PENDAHULUAN
penyakit gagal jantung sudah tidak dialami oleh orang usia 50 tahun keatas atau
lansia, sekarang usia kisaran 30 tahun juga banyak yang terkena gagal jantung
dunia dan juga menjadi penyebab kenaikan jumlah perawatan di rumah sakit
kinerjanya, jantung berkompensasi. Akan tetapi bila beban lebih yang dihadapi
berkelanjutan, maka mekanisme kompensasi akan melampaui batas dan hal ini
akan menimbulkan keadaan merugikan yaitu kongesti paru, lalu akan terjadi
gas.
Menurut data WHO (2015), 17,3 juta orang meninggal akibat gangguan
kardiovaskular dan lebih dari 23 juta orang akan meninggal setiap tahun
didiagnosis dokter di Indonesia sebesar 0,13% atau sekitar 229.696 orang, dan
penderita gagal jantung pada usia lebih dari 15 tahun sebanyak 0,25% atau
dan low output (Andra & Yessie, 2013). Mortalitas 1 tahun pada pasien dengan
oksigen ke organ-organ vital seperti otak dan jantung berkurang yang berujung
pada kematian.
Penanganan gangguan pertukaran gas pada decompensasi cordis adalah
dengan cara diberikan posisi nyaman (fowler atau semi fowler), tambahan O2 6
nafas, memberikan diet tanpa garam dan diuretik, dan juga perlu dilakukan
menjaga keadaan jantung tetap stabil. Selain itu, hal tersebut dapat dicegah
dengan gaya hidup yang sehat, yaitu melakukan aktivitas fisik untuk menjaga
darah tinggi. Yang perlu diperhatikan dan diingat, hal tersebut bisa dilakukan
Banyuwangi 2019.
3. Membuat perencanaan keperawatan pada pasien Decompensasi Cordis
Banyuwangi 2019.
4. Melakukan implementasi keperawatan pada pasien Decompensasi Cordis
Banyuwangi 2019.
5. Mengevaluasi pasien Decompensasi Cordis Diruang Instalasi Gawat
(pengkajian).