TINJAUAN TEORITIS
jantung, dan pembuluh darah. Darah yang mencapai sel-sel tubuh dan
sama, tetapi memiliki bentuk yang berbeda seperti kepalan tangan setiap
orang. Dengan panjang 12cm, lebar 9cm, tebal 6cm, dan berat 250 gr pada
ventrikel sebelah kanan dipisahkan oleh katup trikuspid dan yang sebelah
kiri dipisahkan oleh katup biskupid atau yang lebih dikenal dengan katup
mitral. Katup trikuspid dan katup mitral berfungsi mencegah darah yang
Pembuluh darah jantung terdiri dari arteri koroner dan vena kardial,
arteri koroner kanan dan kiri yang cabang utamanya terletak di sulkus
sinus aorta anterior dan berjalan ke depan melalui trunkus pulmonaris dan
(Ellis, 2006).
arteri koroner kanan berbelok ke kiri dan terus menyelusuri sulkus koroner
Dominasi dari sistem arteri koroner berasal dari arteri koroner mana yang
koroner kanan sekitar 67%, arteri koroner kiri sekitar 15%, dan
Diameter arteri koroner kiri lebih besar dari diameter arteri koroner
dominance (dominan kanan) dimana arteri koroner kanan yang menyup lai
sering digambarkan sebagai kelanjutan dari arteri koroner kiri. Arteri ini
ini, yaitu arteri ini berjalan terus ke apeks dan bertemu dengan cabang
yaitu arteri marginalis kiri yang menyuplai darah ke batas kiri ventrikel
1. Siklus Jantung
dinding lateral superior dari atrium kanan dekat dengan pintu masuk
ventrikel, ada perlambatan lebih dari 0,1 detik dari hantaran listrik dari
(Guyton & Hall, 2006). Selama sistol atrium yang terjadi 0,1 detik,
ke dalam tiap ventrikel (kira-kira 105 ml). Pada akhir sistol dari
atrium juga merupakan akhir dari diastol ventrikel. Tiap ventrikel
telah berisi 130 ml pada akhir periode relaksasi dan volume darah
pada ventrikel kanan. Pada saat itu, darah dari jantung mulai
ventrikel kiri dan 25-35 mmHg pada ventrikel kanan. Periode ketika
Aliran darah koroner yang normal pada manumur rata-rata sekitar 225
Akibatnya, kerja jantung dalam kondisi yang berat meningkat 6-9 kali
lipat. Pada waktu yang sama, aliran darah koroner meningkat 3-4 kali
oleh kontraksi otot jantung. Aliran darah pada arteri koroner kiri
selama fase sistol hanya 10-30 % dari jumlah darah ketika fase diastol
terjadi. Efek kompresi dari sistol pada aliran darah koroner sangat
kecil pada atrium kanan sebagai akibat dari tekanan ventrikel yang
Perubahan aliran darah koroner selama siklus jantung pada orang yang
(dalam). Selama sistol, gaya kompresi lebih berefek pada aliran darah
pada darah arteri koroner dipakai oleh otot jantung ketika istirahat
koroner.
koroner.
2.2.1 Definisi
sel-sel tubuh akan nutrient dan oksigen secara adekuat (Udjianti, 2010).
begitu juga dengan venous return. Cardiac output tidak bisa mencukupi
yang masuk selama diastole. Hal ini menyebabkan volume pada saat
2.2.2 Klasifikasi
pulmonalis.
tanpa keluhan
d. Kelas 4: Bila pasien sama sekali tidak dapat melakukan aktifitas
jantung tersebut menimbulkan gagal yang dominan sisi kiri atau gagal
2. Gagal jantung kiri: Kongesti paru menonjol, hal ini disebabkan ketidak
berat badan.
6. Kelemahan.
2.2.5 Patofisiologi
Frekuensi jantung adalah fungsi dari sistem saraf otonom. Bila curah
kontraksi, yang tergantung pada 3 faktor, yaitu: (1) Preload (yaitu sinonim
(mengacu pada perubahan kekuatan kontraksi yang terjadi pada tingkat sel
terjadi baik pada jantung dan secara sistemik. Jika volume sekuncup kedua
sangat meningkat, maka volume dan tekanan pada akhir diastolik di dalam
kedua ruang jantung akan meningkat. Hal ini akan meningkatkan panjang
dilatasi ventrikel. Cardiac output pada saat istirahat masih bisa berfungsi
sistemik.
sistem saraf dan humoral. Peningkatan aktivitas sistem saraf simpatis akan
cardiac output, adaptasi itu sendiri dapat mengganggu tubuh. Oleh karena
organ vital, tetapi jika aktivasi ini sangat meningkat malah akan
vasodilator.
2.2.6 Pathway
ventricular.
3. Scan jantung: Tindakan penyuntikan fraksi dan memperkirakan
pergerakan dinding.
4. Pemeriksaan laboratorium
5. Hemoglobin dan eritrosit menurun sedikit karena hemodilusi. Kadar
bila gagal jantung dapat diatasi tapi infeksi atau karditis masih aktif
ada maka LED akan meningkat. Kadar natrium dalam darah sedikit
membantu membedakan gagal jantung sisi kanan verus sisi kiri, dan
2.2.7 Penatalaksanaan
1. Perawatan
1) Tirah baring/bedrest: Kerja jantung dalam keadaan decompensasi
2. Pengobatan medicmedis
1) Digitalisasi: Digitalis akan memperbaiki kerja jantung dengan
hari.
b. Cedilanid IV 1,2–1, 6 mg dalam 24 jam.
2) Diuretik
Diuresis dapat mengurangi beban awal (preload), tekanan pengisian
mg sehari.
3) Vasodilator
Obat vasodilator menurunkan tekanan akhir diastolic ventrikel kiri
berkurang.
3. Operatif
Pemakaian Alat dan Tindakan Bedah antara lain:
1) Revaskularisasi (perkutan, bedah).
2) Operasi katup mitral.
3) Aneurismektomi.
4) Kardiomioplasti.
5) External cardiac support.
6) Pacu jantung, konvensional, resinkronisasi pacu jantung
biventricular.
7) Implantable cardioverter defibrillators (ICD).
8) Heart transplantation, ventricular assist devices, artificial heart.
9) Ultrafiltrasi, hemodialisis.
2.2.8 Komplikasi
Berikut komplikasi dari gagal jantung menurut (Wijaya & Putri, 2013)
antara lain:
pembuluh darah.
2.3.1 Pengkajian
1. Biodata
dewasa dengan defek kongenital dan defek jantung akuisita (di dapat).
2. Keluhan utama
3. Riwayat kesehatan
1) Riwayat penyakit sekarang
Pengkajian yang di dapat dengan adanya gejala-gejala kongestif
2012).
2) Riwayat penyakit dahulu
Pada pasien gagal jantung biasanya pasien pernah menderita infark
(Muttaqin, 2012).
5) Psikososial
Kegelisahan dan kecemasan terjadi akibat gangguan oksigenasi
4. Pengkajian primer
A (Airway)
Pada pengkajian airway kaji ada tidaknya sumbatan jalan nafas
(Tabrani, 2007).
B (Breathing)
Kaji saturasi oksigen dengan menggunakan pulse oksimeter, untuk
5. Pengkajian sekunder
makanan)
M : Medikasi/obat-obatan (obat-obatan yang diminum seperti sedang
penyalahgunaan obat
obat-obatan herbal)
Association, 2007)
Exposure
Five Intervensi
Give Comfort
Tanda dan gejala yang diobservasi dan dirasakan klien alergi yang
Head to Toe
Pengkajian Head to Toe yang terfokus, meliputi:
a. Pengkajian kepala, leher dan wajah
a) Periksa rambut, kulit kepala dan wajahAdakah luka, perubahan
kesulitan menelan.
b. Pengkajian dada
a) Inspeksi: kesimetrisan, bentuk/postur dada, gerakan nafas
pembengkakan/penonjolan/edema.
b) Palpasi: Simetris, pergerakan dada, massa dan lesi, nyeri, tractile
satu sisi dengan satu sisi lain pada tinggi yang sama dengan pola
5-35 kali per menit : bunyi peristaltic yang yang keras dan
kepada pasien apakah daerah yang nyeri apabila ada maka harus
perfusi renal.
3. Intoleransi aktivitas b.d ketidakseimbangan antara suplai oksigen ke
jantung.
4. Gangguan pertukaran gas b.d edema pulmonal
5. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d penurunan
(Haryanto, 2007).
(Nursalam, 2008)