Myoklonus Palatal
Myoklonus palatal ialah konstraksi
ritmik dari otot palatum yang terjadi
secara periodik. Hal ini menimbulkan
bunyi Klik dalam telinga pasien dan
kadang kadang dapat didengar oleh
pemeriksa. Keadaan jarang terjadi
penyebab yang pasti belum diketahui.
Biasanya
tidak
memerlukan
pengobatannya
Obstruksi Tuba
Obstruksi tuba dapat terjadi oleh
berbagai kondisi, seperti peradangan
di nasofaring, peradangan adenoid
atau tumor nasofaring. Gejala klinik
awal timbul pada penyumbatan tuba
oleh tumor adalah terbentuknya
cairan pada telinga tengah (otitis
media serosa). Oleh karena itu setiap
pasien dewasa dengan otitis media
serosa
kronik
unilateral
harus
dipikirkan
kemungkinan
adanya
karsinoma nasofaring
OTITIS MEDIA
Otitis media adalah peradangan
sebagian atau seluruh mukosa telinga
tengah, tuba Eustachius, antrum
mastoid dan sel sel mastoid
Otitis media terbagi atas otitis media
supuratif dan otitis media non
supuratif (=otitis media serosa, otitis
media
sekretoria,
otitis
media
musinosa, otitis media efusi (OME)
Masing
masing
golongan
mempunyai bentuk akut dan kronis,
yaitu otitis media supuratif akut (otitis
media akut = OMA) dan otitis media
supuratif kronis (OMSK ). Begitu pula
otitis media serosa terbagi menjadi
otitis media serosa akut (barotrauma
= aerotitis) dan otitis media serosa
kronis. Selain itu terdapat juga otitis
media spesifik, seperti otitis media
tuberkulosa atau otitis media sifilitika.
Otitis media yang lain ialah otitis
media adhesiva
Karena
fungsi
tuba
Eustachius
terganggu, pencegahan invasi kuman ke
dalam telinga tengah juga terganggu,
sehingga kuman masuk ke dalam telinga
tengah dan terjadi peradangan
Dikatakan
juga,
bahwa
pencetus
terjadinya OMA ialah infeksi saluran
nafas atas.
Pada anak, makin sering anak terserang
infeksi saluran nafas, makin besar
kemungkinan terjadinya OMA. Pada bayi
terjadinya OMA dipermudah oleh karena
tuba Eustachiusnya pendek, lebar dan
agak horizontal letaknya
Patologi
Kuman penyebab utama pada OMA
ialah
bakteri
piogenik,
seperti
Streptokokus hemolitikus, Stafilokokus
aureus, pneumokokus. Selain itu
kadang kadang ditemukan juga
Hemofilus influenza, Esheria Colli,
Streptococus anhemoliticus, Proteus
Vulgaris
dan
Pseudomonas
aurugenosa
Hemofilus influenza sering ditemukan
pada anak yang berusia di bawah 5
STADIUM OMA
Perubahan mukosa telinga tengah
sebagai akibat infeksi dapat dibagi
atas 5 stadium :
1.Oklusi tuba Eustachius
2.Hiperemis
3.Supurasi
4.Perforasi
5.Resolusi.
Keadaan
ini
berdasarkan
pada
gambaran membran timpani yang
diamati melalui liang telinga luar
Stadium
Hiperemis
Pressupurasi)
(Stadium
Stadium Supurasi
Edem yang hebat pada mukosa
telinga tengah dan hancurnya sel
epitel superfisial serta terbentuknya
eksudat yang purulen di kavum
timpani,
menyebabkan
membran
timpani menonjol (bulging) ke arah
liang telinga luar.
Pada keadaan ini pasien tampak
sangat
sakit,
nadi
dan
suhu
meningkat serta rasa nyeri di telinga
bertambah hebat
Terapi
Pengobatan OMA tergantung pada
stadium penyakitnya
Pada stadium okulasi pengobatan
terutama bertujuan untuk membuka
kembali tuba Eustachius, sehingga
tekanan negatif di telinga tengah
hilang. Untuk ini diberikan obat tetes
hidung. HCl efedrin 0,5% dalam
larutan fisiologik (anak < 12 tahun)
atau HCl efedrin 1% dalam larutan
fisiologik untuk yang berumur di atas
12 tahun dan pada orang dewasa
Terapi
awal
diberikan
penisilin
intramuskular
agar
didapatkan
konsentrasi yang adekuat di dalam
darah,
sehingga
tidak
terjadi
mastoiditis
yang
terselubung,
gangguan
pendengaran
sebagai
gejala
sisa
dan
kekambuhan.
Pemberian
antibiotika
dianjurkan
minimal 7 hari, bila pasien alergi
terhadap penisilin, maka diberikan
eitromisin
Pada
stadium
resolusi,
maka
membran timpani berangsur normal
kembali, sekret tidak ada lagi dan
perdorasi membran timpani menutup
Bila tidak terjadi resolusi biasanya
akan tampak sekret mengalir di liang
telinga luar melalui perforasi di
membran timpani. Keadaan ini dapat
disebabkan karena berlanjutnya edem
mukosa telinga tengah. Pada keadaan
demikian antibiotika dapat dilanjutkan
sampai 3 minggu.
Komplikasi
Sebelum ada antibiotika, OMA dapat
menimbulkan komplikasi, yaitu abses
subperiosteal sampai komplikasi yang
berat (meningitis dan abses otak)
Sekarang setelah ada antibiotika,
semua jenis komplikasi itu bisanya
didapatkan sebagai komplikasi dari
OMSK
MERINGOTOMI
Miringotomi ialah tindakan insisi pada
pars tensa membran timpani, agar
terjadi drenase sekret dari telinga
tengah ke liang telinga luar.
Istilah miringotomi sering dikacaukan
dengan parasentesis. Parasentesis
sebetulnya
berarti
punksi
pada
membran timpani untuk mendapatkan
sekret
guna
pemeriksaan
mikrobiologik (dengan semprit dan
jarum khusus)
Miringotomi
merupakan
tindakan
pembedahan kecil yang dilakukan
dengan syarat tindakan ini harus
dilakukan
secara
avue
(dilihat
langsung), anak harus tenang dan
dapat dikuasai, (sehingga membran
timpani dapat dilihat dengan baik).
Lokasi miringotomi ialah dikuadran
posterior-inferior. Untuk tindakan ini
haruslah memakai lampu kepala yang
mempunyai sinar cukup terang,
memakai corong telinga yang sesuai
dengan besar liang telinga dan pisau
parasentesis
yang
digunakan
Komplikasi Miringotomi
Komplikasi miringotomi yang mungkin
terjadi ialah perdarahan akibat trauma
pada liang telinga luar, dislokasi
tulang pendengaran, trauma pada
fenestra rotundum, trauma pada
n.fasialis,
trauma
pada
bulbus
jugulare (bila ada anomali letak).
Mengingat kemungkinan komplikasi
itu, maka dianjurkan untuk melakukan
miringotomi dengan norkosis umum
dan memakai mikroskop.
Tindakan
miringotomi
dengan
memakai mikroskp, selain aman,
dapat juga untuk mengisap sekret dari
telinga tengah sebanyak-banyaknya.
Hanya dengan cara ini biayanya lebih
mahal.
Bila terapi yang diberikan sudah
adekuat, sebetulnya miringotom tidak
perlu dilakukan, kecuali bila jelas
tampak adanya nanah di telinga
tengah.
Dewasa
ini
sebahagian
ahli
berpendapat bahwa miringotomi tidak
perlu dilakukan, apabila terapi yang
adekuat
sudah
dapat
diberikan
(antibiotika yang tepat dan dosis
cukup).
Komplikasi
parasentesis
kurang lebih sama dengan komplikasi
miringotomi.