Anda di halaman 1dari 42

LAPORAN PRAKTIKUM

TEKNIK EKSPLORASI
“EKSPLORASI LANGSUNG DAN TAK LANGSUNG”

OLEH :

KELOMPOK 1
1. BETRO PEMILIO (
2. CHAIRANI (17080018)
3. FERALDO SANDRIO (
4. MEYLINA FEBI ANDINI (17080039)
5. MUHAMMAD FADHIL (17080041)
6. RAHMAD FAJAR (17080050)
7. SYAFRONI ERWANDA (17080058)

PRODI D3 TEKNIK PERTAMBANGAN


JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2019
HALAMAN PENGESAHAN
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK EKSPLORASI

OLEH :
1. BETRO PEMILO
2. CHAIRANI
3. FERALDO SANDRIO
4. MEYLINA FEBI ANDINI
5. MUHAMMAD FADHIL
6. RAHMAD FAJAR
7. SYAFRONI ERWANDA

Diajukan sebagai syarat akhir praktikum Teknik Eksplorasi pada semester V

Jurusan Teknik Pertambangan, Fakultas Teknik

Universitas Negeri Padang

Disahkan Oleh :

Dosen Pengampu

Ansosry, S.T., M.T.


NIP : 19800915 200501 1 005

PRODI D3 TEKNIK PERTAMBANGAN

JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNya
sehingga laporan paktek ini dapat tersusun hingga selesai . Laporan pratikum
teknik eksplorasi ini dibuat dengan berbagai observasi dan beberapa bantuan
dari berbagai pihak untuk membantu menyelesaikan tantangan dan hambatan
selama mengerjakan laporan ini. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Harizona Aulia Rahman,S.T,.M.T selaku dosen pembimbing teknik


eksplorasi beserta staff pengajar lainnya

2. Dan semua pihak baik secara langsung maupun tidak langsung telah
membantu sehingga laporan ini dapat diselesaikan dengan baik.

Adapun tujuan dari pembuatan laporan ini adalah untuk memberikan


pengetahuan lebih mengenai kegiatan praktikum eksplorasi langsung dan tidak
langsung, sehingga dapat diaplikasikan pada dunia pertambangan nantinya
disaat kita bekerja.

Laporan teknik eksplorasi ini semoga dapat menjadi bahan evaluasi dan
tolak ukur dalam pelaksanaan praktikum teknik eskplorasi dan menjadi bahan
perbaikan untuk masa yang akan datang. Akhirnya, semoga laporan ini
bermanfaat.

Padang, Desember 2019

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
HALAMAN PENGESAHAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan Praktikum
BAB II DASAR TEORI
A. Pasir Besi
B. Metode Eksplorasi Langsung
C. Metode Eksplorasi Tak Langsung
BAB III DATA PRAKTIKUM
A. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Praktikum
B. Alat dan Bahan
C. Langkah Kerja
BAB IV PENGOLAHAN DATA DAN ANALISA
A. Parit Uji
B. Test Pit / sumur Uji
C. Hanbor
D. Geolistrik
BAB V HASIL PRAKTIKUM
A. Kesimpulan
B. Saran
BAB VI PENTUP
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Indonesia merupakan negara yang kaya akan berbagai macam bahan
galian, yang kemudian bahan galian tersebut dimanfaatkan oleh industry
pertambangan untuk memnuhi kebutuhan manusia. Sektor atau bidang industri
pertambangan merupakan bidang usaha yang sangat menggiurkan, laju
pertumbuhan ekonomi berkembang dengan adanya perusahaan tambang pada
daerah tersebut.
Untuk mendapatkan suatu bahan galian yang diinginkan tidak lah mudah
perlu adanya pengkajian untuk mengetahui keberadaan bahan galian tersebut.
Eksplorasi merupakan ilmu yang dapat mencari serta mengetahui keberadaan
bahan galian pada suatu daerah tersebut
Kegiatan eksplorasi sangat penting dilakukan sebelum pengusahaan
bahan tambang dilaksanakan mengingat keberadaan bahan galian yang
penyebarannya tidak merata dan sifatnya sementara yang suatu saat akan
habis tergali. Sehingga untuk menentukan lokasi sebaran, kualitas dan
jumlah cadangan serta cara pengambilannya diperlukan penyelidikan yang
teliti agar tidak membuang tenaga dan modal, disamping untuk
menggurangi resiko kegagalan, kerugian materi, kecelakaan kerja dan
kerusakan lingkungan.
Pasir besi merupakan salah satu endapan besi yang selain telah dimanfaatkan
sebagai bahan campuran dalam industri semen juga mempunyai prospek untuk
dikembangkan sebagai bahan baku besi baja sesuai dengan perkembangan
teknologi pengolahan dan kebutuhan pasar. Sampai saat ini eksplorasi pasir besi
sudah banyak dilakukan baik oleh pihak swasta maupun pemerintah, namun belum
ada pedoman baku eksplorasi pasir besi yang bisa dipakai sebagai acuan teknis,
terutama dalam penyusunan laporan hasil eksplorasi pasir besi.
Pedoman Teknis Eksplorasi Pasir Besi dapat dipakai sebagai bahan acuan
bagi pemerintah dan swasta dalam melakukan eksplorasi endapan pasir besi agar
ada keseragaman dalam melakukan eksplorasi dan pelaporan.
Pasir besi adalah endapan pasir yang mengandung partikel besi (magnetit),
yang terdapat di sepanjang pantai, terbentuk karena proses penghancuran oleh
cuaca, air permukaan dan gelombang terhadap batuan asal yang mengandung
mineral besi seperti magnetit, ilmenit, oksida besi, kemudian terakumulasi serta
tercuci oleh gelombang air laut. Pasir besi ini biasanya berwarna abu-abu gelap
atau kehitaman. Secara umum pasir besi terdiri dari mineral opak yang bercampur
dengan butiran-butiran mineral seperti kuarsa, kalsit, felspar, amfibol, piroksen,
biotit, dan turmalin.
Pasir besi terdiri dari magnetit, titaniferous magnetit, ilmenit, limonit, dan
hematit. Pasir besi terutama berasal dari batuan basaltik dan andesitik volkanik.
Pasir besi secara umum, banyak dipakai dalam industri diantaranya sebagai bahan
baku pabrik baja dan bahan magnet dengan mengambil bijih besinya, pabrik
keramik dan bahan refractory dengan mengambil silikatnya. Pasir besi umumnya
merupakan pasir besi pantai yang banyak tersebar antara lain di sepanjang pantai
barat Sumatera, pantai selatan Jawa dan Bali, pantai-pantai Sulawesi, Nusa
Tenggara Timur, Maluku dan pantai utara Papua. Beberapa lokasi telah dilakukan
eksplorasi, bahkan eksploitasi, namun sebagian besar lagi belum dilakukan
eksplorasi atau kalaupun sudah dieksploitasi tidak dilakukan melalui tahapan
eksplorasi yang benar
B. Tujuan Praktikum
1. Mahasiswa mengtahui apa itu eksplorasi langsung dan tak langsung.
2. Mahasiswa mampu melakukan eskplorasi langsung dan tak langsung di
lapangan.
C. Manfaat Praktikum
1. Mahasiswa dapat mengetahui cara pengambilan data eksplorasi
langsung dan tak langsung di lapangan.
BAB II
DASAR TEORI

A. Pasir Besi
Pasir besi merupakan salah satu bahan galian dari kelompok bijih
besi, sejenis pasir berwarna gelap yang mengandung partikel bijih besi
(magnetit) yang terdapat di sepanjang pantai. Umumnya, pasir besi terdiri
atas mineral opak yang telah bercampur dengan butiran-butiran dari
mineral non-logam, seperti kuarsa, kalsit, feldspar, piroksen dan biotit.
Mineral opak yang terkandung dalam pasir besi antara lain magnetit,
titaniferous magnetit, ilmenit, limonit dan hematit.
Pasir besi memiliki warna hitam, kilap logam, berat jenis 1,8
ton/m3, dan ukuran butirnya adalah dari 161 mm sampai 2 mm. Pasir besi
memiliki sifat kemagnetan yang tinggi.
Pasir besi di Indonesia termasuk salah satu bahan baku dasar
dalam industri baja. Selain itu, pasir besi dapat pula dimanfaatkan
sebagai bahan baku untuk industri semen dalam pembuatan beton, bahan
dasar tinta kering (toner), bahan utama untuk pita kaset, pewarna serta
campuran (filter) untuk cat serta bahan dasar untuk industri magnet
permanen.

Gambar 1 . pasir besi


1. Proses Genesa Endapan Pasir Besi
Endapan pasir besi tergolong ke dalam endapan sedimenter
(placer deposit). Endapan sedimenter adalah endapan hasil proses
pelapukan, kemudian mengalami transportasi dan terkonsentrasi secara
mekanis melalui perbedaan sifat fisik dari mineral-mineral
penyusunnya. Endapan pasir besi merupakan endapan sedimenter pantai
(beach placer).
Endapan pasir besi awalnya terbentuk karena proses pelapukan
batuan andesitik maupun basaltik. Selama proses pelapukan, batuan
mengalami erosi dan tertransportasi ke sungai dan terus terbawa ke laut.
Selama proses transportasi, batuan-batuan tersebut mengalami proses
perubahan bentuk serta ukuran sehingga menjadi partikel yang
ukurannya lebih halus. Di laut, karena pengaruh gelombang air laut
partikel-partikel yang telah tertransportasi dihempaskan ke pantai dan
air yang kembali membawa bahan-bahan ringan. Sehingga, bagian
partikel yang lebih ringan akan terpisah dari bagian yang lebih berat.
Hasilnya, partikel-partikel tersebut akan terkonsentrasi dan
terakumulasi sebagai lapisan yang membentuk batas lapisan.
Perlapisan yang dihasilkan akan menunjukkan urutan yang
terbalik, yakni partikel yang lebih halus dan memiliki kandungan
mineral berat akan berada di bawah. Sedangkan, semakin ke atas,
partikel penyusun lapisan lebih kasar dan sedikit mengandung mineral
berat. Perlapisan yang terbentuk sepanjang garis pantai membentuk
cebakan dari endapan pasir besi.

Gambar 2 : Skema Endapan Pasir Besi


B. Metode Eksplorasi Langsung
Metode eksplorasi langsung mempunyai pengertian bahwa
pengamatan dapat dilakukan dengan kontak visual dan fisik dengan kondisi
permukaan/bawah permukaan, terhadap endapan yang dicari, serta dapat
dilakukan deskripsi megaskopis/mikroskopis, pengukuran, dan sampling
terhadap objek yang dianalisis. Begitu juga dengan interpretasi yang
dilakukan, dapat berhubungan langsung dengan fakta-fakta dari hasil
pengamatan lapangan. Metode eksplorasi langsung ini dapat dilakukan
(diterapkan) pada sepanjang kegiatan eksplorasi (tahap awal s/d detail).
Beberapa metode (aspek) yang akan dibahas sehubungan dengan
Metode Eksplorasi Langsung ini adalah :
1. Pemetaan Geologi
Pemetaan geologi merupakan suatu kegiatan pendataan
informasi-informasi geologi permukaan dan menghasilkan suatu
bentuk laporan berupa peta geologi yang dapat memberikan gambaran
mengenai penyebaran dan susunan batuan (lapisan batuan), serta
memuat informasi gejala-gejala struktur geologi yang mungkin
mempengaruhi pola penyebaran batuan pada daerah tersebut. Selain
pemetaan informasi geologi, pada kegiatan ini juga sekaligus
memetakan tanda-tanda mineralisasi yang berupa alterasi mineral.
Pada tahapan eksplorasi awal, pengumpulan data (informasi
singkapan) dapat dilakukan dengan menggunakan palu dan kompas
geologi, serta penentuan posisi melalui orientasi lapangan. Namun
dalam tahapan eksplorasi lanjut s/d detail, pengamatan singkapan dapat
diperluas dengan menggunakan metode-metode lain seperti uji sumur,
uji parit, maupun bor tangan atau auger, sedangkan penentuan posisi
dilakukan dengan menggunakan alat ukur permukaan seperti pemetaan
dengan plane table atau dengan teodolit.
Pada saat pemetaan dapat dijumpai singkapan, singkapan dapat
didefinisikan sebagai bagian dari tubuh batuan/urat/badan bijih yang
tersingkap (muncul) di permukaan . Singkapan biasanya dapat dijumpai
pada lembah-lembah sungai, dikarenakan terjadi erosi akibat dari aliran
air sungai sehingga menyebabkan batuan tersingkap. Namun ada juga
pada kondisi dimana batuan menonjol secara alami akibat gaya gaya
endogen yang bersala dari dalam bumi atau karena gerakan atau
gesekan kerak bumi. Informasi-informasi yang dapat dipelajari atau
dihasilkan dari kegiatan pemetaan geologi/alterasi antara lain adalah
posisi atau letak singkapan (batuan, urat, atau batubara). Penyebaran,
arah, dan bentuk permukaan dari endapan, bijih, atau batubara.
Penyebaran dan pola alterasi yang ada.
2. Parit Uji
Paritan uji dibangun dengan tujuan untuk mengetahui tebal
lapisan permukaan, kemiringan perlapisan, struktur tanah dan lain-lain.
Pada Pembuatan parit memiliki keterbatasan yaitu hanya bisa dilakukan
pada overburden yang tipis, karena pada pembuatan parit kedalaman
yang efektif dan ekonomis yang dapat dibuat hanya sedalam 2 - 2,5
meter, selebih dari itu pembuatan parit dinilai tidak efektif dan
ekonomis. Pembuatan parit ini dilakukan dengan arah tegak lurus ore
body dan jika pembuatan parit ini dilakukan di tepi sungai maka
pembuatan parit harus tegak lurus dengan arah arus sungai.
Trenching (pembuatan paritan) merupakan salah satu cara dalam
observasi singkapan atau dalam pencarian sumber (badan)
bijih/endapan. Pada pengamatan (observasi) singkapan, paritan uji
dilakukan dengan cara menggali tanah penutup dengan arah relatif
tegak lurus bidang perlapisan (terutama pada endapan berlapis).
Informasi yang diperoleh antara lain ; jurus bidang perlapisan,
kemiringan lapisan, ketebalan lapisan, karakteristik perlapisan (ada
split atau sisipan), serta dapat sebagai lokasi sampling.
3. Sumur Uji

Pembuatan sumur uji atau test pit dimaksudkan untuk


mendapatkan hasil lebih akurat dari pembuatan parit uji, sumur uji
dibuat dengan menggali lubang sedalam 10 sampai 20 meter. Pada
pembuatan sumur uji harus diperhatikan beberapa faktor, seperti
adanya bongkahan bongkahan yang akan mempersulit dalam proses
penggalian. Faktor lain yang juga harus diperhatikan adalah adanya air
yang akan menyulitkan dalam proses penggalian dan pada proses
pengamatan struktur batuan yang ada pada sumur uji yang telah dibuat.
Hal-hal lain yang perlu diperhatikan dari penggalian sumur adalah
gejala longsoran, keluarnya gas beracun, dan lain-lain.
Pembuatan sumur uji ini umum dilakukan pada eksplorasi
endapan-endapan yang berhubungan dengan pelapukan dan endapan-
endapan berlapis. Pada endapan berlapis, pembuatan sumur uji
ditujukan untuk mendapatkan kemenerusan lapisan dalam arah
kemiringan, variasi litologi atap dan lantai, ketebalan lapisan, dan
karakteristik variasi endapan secara vertikal, serta dapat digunakan
sebagai lokasi sampling. Pada endapan yang berhubungan dengan
pelapukan (lateritik atau residual), pembuatan sumur uji ditujukan
untuk mendapatkan batas-batas zona lapisan (zona tanah, zona residual,
zona lateritik), ketebalan masing-masing zona, variasi vertikal masing-
masing zona, serta pada deretan sumur uji dapat dilakukan pemodelan
bentuk endapan.
4. Pemboran Eksplorasi
Pada prinsipnya pemboran adalah suatu kegiatan pembuatan
lubang berdiameter kecil pada suatu target eksplorasi dengan
kedalaman mencakup ratusan meter untuk memperoleh data yang
representatif.
Dalam melakukan perencanaan pemboran, hal-hal yang perlu
diperhatikan dan direncanakan dengan baik adalah kondisi geologi dan
topografi, tipe pemboran yang akan digunakan, spasi pemboran, waktu
pemboran, dan pelaksana (kontraktor) pemboran. Informasi dari lubang
bor dapat diperoleh dari beberapa sumber batuan, inti bor atau sludge,
geofisika bawah permukaan; dan informasi dari hasil pemboran. Pada
bagian ini akan lebih ditekankan pada pengamatan geologi.
Salah satu keputusan penting di dalam kegiatan eksplorasi adalah
menentukan kapan kegiatan pemboran dimulai dan diakhiri.
Pelaksanaan pemboran sangat penting jika kegiatan yang dilakukan
adalah menentukan zona mineralisasi dari permukaan. Kegiatan ini
dilakukan untuk memperoleh gambaran mineralisasi dari permukaan
sebaik mungkin, namun demikian kegiatan pemboran dapat dihentikan
jika telah dapat mengetahui gambaran geologi permukaan dan
mineralisasi bawah permukaan secara menyeluruh.
C. Metode Eksplorasi Tidak Langsung
Metode eksplorasi tidak langsung adalah kegiatan eksplorasi yang
dilakukan dengan tidak berhubungan langsung dengan bahan atau endapan
bahan galian yang dicari. Kegiatan eksplorasi ini dilakukan melalui
mengamati atau menganalisis kelainan kelainan sifat sifat baik itu sifat fisik
maupun sifat kimia dari batuan. Ada beberapa metode yang umum
digunakan untuk melakukan eksplorasi tidak langsung diantaranya adalah;
1. Metode Geofisika
Eksplorasi geofisika dilakukan berdasarkan perbedaan dari sifat
fisik dari batuan, mineral dan bijih dari endapan yang diukur. Secara
umum eksplorasi geofisika dilakukan dengan beberapa metode antara
lain yaitu;
a. Metode Magnetik
Metode magnetik pada dasarnya adalah memetakan gangguan
lokal pada medan magnetik bumi yang disebabkan oleh variasi
kemagnetan batuan. Metode ini adalah metode geofisika tertua yang
dikenal oleh manusia. Sejarah metode ini dimulai dari kompas
magnetik yang pertama ditemukan di Cina 3000 tahun yang lalu.
Dalam perkembangannya medan magnetik bumi telah digunakan
dalam eksplorasi bijih besi pada eksplorasi di Swedia. Alat untuk
menggunakan metode magnetik adalah magnetometer. Saat ini
metode magnetik merupakan salah satu metode geofisika yang
paling banyak digunakan orang karena selain mudah
penggunaannya juga murah pemakaiannya. Bijih yang
mengandung mineral magnetik akan menimbulkan efek langsung
pada peralatan, sehingga dengan segera dapat diketahui.
Metoda eksplorasi dengan magnetik sangat berguna dalam
pencarian sasaran eksplorasi sebagai berikut :
1) Mencari endapan placer magnetik pada endapan sungai
2) Mencari deposit bijih besi magnetik di bawah permukaan
3) Mencari bijih sulfida yang kebetulan mengandung mineral
magnetit sebagai mineral ikutan
4) Intrusi batuan basa dapat diketahui kalau kebetulan
mengandung magnetit dalam jumlah cukup
5) Untuk dapat mengetahui ketebalan lapisan penutup pada suatu
batuan beku yang mengandung mineral magnetik.
b. Metode Geolistrik
Metode ini mengukur dan menyelidiki sifat kelistrikan yang
dimiliki oleh batuan atau mineral. Mineral-mineral sulfida pada
umumnya bisa dikenali dengan metode ini dikarenakan oleh sifat
fisisnya yang mudah menghantarkan listrik yang diinjeksikan ke
dalam bumi.
Dalam cara pengukuran tahanan jenis batuan di dalam bumi
biasanya dipakai sistem empat elektrode yang dikontakan dengan
baik pada bumi. dua elektrode dipakai untuk memasukan arus listrik
ke dalam bumi, disebut elektrode arus (current electrode) disingkat
C, dan dua elektrode lainnya dipakai untuk mengukur voltage yang
timbul karena arus tadi, elektrode ini disebut elektrode potensial
atau “potential electode” disingkat P. ada beberapa cara dalam
penyusun ke empat elektode tersebut, dua diantaranya banyak yang
dipakai adalah cara Wenner dan cara Shlumberger.
c. Metode Seismik
Tujuan utama metode seismik adalah mengukur cepat rambat
dari jenis perlapisan yang terdiri dari batuan dengan cepat rambat
berbeda tiap batuan yang akan diterima oleh alat penerima getaran
disebut geofon. Metoda ini jarang dipergunakan dalam
penyelidikan pertambangan bijih tetapi banyak dipergunakan dalam
penyelidikan minyak bumi.
Geofon-geofon yang dipasang secara teratur di sekitar lobang
ledakan tadi akan terbias atau refraksi. Dengan mengetahui waktu
ledakan dan waktu kedatangan gelombang-gelombang tadi, maka
dapat diketahui kecepatan rambatan waktu getaran melalui
perlapisan-perlapisan batuan. Dengan demikian konfigurasi
struktur bahwa permukaan dapat diketahui. Gelombang akan
merambat dengan kecepatan yang berbeda pada batuan yang
berbeda-beda. Geophone merupakan alat penerima gelombang
yang dipantulkan kepermukaan, hidrophone untuk gelombang di
dasar laut
Cepat rambat gelombang seismik pada batuan tergantung
pada jenis batuan, derajat pelapukan, derajat pergerakan, tekanan,
porositas (kadar air) dan, Umur (diagenesa, konsolidasi, dll)
2. Metode Geokimia
Eksplorasi geokimia khusus mengkonsentrasikan pada
pengukuran kelimpahan, distribusi, dan migrasi unsur unsur bijih atau
unsur unsur yang berhubungan erat dengan bijih, dengan tujuan
mendeteksi endapan bijih. Secara sederhana eksplorasi geokimia
adalah pengukuran secara sistematis satu atau lebih unsur jejak dalam
batuan, tanah, sedimen sungai aktif, vegetasi, air, atau gas untuk
mendapatkan anomali geokimia yaitu konsentrai abnormal dari unsur
tertentu yang kontras terhadap lingkungannya.
Pengukuran sistimatika terhadap satu atau lebih unsur jejak (trace
elements) pada batuan, tanah, stream, air atau gas. Tujuannya untuk
mencari anomali geokimia berupa konsentrasi unsur-unsur yang
kontras terhadap lingkungannya atau background geokimia.
Anomali dihasilkan dari mobilitas dan dispresi unsur-unsur yang
terkonsentrasi pada zona mineralisasi. Anomali merupakan perbedaan-
perbedaan yang mencolok antara satu titik atau batuan dengan titik
lainnya.
Pada dasarnya eksplorasi jenis ini lebih cenderung untuk
menentukan perbedaan mendasar (anomali) unsur-unsur yang terdapat
pada tanah atau sampel yang kita cari. Proses untuk membedakan unsur
ini dilakukan dengan beberapa reaksi kimia.
3. Survey Geolistrik

Jenis-jenis metode geolistrikJenis-jenis metode geolistrik yaitu :


a. Metode Tahanan Jenis
Metode resistivitas merupakan metode geolistrik yang
mempelajari sifat tahanan jenis listrik dari lapisan batuan di dalam
bumi. Prinsip dasar metode resistivitas yaitu mengirimkan arus ke
bawah permukaan, dan mengukur kembali potensial yang diterima
di permukaan. Faktor geometri diturunkan dari beda potensial yang
terjadi antara elektroda potensial MN yang diakibatkan oleh injeksi
arus pada elektroda arus AB. Besarnya resistansi R dapat
diperkirakan berdasarkan besarnya potensial sumber dan besarnya
arus yg mengalir. Besaran resistansi tersebut tidak dapat digunakan
untuk memperkirakan jenis material karena masih bergantung
ukuran atau geometri-nya. Untuk itu digunakan besaran resistivitas
yang merupakan resistansi yang telah dinormalisasi terhadap
geometri. Ketika melakukan eksplorasi, perbandingan posisi titik
pengamatan terhadap sumber arus. Perbedaan letak titik tersebut
akan mempengaruhi besar medan listrik yang akan diukur. Besaran
koreksi terhadap perbedaan letak titik pengamatan tersebut
dinamakan faktor geometri.
b. Metode Polarisasi Terimbas (Induced Polarization)
Metode polarisasi terimbas (Induced Polarization) adalah
salah satu metode geofisika yang mendeteksi terjadinya polarisasi
listrik yang terjadi di bawah permukaan akibat adanya arus induktif
yang menyebabkan reaksi transfer antara ion elektrolit dan mineral
logam. Parameter yang diukur adalah nilai dari chargeability, yaitu
nilai dari perbandingan antara peluruhan potensial sekunder
terhadap waktu. Konfigurasi pengukurannya sama dengan metoda
tahanan Jenis.Metode ini umumnya digunakan untuk penelitian
eksplorasi air tanah, geoteknik, ekplorasi mineral, studi lingkungan,
dan arkeologi. Peralatan metoda Polarisasi Terimbas yang dimiliki
oleh Pusat Survei Geologi, adalah sebagai berikut : IPR-12
Receiver dengan TSQ-3 Transmitter Merk Scintrex.
c. Metode Potensial Diri
Metoda potensial diri pada dasarnya merupakan metoda yang
menggunakan sifat tegangan alami suatu massa (endapan) di alam.
Hanya saja perlu diingat bahwa anomali yang diberikan oleh
metoda potensial diri ini tidak dapat langsung dapat dikatakan
sebagai badan bijih tanpa ada pemastian dari metoda lain atau
pemastian dari kegiatan geologi lapangan. Karena pengukuran
dalam metoda potensial diri diperoleh langsung dari hubungan
elektrik dengan bawah permukaan, maka metoda ini tidak baik
digunakan pada lapisan-lapisan yang mempunyai sifat pengantar
listrik yang tidak baik (isolator), seperti batuan kristalin yang
kering.
Ada dua macam teknik pengukuran Metode Potensial Diri
yaitu:
1) Cara yang pertama, salah satu elektroda tetap, sedangkan yang
satu lagi bergerak pada lintasannya.
2) Cara yang kedua, kedua elektroda bergerak bersamaan secara
simultan, misalnya dengan interval 50 m
BAB III
PELAKSAAN PRAKTIKUM

A. Waktu dan tempat pelaksaan praktikum


Praktikum teknik eksplorasi mengenai eksplorasi langsung dan
eksplorasi tidak langsung yaitu pembuatan parit uji, sumur uji, handbor dan
geolistrik dilakukan pada hari rabu tanggal 4 desember 2019 pada pukul
10.06 wib sampai pukul 18.00 oleh kelompok 1 yang bertempat di Pantai
Tiku, Kabupaten Agam dengan kondisi atau cuaca pagi cerah dan pada
siang hari mendung.
B. Alat dan Bahan
1. Cangkul
2. Handbor
3. Alat geolistrik
4. Sekop
5. Karung / keranjang tanah
6. Meteran
C. Langkah kerja
1. Parit uji
a. Tentukan lokasi yang akan kita lakukan eksplorasi atau kita buat
parit uji.
b. Melihat adanya singkapan atau tanda suatu endapan pasir besi.
c. Memplot lokasi menggunakan gps agar mengetahui tiik koordinat
lokasi tersebut.
d. Membuat parit uji menggunakan cangkul dan alat-alat yang telah
dibawa

e. Mengidentifikasi data perlapisan


f. Menghitung ketebalan parit uji
g. Mengukur strike dan dip
2. Sumur uji
a. Tentukan lokasi yang akan kita lakukan eksplorasi atau kita buat
parit uji.
b. Melihat adanya singkapan atau tanda suatu endapan pasir besi.

c. Memplot lokasi menggunakan gps agar mengetahui tiik koordinat


lokasi tersebut.

d. Membuat sumur uji menggunakan cangkul dan alat-alat yang telah


dibawa
e. Mengidentifikasi data perlapisan

f. Menghitung ketebalan parit uji

g. Mengukur strike dan dip


3. Handbor
a) Sambung mata bor dengan stang bor dengan kuat
b) Gunakan stang pemutar untuk mulai pengeboran tanah
c) Lakukan pengangkatan setelah dirasa mata bor penuh kurang lebih
10 sampai 15 cm
d) Catat kedalaman pengeboran dan lakukan diskripsi tanah secara
visual
e) Lakukan pekerjaan ini berulang kali
f) Amati kedalaman setiap pengambilan tanah ini , jenis tanah,
warna tanah dan keadaannya sertamuka air bila ada
g) Lakukan pengambilan contoh sesuai dengan keperluan atau pada s
etiap pergantian lapisan
h) Beri label nama lokasi titik bor dan kedalaman contoh tanah yang
diambil.
i) Lakukan pekerjaan ini sampai kedalaman yang diinginkan.

4. Geolistrik
a) Memilih tempat pengambilan data dan menentukan area
pengukuran
b) Membentangkan meteran secara lurus sepanjang area pengukuran
dan menandai titik tengah dari area pengukuran
c) Memasang elektroda tegangan dan arus dan titik tengah berada
tepat di antara elektroda arus
d) Memasang kabel ke setiap elektroda arus dan tegangan sesuai
dengan fungsi
e) Menghubungkan sumber tegangan dengan kabel
f) Mencatat tegangan dan arus terukur pada multimeter
g) Memasukkan data pada program

h) Tunggu hingga proses selesai pada program

BAB IV
PEMBAHASAN
Pasir besi merupakan partikel yang menggandung besi (magnetite),
terdapat di sepanjang pantai, terbentuk karena proses penghancuran batuan asal
oleh cuaca, dan air permukaan, yang kemudian tertransportasi dan diendapkan
disepanjang pantai. Gelombang laut dengan energy tertentu memilah dan
mengakumulasi endapan tersebut menjadi pasir besi yang memiliki nilai
ekonomis.
Pembentukan endapan pasir besi ditentukan oleh beberapa factor antara
lain batuan asal, proses perombakan, media transportasi, proses serta tempat
pengendapannya. Sumber mineral endapan pasir besi pantai sebgaian besar
berasal dari batuan gunung api bersifat andesit-basal. Proses perombakan
terjadi akibat dari pelapukan batuan karena proses alam akibat panas dan hujan
yang membuat butiran mineral terlepas dari batun.
Media transportasi endapan pasir besi pantai antara lain : aliran sungai,
gelombang dan arus laut. Proses transportasi membawa material lapukan dari
batuan asal, menyebabkan mineral-mineral terangkut hingga ke muara,
kemudian gelombang dan arus laut mencuci dan memisahkan mineral-mineral
tersebut berdasarkan perbedaan berat jenis.

A. Parit uji
Lokasi : Pantai tiku, Kabupaten Agam
Cuaca : Cerah
Hari/tanggal : Rabu / 4 Desember 2019
Koordinat
Lokasi sumur uji 1 lokasi sumur uji 2
X : 0602123 X : 0602118
Y : 9956877 Y : 9956878
Z:1M Z:2M

Penampang Parit Uji


Data Pratikum
Parameter Yang Diukur Data Lapangan
jurus bidang perlapisan

kemiringan lapisan

1 - 4 cm
ketebalan lapisan 4 - 10 cm

10 -15 cm

15 - 30 cm

30 - 50 cm

50 -80 cm

80 - 110 cm

110 - 130 cm

130 - 160 cm

karakteristik perlapisan (ada split Tidak ada split


atau sisipan)

Sepanjang bibir pantai tiku pariaman


lokasi sampling

Analisa Data Lapangan


Deskripsi Sedimen dari Hasil Data Pembuatan Parit Uji:

1 - 4 cm

4 - 10 cm

10 -15 cm

15 - 30 cm
HASIL PENGAMATAN

Kedalaman Deskripsi

1 - 4 cm Pasir warna abu-abu berbutir kasar

4 - 10 cm Pasir besi halus

10 -15 cm Pasir campur pasir besi berbutir sedikit kasar

15 - 30 cm Pasir warna cokelat berbutir kasar

30 - 50 cm Pasir warna cokelat

50 -80 cm Pasir warna cokelat

80 - 110 cm Pasir warna cokelat berbutir kasar

110 - 130 cm Pasir warna cokelat berbutir kasar

130 - 160 cm Pasir warna cokelat berbutir halus

160 - 200 cm Pasir warna cokelat berbutir halus

30 - 50 cm

50 -80 cm

80 - 110 cm

110 - 130 cm

130 - 160 cm

160 - 200 cm
B. Test pit / sumur uji
Lokasi : Pantai Tiku, Kabupaten Agam
Cuaca : Cerah
Hari / tanggal : Rabu / 4 Desember 2019
Data praktikum
Parameter Yang Diukur Data Lapangan

kemenerusan lapisan dalam arah Strike: N E


kemiringan Dip :

Atapnya terdiri dari lapisan pasir besi


variasi litologi atap dan lantai bercampur dengan pasir biasa dengan
warna hitam dan putih keabu-abuan.
Sedangkan lantainya terdiri dari pasir
yang berbutir kasar dengan warna coklat
terang.
1. Lapisan 1 : lapisan Atas
ketebalan lapisan
 Tebal :18 cm
 Warna : putih keabuan dan
hitam pada pasir besi
 Teksture : Pasir Halus

2. Lapisan 2: Lapisan overburden

 Tebal : 30 cm
 Warna : coklat kekuningan
 Teksture : butiran pasir
kasar

3. Lapisan 3: Overburden

 Tebal :41 cm
 Warna : putih keabu-abuan
 Teksture : butiran pasir
halus

4. Lapisan 4: overburden. Pasir


berbatu

 Tebal : 15 cm
 Warna : putih keabuan
 Teksture : butiran pasir
berbatu

5. Lapisan 5: overburden
 Tebal : 5 cm
 Warna : putih keabuan
 Teksture : butiran pasir
halus

6. Lapisan 6: lapisan terdapat pasir


besi

 Tebal :1 cm
 Butiran : halus
 Warna : hitam

7. Lapisan 7: interburden

 Warna : putih
 Ketebalan : 4 cm
 Butiran : halus

8. Lapisan 8 : lapisan pasir besi

 Warna : hitam
 Ketebalan : 0,7 cm
 Teksture : butiran halus

9. Lapisan 9 : lapisan penutup

 Ketebalan : 15 cm
 Warna : putih
 Teksture : butiran pasir
halus

10. Lapisan 10 : lapisan penutup


 Ketebalan : 3 cm
 Warna : kuning cerah
 Teksture : butiran pasil lebih
kasar

11. Lapisan 11 : lapisan penutup

 Ketebalan : 7 cm
 Warna : putiih keabu-abuan
 Teksture : butiran pasir
halus

12. Lapisan 12 : lapisan penutup

 Ketebalan : 3 cm
 Warna : kuning kecoklatan
 Teksture : butir pasir kasar

13. Lapisan 13 : lapisan penutup

 Ketebalan : 15 cm
 Warna : putih keabu-abuan
 Teksture : butiran pasir
halus

14. Lapisan 14 : lapisan pasir besi

 Ketebalan : 7,5 cm
 Warna : hitam
 Teksture : butiran pasir
halus
15. Lapisan 15 : lapisan lantai/floor

 Ketebalan : 20 cm
 Warna : kuning kecoklatan
 Teksture : butiran pasir
kasar
karakteristik variasi endapan Merupakan jenis tanah yang terbentuk
secara vertical dari endapan aluvial. Dimana terbentuk
dari batuan sedimen yang mengalami
erosi atau pengikisan. Terkstur tanah
pada lokasi ini terdiri dari butiran kasar
hingga butiran halus. Sumber batuan
asal berupa, batuan gamping, Secara
megaskopik satuan ini mempunyai sifat
fisik berwarna abu keputihan,
kehitaman sampai coklat, ukuran butir
sangat halus-sangat kasar, bentuk butir
membundar-menyudut tanggung
dengan pemilahan buruk-baik

C. Hanbor
Data Hasil pemboran Dimasukan kedalam sebuah Format yang disebut
Log Bor/ Log Litholigi.
Kedalaman Warna Ukuran butir Kelembaban
( cm )

0 – 10 Abu- abu Pasir halus berukuran 0,125 – 0,25 mm Lembab


kehitaman

11 – 29 Abu – abu Pasir halus berukuran 0,125 – 0,25 mm Lembab


kecoklatan
30 – 139 Coklat Pasir sedangn dengan ukuran butir 0,25 Lembab
kehitaman – 0,5 mm

140 – 169 Hitam Pasir dangat halus berukuran 0,0625 – Basah


0,125 mm

170 – 200 Coklat Pasir sedang sangat halus berukuran Basah


0,0625 – 0,125 mm

D. Geolistrik
Lokasi : Pantai tiku, Kabupaten Agam
Cuaca : Cerah
Hari/tanggal : Rabu / 4 Desember 2019
Koordinat : X : 0.39404500S
Y : 99.91866500E
Z : 7,2 m
Tampilan data hasil pengolahan
pos 4 85 10 1 32.79 175 10 1 80.84
10 325 10 1 8.01 415 10 1 28.35
7 95 10 1 29.79 185 10 1 35.3
576 335 10 1 41.24 425 10 1 7.18
1 105 10 1 26.38 195 10 1 29.72
0 345 10 1 90.26 435 10 1 27.18
25 10 1 55.77 115 10 1 21.29 205 10 1 8.21
265 10 1 99.87 355 10 1 15.27 445 10 1 10.45
35 10 1 35.1 125 10 1 49.08 215 10 1 8.2
275 10 1 56.52 365 10 1 30.7 455 10 1 22.31
45 10 1 37.82 135 10 1 18.05 225 10 1 12.02
285 10 1 80.01 375 10 1 13.61 465 10 1 6.85
55 10 1 89.53 145 10 1 20.2 235 10 1 10.53
295 10 1 32.98 385 10 1 31.24 245 10 1 84.06
65 10 1 55.94 155 10 1 28.72 255 10 1 103.52
305 10 1 8.87 395 10 1 16.8 35 10 2 10.93
75 10 1 104.53 165 10 1 9.29 275 10 2 58.15
315 10 1 9.69 405 10 1 16.62 45 10 2 4.61
285 10 2 2.92 285 10 3 62.53 295 10 4 25.87
55 10 2 25.68 55 10 3 20.8 65 10 4 36.47
295 10 2 21.41 295 10 3 21.8 305 10 4 21.37
65 10 2 8.03 65 10 3 18.25 75 10 4 31.47
305 10 2 11.35 305 10 3 1.99 315 10 4 34.66
75 10 2 10.74 75 10 3 27.67 85 10 4 24.87
315 10 2 7.63 315 10 3 60.05 325 10 4 18
85 10 2 6.91 85 10 3 3.6 95 10 4 166.71
325 10 2 13.61 325 10 3 3.6 335 10 4 61.07
95 10 2 26.43 95 10 3 194.03 105 10 4 117.33
335 10 2 5.08 335 10 3 15.09 345 10 4 158.33
105 10 2 34.06 105 10 3 96.44 115 10 4 34.03
345 10 2 66.47 345 10 3 63.28 355 10 4 47.51
115 10 2 18.66 115 10 3 26.54 125 10 4 9.18
355 10 2 5.81 355 10 3 32.69 365 10 4 4.53
125 10 2 21.13 125 10 3 22.58 135 10 4 27.31
365 10 2 7.97 365 10 3 9.51 375 10 4 19.27
135 10 2 22.86 135 10 3 7.41 145 10 4 18.99
375 10 2 20.33 375 10 3 1.84 385 10 4 5.74
145 10 2 12.43 145 10 3 9.38 155 10 4 13.66
385 10 2 3.34 385 10 3 7.78 395 10 4 23.31
155 10 2 15.67 155 10 3 16.85 165 10 4 5.29
395 10 2 2.49 395 10 3 5.7 405 10 4 12.64
165 10 2 22.63 165 10 3 5.18 175 10 4 31.36
405 10 2 6.88 405 10 3 11.2 415 10 4 35.85
175 10 2 27.01 175 10 3 27.16 185 10 4 84.92
415 10 2 10.43 415 10 3 4.68 425 10 4 15.21
185 10 2 22.22 185 10 3 36.54 195 10 4 22.08
425 10 2 26.95 425 10 3 23.82 435 10 4 29.79
195 10 2 6.89 195 10 3 12.78 205 10 4 20.42
435 10 2 16.38 435 10 3 5.08 215 10 4 5.99
205 10 2 6.5 205 10 3 4.03 225 10 4 7.52
445 10 2 9.4 445 10 3 3.8 235 10 4 44.42
215 10 2 7.35 215 10 3 16.47 245 10 4 34.34
455 10 2 5.36 225 10 3 3.27 255 10 4 22.53
225 10 2 4.33 235 10 3 36.17 265 10 4 4.66
235 10 2 10.1 245 10 3 37.14 275 10 4 13.69
245 10 2 48.97 255 10 3 60.34 285 10 4 14.54
255 10 2 16.6 265 10 3 16.86 65 10 5 30.18
265 10 2 70.34 275 10 3 15.88 305 10 5 25.19
45 10 3 10.72 55 10 4 33.5 75 10 5 61.11
315 10 5 22.3 345 10 6 119.03 340 10 7 25.91
85 10 5 58.19 115 10 6 21.58 110 10 7 39.55
325 10 5 31.21 355 10 6 80.73 350 10 7 13.84
95 10 5 113.47 125 10 6 9.72 120 10 7 9.77
335 10 5 323.34 365 10 6 3.42 360 10 7 1.09
105 10 5 75.95 135 10 6 79.76 130 10 7 29.86
345 10 5 119.26 375 10 6 14.26 370 10 7 3.94
115 10 5 78.2 145 10 6 60.98 140 10 7 2.2
355 10 5 6.28 385 10 6 12.27 380 10 7 5.86
125 10 5 24.54 155 10 6 37.71 150 10 7 8.25
365 10 5 7.58 395 10 6 7.34 390 10 7 6.49
135 10 5 20.59 165 10 6 4.61 160 10 7 5.87
375 10 5 3.23 405 10 6 9.71 400 10 7 2.52
145 10 5 35.23 175 10 6 17.29 170 10 7 21.03
385 10 5 30.5 415 10 6 134.31 410 10 7 14.32
155 10 5 16.88 185 10 6 39.55 180 10 7 9.11
395 10 5 1.61 195 10 6 9.25 420 10 7 6.58
165 10 5 2.92 205 10 6 98.08 190 10 7 15.91
405 10 5 66.61 215 10 6 62.49 430 10 7 9.49
175 10 5 13.56 225 10 6 20.35 200 10 7 4.7
415 10 5 12.81 235 10 6 12.65 440 10 7 3.32
185 10 5 66.06 245 10 6 43.95 210 10 7 6.67
425 10 5 34.93 255 10 6 122.03 450 10 7 5
195 10 5 24.54 265 10 6 68.96 220 10 7 7.66
205 10 5 18.59 275 10 6 10.82 230 10 7 6.85
215 10 5 26.58 285 10 6 66.9 240 10 7 35.1
225 10 5 15.82 295 10 6 8.22 250 10 7 32.22
235 10 5 24.61 305 10 6 3.47 260 10 7 26.46
245 10 5 20.85 40 10 7 8.42 270 10 7 17.17
255 10 5 46.63 280 10 7 8.46 60 10 8 27.76
265 10 5 4.74 50 10 7 8.11 300 10 8 99.8
275 10 5 11.36 290 10 7 2.15 70 10 8 2.01
285 10 5 15.61 60 10 7 11.49 310 10 8 25.25
295 10 5 25.41 300 10 7 9.87 80 10 8 7.63
75 10 6 123.88 70 10 7 4.11 320 10 8 6.77
315 10 6 40.08 310 10 7 14.88 90 10 8 134.03
85 10 6 196.84 80 10 7 7.05 330 10 8 99.03
325 10 6 21.44 320 10 7 12.48 100 10 8 43.43
95 10 6 160.53 90 10 7 26.88 340 10 8 15.86
335 10 6 351.57 330 10 7 6.63 110 10 8 117.59
105 10 6 71.95 100 10 7 24.14 350 10 8 49.12
120 10 8 13.26 390 10 9 33.63 260 10 10 206.61
360 10 8 1.62 160 10 9 4.91 270 10 10 42.62
130 10 8 19.83 400 10 9 1.55 280 10 10 27.6
370 10 8 3.12 170 10 9 10.73 290 10 10 40.74
140 10 8 0.77 410 10 9 9.69 300 10 10 12.71
380 10 8 1.81 180 10 9 10.1 310 10 10 15.56
150 10 8 8.88 190 10 9 19.63 320 10 10 6.17
390 10 8 8.23 200 10 9 3.86 330 10 10 97.28
160 10 8 9.85 210 10 9 58.6 120 10 11 59.73
400 10 8 36.93 220 10 9 11.05 360 10 11 123.66
170 10 8 9.51 230 10 9 15.11 130 10 11 124.64
410 10 8 23.81 240 10 9 18.1 370 10 11 7.79
180 10 8 8.96 250 10 9 51.44 140 10 11 70.85
420 10 8 1.2 260 10 9 27.4 150 10 11 66.09
190 10 8 45.66 270 10 9 59.87 160 10 11 32.45
430 10 8 7.71 280 10 9 35.36 170 10 11 335.27
200 10 8 13.74 290 10 9 18.31 180 10 11 286.17
210 10 8 14.29 300 10 9 7.98 190 10 11 67.74
220 10 8 6.05 310 10 9 17.75 200 10 11 105.34
230 10 8 9.02 100 10 10 135.28 210 10 11 14.15
240 10 8 36.51 340 10 10 25.04 220 10 11 18.46
250 10 8 6.65 110 10 10 180.65 230 10 11 39.52
260 10 8 14.74 350 10 10 77.67 240 10 11 136.3
270 10 8 7.83 120 10 10 23.32 250 10 11 156.71
280 10 8 10.32 360 10 10 103.55 260 10 11 174.56
290 10 8 9.5 130 10 10 54.82 270 10 11 93.95
80 10 9 70.79 370 10 10 19.7 280 10 11 530.33
320 10 9 107.32 140 10 10 21.86 290 10 11 668.22
90 10 9 47.42 380 10 10 18.13 300 10 11 13.21
330 10 9 31.78 150 10 10 108.56 310 10 11 51.07
100 10 9 38.66 390 10 10 9.33 320 10 11 20.72
340 10 9 147.69 160 10 10 138.74 330 10 11 99.59
110 10 9 84.19 170 10 10 26.17 340 10 11 110.13
350 10 9 55.82 180 10 10 37.32 350 10 11 189.15
120 10 9 23.81 190 10 10 58.36 140 10 12 273.05
360 10 9 26.69 200 10 10 18.11 150 10 12 220.9
130 10 9 76.15 210 10 10 23.79 160 10 12 68.32
370 10 9 8.67 220 10 10 23.27 170 10 12 183
140 10 9 53.24 230 10 10 60.99 180 10 12 175.52
380 10 9 12.11 240 10 10 65.65 190 10 12 271.77
150 10 9 30.47 250 10 10 212.87 200 10 12 73.54
210 10 12 96.72 185 10 13 7.71 275 10 14 81.69
220 10 12 213.74 425 10 13 3.05 285 10 14 10.16
230 10 12 34.18 195 10 13 21.1 295 10 14 15.93
240 10 12 108.85 435 10 13 21.53 305 10 14 20.89
250 10 12 120.01 205 10 13 11.46 315 10 14 7.11
260 10 12 932.4 215 10 13 3.93 115 10 15 327.06
270 10 12 1033.23 225 10 13 22.8 355 10 15 378.6
280 10 12 6.99 235 10 13 35.25 125 10 15 52.73
290 10 12 218.68 245 10 13 20.11 365 10 15 34.39
300 10 12 37.83 255 10 13 7.3 135 10 15 15.59
310 10 12 52.68 265 10 13 5.85 375 10 15 292.93
320 10 12 13.78 275 10 13 11.84 145 10 15 19.82
330 10 12 109.37 285 10 13 14.04 155 10 15 29.07
340 10 12 310.8 85 10 14 245.55 165 10 15 388.15
350 10 12 627.66 325 10 14 67.95 175 10 15 206.76
55 10 13 6.29 95 10 14 206.69 185 10 15 72.54
295 10 13 32.99 335 10 14 38.78 195 10 15 39.12
65 10 13 9.9 105 10 14 32.48 205 10 15 15.35
305 10 13 19.44 345 10 14 131.11 215 10 15 20.18
75 10 13 6.58 115 10 14 60.55 225 10 15 29.17
315 10 13 11.16 355 10 14 27.93 235 10 15 58.52
85 10 13 41.16 125 10 14 12.43 245 10 15 241.16
325 10 13 47.36 365 10 14 2.81 255 10 15 127.03
95 10 13 17.08 135 10 14 73.91 265 10 15 84.35
335 10 13 3.69 375 10 14 0.55 275 10 15 43.37
105 10 13 51.69 145 10 14 12.88 285 10 15 361.09
345 10 13 13.78 385 10 14 7.87 295 10 15 380.02
115 10 13 45.3 155 10 14 16.1 305 10 15 14.67
355 10 13 21.09 395 10 14 6.43 315 10 15 13.22
125 10 13 4.21 165 10 14 34.36 325 10 15 10.95
365 10 13 4.35 405 10 14 14.11 335 10 15 68.46
135 10 13 9.98 175 10 14 4.48 345 10 15 31.9
375 10 13 10.1 185 10 14 8.07 145 10 16 31.34
145 10 13 3.13 195 10 14 29.37 155 10 16 151.96
385 10 13 2.62 205 10 14 16.25 165 10 16 309.11
155 10 13 8.28 215 10 14 24.72 175 10 16 65.49
395 10 13 18.02 225 10 14 15.51 185 10 16 53.56
165 10 13 18.02 235 10 14 33.79 195 10 16 185.78
405 10 13 6.95 245 10 14 44.36 205 10 16 51.25
175 10 13 15.63 255 10 14 11.79 215 10 16 61.29
415 10 13 9.45 265 10 14 80.33 225 10 16 157.44
235 10 16 67.91 205 10 17 119.71 235 10 18 62.75
245 10 16 101.35 215 10 17 71.79 245 10 18 149.87
255 10 16 800.98 225 10 17 249.93 255 10 18 142.98
265 10 16 706.75 235 10 17 312.15 265 10 18 259.02
275 10 16 56.22 245 10 17 66.16 275 10 18 128.37
285 10 16 100.87 255 10 17 420.42 285 10 18 46.95
295 10 16 13.28 265 10 17 65.43 0
305 10 16 33.14 275 10 17 104.18 0
315 10 16 38.31 285 10 17 37.78 0
325 10 16 136.17 295 10 17 76.27 0
335 10 16 192.3 305 10 17 43.66 0
345 10 16 191.06 315 10 17 20.4 0
175 10 17 329.43 205 10 18 41.9 0
185 10 17 899.07 215 10 18 24.35
195 10 17 391.71 225 10 18 49.67

Berikut tampilan data hasil pengujian dengan menggunakan software


RES2DINV :
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Praktikum Teknik Eksplorasi mengenai eksplorasi langsung dan
eksplorasi tidak langsung yaitu pembuatan parit uji, sumur uji, handbor
dan geolistrik dilakukan pada hari rabu tanggal 4 desember 2019 pada
pukul 10.06 wib sampai pukul 18.00, yang bertempat di Pantai Tiku,
Kabupaten Agam dengan kondisi atau cuaca pagi cerah dan pada siang
hari mendung.
Praktek pembuatan sumur uji dilakukan dilakukan untuk mengetahui
bentuk bidang perlapisan yang terdapat pada tanah yang berhubungan
dengan pelapukan dan endapan-endapan berlapis. Pada endapan berlapis,
pembuatan sumur uji ditujukan untuk mendapatkan kemenerusan lapisan
dalam arah kemiringan, variasi litologi atap dan lantai, ketebalan lapisan,
dan karakteristik variasi endapan secara vertikal, serta dapat digunakan
sebagai lokasi sampling. Sama halnya dilakukan pada proses handbor,
namun bedanya proses handbor hanya untuk menentukan bidang
perlapisan yang ada pada tanah pengujian.
Sedangkan pada paritan uji dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui
tebal lapisan permukaan, kemiringan perlapisan, struktur tanah dan lain-
lain.
Pada proses eksplorasi tidak langsung digunakan metode geolistrik
dimana metode ini mengukur dan menyelidiki sifat kelistrikan yang
dimiliki oleh batuan atau mineral, yang dimana proses menggunakan
elektroda yang diinjeksikan ke dalam bumi.
B. Saran
Dalam melakukan praktik ini, diharapkan selalu serius dalam
melakukannya, selalu hati-hati dalam menggunakan alat saat membuat
parit dan sumur uji. Selalu jaga alat apabila selesai menggunakannya.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.scribd.com/doc/188084053/Metode-Eksplorasi-Langsung-
Dan-Tidak-Langsung (diakses pada 13 Desember 2019)

https://www.academia.edu/35083207/111633579-METODE-
EKSPLORASI.docx (diakses pada 13 Desember 2019)

https://id.wikipedia.org/wiki/Geolistrik (diakses pada 13 Desember 2019)


LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai