Anda di halaman 1dari 2

N jaringan tanaman

Menurut Hardjowigeno (2007), bagian tanaman yang berwarna hijau mengandung N protein
terbanyak dan meliputi 70% - 80% dari N total tanaman. Nitrogen asam nukleat terdapat sekitar
10% dan asam amino terlarut hanya sebanyak 5% dari total dalam tanaman.
Menurut Yuwono (2012), bagian tanaman yang berwarna hijau mengandung N protein terbanyak
dan meliputi 70% - 80% dari N total tanaman. Nitrogen asam nukleat terdapat sekitar 10% dan
asam amino terlarut hanya sebanyak 5% dari total dalam tanaman.
Nitrogen terdapat pada semua asam amino dan beberapa ikatan penting lainnya (purin dan
pirimidin). Kadar N terkandung di dalam protein sebesar 18% dan 70% unsur N di daun berada
dalam kloroplas. Unsur N di dalam seluruh tanaman rata- rata 50% berada dalam plastida.
Rosita. 2005. Pola Pertumbuhan Dan Serapan Hara N, P, K Tanaman Bangle (Zingiber
purpureum Roxb.). Jurnal Littri, 11(1): 32 – 36.
Hadjowigeno Sarwono 2007. Ilmu Tanah. Jakarta: Akademika Pressindo.
Yuwono. 2012. Ilmu Kesuburan Tanah. Yogyakarta: Kanisius.
P jaringan tanaman
Menurut Nurahmi (2010) Umumnya P yang terserap oleh tanaman dalam anion H2PO4- dan
HPO42- sedangkan sumbernya dapat berbentuk P-organik ataupun P anorganik. P-organik
biasanya dalam bentuk phityn dan derivatnya phospholipida. Pada ke dalam tanah 020 cm dari
permukaan, kandungan P anorganik menjadi lebih kecil, karena terikat oleh senyawa Ca, Fe
ataupun Al. Sebaliknya pada posisi yang semakin ke dalam tanah P anorganik semakin mudah
larut dan tercuci. Pada kondisi demikian maka peredaran P dari dalam tanah ke dalam jaringan
tanaman sangat dipengaruhi oleh kondisi lingkungannya, seperti pH, dan bahan organik di dalam
tanah. Keberadaan bahan organik yang berlebihan juga kurang baik bagi peredaran P karena asam
organik cenderung mengikat ion fosfat menjadi bentuk P-organik yang tidak langsung tersedia
bagi tanaman, sehingga kandungan P dalam tanah cenderung lebih tinggi.
Menurut Sutarno (2008), Fosfor diperlukan oleh tanaman untuk pembentukan Adenosin
Triphosphate dan Adenin Diphosphate (ADP dan ATP) yang merupakan sumber energi untuk
proses fotosintesis, respirasi, transfer dan penyimpanan energi, pembelahan dan pembesaran sel,
serta proses pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Selain itu P dalam jaringan tanaman sangat
penting untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan bagian vegetatif dan reproduktif
tanaman, meningkatkan kualitas hasil, dan ketahanan tanaman terhadap penyakit. Forfor dalam
tanaman tetap dalam bentuk oksida yang umumnya cepat teresterisasi melalui gugusan hidroksil
berantai C menjadi fosfor berenergi tinggi.
Sutarno. 2008. Efisiensi serapan P serta hasil tanaman padi (Oryza sativa L.) pada berbagai
imbangan pupuk anorganik dan pupuk kandang sapi dengan biodekomposer yang berbeda di lahan
sawah Palur Sukoharjo. Fakultas Pertanian. Surakarta: Universitas Sebelas Maret.
Nurahmi, Erida. 2010. Kandungan Unsur Hara Tanah dan Tanaman Selada Pada Tanah Bekas
Tsunami Akibat Pemberian Pupuk Organik dan Anorganik. Jurnal Floratek, 5(1) : 74-85.
K jaringan tanaman
Menurut Barchia (2009) kalium berbeda dengan Nitrogen dan Karbon. Kalium bukan konstituen
(bagian yang penting) dari jaringan tanaman, tetapi berada dalam keadaan larut dalam cairan sel
dan mempunyai peranan yang penting dalam metabolisme. Kalium mempunyai peranan yang
penting dalam menyintesis lemak-lemak, dan lain-lain. Kalium biasanya dinyatakan dalam K2O.
Kalium juga penting dalam proses fotosintesis dan kekurangan K dalam daun dapat menurunkan
kemampuan asimilasi CO2. Kekurangan K dapat menyebabkan necrose, warna cokelat sedang urat
daun masih hijau.
Menurut Budiana (2007) kalium berperan memperlancar semua proses yang terjadi di dalam
tanaman. Kalium akan memperkuat jaringan bunga, daun, dan buah tidak mudah rontok. Di
samping itu, kalium juga berpengaruh dalam pembentukan protein dan pembelahan sel. Peran
kalium dapat terlihat pada pertumbuhan vegetative tanaman, seperti ketegaran batang, warna daun,
dan jumlah serabut akar banyak.
Budiana, NS. 2007. Memupuk Tanaman Hias. Jakarta: Penerba Swadaya.
Barchia, Faiz. 2009. Penilaian Kesuburan dan Kesehatan Tanah dengan Pendekatan Indikator
Kinerja Tanah dan Bioassay Tanaman. Fakultas Pertanian. Bengkulu: Universitas Bengkulu.

Anda mungkin juga menyukai