Anda di halaman 1dari 57

 Tuba eustachius adalah saluran yang menghubungkan rongga telinga

tengah dengan nasofaring


Dibagi menjadi 2 bagian
Pars osseus (1/3 dari panjang tuba)
Pars cartilago (2/3 dari panjang tuba)

Pertemuan antara pars osseus dan pars cartilaginea →


bagian menyempit (isthmus)
Pars osseus
Muara → dinding anterior cavum timpani
Bagian yang selalu terbuka

Pars cartilago
Muara → nasofaring
Saat istirahat tertutup dan akan terbuka pada saat menelan,
menguap atau meniup keras
Panjang tuba
 Dewasa : 37,5 mm
 Anak <9 bulan : 17,5 mm

Anak = tuba lebih pendek, lebih lebar dan


kedudukannya lebih horizontal
• Tuba biasanya dalam keadaan tertutup
• Terbuka => oksigen diperlukan masuk ke dalam telinga
tengah atau pada saat mengunyah, menelan dan menguap
• Pembukaan tuba dibantu oleh otot tensor velli palatine
apabila perbedaan tekanan berbeda antara 20- 40 mmHg
Fungsi tuba eustachius adalah :
 Ventilasi
 Drainase sekret
 Menghalangi masuknya sekret dari nasofaring ke telinga tengah
Otoskopi pneumatik
• Pemeriksaan pada membrane timpani dapat menilai
patensi dan juga fungsi tuba Eustachius.

• Tidak dapat digunakan untuk membedakan antara


gangguan obstruksi fungsional atau mekanikal pada tuba.
PEMERIKSAAN FUNGSI TUBA
EUSTACHIUS

Nasofaringoskopi

•Membantu mendapatkan visualisasi sebarang


massa (adenoid, pertumbuhan soft tissues pada
nasofaring) yang boleh menjadi obstruksi pada
ujung faringeal tuba Eustachius
PEMERIKSAAN FUNGSI TUBA
EUSTACHIUS
Timpanometri
•Pemeriksaan obyektif untuk mengetahui kondisi telinga
tengah dan mobilitas selaput gendang telinga dan tulang-
tulang pendengaran dengan memberikan tekanan udara pada
liang telinga luar.

•Tekanan telinga tengah diukur saat istirahat, segera setelah


perasat Toynbee dan perasat Valsava.
Perasat Valsava
 Meniup dengan keras dari hidung sambil hidung
dipencet dan mulut ditutup. Jika tuba terbuka maka
udara akan masuk ke dalam rongga telinga tengah
yang menekan membran timpani ke arah lateral.
Perasat Toynbee
 Menelan ludah sambil hidung dipencet serta mulut ditutup. Jika tuba
terbuka maka membran timpani akan tertarik ke arah medial
PEMERIKSAAN FUNGSI TUBA
EUSTACHIUS
Test Politzer
Satu lubang hidung diberikan selang karet → dihubungkan
dengan kantung udara , lubang hidung lainnya ditekan dengan
jari.
Pasien diminta menelan atau menyebut secara berulang
huruf “K”
Tes (+) → membran timpani bergerak ke arah lateral.
 Tuba terus menerus terbuka, sehingga udara masuk ke
telinga tengah waktu respirasi
 Insiden = 0,3-6,6%
• 10-20% dari orang yang mengalaminya mencari bantuan
medis karena merasa begitu terganggu dengan gejalanya
• Lebih sering = wanita
• Biasanya pada remaja dan orang dewasa, jarang ditemukan
pada anak-anak
 Riwayat penderita : kehilangan berat badan yang nyata
 Penyakit kronis : rinitis atrofi, faringitis
 Gangguan fungsi otot : myastenia gravis
 Penggunaan obat anti hamil pada wanita dan penggunaan
estrogen pada laki-laki
• Gangguan neurologis yang dapat menyebabkan atrofi otot
(misalnya, stroke, multiple sclerosis, penyakit motor
neuron)
Keluhan
 Rasa penuh atau rasa tersumbat dalam telinga
 Autofoni (gema suara sendiri terdengar lebih keras)
• Vertigo dan gangguan pendengaran juga dapat
terjadi
Pemeriksaan klinis
• Membran timpani  atrofi sekunder akibat gerakan membran timpani
yang konstan dari bernapas atau mengendus
• Membran timpani yang atrofi, tipis dan bergerak pada respirasi (a
telltale diagnostic sign).
• Perubahan tekanan dalam nasofaring sangat mudah dipindahkan ke
telinga tengah sehinggakan pergerakan membran timpani bisa dilihat
pada waktu inspirasi dan ekpirasi
• Pergerakan ini lebih jelas jika pasien bernapas setelah menutup lubang
hidung yang bersebelahan
• Ke medial pada waktu inspirasi dan ke lateral pada waktu ekspirasi
Pemeriksaan penunjang
• CT scan dalam bidang aksial
 Timpanometri = mendeteksi gerakan dari membran
timpani
 Sonotubometri
SONOTUBOMETRI
TIMPANOMETRI
• Pemberian obat topikal (obat nasal) dengan antikolinergik mungkin
efektif

• Estrogen (Premarin) tetes hidung (25 mg dalam 30 mL normal saline, 3


tetes) atau obat oral larutan jenuh kalium iodida (10 tetes dalam segelas
jus buah) telah digunakan untuk menginduksi pembengkakan pada
pembukaan tuba eustachius.

• Bila tidak berhasil dapat dipertimbangkan untuk memasang pipa


ventilasi (Grommet).
 Jarang dijumpai
 Otot-otot palatum mengalami kontraksi ritmik
secara berkala
• Hal ini menimbulkan bunyi “klik” pada telinga
pasien dan kadang-kadang dapat terdengar oleh
pemeriksa
Penyebab
Pasti → tidak diketahui
Lesi vaskular
Sklerosis multipel
Aneurisma arteri vertebralis
Tumor
Lesi di batang otak atau serebelum
Pengobatan
Biasanya tidak diperlukan
Dapat dipertimbangkan → insisi otot tensor timpani telinga tengah
Definisi
 Kelainan bawaan yang terjadi oleh karena tidak
adanya penyatuan secara normal dari palatum pada
proses embrional, dimana terjadi kegagalan
penutupan penonjolan frontonasal, maksilaris dan
mandibularis baik secara sebagian atau sempurna.
 Disfungsi tuba eustachius akibat hilangnya
penambat otot tensor veli palatini.
 Ketidakmampuan membuka tuba → ventilasi
telinga tengah tidak memadai → peradangan
 Tidak dikoreksi, otot menjadi terhambat dalam
kontraksinya untuk membuka tuba eustachius pada
saat menelan
Insidens penyakit telinga tengah pada anak dengan palatoskisis menjadi
sangat ↑ mulai dari :
Otitis media serosa berulang
Timpanosklerosis
Otitis media supuratif kronik
 Insidens kelainan telinga tengah hampir 100% pada
3 bulan pertama kehidupan
 Pertengahan usia belasan, insidens otitis media
serosa menjadi berkurang
 Banyak remaja mengalami gangguan pendengaran
konduktif dan membran timpani tampak abnormal
 Penanganan otologik memerlukan pengobatan
penyakit telinga secara dini
 Koreksi bedah dari palatoskisis sesegera mungkin
→ fungsional
 Banyak anak memerlukan pemasangan tuba
ventilasi secara berulang, seringkali dipasang tuba
yang tahan lama
Etiologi
 Peradangan di nasofaring
 Peradangan adenoid
 Tumor nasofaring : gejala klinik awal pada
penyumbatan tuba adalah terbentuknya cairan pada
telinga tengah (otitis media serosa)
 Setiap pasien dewasa dengan otitis media serosa kronik
unilateral harus dipikirkan kemungkinan → karsinoma
nasofaring

Sumbatan mulut tuba di nasofaring


 Tampon posterior hidung (Bellocq tampon)
 Sikatriks yang terjadi akibat trauma operasi (adenoidektomi)
Penatalaksanaan
 Terapi kausal
 Nasal dekongestan lokal dan diatermia
 Miringotomi
 Pipa ventilasi (Grommet)
Definisi
 Keadaan dengan terjadinya perubahan tekanan yang tiba-tiba di luar
telinga tengah sewaktu di pesawat terbang atau menyelam, yang
menyebabkan tuba gagal untuk membuka
Perbedaan tekanan > 90 cmHg → tuba tidak bisa dibuka → tekanan
negatif → cairan keluar dari pembuluh darah kapiler mukosa → p.darah
ruptur → terisi dengan cairan + darah
Gejala klinis
 Nyeri pada telinga
 Rasa tidak nyaman pada salah satu atau kedua
telinga
 Penurunan pendengaran ringan
 Rasa penuh telinga
Jika kondisi ini terus memburuk dan berlangsung
berkepanjangan
 Nyeri ekstrim pada telinga
 Merasa ada tekanan dalam telinga (di dalam air)
 Penurunan pendengaran sedang – berat
 Pusing (vertigo)
 Keluarnya darah atau cairan yang berasal dari telinga,
menunjukkan telah terjadi ruptur membran timpani
Klasifikasi
Barotrauma Ascending
Pesawat terbang tinggi → tekanan udara atmosfer
berkurang → gas dalam telinga tengah mengembang
(hukum Boyle) → tuba tidak terbuka → tekanan
dalam telinga tengah (+) → mendorong membran
timpani ke arah lateral (bombans/bulging)
Klasifikasi
Barotrauma Descending
Pesawat turun → tekanan atmosfer akan meningkat
→ volume telinga tengah (-) → membran timpani
tertarik ke medial (retraksi)
Berdasarkan lokasi
 Barotrauma telinga luar
 Barotrauma telinga tengah
 Barotrauma telinga dalam (implosive, explosive)
Penatalaksanaan
•Antihistamin : dapat membataskan jumlah produksi mucus
yang dihasilkan
•Dekongestan : mengeringkan mucus pada hidung
•Antibiotik : dapat mencegah infeksi telinga sekiranya
barotrauma berat
•Miringotomi dan bila perlu memasang pipa ventilasi
(Grommet).
Pencegahan
•Mengunyah permen karet atau perasat Vasalva terutama
ketika pesawat mulai turun mendarat
•Jangan tidur sewaktu pesawat mulai mahu mendarat
•Elakkan menaiki pesawat atau menyelam jika sedang
terkena infeksi saluran napas atas
Komplikasi
•Nyeri telinga bisa memburuk
•perforasi membrane timpani dapat menutup sendiri dalam
beberapa minggu
•Mudah terkena infeksi akut telinga
•Gangguan pendengaran
•Vertigo

Anda mungkin juga menyukai