Anda di halaman 1dari 7

CONTROL

REVIEW PAPER

Disusun oleh:

Kelompok 4

163304010169 Alan Darma Saputra

163304010722 Cornellie Tria Simanjuntak

163304010168 Devi

163304010740 Meilani Anggita S.

163304010179 Samuel Fernandes

163304010721 Sri Rejeki Saulina Hutasoit

163304010746 Tantya Siallagan

H. Adam Afiezan, S.E., M.Ak., RSA.

Universitas Prima Indonesia

Ekonomi Akuntansi

Medan

2019
CONTROL

Internal control berisi rencana organisasi, metode dan pengukuran-pengukuran


yang ditetapkan di perusahaan untuk mengamankan aktiva, memeriksa keandalan
data akutansi, meningkatkan efisiensi operasional dan mendorong ketaatan
terhadap kebijakan manajerial yang telah ditetapkan.

Alasan bagi suatu perusahaan untuk menerapkan sistem internal control adalah
untuk membantu manajemen dengan tujuan tercapainya mekanisme kerja yang
lebih efisien dan efektif. Bentuk dan tipe dari pengawasan harus
mempertimbangkan hubungan antara cost dan benefit.

Pada umumnya, terdapat 4 kategori internal control yang dibentuk perusahaan


untuk kepentingan manajemen, yaitu:
1. Tersedia Data yang Dapat Dipercaya
2. Pengamanan Atas Harta Perusahaan dan Sistem Pencatatan
3. Mempromosikan Efisiensi dalam Bidang Operasional
4. Menyarankan Dipatuhinya Semua Kebijaksanaan

Mempelajari sistem pengendalian intern akan mempunyai arti bila semua sistem
yang ada dibagi menjadi beberapa bagian yang disebut Transaction Cycle, yaitu:
1. Siklus penjualan dan tertagihnya piutang
2. Siklus pengajian dan kepersonaliaan
3. Siklus kepemilikan barang serta pelayanan dan pembayaran
4. Siklus persediaan dan tempat penyimpanan
5. Siklus penyertaan modal kerja, investasi, dan pembayaran kembali

Model-Model Internal Control


 Metode COSO (Committee of Suporting Organization of the Treadway
Commision), dibentuk pada tahun 1985. Tujuan utamanya adalah untuk
meidentifikasi faktor-faktor yang menyebabkan penggelapan laporan
keuangan dan membuat rekomendasi untuk mengurangi kejadian tersebut.

COSO telah menyusun suatu definisi umum untuk pengendalian, standar,


dan kriteria internal yang dapat digunakan perusahaan untuk menilai
sistem pengendalian mereka.

COSO didanai dan disponsori oleh American Institute of Certified Public


Accountants (AICPA), American Accounting Association (AAA), Financial
Executives Institute (FEI), The Institute of Internal Auditors (IIA), and
The Institute Management Accountants (IMA).

Metode ini terdiri atas 5 komponen kontrol internal, yaitu:


1) Control Environment
Faktor-faktor lingkungan pengendalian mencakup:
a. Integritas
b. Nilai etis
c. Kompetensi dari orang dan entitas
d. Filosofi manajemen dan gaya operasi
e. Cara manajemen memberikan otoritas dan tanggung jawab.

2) Risk Assessment
Untuk mengidentifikasi, menganalisis, dan mengelola resiko-resiko
yang berkaitan dengan berbagai aktivitas dimana organisasi beroperasi.

3) Control Activities
Untuk mengurangi terjadinya kecurangan, manajemen harus
merancang kebijakan dan prosedur untuk mengidentifikasi resiko
tertentu yang dihadapi perusahaan.

4) Information and Communication


Sistem informasi terdiri dari metode-metode dan catatan-catatan yang
berfungsi untuk mengidentifikasi, mengumpulkan, menganalisis,
mengklasifikasi, mencatat dan melaporkan transaksi-transaksi entitas
dan juga untuk memelihara akuntabilitas dari aktiva dan kewajiban
yang berhubungan.

Sedangkan komunikasi melibatkan penyediaan suatu pemahaman yang


jelas mengenai peran dan tanggung jawab dengan pengendalian
internal atas laporan keuangan.

5) Monitoring
Sistem pengendalian internal harus diawasi untuk menilai mutu kinerja
sistem sepanjang waktu.

Di tahun 2014, COSO mengeluarkan Enterprise Risk Management –


Integrated Framework, sebagai pengembangan dari COSO. Terdapat 8
komponen dalam ERM, yaitu:
1. Internal Environment
2. Objective Setting
3. Event Identification
4. Risk Assessment
5. Risk Response
6. Control Activities
7. Information and Communication
8. Monitoring

 Metode COCO
The Canadian Institute of Chartered Accountants Criteria of Control
Commitee menyusun model pengendalian internal yang mirip dengan
COSO, tetapi mempunyai beberapa perbedaan. Perbedaannya terdapat
pada COCO memfokuskan pada 4 pertanyaan utama, yaitu:
1. Apakah perusahaan mempunyai tujuan yang benar?
2. Apakah perusahaan tersebut mempunyai aktivitas pengendalian yang
memadai?
3. Apakah perusahaan tersebut mempunyai kemampuan, komitmen dan
lingkungan yang tepat?
4. Apakah perusahaan tersebut melakukan monitoring, pembelajaran dan
mengadaptasi?

COCO mempunyai 4 komponen untuk menjawab pertanyaan tersebut,


yaitu:
1) Purpose
- Tujuan harus ditetapkan dan dikomunikasikan
- Resiko eksternal dan internal signifikan yang dihadapi organisasi
dalam pencapaian tujuan harus ditentukan dan nilai
- Kebijakan yang dirancang mendukung pencapaian tujuan organisasi,
dan pengelolaan resiko yang telah ditetapkan
- Rencana yang menjadi pedoman upaya pencapaian
- Tujuan dan perencanaan terkait harus mencantumkan target dan
indikator kerja
2) Commitment
- Nilai etika termasuk integritas harus dibuat secara formal
- Kebijakan dan praktek SDM harus konsisten dengan nilai etika
organisasi dengan pencapaian tujuan
- Kewenangan, tanggungjawab dan akuntabilitas harus didefinisikan
dengan jelas dan konsisten
- Suasana saling percaya harus ditingkatkan untuk mendukung aliran
informasi untuk karyawan
3) Capability
- Karyawan harus memiliki pengetahuan, keahlian dan sarana yang
diperlukan untuk mendukung pencapaian tujuan organisasi
- Proses komunikasi harus mendukung nilai-nilai oprganisasi dan
pencapaian tujuan
- Informasi yang memadai dan relevan harus diidentifikasi dan
dikomunikasikan secara tepat waktu
- Keputusan dan tindakan pihak-pihak yang berbeda dalam
organisasi harus dikoordinasikan
- Aktivitas kontrol harus diranvang sebagai kesatuan yang
menyeluruh dari suatu organisasi dengan mempertimbangkan
tujuan, resiko, dan hubungan terkait antar komponen pengendalian
4) Monitoring and Learning
- Lingkungan eksternal dan internal harus diawasi untuk
memperoleh informasi yang bisa menandakan perlunya evaluasi
ulang
- Kinerja harus diawasi untuk menentukan kesesuaian dengan target
dan indikator rencana organisasi
- Asumsi yang digunakan dalam penentuan tujuan dan sistem harus
secara periodik dikaji ulang
- Kebutuhan informasi dan sistem informasi terkait harus dinilai
ulang seiring perubahan tujuan
- Manajemen harus menilai secara periodik efektivitas kontrol
didalam organisasi

Komponen-Komponen Internal Control


 Lingkungan Kontrol, mencakup: struktur organisasi, tanggungjawab
manajer untuk mengambil keputusan dan menetapkan kebijakan
organisasi, dimana elemennya mencakup pembagian tugas yang
bersesuaian, memisahkan fungsi dan tanggung jawab.
 Sistem Manual dan Terotomatisasi, mencakup: pemprosesan, pelaporan,
penyimpanan dan pemindahan informasi, dimana elemen yang tercakup
antara lain perangkat lunak sistem, sistem aplikasi yang digunakan
perusahaan, serta pengguna akhir dan sistem departemen.
 Prosedur-Prosedur Kontrol, mencakup: kontrol sistem informasi umum
yang memiliki dampak yang luas terhadap keseluruhan efektivitas fungsi
sistem informasi diantaranya kontrol operasi komputer, kontrol
pengamanan secara fisik, kontrol perubahan program, kontrol perubahan
sistem, dan kontrol telekomunikasi.

Standar-Standar Kontrol Internal


1. Standar Umum
1) Keyakinan yang wajar
2) Perilaku yang mendukung
3) Integritas dan kompetensi
4) Tujuan kontrol
5) Pengawasan kontrol

2. Standar Rinci
1) Dokumentasi
2) Pencatatan transaksi dan kejadian dengan layak dan tepat waktu
3) Otorisasi dan pelaksanaan transaksi dan kejadian
4) Pembagian tugas
5) Pengawasan
6) Akses dan akuntabilitas ke sumber daya dan/atau catatan

Karakteristik kontrol
Auditor internal dapat mengevaluasi sistem kontrol dengan menentukan
kesesuaiannya denga kriteria yang ditetapkan. Sebuah sistem yang dapat diterima
memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1) Tepat waktu
2) Ekonomis
3) Akuntabilitas
4) Penerapan
5) Fleksibilitas
6) Menentukan penyebab
7) Kelayakan
8) Masalah-masalah dengan kontrol

Anda mungkin juga menyukai