Anda di halaman 1dari 2

Rara adalah seorang anak remaja jaman sekarang.

Rara dilahirkan oleh kedua orang


tua yang berada pada golongan berada. Ia memiliki teman bernama Sasi dan Maura.
mereka bertiga bersahabat sejak mereka smp. Mereka bertiga baru saja lulus dari
SMA dan melanjutkan ke perguruan tinggi ternama. Sasi dan Maura satu perguruan
tinggi, sedangkan Rara berbeda perguruan tinggi dengan mereka. Di hari pertama
masuk kuliah Rara berjumpa dengan banyak orang baru yang belum ia kenal sama
sekali. Rara kemudian duduk di tangga lobby kampusnya, lalu dihampir oleh tiga orang
perempuan dan mereka berkenalan lalu saling akrab. Ternyata tiga perempuan
tersebut satu fakultas dan satu kelas dengan Rara. Tiga perempuan tersebut bernama
Febi, Laras dan Irma, ketiga perempuan ini memiliki sikap yang bertolak belakang
dengan Rara. Ketiga perempuan ini merupakan perempuan-perempuan soleh dan rajin
beribadah. sedangkan Rara ada sosok yang jarang atau terkadang masih bolong-
bolong dalam melaksanakan solat. Rara dan ketiga teman nya itu ternyata menjadi
akrab, Rara selalu diajak untuk melakukan sholat, mengingatkan untuk sholat, dan
mengajak untuk puasa sunnah senin - kamis bersama. Suatu hari pada hari libur kuliah
Rara berada didalam kamarnya, kemudian pintu kamar nya ada yang mengetuk.
Ternyata setelah dibukakan pintu oleh Rara yang datang ternyata sahabat Sasi dan
Maura. Sasi dan maura menanyakan bagaimana kampus tempat Rara kuliah, bergosip-
gosip ria, dan pembicarakan dan merencanakankapan mereka bertiga dapat liburan
bersama-sama. Setelah pembicaraan selesai Sasi mengajak kedua sahabatnya untuk
ikut bersama datang pada acara party temannya. Awalnya Rara menolak ajakan Sasi
karena ia takut tidak diizinkan oleh orang tuanya. Akan tetapi karena Maura juga
membantu Sasi untuk membujuk Rara ikut, pada akhirnya merek bertiga pergi ke
party tersebut dan baru pulang larut malam. Beberapa bulan kemudian Rara
mendapatkan berita buruk bahwa usaha kedua orang tuanya bangkrut. Kehidupan
Rara berubah seratu delapan puluh derajat berubah. Rara menjadi sedih, tidak
bergairah, dan depresi. kemudian sahabat-sahabat Rara terutama Sasi dan Maura ikut
prihatin dan ingin menghibur Rara dengan melakukan shopping dimall. Rara sangat
menolak ajakan tersebut karena ia sudah tidak memiliki uang untuk berfoya-foya lagi,
akan tetapi kedua teman nya tetap memaksa dan akhirnya Rara setuju dengan ajakan
mereka. sesampainya di Mall, Rara lupa dengan kesedihannya. Dan mereka
mengujungi beberapa toko bermerek. Pada satu toko Rara melihat, menyukai dan ingin
memiliki barang tersebut akan tetapi harga barang tersebut cukup mahal. Rara sudah
tidak berjaya seperti dahulu ia harus memikirkan bagaimana hari esok jika ia membeli
barang tersebut. Rara mengurungan niatnya nya untuk membeli barang itu. kemudian
kedua sahabat Rara turut prihatin kepadanya. Kedua sahabatanya kemudian
menyarankan beragam macam cara untuk Rara bisa membeli barang tersebut dan
salah satu cara yang dianjurkan adalah dengan mengambil barang milik teman
kampusnya yang akrab dengan nya. kemudian setelah barang itu dicuri olehnya, Rara
dapat menjualan nya dan mendapatkan keuntungan yang besar dan dapat membeli
barang yang ia inginkan. Rara mempertimbangankan cara tersebut. keesokan harinya
dikampus Rara bertemu dengan Febi, Laras, dan Irma. Mereka bertiga ada kuliah
sampai jam setengah 12, kemudian Febi mengajak teman-teman nya untuk kemesjid
lebih awal agar bisa melakukan sholat berjamaah disana. sesampainya dimesjid Febi,
Laras dan Irma izin untuk mengambil wudhu duluan dan menitipkan barang berharga
dan tasnya pada Rara.Seketika Rara mengingat perkataan kedua sahabatanya tentang
mencuri barang milik teman nya dan menjualnya sehingga ia bisa membeli barang
yang ia inginkan. akan tetapi Rara dan masih Ragu akan semuanya hati kecilnya
berkata "jika ia mengambil barang teman nya ia akan mendapatkan barang yang ia
inginkan, akan tetapi mencuri itu adalah berbuatan yang tidak terpuji dan akan
menimbulkan dosa yang cukup besar, akan tetapi disini lain Rara sangat
membutuhkan uang untuk membeli barang tersebut". perang hati-hati Rara semakin
menjadi antara memenuhi keinginan nya atau melawan keinginannya. pada akhirnya
Rara memutuskan untuk tidak mengambil barang teman-teman nya karena takut
berbuat dosa dan takut dijauhin oleh teman nya jika ia ketahuan mencuri. Dan Rara
juga mempertimbangan barang yang ia inginkan merupakan barang yang tidak terlalu
penting dalam hidupnya. Lalu setelah teman nya tiba selesai berwudhu, giliran Rara
untuk berwudhu dan melakukan sholat zuhur berjamaah.

Anda mungkin juga menyukai