Anda di halaman 1dari 9

GENRE Vol. 1 No.

1 Tahun 2019 | 27 – 35

UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN


GENRE
http://journal2.uad.ac.id/index.php/genre/index

Peningkatan Keterampilan Menulis Cerita Fabel dengan


Menggunakan Model Picture and Picture di Kelas VII SMP Global
Prima National Plus School Tahun Pelajaran 2018/2019

Mesrani Ndurua1*, Monika Magdalena Sinagaa2, Lidya Christmawanti Sinagaa3, Ermina Waruwua4
a
Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Prima Indonesia
1
mesraninduru@gmail.com; sinagamonika43@gmail.com; lidyachristmawanti@gmail.com; erminawaruwu@unprimdn.ac.id

Informasi artikel ABSTRAK


Sejarah artikel: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas proses, kualitas hasil dan
Diterima : 8 Juli 2019 peningkatan pembelajaran menulis cerita fabel dengan menggunakan model
Revisi : 8 Agustus 2019 pembelajaran Picture and Picture. Permasalahan penelitian muncul ketika peneliti
Dipublikasikan : 30 Agustus 2019 mewancarai guru bahasa Indonesia di kelas VII SMP Global Prima Nasional Plus
Kata kunci: School bahwa hasil pembelajaran menulis siswa masih rendah 75 dan belum
Menulis mencapai kriteria ketuntasan minimal. Untuk menjawab permasalahan penelitian,
Cerita Fabel peneliti melakukan penelitian menggunakan model pembelajaran Picture and
Pembelajaran Picture dalam meningkatan pembelajaran menulis siswa. Peneliti menggunakan
Picture and Picture pendekatan Penelitian Tindakan Kelas dan menggunakan metode pengumpulan
data dengan cara observasi dan Tes. Instrumen penelitian terdiri atas pedoman
penilaian observasi baik untuk siswa maupun peneliti dan pedoman penilaian hasil
kerja siswa dalam menulis cerita fabel. Subyek penelitian (responden) yakni siswa
kelas VII-A SMP GLOBAL PRIMA NATIONAL PLUS SCHOOL. Data
dianalisis dengan teknik analisis deskriptif kualitatif dan analisis deskriptif
kuantitatif.Berdasarkan langkah kerja metodologi penelitian, diperoleh hasil
penelitian yakni a) Siklus I dengan kualitas proses pembelajaran ketuntasan
klasikal yakni 74,07%, kualitas hasil 59,25% dan kualitas peneliti dalam
menggunakan model pembelajaran 45 %, b) Siklus II (dua) dengan kualitas proses
ketuntasan klasikal 88,88%, kualitas hasil 92,59% sertakualitas peneliti
menggunakan model pembelajaran menjadi 100 %. Ada peningkatan pembelajaran
yakni peningkatan proses dan hasil belajar siswa dari siklus I, 59,25 % ke Siklus
II menjadi 92,59 %, dengan persentasi peningkatan 33,34 %. Oleh karena itu
model pembelajaran model Picture and Picture dapat membantu memperbaiki
proses pembelajaran sehingga tujuan pembelajaran tercapai maksimal.
ABSTRACT
Key word: This study aims to determine the quality of the process, the quality of results and
Writing the improvement of learning to write fables using picture and picture learning
Fable Stories model. The problem of the research arose when the researcher interviewed
Learning Indonesian teachers in class VII-A of the GLOBAL PRIMA NATIONAL PLUS
Picture and Picture SCHOOL Middle School that the student's learning outcomes were still low 75
and still not reached the minimum completeness criteria. To answer the problems
of the research, researchers conducted research using picture and picture learning
models in improving student writing learning. The researcher used an action
classroom research approach and used data collection methods by means of
observation and tests. The research instrument consists of guidelines for observing
observations for both students and researchers and guidelines for evaluating
student work in writing fable stories. The research subjects (respondents) were the
GLOBAL PRIMA NATIONAL PLUS SCHOOL. The data were analyzed by
qualitative descriptive analysis techniques and quantitative descriptive analysis.
Based on the methodology of the research, result of the research were obtaineda)
Cycle I (one) with classical completeness quality process 74.07%, quality of result
59.25% and the quality of researchers using 45% learning models, b) Cycle II
(two) with quality process classical completeness 88.88%, quality of results
92.59% and the quality of researchers using the learning model to be 100%. There
is an increase in learning, namely an increase in process and student learning

27|GENRE
outcomes from cycle I, 59.25% to cycle II being 92.59%, with a increase
percentage of 33.34%. Therefore the model of picture and picture learning model
can help improve the learning process so that learning objectives are maximized.

Pendahuluan kurang berbakat dalam menulis cerita fabel, dan


model pembelajaran yang digunakan kurang menarik.
Pada pembelajaran Bahasa Indonesia, seseorang Berdasarkan pertimbangan tersebut, penelitian
diharapkan mampu menguasai beberapa berusaha untuk memberikan alternatif strategi atau
keterampilan.Empat keterampilan dalamBerbahasa model pembelajaran menulis yang kreatif dan inovatif.
Indonesia adalah menyimak, berbicara, membaca dan Untuk mendukung hal tersebut, maka
menulis. Keterampilan menulis sebagai salah satu cara pembelajaran yang sesuai, salah satunya adalah model
berkomunikasi dapat diartikan sebagai kemampuan pembelajaran menggunakan model pembelajaran
siswa dalam menyampaikan tujuan kepada pembaca Picture and Picture dalam pembelajaran menulis cerita
dengan menggunakan bahasa tulis yang baik dan fabel. Model pembelajaran picture and picture
benar, sehingga apa yang ditulis dan disampaikan merupakan penunjukan detail-detail dalam bentuk
sesuai dengan apa yang diinginkan. gambar sebagai media dalam proses pembelajaran.
Menurut Dalman (2014:3) menulis merupakan Gambar-gambar ini menjadi faktor utama dalam
sebuah proses kreatif menuangkan gagasan dalam proses pembelajaran, sehingga sebelum proses
bentuk bahasa tulis dalam tujuan, misalnya pembelajaran guru sudah menyiapkan gambar yang
memberitahu, meyakinkan, atau menghibur. Hasil relevan dengan kompetensi dasar untuk
dari proses kreatif ini bisa disebut dengan istilah ditampilkan.Menurut Aris Shoimin 2016: 122) “
karangan atau tulisan. Menulis juga dapat dikatakan Model Picture and Picture merupakan suatu model
sebagai kegiatan merangkai huruf menjadi kata atau belajar menggunakan gambar dan dipasangkan atau
kalimat untuk disampaikan kepada orang lain. diurutkan menjadi urutan logis. Model Pembelajaran
Sehingga orang lain dapat memahaminya. Dalam hal ini mengandalkan gambar yang menjadi faktor utama
ini, dapat terjadi komunikasi antar penulis dan dalam proses pembelajaran. Maka dari itu
pembaca. Menurut suparmono dan Yunus (dalam sebelumnyaguru sudah menyiapkan gambar yang akan
Dalman 2014:4) menulis merupakan suatu kegitan ditampilkan, baik dalam bentuk kartu atau carta
penyampaian pesan (komunikasi) dengan dalam ukuran besar. Gambar sangat penting
menggunakan bahasa tulis sebagai alat atau medianya, digunakan untuk memperjelas pengertian. Melalui
Menurut Tarigan(2008:3) Menulis merupakan suatu gambar, siswa mengetahui hal-hal yang belum pernah
keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk dilihatnya. Gambar dapat membantu guru mencapai
berkomunikasi secara tidak langsung, tidak secara tujuan intruksional karena selain merupakan media
tatap muka dengan orang lain. “Menulis merupakan yang murah dan mudah diperoleh, juga dapat
suatu kegiatan yang produktif dan ekspresif. Dalam meningkatkan keaktifan siswa. Selain itu pengetahuan
kegiatan menulis ini harus melalui latihan dan praktik dan pemahaman siswa menjadi lebih luas, jelas, dan
yang banyak dan teratur. Tarigan (dalam Dalman tidak mudah dilupakan.
2014:4) mengemukakan bahwa menulis ialah Tujuan instruksional yang akan dicapai dengan
menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafis penggunaan model pembelajaran Picture and Picture
yang menghasilkan suatu bahasa yang dipahami oleh ialah peserta didik terampil menulis menulis cerita
seseorang sehingga orang lain dapat membaca fabel. Danandjaja (2000:86) menyatakan fabel
lambang-lambang grafis tersebut dan dapat merupakan dongeng yang ditokohi binatang
memahami bahasa. peliharaan dan binatang liar, seperti binatang
Banyak yang menganggap bahwa menulis menyusui, burung, binatang melata (reptillia), ikan,
merupakan sesuatu yang mudah untuk dilakukan dan serangga. Binatang binatang itu dalm cerita jenis
sehingga sering dipandang kurang penting. Akan ini dapat berbicara dan berakal budi seperti manusia.
tetapi, menulis juga sering dianggap sesuatu kegiatan Unsur-unsur cerita fabel tersebut antara lain memiliki
yang menjenuhkan dan membosankan. Oleh karena tema, alur, latar, penokohan, sudut pandang dan
itu, Guru mencari dan menerapkan model dan strategi amanat. Cerita fabel dilengkapi dengan struktur-
dalam upaya meningkatkan kemampuan menulis. struktur seperti orientasi, komplikasi, resolusi, dan
Seringkali kita temukan berbagai permasalahan dalam koda. Tujuan fabel adalah memberikan ajaran moral
pembelajaran menulis di kalangan siswa, seperti dengan menunjukkan sifat-sifat jelek manusia melalui
banyak kesalahan dalam menulis cerita fabel, siswa simbol binatang-binatang.
sulit menuangkan ide pikiran untuk menentukan Fokus permasalahan dalam penelitian ini ialah
tema,kesulitan membuat gaya bahasa yang meliputi bagaimana kualitas proses, hasil dan peningkatan
diksi, ejaan, pilihan kata, dan kalimat, siswa merasa
pembelajaran menulis cerita fabel dengan digunakan adalah validitas proses dan validitas hasil.
menggunakan model pembelajaran Picture and Prosedur penelitian dilakukan sesuai dengan
Picture. Penelitian bertujuan untuk mengetahui dan metodologi penelitian tindakan kelas yakni a)
mendeskrispikan kualitas proses, hasil dan Perencanaan yang terdiri atas 1) Menentukan materi
peningkatan pembelajaran menulis cerita fabel. yaitu menulis teks berita pada mata pelajaran Bahasa
Berdasarkan permasalahan dan tujuan penelitian Indonesia, 2) Membuat Rencana Pelaksanaan
tersebut, peneliti melakukan penelitian dengan judul pembelajaran (RPP), 3) Mempersiapkan
Peningkatan Keterampilan Menulis Cerita Fabel pembelajaran dengan model Picture and Picture,4)
denganMenggunakan Model Picture And PictureDi Mempersiapkan bahan ajar, media, alat serta sumber
Kelas VII SMP Global Prima National Plus School belajar, 5) Membuat lembar observasi untuk
TahunPelajaran 2018/2019. mengamati proses pembelajaran, 6) Menyusun alat
evaluasi untuk mengetahui tingkat keberhasilan proses
Metode pembelajaran.b) Tindakan yaitu 1) Guru memeriksa
kesiapan siswa untuk belajar, 2) Guru memberikan
Penelitian ini dilaksanakan di SMP GLOBAL pengantar tentang materi, 3) Guru menjelaskan
PRIMA NATIONAL PLUS SCHOOL tahun dengan singkat tentang model pembelajaran Picture
Pelajaran 2018/2019. Penelitian dilaksanakan mulai and Picture yang akan diberikan kepada siswa, 4)
dari April s.d Mei 2019. Pendekatan yang digunakan Membentuk kelompok 4-5 orang secara acak, 5)
dalam penelitian adalah pendekatan kualitatif dengan Guru memberikan sebuah media berupa gambar cerita
metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Subjek fabel kelinci dan kura-kura, 6) Guru akan memantau
dalam penelitian yang dikenal tindakan adalah peserta murid setiap individu berpartisipasi dalam tiap
didik Kelas VII SMP GLOBAL PRIMA kelompok, 7) Satu orang dari masing masing
NATIONAL PLUS SCHOOL Tahun Pelajaran kelompok akan mempresentasikan hasilnya di depan
2018/2019”. dengan data rincian kelas VII teman-teman, c) Observasi yakni observer dapat
berjumlah 24 siswa. Sedangkan obyek penelitian ini mencatat berbagai kelemahan dan kekuatan yang
adalah peningkatan keterampilan menulis teks cerita dilakukan guru dalam melaksanakan tindakan, d)
fabeldengan Model Picture and Picture siswa kelas Refleksi yaitu aktivitas melihat berbagai kekurangan
VII SMP GLOBAL PRIMA NATIONAL PLUS yang dilaksanakan guru berdasarkan tindakan yang
SCHOOL Tahun pelajaran 2018/2019. telah dilaksanakan. Dari hasil refleksi, guru dapat
Data dalam penelitian tindakan kelas ini adalah mencatat berbagai kekurangan yang perlu di perbaiki,
1) Narasumber yaitu guru dan siswa kelas VII SMP sehingga dapat dijadikan dasar dalam penyusunan
GLOBAL PRIMA NATIONAL PLUS SCHOOL rencana ulang.
Tahun pelajaran 2018/2019, 2) Tempat dan Indikator Kerja terdiri atas Indikator
peristiwa kegiatan belajar bahasa indonesia diadakan Keberhasilan Proses dan Indikator Keberhasilan
dalam kelas pada saat terjadi proses belajar mengajar Produk. Teknik Analisis Data menggunakan teknik
dengan model picture and picture, 3) Dokumen dan analisis deskriptif kualitatif dan analisis deskriptif
arsip yang digunakan meliputi data jumlah siswa, kuantitatif. Peneliti menjumlahkan nilai yang
guru, daftar nilai siswa kelas VII SMP GLOBAL diperoleh siswa, kemudian dibagi dengan jumlah siswa
PRIMA NATIONAL PLUS SCHOOL Tahun kelas tersebut sehingga diperoleh rata-rata.
pelajaran 2018/2019, 4) Kurikulum, KTSP dan data siswa kelas tersebut sehingga diperoleh
lain yang menunjang pelaksanaan penelitian. rata-rata.
Peneliti menentukan subyek penelitian
(responden) dengan teknik purposive sampling yakni ∑X
𝐗 = ∑N (arikunto, 2006)
siswa kelas VII SMP GLOBAL PRIMA
NATIONAL PLUS SCHOOL Tahun pelajaran Keterangan: X = Nilai rata-rata
2018/2019. Teknik Pengumpulan Data dan
Instrumen Penelitian yakni Observasi digunakan ∑ X = Jumlah semua nilai siswa
dengan cara mengamati siswa selama proses
pembelajaran menulis teks cerita fabel dengan ∑ N = jumlah siswa
menggunakan model Picture and picture yang sedang Untuk mengetahui presentase kemampuan siswa,
berlangsung dan juga Tes yaitu untuk mengukur dan digunakan rumus:
mengetahui pencapaian prestasi siswa setelah
mempelajari materi yang sudah diajarkan aspek 𝐵
PPH=𝑁X 100%
penilaian ialah kelengkapan aspek formal teks cerita
fabel, kelengkapan unsur intrinsik, kepaduan unsur, Keterangan: PPH = presentase penilaian hasil
kesesuaian penggunaan bahasa. Validitas Data yang

29|GENRE
Mesrani Nduru, dkk | Peningkatan Keterampilan Menulis Cerita......

B = skor yang diperoleh ialah gambar visual tentang “Kelinci dan Kura-kura”.
Peneliti juga mempersiapkan pedoman penilaian
N= Skor total observasi untuk mengukur tingkat keaktifan siswa
Kriteria: selama proses pembelajaran berlangsung dan juga
pedoman penilaian yang digunakan.
0%≤ PPH ≤ iswa belum tuntas dalam belajar b) Pelaksanaan tindakan yakni guru mata
pelajaran bekerja sama dan membantu dengan peneliti
75%≤ PPH ≤ di kelas dalam mengajar materi cerita fabel dengan
100% Siswa sudah tuntas belajar pencapaian indikator pembalajaran yang sudah
Dari uraian di atas dapat diketahui siswa ditentukan. Peneliti mengajar dengan menggunakan
yang belum tuntas belajar dan yang sudah tuntas model pembelajaran Picture and Picture sesuai yang
belajar secara individual. Dapat diketahui apakah sudah dipersiapkan dalam RPP. Peneliti memberikan
ketuntasan belajar secara klasikal telah tercapai, tes bagi siswa untuk mengukur tingkat keaktifan dan
dilohat dari presentase siswa yang sudah tuntas dalam kerampilan siswa dalam menulis cerita fabel.
belajar yang dirumuskan sebagai berikut: Pelaksanaan tes ini dibantu oleh teman sejawat
khususnya dalam mengamati proses pembelajaran.
PPK=
𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑃𝑃𝐻≥75%
𝑋 100 Indikator pelaksanaan kegiatan pembelajaran yang
𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 telah dilaksanakan oleh peneliti di dalam kelas ialah
Keterangan: PPK = Presentase ketuntasan klasikal. memeriksa kesiapan siswa dalam belajar untuk
mendapat gambaran seberapa besar minat siswa
terhadap pelajaran cerita fabel, memaparkan materi
Hasil dan pembahasan teks cerita fabel, menjelaskan secara singkat model
Penelitian Tindakan Kelas dilaksanakan di pembelajaran picture and picture yang akan
SMP Global Prima Nasional Plus School Tahun dilaksanakan untuk mencapai tujuan
Pelajaran 2018/2019. Subyek penelitian berjumlah pembelajaran,menunjukkan atau memperlihatkan
27 siswa, 14 siswa laki-laki dan 13 siswa perempuan. runtutan gambar visual tentang “kupu-kupu yang
Penelitian dilaksanakan dengan dua siklus yaitu siklus berhati mulia” yang akan diamati oleh siswa sebagai
I dan siklus II. sarana untuk memudahkan siswa dalam menulis cerita
fabel, siswa menulis satu teks cerita fabel berdasarkan
SIKLUS I gambar visual yang telah diberikan oleh peneliti.
Selama siswa bekerja peneliti memantau atau
Proses Pembelajaran Menulis Cerita Fabel
mengamatikegiatan siswa secara individu dalam
Kualitas proses pembelajaran terkait dengan menulis teks cerita fabel. Setelah siswa selesai
hasil pengamatan guru (peneliti) terhadap siswa saat mengerjakan tes, siswa secara individual diberi
pembelajaran teks cerita fabel berlangsung dan juga kesempatan untuk mempresentasikan hasil belajarnya
kualitas guru pada saat menerapkan proses di depan kelas. Selama siswa melakukan presentasi
pembelajaran yang diamati oleh Ibu Nofrida Yanti atau laporan hasil belajarnya maka guru melakukan
Daulay selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia. refleksi terhadap hasil belajar siswa.
Pemaparan kualitas proses terdiri atas siklus I (satu) c) Tahap Observasi, yakni guru mata
dan Siklus II (dua). Kualitas proses pembelajaran pelajaran mengamati peneliti dalam mengajar
tersebut dipaparkan berikut ini. sekaligus menerapkan model Picture and Picture
Proses pembelajaran dilaksanakan pada hari dalam proses pembelajaran Menulis Cerita Fabel
Kamis, 2 Mei 2019 dengan materi ajar “menulis cerita sekaligus juga peneliti bersama teman sejawat
fabel”. Guru (peneliti) dan guru mata pelajaran Bahasa mengamati perilaku siswa selama proses pembelajaran
Indonesia berkolaborasi untuk melakukan penilaian berlangsung. Guru mata pelajaran Bahasa Indonesia,
secara observatif terhadap siswa-siswa VII-A SMP Ibu Nofrida Yanti Daulay, S.Pd mengamati peneliti
Global Prima National Plus School. Berdasarkan dengan indikator pengamatan keterampilan peneliti
pembelajaran Siklus I tahap yang dilakukan peneliti dalam menerapkan kegiatan pendahuluan, kegiatan
ialah Inti dan Kegiatan Penutup dengan indikator observasi
a) Perencanaan Tindakan yakni peneliti membuka proses pembalajaran, kegiatan peneliti
mempersiapkan perangkat pembelajaran yakni dalam memberikan pengalaman belajar kepada siswa,
Rencana Persiapan Pembelajaran (RPP) dengan keterampilan peneliti dalam menerapkan langkah-
materi pokok “Menulis Cerita Fabel” dan langkah model pembelajaran yang digunakan,
mempersiapkan syntak model pembelajaran Picture keterampilan peneliti dalam mengalokasikan waktu
and Picture. Media pembelajaran yang dipersiapkan pembelajaran. Selama proses pembelajaran

30|GENRE
berlangsung peneliti bersama teman sejawat berperan keterampilan untuk memfasilitasi siswa dalam
sebagai observer bagi siswa. Indikator observasi yang menggunakan media pembelajaran, peneliti juga mesti
telah dilakukan ialah ialah kerja sama, inisiatif, percaya meningkatan penguasaan dalam menyampaikan
diri, perhatian, disiplin dan tanggungjawab siswa kesimpulan materi dan tepat dalam menutup proses
selama proses belajar mengajar berlangsung. pembelajaran.
Tabel 1
Hasil Observasi Keaktifan Siswa Siklus I Hasil Pembelajaran Menulis Cerita Fabel

No Indikator Observasi Hasil Kualitas hasil belajar menulis cerita fabel


Observasi siswa kelas VII-Ayang berjumlah 27 orang dapat
1 Kerja sama 74,07 % digambarkan bahwa ada 17 siswa atau 62,96%
2 Inisiatif 85,18 % yang tuntas dan 10 siswa atau 37,03% yang
3 Percaya diri 74,07 % belum tuntas menulis cerita fabel. Dari penilaian
4 Perhatian 100 % hasil data tersebut dinyatakan bahwa
5 Disiplin 85,18 % keterampilan menulis teks cerita fabel siswa
6 Tanggungjawab 85,18 % belum memuaskan karena belum sesuai dengan
keberhasilan Kriteria Ketuntasan Minimal
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat hasil (KKM) di sekolah tersebut yakni 75 dan masih
observasi siswa yakni aspek kerja sama dengan hasil belum mencapai Kriteria Ketuntasan Klasikal
nilai 74,07 % dengan kategori cukup, Inisiatif dengan
(KKK) yakni 75% dari keseluruhan jumlah siswa.
hasil nilai 85,18 %, dengan kategori Baik, Percaya
Diri dengan hasil nilai 74,07 % dengan kategori Hasil belajar siswa belum maksimal
Cukup, Perhatian dengan hasil nilai 100 % dengan tuntas. Siswa bersama dengan peneliti akan
kategori Sangat Baik dan Disiplin dengan hasil nilai berusaha memperbaiki kualitas hasil terlebih-
85, 18 % dengan kategori Baik. Berdasarkan hasil
lebih pada aspek penggunaan kalimat,
nilali observasi tersebut, maka proses pembelajaran
memiliki konsekuensi logis dalam memperbaiki mutu penggunaan kosa kata dan ketepatan penggunaan
proses pembelajaran khususnya pada aspek siswa ejaan dalam teks cerita fabel. Pada penelitian
yakni kualitas proses kerja sama di antara siswa perlu siklus I ini, siswa mencapai indikator kualitas
ditingkatakan lagi. Begitu juga kualitas proses perilaku hasil hanya pada aspek kelengkapan unsur teks
tentang kepercayaan diri siswa perlu ditingkatkan. cerita fabel dan juga keruntutan pemaparan cerita
Oleh karena itu peneliti akan memperbaiki mutu yang dibantu dengan media gambar yang runtut.
proses pembelajaran tersebut pada siklus Indikator keberhasilan kualitas hasil belajar
pembelajaran berikutnya. menulis cerita fabel ialah jika siswa mencapai
Berdasarkan tabel di atas, hasil observasi maksimal kualitas belajar yang telah ditetapkan.
guru masih berada dalam kategori Cukup dengan nilai
rata-rata 70 % dengan skor perolehan 45 padahal Tabel 2
jumlah maksimal 64 dengan butir penilaian yang Kriteria Tingkat Keberhasilan Hasil Belajar pada
terdiri dari 16 indikator . Hasil observasi di atas Siklus I
diperoleh berdasarkan hasil pengamatan guru mata
pelajaran Bahasa Indonesia, Ibu Nofrida Yanti Daulay Kategori Rentang Banyak Nilai Keterangan
kepada peneliti saat mengajar materi menulis cerita Nilai Siswa Persentase
fabel dengan menggunakan model pembelajaran. KKK
Berdasarkan hasil pengamatan tersebut secara faktual Sangat 85-100 6 22,22% Tuntas
mutu proses pembelajaran sangat mempengaruhi tinggi
mutu keaktifan siswa dalam proses pembelajaran juga. Tinggi 75-84 11 40,74% Tuntas
Hasil observasi di atas menunjukkan bahwa proses- Sedang 65-74 3 11,11% Tidak
proses perbaikan kualitas pembelajaran lebih tuntas
ditekankan pada aspek-aspek peneliti lebih mampu Rendah 55-64 2 7,40% Tidak
terampil lagi dalam mengkondisikan proses belajar tuntas
yang menarik, menyiapkan perangkat pembelajaran Sangat >40-54 5 18,51% Tidak
semaksimal mungkin, melatih diri untuk terampil rendah tuntas
dalam menerapkan model pembelajaran Picture and Jumlah 27 100%
Picture, mampu memfasilitasi siswa untuk bertanya
Persentase Ketuntasan Klasikal = 59,25%
tentang materi pembelajaran, meningkatan

31|GENRE
Mesrani Nduru, dkk | Peningkatan Keterampilan Menulis Cerita......

melaksanakan tugas yang diberikan. Kemudian,


sebagai peneliti merencanakan untuk pengkondisian
d) Tahap Refleksi yakni peneliti proses belajar yang menarik, menyediakan media
melakukan olah refleksi atas proses pembelajaran pembelajaran yang mudah dimengerti oleh siswa,
dan kualitas hasil belajar pada siklus I. mempersiapkan RPP dengan lengkap, menguasai
Berdasarkan pemaparan di atas, beberapa model pembelajaran Picture and Picture,
perbaikan dan hal-hal yang perlu ditingkatkan memfasilitasi siswa untuk berani bertanya, dan
dalam siklus pembelajaran siklus II, antara lain mempersipakan kesimpulan materi ajar secara
Pertama; aspek observasi siswa yakni siswa maksimal. Peneliti juga tetap didampingi oleh guru
Bahasa Indonesia agar proses pembelajaran berjalan
dikondisikan agar kualitas proses kerja sama di
dengan baik, hasil belajar siswa tercapai secara
antara siswa dan tingkat kepercayaan diri siswa maksimal.
perlu ditingkatkan selama proses pembelajaran. b) Tahap pelaksanaan tindakan, peneliti
Kedua; aspek obervasi peneliti sebagai guru yang melaksanakan proses pembelajaran sesuai dengan
menerapkan model pembelajaran dan RPP yang sudah ditentukan, menerapkan tuntutan
menyampaikan materi yakni peneliti akan aspek penilaian bagi peneliti selaku guru dalam kelas,
meningkatkan kualitas dan keterampilan pada dan menerapkan semua langkah-langkah model
proses pembelajaran yakni 1) mengkondisikan pembelajaran. Peneliti meningkatkan kerja sama dan
proses belajar yang menarik, 2) menyiapkan memupuk tingkat kepercayaan diri siswa dan
perangkat pembelajaran semaksimal mungkin, 3) melaporkan hasil-hasil belajarnya.
terampil dalam menerapkan model pembelajaran c) Tahap pengamatan, setelah peneliti
Picture and Picture, 4) memfasilitasi siswa untuk melaksanakan tindakan, terlihat ada peningkatan baik
dari segi proses belajar siswa dan juga cara guru dalam
bertanya dan menggunakan media pembelajaran, belajar. proses pembelajaran semakin berkualitas.
5) meningkatan penguasaan dalam Ukuran terjadinya progres proses pembelajaran dapat
menyampaikan kesimpulan materi dan tepat dibaca berdasarkan hasil-hasil penelitian berikut ini 1)
dalam menutup proses pembelajaran. Keaktifan siswa tercapai maksimal dengan semua
indikator observasi dengan katogori “Sangat Baik”, 2)
Kedua; Aspek kualitas hasil belum Keterampilan guru dalam mengajarkan materi dan
tercapai secara maksimal pada siklus I. Oleh penerapan model tercapai maksimal dengan rata-rata
karena itu pada siklus II peneliti berusaha 100 %.
semaksimal mungkin agar siswa mampu
mencapai indikator pembelajaran dalam menulis Tabel 3
cerita fabel terlebih-lebih pada aspek penggunaan Hasil Observasi Keaktifan Siswa Pada Siklus II
kalimat, penggunaan kosa kata dan ketepatan
No Indikator Observasi Hasil
penggunaan ejaan dalam teks cerita fabel.
Observasi
SIKLUS II 1 Kerja sama 92,59 %
2 Inisiatif 96,29 %
Proses Pembelajaran Menulis Cerita Fabel 3 Percaya diri 92,59 %
4 Perhatian 100 %
Siklus II dilanjutkan berdasarkan hasil
penelitian siklus I. Berbagai macam kelemahan- 5 Disiplin 92,59 %
kelamahan yang ditemukan baik dari segi proses 6 Tanggung Jawab 96,29 %
maupun hasil belajar siswa dalam menulis cerita fabel.
Oleh karena itu peneliti kembali melaksanakan Siklus
II dengan menggunakan paradigma penelitian yang Hasil Pembelajaran Menulis Cerita Fabel
sama yakni Penelitian Tindakan Kelas (PTK) seperti
yang telah dilaksanakan dan telah dipaparkan pada Hasil belajar siswa dalam menulis cerita
siklus I sebelumnya. Oleh karena itu peneliti Fabel mengalami peningkatan signifikan.
memaparkan hasil penelitian siklus II berikut ini:
a) Tahap perencanaan Tindakan, dilakukan
berdasarkan hasil refeleksi siklus I yakni peneliti
merencanakan dalam proses pembelajaran
peningkatan kerja sama di antara siswa dan Tabel 4
meningkatkan kepercayaan diri siswa dalam

32|GENRE
Hasil Belajar Siswa Pada Siklus II tabel-tabel berikut ini dapat digambarkan
peningkatan yakni Pertama, Kualitas Proses yakni
No Aspek Penilaian Menulis SIKLUS I
observasi keaktifan siswa dari siklus I dan siklus
Cerita fabel
1 Kelengkapan unsur teks cerita 100
II mengalami peningkatan dari Kriteria
fabel (5W+1H) Ketuntasan Klasikalnya yaitu, pada siklus I
2 Keruntutan pemaparan 100 74,07% dan meningkat menjadi 88,88% pada
3 Penggunaan kalimat 81,48 siklus II. Kedua; kualitas hasil dari siklus I ke
4 Penggunaan kosakata 96,29 siklus II mengalami peningkatan setiap aspek
yaitu, aspek kelengkapan unsur cerita fabel pada
5 Ketepatan penggunaan ejaan 81,49 siklus I yaitu 96,29 menjadi 100 pada siklus II.
dalam teks cerita fabel Aspek keruntutan pemaparan pada siklus I yaitu
88,88 menjadi 100 pada siklus II. Aspek
Tabel 5 penggunaan kalimat pada siklus I yaitu 77,77
Kriteria Tingkat Keberhasilan Hasil Belajar pada menjadi 81,48 pada siklus II. Aspek penggunaan
Siklus II kosakata pada siklus I yaitu 77,77 menjadi 96,29
Katego Renta Banya Nilai Keterang pada siklus II, dan aspek ketepatan pennggunaan
ri ng k Persenta an ejaan dalam berita pada siklus I yaitu 74,07
Nilai Siswa se KKK menjadi 81,48.
Sangat 85- 10 37,03% Tuntas
tinggi 100 Tabel 6
Tinggi 75-84 16 59,25% Tuntas Peningkatan Observasi Keaktifan Siswa Siklus I
Sedang 65-74 2 7,40% Tidak Dan Siklus II
tuntas N Indikat SIKL SIKL PENINGKA
Renda 55-64 - - Tidak o or US I US II TAN (%)
h tuntas Observ
Sangat ≥40- - - Tidak asi
rendah 54 tuntas 1 Kerja 74,07 92,59 18,52 %
sama
Jumlah 27 100%
2 Inisiatif 85,18 96,29 11,11 %
Persentase Ketuntasan Klasikal = 92,59%
3 Percaya 74,07 92,59 18,52 %
diri
Berdasarkan tabel di atas dapat 4 Perhati 100 100 100 %
digambarkan bahwa siswa mendapatkan an
persentase kriteria ketuntasan klasikal 92,59% 5 Disipli 85,18 92,59 7,41 %
pada siklus II karena siswa dapat menulis teks n
cerita fabel. Pada rangkuman nilai data siklus II 6 Tanggu 85,18 96,29 11,11 %
tersebut dinyatakan bahwa sebanyak 10 siswa ng
dengan rentang nilai 85-100, 16 siswa dengan jawab
rentang nilai 75-84, dan 2 siswa dengan rentang
nilai 65-74.Dengan demikian dapat dikatakan Tabel 7
bahwa indikator pembelajaran tercapai dan juga Peningkatan Hasil Tes Siklus I Dan II Keterampilan
Kriteria Ketuntasan Minimal sudah tercapai Menulis Teks Cerita Fabel
yakni dari 75 menjadi 92.
No Aspek SIKLUS SIKLUS PENINGKATAN
PENINGKATAN KUALITAS PROSES DAN Penilaian I II (%)
KUALITAS HASIL PEMBELAJARAN 1 Kelengkapan 96,29 100 3,71
unsur teks
Kualitas proses dan kualitas hasil cerita fabel
pembelajaran sangat signifikan dalam penelitian (5W+1H)
tindakan kelas dengan menggunakan model 2 Keruntutan 88,88 100 11,12
pembelajaran Picture and Picture. Berdasarkan pemaparan

33|GENRE
Mesrani Nduru, dkk | Peningkatan Keterampilan Menulis Cerita......

3 Penggunaan 77,77 81,48 3,71 % b) Siklus II (dua) kualitas proses pembelajaran


kalimat keaktifan siswa dengan ketuntasan klasikal 88,88%
5 Penggunaan 77,77 96,29 18,52 dan kualitas hasil 92,59% serta kualitas peneliti dalam
kosakata menggunakan mengajar dan menggunakan model
5 Ketepatan 74,07 81,49 7,42 pembelajaran menjadi 100 %. Telah terjadi
penggunaan peningkatan proses dan hasil belajar siswa dari siklus
ejaan dalam I (59,25 %) ke Siklus II (92,59 %) dengan persentasi
teks cerita peningkatan 33,34 %. Dengan demikian model
fabel pembelajaran model Picture and Picture dapat
membantu memperbaiki proses pembajaran dan
tujuan pembelajaran dapat tercapai secara maksimal.
Tabel 8 Oleh karena itu model pembelajaran Picture and
Peningkatan Hasil Nilai Tes Siklus I dan Siklus Picture dapat digunakan oleh guru Bahasa Indonesia
II Keterampilan Menulis Teks Cerita Fabel dalam meningkatkan proses dan hasil pembelajaran
bagi peserta didik.
Sikl Juml Tunt Belu Kriteria
us ah as m Ketuntas Persantunan
Siswa KK tunt an Peneliti menyampaikan apresiasi kepada semua
M as Klasikal pihak yang telah membantu proses penelitian
KK (%) sehingga memperoleh hasil penelitian yang positif
M bagi khazanah ilmu pengetahuan. Tim peneliti
menyampaikan ucapan terimakasih kepada struktural
Sikl 27 16 11 59,25% Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, yakni
us Dekan, Dian Syahfitri, M.Hum, Kaprodi Pendidikan
Bahasa dan Sastra Indonesia, Sri Dinanta Beru
I Ginting, S.Pd., M.Pd yang telah memberikan
kesempatan kepada tim peneliti dalam melaksanakan
penelitian tentang Peningkatan Keterampilan Menulis
Cerita Fabel Dengan Menggunakan Model Picture
Sikl 27 25 2 92,59% and Picture. Kami juga menyampaikan terimakasih
us II kepada dosen pembimbing, Ermina Waruwu, M.Th
yang telah mengarahkan pelaksanaan penelitian dan
membimbing penyusunan laporan dan penulisan
artikel. Tim peneliti menyampaikan ucapan
PENINGKATAN 33,34% terimakasih kepada Kepala Sekolah, Maria Linda,
S.Pd., dan guru Bahasa Indonesia, Nofrida Yanti
Daulay, S.Pd., M.Pd di SMP Global Prima Nasional
Plus School yang telah memberikan dukungan dan
memberikan izin untuk melaksanakan penelitian.
Berdasarkan tabel di atas dapat dikatakan
bahwa telah terjadi peningkatan hasil belajar
siswa dengan menggunakan model pembelajaran
Picture and Picture dari Siklus I 59,25 % menjadi
92,59 %.

DaftarPustaka
Simpulan
A Hamzah Fansury, Restu Januarty “Model
Peningkatan keterampilan menulis cerpen Pembelajaran Picture and picture Dengan
dengan menggunakan model Picture And Picture Media Games Android Dalam
dapat ditarik kesimpulan yakni a) Siklus I (Satu), Meningkatan Kemampuan Kosa Kata”
kualitas proses pembelajaran dapat terlihat dari Siswa Kelas VII SMPN 35 MAKASAR
ketuntasan klasikal yakni 74,07% dan kualitas hasil Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan
59,25% dan kualitas peneliti dalam menggunakan Universitas Bosowa Makassar
mengajar dan menggunakan model pembelajaran 45

34|GENRE
Aden Arif Gaffar “PENERAPAN MODEL Huda, Miftahul. 2017. Model-model Pengajaran dan
PEMBELAJARAN KOOPERATIF Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
TIPE PICTURE AND Risti Fauzi dkk “ Pengaruh Penggunaan Model
PICTUREUNTUK Picture and Picture Terhadap Kemampuan
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR Menulis Teks Cerita Fabel Siswa kelas
SISWA SMP PADA PEMBELAJARAN VIII SMPN 31 Padang” 5) penelitian
Program StudiPendidikan Biologi Jamilatus Sa’adah “ Metode Pembelajaran
Universitas MajalengkaJln. KH. Abdul Picture and Picture Dalam Menulis Teks
Halim No. 103, Majalengka” Cerita Fiksi Novel Pada Buku Teks Bahasa
Anisa Hartani ,IrfaiFathurohman Indonesia Ekspresi Diri dan Akademik
“PENINGKATAN KUALITAS SMA/MA/SMK/MAK KELAS XII
PEMBELAJARAN MENYIMAK SEMESTER 2 KURIKULUM 2013
CERPEN MELALUI MODEL Ryan Hidayat “PENGARUH MODEL
PICTURE AND PICTURE PEMBELAJARAN PICTURE AND
BERBANTUAN MEDIA CD CERITA PICTURE TERHADAP
PADA SISWA KELAS V SEKOLAH KEMAMPUAN MENULIS
DASAR” Universitas Muria Kudus, KARANGAN DESKRIPSISISWA
Indonesia KELAS VII SMP NURUL
Aqib, Zainal. 2015. Model-model, Media, dan AZMANGUNUNG PUTRI BOGOR”
Strategi Pembelajaran Kontekstual
(Inovasi). Bandung: Yrama Widia Shoimin, Aris. 2016. 68 Model
PembelajaranInovatifdalamKurikulum
Arikunto. Suharsimi. 2014. Prosedur Penelitian- 2013. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media
Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Sibarani, Robert. 2014. KearifanLokal-Hakikat, Pera
Cipta. n, danMetodeTradisiLisan. Jakarta: Asosiasi
Arikuntodkk. 2017. PenelitianTindakanKelas. TradisiLisan (ATL).
Jakarta: BumiAksara Sugiyono. 2018. MetodePenelitian-Kuantitatif,
Dalman. 2014.KeterampilanMenulis. Jakarta: PT. Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Raja GrafindoPersada. Teeww, A. 2015.Sastra dan Ilmu Sastra. Bandung: P
Danandjaja, James. 2016. Foklor Indonesia- T Dunia Pustaka Jaya.
IlmuGosip, Dongeng, dan Lain-Lain. Tina Lusi Febrianti (2017) “Peningktan Kemampuan
Jakarta: PT Temprint. Menulis Cerpen Menggunakan Media
Dewi Setyaning Tyas (2015) dengan penelitian gambar Siswa Kelas IX SMPN 4 Narmada
”Peningkatan Keterampilan Menulis Tahun Ajararn 2016/2917”.
Sinopsis Teks Cerita Rakyat Melalui Yesi Tri Wulandari, Edy Suryanto, Kundharu
Model Picture and picture pada Siswa Saddhono Universitas Sebelas Maret
Kelas XI MIA 3 SMA NEGRI ! “PENERAPAN METODE PICTURE
SLEMAN MAGELANG. AND PICTUREUNTUK
Gusti Ayu Bintang Yuniari (2017) “ Penerapan MENINGKATKAN MOTIVASIDAN
Model Picture and Picture Untuk KETERAMPILAN MENULIS TEKS
Meningkatkan Kemampuan Menulis Puisi NARASIPADA SISWA SEKOLAH
Pada Siswa Kelas X MIA 6 SMA Negri MENENGAH KEJURUAN”
1Mengwi Tahun Pelajaran 2016/2017”.

35|GENRE

Anda mungkin juga menyukai