Anda di halaman 1dari 3

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Obat Herbal


Obat Herbal atau herbal medicine merupakan bahan baku atau sediaan yang berasal
dari tumbuhan yang memiliki efek terapi atau efek lain yang bermanfaat bagi kesehatan
manusia; komposisinya dapat berupa bahan mentah atau bahan yang telah mengalami
proses lebih lanjut yang berasal dari satu jenis tumbuhan atau lebih. (WHO, 2005). Sediaan
obat herbal diproduksi melalui proses ekstraksi, fraksinasi, purifikasi, pemekatan atau proses
fisika lainnya, atau diproduksi melalui proses biologi. Sediaan herbal dapat dikonsumsi secara
langsung atau digunakan sebagai bahan baku produk herbal. Produk herbal dapat berisi
eksipien atau bahan inert sebagai tambahan bahan aktif (WHO, 2001).

2.2 Suplemen Makanan


Suplemen makanan merupakan produk yang digunakan untuk melengkapi, makanan,
mengandung satu atau lebih bahan, seperti vitamin, mineral, tumbuhan atau bahan yang berasal
dari tumbuhan asam amino, bahan yang digunakan untuk meningkatkan angka kecukupan gizi.
Suplemen makanan dapat berupa produk yang meliputi, tablet, tablet hisap, tablet efervesen,
tabet kunyah, serbuk, kapsul, kapsul lunak, granula, pastiles, atau produk cair berupa tetes, sirup
atau larutan (BPOM, 1996). Secara umum suplemen makan memiliki manfaat, yaitu mencegah
terjadinya penurunan kualitas nutrisi bagi tubuh, mencegah penurunan kualitas gaya hidup,
memenuhi kebutuhan tubuh akan komponen utama nutrisi yang meliputi karbohidrat, lemak,
asam lemak esensial, protein, asam amino, air,vitamin, mineral, enzim, antioksidan, karotenoid,
flavonoid, alkaloid, dan fitoestrogen, menghindarkan kekurangan gizi akibat pola makan tidak
teratur dan tidak sehat, membantu mengembalikan vitalitas tubuh (Vitahealth, 2006).

2.3 Klasifikasi Suplemen Makanan


Suplemen makanan dibagi menjadi dua kategori tergantung pada tujuan penggunaannya,
yaitu sebagai berikut
1. Suplemen makanan sebagai produk makanan yang melengkapi diet biasa.
2. Bahan makanan untuk penggunaan nutrisi tertentu sebagai minuman, yang karena
komposisinya yang khusus, dimaksudkan untuk diet khusus kelompok populasi tertentu,
mis. untuk bayi atau anak-anak yang sehat antara usia dua dan lima tahun, untuk kategori
khusus orang dengan metabolisme yang tidak teratur, atau untuk kategori orang yang
berada dalam kondisi fisiologis khusus
(EUFIC, 2009)

Suplemen yang berasal dari alam atau sintetis. Maka dapat diklasifikasikan sebanding
dengan tekstur atau bentuk di mana mereka tersedia sebagai berikut.

1. Suplemen vitamin dan mineral, baik yang dikombinasikan dalam bentuk multivitamin
atau multimineral atau tidak.
2. Suplemen protein dalam bentuk cair atau tablet dalam kombinasi atau tidak
dengan karbohidrat, lemak, vitamin dan mineral.
3. Asam amino dari setiap bentuk dan komposisi.
4. Suplemen untuk menambah berat badan
5. Makanan pengganti dalam bentuk bubuk, wafer atau biskuit.
6. Suplemen karbohidrat dengan atau tanpa elektrolit dan vitamin.
7. Suplemen yang memiliki efek anabolik alami dan yang tidak termasuk dalam
"zat terlarang".
8. Suplemen 'aktivator' hormon pertumbuhan dan hormon lainnya.
9. Suplemen asam lemak basa.
10. Bahan makanan atau bahan makanan seperti ragi, bawang putih, rumput laut,
royal jelly.
11. Herbal.

.(Kourkouta et al., 2016)


DAFTAR PUSTAKA

BPOM. 1995. Farmakope Indonesia Edisi IV. Jakarta: Departemen Kesehatan RI.
Kourkouta L., Iliadis, C., Frantzana, E., Monios, A., Dimitriadou, A., Papathassiou, I.V.
2016. Health and Dietary Supplements. International Journal of Engineering and
Applied Sciences, 3:18-20
Vitahealth. 2006. Seluk-beluk Food Suplemen. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama
WHO, 2001. Legal Status of Traditional Medicine and Complementary/Alternative
Medicine : A Worldwide Review, Geneva.
WHO, 2005. National Policy on Traditional Medicine and Regulation of Herbal
Medicines, Report of a WHO global survey, Geneva.

Anda mungkin juga menyukai