PENDAHULUAN
1. Gas elpiji yang kita gunakan untuk memasak sehari-hari merupakan gas
yang mengandung metana.
2. Metana juga dapat ditemukan pada hewan, tepatnya pada kotorannya.
Hewan-hewan yang kotorannya mengandung metana, antara lain adalah
sapi, kambing, domba, babi, dan unggas.
3. Selain kotoran hewan, kotoran manusia juga mengandung metana.
4. Metana bisa juga ditemukan pada sampah-sampah organik setelah terjadi
perombakan oleh bakteri-bakteri.
5. Metana bisa muncul dari proses pembakaran yang dilakukan pada rawa-
rawa.
Salah satu cara untuk dapat menghasilkan metana dengan mudah adalah
dengan melakukan rekayasa pertumbuhan dan perkembangan bakteri. Hal tersebut
dilakukan di tempat-tempat tertutup yang memiliki sedikit oksigen atau tidak ada
sama sekali. Proses ini biasa disebut dengan fermentasi anaerobik. Fermentasi
anaerobik merupakan proses pengolahan makanan oleh bakteri tanpa oksigen dan
menghasilkan gas metana. Gas ini nantinya bisa digunakan sebagai bahan bakar
alternatif, seperti generator. Generator bisa dimanfaatkan sebagai penghasil daya
listrik dan bisa juga sebagai bahan bakar kompor gas.
Gas metana mampu menghasilkan panas yang sangat banyak sehingga bisa
digunakan sebagai bahan bakar. Gas ini merupakan sumber bahan bakar yang
lebih baik dibandingkan dengan bensin dan solar. Hal tersebut karena bahan bakar
dari metana tersebut lebih ramah lingkungan.
Karena salah satu sumber dari gas metana adalah kotoran hewan. Dari hal
ini maka kotoran yang telah hilang gasnya bisa digunakan sebagai pupuk organik.
Adapun keunggulan dari pupuk yang terbuat dari kotoran tersebut adalah pupuk
ini baik bagi tumbuhan. Hal ini karena mengandung protein, selulose, dan lainnya
yang tidak termasuk pupuk kimia.
Namun, ada pula dampak negatif dari gas ini, yaitu sebagai penyebab
terjadinya perubahan iklim yang berupa pemanasan bumi. Hal ini terjadi karena
metana mengandung emisi gas rumah kaca 23 kali lebih berbahaya dibandingkan
dengan karbondioksida. Dampak dari perubahan iklim yang sebagian besar
disebabkan oleh metana adalah semakin panasnya suhu di kutub utara dan selatan.
Selain hal-hal tersebut, dampak lain metana bisa terjadi pada orang yang terkena
paparan gas ini. Dampak tersebut yaitu orang yang terkena paparan gas ini akan
merasa mual, sakit kepala, dan detak jantung lebih cepat. Selanjutnya juga akan
merasakan masalah kognitif yaitu mudah lupa atau hilangnya memori, pusing,
penglihatan kabur, gelisah, lesu, dan lainnya. Paparan gas ini bisa terjadi dengan
cara inhalasi yaitu ketika memasuki sebuah gedung yang dekat dengan saluran
pembuangan sampah. Selain itu, paparan gas metana juga bisa terjadi melalui
sentuhan gas dari kotoran atau tempat-tempat semacam lubang sampah.
Adanya dampak bahaya dari gas ini membuat banyak orang berpikir untuk
menguranginya. Tapi, sayangnya gas ini tidak dapat dikurangi karena terbentuk
secara alami oleh alam. Meski tidak bisa dikurangi keberadaannya, namun
produksi metana bisa dikurangi. Adapun langkah pengurangan produksi metana
yaitu dengan mengubahnya menjadi biogas. Terlebih pada kotoran hewan yang
16% mengeluarkan gas ke atmosfer. Maka dari itu, langkah yang bisa dilakukan
untuk pengurangan produksi gas metana salah satunya adalah mengubah kotoran
hewan menjadi biogas.
2.3 Pengertian Biogas
Biogas adalah gas yang mudah terbakar dan dihasilkan oleh aktifitas
anaerob atau fermentasi dari bahan-bahan organik termasuk diantaranya; kotoran
hewan dan sampah organik, limbah domestik (rumah tangga), sampah
biodegradable atau setiap limbah organik yang biodegradable dalam kondisi
anaerobik. Kandungan utama dalam biogas adalah metana dan karbon dioksida.
sistem biogas sederhana. Disamping itu di daerah yang banyak industri
pemrosesan makanan antara lain tahu, tempe, ikan pindang atau brem bisa
menyatukan saluran limbahnya ke dalam system biogas. Sehingga limbah industri
tersebut tidak mencemari lingkungan disekitarnya. Hal ini memungkinkan karena
limbah industri tersebut diatas berasal dari bahan organik yang homogen.
Jenis bahan organik yang diproses sangat mempengaruhi produktifitas
sistem biogas disamping parameter-parameter lain seperti tempratur digester, pH,
tekanan dan kelembaban udara. Salah satu cara menentukan bahan organik yang
sesuai untuk menjadi bahan masukan sistem Biogas adalah dengan mengetahui
perbandingan Karbon (C) dan Nitrogen (N) atau disebut rasio C/N. Beberapa
percobaan yang telah dilakukan oleh ISAT menunjukkan bahwa aktifitas
metabolisme dari bakteri methanogenik akan optimal pada nilai rasio C/N sekitar
8-20.
Biogas yang dihasilkan oleh aktifitas anaerobik sangat populer digunakan
untuk mengolah limbah biodegradable karena bahan bakar dapat dihasilkan
sambil menghancurkan bakteri patogen dan sekaligus mengurangi volume limbah
buangan. Metana dalam biogas, bila terbakar akan relatif lebih bersih daripada
batu bara, dan menghasilkan energi yang lebih besar dengan emisi karbon
dioksida yang lebih sedikit. Pemanfaatan biogas memegang peranan penting
dalam manajemen limbah karena metana merupakan gas rumah kaca yang lebih
berbahaya dalam pemanasan global bila dibandingkan dengan karbon dioksida.
Karbon dalam biogas merupakan karbon yang diambil dari atmosfer oleh
fotosintesis tanaman, sehingga bila dilepaskan lagi ke atmosfer tidak akan
menambah jumlah karbon diatmosfer bila dibandingkan dengan pembakaran
bahan bakar fosil.
Saat ini, banyak negara maju meningkatkan penggunaan biogas yang
dihasilkan baik dari limbah cair maupun limbah padat atau yang dihasilkan dari
sistem pengolahan biologi mekanis pada tempat pengolahan limbah.
Gas landfill adalah gas yang dihasilkan oleh limbah padat yang dibuang di
landfill. Sampah ditimbun dan ditekan secara mekanik dan tekanan dari lapisan
diatasnya. Karena kondisinya menjadi anaerobik, bahan organik tersebut terurai
dan gas landfill dihasilkan. Gas ini semakin berkumpul untuk kemudian perlahan-
lahan terlepas ke atmosfer. Hal ini menjadi berbahaya karena dapat menyebabkan
ledakan, pemanasan global melalui metana yang merupakan gas rumah kaca, dan
material organik yang terlepas (volatile organic compounds) dapat menyebabkan
(photochemical smog).
Dalam beberapa kasus, gas landfill mengandung siloksan. Selama proses
pembakaran, silikon yang terkandung dalam siloksan tersebut akan dilepaskan dan
dapat bereaksi dengan oksigen bebas atau elemen-elemen lain yang terkandung
dalam gas tersebut. Akibatnya akan terbentuk deposit (endapan) yang umumnya
mengandung silika (SiO2) atau silikat (SixOy) , tetapi deposit tersebut dapat juga
mengandung kalsium, sulfur belerang, zinc (seng), atau fosfor. Deposit-deposit ini
(umumnya berwarna putih) dapat menebal hingga beberapa millimeter di dalam
mesin serta sangat sulit dihilangkan baik secara kimiawi maupun secara mekanik.
Pada internal combustion engines (mesin dengan pembakaran internal),
deposit pada piston dan kepala silinder bersifat sangat abrasif, hingga jumlah yang
sedikit saja sudah cukup untuk merusak mesin hingga perlu perawatan total pada
operasi 5.000 jam atau kurang. Kerusakan yang terjadi serupa dengan yang
diakibatkan karbon yang timbul selama mesin diesel bekerja ringan. Deposit pada
turbin dari turbocharger akan menurukan efisiensi charger tersebut.
Stirling engine lebih tahan terhadap siloksan, walaupun deposit pada
tabungnya dapat mengurangi efisiensi.
2.4 Karakteristik kimia dan ikatan
Pada suhu ruangan dan tekanan standar, metana adalah gas yang tidak
berwarna darn tidak berbau.[5] Bau dari metana (yang sengaja dibuat demi alasan
keamanan) dihasilkan dari penambahan odoran seperti metanathiol atau
etanathiol. Metana mempunyai titik didih −161 °C (−257.8 °F) pada tekanan 1
atmosfer. Sebagai gas, metana hanya mudah terbakar bila konsentrasinya
mencapai 5-15% di udara. Metana yang berbentuk cair tidak akan terbakar kecuali
diberi tekanan tinggi (4-5 atmosfer).
a. Reaksi kimia
b. Reaksi asam-basa
Seperti hidrokarbon lainnya, metana adalah asam yang sangat lemah. Nilai
pKa-nya pada DMSO diperkirakan 56. Metana tidak dapat dideprotonasi dalam
larutan, tetapi konjugat basanya dengan metillitium sudah diketahui. Protonasi
dari metana dapat dibuat dengan cara mereaksikannya dengan asam super
sehingga menghasilkan CH5+, terkadang disebut ion metanium.
c. Pembakaran
Pada reaksi pembakaran metana, ada beberapa tahap yang dilewati. Hasil
awal yang didapat adalah formaldehida (HCHO atau H2CO). Oksidasi
formaldehid akan menghasilkan radikal formil (HCO), yang nantinya akan
menghasilkan karbon monoksida (CO):
CH4 + O2 → CO + H2 + H2O
2 H2 + O2 → 2 H2O
2 CO + O2 → 2 CO2
CH4 + 2 O2 → CO2 + 2 H2O (ΔH = −891 kJ/mol (dalam kondisi temperatur dan
tekanan standar))
CH4 + X2 → CH3X + HX
dimana X adalah atom halogen: fluorin (F), klorin (Cl), bromin (Br), atau
iodin (I). Mekanisme untuk proses ini dinamakan halogenasi radikal bebas. Reaksi
dimulai dengan radikal Cl· menempel pada metana untuk menghasilkan CH3·,
keduanya bergabung dan membentuk metil klorida (CH3Cl). Reaksi lainnya akan
menghasilkan diklorometana (CH2Cl2), kloroform (CHCl3), dan karbon
tetraklorida (CCl4). Energi yang diperlukan untuk reaksi ini dapat melalui radiasi
ultraviolet atau pemanasan.
d. Penggunaan
Metana digunakan dalam proses industri kimia dan dapat diangkut sebagai
cairan yang dibekukan (gas alam cair, atau LNG). Ketika dalam bentuk cairan
yang dibekukan, metana akan lebih berat daripada udara karena gas metana yang
didinginkan akan mempunyai massa jenis yang lebih besar, . Metana yang berada
pada suhu ruangan biasa akan lebih ringan daripada udara. Gas alam, yang
sebagian besar adalah metana, biasanya didistribusikan melalui jalur pipa.
Bahan bakar
Metana adalah salah satu bahan bakar yang penting dalam pembangkitan
listrik, dengan cara membakarnya dalam gas turbin atau pemanas uap. Jika
dibandingkan dengan bahan bakar fosil lainnya, pembakaran metana
menghasilkan gas karbon dioksida yang lebih sedikit untuk setiap satuan panas
yang dihasilkan. Panas pembakaran yang dihasilkan metana adalah 891 kJ/mol.
Jumlah panas ini lebih sedikit dibandingkan dengan bahan bakar hidrokarbon
lainnya, tetapi jika dilihat rasio antara panas yang dihasilkan dengan massa
molekul metana (16 g/mol), maka metana akan menghasilkan panas per satuan
massa (55,7 kJ/mol) yang lebih besar daripada hidrokarbon lainnya. Di banyak
kota, metana dialirkan melalui pipa ke rumah-rumah dan digunakan untuk
pemanas rumah dan kebutuhan memasak. Metana yang dialirkan di rumah ini
biasanya dikenal dengan gas alam. Gas alam mempunyai kandungan energi 39
megajoule per meter kubik, atau 1.000 BTU per kaki kubik standar.
Metana dalam bentuk gas alam terkompresi digunakan sebagai bahan bakar
kendaraan dan telah terbukti juga sebagai bahan bakar yang lebih ramah
lingkungan daripada bahan bakar fosil lain macam bensin dan diesel.[12]
e. Produksi
Sampai saat ini belum diketahui dengan pasti apakah beberapa tanaman juga
termasuk dalam emisi metana.
f. Proses industri
g. Keberadaan
Metana ditemukan dan diisolasi oleh Alessandro Volta antara tahun 1776
dan 1778 ketika ia mempelajar gas rawa dari Danau Maggiore. Metana
merupakan komponen utama pada gas alam, sekitar 87% dari volume. Saat ini,
metana dihasilkan dari ekstraksi di ladang gas alam. Gas alam pada level dangkal
(tekanan rendah) dibentuk oleh dekomposisi anaerob beberapa substansi organik
dan membentuk metana dari dalam, jauh dari permukaan bumi. Secara umum,
sedimen ini terkubur jauh di dalam dan karena mengalami suhu dan tekanan
tinggi, maka terbentuk gas alam.
Metana biasanya diangkur melalui jalur pipa dalam bentuk gas alam atau
juga dengan pengangkut LNG bila dibawa dalam bentuk cair, hanya beberapa
negara saja yang mengangkutnya memakai truk.
1. Sumber alternatif
2. Di atmosfer Bumi
Metana di atmosfer
Metana di atmosfer bumi merupakan salah satu gas rumah kaca yang utama,
dengan potensi pemanasan global 25 kali lebih besar daripada CO2 dalam periode
100 tahun,). Hal ini berarti, emisi metana lebih mempunyai efek 25 kali lipat
daripada emisi karbon dioksida dengan jumlah yang sama dalam periode 100
tahun. Metana mempunyai efek yang besar dalam jangka waktu pendek (waktu
"hidup" 8,4 tahun di atmosfer), sedangkan karbon dioksida mempunyai efek kecil
dalam jangka waktu lama (lebih dari 100 tahun). Konsentrasi metana di atmosfer
sudah meningkat 150% dari tahun 1750 dan menyumbang 20% efek radiasi yang
dihasilkan gas rumah kaca secara global. Biasanya, metana yang dihasilkan dari
tempat pembuangan akhir akan dibakar sehingga dihasilkan CO2 daripada metana,
karena gas ini lebih berbahaya untuk ozon. Belakangan ini, metana yang
dihasilkan dari penambangan batu bara telah berhasil digunakan untuk
membangkitkan listrik.
h. Keamanan
Metana tidak beracun, tetapi sangat mudah terbakar dan dapat menimbulkan
ledakan apabila bercampur dengan udara. Metana sangat reaktif pada oksidator,
halogen, dan beberapa senyawa lain yang mengandung unsur halogen. Metana
juga bersifat gas asfiksian dan dapat menggantikan oksigen dalam ruangan
tertutup. Asfiksia dapat terjadi apabila konsentrasi oksigen di udara berkurang
sampai di bawah 16% volume, karena kebanyakan orang hanya dapat
mentoleransi pengurangan kadar oksigen sampai 16% tanpa merasa sakit. Gas
metana dapat masuk ke dalam interior sebuah gedung yang dekat dengan tempat
pembuangan akhir dan menyebabkan orang didalamnya terpapar metana.
Beberapa gedung telah dilengkapi sistem keamanan dibawah basement mereka
untuk secara aktif menghisap gas metana ini dan membuangnya keluar gedung.
BAB III
PEMBAHASAN
Setelah sampai ke rumah mesin gas mentahan diolah menjadi gas metana yang
kemudian di manfaatkan men