Laporan Pendahuluan Ca Bulli
Laporan Pendahuluan Ca Bulli
CA BULLI
DISUSUN OLEH
FENI NOFALIA SAFITRI
NIM 1911040092
Tumor buli-buli adalah tumor yang didapatkan dalam buli-buli (kandung kemih).
Karsinoma buli-buli merupakan tumor superficial. Tumor ini lama kelamaan dapat
mengadakan infiltrasi ke lamina phopria, otot dan lemak perivesika yang kemudian
menyebar langsung ke jaringan sekitar (Basuki B. Purnomo, 2000).
Carsinoma sel skuamosa gross hematuria tanpa rasa sakit yaitu keluar air kencing
warna merah secara terus menerus (ilmu keperawatan, 2007)
Tumor buli-buli adalah tumor yang didapatkan dalam buli-buli atau kandung kemih
(ilmu bedah, 2008).
Tumor bulu-buli adalah tumor buli-buli yang dapat berbentuk papiler, tumor non
invasif (insitur), noduler (infiltratif) atau campuran antara bentuk papiler dan infiltratif.
Dapat disimpulkan bahwa tumor buli-buli adalah tumor yang didapatkan pada buli-
buli atau kandung kemih yang akan terjadi gross hematuria tanpa rasa sakit yaitu keluar air
kencing warna merah terus.
B. ETIOLOGI
Manifestasi klinis adanya batu dalam traktus urinarius tergantung pada adanya
obstruksi, infeksi dan edema.
1. Ketika batu menghambat aliran urin, terjadi obstruksi piala ginjal serta ureter
proksimal. Infeksi pielonefritis dan sintesis disertai menggigil, demam dan disuria,
dapat terjadi iritasi batu yang terus menerus. Beberapa batu menyebabkan sedikit gejala,
namun secara perlahan merusak unit fungsional (nefron) ginjal.
2. Nyeri hebat dan ketidaknyaman.
3. Batu di ginjal
4. Nyeri dalam dan terus menerus di area kontovertebral.
5. Hematuri.
6. Nyeri berasal dari area renal menyebar secara anterior dan pada wanita nyeri kebawah
mendekati kandung kemih sedangkan pada pria mendekati testis.
7. Mual dan muntah.
8. Diare.
9. Batu di ureter
10. Nyeri menyebar kepaha dan genitalia.
11. Rasa ingin berkemih namun hanya sedikit urin yang keluar.
12. Hematuri akibat abrasi batu.
13. Biasanya batu keluar secara spontan dengan diameter batu 0,5 – 1 cm.
14. Batu di kandung kemih
15. Biasanya menimbulkan gejala iritasi dan berhubungan dengan infeksi traktus urinarius
dan hematuri.
16. Jika batu menimbulkan obstruksi pada leher kandung kemih akan terjadi retensi urin.
D. PATOFISOILOGI
Sel tumor transisional invasi ke dinding kandung kemih. Invasi ke lamina propia dan
merusak otot sebelum masuk ke lemak perivesikal dan organ lain lainnya. Penyebaran
secara hematogen atau limfatogenous menunjukkan metastasis tumor pada kelenjar limfe
regional, paru, tulang dan hati.
Stadium (staging) tumor kandung kemih penting untuk menentukan program
pengobatan. Klasifikasiny adalah sebagai berikut :
Ta : tumor terbatas pada epithelium.
Tis : karsinoma in situ
T1 : tumor sampai dengan lapisan subepitelium.
T2 : tumor sampai dengan lapisan otot superficial.
T3a : tumor sampai dengan otot dalam
T3b : tumor sampai dengan lemak perivesika.
T4 : tumor sampai dengan jaringan di luar kandung kemih : prostate, uterus,
vagina, dinding pelvis dan dinding abdomen.
F. FOKUS PENGKAJIAN
Aktivitas/Istirahat
Gejala: Keterbatasan aktivitas/imobilisasi sehubungan dengan kondisi sebelumnya
Sirkulasi
Tanda : peningkatan tekanan darah/ nadi (nyeri, ansietas)
Eliminasi
Gejala: riwayat adanya tumor kandung kemih
Tanda : hematuria, disuria, Perubahan pola berkemih.
Makanan/Cairan
Gejala : penurunan berat badan
Nyeri/Keamanan
Gejala : nyeri saat berkemih
Penyuluhan
Gejala : riwayat keluarga tumor
G. PEMERIKSAAN PENUNJANG
H. PENATALAKSANAAN
I. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Gangguan eliminasi urine b/d dengan hematuria
2. Nyeri b/d adanya iritasi pada vesica urinaria
3. Nutrisi kurang dari kebutuhan b/d adanya kanker pada vesica urinari
4. Gangguan pola tidur b/d nyeri pada vesica urinari
5. Cemas b/d diagnosis tumor
6. Risiko infeksi b/d pembedahan
7. Kurang pengetahuan b/d kurangnya informasi mengenai penyakit dan pengobatannya.
DAFTAR PUSTAKA
Brunner & Suddarth (2002). Keperawatan Medikal Bedah, edisi 8, volume 2, EGC.Jakarta.
Carpenito, Linda Juall (1995). Rencana Asuhan & Dokumentasi Keperawatan (terjemahan).PT
EGC, Jakarta.
Digiulio Mary, dkk (2007). Medical Surgical Nursing Demystified. New York Chicago.
San Fransisco Lisbon London, (1999).Mexico City Milan New Delhi San Juan Seoul, Singapore
Sydney Toronto.
Soeparman, (1990). Ilmu Penyakit Dalam Jilid II. Balai Penerbit FKUI. Jakarta.
Sylvia dan Lorraine (1999). Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Edisi empat, buku kedua.
EGC. Jakarta.