Anda di halaman 1dari 25

PROGRAM KERJA

INSTALASI FARMASI RS PARU MANGUHARJO

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR


DINAS KESEHATAN
RUMAH SAKIT PARU MANGUHARJO MADIUN
Jl. Yos Sudarso No. 108-112 Telepon (0351) 462427 - Fax. (0351)
464916 MADIUN

3
PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR
DINAS KESEHATAN
UNIT PELAKSANA TEKNIS RUMAH SAKIT PARU
MANGUHARJO MADIUN

Jalan Yos Sudarso No. 108-112 - Telp. (0351) 462427 dan


464916 - Fax. 464916

Madiun 63122

KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT PARU MANGUHARJO


MADIUN
Nomor : 445/1397/KPTS/102.6/2019
TENTANG
PROGRAM KERJA INSTALASI FARMASI
PADA UPT RUMAH SAKIT PARU MANGUHARJO MADIUN
DIREKTUR UPT RUMAH SAKIT PARU MANGUHARJO MADIUN

MENIMBANG : a. Bahwa dalam upaya meningkatkan mutu


pelayanan Rumah Sakit Manguharjo Madiun, maka
diperlukan kegiatan penyelenggara komite tenaga
kesehatan lain di Rumah Sakit Paru Manguharjo
Madiun;
b. Bahwa agar penyelenggara komite tenaga
kesehatan lain di Rumah Sakit dapat terleksana
dengan baik, perlu adanya Program Kerja Komite
Tenaga Kesehatan Lain;
c. Bahwa sehubungan dengan hal tersebut di atas,
perlu ditetapkan berdasarkan Keputusan Direktur
Rumah Sakit Paru Manguharjo Madiun.
MENGINGAT : a. Undang-undang Republik Indonesia Nomer 36
tahun 2009 tentang Kesehatan;
b. Undang-undang Republik Indonesia Nomer 44
tahun 2009 tentang Rumah Sakit;
c. Undang-undang Republik Indonesia Nomer 36
tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan;
d. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No 51
Tahun 2009 tentang Pekerjaan Kefarmasian;
e. Peraturan Perundangan No. 84 Tahun 2000 tentang
Pedoman Kelembagaan dan Pengelolaan Rumah
Sakit Daerah;
f. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 34 Tahun
2017 tentang Akreditasi Rumah Sakit;
g. Keputusan Gubernur Jawa Timur Nomor 26 Tahun
2002 Tentang Tugas Pokok Fungsi Unit Pelaksana
Teknis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur;
h. Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 104 Tahun
2016 tentang Nomenklatur, Susunan Organisasi,
Uraian Tugas dan Fungsi serta Tata Kerja Unit
Pelaksanan Teknis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa
Timur.
MEMUTUSKAN
MENETAPKAN : KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT PARU
MANGUHARJO MADIUN TENTANG PROGRAM KERJA
INSTALASI FARMASI
KESATU : Program kerja Instalasi Farmasi di lingkungan Rumah
Sakit Paru Manguharjo Madiun
KEDUA : Program kerja Instalasi Farmasi di lingkungan Rumah
Sakit Paru Manguharjo Madiun digunakan sebagai
acuan penyelenggaraan Instalasi Farmasi di Rumah
Sakit Paru Manguharjo Madiun
KETIGA : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan
apabila dikemudian hari ternyata terdapat kekeliruan
dalam Peraturan ini akan diadakan perbaikan
sebagaimana mestinya

DITETAPKAN DI : MADIUN
PADATANGGAL :

DIREKTUR RUMAH SAKIT PARU


MANGUHARJO MADIUN

drg. F. HENRY CHRISTYANTO, M.Kes


Pembina Tk I
NIP. 19621023 199003 1 004
DAFTAR ISI

KEBIJAKAN ......................................................................................... 2
DAFTAR ISI ......................................................................................... 4
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 5
BAB II LATAR BELAKANG............................................................................... 5
BAB III TUJUAN UMUM DAN TUJUAN KHUSUS ............................................
BAB IV KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN ..................................
BAB V CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN ...................................................
BAB VI SASARAN ............................................................................................
BAB VII JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN DAN ......................................
BAB VIII EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN ............
BAB IX PENCATATAN, PELAPORAN, DAN EVALUASI KEGIATAN ..............
BAB I
PENDAHULUAN

Rumah sakit adalah instalasi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan


pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan
pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. Rumah Sakit di Indonesia
terus berkembang baik jumlah, jenis, maupun kelas Rumah Sakit sesuai dengan
kondisi atau masalah kesehatan masyarakat, letak geografis, perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi, peraturan serta kebijakan yang ada. Pelayanan
kesehatan di Rumah Sakit terdiri dari berbagai jenis pelayanan seperti pelayanan
medis, keperawatan dan penunjang medis yang diberikan kepada pasien dalam
bentuk upaya promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif. Rumah Sakit
mempunyai fungsi penyelenggaraan pelayanan kesehatan, pendidikan dan
pelatihan sumber daya manusia, serta penyelenggaraan penelitian,
pengembangan dan penapisan teknologi bidang kesehatan.
Dalam meningkatkan mutu pelayanan di rumah sakit perlu diterapkan suatu
standar pelayanan. Mutu pelayanan di rumah sakit dapat dinilai dengan cara
melihat kegiatan pelayanan yang diberikan dan dicatat dalam dokumen rekam
medis sebagai bukti proses pelayanan yang dilakukan oleh tenaga medis,
paramedis, dan tenaga non medis sejak pendaftaran sampai dengan pasien
keluar rumah sakit. Untuk mewujudkan sebagai bukti proses pelayanan, maka
penyelenggaraan Instalasi Farmasi pun harus dilaksanakan sesuai prosedur.
Instalasi farmasi RS Paru Manguharjo, mempunyai tanggung jawab yang
besar terutama berhubungan dengan pelayanan obat atau perbekalan farmasi
mulai dari seleksi sampai dengan pemberian obat kepada pasien, Instalasi
Farmasi harus lebih aktif dalam melakukan checking, recheck ataupun inspeksi
baik administrasi maupun pelayanan yang berkaitan langsung dengan pelayanan
Instalasi Farmasi maupun yang melibatkan organisasi lainya seperti
Keperawatan, Dokter, Komite Farmasi dan Terapi dll.
BAB II
LATAR BELAKANG

Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan dalam Pasal 3


menyatakan bahwa Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan
kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar
terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya, sebagai
investasi bagi pembangunan sumber daya manusia yang produktif secara
sosial dan ekonomis. Selanjutnya dalam Pasal 46 dinyatakan bahwa untuk
mewujudkan derajat kesehatan yang setinggi-tingginya bagi masyarakat,
diselenggarakan upaya kesehatan yang terpadu dan menyeluruh dalam bentuk
upaya kesehatan perseorangan dan upaya kesehatan masyarakat. Upaya
kesehatan diselenggarakan dalam bentuk kegiatan dengan pendekatan
promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif yang dilaksanakan secara terpadu,
menyeluruh, dan berkesinambungan.
Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit dalam Pasal 1
menyebutkan pengertian rumah sakit yaitu institusi pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang
menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.
Selanjutnya dikatakan bahwa Pelayanan Kesehatan Paripurna adalah
pelayanan kesehatan yang meliputi promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif.
Mengacu kepada peraturan perundang-undangan tersebut di atas, bahwa di
setiap rumah sakit harus dilaksanakan upaya peningkatan kesehatan termasuk
dalam mengintegrasikan seluruh alur proses pelayanan. Dalam rangka
memberikan pedoman dalam pengorganisasian dan tata kerja, maka
disusunlah “Pedoman Pengorganisasian Instalasi Farmasi Rumah Sakit Paru
Manguharjo Madiun”.
BAB III
TUJUAN UMUM DAN TUJUAN KHUSUS

A. Tujuan Umum
Melaksanakan kelola data yang dibutuhkan manajemen yang
bersifat akuntabel serta dapat menghasilkan informasi untuk
pengembangan kebijakan rumah sakit.

B. Tujuan Khusus
1. Menyediakan informasi yang dipergunakan di dalam perhitungan stok,
harga pokok jasa, produk, dan tujuan lain yang dibutuhkan manajemen
2. Menyediakan informasi yang dipergunakan dalam perencanaan,
pengendalian, pengevaluasian, dan perbaikan berkelanjutan
3. Menyediakan informasi untuk pengambilan keputusan
4. Menyelenggarakan akses informasi manajemen yang akuntabel sehingga
dapat digunakan untuk mengidentifikasi suatu masalah, menyelesaikan
masalah, dan mengevaluasi kinerja.
BAB IV
KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN

A. Pelayanan Kefarmasian
1. Pengelolaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis
Pakai (BMHP)
Pengelolaan perbekalan farmasi merupakan suatu siklus kegiatan,
dimulai dari pemilihan, perencanaan, pengadaan, penerimaan,
penyimpanan, pendistribusian, pengendalian dan penghapusan.
a. Perencanaan
Perencanaan didasarkan pada pola konsumsi 3 bulan terakhir.
Perencanaan untuk kebutuhan obat tahun 2021 dilaksanakan pada
bulan September 2020.
b. Pemilihan
Pemilihan obat yang telah ditentukan oleh Komite Farmasi dan Terapi
menjadi dasar daftar obat yang harus tersedia di rumah sakit.
Pemilihan obat untuk tahun 2021 dilaksanakan pada bulan Oktober
2020 dengan dasar kebutuhan obat setahun sebelumnya.
c. Pengadaan
Pengadaan dilaksanakan untuk satu tahun ke depan dan pengadaan
tahun 2021 dilaksanakan pada bulan November 2020. Pengadaan
insidentil dapat dilaksanakan setiap hari oleh Pejabat Pengadaan
untuk menjaga ketersediaan obat dan BMHP.
d. Penerimaan
Penerimaan dilaksanakan setiap hari pada pukul 08.00-13.00 sesuai
dengan jam kerja petugas gudang.
e. Penyimpanan
Penyimpanan dilaksanakan setiap hari pada pukul 08.00-13.00 sesuai
dengan jam kerja dan dilakukan di gudang farmasi.
f. Pendistribusian
Pendistribusian dilaksanakan dari gudang farmasi ke instalasi farmasi
setiap pagi. Dari instalasi farmasi, pendistribusian dilaksanakan secara
UDD dan ODD ke pasien rawat inap maupun pasien rawat jalan.
g. Pengendalian
Pengendalian stok obat dilaksanakan dengan pencatatan setiap hari
ketika obat keluar dari gudang farmasi maupun instalasi farmasi.
2. Pelayanan Farmasi Klinik
Pelayanan Kefarmasian adalah pendekatan profesional yang
bertanggung jawab dalam menjamin penggunaan obat dan alat kesehatan
sesuai indikasi, efektif, aman dan terjangkau oleh pasien melalui
penerapan pengetahuan, keahlian, ketrampilan dan perilaku Apoteker
serta bekerjasama dengan pasien dan tenaga kesehatan lainnya.
a. Pengkajian Resep
Pengakajian resep dilaksanakan setiap hari di Instalasi Farmasi RS
Paru Manguharjo. Pengkajian resep dilakukan baik untuk resep pasien
rawat jalan maupun resep pasien rawat inap. Pengkajian resep
digunakan untuk memastikan 7 benar yaitu, benar pasien, benar
indikasi, benar obat, benar cara penggunaan, benar dosis, benar
waktu penggunaan dan benar dokumentasi.
b. Dispensing
Dispensing dilaksanakan setiap hari di Instalasi Farmasi RS Paru
Manguharjo. Dispensing meliputi kegiatan pelayanan yang dimulai dari
tahap validasi, interpretasi, menyiapkan/meracik obat, memberikan
label/etiket, penyerahan obat dengan pemberian informasi obat yang
memadai disertai sistem dokumentasi. Metode dispensing yang
digunakan ada 3 yaitu, individual prescribing untuk pasien rawat jalan,
one daily dose untuk obat injeksi pasien rawat inap dan unit dose
dispensing untuk obat enteral pasien rawat inap.
c. Rekonsiliasi Obat
Rekonsiliasi obat dilaksanakan setiap hari di Instalasi Farmasi RS
Paru Manguharjo ketika pasien Masuk Rumah Sakit (MRS). Terdapat
2 form yang diisi yaitu 1) form rekonsiliasi obat yang ada di IFRS Paru
Manguharjo dan 2) form rekonsiliasi obat yang terdapat di rekam
medis pasien.
d. Pemantauan dan Pelaporan Efek Samping Obat (ESO)
Pemantauan dan pelaporan ESO dilaksanakan setiap ada kejadian
efek samping obat pada pasien.
e. Pelayanan Informasi Obat (PIO)
Pelayanan Informasi Obat (PIO) dilaksanakan setiap hari dan melayani
pemberian informasi kepada pasien maupun tenaga kesehatan yang
bertugas di RS Paru Manguharjo Madiun.
f. Konseling
Konseling dilaksanakan setiap hari selama jam pelayanan. Konseling
dilaksanakan pada pasien dan/atau keluarga pasien rawat jalan
maupun pasien rawat inap.
g. Visite Pasien
Visite pasien dilaksanakan pada pasien rawat inap. Seleksi pasien
untuk visite Apoteker adalah:
 Pasien baru (dalam 24 jam pertama);
 Pasien dalam perawatan intensif;
 Pasien yang menerima lebih dari 5 macam obat;
 Pasien yang mengalami penurunan fungsi organ terutama hati dan
ginjal;
 Pasien yang hasil pemeriksaan laboratoriumnya mencapai nilai
kritis (critical value);
 Pasien yang mendapatkan obat yang mempunyai indeks terapetik sempit,
berpotensi menimbulkan Reaksi Obat yang Tidak Diinginkan (ROTD)
yang fatal.
h. Evaluasi Penggunaan Obat (EPO)
EPO dilaksanakan pada akhir bulan untuk mengevaluasi penggunaan
obat selama 1 bulan pelayanan.

B. Sumber Daya Manusia (SDM)


Berdasarkan analisis beban kerja (ABK) yang telah dilakukan, unit farmasi
membutuhkan …. Orang Apoteker dan …. Orang Tenaga Teknis
Kefarmasian (TTK). SDM yang tersedia saat ini adalah 3 Apoteker dan 8
TTK. Sehingga dilaksanakan pengajuan SDM sejumlah Apoteker dan TTK
sehinga pelayanan kefarmasian dapat berjalan secara optimal.
C. Fasilitas
1. Bangunan
Pada tahun 2020 direncanakan pembuatan ruang konseling pasien dan
farmasi rawat inap.
2. Peralatan
Pada tahun 2020 diharapkan ada penambahan alat mortar grinder untuk
menggerus obat karena saat ini hanya tersedia 1 mortar grinder. Selain
itu, penggunaan BSC untuk pencampuran obat suntik.

D. Patient Safety
Upaya keselamatan pasien dapat dilaksanakan dengan:
1. Ketepatan identitas pasien.
Dilaksanakan verifikasi identitas pasien ketika penyerahan obat dengan
memastikan nama pasien, nomor rekam media, tanggal lahir pasien dan
NIK.
2. Penggunaan komunikasi efektif
Penjelasan obat kepada pasien dan/atau keluarga pasien menggunakan
bahasa yang mudah dipahami dengan meminimalkan istilah-istilah medis
yang tidak diketahui oleh masyarakat umum.
3. Peningkatan kewaspadaan penggunaan obat high alert
Pemberian obat high alert dilakukan double check oleh 2 oran yang
berbeda. Selain itu, semua obat yang termasuk obat high alert terdapat
stiker merah bertuliskan “high alert” hingga kemasan terkecilnya.
4. Pemastian tepat lokasi, tepat prosedur dan tepat pasien
Penyiapan obat untuk pasien yang melakukan tindakan operasi
dilaksanakan verifikasi untuk memastikan ketepatan pasien dan ketepatan
prosedur.
5. Penurunan kejadian infeksi
Usaha dalam penurunan kejadian infeksi dengan melaksanakan hand
hygiene sesuai dengan 5 momen yang dianjurkan oleh World Health
Organization (WHO)
6. Penurunan resiko jatuh pasien
Pasien yang datang dilakukan assesmen oleh petugas untuk mengetahui
resiko jatuh pasien. Pasien yang memiliki resiko jatuh akan diberikan
gelang kuning sebagai tanda.

E. Indikator Mutu
Indikator Mutu Pelayanan Instalasi Farmasi adalah sebagai berikut:
1. Kepatuhan peresepan dokter terhadap Formularium Nasional adalah
80%.
2. Ketersediaan obat yang terdapat dalam Formularium Nasional adalah
80%.
3. Kelengkapan penulisan resep adalah 75%
4. Waktu tunggu obat racikan adalah 60 menit.
5. Waktu tunggu obat non racikan adalah 30 menit.

F. Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) Farmasi


Hal-hal yang perlu diperhatikan pada K3 di farmasi adalah:
1. Sarana dan prasarana K3 farmasi umum yang perlu disiapkan di farmasi
adalah :
a. System tanda bahaya,
b. Perlengkapan pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K),
c. Alat komunikasi yang baik di dalam rumah sakit,
d. System informasi darurat (arah evakuasi).
2. Pelatihan khusus berkala tentang penanganan keadaan darurat :
a. Alat pemadam kebakaran, masker, dan sumber air terletak pada lokasi
yang mudah tercapai,
b. Nomor telepon emergensi yang harus dihubungi di setiap ruang
farmasi.
c. Memperhatikan tindakan pencegahan terhadap hal-hal sebagai
berikut: membuang ampul, tabung, botol dan wadah lain yang pecah
saat bekerja
G. Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI)
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) yang dilaksanakan di
Instalasi Farmasi, adalah sebagai berikut:
1. Mencuci tangan menggunakan sabun dan air yang mengalir dengan
memperhatikan 6 langkah cuci tangan.
2. Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) ketika penyiapan obat baik obat
racikan maupun non racikan. Penggunaan APD seminimal-minimalnya
adalah masker disposable dan masker N95 ketika penyerahan obat ke
pasien rawat inap.
3. Pelaksanaan etika batuk.

H. Rencana Pengembangan
Rencana pengembangan yang dilakukan Instalasi Farmasi RS Paru
Manguharjo selama tahun 2020 adalah sebagai berikut:
1. Pembangunan ruang konseling sehingga kegiatan konseling dapat
terlaksana secara maksimal dan rahasia pribadi pasien terjaga.
2. Pembangunan farmasi rawat inap.
3. Penambahan tenaga kefarmasian.
BAB V
CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN

A. Perencanaan
a. Melakukan pengambilan data pemakaian obat 1 tahun terakhir
b. Melakukan pengambilan data stok opname terakhir
c. Melakukan penyiapan referensi pemilihan obat ( Formularium Obat
terakhir)
d. Melakukan pengambilan data kebutuhan sarana penunjang kegiatan
instalasi farmasi
e. Melakukan penyusunan perencanaan obat dan bahan medis habis pakai
berdasarkan data
f. Penyusunan perencanaan sarana penunjang kegiatan instalasi farmasi
B. Penerimaan
a. Penerimaan obat dan bahan medis habis pakai di gudang farmasi sesuai
pesanan
b. Penerimaan obat dan bahan medis habis pakai di farmasi
c. Penerimaan sarana penunjang kegiatan instalasi farmasi
C. Penyimpanan
a. Penyimpanan obat dan bahan medis habis pakai sesuai ketentuan yang
berlaku di gudang farmasi
b. Penyimpanan obat dan bahan medis habis pakai sesuai ketentuan yang
berlaku di farmasi
D. Penyaluran
a. Penyaluran obat dan bahan medis habis pakai sesuai permintaan dari
gudang ke masing-masing unit.
b. Penyaluran obat dan bahan medis habis pakai sesuai resep dari farmasi
ke pasien
E. Pengecekan
a. Melakukan ceklist pemeriksaan
b. Melakukan stok opname setiap akhir bulan
F. Pelaksanaan indikator mutu
a. Menyusun review
b. Melaporkan hasil review
c. Menyusun Rencana Tindak Lanjut untuk perbaikan mutu
G. Pelaksanaan peningkatan kemampuan sumber daya manusia
a. Mengikuti seminar, workshop
b. Mengikuti pelatihan-pelatihan
BAB VI
SASARAN

Sasaran yang terkait dengan indicator mutu adalah sebagai berikut:


1. Meningkatnya kepatuhan penulisan resep berdasarkan Formularium.
2. Menurunnya kejadian kekosongan obat berdasarkan Formularium.
3. Meningkatnya kelengkapan penulisan resep.
4. Waktu tunggu obat jadi berdasarkan Standar Pelayanan Minimal RS
Paru Manguharjo Madiun.
5. Waktu tunggu obat racikan berdasarkan Standar Pelayanan Minimal
RS Paru Manguharjo Madiun.
BAB VI
JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN

BULAN KE-
NO PROGRAM KERJA
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Pembahasan Program Kerja Tahun 2020
2 Perencanaan
3 Pemilihan
4 Pengadaan
5 Penerimaan
6 Penyimpanan
7 Pendistribusian
8 Pengendalian
9 Pengkajian Resep
10 Dispensing
11 Rekonsiliasi
12 Pemantauan dan Pelaporan ESO
13 Pelayanan Informasi Obat (PIO)
14 Konseling
15 Visite Pasien
16 Evaluasi Penggunaan Obat
17 Sumber Daya Manusia (SDM)
18 Fasilitas
19 Keselamatan Pasien
20 Indikator Mutu
21 K3 Farmasi
22 PPI
23 Rencana Pengembangan
BAB VIII
EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN

A. Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan


1. Rapat Terjadwal
a. Rapat Bulanan
b. Rapat Triwulan
c. Rapat Tahunan
2. Rapat Tidak Terjadwal (Insidentil)
B. Pelaporan
1. Pelaporan Bulanan
2. Pelaporan Triwulan
3. Pelaporan Tahunan
.
BAB IX
PENCATATAN, PELAPORAN, DAN EVALUASI KEGIATAN

Pencatatan kegiatan dilakukan setiap hari sedangkan pelaporan


dilakukan tiap bulan yang didokumentasikan atau diarsipkan lalu akan
dievaluasi setiap triwulan melalui rapat dan dilaporkan ke Direktur RS
Paru Manguharjo Madiun

Anda mungkin juga menyukai