Anda di halaman 1dari 18

PASIR KWARSA

Pasir kuarsa adalah bahan galian yang terdiri atas kristal-kristal


silika (SiO2) dan mengandung senyawa pengotor yang terbawa selama
proses pengendapan. Pada umumnya senyawa pengotor yang terbawa
selama proses pengendapan tersebut terdiri atas oksida besi, oksida
kalsium, oksida alkali, aksida magnesium, lempung dan zat organik hasil
pelapukan hasil hewan dan tumbuhan
Secara umum pasir kuarsa indonesia mempunyai komposisi kimia
sebagai berikut
SiO2

: 55,30 99,87%

Fe2O3 :

0,01 9,14%

Al2O3 :

0,01 19,00%

TiO2

0,01 - 0,49%

CaO

0,01 3,24%

MgO

0,01 - 0,26%

K2O

0,01 17,00%

Sifat-sifat fisik pasir mineral kuarsa, antara lain:


Warna
: Putih bening atau warna lain tergantung kepada
senyawa pengotornya misalnya warna kuning mengandung Fe oksida
warna merah engandung Cu oksida
Kekerasan

: 7 (skala mohs)

Berat jenis

: 2,65

Titik lebur

: Kurang lebih 1715 0C

Bentuk kristal : hexagonal


Panas sfesifik : 0,185
Dan panas konduktifitas : 12 -100 0C

Potensi cadang an pasir kursa Di Indonesia


Cadangan pasir kuarsa di Indonesia cukup besar dengan lokasi
terbesar di 11 propinsi menurut madiopera T. Dkk Jumlah cadangan
pasir kursa diperkirakan sekitar 4,55 milyar ton dengan perincian 78,6
juta ton cadangan terukur 12,4 juta ton terindikasi, 21,3 juta ton tereka
dan 4,4 cadangan hipotetik
Cadangan pasir kuarsa Indonesia terdapat di propinsi Sumatera Barat
yaitu sekitar 82,5% dari seluruh cadangan yang ada di Indonesia
berikutnya adalah Kalimantan barat, Jawa Barat, Sumatera Selatan
Mutu pasir kuarsa yang ada di Kalimantan selatan merupakan
pasir kursa terbaik di Indonesia dengan kadar silika (SiO2) berkisar
antara 97,6 98,53% penambangan.

Eksplorasi
Eksplorasi endapan pasir kuarsa dilakukan untuk menentukan
letak penyebaran dan ketebalan melalui penyelidikan udara, pemetaan
geologi geofisika dan lain-lain. Penyelidikan geofisika dapat
mengunakan tahanan jenis potensial diri atau cara gempa.
Untuk lebih menyakinkan potensi cadangan dapat dilakukan
melalui eksplorasi lanjutan seperti pemboran sumur uji atau saluran
penyelidikan ini dilakukan untuk tempat yang berada dilembah
purbasungai, danau atau laut karena endapan mengalami pelapukan
dari batuan induk kemudian terangkut dan terendapkan pada daerah
tersebut.
Perhitungan cadangan dapat dilakukan dengan perkalian antara
luas sebaran endapan dengan rata-rata ketebalan. Rata-rata ketebalan
dapat ditentukan dengan pemboran tangan, sumur uji atau parit uji untuk
luas penyebaran panjang dan lebarnya ada penambahan atau
pengurangan jarak antara titk-titk lubang bor. Kemudian pengambilan
contoh endapan untuk dianalisis dalam menentukan kualitas endapan.

Penambangan
Penambangan pasir kuarsa dapat dilakukan dengan cara seluri
atau tambang semprot tergantung kepada letak dan penyebaran
endapan tahapan penambangan meliputi pengupasan tanah penutup
pembongkaran pemuatan dan pengangkutan.

Pengupasan
Pengupasan dilakukan untuk membersihkan tanah penutup
dengan memakai alat manual cangkul sekop belincong dan lain-lain
ataupun alat mekanis yang dilengkapi alat garu tunggal/ ganda craper
shovel dan lain-lain.
Pemilihan alat tergantung kepada kondisi lapangan dan skala
produksi tambang . Apabila digunakan bouldoser yang dilengkapi garu
tahapan penambangan dapat meliputi penggaruan pendorongan
pengumpanan material tanah penutup yang dpat dimanfaatkan untuk
menutup lubang bekas penambangan.
Pembongkaran
Pembongkaran dilakukan untuk membebaskan endapan dari
batuan induknya yang padat keras yang mudah dibongkar sehingga
peralatan manual mekanis tekanan air juga dapat digunakan.

Pemuatan dan pengangkutan


Untuk mengangkut hasil pembongkaran ke unit pengolahan atau
penampungan dapat mengunakan alat muat whell loader atau backhoe,
dreging dan alat angkut dump truk, pikulan gerobak dan lain-lain.

Pengolahan
Untuk
memperoleh
spesifikasi
yang
diinginkan
perlu
pengolahan/pencucian untuk menghilangkan senyawa pengotor pasir
kuarsa dapat langsung digunakan misalnya untuk pasir cetak namun
kadang-kadang dilakukan penggilingan untuk memperoleh ukuran yang
sangat halus seperti yang diinginkan oleh industri pemakai.

Penggunaan
Pasir kuarsa banyak digunakan di Industri gelas kaca, bata tahan
api, pengecoran logam, bahan baku pembuatan tehel dan mosaik
keramik, bahan baku pembuatan fero silikon, cabrida ,ampelas, pasir,
filter, glass, woll dan lain-lain.
Persyaratan pasir kuarsa yang digunakan untuk setiap industri
tidak dapat secara pasti yang paling utama adalah harus menjamin
kemurnian minimum dengan pembatasan pada oksida pengotornya.

1. Industri gelas dan kaca


Sebagian besar formula gelas kaca yang diproduksikan untuk
komersil terdiri dari kuarsa/silika soda dan garam dapur. Sebagian
bahan baku pasir kuarsa merupakan oksida pembentuk gelas pada
proses pembuatannya terhadap formula gelas kaca kadang-kadang
ditambahkan oksida-oksida lain untuk mendapatkan sifat produk gelas
kaca yang diinginkan seperti
AlO3 dan B2O3 untuk menambah ketahanan terhadap kimia
Oksida-oksida krom, kobal, besi, atau Nikel sebagai bahan pewarna
Oksida belerang untuk memperbaiki proses peleburan dalam
pembuatan gelas yang dicairkan
Dalam industri kaca spesifikasi pasir kuarsa yang digunakan
bergantung kepada jenis produknya < ada 4 jenis produk gelas kaca
yang beredar dipasaran yaitu kaca lembaran, gelas kemasan, gelas
rumah tangga, gelas ilmu pengetahuan dan keteknikan.
a.
Kaca lembaran
Dibidang konstruksi bangunan pemakaian kaca sudah sangat
meluas terutama kaca lembaran, kaca gelombang, kaca balok untuk
keperluan kombinasi sinar difusi gelas fiber untuk mengatur tata suara
gedung pertunjukan atau keperluan lain yang membutuhkan sifat
tembus cahaya atau tembus pandang
Untuk menghasilkan kaca mutu tinggi, kaca lembaran harus
dipoles rata halus kedua permukaannya mengkilap dengan cara
polhised plate glass tetapi harganya mahal karena mmbutuhkan banyak
waktu dan biaya dalam pemolesannya walau menggunakan mesin
sekalipun setelah tahun 1559 ditemukan kaca prima dengan cara float
proses dengan biaya paling rendah dari polhised plate glass.
4

Ada dua jenis kaca yang sudah diketahui yaitu jenis indoflot dan
kaca berpola atau kaca es keduanya sudah dikembangkan dengan
teknik yang lebih modern di PT. Asahimas.

b.
Kaca Indoflot
Kaca indoflot dibuat dengan cara pengembangan cairan kaca diatas
cairan logam. Sifat istimewa yang dimilikinya adalah:
1. Kedua permukaannya rata, sejajar sempurna dan bebas distorsi
baik untuk banyangan langsung maupun dipantulkan
2. Benda yang ada dibalik kaca akan terlihat terang dan jernih karena
kaca ini bersifat transparansi dan transmitansi yang tinggi
3. Permukaan lebih berkilau dari pada polished plate glass karena
dipoles dengan api
4. Tebal kaca dimungkinkan sampai 19 mm dengan dimensi lebih
besar sehingga memudahka perencanaan kaca yang besar
Kaca indoflot sangat cocok untuk pemakaian sebagai berikut:
Arsitektur Interior dan eksterior rumah, perkantoran pusat perbelanjaan
dan semacamnya
Lemari pamer dan ruang pamer (etalase)
Dinding kaca yang luas
Mebel
Aquarium dan sebagainya
c.
Kaca penasap ( kaca berpola /es)
Kaca penasap merupakan kaca warna yang dibuat dengan proses
pengambangan. Warna kaca diperoleh dengan cara memasukan zat
pewarna kedalam cairan kaca k
aca yang sedang diproses
Kaca penasap dapat mengurangi panas dan silau cahaya yang
masuk, seerta mempunyai daya tembus pandang rendah sekali yang
memberi rasa nyaman bagi yang ada didalam ruangan. Kaca jenis ini
sangat cocok dipakai di daerah tropis terutama untuk pemakaian:
Arsitektur interior dan eksterior rumah, perkantoran pusat
perkantoran dan sejenisnya

Mebel

Dinding partisi dan sebagainya


Khusus kaca tanpa pantul dapat digunakan untuk bingkai foto
Sifat fisik atau komposisi pembuatan kaca dan spesifikasi kaca indoflot
da penasap harus memenuhi prsyaratan

d.
Gelas kemasan
Gelas kemasan digunakan untuk pengemasan produk industri
makanan dan industri farmasi. Untuk pengemasan makanan dan
minuman dapat digunakan botol yang berwarna dan tidak berwarna
Untuk kemasan obat-obatan diperlukan botol yang tahan terhadap
kimia yaitu jenis botol sulfatasi dan pipa jenis boro silikat untuk ampul
dan vial.
e.
Gelas keperluan alat rumah tangga
Gelas keperluan alat rumah tangga dapa berupa piring, mangkok,
dan cangkir termasuk gelas perhiasan, gelas kristal dan gelas lainnya
f.
Industri lainya
Pengunaan gelas-gelas di Ilmu Pengetahuan dan keteknikan
secara langsung memacu penerapan teknologi maju dalam industri
gelas kaca.
Industri mobil, pesawat terbang, motor boat banyak mengunakan
gelas kaca berteknologi tinggi seperti kaca laminasi, kaca diperkeras,
kaca berkawat listrik kaca pengaman lengkung, isolasi, gelas fiber yang
dimanfaatkan sebagai plastik
Dibidang kelistrikan, gelas digunakan untuk penerangan, tranmisi
daya perhubungan dan elektronika. Produk dari kaca ini adalah
penghantar listrik, gelas isolator listrik tabung sinar katoda gelas resistor
gelas penaha sinar ultrasonik tabung sinar katoda radar, televisi kmputer
gelas laboratorium dan lain-lain.
2. Industri semen
Di industri semen, pasir kuarsa digunakan sebagai bahan
pelengkap untuk pembuatan semen porland yaitu sebagai pengontrol
kandungan silika dalam semen yang dihasilkan .
Jumlah pasir kuarsa yang dicampur dengan bahan baku semen
lainnya bervarisi bergantung kepada kandungan silika bahan baku
semen lainnya akan tetapi secara umu dapat ditentukan dengan
komposisi atau perbandingan 66,5 pasir kuarsa untuk 1 ton produk
semen.
3. Industri pengolahan dan bata tahan api
6

Pasir kuarsa yang dipakai di industri pengecoran berfungsi


sebagai pasir cetak dan faundry, sementara itu di industri tahan api pasir
kuarsa merupakan bahan baku utama persyaratan umum yang dipakai
dikedua industri tersebut antara lain kandungan silika distribusi ukuran
dan bentuk butiran.
4 . Industri keramik
Pasir kuarsa di Industri keramik digunakan sebagai bahan mentah
untuk pembuatan badan keramik bersama-sama dengan kaolin, ball clay
felsfar dan lain-lain penggunaan yang utama adalah sebagai bahan
keramik saniter.
Pasir kuarsa dipakai karena mempunya sifatnya yang baik untuk
bahan pengurus sehingga mempermudah proses pengeringan,
mengontorl penyusutan dan memberi kerangka pada badan keramik
Secara umum keramik terdiri atas bahan anorganik ukan logam
berfase kristalin dan atau campuran dengan logam Yang proses
produksinya memerlukan pemanasan cukup tinggi berdasarkan fungsi
dan strukturnya, produk kramik dibagi menjadi dua tipe yaitu keramik
konvensional dan keramik maju.
Keramik konvensional
Pada umumnya jenis ini menggunakan bahan-bahan alam yang
terdiri dari atas fasa amorf dengan atau tanpa diolah ada dua golongan
industri yang termasuk keramik konvensional yaitu:
Industri keramik berat yang terdiri dari industri semen, mortar
refraktori, abrasif, dan industri khusus
Industri keramik halus yaitu gerabah atu keramik hias, ubin lantai dan
dinding saniter, peralatan makanan minuman, isolator listrik alat dapur
keramik teknik lampu pijar botol dan gelas
Keramik maju
Industri keramik maju di indonesia belum ada bahan yang
digunakan merupakan bahan baku artifisial murni yang mmpunyai fase
kristalin produk keramik maju dipasarkan didunia antara lain:
Zirkonia dan Siaon untuk industri otomotif (blok mesin, gear) mata
pisau dan gunting
Barium titanat untuk industri elektronika ( sebagai kapasitor atau
resistor)
7

Keramik nir oksida Digunakan untuk high teknologi klin furniture


komponen mesin alat ekstraksi dan pengolahan logam
Fiber optik di industri telekomonikasi, penerangan gedung pencakar
langit dan tenaga surya
Badan keramik terdiri atas dua bagian yaitu badan yang memberi
bentuk kekuatan dan galasir sebagai penutup badan sehingga tampak
lebih indah menarik dan mudah dibersihkan persentase penggunaan
pasir kuarsa dari keramik tergantung dari jenis badan keramik yang
dibuat.
Pasir kuarsa memiliki peranan penting sebagai pembentuk badan
keramik karena mempuyai fungsi sebagi pengendali sifat pasir kuarsa
dalam keadaan mentah dan setelah dibakar, sebagai pengendali pasir
kuarsa harus memenuhi persyaratan standar.

Industri lainnya
Beberapa kegunaan pasir kuarsa dalam industri lainnya yaitu sebagi
berikut :

Bahan pengisi dalam industri cat

Bahan pengeras dalam industri karet

Bahan ampelas dalam industri gerinda

Bahan penghilang karat dalam industri logam

Bahan penyaring dalam industri penjernihan air

Bahan baku pembuatan fero silicon Carbida


Perkembangan dan prospek

Perkembangan pasir kuarsa di Indonesia


Data produksi pasir kuarsa yang dipunyai industri semen tidak
tercatat sebagai resmi dan diperkirakan seluruhnya dipakai oleh yang
bersangkutan sebagian besar produksi pasir kuarsa berasal dari
tambang jawa barat dan belitung.
Jumlah pasir kuarsa mengalami peningkatan dengan laju
pertumbuhan tahunan sebesar 18,04% dan pada tahun 2003 telah

mencapai 1,28 juta ton jumlah produksi ini tidak termasuk dari
perusahaan tanpa izin
Industri semen merupakan pemakai utama pasir kuarsa yaitu
sekitar 74,4% Dari seluruh jumlah komsumsi. Berikut adalah dari industri
gelas dan barang gelas (11,4%), kaca lembaran (9,9%) Dan sisanya
oleh industri dari semen logam pengecoran logam keramik porselin dan
industri kimia.
Perkembangan komsumsinya dalam kurung waktu yang sama
juga meningkat dengan laju pertumbuhan 5 tahunan sebesar 11,63%
yaitu dari sebesar 623,5 ribu ton tahun 1998 meningkat skitar 133,86%
pada tahun 1997.
Sementara itu ekspor pasir kuarsa dimulai tahun 1977 walau pun
laju pertumbuhan tahunan ekspor menaik, tetapi perkembangannya
berfluktuasi. Negara tujuan ekspor pasir kuarsa dan silika cukup besar,
beberapa perusahaan pemakai masih mengunakan pasir kursa impor
terutama dipakai sebagai sand blasting pada pengecoran logam yaitu
untuk membuang karat pada pipa.
Sama halnya dengan ekspor perkembangan impor pasir kuarsa
berfluktuasi cukup tinggi tetapi jumlahnya sedikit dibandingkan dengan
total komsumsi jepang, australia dan jerman merupakan negara
pemasok pasir kuarsa indonesia.
Sementara itu mengingat lebih dari 90% komsumsi pasir kuarsa ini
berasa dari dalam negeri maka harga satuan yang dihitung dianggap
harga pasir kuarsa domestik demikian pula dengan harga ekspor dan
impor.
Harga pasir kursa dalam negeri cukup bervariasi tergantung
kepada kualitas bahan yang dipakai dan biaya angkut tetapi secara
umum perkembangannya cukup menaik demikian pula perkembangan
pasir kuarsa tahun 1997 sebesar 7,08 dolar AS/ ton dan tahun 1999
sebesar 23,05 dolar AS/ton sebaliknya harga pasir kuarsa impor
menurun harganya sekitar 303,72 dolar AS dan tahun 2000 turun
menjadi 218 dolar AS per tonnya . tingkat pasir kuarsa impor lebih tinggi
dari pada harga komsumsi dan ekspor.
Perkembangan Industri pemakai Pasir kuarsa
Industri kaca lembaran
Pada akhir pelita IV ada empat pabrik kaca lembaran swasta nasional
dengan kapasitas terpasang sebesar 341.120 ton/tahun Metode yang
dipakai adalh proses pengembangan ( Float proses ) yang dapat

memproduksikan kaca lebih baik dan dapat bersaing dipasaran luar


negeri dari pada dengan proses tarik atau four coul proces
Lokasi pabrik lebih mengutamakan pada orientasi pasar jumlah
penduduk yang besar daan pertumbuhan ekonomi yang relatif tinggi
seperti dijakarta, jawa timur jawa tengah dan medan
Salah satu pabrik berkapasitas 36.120 ton/tahun telah melakukan
modifikasi proses fourcoult menjadi rollet out yang dapat menghasilkan
kaca jenis new sunpitro untuk ekspor. Produk kaca lembaran terdiri atas
kaca polos dengan tebal 2 19 mm kaca warna 2-19 mm) kaca
berpola 3 5 mm dan kaca new sun pitro 3 -10 mm Laju pertumbuhan
tahunan produksi kaca lembaran dalam pelita IV adalah jawa ( 79,01 )
sumatera ( 14,44% ) kalimantan 3,01% dan daerah lainnya 3,54%
sementara itu ekspor kaca lembaran dimulai akhir pelita III Sebesar
1,352 ton dan pada akhir pelita IV telah mencapai 118.388 ton negara
tujuan adalah jepang, Australia, korea singapura Amerika serikat,
Kanada Eropa dan timur tengah
Adanya kenaikan ekspor disebabkan oleh beberapa pabrik di Negara
Australia Pilipina dan Taiwan saat itu masih mengadakan perbaikan
gambaran industri kaca lembaran di Negara Asean/ Asia
pengembangan selanjutnya adalah melaksanakan pembangunan pabrik
dengan kapasitas 1,29 juta ton / tahun yang izinnya telah terbit
Perkembangan industri semen
Produsen semen indonesia saat ini telah berjumlah 10 perusahaan
dengan produksi semen berbagai tipe yaitu 5 di Pulau jawa dan 5 diluar
jawa. Kontribusi pabrik semen yang berlokasi d Pulau jawa mencapai
72,35% dari total produksi semen Indonesia yaitu dari PT semen
cibinong PT Indosement tunggal perkasa. Pt Tridaya manunggal
perkasa Cement Pt semen Nusantara dan PT Semen Gresik
Peningkatan Komsumsi pasir kuarsa tidak terlepas dari semakin
tingginya kebutuhan semen didalam Negeri dan Ekspor terutama
digunakan untuk perumahan pembuatan jalan untuk perumahan dan
pembuatan jalan untuk jalan untuk tanah rawa

Perkembangan Industri keramik


Sampai dengan tahun 1998 kapasitas Produksi Industri keramik di
Indonesia dengan pesat terutama Floor tile, Wall tile dan alat makan
minum industri keramik taable wire mempunyai kapasitas terpasang 686
juta buah / tahun sekitar 70 75 % produk keramik tersebut dikomsumsi
didalam negeri dan sisanya di ekspor

10

Industri keramik botol rumah tangga lampu pijar dan isolator kapasitas
produksinya masing-masing sebesar 130.000 ton, 120.000 ton dan 13
ribu ton / tahun
Produk keramik di Ekspor terdiri atas jenis keramik refaktori, bangunan
saniter dan rumah tangga dalam hal lain impor keramik dilakukan untuk
perlengkapan laboratorium dan alat-alat pertanian yang berasal dari
jepang, Singapura Taiwan, Jerman Italia, Spayol dan Negara lainnya
Prospek dan peluang Industri pemakai pasir kuarsa Indonesia
a)

Prospek keberadaan pasir kuarsa di Indonesia


Selama tingkat harga domestik lebih rendah dari harga impor
maka prospek pengusahaan pertambangan pasir kuarsa dilihat dari sisi
sumber dayanya cukup cerah jumlah cadangan saat ini tidak kurang dari
4,5 milyar ton
Sementara itu prospek pasir kuarsa untuk tujuan ekspor diperkirakan
kurang begitu baik salah satu kendalanya adalah daya saing pasir
kuarsa yang kuat dari negara lain khususnya Malaysia dan Australia
sebagai pengekspor ke Jepang
Untuk itu adanya perluasan kapasitas perluasan kapasitas
produksi Industri terkait didalam negeri lebih ditekankan untuk
memenuhi kebutuhan didalam negeri sementara itu orientasi ekspor
lebih ditekankan kepada produk industri dari pada bahan baku

b)

Prospek dan peluang industri pemakai pasir kuarsa di indonesia


Perkembangan pasir kuarsa dimasa mendatang diperkirakan akan
ditentukan oleh perkembangan industri-industri tersebut jumlah
penduduk yang besar pula merupakan potensi pasar yang dapat
diterapkan untuk produk-produk industri. Industri keramik pun
mempunyai peluang yang cukup baik dengan semakin beragamnya
produk-produk yang dihasilkannya.
Meskipun demikian untuk memasok pasir kuarsa untuk industri
semen dan kaca lembaran indonesia diperkirakan akan mengalami
berbagai kendala yang berarti hal ini disebabkan oleh selama ini industri
tersebut kebanyakan memilki pengusaha aan pertambangan pasir
kuarsa sendiri untuk kebutuhan industrinya
Peluang pengusahaan pertambangan lebih ditujukan untuk
memasok industri diluar industri tersebut misalnya industri keramik water
treatment, table wire dan sebagainya
11

c)

Prospek pasir kuarsa di Industri Semen

Menurut Departement Perindustrian proyeksi kapasitas produksi


semen sampai tahun II Pelita VI sekitar 28,5 juta dan mulai tahun1999
diperlukan paling sedikit 1,8 juta ton pasir kuarsa pertahun sementara itu
pada akhir pelita VI proyeksi kapasitas produksi semen sebesar 34,4 ton
dengan kebutuhan pasir kuarsa sekitar 2,4 juta ton pertahun.
Adanya gejolak kenaikan harga semen porland di Indonesia akan
berakibat terhadap naiknya harga rumah murah mangakibatkan naiknya
laju inflasi di indonesia
Sebagai alternatif pemecahannya adalah dengan menaikan
kapasitas terpasang pabrik semen yang telah ada atau mendirikan
pabrik semen baru didaerah yang belum mempunyai pabrik sementara
itu penetapan HPS yang lebih menguntungkan produsen diharapkan
dapat menarik minat investor semen yang sudah ada yang memerlukan
bantuan dana dalam menaikan kapasitas produksi.

Daftar Pustaka

Anonim, 1995, profil bahan Galian Golongan C untuk bahan baku


Industri semen dikabupaten Dati II Barito selatan kalimantan Tengah
Anonim, 1975, Buku Tahunan Pertambangan Indonesia, Departemen
Pertambangan RI, Jakarta.
Bisri, K. Dan Lukman, A. 1992. Bahan Galian Pasir Kuarsa PPTMBandung
Katili, J. A., 1986. Sumberdaya Alam dan Perubahan Global, PPTMBandung
Suhayat, Y.P., 1997 Sumber daya bahan galian industri di Indonesia
dan permasalahan pengembangannya. Dir. Sumberdaya Nasional
Bandung

Sumber: UVRIMINING

12

13

Pasir kuarsa adalah bahan galian yang terdiri atas kristal-kristal


silika (SiO2) dan mengandung senyawa pengotor yang terbawa
selama proses pengendapan. Pasir kuarsa juga dikenal dengan
nama pasir putih merupakan hasil pelapukan batuan yang
mengandung mineral utama, seperti kuarsa dan feldspar. Hasil
pelapukan kemudian tercuci dan terbawa oleh air atau angin
yang terendapkan di tepi-tepi sungai, danau atau laut.
Pasir kuarsa mempunyai komposisi gabungan dari SiO2, Fe2O3,
Al2O3, TiO2, CaO, MgO, dan K2O, berwarna putih bening atau
warna lain bergantung pada senyawa pengotornya, kekerasan
7 (skala Mohs), berat jenis 2,65, titik lebur 17150C, bentuk
kristal hexagonal, panas sfesifik 0,185, dan konduktivitas panas
12 1000C.
Dalam kegiatan industri, penggunaan pasir kuarsa sudah
berkembang meluas, baik langsung sebagai bahan baku utama
maupun bahan ikutan. Sebagai bahan baku utama, misalnya
digunakan dalam industri gelas kaca, semen, tegel, mosaik
keramik, bahan baku fero silikon, silikon carbide bahan abrasit
(ampelas dan sand blasting). Sedangkan sebagai bahan ikutan,
misal dalam industri cor, industri perminyakan dan
pertambangan, bata tahan api (refraktori), dan lain sebagainya.
Cadangan pasir kuarsa terbesar terdapat di Sumatera Barat,
potensi lain terdapat di Kalimantan Barat, Jawa Barat,
Sumatera Selatan, Kalimantan Selatan, dan Pulau Bangka dan
Belitung.

14

http://www.tekmira.esdm.go.id/data/PasirKwarsa/ulasan.asp?xdir=P
asirKwarsa&commId=25&comm=Pasir%20Kwarsa

15

DESKRIPSI. Pasir Silika atau pasir kuarsa (silica sand) salah satu
material tambang yang mempunyai rumus kimia (SiO2), material
tersebut banyak terdapat di beberapa daerah di Indonesia khususnya
di Jawa (daerah Tuban dan Rembang), di Sumatra (daerah Bangka
Belitung), dan di Kalimantan (daerah Palangkaraya).
Pasir silika adalah salah satu bahan baku untuk industri semen,
industri kaca, industri keramik, sand blasting, dan industri bata
ringan. Untuk masing-masing industri, masing-masing mempunyai
persyaratan kualitas pasir silika tertentu. Umumnya pasir silika yang
ada di Indonesia memiliki komposisi SiO2 minimum 90%, Fe2O3 antara
0,01 - 0,4%, Al2O3, CaO, MgO, TiO2, Na2O, TiO2, dengan warna putih,
putih kecoklatan, atau putih kemerahan.
Untuk industri semen dan keramik, persyaratannya komposisi pasir
silika tidak begitu ketat, sehingga memungkinkan untuk mendapatkan
pasir silika langsung dari proses penambangan, tanpa perlu melalui
proses pencucian. Sedangkan untuk industri bata ringan, pasir silika
yang diperoleh dari proses penambangan, kemudian dilakukan proses
pencucian untuk menghilangkan kadar lumpurnya.
FUNGSI DAN KEGUNAAN. Kebutuhan pasir silika untuk industri sand
blasting hanya memerlukan persyaratan untuk ukuran butiran pasir
silikanya. Lain halnya dengan kebutuhan pasir silika untuk industri kaca
yang memerlukan persyaratan khusus, atau kualitas tinggi (high grade),
dengan kandungan besi (Fe) maksimum 0,003 dan kandungan silika
mencapai (SiO2) minimum 99%.
Sehingga kebutuhan pasir silika untuk industri kaca memerlukan proses
pencucian dan proses untuk menurunkan nilai kandungan besi (Fe)
didalamnya.
Industri kaca di Indonesia terbanyak mengambil dari sumber bahan
baku pasir silika dari tambang di Bangka Belitung atau Kalimantan,
dikarenakan hasil dari tambang pasir silika di kedua daerah itu kualitas
kandungannya sudah bisa memenuhi spesifikasi persyaratan kebutuhan
bahan baku untuk industri kaca tersebut.

http://www.byantech.com/kategori-pabrik/pengolahan-pasir-silika/

16

THE MINERAL QUARTZ

Quartz is one of the most well-known minerals on earth. It occurs in basically all
mineral environments, and is the important constituent of many rocks. Quartz is also the most
varied of all minerals, occurring in all different forms, habits, and colors. There are more variety
names given to Quartz than any other mineral. Although the Feldspars as a group are more
prevalent than Quartz, as an individual mineral Quartz is the most common mineral.
Most mineral reference guides list Chalcedony as an individual mineral, but in reality it is a
variety of Quartz. It is the microcrystalline form of Quartz, forming only occurs in microscopic,
compacted crystals. This page deals only with the crystalline forms of Quartz. Chalcedony is
listed on its own dedicated page in this guide. Other important varieties of Quartz, such
as Amethyst, Citrine, and Agate, also have dedicated pages due to their popularity and
varieties.
Some forms of Quartz, especially the gemstone forms, have their color enhanced. Almost all
forms of the yellow-brown variety Citrine are in fact heat treated. Much Amethyst is also heat
treated to intensify color, and a green transparent form known as "Green Amethyst" or
"Prasiolite" is formed by heat treating certain types of Amethyst. There is also a transparent sky
blue form of Quartz crystals, as well as a wildly iridescent type that are synthetically colored
by irradiation of gold. In some localities, Hematite forms a thin red or brown layer internally in
the Quartz crystal, giving it a natural bright red to brown coloring, and sometimes even a mild
natural iridescence.

17

Quartz frequently forms the inner lining of geodes. Most geodes have an inner layer of
larger crystalline Quartz, and an outer layer of Chalcedony or banded Agate.
- See more at: http://www.minerals.net/mineral/quartz.aspx#sthash.N0z30hZO.dpuf

Chemical Formula SiO2 Composition Silicon dioxide Color Colorless, white, purple, pink, brown,
and black. Also gray, green, orange, yellow, blue, and red. Sometimes multicolored
or banded. Streak White Hardness 7 Crystal System Hexagonal

3D Crystal Atlas
(Click for animated model)

Crystal Forms
and Aggregates Crystals, which are hexagonal in shape, vary in shape and size. Quartz crystals are
unique and very identifiable with their pointed and often uneven terminations. Crystals can be in
enormous prismatic and stubby crystals, or in pointed aggregates of such crystals. Crystals are
usually striated horizontally, and are sometimes doubly terminated. Quartz crystal habits
include drusy, grainy, bladed, as linings of geodes, as rounded waterworn pebbles, radiating, as pointy pyramids
on a matrix, as dense agglomerations of small crystals, massive, globular, stalactitic, crusty, in nodules, and
in amygdules.
Crystals frequently twin; a famous twinning habit is the Japanese twin, where two crystals contact at a 90
angle. Quartz crystals may also contain a scepter growth, where the top of a crystal bulges out from the rest of
the crystal, and may also form as phantom growth, where one crystal forms over another, leaving a ghosted
form inside.
The crystal structure of Quartz is a very complicated. As a result of a changeover from alpha to beta Quartz,
crystals form as hexagonal prisms with modified crystal faces.
Click here for a detailed explanation on the crystal structure of Quartz.

Transparency Transparent to opaque Specific Gravity 2.6 - 2.7 Luster Vitreous. Transparent,
colorless Quartz crystals from a few distinct localities may be adamantine. Cleavage Indiscernible. Seldom
exhibits parting. Fracture Conchoidal Tenacity Brittle Other ID Marks 1) Some
specimens fluoresce, especially white and green.
2) Triboluminescent.
3) Piezoelectric. Complex Tests Dissolves in hydrofluoric acid In Group Silicates; Tectosilicates; Silica
Group Striking Features Hardness, crystal forms, striations on crystal faces, and frequent appearance
of conchoidal fractures on crystal faces. Environment Quartz occurs in almost every single mineral
environment. Rock Type Igneous, Sedimentary, Metamorphic Popularity (1-4) 1 Prevalence

(1-3) 1 Demand (1-3) 1 - See more at:


http://www.minerals.net/mineral/quartz.aspx#sthash.N0z30hZO.dpuf

18

Anda mungkin juga menyukai