IRT / Swasta
Agama : Islam / Islam
Suku : Minangkabau / Minangkabau
Alamat : Jati
Lama menikah : ± 11 bulan

B. Data Biologis/ Fisiologis


1. Keluhan Utama : Ibu merasakan nyeri perut bagian bawah
2. Keluhan yg Menyertai : Ibu merasakan nyeri luka jahitan pada jalan lahir,
tidak nafsu makan
3. Riwayat Keluhan Utama
a. Mulai timbulnya sejak setelah melahirkan tanggal 29 Januari 2019 pukul
06.40 Wib
b. Sifat keluhan : nyeri sedang
c. Pengaruh keluhan terhadap aktifitas/ fungsi tubuh : sedikit mengganggu
d. Usaha klien untuk mengatasi keluhan : istrahat yang cukup dan segera
miring kiri atau miring kanan jika terasa nyeri
4. Riwayat Obstetrik
a. Riwayat Haid
1) Menarche : 15 tahun
2) Siklus haid : tidak teratur setiap bulan
3) Durasi haid : 7 hari
4) Banyaknya : 2-3 pembalut/ hari
5) Dismenorrhoea : saat haid ibu merasakan nyeri pada perut
6) Perlangsungan : normal

b. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang sekarang

No Tahun Umur Penolong Jenis BB PB ASI Perlangsungan


Partus Kehamil Persalinan JK (gr) (cm)
an
1 2019 Aterm Bidan Spontan.LBK ♂ 3100 48 (+) Normal

1) Ibu mengatakan melahirkan yang pertama kali dan tidak pernah


keguguran
2) HPHT : 17-04-2018
3) TP : 24-01-2019
4) Aterm/ cukup bulan : 40 minggu 6 hari
5) Ibu mengatakan bayinya lahir tanggal 29 Januari 2019 pukul 06.40
Wib
6) Jenis Persalinan : spontan, Letak belakang kepala
7) Penolong : Bidan
8) Apgar Score : menit I = 6 menit V = 8
9) Jenis Kelamin : laki-laki
10) BB/PB : 3100 gram/ 48 cm
11) Pukul 06.50 plasenta lahir complit
12) Kontraki uterus baik, teraba keras dan bundar
13) TFU : 1 jari bawah pusat
14) Perdarahan : ± 150 cc
15) Terapi yg diberikan : Amoxilin 3 x 1
Paracetamol 3 x 1 X
B.Complex 3x1
SF 3x1
Vit A II tablet/ hari
5. Riwayat Ginekologi
Ibu mengatakan tidak pernah menderita tumor dan tidak pernah menjalani
operasi section caesarea
6. Riwayat penyakit yang lalu dan sekarang
a. Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit asma, TBC, Hepatitis B,
Jantung, Hipertensi, DM
b. Ibu mengatakan dalam keluarga tidak ada penyakit keturunan seperti asma,
DM, dan hipertensi
7. Riwayat KB
Ibu mengatakan belum pernah menjadi akseptor KB

C. Riwayat Pemenuhan Kebutuhan Dasar


1. Pola Nutrisi
a. Kebiasaan
1) Pola makan : teratur
2) Frekuensi makan : 3x/ hari
3) Sumber makanan : nasi, ikan telur, sayuran dan buah
4) Kebutuhan minum/ cairan : 6-8 gelas sehari
b. Post partum I hari
1) Nafsu makan bertambah
2) Jenis makanan : nasi, ikan, telur, sayuran, buah, dan biscuit
3) Porsi makan : ibu menghabiskan makanan yang disediakan
untuknya

2. Pola Eliminasi
a. Kebiasaan
1) BAK
Frekuensi : 4-5x/ hari
Warna/ bau : kuning jernih/ amoniak
2) BAB
Frekuensi : 1-2x / hari
Konsistensi : lunak
b. Post Partum I hari
1) Ibu mengatakan sudah BAK 1x dan terasa nyeri pada luka bekas
jahitan
2) Ibu mengatakan belum BAB

3. Pola Istirahat
a. Kebiasaan
1) Tidur malam ± 7 jam ( pukul 22.00-05.00 Wib)
2) Tidur siang ± jam ( pukul 14.00-16.00 Wib)
b. Post partum I hari
Ibu mengatakan belum tidur siang karena merasakan nyeri pada perut
dan pada luka jahitan perineum. Ibu juga masih ingin terus melihat
bayinya

D. Pengetahuan Ibu tentang Nifas


a. Ibu mengetahui ASI sebagai makanan terbaik bagi bayinya namun ibu belum
menyusui karena ASInya belum keluar
b. Ibu kurang mengetahui tentang perawatan selama masa nifas
c. Ibu mengetahui bahwa untuk mengurangi nyeri yang dirasakan yaitu dengan
miring ke kiri atau miring ke kanan

E. Data Sosial
Suami dan keluarga sangant menyambut gembira kelahiran bayi dan
membantu ibu merawat bayinya serta berharap masa nifas ibu dapat berjalan
dengan lancar dan terhindar dari masalah

F. Pemeriksaan Fisik
a. Pemeriksaan Fisik Umum
1. Kesadaran : composmentis
2. Keadaan umum ibu baik
3. Observasi tanda-tanda vital
TD : 110/70 mmHg
N : 80x/ menit
S : 36,5 º C
P : 20x/menit

b. Pemeriksaan Fisik Khusus ( Inspeksi, Palpasi, Auskultasi, Perkusi)


1. Kepala dan Rambut
Rambut hitam, bergelombang, berketombe dan tampak kotor
2. Wajah
Ekspresi senang tetapi kadang-kadang meringis jika merasakan nyeri.
Wajah tidak pucat dan tidak ada oedema
3. Mata
Simetris kiri dan kanan, konjungtiva tidak pucat, sclera tidak ikterus
4. Hidung
Simetris kiri dan kanan, tampak bersih dan tidak ada pengeluaran secret
5. Telinga
Simetris kiri dan kanan, tampak bersih, tidak ada pengeluaran secret serta
pendengaran normal
6. Leher
Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid dan pelebaran vema jugularis
7. Payudara
Simetris kiri dan kanan, hyperpigmentasi areola mammae, puting susu
menonjol, dan belum ada pengeluaran ASI
8. Abdomen
Terpasang gurita, tidak ada luka bekas operasi, tampak linea nigra,
kontraksi uterus baik, teraba keras dan bundar, tinggi fundus uteri 1 jari
bawah pusat
9. Genitalia
Keadaan vulva memerah dan bengkak, tampak luka jahitan perineum,
tidak ada varises, pengeluaran lochia rubra berwarna merah kehitaman
10. Anus
Tidak ada hemorrhoid dan oedema
11. Ekstremitas
Tangan : simetris kiri dan kanan, warna kuku tidak pucat dan tidak
ada oedema
Kaki : simetris kiri dan kanan, tidak ada oedema dan tidak ada varises

LANGKAH II. IDENTIFIKASI DIAGNOSA/MASALAH AKTUAL


Diagnosa : PIA0 post partum I hari dengan masalah nyeri perut bagian bawah
dan nyeri luka jahitan perineum
1. PIA0
Dasar
DS : Ibu mengatakan melahirkan yang pertama kali dan belum pernah
keguguran
Ibu mengatakan melahirkan tanggal 29 Januari 2019, pukul 06.40 Wib
DO
a. Tanggal persalinan 29 Januari 2019 pukul 06.40 Wib
b. Tampak striae livide, tonus otot perut tidak tegang
c. Kontraksi uterus baik teraba keras dan bundar
d. TFU 1 jari di bawah pusat
e. Pengeluaran lochia rubra

Analisis dan Interpretasi


Masa nifas atau puerepeium dimulai sejak 1 jam lahirnya plasenta
sampai dengan 6 minggu setelah itu. (Sarwono Prawirohardjo, Ilmu
Kebidanan : 2009)
Pada kehamilan lanjut pada primigravida sering timbul garis-garis
memanjang atau serong pada perut berwarna biru dan disebut striae livide
(Obstetri Fisiologi, Unpad : 1983)

2. Post Partum Hari Pertama


Dasar
DS : ibu mengatakan melahirkan pada tanggal 29 Januari 2019 pukul
06.40 Wib
DO
a. Tanggal persalinan 29 Januari 2019 pukul 06.40 Wib
b. Tanggal pengkajian 29 Januari 2019 pukul 14.00 Wib
c. Kontraksi uterus baik teraba keras dan bundar
d. TFU 1 jari bawah pusat
e. Pengeluaran lochia rubra

Analisis dan Interpretasi


Ibu bersalin tanggal 29 Januari 2019 pukul 06.40 Wib dan tanggal pengkajian
tanggal 29 Januari 2019 pukul 06.40 Wib menunjukan post partum hari pertama
Post partum (masa nifas) adalah dimulai settelah partus selesai dan berakhir
setelah 6 minggu. Lochia addalah secret yang berasal dari kavum uteri dan
vagina dalam masa nifas. Pada hari 1-3 disebut lochia rubra terdiri dari darah
segar bercampur sisa-sisa selaput ketuban, sel-sel desidua, sisa-sisa verniks
kareasa dan mekonium. ( Sarwono Prawirohardjo, Ilmu Kebidanan :2009)
Involusio uteri dari luar dapatdiamati dengan memriksa fundus uteri yaitu
segera setelah persalinan tinggi fundus uteri 2 cm di bawh pusat, 12 jam
kemudian kembali 1 cm di atas pusat dan menurun kira-kira a cm setiap hari. (
Eny Retna Ambarwati, Askeb Nifas : 2008)

3. Nyeri perut bagian bawah


Dasar
DS : Ibu mengatakan nyeri perut bagian bawah
DO :
a. Ekspresi wajah tampak meringis jika terasa nyeri
b. Kontraksi uterus baik teraba keras dan bundar
c. TFU 1 jari di bawah pusat
d. Pengeluaran lochia rubra

Analisis dan Interpretasi


Nyeri disebabkan oleh kontraski uterus yang berlangsung 2-4 hari pasca
persalinan. Nyeri perut umumnya terjadi pada ibu yang menyusu bayinya
karena menyusui merangsang kontraksi uterus
Pada pross involusi uterus, jaringan ikat dan jaringan otot mengalami
proteolitik berangsur-angsur akan mengecil setiap harinya. Tinggi fundus akan
turun 1 jari setiap harinya
Segera setelah post partum otot uterus berkontraksi, pembuluh darah yang
berada diantara otot-otot uterus terjepit. Proses ini menghentikan perdarahan
setelah plassenta dilahirkan. (Sarwono Prawirohardjo, ilmu Kebidanan : 2009)

LANGKAH III. IDENTIFIKASI DIAGNOSA/ MASALAH POTENSIAL


Tidak ada data yang mendukung terjadinya masalah potensial

LANGKAH IV. EVALUASI PERLUNYA TINDAKAN SEGERA/


KOLABORASI
Tidak ada data yang mendukung perlunya tindakan segera/ kolaborasi

LANGKAH V. RENCANA ASUHAN


Tujuan ;
1. Keadaan umum ibu baik
2. Masa nifas berlangsung normal
3. Ibu dapat beradaptasi dengan rasa nyeri yang dirasakan
4. Ibu dan keluarga memahami pendidikan kesehatan yang diberikan

Kriteria Keberhasilan :
1. Tanda-tanda vital dalam batas normal
TD : systole ≤ 140 mmHg, diastole < 100 mmHg
N : 60x-100x/ menit
S : 35,8o C- 370 C
P : 12x-20x/menit
2. Involusi uteri berlangsung normal
Kontraksi uterus baik teraba keras dan bundar
Fundus uteri turun sampai pada ukuran semula, 1 jari setiap harinya
Pengeluaran lochia yang fisiologis :
a. Hari 1-3, lochia rubra
b. Hari 4-7, lochia sanguinolenta
c. Hari 8 sampai 14, lochia serosa
d. 2-6 minggu post partum, lochia alba
3. Ibu dapat beradaptasi dengan nyeri yang dirasakan dengan berjalan-jalan di
sekitar ruangan perawatan
4. Ibu dan keluarga dapat mengulagi informasi yang diberikan dan bersedia
melakukan anjuran yang diberikan

Rencana Asuhan
1. Observasi tanda-tanda vital
Rasional : hasil pemeriksaan tanda-tanda vital sebagai penilai keadaan pasien
sehingga dapat diketahui pasien stabil atau tidak dan sebagai indicator untuk
tindakan selanjutnya
2. Observaasi kontraksi uterus dan TFU
Rasional : untuk mengetahui kontraksi uterus baik atau tidak serta
mengidentifikasi adanya perdarahan akibat atonia uteri. Penurunan TFU
merupakan salah satu indicator terjadinya involusio uteri
3. Observasi pengeluaran lochia
Rasional : mengetahu warna dan bau lochia untuk mendeteksi sedini mungkin
komplikasi seperti nyeri
4. Jelaskan penyebab timbulnya nyeri pada perut bagian bawah dan luka jahitan
pada jalan lahir
Rasional : agar ibu dapat memahami bahwa nyeri yang dirasakan merupakan
hal yang fisiologis sehingga diharapkan agar ibu dapat berradaptaasi dengan
nyeri yang dirasakan
5. Beritahu ibu HE tentang :
a. Istrahat yang cukup dan melakukan mobilisasi
b. Menyusui bayinya sesering mungkin
c. Personal hygiene terutamarambut dan genitalia
d. Makanan bergizi
e. Pemberian ASI ekslusif
Rasional :
a. Istrahat yang cukup dapat menegembalikan kembali tenaga ibu dan menjadi
lebih segar.
b. Mobilisasi dilakukan untuk mengurangi rasa nyeri, mengembalikan fungsi
usus, sirkulas, paru-paru dan perkemihan dan mencegah thrombosis pada
pembuluh tungkai
c. ASI merupakan makanan terbaik yang diberikan seorang ibu pada bayinya.
Adanya refkles prolaktin pada payudara akan memicu produksi ASI labih
banyak dan reflex oksitosin yang membantu pengeluaran ASI dan
mempercepat involusi uteri
d. Dengan membersihkan badan dan rambut dapat memberikan rasa nyaman
e. Makanan bergizi seimbang sangat dibutuhkan sebab dapat membantu
pemulihan kondisi ibu dan juga maningkatkan ASI
f. Pemberian ASI ekslusif maksudnya bayi hanya diberikan ASI selama 6
bulan pertama tanpa makanan tambahan.
6. Anjurkan pada ibu untuk menjadi akseptor KB setelah 40 hari masa nifas
Rasional : kontrasepsi digunakan untuk menjarangkan kehamilan sehinggga
ibu dan keluarga mempunyai waktu yang cukup untuk merawat bayinya hingga
3-5 tahun

LANGKAH VII. IMPLEMENTASI


Tanggal 29 Januari 2019 Pukul 14.00 Wi
1. Mengobservasi tanda-tanda vital
2. Malkukan observasi kontraksi uterus dan TFU
3. Melakukan observasai pengeluaran lochia
4. Menjelaskan pada ibu penyebab timbulnya nyeri perut bagian bawah dan
nyeri luka jahitan pada jalan lahir
5. Memberitahu ibu HE tentang:
a. Istrahat yang cukup dan melakukan mobilisasi
b. Menyusui bayinya sesering mungkin
c. Personal hygiene terutama rambut dan genitalia
d. Makanan bergizi
e. Pemberian ASI ekslusif
6. Menganjurkan pada ibu untuk menjadi akseptor KB setelah 40 hari masa nifas

LANGKAH VII. EVALUASI


Tanggal 29 Januari 2019 Pukul 17.00 Wib
1. Keadaan umumm ibu baik ddan tanda-tanda vital dalam batas normal di tandai
dengan LL
TD : 110/70 mmHg
N : 78x/ menit
S : 36,5oC
P : 20x/ menit
2. Involusi uteri berlangsung normal ditandai dengan kontraksi uterus baik teraba
keras dan bundar, TFU 1 jari di bawah pusat dan pengeluarran lochia rubra
3. Ibu sudah dapat beradaptasi dengan rasa nyeri yang dirasakan ditandai dengan
ibu sudah berjalan-jalan di sekitar ruang perawatan.
4. Ibu dan keluarga dapat mengulangi informasi yang disampaikan dan bersedia
melakukan anjuran yang diberikan.

ASUHAN KEBIDANAN DENGAN PENDOKUMENTASIAN SOAP

Subjektif(S Objektif(O Assesment( Planning(P)


) ) A)
Objektif: Diagnosa :
1. Bidan mengobservasi TTV
 Nyeri TD:110/70 Ny.A 2. Bidan mengobservasi TFU
perut mmHg postpartum dan kontraksi uterus
bagian N : 80x/ dengan nyeri 3. Bidan mengobservasi
bawah menit perut bagian pengeluaran lochea
 Nyeri S : 36,5 º C bawah 4. Bidan menjelaskan penyebab
luka P : timbulnya nyeri pada perut
jahitan 20x/menit bagian bawah dan luka jahitan
pada pada jalan lahir
jalan 5. Beritahu ibu tentang :
lahir a. Istrahat yang cukup dan
melakukan mobilisasi
b. Menyusui bayinya sesering
mungkin
c.Persona lhygiene terutama
rambut dan genitalia
d. Makanan bergizi
e. Pemberian ASI ekslusif
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

4.1.KESIMPULAN
Nyeri perut bawah pada ibu nifas bisa berasal dari tiga organ besar yang terletak di
perut bawah, yakni organ kandungan,saluran pencernaan,dan saluran kemih.Sehubungan
dengan riwayat melahirkan,kemungkinan nyeri tersebut berasal dari gangguan organ
kandungan,seperti radang panggul atau hanya sekedar kontraksi rahim dalam upaya
penyusutan kembali ukuran rahim.

4.2. SARAN

Untuk klien

a. Diharapkan pada setiap ibu nifas agar mengkomsumsi makanan yang bergizi karena
makanan yang bergizi akan memenuhi kebutuhan energi ibu dan mempengaruhi kualitas
ASI.

b. Diharapkan pada setiap ibu nifas agar senantiasa memperhatikan kesehatan dirinya.

c. Diperlukan keterlibatan suami / keluarga untuk memerhatikan kesehatan ibu dan


bayinya.

d. Diharapkan pada setiap ibu nifas agar sudah mempunyai rencana kedepannya untuk
perjarakan kelahiran sehingga ibu dan bayi dalam keadaan sehat.

e. diharapkan ibu nifas serta bidan dapat memahami tanda tanda ketidaknormalan pasca
persalinan yang dapat membahayakan kesehatan ibu.

Anda mungkin juga menyukai