ABORTUS INKOMPLIT
OLEH:
GUSTI AYU KADE WIDYA ARYANTI, S.Kep
NIM. C1219117
B. ANATOMI FISIOLOGI
1. Genitalia Eksterna
a. Vulva
Tampak dari luar (mulai dari mons pubis sampai tepi perineum), terdiri
dari mons pubis, labia mayora, labia minora, clitoris, hymen, vestibulum,
orificium urethrae externum, kelenjar-kelenjar pada dinding vagina.
C. ETIOLOGI
Penyebab keguguran sebagian besar tidak diketahui secara pasti, tetapi
terdapat beberapa faktor sebagai berikut:
1. Kelainan Pertumbuhan Hasil Konsepsi
Kelainan pertumbuhan hasil konsepsi dapat menyebabkan kematian janin
dan cacat bawahan yang menyebabkan hasil konsepsi dikeluarkan. Gangguan
pertumbuhan hasil konsepsi dapat terjadi karena :
a) Faktor kromosom, gangguan terjadi sejak semula pertemuan kromosom,
termasuk kromosom seks.
b) Faktor lingkungan endometrium
- Endometrium yang belum siap untuk menerima implantasi hasil
konsepsi.
- Gizi ibu kurang karena anemia atau jarak kehamilan terlalu pendek.
c) Pengaruh luar
- Infeksi endometrium, endometrium tidak siap menerima hasil konsepsi
- Hasil konsepsi terpengaruh oleh obat dan radiasi menyebabkan
pertumbuhan hasil konsepsi terganggu.
2. Kelainan Pada Plasenta
a) Infeksi pada plasenta dengan berbagai sebab, sehingga plasenta tidak
dapat berfungsi.
b) Gangguan pada pembuluh darah plasenta yang diantaranya pada
penderita diabetes mellitus
c) Hipertensi menyebabkan gangguan peredaran darah plasenta sehingga
menimbulkan keguguran.
3. Penyakit Ibu
Penyakit mendadak seperti pneumonia, tifus abdominalis, malaria, sifilis,
anemia dan penyakit menahun ibu seperti hipertensi, penyakit ginjal, penyakit
hati, dan penyakit diabetesmilitus.
4. Kelainan yang terdapat dalam rahim. Rahim merupakan tempat tumbuh
kembangnya janin dijumpai keadaan abnormal dalam bentuk mioma uteri,
uterus arkuatus, uterus septus, retrofleksia uteri, serviks inkompeten, bekas
operasi pada serviks (konisasi, amputasi serviks), robekan serviks postpartum
(Manuaba, 2010).
D. TANDA DAN GEJALA
1. Abortus inkomplit ditandai dengan dikeluarkannya sebagian hasil konsepsi
dari uterus, sehingga sisanya memberikan gejala klinis sebagai berikut:
a. Terlambat haid atau amenorhe kurang dari 20 minggu
b. Perdarahan memanjang, sampai terjadi keadaan anemis
c. Perdarahan mendadak banyak menimbulkan keadaan gawat
d. Terjadi infeksi dengan ditandai suhu tinggi
e. Dapat terjadi degenerasi ganas/koriokarsinoma (Manuaba, 2010).
2. Gejala lain dari abortus incomplit antara lain:
a. Perdarahan biasa sedikit/banyak dan biasa terdapat bekuan darah .
b. Rasa mules (kontraksi) tambah hebat.
c. Perdarahan pervaginam ada atau tidak jaringan hasil konsepsi, tercium bau
busuk dari vulva
d. Ostium uteri eksternum atau serviks terbuka.
e. Pada pemeriksaan vaginal, jaringan dapat diraba dalam cavum uteri atau
kadang-kadang sudah menonjol dari eksternum atau sebagian jaringan
keluar.
f. Perdarahan tidak akan berhenti sebelum sisa janin dikeluarkan dapat
menyebabkan syok (Maryunani, 2009).
E. PATOFISIOLOGI
Pada awal abortus terjadi perdarahan dalam desidua basalis, diikuti nerloisi
jaringan yang menyebabkan hasil konsepsi terlepas dan dianggap benda asing
dalam uterus. Sehingga menyebabkan uterus berkontraksi untuk mengeluarkan
benda asing tersebut.
Apabila pada kehamilan kurang dari 8 minggu, nilai khorialis belum menembus
desidua serta mendalam sehingga hasil konsepsi dapat keluar seluruhnya. Apabila
kehamilan 8-14 minggu villi khoriasli sudah menembus terlalu dalam hingga
plasenta tidak dapat dilepaskan sempurna dan menimbulkan banyak perdarahan
dari pada plasenta.
Apabila mudigah yang mati tidak dikeluarkan dalam waktu singkat, maka dia
dapat diliputi oleh lapisan bekuan darah. Pada janin yang telah meninggal dan
tidak dikeluarkan dapat terjadi proses modifikasi janin mengering dan karena
cairan amion menjadi kurang oleh sebab diserap. Ia menjadi agak gepeng. Dalam
tingkat lebih lanjut ia menjadi tipis.
Kemungkinan lain pada janin mati yang tidak lekas dikeluarkan ialah terjadinya
maserasi, kulit terkelupas, tengkorak menjadi lembek, perut membesar karena
terasa cairan dan seluruh janin bewarna kemerah-merahan (Ai Yeyeh, 2010).
F. PATHWAY
Nekrosis jaringan
disekitarnya
Ansietas
Nyeri Akut
Defisien
Pengetahuan
1. Darah
Kadar Hb, dimana Hb normal pada ibu hamil adalah ≥ 11 gr% (TM I dan TM
III 11 gr % dan TM II 10,5 gr %).
a. Hb ≥ 11 gr% : tidak anemia
b. Hb 9-10 gr% : anemia ringan
c. Hb 7-8 gr% : anemia sedang
d. Hb ≤ 7 gr% : anemia berat
2. Urine
Untuk memeriksa protein urine dan glukosa urine.untuk klien dengan
kehamilan dan persalinan normal protein dan glukosa urine negatif.
3. USG
Untuk memeriksa apakah kantong gestasi masih utuh dan cairan amnion
masih ada (Prawirohardjo, 2011).
H. KOMPLIKASI
Joseph dan Nugroho (2010) menyatakan komplikasi yang sering terjadi pada
abortus inkomplit yaitu :
1. Perdarahan
a. Dapat terjadi sedikit dalam waktu panjang.
b. Dapat terjadi mendadak banyak, sehingga menimbulkan syok.
2. Infeksi
a. Pada penanganan yang tidak legeartis.
b. Keguguran tidak lengkap
3. Degenerasi ganas
a. Keguguran dapat menjadi kario karsinoma sekitar 15% sampai 20%
b. Gejala korio karsinoma adalah terdapat perdarahan berlangsung lama,
terjadi pembesaran/perlunakan rahim, terdapat melastase ke
vagina/lainnya.
4. Penyulit saat melakukan kuretase
Dapat terjadi perforasi dengan gejala :
a. Kuret terasa tembus
b. Penderita kesakitan
c. Penderita syok
d. Dapat terjadi perdarahan dalam perut dan infeksi dalam abdomen
H. PENATALAKSANAAN
1. Pemeriksaan umum:
a. Lakukan penilaian secara cepat mengenai keadaan umum pasien,
termasuk tanda-tanda vital.
b. Periksa tanda-tanda syok (pucat, berkeringat banyak, pingsan, tekanan
sistolik kurang 90 mmHg, nadi lebih 112 kali per menit).
c. Jika dicurigai terjadi syok, segera lakukan penanganan syok. Jika tidak
terlihat tanda-tanda syok, tetap pikirkan kemungkinan tersebut saat
penolong melakukan evaluasi mengenai kondisi wanita karena kondisinya
dapat memburuk dengan cepat. Jika terjadi syok, sangat penting untuk
memulai penanganan syok dengan segera.
d. Jika pasien dalam keadaan syok, pikirkaan kemungkinan kehamilan
ektopik terganggu.
e. Pasang infus dengan jarum infus besar (16 G atau lebih), berikan larutan
garam fisiologik atau ringer laktat dengan tetesan cepat 500 cc dalam 2
jam pertama (Syaifuddin, 2006).
2. Penanganan Abortus Inkomplit
a. Menentukan besar uterus, kenali dan atasi setiap komplikasi (perdarahan
hebat, syok dan sepsis)
b. Jika perdarahan banyak atau terus berlangsung dan usia kehamilan < 16
minggu, evakuasi sisa hasil konsepsi dengan:
- Aspirasi Vacum Manual merupakan metode evakuasi yang terpilih.
Evakuasi dengan kuret tajam sebaiknya hanya dilakukan jika AVM
tidak tersedia.
- Jika evakuasi belum dapat dilakukan segera, beri ergometrium 0,2 mg
im (diulangi setelah 15 menit jika perlu) atau misoprostol 400 mcg per
oral (dapat diulangi setelah 4 jam jika perlu).
c. Jika kehamilan > 16 mingguan
- Berikan infus oksitosin 20 unit dalam 500 ml cairan IV (garam
fisiologis arau RL ) dengan kecepatan 40 tetes / menit sampai terjadi
ekspulsi konsepsi.
- Jika perlu berikan misoprostol 200 mg pervaginam setiap 4 jam sampai
terjadi ekspulsi hasil konsepsi(maksimal 80 mg)
- Evakuasi sisa hasil konsepsi yang tertinggal dalam uterus
d. Bila tidak ada tanda-tanda infeksi beri antibiotika profilaksis (sulbenisillin
2 gram/IM atau sefuroksim 1 gram oral).
e. Bila terjadi infeksi beri ampicillin 1 gram dan Metrodidazol 500mg setiap
8 jam.
f. Bila pasien tampak anemik, berikan sulfasferosus 600 mg/hari selama 2
minggu (anemia sedang) atau transfusi darah (anemia berat).
g. Pastikan untuk tetap memantau kondisi ibu setelah penanganan
(Syaifuddin, 2006).
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen injuri
2. Defisien volume cairan berhubungan dengan perdarahan aktif
3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan
4. Risiko infeksi berhubungan dengan adanya pendarahan dan proses
kuretase
5. Ansietas berhubungan dengan kurang pengetahuan (kurang
informasi/tidak mengenalnya sumber-sumber informasi) tentang prosedur
kuretase.
6. Defisien pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi.
(Heather, 2018)
A. INTERVENSI DAN RASIONAL
2 2 Defisien Volume Cairan Setelah dilakukan asuhan keperawatan Fluid management 1. Untuk mencegah hidrasi
4 Batasan karakteristik: selama …..x….. jam diharapkan 1. Pertahankan catatan intake dan memburuk
a. Haus defisien volume cairan dapat teratasi output yang akurat 2. Untuk mengetahui
b. Penurunan turgor kulit/lidah dengan kriteria hasil: 2. Monitor status hidrasi kebutuhan cairan
c. Membran mukosa/kulit a. Fluid balance ( kelembaban membran mukosa, 3. Mengetahui status BUN,
kering b. Hydration nadi adekuat, tekanan darah Hematokrit, Osmolalitas
d. Peningkatan denyut nadi, c. Nutritional Status : Food and Fluid ortostatik ), jika diperlukan urine
penurunan tekanan darah, Intake 3. Monitor hasil Lab. yang sesuai 4. Untuk mengetahui keadaan
penurunan volume/tekanan Kriteria Hasil : dengan retensi cairan (BUN , Hmt umum
nadi a. Mempertahankan urine output sesuai , osmolalitas urin ) 5. Untuk memantau status
e. Pengisian vena menurun dengan usia dan BB, BJ urine normal, 4. Monitor vital sign cairan
f. Perubahan status mental HT normal dengan skala 5 5. Monitor masukan makanan / 6. Membantu memenuhi
g. Konsentrasi urine b. Tekanan darah, nadi, suhu tubuh cairan dan hitung intake kalori kebutuhan cairan
meningkat dalam batas normal ditingkatkan pada harian 7. Memenuhi kebutuhan dasar
h. Temperatur tubuh skala 5 6. Kolaborasi pemberian cairan IV cairan dan nutrisi
meningkat c. Tidak ada tanda tanda dehidrasi, Monitor status nutrisi 8. Diuretic digunaakan untuk
i. Kehilangan berat badan Elastisitas turgor kulit baik, membran 7. Berikan cairan memperbaiki status cairan
secara tiba-tiba mukosa lembab, tidak ada rasa haus 8. Berikan diuretik sesuai interuksi dalam tubuh
j. Penurunan urine output yang berlebihan ditingkatkan pada 9. Dorong keluarga untuk 9. Memberikan motivasi
k. Kelemahan skala 5 membantu pasien makan dalam pemenuhan cairan
5 Ansietas Setelah dilakukan asuhan keperawatan Anxiety Reduction (penurunan 1. Untuk memberikan rasa
Batasan karakteristik: selama …..x….. jam diharapkan kecemasan) nyaman dan aman
a. Insomnia defisien pengetahuan dapat teratasi 1. Gunakan pendekatan yang 2. Memberikan pelayanan
b. Kontak mata kurang dengan kriteria hasil: menenangkan yang sisenangi oleh pasien
c. Kurang istirahat a. Anxiety control 2. Nyatakan dengan jelas harapan 3. Untuk memberikan
d. Berfokus pada diri sendiri b. Coping terhadap pelaku pasien penjelasan mengenai
e. Iritabilitas c. Impulse control 3. Jelaskan semua prosedur dan apa prosedur apa yang akan
f. Takut Kriteria Hasil : yang dirasakan selama prosedur diberikan
g. Nyeri perut a. Klien mampu mengidentifikasi dan 4. Pahami prespektif pasien terhdap 4. Untuk memudahkan
h. Penurunan TD dan denyut mengungkapkan gejala cemas situasi stres memberikan intervensi
nadi b. Mengidentifikasi, mengungkapkan 5. Temani pasien untuk memberikan keperawatan
i. Diare, mual, kelelahan dan menunjukkan tehnik untuk keamanan dan mengurangi takut 5. Memberikan rasa aman dan
j. Gangguan tidur mengontol cemas 6. Berikan informasi faktual nyaman
k. Gemetar c. Vital sign dalam batas normal mengenai diagnosis, tindakan 6. Untuk memberikan
l. Anoreksia, mulut kering d. Postur tubuh, ekspresi wajah, bahasa prognosis pengetahuan baru tentang
m. Peningkatan TD, denyut tubuh dan tingkat aktivitas 7. Identifikasi tingkat kecemasan kondisi pasien saat ini
nadi, RR menunjukkan berkurangnya 8. Bantu pasien mengenal situasi 7. Untuk mengetahui tingkat
n. Kesulitan bernafas kecemasan yang menimbulkan kecemasan kecemasan pasien
o. Sulit berkonsentrasi 8. Untuk mencegah cemas
6 Defisien Pengetahuan Setelah dilakukan asuhan keperawatan Teaching : disease Process 1. Untuk mengetahui tingkat
Batasan karakteristik: selama …..x….. jam diharapkan 1. Berikan penilaian tentang tingkat pegetahuan pasien
a. Menyatakan secara verbal defisien pengetahuan dapat teratasi pengetahuan pasien tentang 2. Memberikan gambaran
adanya masalah dengan kriteria hasil: proses penyakit yang spesifik mengenai proses persalinan
b. Ketidakakuratan mengikuti a. Kowlwdge : disease process 2. Jelaskan patofisiologi dari 3. Memberikan tambahan
instruksi, perilaku tidak sesuai b. Kowledge : health Behavior penyakit dan bagaimana hal ini pengetahuan mengenai tanda
Kriteria Hasil : berhubungan dengan anatomi dan dan gejala dari penyakit
a. Pasien dan keluarga menyatakan fisiologi, dengan cara yang tepat. 4. Memberikan gambaran
pemahaman tentang penyakit, 3. Gambarkan tanda dan gejala yang penyebab dari terjadinya
prognosis dan program pengobatan biasa muncul pada penyakit, penyakit atau proses
ditingkatkan pada skala 5 dengan cara yang tepat persalinan yang abnormal
b. Pasien dan keluarga mampu 4. Identifikasi kemungkinan 5. Untuk memberikan
melaksanakan prosedur yang penyebab, dengna cara yang tepat perkembangan kondisi pasien
dijelaskan secara benar ditingkatkan 5. Sediakan informasi pada pasien 6. Untuk memberikan
pada skala 5 tentang kondisi, dengan cara yang perkembangan kondisi saat ini
c. Pasien dan keluarga mampu tepat dan memberikan kenyamanan
menjelaskan kembali apa yang 6. Sediakan bagi keluarga informasi untuk pasien
dijelaskan perawat/tim kesehatan tentang kemajuan pasien dengan
lainnya ditingkatkan pada skala 5 cara yang tepat
Nanda,NIC,NOC
B. EVALUASI
Evaluasi adalah sebagian yang direncanakan dan diperbandingkan yang
sistematis pada status kesehatan klien. Dengan mengukur perkembangan klien
dalam mencapai suatu tujuan. Evaluasi ini dilakukan dengan menggunakan format
evaluasi SOAP meliputi data subyektif, data obyektif, data analisa dan data
perencanaan.
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen injuri.
a. Mengenali kapan nyeri terjadi dari skala 3 (kadang-kadang
menunjukkan) ke skala 5 (secara konsisten menunjukkan)
b. Menggunakan tindakan pengurangan nyeri tanpa analgesic dari skala 2
(jarang menunjukkan) ke skala 4 ( sering menunjukkan)
c. Melaporkan nyeri yang terkontrol dari skala 2 ( jarang menunjukkan)
ke skala 4 (sering menunjukkan)
d. Nyeri yang dilaporkan dari skala 3 (nyeri sedang) ke skala 5 (tidak ada
nyeri) dengan tanda nyeri sedang skala 4 (kisaran normal) ke skala 0
(tidak ada nyeri)
DAFTAR PUSTAKA
Bulechek, G.M., et all. 2016. Nursing Intervention Classification (NIC), Edisi
Keenam. CV Moco Media.
Johnson, M., et all. 2016. Nursing Outcomes Classification (NOC), Edisi Kelima. CV
Moco Media.
Joshep,H.K, dan Nugroho. 2010. Catatan Kuliah Ginekologi dan Obstetri (Obsgyn).
Yogyakarta: Nuha Medika
Wiknjosastro Hanifa, dkk, 2007, Ilmu Kebidanan, Edisi III. Cetakan IX. YBP SP.
Jakarta.
Wiknjosastro Hanifa, dkk. 2008. Ilmu Kandungan. Edisi II. Cetakan VI. PT Bina
Pustaka. Jakarta.
Yeyeh, Ai, dkk. 2010. Kapita Selekta Kedokteran Edisi ketiga, jilid I, Media
Aesculapius Jakarta 2000.