Anda di halaman 1dari 3

Reiza Prabandana

17/420663/PKG/01160

MEKANISME SENSITIVITAS DENTIN


Teori-teori Sensitivitas Dentin
Teori Neural
Teori neural mengacu pada aktivasi ujung saraf yang terletak di dalam
tubulus dentin. Sinyal saraf ini dialirkan sepanjang serabut saraf aferen primer di
dalam pulpa menuju percabangan saraf dental dan kemudian diteruskan ke dalam
otak. Teori neural menganggap bahwa seluruh badan tubulus mengandung ujung-
ujung saraf bebas.

Teori Transduksi Odontoblas


Teori ini mengasumsikan bahwa odontoblas memanjang ke perifer.
Awalnya stimulus mengeksitasi prosesus odontoblas atau badan sel odontoblas.
Membran odontoblas bisa berdekatan dengan ujung-ujung saraf dalam pulpa atau
di dalam tubulus dentin dan odontoblas akan mentransmisikan sinyal eksitasi dari
ujung-ujung saraf terkait. Namun demikian, pada penelitian terakhir, Thomas
(1979) mengindikasikan bahwa prosesus odontoblas terbatas hanya sampai
sepertiga bagian dalam dari tubulus dentin. Dengan demikian, tampaknya bagian
luar dari tubulus dentin tidak mengandung elemen seluler tetapi hanya berisi
cairan dentin.

Teori Hidroninamik
Menurut teori ini, stimulus menyebabkan perpindahan cairan yang berada
di dalam tubulus dentin. Perpindahan cairan ini bisa terjadi dengan bergerak ke
arah luar atau bergerak ke arah dalam dan gangguan mekanis ini akan
mengaktifkan ujung saraf yang terdapat pada pulpa atau dentin. Brannstrom
(1992) menduga bahwa pergerakan isi tubulus cukup cepat untuk merusak bentuk
Reiza Prabandana
17/420663/PKG/01160

serabut saraf di dalam pulpa atau predentin, atau merusak sel odontoblas. Kedua
efek ini nampaknya mampu menimbulkan nyeri.
Saat ini sebagian besar peneliti setuju bahwa sesitivitas dentin disebabkan oleh
pergerakan cairan hidrodinamis sepanjang dentin yang terpajan dengan tubulus
dentin yang terbuka. Pergerakan cairan yang cepat ini, pada gilirannya
mengaktifkan saraf mekanoreseptor dari grup A di dalam pulpa.
Mathews et al. (1994) mencatat bahwa stimulus seperti rasa dingin
menyebabkan cairan bergerak menjauhi pulpa, menghasilkan respons-respons
saraf pulpa yang lebih besar dan lebih cepat dibandingkan dengan stimulus lain
seperti panas, yang menghasilkan gerakan aliran ke dalam. Hal ini menjelaskan
mengapa respons terhadap stimulus dingin lebih cepat dan lebih parah
dibandingkan dengan respons tumpul dan lambat yang timbul terhadap stimulus
panas. Dehidrasi dentin akibat semprotan udara atau kertas penyerap
menyebabkan pergerakan cairan ke arah luar dan menstimulasi mekanoreseptor
dari odontoblas, menimbulkan nyeri. Semprotan udara yang diperlama akan
menyebabkan pembentukan sumbatan protein di dalam tubulus dentin,
mengurangi pergerakan cairan dentin, sehingga akan mengurangi rasa sakit.
Nyeri yang ditimbulkan ketika larutan gula atau garam berkontak dengan dentin
yang terbuka jugadapat dijelaskan melalui pergerakan cairan dentin. Cairan
dentin memimiliki tingkat osmolaritas rendah, cenderung mengalir menuju
larutan dengan osmolaritas tinggi, dalam hal ini larutan garam dan gula .
Reiza Prabandana
17/420663/PKG/01160

PUSTAKA

Brännström M, 1992, Etiology of dentin hypersensitivity. Proceedings of the


Finnish Dental Society. ;88(Suppl 1):7–14.

Thomas ,H .F,1979, The Extent of the Odontoblast Process in Human Dentin, J


Dent Res 58:2207-2218.

Anda mungkin juga menyukai