Anda di halaman 1dari 9

TELAAH KASUS

Alveolektomi

Oleh :
Karina Nabilla
1311412027

Pembimbing :
Drg. Arymbi P, M.Kes

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI


FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2018
1
Nama : Karina Nabilla
BP : 1311412027

Preseptor : drg.Arymbi P, M.Kes


Tanda tangan :

A. Data Perorangan
Nama : Murni
Umur : 30 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Alamat : Pariaman
No. RM : 13476
Regio :4

B. Pemeriksaan Subjektif
Chief Complain : Pasien mengeluhkan adanya tulang yang menonjol pada
bagian gusi bawah sebelah kanan depan.
Present Illness : Pasien menyadari tulang tersebut mulai terlihat menonjol
setelah pasien melakukan pencabutan gigi bawahnya, namun
tidak terasa sakit saat ditekan. Pasien tidak mengetahui sejak
kapan tulang tersebut menonjol. Pasien mengalami
kehilangan seluruh gigiya setelah pencabutan sekitar 3 bulan
lalu, dan terakhir dilakukan pencabutan pada rahang atas
sebelah kanan sekitar 2 bulan lalu sehingga saat ini ingin
dibuatkan gigi tiruan.
Past Dental History : Pasien pernah melakukan pencabutan gigi di RSGMP FKG
UNAND dan saat ini pasien dalam proses pembuatan
gigitiruan.
Past Medical History : Pasien tidak pernah dirawat di rumah sakit. pasien tidak
memiliki riwayat penyakit sistemik, alergi makanan maupun
obat-obatan. Pasien tidak sedang memakan obat rutin dari
dokter. Pasien saat ini dalam kondisi sehat.
Family History : Orangtua dan saudara sekandung pasien dicurigai tidak

2
memiliki riwayat penyakit sistemik.
Sosial History : Pasien merupakan ibu rumah tangga, dan terkadang bekerja
di usaha catering. Pasien memiliki waktu tidur yang cukup,
tidak merokok dan mengonsumsi alcohol.

C. Pemeriksaan Objektif
1. Vital Sign
Denyut nadi : 82x/menit
Pernapasan : 10x/menit
Tekanan darah : 110/70 mmHg

2. Pemeriksaan Ekstraoral
 Mata : non anemis
 Kelenjar limfe
Kiri : tidak teraba, tidak sakit
Kanan : tidak teraba, tidak sakit
 Bibir : normal, asimetris
 TMJ : normal
 Pola bukaan mulut : normal

3
3. Pemeriksaan Intraoral
Odontogram

Foto Intraoral

Pada regio 4 ditemukan adanya eksotosis bagian bukal sehingga menjadi undercut
yang menghambat arah masuk gigi tiruan.

Keterangan :
a. Lokasi : region 43
b. Diameter : 4 mm
c. Palpasi : keras dan tidak terasa sakit saat ditekan

D. Diagnosis
Eksostosis pada bagian bukal regio 43

4
E. Rencana Perawatan
1. Alveolektomi regio 4 (43)
2. Dental Health Education (DHE)

F. Prognosis
Dari anamnesa dan pemeriksaan objektif yang dilakukan, disimpulkan bahwa
prognosa BAIK karena :
1. Pasien kooperatif
2. Pasien tidak memiliki penyakit sistemik

G. Alat dan Bahan


Alat Bahan
Spuit 3 cc Pehacain
Spuit 1 cc Larutan iodine
Blade no.15 Kassa steril
Handle Scalpel Tampon
Kaca mulut Benang silk 3.0 atraumatic
Rasparatorium Aquadest
Pinset sirugis
Bone file
Knabel tang
Needle holder
Gunting benang

H. Tahap Pekerjaan
Kunjungan I
1. Pemeriksaan subyektif, obyektif, foto intra oral, diagnosis, penentuan rencana
perawatan.
2. Penjelasan prosedur kerja dan DHE kepada pasien

5
Kunjungan II
1. Penandatanganan informed consent.
2. Isolasi daerah kerja dengan cotton roll dan sterisilasi menggunakan kassa yang
diolesi povidon iodine.
3. Anastesi infiltrasi daerah kerja pada bagian labial 1.5 cc dan bagian lingual 0.5
cc
4. Tunggu +1 menit sampai anastesi berjalan sebelum dilakukan tindakan.
Pastikan anastesi telah bekerja dengan baik, cek jaringan gingiva dengan
sonde.
5. Insisi untuk membuat flap mukoperiosteum. Insisi yang dibuat berbentuk
semilunar menggunakan scalpel dan blade nomor 15. Bentuk semilunar ini
dibentuk dengan insisi yang dimulai dari vestibular fold membentuk curved
dengan bagian yang cekung menghadap ke arah gingival cekat.

Gambar 1. Ilustrasi insisi berbentuk trapezoid

a. Insisi harus dilakukan dengan tekanan, gerakan yang kontiniu. Selama


insisi, scalpel harus berkontak dengan tulang secara konstan. Sayatan yang
berulang pada tempat yang sama akan menganggu penyembuhan luka.
b. Lebar flap harus adekuat, sehingga daerah kerja mudah terakses tanpa
membuat tekanan dan trauma selama pengerjaan.
c. Flap harus lebih lebar dari area tulang yang akan dikurangi sehingga
pinggiran flap ketika dijahit tetap utuh.

6
Gambar 2. Desain flap pada kasus

6. Flap dibuka dengan rasparatorium sampai tonjolan tulang yang akan dibuang
terlihat.
7. Lakukan pengambilan tulang dengan menggunakan bonefile, knabel tang, dan
bur tulang berkecepatan rendah.
8. Selama prosedur pengambilan tulang daerah kerja harus diirigasi dengan
menggunakan NaCL 0,9%.
9. Setelah pengambilan tulang cukup, tulang dihaluskan dengan menggunakan
bone file. Cek kembali dengan menggunakan jari telunjuk apakah masih ada
bagian yang tajam.
10. Reposisi flap, jika ada kelebihan jaringan (overlap) dapat dikurangi dengan
menggunakan gunting jaringan atau blade no. 15, setelah itu ratakan jaringan
lunak tersebut kembali ke tempatnya dengan jari telunjuk hingga mencapai
keadaan end to end.
11. Sebelum dilakukan penjahitan, flap dibersihkan dengan menggunakan
aquadest agar sisa tulang terbuang dan diirigasi juga dengan povidon iodine.
12. Lakukan penjahitan dengan menggunakan teknik interrupted suture. Pada
kasus ini, flap dijahit dengan menggunakan 3 simpul (2-1-1).

7
Gambar 2. Penjahitan dengan Teknik Interrupted Suture

13. Pasien diinstruksikan untuk menggigit tampon.


14. Pasien diberi intruksi pasca bedah dan kontrol pada hari ke tujuh, jika tidak
ada masalah jahitan dapat dibuka.

Pasca Bedah

1. Medikasi
a. Antibiotik

R/ Cap Amoxicillin 500 mg No. XV


S3dd Cap 1 pc

b. Analgetik dan Anti Inflamasi

R/ Tab Cataflam 25 mg No. IV


S2dd tab 1 pc

c. Obat Kumur

R/ Garg Betadine 130 ml Fls I


suc

2. Instruksi Pasca Bedah

a. Gigit tampon selama setengah jam, jika tampon basah dapat diganti dengan
tampon baru.
b. Jangan berkumur-kumur dan makan minum panas.
8
c. Jangan merokok dulu ataupun menghisap-hisap daerah yang dilakukan
alveolektomi.
d. Jangan menggunakan bagian yang dilakukan prosedur alveolektomi untuk
mengunyah.
e. Jika terjadi pembengkakan, bagian wajah dekat daerah pembedahan dapat
dikompres dengan air es.

Kunjungan III
1. Kontrol satu minggu kemudian, lalu tanyakan apakah ada keluhan pasien
2. Jika semua pemeriksaan tidak menunjukkan keadaan patologis suturing dapat
dibuka

Kunjungan VI

Setelah perbaikan jaringan (1 bulan) dapat dimulai tahapan pembuatan gigi tiruan.

Anda mungkin juga menyukai