Anda di halaman 1dari 4

Akhlaq

Kata akhlak sering kita dengar dalam kehidupan sehari-hari dan sebagai muslim kita
mengetahui bahwa akhlak adalah salah satu hal yang harus diperhatikan terutama dalam
kehidupan bermasyarakat.

Seorang muslim senantiasa dianjurkan untuk memiliki akhlak yang baik dan menjauhi
akhlak yang buruk. Sedemikian pentingnya akhlak dalam islam disebutkan juga dalam hadits
bahwa Rasulullah SAW diutus kepada kaumnya dan seluruh umat didunia adalah untuk
memperbaiki akhlak manusia dimana saat itu akhlak masyarakat terutama masyarakat jahiliyah
masih jauh dari perilaku akhlak yang terpuji.

Kata akhlak secara bahasa verasal dari bahasa Arab “Al Khulk” yang diartikan sebagai
perangai, tabiat. Budi pekerti, dan sifat seseorang. Jadi akhlak seseorang diartikan sebagai budi
pekerti yang dimiliki oleh seseorang terkait dengan sifat-sifat yang ada pada dirinya.

Kata akhlak menurut istilah khususnya dalam islam diartikan sebagai sifat atau perangai
seseorang yang telah melekat dan biasanya akan tercermin dari perilaku orang tersebut.
Seseorang yang mmeiliki sifat baik biasanya akan memiliki perangai atau akhlak yang baik juga
dan sebaliknya seseorang yang memiliki perangai yang tidak baik cenderung memiliki akhlak
yang tercela.

Menurut Imam Al-Ghazali, akhlaq adalah suatu sifat yang tertanam dalam diri seseorang
yang mana dari sifat tersebut timbul suatu perbuatan yang mudah/gampang untuk dia lakukan.

Dalam bukunya, Ibnu Iskawih mengatakan Akhlaq adalah keadaan gerak jiwa yang
membuat seseorang melakukan suatu perbuatan tanpa memikirkannya terlebih dahulu. Dia
menjelaskan bahwa jiwa seseorang bergerak karena dua hal;

1. Watak/Alami, sebagaimana seseorang yang pemarah akan cepat marah karena


masalah sepele.

2. Bentukan/Latihan, sebagaimana seseorang melatih dirinya untuk melakukan suatu


tindakan tanpa dipikir terlebih dahulu dengan cara membiasakan dirinya untuk
melakukan tindakan tersebut.
Dari dua jenis di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa akhlaq adalah wujud dari
iman, islam dan ikhsan sebagai pantulan sifat dan jiwa seseorang baik secara spontan
maupun terpola yang kemudian akan melahirkan perilaku yang konsisten tanpa perlu
banyak pertimbangan terlebih dahulu.

Semakin beriman seseorang, akan semakin taat pula dia dalam beribadah, dan
ketika seseorang mantap dalam ibadahnya Allah SWT niscaya akan
menampakkannya dalam bentuk akhlaq yang baik. Maka dari itu, tiada tuntunan kita
yang paling utama dalam berakhlak selain sang Uswatun Hasanah, Rasulullah SAW.
Beliau sendiri begitu banyak memberi penekanan pada pentingnya kita
memperhatikan diri dalam berakhlaq dalam hadist-hadist seperti berikut;

1. “Orang mukmin yang paling sempurna imannya adalah yang terbaik akhlaknya”
(HR At-Tirmidzi)

2. “Sesungguhnya orang yang paling aku cintai dan yang paling dekat denganku
tempatnya pada hari kiamat adalah yang terbaik akhlaknya diantara kalian” (HR
At-Tirmidzi)

3. “Sebaik-baik sahabat di sisi Allah, adalah yang terbaik bagi sahabatnya. Sebaik-
baik tetangga di sisi Allah adalah yang terbaik bagi tetangganya”

4. “Sebaik-baik manusia adalah yang memliki hati yang tersapu (bersih) dan lisan
yang jujur”.
5. “Tidak ada sesuatu yang lebih berat pada timbangan (kebajikan) seorang mukmin
pada hari kiamat daripada akhlak yang mulia” (HR At-Tirmidzi)

Hadits ini mengisyaratkan kepada kita bahwa seseorang mukmin berusaha untuk
melakukan amalan yang terbaik dengan timbangan yang terberat pada hari kiamat. Karena kita
sadar bahwa umur dan kemampuan kita untuk beramal sholeh terbatas, maka Nabi mengarahkan
kita untuk berakhlak yang mulia, karena akhlak mulia merupakan amal ibadah yang sangat berat
timbangannya pada hari kiamat.

Masih ada begitu banyak lagi tuntunan yang diberikan Rasulullah SAW kepada kita yang
menegaskan terhadap pentingnya berakhlaq mulia, bahwasanya akhlaq seseorang adalah salah
satu tolak ukur keimanannya seperti dalam hadist berikut;

“Sesungguhnya seorang hamba itu benar-benar mencapai derajat orang yang


berpuasa dan sholat malam dengan sebab akhlaknya yang baik” (HR Abu Dawud)

Dalam islam akhlaq terbagi menjadi dua;


1. Akhlaq mahmudah
Yaitu akhlaq terpuji yang dapat meningkatkan keimanan kita dalam bentuk
bermanfaat bagi diri sendiri, alam dan orang lain. Contohnya banyak sekali
dari tuntunan rasulullah seperti; sholat tepat pada waktunya, bermurah hati,
bersilaturahmi, merawat alam, jujur dalam perkataan dan perbuatan, amanah,
ramah, dan masih banyak lagi.

2. Akhlaq Madzmumah
Yaitu akhlaq yang tercela, yang merusak kerimanan serta membawa
kerusakan pada diri sendiri, alam maupun orang lain. Banyak pula contohnya
dari larangan Allah dan rasullullah SAW seperti; syirik, munafik, khianat,
pendendam, takabbur, ahli fitnah, mencela, mencemari lingkungan, angkuh,
ghibah, dan masih banyak lagi.
Maka jelaslah sudah, kita sebagai orang mukmin harus benar-benar menanamkan akhlaq-
akhlaq mulia dalam diri kita. Tidak ada alasan lagi mengatakan suatu keburukan muncul karena
memang sudah takdirnya, tidak ada alasan lagi akan mustahil untuk berubah, karena
sesungguhnya hati seseorang itu sifatnya dapat dibentuk sesuai keinginan inangnya. Tidak ada
suatu keburukanpun yang tidak dapat diperbaiki dengan keinginan dan niat yang kua. Karena
itulah Allah SWT mengumpamakan ampunannya terhadap dosa-dosa manusia bagai setetes air
di samudra yang nunjauh luas.

Anda mungkin juga menyukai