Anda di halaman 1dari 13

Diterjemahkan dari bahasa Inggris ke bahasa Indonesia - www.onlinedoctranslator.

com

LEK 6: ANALISIS SENYAWA


DR IFFAH HAZIRAH MOHD NAWI
2
Click icon to add picture

KROMATOGRAFI

Teknik pemisahan berdasarkan komponen partisi


diferensial antara fase gerak (cair/gas) dan fase
diam (cair/padat)

3 3
1) KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS (KLT)
Pengantar: Prinsip:

• Kromatografi lapis tipis (KLT) adalah bentuk Sama seperti menggunakan kromatografi
kromatografi padat-cair di mana fase diam biasanya kertas untuk memisahkan tinta dan

merupakan penyerap polar dan fase gerak dapat pewarna makanan. Kertas selulosa

berupa pelarut tunggal atau kombinasi pelarut. adalah fase diam atau padat dan
campuran 1-propanol/air adalah fase
Biasanya:
gerak atau cair. Bab ini membahas teknik
• tentukan jumlah komponen dalam campuran skala mikro yang sangat mirip untuk
memisahkan molekul organik,
• memverifikasi identitas zat
kromatografi lapis tipis.
• memantau kemajuan reaksi

• menentukan kondisi yang sesuai untuk kromatografi


kolom

• menganalisa fraksi yang diperoleh dari kromatografi


kolom
• Keuntungan:

- Sederhana dan cepat

- Murah

- Beberapa sampel dapat dianalisis pada saat yang sama


pada satu piring, mengurangi waktu dan volume pelarut
yang digunakan per sampel.

- Memungkinkan pemisahan ekstrak kasar tanpa pemurnian


sebelumnya.

• Kekurangan:

- Panjang pemisahan terbatas

- Deteksi senyawa terbatas


2) KHOMATOGRAFI GAS (GC)
• Teknik kromatografi yang dapat digunakan untuk
memisahkan
Terdiri dari: senyawa organik yang mudah menguap
• Fase gerak yang mengalir
• Port injeksi
• Kolom pemisah (fase diam)
• Sebuah detektor

 Sampel disuntikkan ke saluran masuk di mana ia


diuapkan dan sebagian yang mewakili dibawa ke
kolom oleh gas pembawa
 Komponen sampel dipisahkan dengan pembagian
diferensial dalam fase diam dan fase gerak
 Komponen sampel yang dipisahkan dielusi dari
detektor di mana beberapa parameter fisiokimia
dideteksi dan sinyal dihasilkan.
 Sinyal ini kemudian diperkuat dan dikirim ke sistem
data di mana kromatogram dibangun secara
elektronik.
3) KROMATOGRAFI CAIR KINERJA
TINGGI (HPLC)
Teknik analisis untuk memisahkan, mengidentifikasi, dan mengukur komponen dalam
campuran dan ini adalah teknik kromatografi terbesar yang penting untuk sebagian besar
laboratorium di seluruh dunia.
Jenis: Fase normal dan fase Terbalik
Komponen: Kromatogram, detektor, kolom dan pompa
Mengidentifikasi dan menghitung senyawa berdasarkan:
 Waktu retensi (RT)- Ukuran waktu yang dibutuhkan zat terlarut untuk melewati kolom
kromatografi. Ini dihitung sebagai waktu dari injeksi hingga deteksi.
 Waktu retensi relatif (RRT)- Mengurangi efek dari beberapa variabel yang dapat
mempengaruhi waktu retensi. Rumus yang digunakan untuk menghitung: RRT = RT
Standar / RT Sampel
 Area di bawah puncak [peak area count]- Ukuran konsentrasi senyawa yang
diwakilinya. Nilai area ini terintegrasi dan dihitung secara otomatis oleh stasiun data
komputer.
 Keuntungan:
 Cepat dan efisien
 Sangat akurat
 Kekurangan:
 Mahal
 kompleks
2) METODE NON-
KROMATOGRAFI
1) SPEKTROSKOPI INFRAMERAH
TRANSFORMASI FOURIER (FTIR)
• TIR telah terbukti menjadi alat yang berharga untuk karakterisasi dan identifikasi senyawa atau gugus fungsi (ikatan kimia)
yang ada dalam campuran ekstrak tumbuhan yang tidak diketahui (Eberhardt et al., 2007; Hazra dkk., 2007).

• Selain itu, spektrum FTIR senyawa murni biasanya sangat unik sehingga seperti “sidik jari” molekuler.

• Untuk senyawa tanaman yang paling umum, spektrum senyawa yang tidak diketahui dapat diidentifikasi dengan perbandingan
dengan perpustakaan senyawa yang diketahui.

• Sampel untuk FTIR dapat disiapkan dengan beberapa cara.

• Untuk sampel cair, cara termudah adalah dengan menempatkan satu tetes sampel di antara dua pelat natrium klorida. Tetesan
tersebut membentuk lapisan tipis di antara pelat.

• Sampel padat dapat digiling dengan kalium bromida (KBr) untuk kemudian dikompresi menjadi pelet tipis yang dapat
dianalisis.

• Jika tidak, sampel padat dapat dilarutkan dalam pelarut seperti metilen klorida, dan larutan tersebut kemudian ditempatkan
ke piring garam tunggal. Pelarut kemudian diuapkan, meninggalkan lapisan tipis dari bahan asli pada pelat.
2) UJI FITOKIMIA
NAMA METODOLOGI HASIL METABOLIT
UJI SEKUNDER

Tes Tambahkan 2 ml filtrat dengan Endapan merah Alkaloid


Wagner 1% HCldan uap. Kemudian kecoklatan
tambahkan 1 ml larutan
dengan 6 tetes reagen
Wagner
Shinoda Untuk 2-3ml ekstrak metanol, Pewarnaan Flavonoid
tes tambahkan sepotong pita merah muda
magnesium dan 1ml asam atau merah dari
klorida pekat larutan
KROMATOGRAFI VS NON-
KROMATOGRAFI
TERIMA KASIH
ANDA

13

Anda mungkin juga menyukai