Anda di halaman 1dari 2

Mekanisme Nyeri pada Pulpitis

Pada pulpitis reversible, biasanya pasien mengeluhkan adanya nyeri bersifat tidak
spontan yang seringkali disebabkan karena adanya stimulus berupa suhu yang dingin serta
makanan manis. Hal ini disebabkan karena adanya stimulus dingin pada dentin akibat
perubahan suhu yang cepat sehingga terjadi pergerakan secara tiba tiba pada cairan tubulus
dentin, sedangkan stimulus berupa makanan atau manis yang bersifat hipertonik dapat
menyebabkan terjadinya tekanan osmotic pada cairan tubulus dentin yang bersifat hipotonik.
Kedua stimulus tersebut menyebabkan pergerakan cairan tubulus dentin ke arah luar dan
menarik nucleus odontoblast sehingga menstimulasi serabut saraf A-δ yang menghantarkan
nyeri.

Pada kasus di skenario, pasien di diagnosa sebagai pulpitis reversible yang diakibatkan
karena adanya karies yang telah mencapai dentin. Terbukanya dentin akibat adanya karies ini
menyebabkan pasien mengeluhkan nyeri setelah adanya rangsangan. Rangsangan tersebut
dapat berupa perubahan suhu, kelembaban, tekanan osmotic, atau tekanan yang terjadi pada
gigi. Adanya rangsangan tersebut akan menyebabkan terjadinya pergerakan cairan pada
tubulus dentin (Teori Hidrodinamik). Rangsangan termal berupa suhu panas dapat
menyebabkan cairan mendekati pulpa, sebaliknya rangsangan dingin pad adentin
menyebabkan pergerakan cairan tubulus dentin menjauhi pulpa. Pergerakan cairan ini
mengikuti hukum Gay-Lussac, yaitu suatu zat bergerak dari temperature yang tinggi ke
temperature rendah. Seperti halnya dengan adanya cairan hipertonik akan terjadi pergerakan
cairan yang menjauhi pulpa sesuai dengan hukum tekanan osmotic (Rukmo, 2017)

Adanya pergerakan cairan tersebut menstimulasi serabut saraf A-δ yang terletak di
kompleks pulpa-dentin, berdekatan dengan odontoblast. Serabut saraf A-δ ini akan menuju ke
nosiseptor perifer trigeminal yang memiliki reseptor dan saluran ion. Reseptor dan saluran ion
ini dapat mengaktivasi GCPR CPa dan mengaktivasi intraseluler. Selanjutnya, GS protein
kinase akan terstimulasi dan menghasilkan PGE 2 dan mengaktivasi Gq protein kinase dengan
menghasilkan Bradikinin. PGE 2 dan Bradikinin akan menghasiklan NGF 2 yang akan
meningkatkan reseptor TRPV1 menuju ke saluran natrium navigasi sehingga terjadi tekanan
jaringan pulpa dan terjadi impuls. Impuls dibawa menuju trigeminal kompleks, kemudian dibawa
menuju korteks untuk diinterpretasikan sebagai nyeri.

Referensi : Rukmo, Mandojo. 2017. Restorasi Estetik Veneer. Surabaya: Universitas Airlangga
Press

Hargreaves, Kenneth M dan Louis H. Berman . Cohen’s Pathways of The Pulp. 11th Edition.
Canada: Elsevier

Anda mungkin juga menyukai