BLOK 3.C
Kelompok :2
Anggota :Pratiwi Rahma Maghfira (1810331009)
Aqila Salsabela (1810333005)
Hafshah Dalila Putri N (1810332008)
Maulida Khairunnisa (1810332003)
Salsabila Aulia Ibon (1810332017)
Yeri Englania Rusmat (1810331006)
Raissya Rahma (1810331012)
Marsela Rustam (1810332012)
Annisa Nur Al Izza MH (1810332007)
PRODI S1 KEBIDANAN
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS
2019/2020
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Mengetahui pengertian post partum dan nyeri postpartum
2. Mengetahui cara mengatasi nyeri post partum
3. Mengetahui penyebab nyeri postpartum
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN TELAAH JURNAL
Langkah 7 : Evaluasi
Setelah dilaksanakannya rencana yang menyeluruh, bidan mengevaluasi klien
tersebut agar mengetahui apakah asuhan yang diberikan efektif atau tidak.
1.3.Tinjauan Kasus
1. Penyebab Nyeri Perut Bagian Bawah Pada Ibu Nifas
Pada saat hamil rahim seorang ibu akan membesar sesuai ukuran janin
yang dikandung. Begitu bayi lahir maka perlahan -lahan rahim akan
menyusut dan mengecil hingga sebesar buah pir kecil. Proses kembalinya
ke bentuk semula dari rahim ini disertai dengan rasa seperti kram pada
perut. Dalam kebidanan disebut dengan kontraksi rahim. Kontraksi rahim
ini diperlukan agar rahim dapat segera mengecil dan pembuluh darah yang
terluka saat lepasnya ari- ari dari dinding rahim dapat segera menutup
kembali ,sehingga tidak terjadi perdarahan. Kadang sensasi nyeri seperti
kram ini semakin terasa saat menyusui, ibu tak perlu cemas karena justru
dengan rangsangan hisapan bayi akan membantu keluarnya hormon
oksitosin yang membantu proses kontraksi rahim tersebut. Maka tidak
mengherankan bila ibu menyusui akan lebih cepat pulih rahimnya dan
terhindar dari resiko perdarahan juga. Gunakan gurita yang nyaman, sering
buang air kecil dan lakukan relaksasi nafas bila nyeri atau kram tersebut
muncul.
2. Cara Mengatasi Nyeri Perut Bagian Bawah Pada Ibu Nifas
Ada beberapa cara yang bisa Anda lakukan untuk mengatasinya, yaitu:
Kompres hangat perut Anda. Anda juga bisa melakukan hal ini sambil
berbaring telungkup dan letakkan bantal kompres di bagian bawah perut
Anda.
Melakukan pijatan lembut pada bagian perut secara perlahan.
Buang air kecil sesering mungkin, jangan ditahan. Meskipun Anda tidak
merasakan keinginan untuk kencing. Pasalnya, kandung kemih yang penuh
bisa menghambat kontraksi rahim.
Mulai untuk berjalan sesering mungkin.
Jika selama persalinan Anda diajarkan teknik pernapasan dan relaksasi,
coba terapkan hal ini kembali untuk mengurangi rasa kram pada perut.
Minum obat pereda nyeri seperti ibuprofen. Dengan catatan, gunakan obat
ini sesuai dengan resep dokter. Karena dokter akan memberikan obat yang
aman untuk ibu menyusui dan pasca melahirkan sesuai dengan kondisi
kesehatan Anda
2.3.Telaah jurnal
Jurnal 1
Nyeri kontraksi uterus adalah suatu sensori dan perasaan yang tidak
nyaman pada ibu post partum normal karena terjadinya involusi uterus setelah
pengeluaran bayi. Teknik yang dianjurkan untuk menangani nyeri kontraksi uterus
pada masa post partum yaitu dengan menggunakan teknik effleurage massage
yang merupakan terapi non-farmakologis.
Masa pemulihan dari sembilan bulan kehamilan dan proses kelahiran disebut
dengan masa nifas (post partum). Masa nifas berlangsung selama kira-kira 6
minggu dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat-alat kandungan
kembali seperti keadaan sebelum kehamilan (Maryunani, 2009 : 1).
Perubahan fisiologis maupun psikologis yang dialami oleh ibu post partum,
salah satunya adalah kontraksi uterus. Intensitas kontraksi uterus meningkat
secara bermakna setelah persalinan bayi, yang merupakan respon segera untuk
mengurangi jumlah volume intra uterus atau biasa disebut dengan involusi uterus.
Involusi uterus mengakibatkan terjadinya pengeluaran hormon oksitosin yang
dilepas oleh kelenjar hipofisis yang dapat memperkuat dan mengatur kontraksi
uterus, mengompresi pembuluh darah dan membantu proses hemostasis.
Kontraksi uterus dapat diperkuat pada saat proses menyusui karena oksitosin
dapat dilepaskan ketika bayi mengisap ASI (Maryunani,2009:1). Effleurage
adalah bentuk masase dengan menggunakan telapak tangan yang memberi
tekanan lembut ke atas permukaan tubuh dengan arah sirkular secara berulang
(Reeder, 2011 : 676).
Teknik ini bertujuan untuk untuk meningkatkan sirkulasi darah, memberi
tekanan, dan menghangatkan otot abdomen serta meningkatkan relaksasi fisik dan
mental.Effleurage merupakan teknik masase yang aman, mudah untuk dilakukan,
tidak memerlukan banyak alat, tidak memerlukan biaya, tidak memiliki efek
samping dan dapat dilakukan sendiri atau dengan bantuan orang lain (Ekowati,
dkk. 2011).
Tindakan utama effleuragemassage merupakan aplikasi dari teori Gate
Control yang dapat “menutup gerbang” untuk menghambat perjalanan rangsang
nyeri pada pusat yang lebih tinggi pada sistem saraf pusat. Hasil studi
pendahuluan yang dilakukan pada bulan Maret 2014 di Rumah Sakit Sariningsih
Bandung terhadap 7 orang ibu post partum normal diperoleh data bahwa semua
ibu mengalami nyeri pada hari ke-1, 2 orang ibu mengalami nyeri pada saat > 3-4
jam post partum dan 5 orang ibu pada saat >1-2 jam post partum. Karakteristik
nyeri yang dirasakan ibu post partum pada hari ke 1 yaitu mulas pada bagian
abdomen bawah dengan skala 4–5 yang berarti nyeri sedang.Nyeri kontraksi
uterus yang dirasakan timbul pada saat ibu berdiam dan melakukan aktivitas
Durasi nyeri yang dirasakan ibu berkisar 1-5 menit.Penatalaksanaan nyeri yang
dilakukan oleh ibu adalah melakukan teknik nafas dalam, distraksi dengan
berjalan, aktivitas secara perlahan, dan berdiam sejenak.
BAB III
ASUHAN KEBIDANAN
Skenario:
Ny. A P0A0 baru saja melahirkan putra tercintanya secara spontan 6 jam yang
lalu, riwayat persalinan dengan luka episiotomi datang ke BPM Annisa mengeluh
nyeri perut bagian bawah, nyeri luka pada jahitan jalan lahir, serta tidak nafsu
makan.
Pada pemeriksaan didapatkan hasil TD 110/70 mmHg, suhu 36,5 O C,
pernapasan 20x/menit, nadi 80x/menit. Pada pemeriksaan palpasi, uterus keras dan
bundar, pada pemeriksaan inspeksi tampak vulva memerah dan bengkak, terdapat
jahitan perineum, lochea berwarna merah kehitaman
MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN POST NATAL CARE FISIOLOGIS
PADA NY “A” PIA0 POST PARTUM HARI PERTAMA
DENGAN MASALAH NYERI PERUT BAGIAN BAWAH
DI BPM ANNISA
TANGGAL 29 JANUARI 2019
No. Medrec :
Tgl Masuk : 28 Januari 2019, Pukul 14.00 Wib
Tgl Pengkajian : 29 Januari 2019, Pukul 14.00 Wib
Diagnosa : PIA0 post partum
Hari pertama
Nama Pengkaji : Rahma
2. Pola Eliminasi
a. Kebiasaan
1) BAK
Frekuensi : 4-5x/ hari
Warna/ bau : kuning jernih/ amoniak
2) BAB
Frekuensi : 1-2x / hari
Konsistensi : lunak
b. Post Partum I hari
1) Ibu mengatakan sudah BAK 1x dan terasa nyeri pada luka bekas
jahitan
2) Ibu mengatakan belum BAB
3. Pola Istirahat
a. Kebiasaan
1) Tidur malam ± 7 jam ( pukul 22.00-05.00 Wib)
2) Tidur siang ± jam ( pukul 14.00-16.00 Wib)
b. Post partum I hari
Ibu mengatakan belum tidur siang karena merasakan nyeri pada perut
dan pada luka jahitan perineum. Ibu juga masih ingin terus melihat
bayinya
E. Data Sosial
Suami dan keluarga sangant menyambut gembira kelahiran bayi dan
membantu ibu merawat bayinya serta berharap masa nifas ibu dapat berjalan
dengan lancar dan terhindar dari masalah
F. Pemeriksaan Fisik
a. Pemeriksaan Fisik Umum
1. Kesadaran : composmentis
2. Keadaan umum ibu baik
3. Observasi tanda-tanda vital
TD : 110/70 mmHg
N : 80x/ menit
S : 36,5 º C
P : 20x/menit
Kriteria Keberhasilan :
1. Tanda-tanda vital dalam batas normal
TD : systole ≤ 140 mmHg, diastole < 100 mmHg
N : 60x-100x/ menit
S : 35,8o C- 370 C
P : 12x-20x/menit
2. Involusi uteri berlangsung normal
Kontraksi uterus baik teraba keras dan bundar
Fundus uteri turun sampai pada ukuran semula, 1 jari setiap harinya
Pengeluaran lochia yang fisiologis :
a. Hari 1-3, lochia rubra
b. Hari 4-7, lochia sanguinolenta
c. Hari 8 sampai 14, lochia serosa
d. 2-6 minggu post partum, lochia alba
3. Ibu dapat beradaptasi dengan nyeri yang dirasakan dengan berjalan-jalan di
sekitar ruangan perawatan
4. Ibu dan keluarga dapat mengulagi informasi yang diberikan dan bersedia
melakukan anjuran yang diberikan
Rencana Asuhan
1. Observasi tanda-tanda vital
Rasional : hasil pemeriksaan tanda-tanda vital sebagai penilai keadaan pasien
sehingga dapat diketahui pasien stabil atau tidak dan sebagai indicator untuk
tindakan selanjutnya
2. Observaasi kontraksi uterus dan TFU
Rasional : untuk mengetahui kontraksi uterus baik atau tidak serta
mengidentifikasi adanya perdarahan akibat atonia uteri. Penurunan TFU
merupakan salah satu indicator terjadinya involusio uteri
3. Observasi pengeluaran lochia
Rasional : mengetahu warna dan bau lochia untuk mendeteksi sedini mungkin
komplikasi seperti nyeri
4. Jelaskan penyebab timbulnya nyeri pada perut bagian bawah dan luka jahitan
pada jalan lahir
Rasional : agar ibu dapat memahami bahwa nyeri yang dirasakan merupakan
hal yang fisiologis sehingga diharapkan agar ibu dapat berradaptaasi dengan
nyeri yang dirasakan
5. Beritahu ibu HE tentang :
a. Istrahat yang cukup dan melakukan mobilisasi
b. Menyusui bayinya sesering mungkin
c. Personal hygiene terutamarambut dan genitalia
d. Makanan bergizi
e. Pemberian ASI ekslusif
Rasional :
a. Istrahat yang cukup dapat menegembalikan kembali tenaga ibu dan menjadi
lebih segar.
b. Mobilisasi dilakukan untuk mengurangi rasa nyeri, mengembalikan fungsi
usus, sirkulas, paru-paru dan perkemihan dan mencegah thrombosis pada
pembuluh tungkai
c. ASI merupakan makanan terbaik yang diberikan seorang ibu pada bayinya.
Adanya refkles prolaktin pada payudara akan memicu produksi ASI labih
banyak dan reflex oksitosin yang membantu pengeluaran ASI dan
mempercepat involusi uteri
d. Dengan membersihkan badan dan rambut dapat memberikan rasa nyaman
e. Makanan bergizi seimbang sangat dibutuhkan sebab dapat membantu
pemulihan kondisi ibu dan juga maningkatkan ASI
f. Pemberian ASI ekslusif maksudnya bayi hanya diberikan ASI selama 6
bulan pertama tanpa makanan tambahan.
6. Anjurkan pada ibu untuk menjadi akseptor KB setelah 40 hari masa nifas
Rasional : kontrasepsi digunakan untuk menjarangkan kehamilan sehinggga
ibu dan keluarga mempunyai waktu yang cukup untuk merawat bayinya hingga
3-5 tahun
4.1.KESIMPULAN
Nyeri perut bawah pada ibu nifas bisa berasal dari tiga organ besar yang terletak di
perut bawah, yakni organ kandungan,saluran pencernaan,dan saluran kemih.Sehubungan
dengan riwayat melahirkan,kemungkinan nyeri tersebut berasal dari gangguan organ
kandungan,seperti radang panggul atau hanya sekedar kontraksi rahim dalam upaya
penyusutan kembali ukuran rahim.
4.2. SARAN
Untuk klien
a. Diharapkan pada setiap ibu nifas agar mengkomsumsi makanan yang bergizi karena
makanan yang bergizi akan memenuhi kebutuhan energi ibu dan mempengaruhi kualitas
ASI.
b. Diharapkan pada setiap ibu nifas agar senantiasa memperhatikan kesehatan dirinya.
d. Diharapkan pada setiap ibu nifas agar sudah mempunyai rencana kedepannya untuk
perjarakan kelahiran sehingga ibu dan bayi dalam keadaan sehat.
e. diharapkan ibu nifas serta bidan dapat memahami tanda tanda ketidaknormalan pasca
persalinan yang dapat membahayakan kesehatan ibu.