Biasanya multifactorial
a. Trauma (pukulan, overstretching, kompresi rahang), bisa juga karena lamanya atau kekuatan yang berlebihan pada prosedur kawat gigi,
prosedur bedah mulut, kerongkongan, esofagus
b. Kebiasaan buruk, parafungsi misalnya bruxism, menggiit kuku, mengunyah satu sisi, menopang dagu
c. Oklusi gigi (kestabilan gigitan), masih diperdebatkan. Maloklusi sering menjadi factor kontribusi yang memperparah TMD namun tidak pernah
menjadi factor utama penyebab kelainan TMD
d. Psikologis, banyak pasien mengeluhkan gejala TMD timbul atau bertambah parah ketika mereka mengalami depresi, ansietas/kecemasan, dan
peningkatan stress emosional. kebiasaan buruk untuk mengurangi kecemasan
e. Penyakit TMJ osteostritis, Lou Gehring’s disease/amyotropic lateral sclerosis, tetanus lock jaw, kontraksi rahang dan otot yg tidak
terkontrol