Anda di halaman 1dari 40

ASPEK KLINIK DAN TOKSIKOLOGI

MARIJUANA
ANALISIS TOKSIKOLOGI DAN FORENSIK
Anggota Kelompok : 2

Ni Wayan Intan Indayanti Ni Putu Diah Kusuma Dewi


1608551020 1608551037
1
1 2
2 3
3 4
4 5
5

I Komang Niko Sanjaya Putu Agus Andika Prayoga


1608551042 1608551046

A.A. Intan Kharisma Dewi


1608551044

04/20/2020 2
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG

Marijuana (Marihuana) atau Hashish.


GANJA

Cannabis sativa (F. Cannabinaceae)

Dalam kasus-kasus rutin, identifikasi Cannabinoid dalam Kandungan : tetrahydrocannabinol


ganja dicapai dengan 'pendekatan tiga parameter' (Morfologi, (delta-9-THC) dan cannabinol (CBN),
tes warna dan kromatografi lapis tipis (KLT)) Cannabidiol (CBD).

04/20/2020 4
Instrument yang umum digunakan

• Metode yang sensitif, namun biayanya mahal dan ada batasan


penggunaannya dalam pekerjaan forensik karena banyaknya
sampel yang melibatkan sampel urin

• Tes Warna • GC-MS • Enzim • HPLC


imunoassay
Oleh sebab itu, dalam penelitian ini dikembangkan metode HPTLC yang mampu memberikan hasil lebih
baik, sensitif, dapat direproduksi dan hemat biaya dibandingkan dengan metode lain.

04/20/2020 5
TINJAUAN
PUSTAKA
MARIJUANA
• Ganja adalah singkatan untuk tanaman
Cannabis sativa

Terdapat 3 jenis ganja yaitu :


Cannabis sativa
Cannabis indica
Cannabis ruderalis

04/20/2020 7
Δ9-Tetrahydrocannabinol
Konstituen aktif yang utama pada
ganja adalah Δ9-THC, yang
mempunyai, efek halusinogenik dan
depresan.

Sifat kimia dan fisika Δ9-THC


 Rumus molekul : C21H30O2
 Berat molekul : 314,46 gram/mol
 Kelarutan : Tidak larut dalam air
 Larut dalam etanol, kloroform dan
n-hexan
04/20/2020 8
Δ9-Tetrahydrocannabinolic Acid
Sifat kimia dan fisika Δ9-THCA

• Rumus molekul : C22H30O4

• Berat molekul : 358 gram/mol

• Kelarutan : Tidak larut dalam air

• Larut dalam etanol, kloroform dan


n-hexan.

• (UNODC. 2009)

04/20/2020 9
Cannabidiol (CBD)
Sifat kimia dan fisika CBD
• CBN adalah cannabinoid alami  Rumus molekul : C21H30O2
pertama yang diisolasi dan 
Berat molekul : 314,46 gram/mol
dimurnikan
 Kelarutan : Tidak larut dalam air
 Larut dalam etanol, kloroform dan n-
hexan.
 Titik Lebur : 66-67oC
 (UNODC. 2009)
04/20/2020 10
Cannabinol (CBN)
Sifat kimia dan fisika CBD
 Rumus molekul : C21H26O2
 Berat molekul : 310,43 gram/mol
 Kelarutan : Tidak larut dalam air
 Larut dalam etanol, kloroform dan n-
hexan.
 Titik Lebur : 76-77oC

(UNODC. 2009)
04/20/2020 11
Spektrum UV

Spektrum Cannabidiol dan Delta-9 Tetrahidrocannabinol


dengan masing-masing lamda maks adalah 285 nm dan 278
nm
04/20/2020 12
Spektrum MS
Adapun peak penting yang
muncul pada CBD berada
pada bilangan gelombang
231, 246, 314, 323, 121, 193,
74, 174 m/z. Pada CBN berada
pada bilangan gelombang
295, 296, 238, 310, 119, 43,
251, 239 m/z. Sedangkan pada
THC berada pada bilangan
gelombang 221, 314, 248,
261, 193, 236, 222, 315 m/z
(Moffat et al., 2011)
04/20/2020 13
HPTLC

Kromatografi Lapis Tipis merupakan teknik pemisahan campuran yang didasarkan pada
perbedaan kecepatan perambatan suatu komponen dalam medium tertentu yang banyak
digunakan untuk tujuan analisis karena dalam pelaksanaannya lebih mudah dan lebih murah
dibandingkan dengan kromatografi kolom, selain itu peralatannya juga lebih sederhana (Gandjar
dan Rohman, 2007)

04/20/2020 14
HPTLC

High Performance Thin Layer Chromatography (HPTLC) dimaksudkan untuk


mendapatkan pemisahan dan hasil analisis yanga lebih baik dibandingkan
dengan KLT biasa. Adapun kelebihan HPTLC dibandingkan TLC biasa adalah
sebagai berikut:
• Fase diam yang digunakan sangat halus dan pori-porinya seragam dan tebal
lapisannya hanya 0,1 mm.
• Sampel yang digunakan sedikit
• Penotolannya berdiameter antara 0,1 – 0,5 mm
• Menghemat fase gerak

Analisis kualitatif dengan parameter Rf

04/20/2020 15
METODE
PENELITIAN
ALAT DAN BAHAN
ALAT BAHAN
a. Standar cannabis
b. Sampel cannabis (bhang, ganja atau charas)
a. 10cm×10cm plat kaca silica gel60 F254 HPTLC
c. p-Anisidine
b. Linomat IV Applicator
d. Ammonium metavanadate
c. Chamber
e. NaOH
d. Spektrofotometer UV
f. H3PO4
e. Alat gelas
g. Ethanol
h. Kloroform
i. Toluene: ethyl acetate: acetone (90:10:10) v/v
j. Ethyl acetate: methanol: ammonia (8.5:1:0.5)
v/v
k. Petroleum ether: diethyl ether (4:1) v/v
METODE
Pembuatan Larutan NaOH
Ditimbang 10 g pelet sodium hidroksida, dimasukkan kedalam beaker glass

Dilarutkan dengan menggunakan akuades

Dimasukkan larutan kedalam labu ukur 100 mL, ditambahkan akuades hingga tanda batas

Digojog larutan hingga homogen, diberi label


METODE
Pembuatan Larutan Pereaksi Spray
Larutan (a): larutan ammonium metavanadate dalam akuades jenuh

Larutan (b): Dilarutkan 0,5 g. p-Anisidine dalam 2 mL H 3PO4, encerkan hingga 100 ml. dengan etanol,
kemudian disaring
METODE
Ekstraksi Cannabis
Sampel cannabis (bhang, ganja atau Charas) diekstraksi dengan kloroform

ekstrak disaring dan diuapkan hingga kering

residu dilarutkan dalam kloroform


METODE
Pembuatan Fase Gerak Toluene: Ethyl Acetate: Acetone (90:10:10) v/v

Dipipet toluene 8,18 mL; ethyl acetate 0,91 mL; dan acetone 0,91 mL.

Dimasukkan dalam labu ukur 10 mL

Digojog, diberi label


METODE
Pembuatan Fase Gerak Ethyl Acetate: Methanol: Ammonia (8.5:1:0.5) v/v

Dipipet Ethyl acetate 8,5 mL; methanol 1 mL; dan ammonia 0,5 mL

Dimasukkan dalam labu ukur 10 mL

Digojog, diberi label


METODE
Pembuatan Fase Gerak Petroleum ether: Diethyl ether (4:1)

Dipipet petroleum ether 8 mL dan diethyl ether 2 mL

Dimasukkan dalam labu ukur 10 mL

Digojog, diberi label


METODE
Tahapan HPTLC
Plat kaca 10 cm x 10 cm silika gel 60 F 254 HPTLC dicuci dengan metanol kemudian diaktivasi pada suhu 110
o
C dalam oven selama 10 menit.

10 μl ekstrak ganja, larutan standar cannabinol dan standar cannabidiol yang dilarutkan dalam etanol di totolkan
pada plat

Dilakukan proses elusi dengan teknik ascending pada chamber yang telah dijenuhkan hingga batas
pengembangan 10 cm

Plat dikeringkan pada suhu ruang, kemudian di semprotkan secara merata larutan NaOH yang baru dibuat

Disemprotkan pereaksi (a), kemudian dilanjutkan dengan pereaksi (b)

Diamati warna dan Rf dari sampel dan standar yang ditotolkan


METODE
UV Spectra of THC
Spot yang sama dengan Rf A‘tetrahydrocannabinol (A‘-THC), diambil dan dilarutkan dalam 5 mL etanol

Larutan di sentrifugasi

Bagian supernatan diambil dan dibaca pada spektrofotometer UV


HASIL DAN
PEMBAHASAN
Penggunaan Klinik dan Farmakokinetik

Marijuana digunakan sebagai antiemetik,


menstimulasi nafsu makan, terapi paliatif
kanker, terapi epilepsi, terapi spasme otot,
terapi neuropati dan gangguan kecemasan
(EMCDDA, 2018).

Data Farmakokinetik:
Bioavailabilitas :6 – 20%
Waktu paruh : 20 – 36 jam
Volume distribusi : 10L/kg
Ikatan Protein : 94 – 99% (THC)

04/20/2020 27
PENGGUNAAN DAN LEGALITAS

PENGGUNAAN UU NO 9 TAHUN 1976 NARKOTIKA GOL I UU NO 35 TAHUN


2009
Penyalahgunaan Tanaman Ganja Produksi Narkotika gol I
ganja atau termasuk dalam terbatas hanya dilarang untuk
marijuana memiliki golongan I untuk ilmu kepentingan
prevalensi 2,9-4,3% Narkotika pengetahuan layanan
per tahun kesehatan

04/20/2020 28
04
Meningkatkan risiko
infarm miokard,

03
stroke dan serangan
iskemik
Radar pada
pernapasan pada
perokok ganja
02
Gangguan bipolar,
bunuh diri, depresi
EFEK BURUK GANJA dan kecemasan

Marijuana atau ganja dapat 01


memberikan pengaruh buruk Penurunan daya
ingat dan
pada fisik (pernapasan dan pengaruhi kognitif
kardiovaskuler) dan psikis
(mental)

04/20/2020
Peraturan Pemerintah tentang Narkotika

UU No 35 Tahun 2009 tentang Narkotika


2009
2015
Peredaran, Penyimpanan, Pemusnahan, dan
Pelaporan Narkotika, Psikotropika dan Prekursor
Farmasi

2018
Pengawasan Pengelolaan Obat, bahan Obat,
Narkotika, Psikotropika dan Prekursor Farmasi di
Fasilitas pelayanan Kesehatan
Nilai LD50 akan diperoleh bila mengonsumsi 1-
40.000 batang rokok yang mengandung ganja.
625 kg ganja untuk merokok selama 15 mnit
dapat menginduksi efek letal
LD50
04/20/2020 30
KASUS PENYALAHGUNAAN GANJA

1 2 3
1 2

Anak 11 tahun mengalami Penanaman ganja ilegal untuk Kematian remaja 17 tahun
pembengkakan jantung mengobati istri yang mengidap karena perokok ganja aktif
karena keracunan ganja Syringomyelia sejak usia 13 tahun 31
Metode Identifikasi Marijuana selain KLT
No Metode Hasil

1. Dalam penelitian “ A Urinary Test Procedure for Hasil dari penelitian ini menyatakan penggunaan
Identification of Cannabidiol in Patient Undergoing GC-MS mampu untuk mendeteksi ganja dalam
Medical Theraphy with Marijuana” untuk urin dan mampu untuk mendeteksi CBD

mengidentifikasi ganja menggunakan metode GC-MS (Cannabidiol) dalam urin untuk mengetahui
(Wertlake & Michael, 2016). keefektifan secara medis (Wertlake & Michael,
2016).
2.
Dalam penelitian “A Riview of Bioanalytical Technicues Hasil dari penelitian ini menyatakan penggunaan
for Evaluation of Cannabis (Marijuana, Weed, Hashish) GC-MS dan LC-MS mampu mengidentifikasi
in Human Hair” untuk mengidentifikasi ganja ganja dengan menggunakan sampel rambut
menggunakan metode GC-MS dan LC-MS (Shah et al., (Shah et al., 2019).

2019).
3. Dalam penelitian “Analysis of User’s Hair Cannabinoid Hasil dari penelitian ini menyatakan penggunaan
of Narcotic Type of Marijuana (Cannabis Sativa L) Using GC-MS dapat mengidentifikasi ganja dalam
04/20/2020 32
GCMS Technic” untuk mengidentifikasi ganja sampel rambut dengan cepat dan akurat dalam
Metode Identifikasi Marijuana dengan KLT
No Fase Gerak Fase Diam Hasil Rf Identifikasi
Warna

1 Etil asetat : Metanol : Silika gel A. (CBD = 0.95; CBN = 0.95 (+) Duqenois – Levine Test (warna
Amonia (8.5 : 1: 0.5) THC = 0.32 ) ungu)
(Metode A) B (CBD = 0.44 ; CBN = 0.28; (+) Fast Blue B salt test (warna
Sikloheksana : di-Isoprpoyl THC = 0.39) wine kemerahan)
ether : diethylamine (+) p-DMABB test (warna merah
(5.2:4:0.8) (Metode B) berubah menjadi violet)
2 Hexana : Diethyl Ether Silica Gel F254 HRF TLC (+) Fast Blue B salt test (warna

(80:20) v/v CBD = 73; CBN = 59; THC = 66 wine kemerahan


3 Heksana : Diethyl eter Silica Gel 60 F254 CBN = 0.36; THC = 0.50 (+) Fast Blue B salt test (warna
(80:20) v/v CBD = 0.64 wine kemerahan

4 Air : Metanol (20:80) v/v Octadecyl gel CBD = 0.58 (merah kecoklatan);
04/20/2020 CBN = 0.48; THC = 0.44 33
PEMBAHASAN HASIL JURNAL ACUAN

04/20/2020 34
Data Rf

04/20/2020 35
Spektrum UV

CBD CBN THC


04/20/2020 36
Spektrum MS
CBD
231, 246, 314, 323, 121, 193, 74, 174 m/z

CBN
295, 296, 238, 310, 119, 43, 251, 239 m/z

THC
221, 314, 248, 261, 193, 236, 222, 315
m/z

04/20/2020 37
SIMPULAN

Marijuana adalah tanaman yang


memiliki efek klinik dan
toksikologi. Penyalahgunaan
marijuana sering digunakan
sehingga diperlukan metode
identifikasi yang cepat dan
sensitif terhadap marijuana
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5 5
Daftar Pustaka
EMCDDA. 2018, Medical Use of Cannabis and Cannabinoids, Luxemberg, Publication Office of European
Monitoring Centre for Drugs and Drug Addiction.
Guy, G.W., Whittle B.A., Robson, P. 2004. The Medical Uses of Cannabis and Cannabinoids, Lisbon,
Pharmaceutical Press.
Halla, W. & Degenhardt, L., 2014. The adverse health effects of chronic cannabis use. Drug Testing and Analysis,
6(1), pp. 1-2.
Maggyvin, E. dan Sinuraya, R.K. 2017, Marijuana dan Autisme: Sebuah Literatur Review, Farmaka, 15: 70-92.
Moffat, A.C., Osselton, M.D., Widdop, B. 2011, Clarke’s Analysis of Drugs and Poisons: in Pharmaceuticals, Body
Fluids and Postmortem Material, Fourth Edition, London, Pharmaceutical Press.
Small, E. 2015, Evolution and Classification of Cannabis sativa (Marijuana, Hemp) in Relation to Human
Utilization, Botanical Review, 81:189-294.
Undang Undang no 22 tahun 1997 tentang Narkotika dan Psikotropika.
Undang Undang no 35 tahun 2009 tentang Narkotika.
Undang Undang no 9 tahun 1976 tentang Narkotika.
Volkow, N. D., Baler, R. D., Compton, W. M. & Weiss, S. R., 2014. Adverse Health Effects of Marijuana Use. The
new england journal of medicine, 370(23).
Young, F. 1988. In the Metter of Marijuana Reschedulling Petition. United State: US Departement of Justice.

04/20/2020 39
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai