Anatomy singkat
• Tuba eustachius nama lain tuba auditory, atau tuba faringotympanic
• +-36 mm , kemiringan 45 derajat pada dewasa
• Run forward downward medially
• 2 part bony dan fibrocartilaginous
• Bagian fibrocartilaginous melipat menjadi bagian roof dan medial lamina
• Lateral lamina terbentuk dari jaringan fibrous
• The cartilage at this end raises an elevation called torus tubarius, which is situated in the lateral wall of the
nasopharynx, 1–1.25 cm behind the posterior end of inferior turbinate.
Otot terkait
tensor veli palatini, levator veli palatini and salpingopharyngeus
TVP melekat pada lateral lamina dari tube yang ketika berkontraksi akan membuat tuba terbuka dilator
tube muscle
Peran dari LVP dan SP masih diragukan dalam pembukaan tuba
LVP merupakan otot yang berjalan pararel dan inferior pada tuba pars kartilago yang dimana ketika kontraksi
ia akan mendorong tuba upward dan medial yang akan membantu membuka tuba
Tanda :
5. Retracted membrane timpani
6. Congestion (jadi karena tertariknya MT
sampai menempel pada maleus dan pars
tensa)
7. Transudate (dibelakang MT)
8. Bisa ada CHL
9. Pada kasus yang parah seperti barotrauma
(bisa ada hemotympanum)
Adenoids
• Bagaimana cara adenoid mempengaruhi tuba?
Otitis media with effusion is common in these patients. Even after repair of the cleft palate deformity,
many of them require insertion of grommets to ventilate the middle ear.
Down syndrome
• Pada down syndrome terdapat penurunan fungsi dari M. TVP dan bentuk abnormal dari nasofaring
• Iya gitu aja wkwk
RETRACTION POCKETS AND
EUSTACHIAN TUBE
• Pada ventilasi udara masuk melalui tuba ke telinga tengah lalu udara akan ke attic, aditus, antrum dan
mastoid air cell
RETRACTION POCKETS AND
EUSTACHIAN TUBE
• Mesotympani berhubungan dengan attic melalui 2 penyempitan (isthmus) yaitu anterior dan posterior
• Anterior antara tendon dari m.tensor timpani dan stapes
• Posterior m. stapedius dan pyramid dan prosesus dari incus
RETRACTION POCKETS AND
EUSTACHIAN TUBE
1. Obstruction of eustachian tube → Total atelectasis
of tympanic membrane.
2. Obstruction in middle ear → Retraction pocket in
posterior part of middle ear while anterior part is
ventilated.
3. Obstruction of isthmi → Attic retraction pocket.
4. Obstruction at aditus → Cholesterol granuloma
and collection of mucoid discharge in mastoid air
cells, while middle ear and attic appear normal.
• Principles of management of retraction pockets
and atelectasis of middle ear would entail
correction/repair of the irreversible pathologic
processes and establishment of the ventilation.
PATULOUS EUSTACHIAN TUBE
• Unknown
• Paling sering terjadi pada rapid weight loss, pregnancy third trimester, multiple sclerosis
• Gejala yang sering dikomplain mendengar nafas sendiri, autophony (mendengar suara sendiri). disini
dalam arti yang lebih dari biasanya, lebih sensitive, lebih intens.
• Akut biasa self limiting
• Weight gain, Potassium iodide, pada kasus yang kronis dan lama bisa dilakukan kauterisasi dan insersi
grommet tube
Examination
• pharyngeal end Posterior rhinoscopy, rigid nasal endoscope or flexible nasopharyngoscope
• Tymphanic end : dengan endoscope, middle ear endoscope
• Kalau dengan otoscope untuk melihat adanya retraksi pada MT
Chapter 10
ACUTE SUPPURATIVE OTITIS MEDIA
• Definisi inflamasi akut pada telinga tengah oleh organisme pyogenic middle ear implies middle ear cleft,
i.e. eustachian tube, middle ear, attic, aditus, antrum and mastoid air cells.
• Etiologi infant dan anak anak pada kondisi sosioekonomi rendah. Sering kali diawali oleh infeksi virus
diikuti oleh organisme yang menginvasi telinga tengah
• Rute infeksi tuba (pada anak anak lebih pendek, lebar dan landai). Pada saat menyusui melalui ASI atau
botol, pada posisi horizontal akan membuat cairan masuk ke tuba. Pada orang yang sering berenang juga
bisa . Rute kedua adalah melalui telinga luar misalnya saat ada trauma lalu infeksi masuk melalui gendang
telinga yang perforasi. Yang terakhir melalui darah (uncommon)
ACUTE SUPPURATIVE OTITIS MEDIA
• Faktor predisposisi
1. Recurrent attacks of common cold, upper respiratory tract infections and exanthematous fevers like measles,
diphtheria or whooping cough.
2. Infections of tonsils and adenoids.
3. Chronic rhinitis and sinusitis.
4. Nasal allergy.
5. Tumours of nasopharynx, packing of nose or nasopharynx for epistaxis.
6. Cleft palate.
ACUTE SUPPURATIVE OTITIS MEDIA
• Faktor predisposisi
Secara bacteriology, organisme yang umum menyebabkan OMA Streptococcus pneumoniae (30%),
Haemophilus influenzae (20%) and Moraxella catarrhalis (12%). Other organisms include Streptococcus
pyogenes, Staphylococcus aureus and sometimes Pseudomonas aeruginosa
ACUTE SUPPURATIVE OTITIS MEDIA
Clinical features
1. Stadium oklusi terjadinya edema dan hyperemia pada nasofaring dekat dengan tuba eustachius kan
membuat sumbatan pada tuba eustachius yang nantinya akan menimbulkan tekanan negative retraksi
dan efusi. Gejala : penurunan pendengaran, nyeri telinga. Biasanya belum demam. Tanda dilihat dengan
otoscope : lebih prominance prosesus lateral dari maleus, CoL hilang, membrane timpani retracted
2. Stadium presupurasi / hiperemis tubal occlusion prolong pyogenic organism invade cavitas jadi
hiperemis MT jadi congesti (memerah) bisa muncul eksudat juga. Gejala nyeri telinga yang bahkan
sampai mengganggu tidur. Penurunan pendengaran dan tinnitus bisa muncul, namun biasanya pada
dewasa. Pada anak anak bisa muncul demam, dan gelisah. Tanda muncul kemereahan dari pars tensa
sepanjang maleus (cartwheel app).
ACUTE SUPPURATIVE OTITIS MEDIA
Clinical features
3. Stadium supurasi dari kata supurasi artinya sudah ada kumpulan pus pada telinga tengah dan beberapa
ekstensi ke mastoid. Ciri khas bulging. Gejala nyeri telinga lebih sakit lagi, penurunan pendengaran
semakin berat, demam pada anak anak, bisa muncul mual. Tanda MT merah dan bulging
ACUTE SUPPURATIVE OTITIS MEDIA
• Clinical features
Stadium resolusi MT rupture pus keluar, gejala nyeri berkurang. Jika tatalaksana benar maka sebelum
rupture seharusnya sudah membaik. Gejala nyeri telinga membaik, demam menurun (pada anak anak
biasanya yang tadinya nangis jadi tenang). Tanda ada cairan pada liang telinga berupa pus maupun darah.
Biasanya perforasi terjadi pada anteroinferior pars tensa
ACUTE SUPPURATIVE OTITIS MEDIA
• Clinical features
Stadium komplikasi ketika virulensi organism tinggi atau resisten resolusi mungkin tidak ada terjadi, dan
malah akan menyebar ke struktur telinga tengah yang lain. Hal ini bisa mengarah ke mastoiditis akut, abses
subperiosteal, meningitis, abses otak, sinusitis.
ACUTE SUPPURATIVE OTITIS MEDIA
• Tatalaksana
1. Antibacterial therapy.
ACUTE SUPPURATIVE OTITIS MEDIA
• Tatalaksana
1. Antibacterial therapy.
Diindikasikan pada semua kasus dengan demam dan nyeri telinga berat.
As the most common organisms are S. pneumoniae and H. influenzae, the drugs which are effective in acute
otitis media are ampicillin (50 mg/kg/day in four divided doses) and amoxicillin (40 mg/kg/day in three divided
doses)
Yang alergi? cefaclor, co-trimoxazole or erythromycin
Pada kasus kasus seperti bakteri Beta-lactamase H. influenzae or M. catarrhali amoxicillin clavulanate,
augmentin, cefuroxime axetil or cefixime may be used
Minimum AB adalah 10 hari MT Kembali normal, pendengaran kembali. Tapi kebanyakan pasien 3 hari
langsung minta rujukan ke THT . Kalau AB berhenti tiba tiba karena telinga sudah merasa enak? may lead
to secretory otitis media and residual hearing loss.
ACUTE SUPPURATIVE OTITIS MEDIA
2. DECONGESTANT NASAL DROPS
Ephedrine nose drops (1% dewasa 0,5 % anak) atau oxymetazoline untuk mengatasi edema
4. Analgesic
pct to reduce pain dan fever
5. Ear toilet
drymopped with sterile cotton buds and a wick moistened with antibiotic may be inserted.
ACUTE SUPPURATIVE OTITIS MEDIA
6. Dry local heat
Mengurangi nyeri
7. Myringotomy
Insisi MT jika bulging dan nyeri akut. Yang kedua jika incomple resolution dengan AB. Yang ketiga ada
persisten efusi dalam 12 minggu.
ACUTE SUPPURATIVE OTITIS MEDIA
ACUTE NECROTIZING OTITIS MEDIA
Variasi dari otitis media supuratif akut
Paling sering ditemukan pada anak anak dengan measles, scarlet fever or influenza
Causative organism is β-haemolytic streptococcus.
Rapid destruction of MT annulus, mucosa of promontory, ossicular chain and even mastoid air cells.
Tatalaksana : early institution of antibacterial therapy. It is continued for at least 7–10 days. Cortical
mastoidectomy jika ada indikasi
Otitis media with effusion
• SYN. SEROUS OTITIS MEDIA, SECRETORY OTITIS MEDIA, MUCOID
OTITIS MEDIA, “GLUE EAR”
Merupakan kondisi yang perlahan tidak terdeteksi akumulasi cairan pada celah telinga tengah
Bisa kental maupun cair
Biasanya terjadi pada anak anak sekolah
Otitis media with effusion
Patogenesis
Ada 2
1. Malfungsi dari Tuba eustachius seperti sudah dijelaskan sebelumnya
2. Peningkatan aktivitas secretorik pada mucosa telinga tengah
Otitis media with effusion
Etiologi
1. Malfungsi tuba
Bisa karena
a. Adenoid hyperplasia
b. Chronic rhinitis and sinusitis
c. Chronic tonsillitis menghambat pergerakan dari palatum mole menghambat pergerakan dari
pembukaan tuba
d. Tumor of nasopharynx
e. Defect palatum
Otitis media with effusion
Etiologi
2. Allergy
Seasonal dan tahunan allergy edema memblock tuba. Bisa juga mekanisme karena alergi meningkatkan
sekresi cairan pada telinga tengah sebagai shock organ
3. Unresolved otitis media
Antibiotik yang tidak adekuat pada OMA, mungkin bisa membuat infeksi menjadi inaktif namun gagal untuk
kembali seperti semula. Low grade infection on stimulus untuk mukosa menghasilkan secret
4. Viral infections
Varian adeno – dan rhinovirus bisa menginvasi telinga tengah dan membuat stimulus
Otitis media with effusion
Clinical features
1. Gejala (biasanya mengenai usia 5-8 tahun)
a. Hearing loss (bisa menjadi satu-satunya gejala). Biasanya gejala tersembunyi namun tidak melebihi 40
decibel
b. Delayed dan defective speech karena ada hearing loss maka kemampuan bicara menurun
c. Mild earches perlu digali apakah history dari ispa yang disertai dengan nyeri telinga sebelumnya.
2. Penemuan otoscopic
MT biasanya menjadi dull atau opak dengan CoL hilang. Bisa menjadi
warna kuning, abu abu, atau kebiruan. Bisa terlihat blood vessel tipis
pada maleus dan perifernya. MT bisa ada retraksi dam bulging. Terakhir
bisa ada bubbles.
Otitis media with effusion
Hearing test
1. Tuning fork CHL
2. Audiometry CHL 20-40 db, kadang ada SNHL karena cairan menekan round window sehingga getaran
tidak terjadi . Gejala hilang dengan evakuasi cairan
3. Impendance audiometry type B
4. X-ray mastoid
Otitis media with effusion
Treatment
1. Decongestant
2. Antialergic
3. Antibiotic berguna pada ispa dan unresolved case
4. Middle ear aeration pasien perform valsava manuever terkadang butuh batuan politzerization or
eustachian tube catheterization, pada anak anak dibantu mengunyah permen karet
Otitis media with effusion
Treatment
1. Myringotomy insisi dan aspirasi. Jika ada mucus kental bisa diaplikasikan saline atau mucolitik biasanya
ada 2 insisi yaitu pada anteroinferior dan anterosuperior
2. Grommet insertion jika myringotomy dan aspirasi tidak membantu dan cairan tetap ada, bisa dipasang
grommet untuk aerasi pada telinga tengah
Otitis media with effusion
Treatment
3. Tympanotomy or cortical mastoidectomy terkadang dibutuhkan untuk menyingkirkan cairan
4. Surgical treatment for causative Adenoidectomy, tonsillectomy and/or wash-out of maxillary antra may be
required
Otitis media with effusion
Biofilm
Mekanisme pertahanan bakteri yang dimana bakteri akan menempel pada material lalu akan membentuk
layer dan akan menghadang masuknya sel sel darah putih antibody, antibiotic namun bisa menyalurkan
nutrient untuk bakteri.
Pada divisi THT chronic otitis media with effusion, chronic rhinosinusitis, and tonsil and adenoid infections.
They also form on tympanostomy tubes, stents and catheters kept for a long time
SEQUELAE OF CHRONIC SECRETORY
OTITIS MEDIA
1. ATROPHIC TYMPANIC MEMBRANE AND ATELECTASIS OF THE MIDDLE
EAR.
2. OSSICULAR NECROSIS 50 db
3. TYMPANOSCLEROSIS
4. RETRACTION POCKETS AND CHOLESTEATOMA
5. CHOLESTEROL GRANULOMA
RECURRENT ACUTE OTITIS MEDIA
Rentan usia 6 bulan – 6 tahun
Bisa sampai 5 kali setahun
Biasanya setelah ISPA
Keadaan rekuren terkadang sebelumnya masih ada efusi telinga tengah
Penyebab tersering recurrent sinusitis, velopharyngeal insufficiency, hypertrophy of adenoids, infected
tonsils, allergy and immune deficiency
Menyusui juga bisa jika posisi supinasi namun tidak dinaikkan kepalanya.
RECURRENT ACUTE OTITIS MEDIA
Tatalaksana
Mekanisme
Sama halnya seperti prinsip fisika, udara akan mengalir dari tekanan tinggi ke rendah, jika tekanan pada
telinga tengah tinggi maka tuba akan terbuka untuk menyeimbangkan tekanan begitu pula sebaliknya
namun butuh bantuan seperti valsava manuever atau menelan atau menguap.
Pada peningkatan tekanan nasopharynx >90 mmHg tuba akan “locked” karena soft tissue terdorong ke
lumen
Pada tuba yang sudah edema perbedaan tekanan sedikit saja bisa menyebabkan “locking”
Sudden negative pressure in the middle ear causes retraction of tympanic membrane, hyperaemia and
engorgement of vessels, transudation and haemorrhages
AERO-OTITIS MEDIA (OTITIC
BAROTRAUMA)
CLINICAL FEATURES
Nyeri telinga hebat, hearing loss, tinnitus. Vertigo jarang
Mt retraksi
Telinga tengah dapat tampak air bubbles, hemoragic effusion, biasanya CHL
TATALAKSANA
catheterization or politzerization.
Pada kasus ringan nasal decongestant atau nasal or oral antihistamin
Myringotomy untuk unlock kalau tx lain tidak bisa
AERO-OTITIS MEDIA (OTITIC
BAROTRAUMA)
1. Avoid air travel in the presence of upper respiratory infection or allergy.
2. Swallow repeatedly during descent. Sucking sweets or chewing gum is useful.
3. Do not permit sleep during descent as number of swallows normally decrease
during sleep.
4. Autoinflation of the tube by Valsalva should be performed intermittently
during descent.
5. Use vasoconstrictor nasal spray and a tablet of anti histaminic and systemic
decongestant, half an hour before descent in persons with previous history of
this episode
6. In recurrent barotrauma, attention should be paid to nasal polyps, septal
deviation, nasal allergy and chronic sinus infections.