Ruang Terbuka Hijau atau disingkat RTH merupakan suatu bentuk pemanfaatan lahan pada satu
kawasan yang diperuntukan untuk penghijauan tanaman. Ruang terbuka hijau yang ideal
adalah 40% dari luas wilayah, selain sebagai sarana lingkungan juga dapat berfungsi untuk
perlindungan habitat tertentu atau budidaya pertanian dan juga untuk meningkatkan kualitas
atmosfer serta menunjang kelestarian air dan tanah. Klasifikasi bentuk RTH umumnya antara
lain RTH Konservasi/Lindung dan RTH Binaan.
Ruang Terbuka Hijau ( RTH ) kota bermanfaat mengisi hijau tumbuhan dan
pemanfaatannya bagi kegiatan masyarakat. Berdasarkan tata letaknya, RTH kota
bisa berwujud ruang terbuka kawasan pantai ( coastal open space ), dataran
banjir sungai ( river flood plain ), ruang terbuka pengaman jalan bebas
hambatan ( greenways ) dan ruang terbuka pengaman kawasan bahaya
kecelakaan di ujung landasan bandar udara. Menurut Dinas Tata Kota, RTH kota
meliputi ;
RTH makro, seperti kawasan pertanian, perikanan, hutan lindung, hutan
kota dan landasan pengaman bandar udara.
RTH medium, seperti kawasan area pertamanan ( city park ), sarana
olahraga, pemakaman umum.
RTH mikro, yaitu lahan terbuka yang ada di setiap kawasan permukiman
yang disediakan dalam fasilitas umum seperti taman bermain ( play
ground ), taman lingkungan ( community park ) dan lapangan olahraga.
Ruang Terbuka Hijau Lindung (RTHL) adalah ruang atau kawasan yang lebih luas, baik
dalam bentuk areal memanjang/jalur atau mengelompok, dimana penggunaannya lebih
bersifat terbuka/ umum, di dominasi oleh tanaman yang tumbuh secara alami atau
tanaman budi daya.
Kawasan hijau lindung terdiri dari cagar alam di daratan dan kepulauan, hutan lindung,
hutan wisata, daerah pertanian, persawahan, hutan bakau, dsbnya.
Ruang Terbuka Hijau Binaan (RTHB) adalah ruang atau kawasan yang lebih luas, baik
dalam bentuk areal memanjang/jalur atau mengelompok, dimana penggunaannya lebih
bersifat terbuka/ umum, dengan permukaan tanah di dominasi oleh perkerasan buatan
dan sebagian kecil tanaman.
Penataan RTH yang tepat mampu meningkatkan kualitas atmosfer kota, penyegaran
udara, menurunkan suhu kota, menyapu debu permukaan kota, menurunkan kadar
polusi udara dan meredam kebisingan. Penelitian Embleton ( 1983 ) menyebutkan, 1
hektar RTH dapat meredam suara 7 desibel per 30 meter jarak dari sumber suara, pada
frekuensi kurang dari 1000 CPS. Versi Carpenter ( 1975 ) dapat meredam kebisingan
25-80 %.
RTH umumnya didominasi tanaman dan tumbuhan yang banyak berpengaruh pada
kualitas udara kota. Tanaman dapat menciptakan iklim mikro, yaitu penurunan suhu
sekitar, kelembaban yang cukup, kadar oksigen yang bertambah karena adanya proses
asimilasi dan evapotranspirasi dari tanaman. Tanaman juga menyerap ( mengurangi )
karbondioksida di udara hasil kegiatan industri, kendaraan bermotor, dsb. Menurut riset
Gerakis, 1 hektar RTH dapat menghasilkan 0,6 ton oksigen untuk konsumsi 1500 orang
per hari. Kota yang baik seyogyanya membuat warga kota sehat dengan kenyamanan
dan kualitas lingkungan yang dimilikinya.
Menunjang tata guna dan pelestarian tanah. Penetapan peruntukan yang kurang
bijaksana menyebabkan ekosistem terganggu. Pola RTH dalam sistem tata ruang kota
dapat digunakan sebagai alat pengendali tata guna tanah secara luas dan dinamis.
Pengembangan RTH dapat memperbaiki kondisi tanah itu sendiri secara alamiah,
sehingga perlu diadakan program2 perbaikan tanah kritis, pencegahan erosi,
peningkatan kualitas lingkungan ( permukiman, industri, jalur transportasi, dsb ).
Lokasi survei berada di pusat kota makassar yang berada berada pada koordinat
119°24’17’38” Bujur Timur dan 5°8’6’19.. Lokasi ruang terbuka hijau yang
pertama yaitu lapangan Karebosi yang berada di Jln. R.A Kartini dan lokasi ruang
terbuka hijau yang kedua adalah taman macan yang berada di Jln.Sultan
Hasanuddin.
Kondisi
1. Ruang terbuka hijau : Lapangan karebosi
Luas Lapangan Karebosi termasuk sisi jalur pedestrian pada keempat sisinya, yaitu:
seluas 11,29 ha, (luas lapangan sepakbola 7,29ha).
1. Fasilitas yang ada di lapangan karebosi terbagi 2, yaiut soft material dan hard
material
Soft Material :
1. Pepohonan
2. Rumput
3. Semak
Hard material :
1. Batuan
2. Jalan setapak
3. Lampu taman
4. Bak Sampah
5. Bangku Taman
6. Tiang pull up
7. Pagar
8. WC
2) Ruang terbuka hijau : Taman Macan
Taman macan berada di Jln.Sultan Hasanuddin yang luasnya 11.000m2 ini merupakan
salah satu taman yang cukup luas dan sering digunakan masyarakt sebagai tempat berolah raga atau
sekedar refreshing.
1. Fasilitas yang ada di taman macan terbagi 2, yaiut soft material dan hard material
Soft material :
1. Pepohonan
2. Rumput
3. Air
4. Semak
5. Tanaman hias
Hard material :
1. Kolam
2. Tempat duduk
3. Lampu taman
4. Jalan setapak
5. WC
6. Batuan
7. Bak sampah
8. Patung