Anda di halaman 1dari 24

TUBA PATULOUS

DISUSUN OLEH :
Fidesha Nurganiah Siregar C111 11 170
Muhammad Syahir bin Tajuddin C111 12 865

PEMBIMBING :
dr. Dewi Lestari

DIBAWAKAN DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN KLINIK


PADA BAGIAN ILMU KESEHATAN THT-KL
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2017
Anatomi Tuba Patulous
■ Tuba Eustachius adalah suatu saluran yang terdiri dari mukosa, kartilago, jaringan
lunak, otot-otot perituba dan sulkus tulang sfenoid di superiornya
■ Tuba Eustachius terdiri atas kartilago pada dua pertiga anterior ke arah nasofaring
dan sepertiga posterior terdiri atas tulang ke arah kavum timpani.
■ Tempat pertemuan antara kartilago-tulang disebut ismus yang biasanya berlokasi
pada pertemuan bagian tulang dan tulang rawan
■ Otot pada tuba Eustachius terdiri atas m.tensor veli palatini, m. levator veli palatini,
m. salpingofaringeal dan m. tensor timpani. Otot-otot tersebut berfungsi untuk
membuka dan menutup tuba. Otot tensor veli palatini paling berperan pada proses
dilatasi aktif tuba
■ Pada bagian inferolateral tuba terdapat lapisan lemak disebut lemak Ostmann’s
(Ostmann’s fat pad) yang ikut membantu proses menutupnya tuba dan
perlindungan telinga tengah terhadap sekret nasofaring.
Fungsi Tuba Eustakhius
1. VENTILASI : Sebagai pengatur tekanan dari telinga tengah yang menyeimbangkan
tekanan gas di dalam telinga tengah dan tekanan atmosfir

2. PROTEKSI : Sebagai pelindung terhadap telinga tengah dari tekanan suara dan sekresi
dari rongga nasofaring

3. DRAINASE : Sebagai klirens (drainase) cairan yang dihasilkan di dalam telinga tengah
yang kemudian dialirkan ke nasofaring.
VENTILASI
■ Fungsi yang paling utama adalah sebagai regulasi tekanan (ventilasi) di dalam telinga tengah,
dimana pendengaran akan optimal jika (tekanan gas di telinga tengah relatif = tekanan udara di
kanalis meatus eksterna)
PROTEKSI
■ Sistem tuba eustakhius membantu melindungi telinga tengah dan sel-sel mastoid dengan
dua cara :
– Fungsi anatomi
– Pertahanan imunologi dan mukosiliari dari lapisan mucus membrane
KLIRENS (drainase)

■ Klirens (drainase) secret dari telinga tengah ke nasofaring dilakukan melalui dua metode
yang fisiologis :
– Mukosiliari klirens
– Muskular klirens
■ Bagian tulang rawan distal yang aktif akan mengerakkan sekresi, cairan dan kotoran ke
arah pembukaan nasofaring tabung melalui transportasi mukosiliar

■ Pada muscular klirens : akan terjadi proses pemompaan dari tuba eustakhius ketika
menutup untuk mengalirkan cairan dari telinga tengah
PATOFISIOLOGI TUBA PATULOUS
Penutupan tuba eustachius dikelola oleh faktor luminal dan ekstraluminal, yang
meliputi elastisitas intrinsik dari saluran tuba, tegangan permukaan lumen, dan
tekanan jaringan ekstraluminal
■ Penurunan berat badan (lemak ostmann’s)
■ Kehamilan : mengubah tekanan permukaan tuba eustachius karena
mengubah tegangan permukaan; estrogen yang bekerja pada prostaglandin E
mempengaruhi produksi surfaktan
■ Kerusakan tensor veli palatini setelah operasi
■ Jaringan parut di ruang postnasal karena adenoidektomi dapat
mengakibatkan traksi tuba sehingga terbuka terus-menerus
Tanda-Tanda dan Gejala
Gejala secara umum pasien dengan penyakit pada Tuba Patulous datang dengan keluhan
seperti :

■ Autophony distorsi (yaitu, abnormal persepsi napas sendiri dan suara) dengan
menggema cukup parah sehingga mengganggu produksi pecakapan, dan sensasi telinga.
Autophony adalah gejala yang paling sering dikeluhkan terkait dengan tuba patulous
■ Suara pernapasan atau menguyah terdengar kuat
■ Terasa berfluktuasi kepenuhan aural (telinga terasa penuh)
■ Tinnitus
Pemeriksaan klinis
• Membran timpani  atrofi sekunder akibat gerakan membran
timpani yang konstan dari bernapas atau mengendus
• Membran timpani yang atrofi, tipis dan bergerak pada respirasi
(la telltale diagnostic sign).
• Perubahan tekanan dalam nasofaring sangat mudah
dipindahkan ke telinga tengah sehingga pergerakan membran
timpani bisa dilihat pada waktu inspirasi dan ekpirasi
• Pergerakan ini lebih jelas jika pasien bernapas setelah menutup
lubang hidung yang bersebelahan
• Ke medial pada waktu inspirasi dan ke lateral pada waktu
ekspirasi
PEMERIKSAAN TUBA EUSTAKHIUS
1. Otoskopi Pneumatic Siegel
■ Pemeriksaan pada membrane timpani dapat menilai patensi dan juga fungsi
tuba Eustachius.
■ Terdapatnya efusi pada telinga tengah atau adanya tekanan negative yang tinggi
atau keduanya, merupakan tanda adanya disfungsi tuba eustakhius.
■ Tidak dapat digunakan untuk membedakan antara gangguan obstruksi
fungsional atau mekanikal pada tuba
2. Nasofaringoskopi
■ Membantu mendapatkan visualisasi massa (adenoid,
pertumbuhan soft tissues pada nasofaring) yang menjadi
obstruksi pada ujung faringeal tuba Eustachius
3. Timpanometri
■ Pemeriksaan obyektif untuk mengetahui kondisi
telinga tengah dan mobilitas selaput gendang
telinga dan tulang-tulang pendengaran dengan
memberikan tekanan udara yang berbeda pada
liang telinga luar dan mengukur pergerakan
membrana timpani.
Contoh hasil timpanometri
4. Tes Uji Ventilasi Tuba
TesValsava
• Meniup dengan keras dari hidung sambil hidung
dipencet dan mulut ditutup. Jika tuba terbuka maka
udara akan masuk ke dalam rongga telinga tengah
yang menekan membran timpani ke arah lateral.
Tes Toynbee
• Menelan ludah sambil hidung dipencet serta mulut
ditutup. Jika tuba terbuka maka membran timpani akan
tertarik ke arah medial
Tes Valsava
5. CT Scan
■ CT scan dalam bidang aksial telah digunakan untuk
menunjukkan adanya tuba terbuka abnormal.
6. Sonotubometry
■ Suara uji dimasukkan ke ruang depan hidung dan mikrofon dipasang ke
dalam meatus auditori eksternal. Dengan tuba terbuka abnormal, tingkat
tekanan suara di kanalis eksternal berada pada tingkat maksimum,
karena tabung tidak menutup, tidak ada penurunan mendadak dalam
suara yang ditransmisikan
Sonotubometry
PENATALAKSANAAN

■ Terapi non farmakologi :


– Mengurangi aktivitas fisik
– Meningkatkan berat badan pada penderita yang underweight
– Menghindari makanan dan obat obatan yang mengeluarkan cairan lebih dari
tubuh seperti furosemide (diuretik).

■ Terapi farmakologi :
– Tetes hidung esterogen
■ Kauterisasi dari orificium tuba eustachius.
■ Pemotongan kartilago tuba eustachius.
■ Injeksi Peri Tuba Eustachius dengan menggunakan paraffin
■ Injeksi orificium tuba dengan menggunakan Teflon
■ kauterisasi dari lumen dengan menggunakan graft lemak.
■ injeksi graft kartilago ke dalam submucosa dinding posterior dari orificium
nasofaring

PENATALAKSANAAN
BEDAH

Anda mungkin juga menyukai