Anda di halaman 1dari 15

KACA DAN

AGGREGAT KASAR

BY. KELOMPOK 4
KACA

Kaca atau gelas adalah salah satu alat rumah


tangga yang bahan utama penyusunnya adalah 
SiO2 dengan suhu pelelehan 2000◦ C.

Kaca atau gelas merupakan bahan pejal sekata,


biasanya terbentuk apabila bahan cair tidak
berkristal disejukkan dengan cepat, dengan itu tidak
memberikan cukup masa untuk jaringan kekisi
kristal biasa terbentuk.
KACA
SIFAT-SIFAT KACA

1. SIFAT MEKANIK
Tension strength atau daya tarik adalah sifat mekanik utama dari kaca, merupakan
tegangan maksimum yang dialami oleh kaca sebelum terpisahnya kaca akibat adanya
tarikan (fracture)
2. Densitas dan Viskositas
Densitas adalah perbandingan antara massa suatu bahan dibagi dengan volumenya.
Sedangkan, Viskositas merupakan sifat kekentalan dari suatu cairan yang diukur pada
rentang temperatur tertentu.
3. Sifat Termal
Konduktivitas panas dan panas ekspansi merupakan sifat thermal yang penting dari kaca.
Kedua sifat ini digunakan untuk menghitung besarnya perpindahan panas yang diterima
oleh cairan kaca tersebut.
KACA
SIFAT-SIFAT KACA
4. Optical Properties
 Refractive Properties (Sifat Bias)
Sebagian sinar dari kaca yang jatuh itu akan diserap dan sisanya akan diteruskan.
Apabila cahaya dari udara melewati medium padat seperti kaca, maka kecepatan
cahaya saat melewati kaca menurun. Perbandingan antara kecepatan cahaya di
udara dengan kecepatan cahaya yang lewat gelas ini disebut dengan indeks bias.
Nilai indeks bias untuk kaca adalah ± 1,52.
 Absorptive Properties
Intensitas cahaya yang masuk ke dalam akan berkurang karena adanya
penyerapan sepanjang tebal kaca tersebut. Jika kaca semakin tebal, maka energi
cahaya yang diserap akan semakin banyak sedangkan intensitas cahaya yang
masuk melalui kaca akan semakin rendah.
KACA

SIFAT-SIFAT KACA

5. Stabilitas Kimia
Stabilitas Kimia adalah ketahanan suatu bahan terhadap pengaruh zat kimia.
Stabilitas kimia banyak dipengaruhi oleh bahan – bahan pembentuk kaca.
KACA

KANDUNGAN KIMIA
Jenis yang paling banyak digunakan selama berabad-abad adalah jendela dan
gelas minum. Kaca dibuat dari 75% silikon dioksida (SiO2), plus Na2O, CaO
dan beberapa zat tambahan.
  Unsur Serbuk Kaca

SiO2 61,72 %

Al2O3 3,45 %

Fe2O3 0,18 %

CaO 2,59 %

Tabel 1 Kandungan Kimia Serbuk Kaca (Sumber : Setiawan, 2006)


KACA
PROSES PEMBUATAN KACA

1. Penyiapan Pasir Kuarsa


2. Penambahan Natrium Karbonat dan
Kalsium Oksida
3. Penambahan Bahan-bahan Kimia
Tertentu
6. Pemasakan Bahan Menjadi Cairan
4. Penambahan Bahan Kimia Pemberi
Warna 7. Penyeragaman Cairan Kaca dan
5. Persiapan Proses Pembuatan Gelembung
8. Pencetakan Cairan Kaca
9. Pendinginan Kaca
10. Pembersihan Kaca
KACA
PEMANFAATAN KACA

  Dengan berbagai ciri dan kekhasannya, material kaca dapat diolah menjadi bermacam-
macam produk fungsional, seperti peralatan makan dan minum, perkakas rumah tangga,
pelengkap interior ruangan hingga sebagai bahan bangunan.Sekarang ini, produk kaca
bahkan telah berkembang menjadi barang seni yang berbentuk unik dan menarik.
AGGREGAT KASAR

Agregat kasar (Coarse Aggregate) biasa juga disebut


kerikil adalah hasil desintegrasi alami dari batuan atau
berupa batu pecah yang diperoleh dari industri pemecah
batu, dengan butirannya berukuran antara 4,76 mm — 150
mm.
AGGREGAT KASAR

KETENTUAN AGGREGAT KASAR

1. Agregat kasar harus terdiri dari butiran yang keras dan tidak berpori.
2. Agregat kasar tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 1% dalam berat
keringnya. Bila melampaui harus dicuci.
3. Agregat kasar tidak boleh mengandung zat yang dapat merusak beton, seperti
zat yang relatif alkali.
4. Agregat kasar untuk beton dapat berupa kerikil alam dari batu pecah.
5. Agregat kasar harus lewat tes kekerasan dengan bejana penguji Rudeloff dengan
beban uji 20 ton.
6. Kadar bagian yang lemah jika diuji dengan goresan batang tembaga maksimum
5%.
7. Angka kehalusan (Fineness Modulus) untuk Coarse Aggregate antara 6–7,5.
AGGREGAT KASAR
SIFAT MEKANIK AGGREGAT KASAR

1. Gaya lekat (bond)


Kekuatan lentur lebih dipengaruhi oleh bentuk-bentuk tekstur agregat
daripada kekuatan tekan. Semakin kasar tekstur, semakin besar daya
lekat antara partikel dengan matrik semen.
2. Kekuatan
Kekuatan tekan agregat yang dibutuhkan pada beton umumnya lebih
tinggi daripada kekuatan tekan betonnya sendiri. Hal ini dikarenakan
tegangan sebenarnya yang bekerja pada titik kontak masing-masing
partikel agregat biasanya jauh lebih tinggi daripada tegangan tekan
yang bekerja pada beton.
AGGREGAT KASAR
SIFAT MEKANIK AGGREGAT KASAR

3. Toughness
Toughness dapat didefinisikan sebagai daya tahan agregat
terhadap kehancuran akibat beban impak (impact).
4)      Hardness
Hardness atau daya tahan terhadap keausan agregat, merupakan
sifat penting bagi beton yang digunakan untuk jalan atau
permukaan lantai yang harus memikul lalu lintas berat.
AGGREGAT KASAR

SIFAT FISIK AGGREGAT KASAR

1) Specific Gravity, yaitu perbandingan massa (atau berat di udara) dari suatu unit volume
bahan terhadap massa air dengan volume yang pada temperatur tertentu.
2) Apparent Specific Gravity, yaitu perbandingan massa agregat kering (yang dioven pada suhu
110oC selama 24 jam) terhadap massa air dengan volume yang sama dengan agregat tersebut.
3) Bulk Specific Gravity, yaitu perbandingan massa agregat SSD (Saturated and Surface Dry)
terhadap massa air dengan volume yang sama dengan agregat tersebut.
4) Bulk Density, yaitu massa aktual yang akan mengisi suatu penampang/wadah dengan
volume satuan. Parameter ini berguna untuk mengubah ukuran massa menjadi ukuran volume.
5) Porositas dan Absorpsi
Porositas, permeabilitas, dan absorpsi agregat mempengaruhi daya lekat antara agregat dan
pasta semen, daya tahan beton terhadap pembekuan dan pencairan, stabilitas kimia, daya tahan
terhadap abrasi dan specific gravity.
AGGREGAT KASAR

SIFAT FISIK AGGREGAT KASAR

6) Berat isi, yaitu berat agregat yang ditempatkan di dalam wadah 1 m3. Untuk beton normal, berat
isinya berkisar antara 1200-1760 kg.
Untuk agregat kasar, syarat-syarat besar butir menurut British Standard seperti tercantum dalam tabel
2.3.
Lubang Ayakan Persentase Berat Tembus Komulatif
(mm) Ukuran Butir Nominal (mm)

38,1 – 4,76 19,0 – 4,76 9,6 – 4,76

76 100 − −
38,1 95 – 100 95 – 100 −
19,0 30 – 70 95 – 100 100
9,5 10 – 35 25 – 55 50 – 85
4,76 0–5 0 − 10 0        – 10

Tabel 2.3.Gradasi Kerikil Menurut BS


Sumber Buku Teknologi Beton oleh Dr. Wuryati Samekto, M.Pd, dan Candra
Rahmadiyanto, ST
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai