17/420663/PKG/01160
Teori Hidroninamik
Menurut teori ini, stimulus menyebabkan perpindahan cairan yang berada
di dalam tubulus dentin. Perpindahan cairan ini bisa terjadi dengan bergerak ke
arah luar atau bergerak ke arah dalam dan gangguan mekanis ini akan
mengaktifkan ujung saraf yang terdapat pada pulpa atau dentin. Brannstrom
(1992) menduga bahwa pergerakan isi tubulus cukup cepat untuk merusak bentuk
Reiza Prabandana
17/420663/PKG/01160
serabut saraf di dalam pulpa atau predentin, atau merusak sel odontoblas. Kedua
efek ini nampaknya mampu menimbulkan nyeri.
Saat ini sebagian besar peneliti setuju bahwa sesitivitas dentin disebabkan oleh
pergerakan cairan hidrodinamis sepanjang dentin yang terpajan dengan tubulus
dentin yang terbuka. Pergerakan cairan yang cepat ini, pada gilirannya
mengaktifkan saraf mekanoreseptor dari grup A di dalam pulpa.
Mathews et al. (1994) mencatat bahwa stimulus seperti rasa dingin
menyebabkan cairan bergerak menjauhi pulpa, menghasilkan respons-respons
saraf pulpa yang lebih besar dan lebih cepat dibandingkan dengan stimulus lain
seperti panas, yang menghasilkan gerakan aliran ke dalam. Hal ini menjelaskan
mengapa respons terhadap stimulus dingin lebih cepat dan lebih parah
dibandingkan dengan respons tumpul dan lambat yang timbul terhadap stimulus
panas. Dehidrasi dentin akibat semprotan udara atau kertas penyerap
menyebabkan pergerakan cairan ke arah luar dan menstimulasi mekanoreseptor
dari odontoblas, menimbulkan nyeri. Semprotan udara yang diperlama akan
menyebabkan pembentukan sumbatan protein di dalam tubulus dentin,
mengurangi pergerakan cairan dentin, sehingga akan mengurangi rasa sakit.
Nyeri yang ditimbulkan ketika larutan gula atau garam berkontak dengan dentin
yang terbuka jugadapat dijelaskan melalui pergerakan cairan dentin. Cairan
dentin memimiliki tingkat osmolaritas rendah, cenderung mengalir menuju
larutan dengan osmolaritas tinggi, dalam hal ini larutan garam dan gula .
Reiza Prabandana
17/420663/PKG/01160
PUSTAKA