Anda di halaman 1dari 17

PRAKTIKUM PEMURNIAN DAN IDENTIFIKASI SENYAWA

ORGANIK
(KI 407)

Kromatografi

Tanggal: 9 Februari 2022

Dosen Pengampu:
Prof. Dr. H. R. Asep Kadarohman, M.Si.
Amelinda Pratiwi, M.Si.

Nama : Vitari Imanda Nur Ilhami


NIM : 2104661

DEPARTEMEN PENDIDIKAN KIMIA


FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN
ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
2022
A. Tujuan Praktikum
1. Mengetahui cara pemisahan campuran dengan metode konvensional Kromatografi
2. Untuk megetahui harga Rf tiap komponen.
3. Untuk menentukan komponen-komponen yang terdapat dalam tinta parker dan zat
warna daun bayam.

B. Dasar Teori

Kromatografi merupakan metode pemisahan campuran atau larutan senyawa kimia dengan
absorpsi memilih pada zat penyerap, zat cair dibiarkan mengalir melalui kolom zat
penyerap, misalnya kapur, alumina dan semacamnya sehingga penyusunnya terpisah
menurut tingkat kepolaran senyawa, pada sebagian senyawa perbedaan tersebut dapat
dicirikan oleh adanya perbedaan warna (Sastrohamidjojo, 1991). Berdasarkan sifat
instrumen yang digunakan, metode analisis Kromatografi terdiri dari 2 macam yaitu
konvensional dan modern. Kromatografi modern adalah teknik pemisahan komponen zat
atau zat aktif dari suatu senyawa yang memiliki berat molekul tinggi dengan menggunakan
instrumen canggih. Alat yang digunakan diantaranya adalah HPLC (High Performance
Liquid Cromatography) dan GC-MS (Gas Cromatography - Mass Spektro). Sedangkan
kromatografi konvensional merupakan teknik pemisahan yang dilakukan dengan cara
menggunakan instrumen yang sederhana, diantaranya kromatografi kertas, kromatografi
kolom, dan kromatografi lapis tipis.

Kromatografi kertas merupakan metode pemisahan sederhana yang digunakan untuk


memisahkan komponen pigmen warna. Air bertindak sebagai sebagai fasa gerak dan fasa
diam. Kromatografi kertas menggunakan sistem "cair-cair". Kromatografi kertas banyak
digunakan untuk keperluan analitis, dan termasuk dalam kelompok kromatografi planar,
dimana pemisahannya menggunakan medium pemisah dalam bentuk bidang (umumnya
bidang datar) yaitu bentuk kertas (Sastrohamidjojo, 1991).

Prinsip kromatografi kertas yaitu metode pemisahan dari substansi menjadi komponen-
komponennya yang bergantung pada distribusi suatu senyawa pada dua fase yaitu fase diam
dan fase gerak, pelaruf bergerak lambat pada kertas, komponen-komponen bergerak pada
laju yang berbeda dan campuran dipisahkan berdasarkan pada perbedaan bercak warna.
Berbagai jenis pemisahan dengan kromatografi kertas dilakukan yang dikenal sebagai
"analisa kapiler". Metoda ini sangat sesuai dengan kromatografi serapan dan kromatografi
kertas sebagai perkembangan dari sistem partisi (Suryadarma, 2014). Salah satu zat padat
yang dapat digunakan untuk menyokong fasa tetap yaitu bubuk selulosa.

Kromatografi Lapis Tipis (KLT) merupakan cara pemisahan campuran senyawa menjadi
senyawa murninya dan mengetahui kuantitasnya (Sastrohamidjojo, 1991). Kromatografi
Lapis Tipis (KLT) merupakan kromatograti planar, yang fase diamnya berupa lapisan
seragam (uniform) pada permukaan bidang datar yang didukung oleh lempeng kaca, plat
aluminium, atau plat plastik. Kromatografi juga merupakan analisis cepat yang memerlukan
bahan sangat sedikit, baik penyerap maupun cuplikannya. KLT dapat digunakan untuk
memisahkan senyawa-senyawa yang sifatnya hidrofobik seperti lipida-lipida dan
hidrokarbon yang sukar dikerjakan dengan kromatografi kertas. KLT juga dapat berguna
untuk mencari eluen untuk kromatografi kolom, analisis fraksi yang diperoleh dari
kromatografi kolom, identifikasi senyawa secara kromatografi, dan isolasi senyawa murni
skala kecil. (Ir. Dian Nurdiani, 2018)

C. Alat dan Bahan


 Alat  Bahan
 Alumunium foil  Air
 Batang pengaduk  Air sabun
 Botol reagen  Daun bayam
 Gelas kimia  Kanji (Kalsium sulfat)
 Gunting  Kertas
 Hotplate/pembakar  Kertas kromatogram
Bunsen/oven  Kloroform
 Lempeng kaca (slide  Metanol
mikroskop)  Pasir halus
 Lumpang dan alu  Silica gel
 Pensil  Tinta parker
 Pipa kapiler
 Statif
 Tabung kromatogram (tabung
reaksi besar)
 Pisau/cutter
 Penjepit
D. Set Alat
 Kromatografi Kertas

(Sumber : Lembar Kerja Siswa Kromatografi Kertas, 2021)


Gambar 1. Set alat kromatografi kertas

(Sumber : Laporan Praktikum Kromatografi Kertas, Academia Edu,2020 )


Gambar 2. Contoh hasil kromatografi kertas
 Kromatografi Lempeng Tipis

(Sumber : Pengertian Kromatografi Lapis Tipis, Prinsip, Manfaat, dan Contohnya, 2020)
Gambar 3. Set alat kromatografi lempeng tipis

(Sumber :Modul Petunjuk Praktikum Kimia Organik I, 2022)


Gambar 4. Slide mikroskop untuk KLT

(Sumber :Modul Petunjuk Praktikum Kimia Organik I, 2022)


Gambar 5. Prosedur Kromatografi Lepeng Tips
E. Material Data Safety Sheet (MSDS)
Bahaya, Pencegahan dan
No. Nama Bahan Sifat Kimia dan Fisik Penanganan
1. Air/aquades (H2O)  Bentuk : cair  Bahaya : -
 Warna : tidak berwarna  Pencegahan : -
 Bau : Tak berbau  Penanganan : -
 Ambang Bau : Tidak berlaku
 pH pada 20 °C : netral
 Titik lebur : 0 °C
 Titik didih/rentang didih :
100 °C pada 1.013 hPa
 Tekanan uap : 23 hPa pada
20 °C
 Densitas : 1,00 g/cm3
 pada 20 °C
 Kelarutan dalam air : larut
sepenuhnya
 Koefisien partisi (n-
oktanol/air) : Tidak berlaku
 Suhu dapat membakar
sendiri : Tidak berlaku
(auto-ignition temperature)
 Suhu penguraian : Dapat
didistilasi dalam kondisi
tidak terurai
(undecomposed)
 pada tekanan normal.
 Viskositas, dinamis : 0,952
mPa.s pada 20 °C
 Sifat peledak : Tidak
diklasifikasikan sebagai
mudah meledak.
 Sifat oksidator : tidak ada
2. Kalsium Sulfat (CaSO4)  Bentuk : padat  Bahaya : Zat/campuran ini
 Warna : tidak berwarna tidak mengandung satu
 Titik nyala : tidak berlaku komponen pun yang
 Densitas : 2,320 g/cm3 dianggap baik persisten,
 Densitas curah : kira-kira bioakumulatif, dan beracun
400-600 kg/m3 (PBT) maupun sangat
persisten dan sangat
bioakumulatif (vPvB) pada
kadar 0,1% atau lebih.
 Pencegahan :
 Bekerja sesuai prosedur
 Gunakan APD
 Terapkan konsep K3
 Jangan biarkan produk
masuk ke saluran
pembuangan.
 Penanganan :
 Jika terhirup : hirup udara
segar dan hubungi dokter.
 Jika terkena kulit :
tanggalkan semua pakaian
yang terkontaminasi, dan
bilas dengan air yang
mengalir.
 Jika terkena mata : bilas
dengan air selama 15 menit
dan hubungi dokter.
 Jika tertelan : Beri air
minum sebanyak 2 gelas,
hindari muntah dan segera
hubungi dokter.

3. Kloroform (CHCl3)  Bentuk : cair  Bahaya :


 Warna : tidak berwarna Berbahaya jika tertelan,
 Bau : manis menyebabkan iritasi kulit,
 Ambang bau : 84,9-201,5 menyebabkan iritasi mata
ppm yang serius, toksik jika
terhirup, dapat
 Titik lebur : -63 °C
menyebabkan mengantuk
 Tidik didih : 60,5-61,5 °C dan pusing, diduga
 Densitas : 1,492 g/mL pada menyebabkan kanker,
25°C diduga dapat merusak
 Tekanan uap : 210 hPa pada janin, menyebabkan
kerusakan pada organ
20°C (Hati, Ginjal) melalui
 Kelarutan dalam air : 8,7 g/l paparan yang lama atau
pada 23°C berulang, dan berbahaya
 Kerapatan uap relative : pada kehidupan perairan
4.12 dengan efek jangka
 Suhu penguraian : dapat panjang.
didistilasi dalam kondisi  Pencegahan :
tidak terurai pada tekanan  Gunakan APD
normal  Hindari pelepasan pada
 Viskositas, dinamis : 0,56 lingkungan.
mPa.s pada 20°C  Bekerja sesuai prosedur
 Sifat peledak : tidak mudah  Terapkan konsep K3
meledak
 Sifat oksidator : tidak ada  Penanganan :
 Jika terhirup : hirup udara
segar dan hubungi dokter,
berikan pernafasan buatan
secara mekanik, jika
diperlukan gunakan
oksigen.
 Jika terkena kulit :
tanggalkan semua pakaian
yang terkontaminasi, dan
bilas dengan air yang
mengalir.
 Jika terkena mata : bilas
dengan air selama 15 menit
dan hubungi dokter.
 Jika tertelan : hati-hati jika
korban muntah. Resiko
aspirasi³. Jaga saluran
pernapasan tetap terbuka.
Kerusakan paru-paru
mungkin terjadi setelah
pengeluaran muntah.
Segera panggil dokter.
Sesudah itu berikan : arang
aktif (20-40 g dalam 10%
slurry).

4. Metanol (CH3OH)  Tampilan: bersih  Bahaya :


 Bentuk : cairan  Cairan dan uap amat mudah
 Warna : tidak berwarna menyala.
 Bau : bau alkohol  Toksik jika tertelan.
 Ambang bau : 4,2-5960  Toksik jika kontak dengan
ppm kulit.
 Titik lebur : -97,8 °C  Toksik jika terhirup.
 Titik didih : 64,7°C  Menyebabkan iritasi serius
 Tingkat penguapan : 4,1 pada mata.
 Temperatur auto sulutan :  Dapat merusak kesuburan
atau janin.
464°C
 Batas ledakan bawah : 5,5%
 Menyebabkan kerusakan
pada organ.
 Batas ledakan atas : 36,5%
 Dapat menyebabkan iritasi
 Rapatan uap : 1,1 pada 20°C
pada saluran pernafasan.
 Viskositas, dinamis : 0,8 cP
 Dapat menyebabkan
 Titik nyala : 11°C mengantuk dan pusing
 Tekanan uap : 12,8 hPa
pada 20°C  Pencegahan :
 Gravitasi spesifik : 792  Gunakan APD
kg/m3  Hindari pelepasan pada
 Koefisien partisi : n- lingkungan.
oktanol/air : -0,77  Bekerja sesuai prosedur
 Kepadatan : 0,791-0,793  Terapkan konsep K3
 Gunakan ditempat
pada 20 °C
berventilasi baik
 Hilangkan semua sumber
api
 Jangan menghirup uapnya

 Penanganan :
 Jika terhirup : hirup udara
segar dan hubungi dokter.
 Jika terkena kulit :
tanggalkan semua pakaian
yang terkontaminasi, dan
bilas dengan air yang
mengalir.
 Jika terkena mata : bilas
dengan air selama 15 menit
dan hubungi dokter.
 Jika tertelan : bilas mulut
dan segera ke dokter.

5. Silica gel (SiO2)  Berat Molekul : 60.08  Bahaya : -


g/mol  Pencegahan :
 Bekerja sesuai prosedur
 Gunakan APD
 Terapkan konsep K3

F. Metodologi
 Kromatografi Kertas

Kertas Kromatografi

 Digunting berukuran 1,5 x 12 cm (atau sesuai tabung reaksi)


 Dilubangi salah satu ujungnya
 Diberi tanda garis ± 1 cm dari ujung kertas bagian bawah dengan pensil
 Ditetesi zat sampel (tinta parker)

Hasil

Tabung Kromatogram

 Dipasang pada statif


 Diisi dengan eluen (air)
 Dimasuki kertas kromatogram yang telah ditetesi zat sampel (tinta parker)
Hasil

 Ekstraksi Zat Warna Daun Bayam

Daun Bayam

 Dikeringkan dan dipotong kecil-kecil


 Diberi sedikit pasir halus agar mudah digerus
 Diberi pelarut air
 Digerus dalam lumpang hingga zat warna larut dalam pelarut
 Diendapkan dalam gelas kimia kecil
 Ditutup menggunakan aluminium foil untuk mencegah penguapan pelarutnya.
Hasil
 Membuat Lempeng Tipis

35 gram Silica Gel + 1 gram Kanji

 Dihaluskan dan diaduk hingga merata


 Dimasukkan ke dalam 100 mL kloroform-metanol (2:1) dalam botol tertutup
 Diaduk sampai merata
Hasil

Lempeng tipis/slide mikroskop

 Dicuci dengan air sabun, kemudian dengan methanol


 Dikeringkan
 Diambil 2 buah slide yang posisinya saling berhimpitan
 Dimasukkan ke dalam suspense yang berisi campuran silica gel dan kanji yang
dilarutkan dengan klororm-metanol
 Ditaruh pelan-pelan
 Dibiarkan mengering
 Setelah kering, dipisahkan kedua slide
 Diletakkan perlahan-lahan
Hasil

Bubur alumunium/silica gel

 Dicampur dengan kanji (kalsium sulfat) dan air dengan perbandingan 30:1:65
 Diaduk sampai merata
Hasil

Kromatografi Lempeng Tipis yang telah mengering

 Diset seperti gambar


 Dituangi campuran bubur aluminium/silica gel dengan kanji dan air.
 Diratakan dengan batang pengaduk
 Diambil kemudian diletakan dan dibiarkan mengering secara perlahan
 Dipanaskan KLT pada suhu 110°C selama 15 menit sebelum digunakan

Hasil
 Percobaan Kromatografi Lempeng Tipis

Kertas Kromatografi Lempeng Tipis

 Diletakkan diatas kertas yang diberi gambar KLT dengan garis 1 cm dari bagian
bawah
 Ditetesi zat sampel (ekstrak daun bayam) dengan pipa kapiler diatas garis tersebut
 Dikeringkan
 Dilakukan pengulangan penetesan zat sampel (ekstrak daun bayam) sebanyak 3
kali
 Dimasukkan ke dalam gelas kimia berisi eluen dan pinggirannya telah dilapisi
kertas saring,
 Ditutup KLT yang ada dalam gelas kimia menggunakan gelas arloji
 Ditunggu beberapa saat hingga eluen naik mendekati ujung kertas KLT
 Diangkat dan diletakkan kembali di atas kertas seperti langkah pertama.
 Diberi tanda batas akhir eluen
 Dikeringkan
Hasil

G. Perlakuan dan Pengamatan

No Langkah Kerja Pengamatan


1. Kromatografi kertas
 Gunting kertas kromatografi berukuran 1,5 x
12 cm (sesuai dengan tabung kromatografi).
 Lubangi salah satu ujungnya untuk
menggantungkan penyangga.
 Beri tanda garis lebih kurang 1 cm dari ujung
kertas bagian bawah dengan pensil.
 Teteskan zat sampel (tinta parker) yang akan
diperiksa komponennya pada garis batas
tersebut dengan menggunakan bantuan pipa
kapiler, keringkan lalu ulangi penetesan ± 3x.
 Pasang tabung kromatogram (tabung reaksi
besar) pada statif.
 Kemudian isi dengan eluen, pada praktikum ini
menggunakan air (dinding tabung reaksi tidak
boleh basah).
 Masukkan kertas kromatogram tersebut ke
dalam tabung kromatogram, lalu atur
penyangga sehingga kertas terkena eluen (
eluen tidak boleh terkena noda).
 Biarkan eluen naik sampai mendekati ujung
kertas kromatogram,kemudian angkat dan beri
tanda batas akhir eluen, dan keringkan.
 Apabila noda yang dihasilkan belum jelas,
semprot dengan pereaksi yang sesuai.
 Hitung Rf-nya dan tentukan berapa komponen
yang terdapat dalam zat sampel.

2. Kromatografi Lempeng Tipis


a). Membuat lempeng tipis
 Cuci lempeng kaca (slide mikroskop) dengan
air sabun, kemudian dengan metanol,
keringkan.
 Campurkan 35 gr silika gel dan 1 gr kanji,
haluskan dan aduk sampai merata, kemudian
masukkan ke dalam 100 mL kloroform-
metanol (2 : 1) dalam botol tertutup, aduk
sampai merata.
 Ambil 2 buah slide yang dipegang dalam posisi
saling berhimpitan, masukkan kemudian slide
itu ke dalam suspensi tersebut, taruklah pelan-
pelan, biarkan mengering, bila sudah cukup
kering pisahkan kedua slide dan letakkan
perlahar-lahan.
 Buat bubur aluminium/silika gel yang
dicampur dengan kanji (kalsium sulfat) dan air,
dengan perbandingan 30 : 1 : 65, aduk sampai
merata.
 Pasang slide pada alat seperti gambar pada set
alat
 Tuangkan campuran ke atas slide tersebut.
 Kemudian ratakan dengan menggunakan
batang pengaduk.
 Ambil slide tersebut, letakkan dan biarkan
mengering secara perlahanlahan.
 Panaskan terlebih dahulu KLT tersebut
sebelum digunakan pada suhu 110°C selama
15 menit.
b). Melakukan Ekstraksi Zat Warna Tumbuhan
Daun Bayam
 Keringkan daun bayam yang akan diekstraksi
zat warnanya.
 Potong kecil-kecil kemudian gerus dalam
lumpang yang telah diberi pelarut hingga zat
warna tersebut larut dalam pelarut.
 Untuk mempermudah penggerusan dapat
menggunakan bantuan pasir halus yang bersih
dan kering.
 Dekantasi larutan ke. dalam gelas kimia kecil,
kemudian jenuhkan dan tutup untuk mencegah
penguapan pelarutnya.
c). Melakukan percobaan KLT
 Letakkan KLT di atas kertas yang telah diberi
gambar KLT dengan tanda garis 1 cm dari
bagian bawah.
 Teteskan zat sampel (ekstraksi daun bayam)
dengan pipa kapiler di atas garis tersebut,
keringkan, lalu ulangi penetesan 3x.
 Masukkan KLT ke dalam gelas kimia yang
berisi eluen dan pinggirannya telah dilapisi
kertas saring, tutup gelas kimia dengan gelas
arloji (noda tidak boleh kena pada eluen).
 Biarkan eluen naik sampai mendekati ujung
kertas KLT, kemudian angkat dan letakkan
kembali di atas kertas seperti langkah pertama.
 Beri tanda pada kertas batas akhir eluen, lalu
keringkan.
 Apabila noda tidak jelas semprot dengan
pereaksi yang cocok. Kemudian letakkan
kembali di atas kertas.
 Beri tanda letak noda pada kertas tersebut.
 Tentukan banyaknya komponen dan hitung Rf
masing-masing noda.

H. Perhitungan
Rf =

Rf =

Garis akhir pergerakan eluen

Titik noda

a b

Garis awal penotolan zat

Permukaan awal dari eluen


Daftar Pustaka

https://www.google.com/url?sa=i&url=https%3A%2F%2Facademia.co.id%2Flaporan-
praktikum-kromatografi-
kertas%2F&psig=AOvVaw3qfmCrMn3yhlW9mEyFjfo8&ust=1645134918285000&source=ima
ges&cd=vfe&ved=0CAsQjRxqFwoTCKCOspuZh_YCFQAAAAAdAAAAABAJ diakses pada
16 Februari 2021

https://www.google.com/url?sa=i&url=https%3A%2F%2Fwww.gurusumedang.com%2F2021%
2F04%2Flembar-kerja-siswa-kromatografi-
kertas.html&psig=AOvVaw3qfmCrMn3yhlW9mEyFjfo8&ust=1645134918285000&source=im
ages&cd=vfe&ved=0CAsQjRxqFwoTCKCOspuZh_YCFQAAAAAdAAAAABAD diakses
pada 16 Februari 2021

https://www.google.com/url?sa=i&url=https%3A%2F%2Fwww.pakarkimia.com%2Fkromatogr
afi-lapis-
tipis%2F&psig=AOvVaw3VhD9ciMLFaDJ_Oh7u08cK&ust=1645135792371000&source=ima
ges&cd=vfe&ved=0CAsQjRxqFwoTCJiBzL6ch_YCFQAAAAAdAAAAABAO diakses pada
16 Februari 2021

Ir. Dian Nurdiani, M. (2018). Buku Informasi Melaksanakan Analisis Secara Kromatografi
Konvensional Mengikuti Prosedur. In Buku Informasi Melaksanakan Analisis Secara
Kromatografi Konvensional Mengikuti Prosedur (pp. 3-6). Jakarta: Kementrian
Pendidikan dan Kebudayaan .

Methanex. (2017). LEMBAR DATA KESELAMATAN BAHAN Metanol


Millipore. (2021). LEMBAR DATA KESELAMATAN BAHAN CaSO4
Mulya Suryadarma, d. (2004). Pengembangan Metode Analisis. Surabaya: Airlangga Press.

Organik, T. K. (2022). Modul Praktikum Kimia Organik. In Petunjuk Praktikum Kimia Organik
I. Bandung: Departemen Pendidikan Kimia, Universitas Pendidikan Indonesia.

Sastrohamidjojo, D. H. (1991). Kromatografi. Yogyakarta: Liberty, UGM.

SmartLab. (2021). LEMBAR DATA KESELAMATAN BAHAN Kloroform


SmartLab. (2019). LEMBAR DATA KESELAMATAN BAHAN Silica gel

Anda mungkin juga menyukai