Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perkembangan pembangunan nasional selama beberapa tahun terakhir telah
menyebabkan pergesaran pola penyebab kematian dan masalah kesehatan. Hal ini
ditandai dengan semakin banyaknya penyakit tidak menular yang terjadi akibat
perilaku tidak sehat dibandingkan masalah kesehatan berbasis organo biologis.
Salah satu penyakit tersebut adalah hipertensi atau tekanan darah tinggi
(Maiwandira, 2014). Hipertensi merupakan penyakit yang masih dihadapi oleh
semua negara, baik negara maju maupun negara berkembang. Penyakit ini
menjadi penyebab utama kematian di seluruh dunia dan penyebab nomor tiga
kematian di Indonesia setelah stroke dan tuberkulosis (Depkes, 2016). Jumlah
penderita hipertensi semakin meningkat setiap tahunnya, diperkirakan pada tahun
2025 akan ada 1,5 miliar penderita hipertensi dan 9,4 juta jiwa yang meninggal
setiap tahunya akibat hipertensi dan komplikasi (Kemenkes RI, 2018).

Jumlah penderita hipertensi di Indonesia lebih tinggi jika dibandingkan dengan


negara Asia Tenggara lainya yaitu sebesar 31,7% dari total jumlah penduduk
dewasa atau diperkirakan sebanyak 15 juta jiwa, dengan rata-rata sebesar 17%-
20% dari keseluruhan populasi dan mencapai 38,7% dari populasi penduduk usia
38 tahun keatas. Dari data tersebut berarti 1 dari 5 orang di Indonesia mengalami
hipertensi (Depkes, 2016). Pravelensi hipertensi di Indonesia mengalami
peningkatan sejak tahun 2013, pada tahun 2018 hipertensi merupakan penyakit
tidak menular urutan pertama dengan jumlah sekitar 185.857 kasus yang terdata
(Kemenkes RI, 2018) . Berdasarkan data Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah
tahun 2017 mencatat dari keseluruhan penderita hipertensi di Jawa Tengah,
Kabupaten Tegal menempati urutan ke 9 dengan jumlah 23,87%. Rasio penderita
hipertensi lebih banyak dialami laki-laki sekitar 13,16% dan perempuan sebesar
13,10%. Data tersebut menunjukan bahwa kasus hipertensi merupakan masalah

1
2

yang masih mendominasi wilayah Jawa Tengah (Profil Kesehatan


Prov.Jateng,2017).

Semakin tinggi usia harapan hidup, maka semakin tinggi pula faktor resiko
terjadinya penyakit. Berdasarkan klasifikasi umur, mayoritas penderita hipertensi
adalah kelompok lansia yaitu mencapai angka 63,8% dari total penduduk usia >
75 tahun. Kondisi fisik lansia yang mengalami penurunan menyebabkan daya
tahan tubuh menurun sehingga rentan terkena penyakit akibat pengaruh dari luar
serta menurunya efisiensi mekanisme homeostatis. (Riskesdas, 2013). Selain itu
pada lansia terjadi penebalan dinding arteri yang disebabkan penumpukan zat
kolagen pada lapisan otot sehingga pembuluh darah akan menyempit dan menjadi
kaku yang mengakibatkan terjadinya peningkatan tekanan darah (Setiawan, Iwa,
Yunani & Kusniawati, 2014).

Tingginya angka kejadian komplikasi dan kematian akibat hipertensi disebabkan


karena kurangnya pengetahuan terhadap penanganan bagi penderita hipertensi.
Gejalanya yang tanpa keluhan khusus dan baru diketahui setelah terjadi
komplikasi yang berakibat kematian menjadikan penyakit ini sering disebut
sebagai silent killer (Bell, Twiggs & Olin, 2015). Ada dua macam penanganan /
intervensi pada hipertensi yaitu dengan tehnik farmakologi dan non-farmakologi.
Kedua intervensi ini pada intinya adalah untuk mempertahankan tekanan darah
dibawah 140/90 mmHg. Tehnik farmakologis adalah pengobatan dengan
menggunakan golongan obat anti hipertensi seperti diuretik, penyekat saluran
kalsium, ACE inhibitor, yang fungsinya mengurangi kecepatan denyut jantung,
volume sekuncup dan total peripheral resistance (TPR) sehingga tekanan darah
juga ikut turun (Suwarso, 2010). Sedangkan tehnik non-farmakologis yaitu
pengobatan tanpa obat dengan mengontrol faktor resiko penyebab hipertensi
seperti kontrol asupan garam, mengontrol pola makan, olahraga, menghindari
rokok dan alkohol, mengontrol berat badan dan mengelola stres (Perdana, R.M,
2014).
3

Stres adalah satu-satunya faktor psikologis yang dapat menyebabkan naiknya


tekanan darah. Dimana mekanismenya, stres akan meningkatkan kadar adrenalin
yang menstimulasi saraf simpatis sehingga curah jantung akan meningkat. Hal ini
dibuktikan melalui jurnal penelitian tentang signifikansi tingkat stres dengan
tekanan darah di Puskesmas Bangetayu Semarang yang menyimpulkan bahwa
keadaan emosi yang kuat dan stres yang hebat akan menjadi suatu reaksi somatik
yang mempengaruhi detak jantung dan sistem peredaran darah. Hormon adrenalin
yang keluar saat stres juga bisa mempercepat denyut jantung dan menyempitkan
pembuluh darah koroner. (Ardian, Haiya, Sari,. 2017).

Intervensi yang tepat dan sering digunakan untuk mengurangi stres adalah dengan
tehnik relaksasi. Proses tehnik relaksasi dapat menurunkan tekanan darah dimulai
ketika otak dalam kondisi rileks saat dilakukan terapi, kemudian otot polos
pembuluh darah arteri ikut dan diikuti dengan otot lain dalam tubuh yang ikut
berada dalam fase relaksasi. Efek dari fase relaksasi ini akan menekan sistem saraf
simpatis dan mengurangi kadar norepinefrin dan epinefrin dalam darah (Mils,
Catherine, J., 2012). Penurunan kedua hormon ini akan mengurangi kecepatan
pompaan jantung dan total peripheral resistance (TPR) sehingga tekanan darah
pun ikut menurun (Elzaky, 2011).

Tehnik relaksasi sudah sangat berkembang. Macam-macam tehnik relaksasi yang


saat ini banyak digunakan antara lain slow deep breathing atau tehnik nafas
dalam, guided imagery, relaksasi benson dan lain sebagainya. Ketika seseorang
dalam keadaan stres atau cemas seringkali nafas terasa sesak dan berat, cara
terbaik adalah dengan mengatur pola nafas sehingga menjadi lebih tenang. Hal ini
sejalan dengan penelitian Septiawan (2018) dimana tehnik slow deep breathing
yang dilakukan secara kontinu terbukti efektif mampu menurunkan tingkat stres
sehingga akan mengurangi tekanan sistolik dan diastolik. Penenangan diri pada
terapi relaksasi dapat dilakukan dengan melakukan pengulangan kata yang dapat
mensugesti pikiran sehingga merasa yakin akan kesembuhan dan ketenangan.
4

Salah satunya adalah relaksasi benson yang telah dibuktikan melalui penelitian
Sartika dan Kimantoro (2017) dimana terjadi penurunan tekanan darah pada
penderita hipertensi lansia dengan cara melakukan pengulangan kata positif secara
terus menerus hingga tubuh terasa rileks.

Pengulangan kata pada tehnik relaksasi Benson sama halnya seperti saat
seseorang sedang berdzikir. Dzikir adalah bagian dari kehidupan manusia
khususnya yang beragama islam dalam hal religiusitas terhadap Allah SWT.
Peningkatan spiritual dan religiusitas tentunya menjadi koping terbaik dalam
menghadapi stres dan kecemasan (Munawara, Januasti, D., Ruhyana, 2017).
Dzikir dapat dilakukan dimanapun dan kapanpun, baik itu saat sedang beraktifitas
maupun didalam sholat yang merupakan kewajiban setiap muslim. Salah satu
jenis relaksasi adalah relaksasi spiritual dimana sholat merupakan contoh bentuk
nyatanya. Berdasarkan konsep Islam cara terbaik untuk mencegah penyakit adalah
dengan meningkatkan intensitas dan kualitas sholat kepada Allah SWT yang akan
mengembalikan ketentraman bagi orang yang melakukanya. Hal ini sesuai dengan
hadits Rasulullah, saat beliau diterpa masalah dan kepenatan, beliau bersabda :

“ Tentramkanlah kita dengan shalat, wahai Bilal “ (HR Abu Dawud dan Ahmad
dalam Cahyani, H.F, 2014).

Sholat tanpa disadari dapat menjadi terapi aktifitas sekaligus terapi relaksasi yang
baik bagi kesehatan. Sholat mampu bertindak sebagai exercise dan merupakan
kumpulan aktivitas yang kompleks meliputi pikir, lisan dan fisik. Dari segi pikir,
keteraturan seseorang melaksanakan sholat dapat menurunkan rasa cemas. Do’a
yang dipanjatkan dapat menimbulkan efek relaksasi dan menjadikan tubuh dan
fikiran terasa damai, nyaman dan tenang. Sedangkan dari segi fisik, sendi tubuh
saat sholat akan bergerak aktif dan membantu melenturkan pembuluh darah
sehingga peredaran darah menjadi lancar. Sebuah studi menunjukkan bahwa pada
saat sholat denyut jantung berada dalam posisi terendah yaitu sekitar 72-73 kali
per menit sehingga sholat dapat berpengaruh terhadap tekanan darah seseorang
5

(Fatihilkamal et al,2011). Dzikir yang terkandung dalam sholat seperti relaksasi


benson yang menenangkan apalagi ketika seseorang sholat dengan khusyuk.
Khusyuk dalam sholat adalah tingkatan meditasi paling tinggi, dimana tidak
hanya pikiran yang terpusat tapi juga pemikiran yang mendalam dan melibatkan
gerakan-gerakan yang tidak dilakukan dalam meditasi biasa (Elzaky, 2011).

Khusyuk dalam sholat dapat diperoleh ketika fikiran benar-benar terpusat pada
Allah dan dalam suasana yang tenang dan nyaman. Karena salah satu syarat
relaksasi khususnya relaksasi spiritual adalah kondisi lingkungan yang dapat
membuat kita fokus seperti contohnya saat melakukan doa dimana fikiran kita
hanya tertuju kepada Maha Pencipta. Namun jenis relaksasi spiritual yang
melibatkan semua unsur dalam tubuh (lisan, pikiran dan fisik) adalah sholat
terutama sholat tahajud. Pada saat melakukan sholat tahajud berbagai aktifitas
terhenti sehingga suasana menjadi hening dan tenang sehingga secara otomatis
akan meningkatkan konsentrasi dan menurunkan ketegangan mental atau stres
(Kurniasih, 2013). Sholat tahajud terbukti berpengaruh sebagai terapi untuk
menurunkan tekanan darah. Dimana waktu pelaksanaan sholat tahajud yang
dilakukan malam hari dapat membuat pikiran rileks dan gerakan dalam sholat
berfungsi sebagai terapi untuk melatih otot jantung untuk melakukan pompaan
secara sikardian dan memungkinkan denyut nadi teratur sehingga tekanan darah
menjadi normal (Diyono, Musnidawati, 2018).

Studi pendahuluan yang dilakukan pada bulan Maret 2019 di Puskesmas


Bumijawa menunjukkan bahwa dari segi usia 80% penderita hipertensi adalah
lansia dengan 52 orang yang berdomisili di desa Bumijawa. Dari 10 responden
yang diwawancarai dan diukur, peneliti menemukan bahwa rata-rata responden
adalah penderita hipertensi esensial dengan tekanan darah >140 mmHg. Dari segi
aktivitas sudah mulai berkurang karena faktor usia dan juga karena sudah
memasuki masa pensiun. Dari 10 orang ini hanya terdapat 4 orang yang
melakukan sholat tahajud secara rutin. Mereka mengaku mendapatkan ketenangan
dan perasaan damai setelah melakukan sholat tahajud. Namun pada kenyataanya
6

sebagian besar memang belum mengetahui bahwa sholat tahajud selain sebagai
sarana pendekatan diri kepada Allah SWT juga memiliki manfaat dari segi
kesehatan salah satunya sebagai terapi bagi pasien dengan Hipertensi agar tidak
timbul komplikasi yang lebih lanjut. Berdasarkan fenomena tersebut maka peneliti
tertarik untuk mengambil tema penelitian dengan judul “HUBUNGAN
INTENSITAS SHOLAT TAHAJUD DENGAN TEKANAN DARAH PADA
LANSIA HIPERTENSI DI DESA BUMIJAWA KABUPATEN TEGAL”

1.2 Tujuan Penelitian


1.2.1 Tujuan Umum
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara intensitas sholat
tahajud dengan tekanan darah pada lansia hipertensi di Desa Bumijawa Kabupaten
Tegal.

1.2.2 Tujuan Khusus


1.2.2.1 Mengetahui karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin, riwayat
merokok, aktivitas fisik atau olahraga dan obesitas
1.2.2.2 Mengetahui gambaran intesitas sholat tahajud pada lansia dengan
hipertensi di desa Bumijawa
1.2.2.3 Mengetahui nilai tekanan darah pada lansia hipertensi di desa Bumijawa
1.2.2.4 Mengetahui hubungan antara intensitas sholat tahajud dengan tekanan
darah pada lansia di desa Bumijawa.
7

1.3 Manfaat Penelitian


1.3.1 Manfaat Aplikatif
Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai acuan bagi penderita hipertensi
tentang salah satu tehnik non-farmakologi hipertensi yang dapat mencegah
terjadinya komplikasi dengan meningkatkan intensitas shalat tahajud sehingga
mengurangi kecacatan dan biaya yang ditanggung akibat pengobatan dari
komplikasi hipertensi.

1.3.2 Manfaat Keilmuan


Penelitian ini diharapkan dapat menambah referensi dan wacana untuk
mengembangkan ilmu pengetahuan. Serta bagi tenaga kesehatan diharapkan dapat
lebih mengetahui dan memperhatikan manfaat dan hubungan sholat tahajud bagi
tekanan darah pasien lansia dengan hipertensi.

1.3.3 Manfaat Metodologis


Penelitian ini dapat digunakan sebagai dasar bahan penelitian lebih lanjut guna
menambah wawasan pengetahuan tentang hubungan intensitas sholat tahajud
dengan tekanan darah pada lansia dengan hipertensi.

Anda mungkin juga menyukai