Anda di halaman 1dari 10

TUGAS

Falsafah Keperawatan

Di Susun Oleh

Andi Muhamad Imran

P201902044

STIKES MANDALA WALUYA KENDARI

2019
Tugas 1

PAPER PARADIGMA KEPERAWATAN

1. Pengertian Paradigma Keperawatan

Keperawatan merupakan ilmu yang terus berkembang mengikuti perkembangan zaman.


Guna untuk memberikan pelayanan terbaik dalam memenuhi kebutuhan masyarakat. Namun
fenomena yang terjadi saat ini, masih banyak masyarakat menganggap bahwa profesi perawat
masih sebagai profesi asisten dokter atau bahkan di anggap sebagai pekerja sosial yang
mmbantu orang sakit atas dasar imstruksi dokter.Untuk itulah paradikma dalam keperawatan
sangat membantu masyarakat secara umum dan perawat secara khusus dalam memahami,
menyikapi, dan menyelesaikan berbagai persoalan yang ada dalam memberikan pelayanan.

Paradigma adalah cara pandang dalam menyikapi, dan memilih tindakan terhadap berbagai
masalah yang timbul dalam pemberian pelayanan keperawatan kepada masyarakat.
Keperawatan adalah merupakan salah satu bentuk pelayanan profesional, yang di dasari oleh
ilmu, dengan bentuk pelayanan yang mecakup bio,psiko,sosial,dan spiritual secara
menyeluruh. Perawatan tidak hanya di lakukan pada orang sakit namun juga di berikan pada
mereka yang sehat untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.

Paradikma Keperawatan merupakan cara pandang dalam menyelesaikan masalah yang di


peroleh dalam pemberian pelayanan kepada masyarakat dalam pemenuhan kebutuahannya.

Keperawatan sebagai ilmu juga memiliki paradikma sendiri, dan sampai saat ini paradigma
keperawatan masih berdasarkan empat komponen yang di antaranya : manusia, keperawatan,
kesehatan dalam rentan sehat-sakit, dan lingkungan. Sebagai disiplin ilmu, keperawatan akan
selalu berkembang untuk mencapai profesi yang mandiri seiring dengan perkembangan ilmu
dan tehnologi kesehatan sehingga paradigma keperawatan akan terus berkembang

2. Komponen Paradigma Keperawatan


a. Manusia
Komponen ini merupakan komponen utama sebagai salah satu fokus dari pelayanan
keperawatan. Manusia bertindak sebagai klien, dalam konteks paradikma keperawatan ini
bersifat individu, kelompok, dan masyarakat.
b. Konsep Keperawatan
Konsep ini adalah suatu bentuk pelayanan kesehatan yang bersifat profesional dalam
memenuhi kebutuhan dasar manusia yang dapat di tujukan kepada individu, keluarga atau
masyarakat.

c. Konsep Sehat Sakit


Paradigma keperawatan dalam konsep sehat sakit memandang bahwa bentuk pelayanan
keperawatan yang akan di berikan selama rentan sehat sakit, akan melihat terlebih dahulu
status kesehatan dalam rentan sehat sakit tersebut, apakah statusnya dalam tahap setengah
sakit, sakit akut atau sakit kronis sehingga akan di ketahui tingkat asuhan keperawatan
yang akan di berikan serta tujuan yang di harapkan dalam meningkatkan kesehatannya.
d. Konsep Lingkungan
Paradigma keperawatan dalam konsep lingkungan ini adalah memandang bahwa
lingkungan fisik,psikis,sosial,spiritual dapat mempengaruhi kebutuhan dasar manusia
selama pemberian asuhan keperawatan dengan
meminimalkan danpak atau pengaruh yng di timbulkan sehingga tujuan asuhan
keperawatan dapat tercapai.
Tugas 2

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Berpikir merupakan suatu proses yang berjalan secara berkesinambungan

mencakup interaksi dari suatu rangkaian pikiran dan persepsi. Sedangkan berpikir kritis

merupakan konsep dasar yang terdiri dari konsep berpikir yang berhubungan dengan

proses belajar dan kritis itu sendiri berbagai sudut pandang selain itu juga membahas

tentang komponen berpikir kritis dalam keperawatan yang di dalamnya dipelajari

karakteristik, sikap dan standar berpikir kritis, analisis, pertanyaan kritis, pengambilan

keputusan dan kreatifitas dalam berpikir kritis.roses berpikir ini dilakukan sepanjang

waktu sejalan dengan keterlibatan kita dalam pengalaman baru dan menerapkan

pengetahuan yang kita miliki, kita menjadi lebih mampu untuk membentuk asumsi,

ide- ide dan membuat kesimpulan yang valid, semua proses tersebut tidak terlepas

dari sebuah proses berpikir dan belajar.

Keterampilan kognitif yang digunakan dalam berpikir kualitas tinggi memerlukan

disiplin intelektual, evaluasi diri, berpikir ulang, oposisi, tantangan dan dukungan. Berpikir

kritis adalah proses perkembangan kompleks yang berdasarkan pada pikiran rasional dan

cermat menjadi pemikir kritis adalah denominator umum untuk pengetahuan yang menjadi

contoh dalam pemikiran yang disiplin dan mandiri. Kemampuan berpikir kritis dan kreatif

merupakan kemampuan yang sangat esensial untuk kehidupan, pekerjaan, dan berfungsi

efektif dalam semua aspek kehidupan lainnya. Berpikir kritis telah lama menjadi tujuan pokok

dalam pendidikan sejak 1942.


B. Tinjauan Teoritis

1. Menurut Mustaji (2012): Berpikir kristis adalah berpikir secara beralasan dan reflektif

dengan menekankan pembuatan keputusan tentang apa yang harus dipercayai atau

dilakukan. Berikut adalah contoh-contoh kemampuan berpikir kritis, misalnya;

a. membanding dan membedakan

b. membuat kategori,

c. meneliti bagian-bagian kecil dan keseluruhan,

d. menerangkan sebab,

e. membuat sekuen / urutan,

f. menentukan sumber yang dipercayai, dan

g. membuat ramalan.

2. Definisi berpikir kritis menurut Walker (2006) :Berpikir kritis adalah suatu proses

intelektual dalam pembuatan konsep, mengaplikasikan, menganalisis, mensintesis, dan

atau mengevaluasi berbagai informasi yang didapat dari hasil observasi, pengalaman,

refleksi, di mana hasil proses ini diguanakan sebagai dasar saat mengambil tindakan.

3. Definisi berpikir kritis menurut Hassoubah (2007):Berpikir kritis adalah kemampuan

memberi alasan secara terorganisasi dan mengevaluasi kualitas suatu alasan secara

sistematis.

4. Gerhard ( Mayadiana 2005) :

Berfikir sebagai proses kompleks yang melibatkan penerimaan dan penguatan data

analisis dan evaluasi dengan mengembangkan aspek kualitatif dan kuantitatif, serta

membuat keputusan berdasarkan evaluasi.


5. Scriven (2001) : Berfikir kritis adalah proses intelektual yang aktif dan penuh dengan

keterampilan dan membuat pengertian atau konsep, mengaplikasikan, menganalisis, dan

membuat sintesis dan mengevaluasi.


BAB II
KASUS

A. Contoh Kasus

A adalah seorang perawat di suatu rumah sakit, sedang B adalah pasien tiba2 mengalami

sesak nafas. Keluarga pasien B meminta obat untuk mengatasi kondisi keluarganya saat ini.

Sebenarnya perawat A ingin membantu tetapi ia tidak bisa melakukan tampa perintah atau

resep dokter, sedang dokter masih dalam perjalanan namun keluarga pasien selalu mengeluh

pada perawat agar di berikan obat.

B. Pembahasan

Dalam kasus di atas saya sebagai petugas tetap akan memberikan tindakan kepada pasien

namun bukan dengan pemberian obat, namun dengan tindakan mandiri perawat yang tidak

perlu menunggu persetujuan dari dokter misallnya dengan:

1. Dengan memberikan posisi yang nyaman misallnya semi fowler

2. Dengan melonggarkan pakaian pasien

3. Anjurkan agar tidak mengumsumsi makanan atau minuman saat sedang sesak

4. Anjurkan agar keluarga tidak berkerumun/berkumpul di dekat pasien agar pasien dapat

menghirup udara lebih bebas.

Dengan melakukan tindakan dasar atau melakukan pertolongan pertama pada pasien

agar kondisi pasien tidak menjadi lebih parah. Jika tidak segera di tolong akan mengakibatkan

kondisi yang lebih parah dan bisa berakibat fatal. Namun kita tetap menghubungi dokter dan

melaporkan keadaan pasien, dan menunggu untuk kita lakukan tindakan selanjutnya misalnya

apakah dengan pemberian oksigen atau pemberian obat.


BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Berpikir kritis adalah salah satu proses berpikir tingkat tinggi yang dapat di

gunakan dalam pembentukan system konseptual seseorang.

Kemampuan berpikir kritis merupakan kemampuan yang sangat esensial untuk

kehidupan, pekerjaan, dan semua aspek kehidupan lainnya.

Berfikir secara kritis menantang individu untuk menelaah asumsi tentang

informasi terbaru dan untuk menginterpretasikan serta mengevaluasi uraian dengan

tujuan mencapai yang dapat di gunakan dalam simpulan suatu persepektif baru.

B. Saran

Sebaiknya kita sebagai seorang individu atau seorang perawat bisa berfikir secara kritis

sehingga dapat mengambil keputusan secara cepat dan tepat, serta dapat menyelesaikan

masalah dengan baik.


Daftar Pustaka

Mustaji (2012). Pengembangan Kemampuan Berpikir Kritis dan Kreatif dalam Pembelajaran.

Tersedia online: http://pasca.tp.ac.id/site/pengembangan-kemampuan-berpikir-kritis-dan-kreatif-

dalam-pembelajaran .

Hossoubah, Z. (2007). Develoving Creative and Critical Thinking Skills (terjemahan) .

Bandung: Yayasan Nuansa Cendia.

Anda mungkin juga menyukai