MATA PELAJARAN
PENDIDIKAN JASMANI, OLAHRAGA, DAN
KESEHATAN (PJOK)
SEKOLAH DASAR (SD)
TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER
DAN PENGEMBANGAN SOAL
KELOMPOK KOMPETENSI C
PEDAGOGIK:
Penilaian Proses-Hasil Belajar 1 dan Komunikasi Efektif
PROFESIONAL:
Filosofi Penjas 1 dan Pengembangan Materi PPPK dan PKJ 2
Penulis:
Dwi Cahyo Widodo, M.Pd, dwicahyo11@gmail.com
Dewi Setiawati, M. Pd, dewi.setiawati501@gmail.
Penelaah:
Prof. Dr. Hari Amirullah Rachman, M.Pd, harirachman@yahoo.com.au
Penyunting:
Gagan Ganjar Nugraha, S.Pd.
Desain Grafis dan Ilustrasi:
Tim Desain Grafis
Copyright © 2017
Direktorat Pembinaan Guru Pendidikan Dasar
Nm Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
Dilarang mengcopy sebagian atau keseluruhan isi buku ini untuk kepentingan komersial
tanpa izin tertulis dari Kementerian Pendidikan Kebudayaan
PJOK SD KK C
Kata Sambutan
Peran guru profesional dalam proses pembelajaran sangat penting sebagai kunci
keberhasilan belajar siswa. Guru profesional adalah guru yang kompeten
membangun proses pembelajaran yang baik sehingga dapat menghasilkan
pendidikan yang berkualitas dan berkarakter prima. Hal tersebut menjadikan guru
sebagai komponen yang menjadi fokus perhatian Pemerintah maupun
pemerintah daerah dalam peningkatan mutu pendidikan terutama menyangkut
kompetensi guru.
iii
Guru dan Tenaga Kependidikan yang bertanggung jawab dalam
mengembangkan perangkat dan melaksanakan peningkatan kompetensi guru
sesuai bidangnya. Adapun perangkat pembelajaran yang dikembangkan tersebut
adalah modul Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan bagi Guru
moda tatap muka dan moda daring untuk semua mata pelajaran dan kelompok
kompetensi. Dengan modul ini diharapkan program Pengembangan Keprofesian
Berkelanjutan memberikan sumbangan yang sangat besar dalam peningkatan
kualitas kompetensi guru.
iv
PJOK SD KK C
Kata Pengantar
Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT atas selesainya Modul
Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan bagi Guru jenjang Sekolah Dasar Guru
Kelas Awal, Guru Kelas Tinggi, mata pelajaran Seni Budaya, dan Pendidikan Jasmani,
Olahraga, dan Kesehatan. Modul ini merupakan dokumen wajib untuk Program
Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan bagi Guru.
Sebagai salah satu upaya untuk mendukung keberhasilan suatu program diklat,
Direktorat Pembinaan Guru Pendidikan Dasar pada tahun 2017 melaksanakan
review, revisi, dan mengembangkan modul paska UKG 2015 yang telah terintegrasi
Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) dan Penilaian Berbasis Kelas, serta berisi
materi pedagogik dan profesional yang akan dipelajari oleh peserta selama
mengikuti Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan.
v
Terima kasih dan penghargaan yang tinggi disampaikan kepada pimpinan PPPPTK
IPA, PPPPTK PKn/IPS, PPPPTK Bahasa, PPPPTK Matematika, PPPPTK Penjas-BK,
dan PPPPTK Seni Budaya yang telah mengijinkan stafnya dalam menyelesaikan
modul Pendidikan Dasar jenjang Sekolah Dasar ini. Tidak lupa saya juga sampaikan
terima kasih kepada para widyaiswara, Pengembang Teknologi Pembelajaran (PTP),
dosen perguruan tinggi, dan guru-guru hebat yang terlibat di dalam penyusunan
modul ini.
Semoga Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan bagi Guru ini dapat
meningkatkan kompetensi guru sehingga mampu meningkatkan prestasi
pendidikan anak didik kita.
vi
PJOK SD KK C
i
MODUL
PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN
MATA PELAJARAN
PENDIDIKAN JASMANI, OLAHRAGA, DAN
KESEHATAN (PJOK)
SEKOLAH DASAR (SD)
TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER
DAN PENGEMBANGAN SOAL
KELOMPOK KOMPETENSI C
PEDAGOGIK:
PENILAIAN PROSES-HASIL BELAJAR 1 DAN KOMUNIKASI
EFEKTIF
Penulis:
Dwi Cahyo Widodo, M.Pd, 081383830383, dwicahyo11@gmail.com
Dewi Setiawati, M. Pd, 08111881553, dewi.setiawati501@gmail.
Penelaah:
Prof. Dr. Hari Amirullah Rachman, M.Pd, harirachman@yahoo.com.au
Penyunting:
Gagan Ganjar Nugraha, S.Pd.
Copyright © 2017
Direktorat Pembinaan Guru Pendidikan Dasar
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
ii
PJOK SD KK C
Daftar Isi
Hal.
ix
A. Tujuan ................................................................................................................................................ 51
B. Indikator Pencapaian Kompetensi ...................................................................................... 51
C. Uraian Materi ................................................................................................................................. 51
D. Aktivitas Pembelajaran ............................................................................................................. 62
E. Latihan/ Kasus/ Tugas .............................................................................................................. 66
F. Rangkuman ..................................................................................................................................... 69
G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut............................................................................................ 70
Kunci Jawaban ...................................................................................................................... 71
Penutup .................................................................................................................................. 73
Daftar Pustaka ...................................................................................................................... 75
x
PJOK SD KK C
DAFTAR GAMBAR
Hal.
xi
DAFTAR TABEL
Hal.
xii
PJOK SD KK C
Pendahuluan
A. Latar Belakang
1
Pendahuluan
mandiri, gotong royong, dan integritas. Kelima nilai utama tersebut terintegrasi
pada kegiatan-kegiatan pembelajaran yang ada pada modul. Setelah mempelajari
modul ini, selain guru dapat meningkatkan kompetensi pedagogik dan profesional,
guru juga diharapkan mampu mengimplementasikan Penguatan Pendidikan
Karakter khususnya Penguatan Pendidikan Karakter berbasis kelas.
B. Tujuan
Modul ini disajikan agar Saudara memiliki kompetensi dalam menganalisis materi
pembelajaran dari berbagai lingkup sumber belajar agar mendapatkan kompetensi
dasar yang harus dimiliki oleh peserta diklat sesuai dengan bekal ajar yang dimiliki
serta strategi yang dipilih dalam pembelajaran di sekolah.
2
PJOK SD KK C
C. Peta Kompetensi
D. Ruang Lingkup
Modul ini berisi tentang analisis materi pembelajaran dan bekal ajar peserta didik,
meliputi: KP 1: Penyusunan RPP 1 (Landasan, Konsep, dan Prinsip Penyusunan
RPP); KP 2: Komunikasi Efektif 2; KP 3: Pengembangan Instrumen Penilaian 2;
3
Pendahuluan
Tatap muka penuh dilaksanakan menggunakan alur pembelajaran yang dapat dilihat
pada alur dibawah.
4
PJOK SD KK C
Kegiatan pembelajaran tatap muka pada model tatap muka penuh dapat dijelaskan
sebagai berikut,
a. Pendahuluan
Pada kegiatan pendahuluan fasilitator memberi kesempatan kepada peserta diklat
untuk mempelajari :
• latar belakang yang memuat gambaran materi
• tujuan kegiatan pembelajaran setiap materi
• kompetensi atau indikator yang akan dicapai melalui modul.
• ruang lingkup materi kegiatan pembelajaran
• langkah-langkah penggunaan modul
b. Mengkaji Materi
Pada kegiatan mengkaji materi modul kelompok kompetensi pedadogik C, fasilitator
memberi kesempatan kepada guru sebagai peserta untuk mempelajari materi yang
diuraikan secara singkat sesuai dengan indikator pencapaian hasil belajar. Guru
sebagai peserta dapat mempelajari materi secara individual maupun berkelompok
dan dapat mengkonfirmasi permasalahan kepada fasilitator.
5
Pendahuluan
Lembar kerja pada pembelajaran tatap muka penuh adalah bagaimana menerapkan
pemahaman materi-materi yang berada pada kajian materi.
Pada aktivitas pembelajaran materi ini juga peserta secara aktif menggali informasi,
mengumpulkan dan mengolah data sampai pada peserta dapat membuat
kesimpulan kegiatan pembelajaran.
d. Presentasi dan Konfirmasi
Pada kegiatan ini peserta melakukan presentasi hasil kegiatan sedangkan fasilitator
melakukan konfirmasi terhadap materi dan dibahas bersama. pada bagian ini juga
peserta dan penyaji me-review materi berdasarkan seluruh kegiatan pembelajaran
Kegiatan diklat tatap muka dengan model In-On-In adalan kegiatan fasilitasi
peningkatan kompetensi guru yang menggunakan tiga kegiatan utama, yaitu In
Service Learning 1 (In-1), on the job learning (On), dan In Service Learning 2 (In-2).
Secara umum, kegiatan pembelajaran diklat tatap muka In-On-In tergambar pada
alur berikut ini.
6
PJOK SD KK C
Kegiatan pembelajaran tatap muka pada model In-On-In dapat dijelaskan sebagai
berikut,
a. Pendahuluan
Pada kegiatan pendahuluan disampaikan bertepatan pada saat pelaksanaan In
service learning 1 fasilitator memberi kesempatan kepada peserta diklat untuk
mempelajari :
7
Pendahuluan
Pada kegiatan ini peserta melakukan kegiatan pembelajaran sesuai dengan rambu-
rambu atau instruksi yang tertera pada modul dan dipandu oleh fasilitator. Kegiatan
pembelajaran pada aktivitas pembelajaran ini akan menggunakan
pendekatan/metode yang secara langsung berinteraksi di kelas pelatihan, baik itu
dengan menggunakan metode berfikir reflektif, diskusi, brainstorming, simulasi,
maupun studi kasus yang kesemuanya dapat melalui Lembar Kerja yang telah
disusun sesuai dengan kegiatan pada IN1.
Pada aktivitas pembelajaran materi ini peserta secara aktif menggali informasi,
mengumpulkan dan mempersiapkan rencana pembelajaran pada on the job learning.
8
PJOK SD KK C
Pada aktivitas pembelajaran materi pada ON, peserta secara aktif menggali
informasi, mengumpulkan dan mengolah data dengan melakukan pekerjaan dan
menyelesaikan tagihan pada on the job learning.
3. Lembar Kerja
Modul ini mempersiapkan lembar kerja yang nantinya akan dikerjakan oleh peserta,
lembar kerja tersebut dapat terlihat pada table berikut.
9
Pendahuluan
Keterangan.
TM : Digunakan pada Tatap Muka Penuh
IN1 : Digunakan pada In service learning 1
ON : Digunakan pada on the job learning
10
PJOK SD KK C
KEGIATAN PEMBELAJARAN 1
PENYUSUNAN RENCANA PELAKSANAAN
PEMBELAJARAN 1
A. Tujuan
Setelah membaca dan mengikuti kegiatan pembelajaran 1 (satu) ini, Saudara
mampu memahami: landasan yuridis penyusunan RPP, konsep dasar penyusunan
RPP secara terperinci, dan menerapkan nilai-nilai kerjasama, tanggungjawab dan
kemandirian.
C. Uraian Materi
Pada materi ini Saudara akan mempelajari penyusunan rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP) 1, yang meliputi landasan yuridis dan konsep dasar
penyusunan RPP. Materi ini berhubungan dengan materi pada kelompok
kompetensi D untuk kelanjutan penyusunan RPP 2. Peran pendidik dalam
perencanaan pembelajaran dalam penyusunan pembelajaran tentu berkaitan erat
dengan muatan-muatan nilai-nilai karakter.
Karakter religius pada sisi personal tentu berdampak pada nilai sosial, seperti:
karakter teguh pendirian, percaya diri, kerja sama lintas agama. Karakter Mandiri
antara lain: sikap dan perilaku tidak bergantung pada orang lain dan
mempergunakan segala tenaga, pikiran, waktu untuk merealisasikan harapan,
sedangkan sub nilai karakter mandiri seperti: etos kerja (kerja keras), tangguh
tahan banting, daya juang, profesional, kreatif. Nilai karakter Gotong Royong
mencerminkan tindakan menghargai semangat kerjasama dan bahu membahu
11
Kegiatan Pembelajaran 1
12
PJOK SD KK C
a. Silabus
13
Kegiatan Pembelajaran 1
pada setiap tahun ajaran tertentu. Silabus digunakan sebagai acuan dalam
pengembangan rencana pelaksanaan pembelajaran.
14
PJOK SD KK C
15
Kegiatan Pembelajaran 1
D. Aktivitas Pembelajaran
16
PJOK SD KK C
LK-KK.C.Ped.KP 1.1
LEMBAR KERJA
1. Gotong royong
2. Tanggung jawab
3. Kejujuran
4. Menghargai perbedaan pendapat / orang lain
17
Kegiatan Pembelajaran 1
a. Struktur Silabus
b. Komponen-komponen RPP
18
PJOK SD KK C
E. Latihan/Kasus/Tugas
Pilihan Ganda
19
Kegiatan Pembelajaran 1
20
PJOK SD KK C
9. Kemampuan yang harus dimiliki seorang peserta didik untuk setiap kelas
melalui pembelajaran disebut . . .
A. kompetensi dasar
B. kompetensi inti
C. indikator ketercapaian kompetensi
D. standar kompetensi lulusan
10. Sesuai pada standar proses kegiatan pembelajaran terdiri dari langkah-langkah
yang memuat unsur kegiatan . . . .
A. pendahuluan/pembuka dan kegiatan inti
B. kegiatan inti dan kegiatan penutup
C. pendahuluan/pembuka dan kegiatan penutup
D. kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup
F. Rangkuman
Perencanaan pembelajaran dirancang dalam bentuk Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) yang mengacu pada Standar Isi. Perencanaan pembelajaran
meliputi penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran dan penyiapan media dan
sumber belajar, perangkat penilaian pembelajaran, dan skenario pembelajaran.
Penyusunan RPP disesuaikan pendekatan pembelajaran yang digunakan.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rencana kegiatan pembelajaran
tatap muka untuk satu pertemuan atau lebih. RPP dikembangkan dari silabus untuk
mengarahkan kegiatan pembelajaran peserta didik dalam upaya mencapai
Kompetensi Dasar (KD). Setiap pendidik pada satuan pendidikan berkewajiban
menyusun RPP secara lengkap dan sistematis agar pembelajaran berlangsung
secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, efisien, memotivasi peserta
didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi
prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan
perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. RPP disusun berdasarkan KD
atau sub tema yang dilaksanakan dalam satu kali pertemuan atau lebih.
21
Kegiatan Pembelajaran 1
terdapat Komponen RPP yang yang terdiri Identitas satuan pendidikan; Identitas
mata pelajaran atau tema/subtema; kelas/semester; materi pokok; alokasi waktu;
tujuan pembelajaran; kompetensi dasar dan indikator pencapaian kompetensi;
materi pembelajaran; metode pembelajaran; media pembelajaran; sumber belajar;
langkah-langkah pembelajaran yang meliputi kegiatan pendahuluan, inti dan
penutup, selanjutnya terdapat penilaian hasil belajar.
22
PJOK SD KK C
KEGIATAN PEMBELAJARAN 2
KOMUNIKASI EFEKTIF
A. Tujuan
C. Uraian Materi
Pada materi ini Saudara akan mempelajari komunikasi efektif, yang meliputi teknik
bertanya, teknik menjawab, dan diskusi. Untuk pelaksanaan proses materi ini
memiliki hubungan dengan muatan-muatan nilai-nilai karakter yang muncul. Nilai-
nilai karakter tersebut adalah: Nilai karakter Gotong Royong mencerminkan
tindakan menghargai semangat kerjasama dan bahu membahu menyelesaikan
persoalan bersama, memperlihatkan rasa senang berbicara, bergaul, bersahabat
dengan orang lain. Sub nilai gotong royong antara lain menghargai, kerjasama,
komitmen atas keputusan bersama, musyawarah mufakat, tolong-menolong,
solidaritas, empati, anti diskriminasi, anti kekerasan, sikap kerelawanan. Subnilai
integritas antara lain kejujuran, cinta pada kebenaran, setia, komitmen moral,
keadilan, tanggungjawab, dan keteladanan.
23
Kegiatan Pembelajaran 2
Banyak ahli memberikan pengertian komunikasi, tujuan, fungsi, syarat, dan manfaat
komunikasi atau dampak komunikasi dalam kehidupan sehari-hari. Secara
sederhana biasanya komunikasi dijelaskan sebagai proses penyampaian pesan dari
penyampai pesan (komunikator) kepada penerima pesan (komunikan) dengan
tujuan tertentu. Mulyana menjelaskan, mereka yang memandang komunikasi
sebagai interaksi” menyetarakan komunikasi dengan suatu proses sebab-akibat atau
aksi-reaksi, yang arahnya bergantian”, Misalnya A menyampaikan pesan kepada B, B
memberikan reaksinya dengan menyampaikan pesan sebagai respon atau umpan-
balik. Begitu seterusnya dan dilakukan secara bergantian. A menjadi pengirim, B
penerima, dan B pengirim, A penerima pesan komunikasi (Mulyana, 2005: 65).
Komunikasi adalah proses penyampaian gagasan dari seseorang kepada orang lain.
Pengirim pesan atau komunikator memiliki pesan yang paling menentukan dalam
keberhasilan komunikasi, sedangkan komunikan atau penerima pesan hanya
sebagai objek yang pasif.
24
PJOK SD KK C
Komunikasi dalam proses pembelajaran baik peserta didik dengan guru, peserta
didik dengan peserta didik lainnya membutuhkan keterampilan berkomunikasi.
Nilai karakter pada komunikasi ini dapat dikembangkan antara lain:
Nilai karakter religius meliputi tiga dimensi relasi sekaligus, yaitu hubungan
individu dengan Tuhan, individu dengan sesama, dan individu dengan alam semesta
(lingkungan). Nilai karakter religius ini ditunjukkan dalam perilaku cinta damai,
toleransi, teguh pendirian, percayadiri, antibuli dan kekerasan, persahabatan,
ketulusan, tidak memaksakan kehendak, melindungi yang kecil dan tersisih.
Karakter Mandiri merupakan sikap dan perilaku tidak bergantung pada orang lain
dan mempergunakan segala tenaga, pikiran, waktu untuk merealisasikan harapan,
mimpi dan cita-cita, yang diimplementasikan pada kemandirian antara lain etos
kerja (kerja keras), tangguh tahan banting, daya juang, profesional, kreatif,
keberanian, dan menjadi pembelajar sepanjang hayat.
25
Kegiatan Pembelajaran 2
Bertanya merupakan bagian yang sangat penting dalam belajar. Pertanyaan yang
diajukan oleh peserta didik merupakan indiaktor bahwa peserta didik sudah mulai
belajar. Tanpa pertanyaan, peserta didik dapat dikatakan belum belajar. Jika
seseorang peserta didik bertanya, maka ia sudah melihat permasalahan atau
masalah pada sesuatu yang sedang dipelajari. Pemunculan masalah menandakan
bahwa peserta didik sudah mulai berpikir, dan jika masalah itu dirumuskan menjadi
pertanyaan berarti peserta didik itu berkehendak untuk menemukan jawaban atas
masalah yang ditemukan; berarti pula peserta didik berkehendak untuk
mengembangkan pikiran lebih lanjut. Itulah belajar.
26
PJOK SD KK C
b. Jenis Pertanyaan
Pada dasarnya ada dua pertanyaan yang perlu diajukan, yakni pertanyaan ingatan
dan pertanyaan pikiran.
27
Kegiatan Pembelajaran 2
2) Pertanyaan pikiran
Dimaksudkan untuk mengetahui sampai sejauh mana cara berpikir anak dalam
menanggapi suatu persoalan. Biasanya pertanyaan ini dimulai dengan kata
mengapa, bagaimana.
28
PJOK SD KK C
1) Untuk mengetahui sampai sejauh mana materi pelajaran yang telah dikuasai
peserta didik.
2) Untuk merangsang peserta didik untuk berpikir.
3) Memberi kesempatan pada peserta didik untuk mengajukan masalah yang
belum dipahami.
Beberapa keterampilan bertanya yang harus dikuasai oleh guru adalah sebagai
berikut:
29
Kegiatan Pembelajaran 2
Pemberian waktu (pausing) untuk berpikir setelah guru bertanya merupakan faktor
penting. Pemberian waktu ini akan menghasilkan beberapa keuntungan di
antaranya peserta didik merespon bertambah, banyak pikiran muncul, peserta didik
mulai berinteraksi antara satu dengan yang lainnya, banyak peserta didik bertanya
bertambah, atau guru cenderung meningkatkan variasi bertanya.
Bila guru bertanya, dan peserta didik tidak dapat menjawab, kemudian pertanyaan
tersebut diarahkan kepada peserta didik lain, maka guru tersebut telah melakukan
“pindah gilir” dalam bertanya. Pindah gilir dalam bertanya merupakan pertanyaan
yang sama yang diarahkan kepada beberapa peserta didik secara berurutan dengan
komentar yang sangat minimal atau tanpa komentar sama sekali. Maksud pindah
gilir ini antara lain mengurangi campur tangan guru, mengurangi pembicaraan guru
yang tidak perlu, dan meningkatkan kemungkinan respon peserta didik secara
lansung terhadap yang lain.
• Tujuan
1) Untuk meningkatkan perhatian perhatian dan rasa ingin tahu peserta didik
terhadap satu topik.
2) Memfokuskan perhatian pada suatu konsep masalah tertentu.
3) Mengembangkan belajar secara aktif.
4) Menstimulasi peserta didik untuk bertanya pada diri sendiri ataupun pada orang
lain.
5) Menstruktur suatu tugas sedemikian rupa, sehingga peserta didik akan belajar
secara maksimal.
6) Mengkomunikasikan kelompok, bahwa keterlibatan dalam belajar adalah sangat
diharapkan, demikian juga partisipasi semua anggota kelompok.
7) Mendiagnosis kesulitan belajar peserta didik.
8) Memberi kesempatan peserta didik untuk mengasimilasi dan merefleksi
inforamsi.
30
PJOK SD KK C
• Penyusunan Kata-kata
Untuk membantu peserta didik merespon pertanyaan guru harus disusun dengan
kata-kata yang cocok dengan tingkat perkembangan kelompok. Jangan dilupakan
perbedaan pembendaharaan kata-kata antara guru dengan peserta didik, atau
menganggap rendah tingkat berpikir peserta didik. Pertanyaan juga harus disusun
seekonomis mungkin. Pertanyaan yang panjang dan melantur adalah sulit untuk
ditangkap dan biasanya tidak jelas apa yang menjadi tugas peserta didik secara
spesifik. Dalam menyusun pertanyaan dapat diberikan kata-kata kunci untuk
menjawanya. Dengan demikian, tugas peserta didik menjadi jelas dan dapat
mengambil kata-kata yang diberikan untuk menjawabnya. Contoh: ”Mengapa pada
waktu malam hari angin bertiup dari arah laut menuju daratan?” ” Apa jasa
Pangeran Diponegoro terhadap negara kita?” Atau ”Bagaimana pengaruh harga
minyak bumi terhadap penghasilan negara?
• Struktur
Selama diskusi berlangsung usahakan guru memberi informasi yang relevan dengan
tugas peserta didik, baik sesudah atau sebelum pertanyaan-pertanyaan. Cara
demikian, memiliki pengaruh yang penting terhadap peserta didik, yang memberi
materi yang cukup untuk pemecahan masalah. Hal demikian dapat
mempertahankan diskusi tetap relevan dengan tujuan yang ditetapkan.
• Pemusatan
Ada dua aspek yang dapat diambil dari komponen pemusatan ini. Pertama, terhadap
ruang lingkup pertanyaan yang luas (terbuka), atau yang sempit. Contoh pertanyaan
luas, ”Apakah akibat dari devaluasi yang dilakukan pemerintah Indonesia?” ”Apa
pengaruh ASEAN terhadap negara Indonesia?” Atau ’’Bagaimana pengaruh iklim
mempengaruhi cara hidup manusia?” Pertanyaan tersebut memerlukan jawaban
31
Kegiatan Pembelajaran 2
yang luas, lain halnya dengan pertanyaan yang sempit seperti berikut: ”Apa akibat
devaluasi terhadap gaji pegawai negeri?” ”Bagaimana iklim mempengaruhi cara
bercocok tanam manusia?” Atau ”Apa pengaruh ASEAN terhadap politi luar negeri
Indonesia?” Pertanyaan-pertanyaan terakhir memungkinkan peserta didik untuk
dapat menjawab secara lebih sempit atau memusat. Kedua jenis pertanyaan
tersebut diperlukan dalam proses pembelajaran. Semua akan tergantung dari tujuan
serta masalah yang muncul dalam diskusi. Umumnya pertanyaan luas diajukan pada
saat diskusi akan dimulai sebagai alat untuk melibatkan peserta didik secara
maksimal. Pertanyaan yang lebih sempit atau memusat diajukan sebagai cadangan
untuk memberikan inforamsi yang relevan terhadap pertanyaan peserta didik.
Aspek yang kedua ialah pemusatan terhadap jumlah tugas peserta didik sebagai
akibat dari pertanyaan guru. Pertanyaan yang baik ialah pertanyaan yang
dipusatkan untuk satu tugas, dengan demikian akan menjadi jelas spesifikasi tugas
yang diharapkan dari peserta didik. Contoh pertanyaan multi pemusatan, misalnya
”Apa akibat devaluasi terhadap penghasilan pegawai negeri, petani, dan pedagang?”
Pertanyaan demikian membuat peserta didik bekerja secara stimulan dengan hasil
yang kurang baik dan proses belajar menjadi berkurang.
• Pindah Gilir
Bila guru menghendaki tetap ada perhatian penuh dari peserta didik dan meminta
beberapa peserta didik untuk merespon, guru dapat menggunakan teknik bertanya
pindah gilir. Setelah mengajukan pertanyaan untuk seluruh anggota kelas, kemudian
guru dapat meminta salah seorang peserta didik untuk menjawabnya, dengan cara
memanggil nama (pindah gilir verbal) atau dengan menunjuk, mengangguk, atau
senyum (pindah gilir nonverbal
Cara demikian dapat mengurangi pembicaraan guru, dan campur tangan guru dalam
pelajaran dapat diminimalkan. Walaupun komponen ini sangat sederhana, tetapi
dapat meningkatkan partisipasi.
32
PJOK SD KK C
• Distribusi
Untuk melibatkan peserta didik langsung dalam pelajaran, disarankan
mendistribusikan pertanyaan secara random (acak) selama proses pembelajaran
(interaksi edukatif) berlangsung. Pertanyaan menyebar ke seluruh penjuru ruangan
dengan memberi pertanyaan tambahan secara langsung. Prosedur pertanyaan tetap,
yaitu mula-mula ke seluruh anggota kelas, kemudian baru menunjuk seorang
peserta didik.
• Pemberian Waktu
Tiap peserta didik berbeda dalam kecepatan merespon pertanyaan, dan berbeda
pula tingkat kemampuan berbicara secara jelas. Salah satu cara membantu mereka
adalah dengan memberi waktu berpikir dalam beberapa detik setelah pertanyaan
diajukan kepada seluruh anggota kelas dan menunjuk peserta didik tertentu untu
menjawabnya.
• Prompting
Prompting adalah cara yang dilakukan guru untuk menuntun (prompt) peserta didik
memberikan jawaban dengan baik dan benar atas pertanyaan yang guru ajukan.
Dengan kata lain dalam merespon (menanggapi) jawaban peserta didik apabila
gagal menjawab pertanyaan, atau kurang sempurna. Cara ini bisa dilakukan dengan:
33
Kegiatan Pembelajaran 2
didik, atau pengetahuan yang ada untuk membantu peserta didik menafsirkan
pertanyaan.
Mereview (mengulang) informasi yang diberikan sebelumnya kadang-kadang
dapat membantu peserta didik dalam menjawab pertanyaan. Kegagalan peserta
didik dalam merespon dapat diapakai sebagai petunjuk, bahwa pelajaran yang
telah diberikan memiliki tingkat kesukaran yang cukup sulit.
34
PJOK SD KK C
Peserta didik enggan bertanya ketika pembelajaran berlangsung, salah satu masalah
yang cukup pelik dihadapi guru. Sebenarnya ini bukan masalah baru. Sesungguhnya
sudah ada sejak zaman doeloe-nya. Hanya saja, ketika teknologi pendidikan
berkembang, masalah keengganan peserta didik bertanya maupun menjawab
pertanyaan, menjadi sesuatu yang mendesak untuk dipecahkan. Sebab, ciri khas
35
Kegiatan Pembelajaran 2
pembelajaran modern adalah interaksi guru dengan peserta didik, peserta didik
dengan temannya dan dengan sumber belajar.
36
PJOK SD KK C
c. Respon guru.
Yang tak kalah penting dalam bertanya dan menjawab pertanyaan adalah respon
guru. Baik dalam menanggapi jawaban maupun pertanyaan peserta didik. Ini akan
menumbuhkan kepercayaan diri pada peserta didik. Pujian secara verbal dan non-
verbal sangat penting artinya bagi peserta didik. Disisi lain harus memberikan
hukuman kepada peserta didik lain yang terbiasa mencemooh temannya.
3. Tehnik Diskusi
b. Bentuk-Bentuk Diskusi
37
Kegiatan Pembelajaran 2
c. Langkah-Langkah Diskusi
38
PJOK SD KK C
Dalam proses diskusi, peranan guru sangat penting untuk memastikan diskusi
berjalan dengan baik. Berikut ini peranan guru dalam metode diskusi:
1) Penunjuk Jalan
Guru memberikan petunjuk umum dalam diskusi untuk mencapai kemajuan di
dalam diskusi. Guru merumuskan jalannya diskusi andaikata terjadi penyimpangan
dari masalah. Apabila guru mengalami dalam diskusi terjadi jawaban buntu, maka
guru meluangkan jalan bagi peserta didik sehingga diskusi berjalan dengan lancar.
3) Dinding Penangkis
Guru atau pemimpin diskusi harus memantulkan semua pertanyaan yang diajukan
kepada semua pengikut diskusi. Dia tidak harus menjawab pertanyaan yang harus
diberikan kepadanya. Dia hanya boleh menjawab pertanyaan yang tidak dapat
dijawab oleh pengikut diskusi. Ini bertujuan agar semua pengikut diskusi dapat
menjawabnya.
1) Membantu peserta didik untuk tiba kepada pengambilan keputusan yang lebih
baik ketimbang ia memutuskan sendiri, karena terdapat berbagai sumbangan
pikiran dari peserta lainnya yang dikemukakan dari berbagai sudut pandangan.
2) Mereka tidak terjebak dengan jalan pikirannya sendiri yang kadangkadang
salah.
39
Kegiatan Pembelajaran 2
Menurut Subroto (2002: 185) ada beberapa keuntungan dan kelemahan metode
diskusi antara lain sebagai berikut:
40
PJOK SD KK C
d) Tidak semua topik dapat dijadikan pokok diskusi, akan tetapi hanya hal-hal
yang bersifat problematis saja yang dapat didiskusikan.
e) Diskusi yang mendalam memerlukan waktu yang banyak. Peserta didik
tidak boleh merasa dikejar-kejar waktu.
f) Perasaan dibatasi waktu menimbulkan kedangkalan dalam diskusi
sehingga hasilnya tidak bermanfaat.
g) Apabila suasana diskusi hangat dan peserta didik sudah berani
mengemukakan pikiran mereka maka biasanya sulit untuk membatasi
pokok masalahnya.
h) Sering terjadi dalam diskusi peserta didik kurang berani mengemukakan
pendapatnya.
i) Jumlah peserta didik di dalam kelas yang terlalu besar akan mempengaruhi
setiap peserta didik untuk mengemukakan pendapatnya.
D. Aktivitas Pembelajaran
41
Kegiatan Pembelajaran 2
6. Melakukan pemaparan hasil kerja di depan kelas dan diskusi, saat Pembinaan
pengembangan keprofesian berkelanjutan menggunakan pola tatap muka
penuh atau saat In2 pada pola In-On-In.
7. Melakukan perbaikan sesuai dengan hasil diskusi dan saran dari fasilitator saat
pengembangan keprofesian berkelanjutan menggunakan pola tatap muka
penuh atau saat In2 pada pola In-On-In. Dengan aktivitas ini Saudara dapat
menerapkan karakter gotong royong melalui aktivitas saling berbagi informasi
dan bekerja sama untuk mendapatkan hasil terbaik.
8. Mengumpulkan hasil pemaparan dalam bentuk LK yang telah direvisi sebagai
tagihan, pada pola In-On-In pengumpulan hasil paparan atau tagihan dilakukan
pada saat In2.
9. Menyimak penguatan yang diampaikan oleh fasilitator. pada pola In-On-In
penguatan dilakukan pada saat In2.
10. Fasilitator melakukan penilaian selama proses dan di akhir program pembinaan
karier
LK-KK.C.Ped.KP 2.1
LEMBAR KERJA
1. Tanggung jawab
2. Kejujuran
3. Menghargai perbedaan pendapat / orang lain
42
PJOK SD KK C
43
Kegiatan Pembelajaran 2
b. Langkah-langkah diskusi
44
PJOK SD KK C
A. 1, 2, 3, dan 4
B. 1, 2, 3, dan 5
C. 2, 3, 4 , dan 5
D. 3, 4, dan 5
45
Kegiatan Pembelajaran 2
46
PJOK SD KK C
7. Metode diskusi dapat menumbuh dan mengembangkan cara berpikir dan sikap
ilmiah, hal tersebut merupakan ….
A. Kelemahan diskusi
B. Kekurangan diskusi
C. Keuntungan diskusi
D. Dampak negatif diskusi
8. Dalam proses diskusi, peranan guru sangat penting untuk memastikan diskusi
berjalan dengan baik. Guru memberikan petunjuk umum dalam diskusi untuk
mencapai kemajuan di dalam diskusi.. Guru merumuskan jalannya diskusi
andaikata terjadi penyimpangan dari masalah. Apabila guru mengalami dalam
diskusi terjadi jawaban buntu, maka guru meluangkan jalan bagi peserta didik
sehingga diskusi berjalan dengan lancar. Dalam diskusi hal-hal tersebut
merupakan peranan guru sebagai ….
A. pengatur lalu-lintas
B. penunjuk jalan
C. dinding penangkis
D. pemisah pertentangan
47
Kegiatan Pembelajaran 2
9. Dalam proses pembelajaran tujuan bertanya yang dilakukan oleh guru merupaakan
alat untuk ….
A. Memfokuskan perhatian pada suatu konsep masalah tertentu.
B. Mengaburkan perhatian perhatian dan rasa ingin tahu peserta didik terhadap
satu topik
C. Menghambat upaya belajar secara aktif
D. Menutup kesempatan peserta didik untuk mengasimilasi dan merefleksi
inforamsi
10. Dari kekurangan dan kelebihan metode bertanya, berkiut ini yang merupakan
kekurangan bertanya ….
A. Pertanyaan dapat menarik dan memusatkan perhatian peserta didik, sekalipun
ketika sedang ribut, yang mengantuk kembali tegar dan hilang kantuk.
B. Merangsang peserta didik untuk melatih dan mengembangkan daya pikir,
termasuk daya ingatan.
C. Tidak mudah membuat pertanyaan yang sesuai tingkat berpikir dan mudah
dipahami
D. Mengembangkan keberanian dan keterampilan peserta didik dalam menjawab
dan mengemukakan pendapat.
48
PJOK SD KK C
F. Rangkuman
Metode diskusi merupakan suatu metode pengajaran yang mana guru memberi
suatu persoalan atau masalah kepada peserta didik, dan para peserta didik diberi
kesempatan secara bersama-sama untuk memecahkan masalah itu dengan teman-
temannya.Dalam diskusi peserta didik dapat mengemukakan pendapat, menyangkal
pendapat orang lain, mengajukan usul-usul, dan mengajukan saran-saran dalam
rangka pemecahan masalah yang ditinjau dari berbagai segi.
49
Kegiatan Pembelajaran 2
50
PJOK SD KK C
KEGIATAN PEMBELAJARAN 3
PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN 2
A. Tujuan
Setelah membaca dan mengikuti kegiatan pembelajaran 3 (tiga) ini, Saudara mampu
memahami: aspek penilaian pembelajaran, jenis, bentuk, dan teknik penilaian tes
dan non tes dalam lingkup pembelajaran, persyaratan instrumen, mengidentifikasi
langkah-langkah penyusunan instrumen penilaian pembelajaran serta menerapkan
nilai-nilai kerjasama, tanggungjawab dan kemandirian.
C. Uraian Materi
Hasil kajian pelaksanaan Kurikulum 2013 bahwa salah satu kesulitan pendidik
dalam mengimplementasikan Kurikulum 2013 adalah dalam perencanaan,
pelaksanaan, pengolahan, pemanfaatan dan pelaporan penilaian. Pada perencanaan
penilaian, pendidik kesulitan merumuskan indikator instrumen penilaian,
menentukan teknik penilaian yang tepat sesuai dengan kompetensi dasar yang
diajarkan, mengembangkan butir-butir instrumen penilaian dan rubrik penilaian.
Pada pelaksanaan penilaian, pendidik kesulitan melakukan penilaian sikap dengan
berbagai teknik penilaian dalam waktu yang terbatas. Pendidik juga mengalami
kesulitan dalam mengolah dan mendeskripsikan capain hasil penilaian sikap,
pengetahuan, dan keterampilan.
51
Kegiatan Pembelajaran 3
Berkaitan dengan penilaian ini Saudara dapat menelaah di luar modul ini yaitu pada
kelompok kompetensi B, D, E, F, dan J. Sedangkan pada materi ini akan ditelaah
tentang; aspek-aspkek penilaian, teknik penilaian, dan syarat instrumen.
Untuk pelaksanaan dan pembahasan materi ini maka memiliki hubungan erat
dengan muatan-muatan nilai-nilai karakter. Nilai-nilai karakter tersebut adalah:
Nilai karakter religius ini ditunjukkan dalam perilaku mencintai dan menjaga
keutuhan ciptaan. Subnilai religius: cinta damai, toleransi, menghargai
perbedaan agama, teguh pendirian, percaya diri, kerja sama lintas agama,
antibuli dan kekerasan, persahabatan, ketulusan, tidak memaksakan kehendak,
melindungi yang kecil dan tersisih.
Nilai Karakter Mandiri merupakan sikap dan perilaku tidak bergantung pada
orang lain dan mempergunakan segala tenaga, pikiran, waktu untuk
merealisasikan harapan, mimpi dan cita-cita. Subnilai nasionalis yang muncul
yaitu taat hukum, disiplin.
Karakter Mandiri antara lain: sikap dan perilaku tidak bergantung pada orang
lain dan mempergunakan segala tenaga, pikiran, waktu untuk merealisasikan
harapan, sedangkan sub nilai karakter mandiri seperti: etos kerja (kerja keras),
tangguh tahan banting, daya juang, profesional, kreatif.
Nilai karakter Gotong Royong mencerminkan tindakan menghargai semangat
kerjasama dan bahu membahu menyelesaikan persoalan bersama, bergaul,
bersahabat dengan orang lain. Sub nilai gotong royong antara lain menghargai,
kerjasama, komitmen atas keputusan bersama, tolong-menolong, solidaritas,
empati, anti diskriminasi. Subnilai integritas antara lain kejujuran, cinta pada
kebenaran, setia, komitmen moral, keadilan, tanggungjawab, dan keteladanan.
Sesuai Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016 bahwa penilaian hasil belajar peserta
didik pada pendidikan dasar dan pendidikan menengah meliputi aspek: a. sikap, b.
pengetahuan, dan c. keterampilan.
52
PJOK SD KK C
a. Penilaian Sikap
Penilaian sikap dimaksudkan sebagai penilaian terhadap perilaku peserta didik
dalam proses pembelajaran kegiatan kurikuler maupun ekstrakurikuler, yang
meliputi sikap spiritual dan sosial. Penilaian sikap memiliki karakteristik yang
berbeda dari penilaian pengetahuan dan keterampilan, sehingga teknik
penilaian yang digunakan juga berbeda. Dalam hal ini, penilaian sikap lebih
ditujukan untuk membina perilaku sesuai budipekerti dalam rangka
pembentukan karakter peserta didik sesuai dengan proses pembelajaran.
1) Sikap spiritual
Penilaian sikap spiritual (KI-1), antara lain: (1) ketaatan beribadah; (2)
berperilaku syukur; (3) berdoa sebelum dan sesudah melakukan kegiatan; dan
(4) toleransi dalam beribadah. Sikap spiritual tersebut dapat ditambah sesuai
karakteristik satuan pendidikan.
2) Sikap Sosial
Penilaian sikap sosial (KI-2) meliputi: (1) jujur yaitu perilaku yang didasarkan
pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya
dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan; (2) disiplin yaitu tindakan yang
menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan; (3)
tanggung jawab yaitu sikap dan perilaku peserta didik untuk melaksanakan
tugas dan kewajibannya, yang seharusnya dilakukan terhadap diri sendiri,
masyarakat, lingkungan, negara, dan Tuhan Yang Maha Esa; (4) santun yaitu
perilaku hormat pada orang lain dengan bahasa yang baik; (5) peduli yaitu
sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan kepada orang lain atau
masyarakat yang membutuhkan; dan (6) percaya diri yaitu suatu keyakinan atas
kemampuannya sendiri untuk melakukan kegiatan atau tindakan. Sikap sosial
tersebut dapat ditambah oleh satuan pendidikan sesuai kebutuhan.
b. Penilaian Pengetahuan
53
Kegiatan Pembelajaran 3
c. Penilaian Keterampilan
54
PJOK SD KK C
2. Jenis, Bentuk, dan Teknik Penilaian Tes dan Non Tes dalam Lingkup
Pembelajaran
Instrumen tersebut terdapat dua bagian, yaitu; tes dan nontes. Yang termasuk
kelompok tes adalah tes prestasi belajar, tes intelegensi, tes bakat, dan tes
kemampuan akademik. Sedangkan yang termasuk dalam kelompok non-tes adalah
skala sikap, skala penilaian, pedoman observasi, pedoman wawancara, angket,
pemeriksaan dokumen dan sebagainya. Instrumen yang berbentuk tes bersifat
performansi maksimum sedang instrumen non-tes bersifat performansi tipikal.
Berikut uraian untuk memperjelas instrumen penilaian tersebut, agar Saudara dapat
mengkaji dan membahas lebih lanjut:
Ada dua jenis tes, yakni: tes uraian (subjektif) dan tes objektif. Tes uraian terdiri
dari uraian bebas, uraian terbatas, dan uraian terstruktur. Sedangkan tes objektif
terdiri dari beberapa bentuk, yakni bentuk pilihan benar salah, pilihan ganda
dengan banyak variasi, menjodohkan, dan isian pendek atau melengkapi.
55
Kegiatan Pembelajaran 3
Bentuk tes uraian dibedakan menjadi tiga, yaitu: uraian bebas, uraian terbatas dan
uraian berstruktur.
• Uraian Bebas (Extended Respons Items)
Dalam uraian bebas jawaban peserta didik tidak dibatasi, bergantung pada
pandangan peserta didik itu sendiri. Hal ini disebabkan oleh isi pertanyaan uraian
bebas sifatnya umum.
• Uraian Terbatas (Restricted Respons Items)
Bentuk kedua dari tes uraian adalah tes uraian terbatas. Dalam bentuk ini
pertanyaan telah diarahkan kepada hal-hal tertentu atau ada pembatasan tertentu.
• Uraian Berstruktur
Soal berstruktur dipandang sebagai bentuk antara soal-soal objektif dan soal-soal
essay. Soal berstruktur merupakan serangkaian soal jawaban singkat sekalipun
bersifat terbuka dan bebas memberikan jawaban.
56
PJOK SD KK C
• Menjodohkan (Matching)
Soal tes bentuk menjodohkan terdiri atas kumpulan soal dan kumpulan jawaban
yang keduanya dikumpulkan pada dua kolom berbeda, yaitu kolom sebelah kiri
menunjukkan kumpulan persoalan, dan kolom sebelah kanan menunjukkan
kumpulan jawaban. Bentuk soal seperti ini sangat baik untuk mengukur
kemampuan peserta didik dalam mengidentifikasi hubungan antara dua hal.
• Melengkapi (Completion)
Soal bentuk melengkapi (completion) dikemukakan dalam kalimat yang tidak
lengkap.
• Tes Lisan
Tes lisan yakni tes yang pelaksanaannya dilakukan dengan mengadakan tanya jawab
secara langsung antara pendidik dan peserta didik.
• Tes Perbuatan
Tes perbuatan yakni tes yang penugasannya disampaikan dalam bentuk lisan atau
tertulis dan pelaksanaan tugasnya dinyatakan dengan perbuatan atau unjuk kerja.
Penilaian tes perbuatan dilakukan sejak peserta didik melakukan persiapan,
melaksanakan tugas, sampai dengan hasil yang dicapainya. Untuk menilai tes
perbuatan pada umumnya diperlukan sebuah format pengamatan, yang bentuknya
dibuat sedemikian rupa agar pendidik dapat menuliskan angka-angka yang
diperolehnya pada tempat yang sudah disediakan. Bentuk formatnya dapat
disesuaikan menurut keperluan. Untuk tes perbuatan yang sifatnya individual,
sebaiknya menggunakan format pengamatan individual. Untuk tes perbuatan yang
dilaksanakan secara kelompok digunakan format tertentu yang sudah disesuaikan
untuk keperluan pengamatan kelompok.
57
Kegiatan Pembelajaran 3
1). Observasi
Observasi adalah suatu proses pengamatan dan pencatatan secara sistematis, logis,
objektif, dan rasional mengenai berbagai fenomena untuk mencapai tujuan tertentu.
Dalam evaluasi pembelajaran, observasi dapat digunakan untuk menilai proses dan
hasil belajar peserta didik, seperti tingkah laku peserta didik pada waktu belajar,
berdiskusi, mengerjakan tugas, dan lain-lain. Instrumen yang digunakan untuk
melakukan observasi disebut pedoman observasi.
Ada tiga jenis observasi, yakni: 1). Observasi Lagsung, adalah pengamatan yang
dilakukan terhadap gejala atau proses yang terjadi dalam situasi yang sebenarnya
dan langsung diamati oleh pengamat. 3). Observasi tidak langsung, adalah observasi
yang dilakasanakan dengan menggunakan alat seperti mikroskop utuk mengamati
bakteri, suryakanta untuk melihat pori-pori kulit. 3). Observasi partisipasi, adalah
observasi yang dilaksanakan dengancara pengamat harus melibatkan diri atau ikut
serta dalam kegiatan yang dilaksanakan oleh individu atau kelompok yang diamati,
sehingga pengamat bisa lebih menghayati, merasakan dan mengalami sendiri
seperti inddividu yang sedang diamatinya.
2). Wawancara
Wawancara merupakan salah satu bentuk instrumen evaluasi jenis non-tes yang
dilakukan melalui percakapan dan tanya jawab, baik secara langsung maupun tidak
langsung.
Melalui wawancara, data bisa diperoleh dalam bentuk kualitatif dan kuantitatif.
Pertanyaan yang tidak jelas dapat diulang dan dijelaskan lagi, begitupun dengan
58
PJOK SD KK C
jawaban yang belum jelas. Ada dua jenis wawancara, yakni: wawancara terstruktur
dan wawanncara bebas.
3). Angket
Angket adalah sebuah daftar pertanyaan yang harus diisi oleh orang yang akan
diukur (responden). Angket adalah instrumen penilaian hasil belajar yang berupa
daftar pertanyaan tertulis untuk menjaring informasi tentang sesuatu, misalnya
tentang latar belakang keluarga peserta didik, kesehatan peserta didik, tanggapan
peserta didik terhadap metode pembelajaran, media, dan lain- lain. Angket
umumnya dipergunakan pada ranah afektif.
Kasus tersebut dipelajari secara mendalam dan dalam kurun waktu yang cukup
lama. Mendalam artinya mengungkapkan semua variabel yang menyebabkan
terjadinya kasus tersebut dari berbagai aspek yang mempengaruhi dirinya.
Penekanan yang utama dalam studi kasus adalah mengapa individu melalukan apa
yang dilakukannya dan bagaimana tingkah lakunya dalam kondisi dan pengaruhnya
terhadap lingkungan. Datanya bisa diperoleh dari berbagai sumber, seperti; orang
tua, teman dekatnya, guru, bahkan juga dari dirinya.
6). Portofolio
Portofolio berasal dari bahasa Inggris “portfolio” yang berarti dokumen atau surat-
surat. Penilaian portofolio (portfolio assesment) merupakan salah satu bentuk
“performance assesment”. Portofolio (portfolio) adalah kumpulan hasil tugas/tes
atau hasil karya peserta ddik yang dikaitkan dengan standar atau kriteria yang telah
59
Kegiatan Pembelajaran 3
ditentukan. Dengan kata lain, model penilaian yang bertujuan untuk mengukur
kemampuan peserta didik dalam membangun dan merefleksi suatu pekerjaan/tugas
atau karya melalui pengumpulan (collection) hasil karya peserta didik yang
sistematis dalam satu periode.
Prinsip dalam penilaian portofolio (portfolio assesment) adalah dokumen atau data
hasil pekerjaan peserta didik, baik berupa pekerjaan rumah, tugas atau tes tertulis
seluruhnya digunakan untuk membuat inferensi kemampuan dan perkembangan
kemampuan peserta didik. Informasi ini juga digunakan untuk menyusun strategi
dalam meningkatkan kualitas proses pembelajaran.
Syarat instrumen penilaian yang baik memiliki ciri-ciri dan harus memenuhi
beberapa kaidah berikut ini:
a Validitas
Sebuah instrumen penilaian dikatakan baik manakala memiliki validitas yang tinggi.
Yang dimaksud validitas disini adalah kemampuan instrumen tersebut menilai apa
yang seharusnya dinilai. Ada tiga aspek yang hendak dievaluasi dalam evaluasi hasil
belajar yaitu aspek kognitif, psikomotor, dan afektif. Tinggi rendahnya validitas
instrumen dapat di hitung dengan uji validitas dan di nyatakan dengan koefisien
validitas.
b Reliabilitas
Instrumen dikatakan memiliki reliabilitas yang tinggi manakala instrumen tersebut
dapat menghasilkan hasil pengukuran yang ketetapan. Tinggi rendahnya reliabilitas
60
PJOK SD KK C
ini dapat dihitung dengan uji reliabilitias dan dinyatakan dengan koefisien
reliabilitas.
c Objektivitas
Instrumen penilaian hendaknya terhindar dari pengaruh-pengaruh subjektifitas
pribadi dari si-evaluator dalam menetapkan hasilnya. Dalam menekan pengaruh
subjektifitas yang tidak bisa dihindari hendaknya evaluasi dilakukan mengacu
kepada pedoman pertama menyangkut masalah kontinuitas dan komprehensif.
Evaluasi harus dilakukan secara kontinu (terus-menerus). Dengan evaluasi yang
berkali-kali dilakukan maka evaluator akan memperoleh gambaran yang lebih jelas
tentang keadaan audiens yang dinilai. Evaluasi yang diadakan secara hanya satu
atau dua kali, tidak akan dapat memberikan hasil yang objektif tentang keadaan
audiens yang dievaluasi. Faktor kebetulan akan sangat mengganggu hasilnya.
d Praktikabilitas
Sebuah instrumen penilaian dikatakan memiliki praktikabilitas yang tinggi apabila
bersifat praktis mudah pengadministrasiannya dan memiliki ciri; mudah
dilaksanakan, tidak menuntut peralatan yang banyak dan memberi kebebasan
kepada audiens mengerjakan yang dianggap mudah terlebih dahulu. Mudah
pemeriksaannya artinya dilengkapi pedoman skoring, kunci jawaban. Dilengkapi
petunjuk yang jelas sehingga dapat dilaksanakan oleh orang lain.
e Ekonomis
Pelaksanaan evaluasi menggunakan instrumen tersebut tidak membutuhkan biaya
yang mahal tenaga yang banyak dan waktu yang lama.
f Taraf Kesukaran
Instrumen yang baik terdiri dari butir-butir instrumen yang tidak terlalu mudah dan
tidak terlalu sukar. Butir soal yang terlalu mudah tidak mampu merangsang audiens
mempertinggi usaha memecahkannya sebaliknya kalau terlalu sukar membuat
audiens putus asa dan tidak memiliki semangat untuk mencoba lagi karena di luar
jangkauannya. Di dalam istilah evaluasi indeks kesukaran ini diberi simbul “P” yang
dinyatakan dengan “proporsi”.
61
Kegiatan Pembelajaran 3
g Daya Pembeda
Daya pembeda sebuah instrumen adalah kemampuan instrumen tersebut
membedakan antara audiens yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan audiens
yang tidak pandai (berkemampuan rendah). Indek daya pembeda ini disingkat
dengan “D” dan dinyatakan dengan Indeks Diskriminasi.
D. Aktivitas Pembelajaran
62
PJOK SD KK C
8. Melakukan perbaikan sesuai dengan hasil diskusi dan saran dari fasilitator saat
Pembinaan karier guru menggunakan pola tatap muka penuh atau saat In2
pada pola In-On-In. Dengan aktivitas ini Saudara dapat menerapkan karakter
gotong royong melalui aktivitas saling berbagi informasi dan bekerja sama
untuk mendapatkan hasil terbaik.
9. Mengumpulkan hasil pemaparan dalam bentuk LK yang telah direvisi sebagai
tagihan, pada pola In-On-In pengumpulan hasil paparan atau tagihan dilakukan
pada saat In2.
10. Menyimak penguatan yang diampaikan oleh fasilitator. pada pola In-On-In
penguatan dilakukan pada saat In2.
11. Fasilitator melakukan penilaian selama proses dan di akhir program pembinaan
karier
63
Kegiatan Pembelajaran 3
LK-KK.C.Ped.KP3.1
LEMBAR KERJA
1. Tanggung jawab
2. Kejujuran
3. Menghargai perbedaan pendapat / orang lain
Skenario Lembar Kerja.
64
PJOK SD KK C
65
Kegiatan Pembelajaran 3
66
PJOK SD KK C
4. Penilaian dalam bentuk pengetahuan yang diberikan oleh Guru Penjas untuk
mengetahui apakah materi yang diberikan telah dipahami atau belum secara
klasikal, sebaiknya menggunakan penilaian dalam bentuk penilaian ....
A. tes tertulis
B. tes lisan
C. tes unjuk kerja
D. tes portopolio
5. Penilaian keterampilan yang mencakup aktivitas menggunakan, mengurai,
merangkai, memodifikasi, dan membuat, merupakan penilaian keterampilan
pada ranah ….
A. abstrak
B. konkrit
C. verbal
D. konseptual
6. Indikator pencapaian dirumuskan dengan menggunakan kata kerja operasional
yang dapat diamati dan diukur, antara lain: mengidentifikasi, menghitung,
membedakan, menyimpulkan, menceritakan kembali, mempraktekkan,
mendemonstrasi-kan, dan mendeskripsikan, merupakan penilaian untuk
mencapai kompetensi . . . .
A. keterampilan
B. sikap
C. pengetahuan
D. sikap, pengetahuan dan keterampilan
7. Penilaian yang menuntut respon berupa keterampilan melakukan suatu
aktivitas atau perilaku sesuai dengan tuntutan kompetensi yang dilakukan
dengan mengamati kegiatan peserta didik dalam melakukan sesuatu
merupakan tes . . . .
A. perilaku
B. praktik
C. pengetahuan
D. keterampilan
67
Kegiatan Pembelajaran 3
8. Penilaian yang dilakukan dengan cara menilai kumpulan seluruh karya peserta
didik dalam bidang tertentu yang bersifat reflektif-integratif untuk mengetahui
minat, perkembangan, prestasi, dan/atau kreativitas peserta didik dalam kurun
waktu tertentu, merupakan bentuk tes . . . .
A. perilaku
B. unjuk kerja
C. proyek
D. portofolio
9. Penilaian dengan cara meminta peserta didik untuk mengemukakan kelebihan
dan kekurangan dirinya dalam konteks pencapaian kompetensi. Instrumen
yang digunakan berupa lembar penilaian diri menggunakan daftar cek atau
skala penilaian (rating scale) yang disertai rubrik, merupakan teknik penilaian
....
A. observasi
B. penilaian diri
C. penilaian antarpeserta didik
D. jurnal
10. Pendidik menilai kompetensi keterampilan melalui penilaian kinerja, yaitu
penilaian yang menuntut peserta didik mendemonstrasikan suatu kompetensi
tertentu dengan menggunakan tes praktik, projek, dan penilaian portofolio,
merupakan teknik penilaian kompetensi . . . .
A. keterampilan
B. sikap
C. pengetahuan
D. sikap, pengetahuan dan keterampilan
68
PJOK SD KK C
F. Rangkuman
69
Kegiatan Pembelajaran 3
70
PJOK SD KK C
KUNCI JAWABAN
71
PJOK SD KK C
PENUTUP
Modul ini dirumuskan dan dikembangkan dari berbagai pihak yang memiliki best
practices dan pakar-pakar PJOK. Namun demikian agar modul ini efektif dalam
mendorong guru untuk melaksanakan peningkatan kompetensinya perlu perhatian
dan masukan dari stakeholders.
Hasil akhir dari upaya pemahaman konsep, latihan dalam tugas-tugas dan diskusi
dapat meningkatkan kompetensi guru, sehingga bermakna bagi peserta didik dalam
mata pelajaran PJOK. Harapan penulis terhadap peserta diklat, bahwa dari
kekurangan isi modul ini peserta akan mengeksplorasi lebih lanjut dengan berbagai
sumber belajar yang relevan. Selamat belajar dan teruslah belajar, demi
terwujudnya tujuan PJOK dalam mencapai tujuan pendidikan nasional seutuhnya.
73
PJOK SD KK C
DAFTAR PUSTAKA
Awak, Uda. 2014. Bertanya dan Menjawab Pertanyaan. Di akses tanggal 4 November
2015 dari http://www.matrapendidikan.com/2014/02/bertanya-dan-
menjawab-pertanyaan.html.
Djamarah, Syaiful Bahri, dan Zain Azwan. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta:
PT Rineka Cipta.
Djamarah, Syaiful Bahri. 2005. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif.
Jakarta: PT Rineka Cipta.
Coutinho, M., &Malouf, D., (1993). Performance Assessment and Children with
Disabilities: Issues and Possibilities. Teaching Exceptional Children, 25(4),
63– 67.
Hendriono, 2010. Instrumen Evaluasi Hasil Belajar.
http://dokumen.tips/documents/evaluasi-pembelajaran-
55a4d3829e180.html. Diakses tanggal 6 November 2015.
Kemdikbud, Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013, Jakarta: Kemdikbud,
2015
Kemdikbud, Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan
Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan.
Macdonald, D. (2000). Curriculum change and the postmodern world: The school
curriculum-reform project an anachronism.
Mahendra, Agus, dkk. (2006).Implementasi Movement-Problem-Based Learning
Sebagai Pengembangan Paradigma Reflective Teaching Dalam Pendidikan
Jasmani: Sebuah Community-Based Action Research Di Sekolah Menengah Di
Kota Bandung.
Riadi, Muchlisin. 2013. Metode Diskusi Dalam Belajar. Di akses tanggal 4 November
2015 dari http://www.kajianpustaka.com/2013/01/metode-diskusi-dalam-
belajar.html.
Sudjana, Nana. 2009. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru
Algesindo.
Trianto. 2007. Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik.
Jakarta: Prestasi Pustaka.
Tim Pengembang Materi, Modul Bimbingan Teknis Implementasi Kurikulum 2013,
Bogor: PPPPTK Penjas dan BK, 2014
Tim Pengembang Materi, Modul Diklat Kompetensi Tingkat Dasar Berbasis UKG,
Bogor: PPPPTK Penjas dan BK, 2015.
MODUL
PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN
MATA PELAJARAN
PENDIDIKAN JASMANI, OLAHRAGA, DAN
KESEHATAN (PJOK)
SEKOLAH DASAR (SD)
TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER
DAN PENGEMBANGAN SOAL
KELOMPOK KOMPETENSI C
PROFESIONAL:
FILOSOSFI PENJAS 1 DAN PENGEMBANGAN MATERI PPK
DAN PKJ 2
Penulis:
Dwi Cahyo Widodo, M.Pd, dwicahyo11@gmail.com
Dewi Setiawati, M. Pd, dewi.setiawati501@gmail.
Penelaah:
Prof. Dr. Hari Amirullah Rachman, M.Pd, harirachman@yahoo.com.au
Penyunting:
Gagan Ganjar Nugraha, S.Pd.
Copyright © 2017
Direktorat Pembinaan Guru Pendidikan Dasar
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
ii
PJOK SD KK C
Daftar Isi
Hal.
iii
B. Indikator Pencapaian Kompetensi ................................................................................. 65
C. Uraian Materi ............................................................................................................................ 66
D. Aktivitas Pembelajaran ........................................................................................................ 94
E. Latihan/ Kasus/ Tugas ......................................................................................................... 97
F. Rangkuman ................................................................................................................................ 99
G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut.................................................................................... 100
Kunci Jawaban ................................................................................................................... 101
Evaluasi................................................................................................................................ 103
Penutup ............................................................................................................................... 107
Daftar Pustaka ................................................................................................................... 109
iv
PJOK SD KK C
Daftar Gambar
Hal.
v
Daftar Tabel
Hal.
vi
PJOK SD KK C
Pendahuluan
A. Latar Belakang
Pendidik adalah tenaga kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru, dosen,
konselor, pamong belajar, widyaiswara, tutor, instruktur, fasilitator, dan sebutan
lain yang sesuai dengan kekhususannya, serta berpartisipasi dalam
menyelenggarakan pendidikan. Guru dan tenaga kependidikan wajib meningkatkan
kompetensinya secara berkelanjutan, sesuai kebutuhan, dan bertahap agar dapat
melaksanakan tugas profesionalnya.
1
Pendahuluan
B. Tujuan
Modul ini disajikan agar Saudara memiliki kompetensi dalam menganalisis materi
pembelajaran dari berbagai lingkup sumber belajar agar mendapatkan kompetensi
dasar yang harus dimiliki oleh peserta diklat sesuai dengan bekal ajar yang dimiliki
serta strategi yang dipilih dalam pembelajaran di sekolah.
2
PJOK SD KK C
C. Peta Kompetensi
D. Ruang Lingkup
Modul ini berisi tentang analisis materi pembelajaran dan bekal ajar peserta didik,
meliputi: KP 1: Azas dan Falsafah PJOK 1; KP 2: Pembelajaran Aktivitas
Pengembangan Kebugaran Jasmani 2; Pembelajaran Pertolongan Pertama pada
Kegawatdaruratan.
3
Pendahuluan
Tatap muka penuh dilaksanakan menggunakan alur pembelajaran yang dapat dilihat
pada alur dibawah.
4
PJOK SD KK C
Kegiatan pembelajaran tatap muka pada model tatap muka penuh dapat dijelaskan
sebagai berikut,
a. Pendahuluan
Pada kegiatan pendahuluan fasilitator memberi kesempatan kepada peserta diklat
untuk mempelajari :
b. Mengkaji Materi
Pada kegiatan mengkaji materi modul kelompok kompetensi profesional C,
fasilitator memberi kesempatan kepada guru sebagai peserta untuk mempelajari
materi yang diuraikan secara singkat sesuai dengan indikator pencapaian hasil
belajar. Guru sebagai peserta dapat mempelajari materi secara individual maupun
berkelompok dan dapat mengkonfirmasi permasalahan kepada fasilitator.
5
Pendahuluan
Pada kegiatan ini peserta melakukan kegiatan pembelajaran sesuai dengan rambu-
rambu atau instruksi yang tertera pada modul dan dipandu oleh fasilitator. Kegiatan
pembelajaran pada aktivitas pembelajaran ini akan menggunakan pendekatan yang
akan secara langsung berinteraksi di kelas pelatihan bersama fasilitator dan peserta
lainnya, baik itu dengan menggunakan diskusi tentang materi, malaksanakan
praktik, dan latihan kasus.
Lembar kerja pada pembelajaran tatap muka penuh adalah bagaimana menerapkan
pemahaman materi-materi yang berada pada kajian materi.
Pada aktivitas pembelajaran materi ini juga peserta secara aktif menggali informasi,
mengumpulkan dan mengolah data sampai pada peserta dapat membuat
kesimpulan kegiatan pembelajaran.
Pada kegiatan ini peserta melakukan presentasi hasil kegiatan sedangkan fasilitator
melakukan konfirmasi terhadap materi dan dibahas bersama. pada bagian ini juga
peserta dan penyaji me-review materi berdasarkan seluruh kegiatan pembelajaran
Pada bagian ini fasilitator didampingi oleh panitia menginformasikan tes akhir yang
akan dilakukan oleh seluruh peserta yang dinyatakan layak tes akhir.
Kegiatan diklat tatap muka dengan model In-On-In adalan kegiatan fasilitasi
peningkatan kompetensi guru yang menggunakan tiga kegiatan utama, yaitu In
Service Learning 1 (In-1), on the job learning (On), dan In Service Learning 2 (In-2).
Secara umum, kegiatan pembelajaran diklat tatap muka In-On-In tergambar pada
alur berikut ini.
6
PJOK SD KK C
Kegiatan pembelajaran tatap muka pada model In-On-In dapat dijelaskan sebagai
berikut,
a. Pendahuluan
7
Pendahuluan
• Mengkaji Materi
Pada kegiatan mengkaji materi modul kelompok kompetensi profesional C,
fasilitator memberi kesempatan kepada guru sebagai peserta untuk mempelajari
materi yang diuraikan secara singkat sesuai dengan indikator pencapaian hasil
belajar. Guru sebagai peserta dapat mempelajari materi secara individual maupun
berkelompok dan dapat mengkonfirmasi permasalahan kepada fasilitator.
Pada aktivitas pembelajaran materi ini peserta secara aktif menggali informasi,
mengumpulkan dan mempersiapkan rencana pembelajaran pada on the job learning.
• Mengkaji Materi
Pada kegiatan mengkaji materi modul kelompok kompetensi profesional C, guru
sebagai peserta akan mempelajari materi yang telah diuraikan pada in service
learning 1 (IN1). Guru sebagai peserta dapat membuka dan mempelajari kembali
materi sebagai bahan dalam mengerjaka tugas-tugas yang ditagihkan kepada
peserta.
8
PJOK SD KK C
Pada aktivitas pembelajaran materi pada ON, peserta secara aktif menggali
informasi, mengumpulkan dan mengolah data dengan melakukan pekerjaan dan
menyelesaikan tagihan pada on the job learning.
Pada bagian ini fasilitator didampingi oleh panitia menginformasikan tes akhir yang
akan dilakukan oleh seluruh peserta yang dinyatakan layak tes akhir.
3. Lembar Kerja
Modul ini mempersiapkan lembar kerja yang nantinya akan dikerjakan oleh peserta,
lembar kerja tersebut dapat terlihat pada table berikut.
9
Pendahuluan
10
PJOK SD KK C
Kegiatan Pembelajaran 1
Azas Dan Falsafah Pjok 1
A. Tujuan
Pendidikan jasmani merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pendidikan pada
umumnya yang mempengaruhi potensi peserta didik dalam hal kognitif, afektif , dan
psikomotor melalui aktivitas jasmani. Melalui aktivitas jasmani anak akan
11
Kegiatan Pembelajaran 1
12
PJOK SD KK C
Karena hasil-hasil kependidikan dari pendidikan jasmani tidak hanya terbatas pada
manfaat penyempurnaan fisik atau tubuh semata, definisi pendidikan jasmani tidak
hanya menunjuk pada pengertian tradisional dari aktivitas fisik. Kita harus melihat
13
Kegiatan Pembelajaran 1
istilah pendidikan jasmani pada bidang yang lebih luas dan lebih abstrak, sebagai
satu proses pembentukan kualitas pikiran dan juga tubuh.
Salah satu pertanyaan sulit di sepanjang jaman adalah pemisahan antara jiwa dan
raga atau tubuh. Kepercayaan umum menyatakan bahwa jiwa dan raga terpisah,
dengan penekanan berlebihan pada satu sisi tertentu, disebut dualisme, yang
mengarah pada penghormatan lebih pada jiwa, dan menempatkan kegiatan fisik
secara lebih inferior.
Pandangan yang berbeda lahir dari filsafat monoisme, yaitu suatu kepercayaan yang
memenangkan kesatuan tubuh dan jiwa. Kita bisa melacak pandangan ini dari
pandangan Athena Kuno, dengan konsepnya “jiwa yang baik di dalam raga yang
baik.” Moto tersebut sering dipertimbangkan sebagai pernyataan ideal dari tujuan
pendidikan jasmani tradisional: aktivitas fisik mengembangkan seluruh aspek dari
tubuh; yaitu jiwa, tubuh, dan spirit. Tepatlah ungkapan Zeigler bahwa fokus dari
bidang pendidikan jasmani adalah aktivitas fisik yang mengembangkan, bukan
semata-mata aktivitas fisik itu sendiri. Selalu terdapat tujuan pengembangan
manusia dalam program pendidikan jasmani. Akan tetapi, pertanyaan nyata yang
harus dikedepankan di sini bukanlah ‘apakah kita percaya terhadap konsep holistik
tentang pendidikan jasmani, tetapi, apakah konsep tersebut saat ini bersifat
dominan dalam masyarakat kita atau di antara pengemban tugas pendidikan
jasmani sendiri?
14
PJOK SD KK C
15
Kegiatan Pembelajaran 1
16
PJOK SD KK C
psikomotorik secara umum dapat diarahkan pada dua tujuan utama, pertama
mencapai perkembangan aspek kebugaran jasmani, dan kedua, mencapai
perkembangan aspek perseptual motorik. Ini menegaskan bahwa pembelajaran
pendidikan jasmani harus melibatkan aktivitas fisik yang mampu merangsang
kemampuan kebugaran jasmani serta sekaligus bersifat pembentukan penguasaan
gerak keterampilan itu sendiri.
Domain afektif mencakup sifat-sifat psikologis yang menjadi unsur kepribadian yang
kukuh. Tidak hanya tentang sikap sebagai kesiapan berbuat yang perlu
dikembangkan, tetapi yang lebih penting adalah konsep diri dan komponen
kepribadian lainnya, seperti intelegensia emosional dan watak. Konsep diri
menyangkut persepsi diri atau penilaian seseorang tentang kelebihannya. Konsep
diri merupakan fondasi kepribadian anak dan sangat diyakini ada kaitannya dengan
pertumbuhan dan perkembangan mereka setelah dewasa kelak. Intelegensia
emosional mencakup beberapa sifat penting, yakni pengendalian diri, kemampuan
memotivasi diri, ketekunan, dan kemampuan untuk berempati. Pengendalian diri
merupakan kualitas pribadi yang mampu menyelaraskan pertimbangan akal dan
emosi yang menjadi sifat penting dalam kehidupan sosial dan pencapaiannya untuk
sukses hidup di masyarakat. Demikian juga dengan ketekunan; tidak ada pekerjaan
yang dapat dicapai dengan baik tanpa ada ketekunan. Ini juga berlaku sama dengan
kemampuan memotivasi diri, kemandirian untuk tidak selalu diawasi dalam
menyelesaikan tugas apapun.
17
Kegiatan Pembelajaran 1
Sejalan dengan itu, pengetahuan dan kebiasaan makan yang buruk pun semakin
memperparah masalah kesehatan yang mengancam kesejahteraan masyarakat.
Dengan pola gizi yang berlebihan, para ‘pemalas gerak’ itu akan menimbun lemak
dalam tubuhnya secara berlebihan. Mereka menghadapkan diri mereka sendiri pada
resiko penyakit degenaratif (menurunnya fungsi organ) yang semakin besar.
18
PJOK SD KK C
Dengan bermain dan bergerak anak benar-benar belajar tentang potensinya dan
dalam kegiatan ini anak-anak mencoba mengenali lingkungan sekitarnya. Para ahli
sepaham bahwa pengalaman ini penting untuk merangsang pertumbuhan
intelektual dan hubungan sosialnya dan bahkan perkembangan harga diri yang
menjadi dasar kepribadiannya kelak.
Anak adalah mahluk yang sedang berada dalam masa kelebihan energi. Kelebihan
energi ini perlu disalurkan agar tidak menganggu keseimbangan perilaku dan
mental anak. Segera setelah kelebihan energi tersalurkan, anak akan memperoleh
kembali keseimbangan dirinya, karena setelah istirahat, anak akan kembali
memperbaharui dan memulihkan energinya secara optimum.
Pendidikan jasmani yang benar akan memberikan sumbangan yang sangat berarti
terhadap pendidikan anak secara keseluruhan. Hasil nyata yang diperoleh dari
pendidikan jasmani adalah perkembangan yang lengkap, meliputi aspek fisik,
mental, emosi, sosial dan moral. Tidak salah jika para ahli percaya bahwa
pendidikan jasmani merupakan wahana yang paling tepat untuk “membentuk
manusia seutuhnya”.
19
Kegiatan Pembelajaran 1
Guru demikian akan berkata: “kalau perlu tidak usah ada pentahapan, karena anak
akan dapat mempelajarinya secara langsung. Beri mereka bola, dan instruksikan
anak supaya bermain langsung”. Anak yang sudah terampil biasanya dapat
menjadi contoh, dan anak yang belum terampil belajar dari mengamati
demonstrasi temannya yang sudah mahir tadi. Untuk pengajaran model seperti ini,
ada ungkapan: “Kalau anda ingin anak belajar renang, lemparkan mereka ke kolam
yang paling dalam, dan mereka akan bisa sendiri.
Dari uraian di atas maka dapat kita simpulkan olahraga adalah aktivitas kompetitif.
Karena kita tidak dapat mengartikan olahraga tanpa memikirkan kompetisi,
sehingga tanpa kompetisi, olahraga berubah menjadi semata-mata bermain atau
rekreasi. Bermain pada satu saat menjadi olahraga, tetapi sebaliknya, olahraga tidak
pernah hanya semata-mata bermain; karena aspek kompetitif teramat penting
dalam hakikatnya.
20
PJOK SD KK C
Pendidikan kesehatan merupakan proses belajar, dalam hal ini berarti terjadi
proses perkembangan atau perubahan kearah yang lebih tahu dan lebih baik pada
diri individu. Pada kelompok masyarakat dari tidak tahu tentang nilai-nilai
kesehatan menjadi tahu, dari tidak mampu mengatasi sendiri masalah- masalah
kesehatan menjadi mampu (Purwanto, 1999).
21
Kegiatan Pembelajaran 1
22
PJOK SD KK C
serta dilakukan dalam jangka waktu yang cukup secara teratur, kegiatan
tersebut akan berpengaruh terhadap perubahan kemampuan fungsi organ-organ
tubuh seperti jantung dan paru-paru. Sistem peredaran darah dan pernapasan akan
bertambah baik dan efisien, didukung oleh sistem kerja penunjang lainnya.
Dengan bertambah baiknya sistem kerja tubuh akibat latihan, kemampuan tubuh
akan meningkat dalam hal daya tahan, kekuatan dan kelentukannya. Demikian
juga dengan beberapa kemampuan motorik seperti kecepatan, kelincahan dan
koordinasi.
Konsep sehat dan sejahtera secara menyeluruh berbeda dengan pengertian sehat
secara fisik. Anak dididik untuk meraih gaya hidup sehat secara total serta
kebiasan hidup yang sehat, baik dalam arti pemahaman maupun prakteknya.
Kebiasaan hidup sehat tersebut bukan hanya kesehatan fisik, tetapi juga mencakup
juga kesejahteraan mental, moral, dan spiritual. Tanda-tandanya adalah anak lebih
tahan dalam menghadapi tekanan dan cobaan hidup, berjiwa optimis, merasa
aman, nyaman, dan tenteram dalam kehidupan sehari-harinya.
b. Keterampilan fisik
Keterlibatan anak dalam asuhan permainan, senam, kegiatan bersama, dan lain-
lain, merangsang perkembangan gerakan yang efisien yang berguna untuk
menguasai berbagai keterampilan. Keterampilan tersebut bisa berbentuk
keterampilan dasar misalnya berlari dan melempar serta keterampilan khusus
seperti senam atau renang. Pada akhirnya keterampilan itu bisa mengarah kepada
keterampilan yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari.
23
Kegiatan Pembelajaran 1
serta apa akibatnya terhadap derajat kebugaran jasmani bila seseorang berlatih
tidak teratur?
d. Kemampuan berpikir
Memang sulit diamati secara langsung bahwa kegiatan yang diikuti oleh anak
dalam pendidikan jasmani dapat meningkatkan kemampuan berpikir anak.
Namun demikian dapat ditegaskan di sini bahwa pendidikan jasmani yang efektif
mampu merangsang kemampuan berpikir dan daya analisis anak ketika terlibat
dalam kegiatan-kegiatan fisiknya. Pola-pola permainan yang memerlukan tugas-
tugas tertentu akan menekankan pentingnya kemampuan nalar anak dalam hal
membuat keputusan.
e. Kepekaan rasa
Dalam kehidupan sosial, setiap individu akan belajar untuk bertanggung jawab
melaksanakan peranannya sebagai anggota masyarakat. Di dalam masyarakat
banyak norma yang harus ditaati dan aturan main yang melandasinya. Melalui
pendidikan jasmani, norma dan aturan juga dipelajari, dihayati dan diamalkan.
Untuk dapat berperan aktif, anak pun akan menyadari bahwa ia dan
kelompoknya harus menguasai beberapa keterampilan yang diperlukan.
Sesungguhnyalah bahwa kegiatan pendidikan jasmani disebut sebagai ajang nyata
untuk melatih keterampilan-keterampilan hidup (life skills), agar seseorang dapat
hidup berguna dan tidak menyusahkan masyarakat.
Keterampilan yang dipelajari bukan hanya keterampilan gerak dan fisik semata,
melainkan terkait pula dengan keterampilan sosial, seperti berempati pada orang
lain, menahan sabar, memberikan respek dan penghargaan pada orang lain,
mempunyai motivasi yang tinggi, serta banyak lagi. Seorang ahli menyebut bahwa
kesemua keterampilan di atas adalah keterampilan hidup. Sedangkan ahli yang
lain memilih istilah kecerdasan emosional (emotional intelligence).
f. Keterampilan sosial
Kecerdasan emosional atau keterampilan hidup bermasyarakat sangat
mementingkan kemampuan pengendalian diri. Dengan kemampuan ini seseorang
bisa berhasil mengatasi masalah dengan kerugian sekecil mungkin. Anak yang
24
PJOK SD KK C
25
Kegiatan Pembelajaran 1
terletak suatu keharusan untuk saling mengakui dan menghargai keunikan masing-
masing, termasuk kelebihan dan kelemahannya. Dan ini bukan hanya berkaitan
dengan kelainan fisik semata-mata, tetapi juga dalam kaitannya dengan perbedaan
psikologis seperti kepribadian, karakter, pola pikir, serta tak kalah pentingnya
dalam hal pengetahuan dan kepercayaan.
Program pendidikan jasmani yang baik tentu harus dilandasi oleh pemahaman guru
terhadap karakteristik psikologis anak, dan yang paling penting dalam hal
sumbangan apa yang dapat diberikan oleh program pendidikan jasmani terhadap
perkembangan mental dan psikologis anak.
Studi dalam ilmu-ilmu psikologi mempunyai implikasi untuk para guru pendidikan
jasmani, terutama dalam wilayah atau sub-disiplin ilmu teori belajar, teori
pembelajaran gerak, perkembangan kepribadian, serta sikap. Kesemua sub-disiplin
itu, memberikan pemahaman yang lebih luas dalam hal bagaimana anak belajar, dan
yang terpenting upaya apa yang harus dipertimbangkan guru dikaitkan dengan
menciptakan lingkungan belajar yang memungkinkan anak belajar.
Kata psikologi berasal dari kata-kata Yunani psyche, yang berarti jiwa atau roh, dan
logos, yang berarti ilmu. Diartikan secara populer, psikologi adalah ilmu jiwa atau
ilmu pikiran. Para ahli psikologi mempelajari hakikat manusia secara ilmiah, dan
untuk memahami alam pikiran manusia, termasuk anak, termasuk ciri-ciri manusia
ketika belajar. Pendidikan jasmani lebih menekankan proses pembelajarannya pada
penguasaan gerak manusia. Pemahaman yang lebih mendalam terhadap
kecenderungan dan hakikat gerak ini, misalanya melalui teori gerak dan teori
belajar gerak, maka memungkinkan guru lebih memahami tentang kondisi apa yang
perlu disediakan untuk memungkinkan anak belajar secara efektif.
Jika dahulu para guru pendidikan jasmani lebih bersandar pada teori belajar
behaviorisme, yang lebih melihat proses pembelajaran dari perubahan perilaku
anak, maka dewasa ini sudah diakui adanya keharusan untuk memahami tentang
apa yang terjadi di dalam diri anak ketika mempelajari keterampilan gerak, yang
ditunjang oleh berkembangan teori belajar kognitivisme.
26
PJOK SD KK C
27
Kegiatan Pembelajaran 1
D. Aktivitas Pembelajaran
Aktivitas pembelajaran pada materi Asas dan Falsfah PJOK meliputi:
1. Brainstroming tentang materi Asas dan Falsfah PJOK 1 meliputi: 1) Pengertian
pendidikan jasmani, 2) Pengertian Pendidikan Olahraga, 3). Pengertian
Pendidikan Kesehatan, 4). Tujuan dan Pentingnya Pendidikan Jasmani, 5).
Landasan Filosofis Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan, dan 6).
Landasan Ilmiah Pelaksanaan Pendidikan Jasmani. Pada pola In-On-In kegiatan
ini dilakukan saat In1.
2. Setelah itu peserta pembinaan karier dibagi dalam beberapa kelompok untuk
mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh fasilitator. Pada pola In-On-In
kegiatan ini dilakukan saat In1.
3. Menyimak penjelasan tujuan dan skenario pembelajaran dari Fasilitator. Pada
pola In-On-In kegiatan ini dilakukan saat In1.
4. Menyalin berkas (file) lembar kerja/work sheet (LK) tentang kesulitan belajar
peserta didik yang disediakan oleh Fasilitator. Pada pola In-On-In kegiatan ini
dilakukan saat In1.
28
PJOK SD KK C
29
Kegiatan Pembelajaran 1
LK-KK.C.Pro.KP1.1
LEMBAR KERJA
1. Gotong royong
2. Tanggung jawab
3. Kejujuran
4. Menghargai perbedaan pendapat / orang lain
30
PJOK SD KK C
Selamat mengerjakan
berkaitan dengan
pengertian pendidikan
jasmani?
dengan pengertian
pendidikan olahraga?
dengan pengertian
olahraga?
dengan pengertian
pendidikan kesehatan?
31
Kegiatan Pembelajaran 1
E. Latihan/ Kasus/Tugas
32
PJOK SD KK C
33
Kegiatan Pembelajaran 1
34
PJOK SD KK C
F. Rangkuman
Ada tiga hal penting yang menjadi sumbangan unik dari pendidikan jasmani, yaitu:
Dalam mempelajari pendidikan jasmani, maka kita perlu mempelajari pula dasar-
dasar pemikiran kependidikan jasmanian tentang:
1. Landasan biologis
2. Landasan psikologis, dan
3. Landasan sosiologis
35
Kegiatan Pembelajaran 1
Bila Saudara telah mencapai tingkat penguasaan 80 % atau lebih, anda dapat
meneruskan dengan Kegiatan Belajar berikutnya. Bagus ! Tetapi bila tingkat anda
masih di bawah 80 %, anda harus mengulangi Kegiatan Pembelajaran ini dengan
focus sebagai nilai karakter integritas Saudara, terutama bagian yang belum anda
kuasai. Jangan hanya bersandar pada kunci jawaban yang ada.
36
PJOK SD KK C
Kegiatan Pembelajaran 2
Pengembangan Materi Ppk
A. Tujuan
Setelah membaca dan mengikuti kegiatan pembelajaran 2 (dua) ini, Saudara mampu
memahami: hakekat dan prinsip PPPK, peralatan PPPK dan cara penggunaannya,
dan kecelakaan yang sering terjadi dengan cara pertolongannya, serta menerapkan
nilai-nilai kerjasama, tanggungjawab dan kemandirian.
C. Uraian Materi
Berikut Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Pendidikan Kesehatan untuk kelas 1
s.d kelas 6 Sekolah Dasar
37
Kegiatan Pembelajaran 2
38
PJOK SD KK C
Manusia sebagai makhluk hidup selalu bergerak untuk memenuhi ruang, waktu, dan
keadaan lainnya setiap hari. Kegiatan yang dilakukan di dalam dan di luar ruangan
yang dilakukan dapat beresiko mengalami kecelakaan.
a. Pengertian PPPK
Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan adalah pertolongan darurat yang diberikan
kepada korban kecelakaan, maupun yang sakit mendadak secara tepat dan cepat
dan sementara sebelum mendapat pertolongan lanjutan dari tenaga medis bila
diperlukan. Sifat dari pertongan pertama ialah memberikan perasaan ketenangan
kepada korban, mencegah atau mengurangi rasa takut dan gelisah, dan mengurangi
bahaya yang lebih besar.
b. Tujuan PPPK
Orang selalu berusaha menghindari penyakit atau kecelakaan. Tetapi tidak seorang
pun tahu kapan penyakit atau kecelakaan itu akan datang. Karena itu kita harus
39
Kegiatan Pembelajaran 2
selalu berusaha untuk memperkecil akibat dari musibah atau kecelakaan yang
mungkin sewaktu-waktu akan menimpa diri atau sanak keluarga kita.
Korban kecelakaan yang masih hidup memerlukan pertolongan yang cepat, supaya
korban terhindar dari bahaya maut. Di sinilah letak fungsi pertolongan pertama
sebelum tenaga medis datang. Bila dilakukan dengan benar, pertolongan pertama
pada kecelakaan dapat menolong jiwa seseorang. Tetapi bila dilakukan dengan
salah, bahkan dapat membahayakan jiwa korban.
Oleh karena itu, orang yang memberikan pertolongan pertama harus mempunyai
pengetahuan, keterampilan dan mampu melihat situasi dan kondisi korban sebelum
melakukan pertolongan pertama. Tindakan-tindakan yang harus dilakukan dalam
memberikan pertolongan pertama, antara lain:
1) Panggillah dokter secepat mungkin atau bila dokter tak mungkin segera
datang, kirimkanlah penderita segera ke rumah sakit.
2) Hentikan perdarahan.
3) Cegah dan atasi shock atau gangguan keadaan umum yang lainnya.
4) Cegahlah infeksi.
Tujuan pertolongan pertama pada kecelakaan adalah sebagai berikut.
1) Menyelamatkan nyawa atau mencegah kematian
o Memperhatikan kondisi dan keadaan yang mengancam korban.
o Melaksanakan Resusitasi Jantung dan Paru (RJP) kalau perlu.
o Mencari dan mengatasi pendarahan.
2) Mencegah cacat yang lebih berat (mencegah kondisi memburuk)
o Mengadakan diagnose.
o Menangani korban dengan prioritas yang logis.
o Memperhatikan kondisi atau keadaan (penyakit) yang tersembunyi.
40
PJOK SD KK C
3) Menunjang penyembuhan
o Mengurangi rasa sakit dan rasa takut.
o Mencegah infeksi.
o Merencanakan pertolongan medis serta tranportasi korban dengan
tepat.
c. Prinsip-prinsip PPPK
Prinsip-prinsip atau sikap dalam melakukan usaha pertolongan pertama pada
kecelakaan adalah sebagai berikut.
1) Bersikap tenang dan tidak panik.
2) Berikan pertolongan dengan cara yang cepat dan tepat.
3) Sebelum mengetahui berat ringannya cidera yang dialami, jangan cepat-cepat
memindahkan atau menggeser korban.
4) Jika ada luka, diusahakan agar korban tidak melihatnya, sebab dapat membuat
korban menjadi panik.
5) Setelah mendapat pertolongan pertama, korban sebaiknya segera dibawa ke
dokter, rumah sakit, Puskesmas untuk penanganan selanjutnya.
2) Kasa Steril
Kasa yang sudah disterilkan digunakan untuk menutup luka perban. Kasa steril
adalah kain yang bebas dari kuman-kuman penyakit.
3) Plester
Plester digunakan untuk meletakkan kasa penutup agar tidak terlepas. Dalam
meletakkan kasa penutup, plester ditempatkan pada beberapa tempat dan
jangan melewati bagian tengah luka.
41
Kegiatan Pembelajaran 2
4) Plester obat
Plester obat (plester yang mengandung obat) biasanya digunakan untuk
menutup luka kecil yang telah dibersihkan, misalnya akibat teriris atau tersayat
benda tajam. Pada permukaan tengah plester terdapat lapisan yang
mengandung obat.
6) Kapas
Kapas digunakan untuk membersihkan luka atau mengoleskan obat. Biasanya
sebelum digunakan, kapas terlebih dahulu dibasahi dengan air bersih yang
steril atau larutan pembersih luka, setelah itu baru dipakai untuk
membersihkan luka yang kotor.
7) Gunting
Gunting yang digunakan sebaiknya gunting perban tahan karat.
8) Lampu senter
Lampu senter digunakan untuk melihat luka tertentu agar lebih jelas, misalnya
suatu benda yang masuk ke telinga atau melihat benda yang sangat kecil di
dalam luka.
9) Pinset (Jepitan)
Pinset digunakan untuk mengambil suatu benda yang kecil di dalam luka atau
mengambil kotoran yang melekat pada permukaan luka. Pinset juga biasanya
dipakai untuk menjepit kapas atau kasa steril. Sebelum dipakai sebaiknya
pinset dibersihkan dahulu dengaan alkohol 70% atau direbus.
42
PJOK SD KK C
b. Obat-obatan P3K
1) Obat Luka Ringan
Jenis obat:
a) Obat merah (mercurochroom)
b) Betadine
Cara penggunaannya:
Bersihkan luka dengan obat pencuci luka terlebih dahulu, kemudian
oleskan obat pada luka.
Kegunaannya:
Mempercepat penyembuhan pada luka yang ringan seperti tersayat benda
tajam dan menghindarkan luka dari kotoran agar tidak infeksi.
Kegunaannya:
Mempercepat penyembuhan pada luka yang ringan seperti tersayat benda
tajam dan menghindarkan luka dari kotoran agar tidak infeksi.
Cara Penggunaannya:
Bersihkan luka dengan obat pencuci luka agar bersih dan steril kemudian
oleskan obat pada luka. Potong pangkal daun lidah buaya Biarkan sampai
43
Kegiatan Pembelajaran 2
lender keluar Oleskan lender lidah buaya pada bagian yang sakit hingga
merata sesering mungkin.
Kegunaannya:
Mempercepat penyembuhan pada luka bakar.
Pada bagian ini akan mempelajari berbagai kecelakaan yang sering terjadi dan cara
pertolongannya antara lain: shock, pendarahan, pernapasan berhenti, luka, patah
tulang, terkenan arus listrik, dan pingsan. Penjelasan materi akan diuraikan sebagai
berikut.
Coba diskusikan apa yang harus kalian lakukan ketika menemukan korban? Coba
kalian pelajari materi berikut ini.
a. Shock
Shock adalah gangguan keadaan umum yang disebabkan karena peredaran darah ke
otak berkurang, kelelahan, kekurang makanan.
1) Gejala-gejalanya
44
PJOK SD KK C
b. Pendarahan
Pada tiap-tiap luka akan terjadi pendarahan. Pendarahan dapat terjadi di dalam atau
di luar badan. Supaya tidak terjadi infeksi, tiap luka baik itu luka luar maupun luka
dalam badan harus diambil tindakan yang cepat. Kita harus membedakan dari mana
darah itu keluar, apakah pendarahan itu keluar dari arteri, vena (pembuluh darah
balik), atau kapiler (pembuluh darah rambut).
Pendarahan arteri warnanya merah muda, dan darah keluar dengan memancar
sesuai dengan denyutan jantung. Pendarahan vena warnanya merah tua, keluarnya
cepat, tidak ada pancaran. Pendarahan kapiler warnanya merah tua atau merah
muda, tidak cepat dan berdenyut, menyelubungi permukaan luka.
45
Kegiatan Pembelajaran 2
2) Pertolongan Pertama
a) Memindahkan korban ketempat yang udaranya bersih.
b) Mengeluarkan segala benda yang menyumbat tenggorokkan.
c) Menutup badan korban dengan selimut supaya hangat.
d) Melakukan pernapasan buatan.
d. Luka
Luka adalah jaringan kulit yang terputus, robek, rusak oleh suatu sebab.
1) Jenis-jenis luka
a) Luka memar (kena pukul).
b) Luka gores.
46
PJOK SD KK C
c) Luka tusuk.
d) Luka potong.
e) Luka bacok.
f) Luka robek.
g) Luka tembak.
h) Luka bakar.
2) Dasar-dasar pertolongannya
a) Hentikan pendarahan.
b) Tinggikan anggota badan yang terluka.
c) Ulas luka diulas dengan mercurrohchoom 2%.
d) Tutup dengan kasa steril, lalu di atasnya diletakkan kapas lalu dibalut
perban. Setelah luka ditaburi obat dapat juga langsung dibalut dengan
pembalut cepat.
e) Bila luka lebar dan dalam segera bawa ke rumah sakit.
f) Gunakan obat tradisional yang banyak terdapat disekeliling kita, misal
luka bakar dengan menggunakan lidah buaya, luka memar dengan
menggunakan daun jambu biji, dan sebagainya.
e. Patah Tulang
Ada dua macam patah tulang, yaitu:
47
Kegiatan Pembelajaran 2
2) Upaya Pertolongan
48
PJOK SD KK C
g. Pingsan
Pingsan adalah suatu kondisi kehilangan kesadaran yang mendadak, dan biasanya
sementara, yang disebabkan oleh kurangnya aliran darah dan oksigen ke otak.
Kehilangan kesadaran secara tiba-tiba, biasanya hanya beberapa detik atau menit,
karena otak tidak mendapatkan cukup oksigen.
49
Kegiatan Pembelajaran 2
1) Penyebab Pingsan
a) Postural hipotensi adalah suatu kondisi umum. Hal ini terjadi ketika
seseorang telah duduk selama beberapa saat dan kemudian tiba-tiba
mengalami perasaan pusing ketika berdiri.
b) Dehidrasi parah juga menyebabkan pingsan. Hal ini terutama
terlihat pada anak-anak yang banyak olahraga di luar ruangan
selama musim panas. Hilangnya cairan diterjemahkan kurangnya
darah tersedia di otak dan otot. Penurunan volume darah adalah
yang menyebabkan pingsan pada anak-anak.
c) Anemia adalah suatu kondisi kurangnya salah satu sel darah merah
atau hemoglobin. Hal ini menyebabkan kurangnya jumlah oksigen
mencapai otak yang menyebabkan pingsan.
d) Setiap jenis perubahan irama jantung dapat mengakibatkan fluktuasi
dalam jumlah darah yang dipompa ke berbagai bagian tubuh atau
yang disebut arrhythmia. Kondisi katup jantung juga dapat
menyebabkan arrhythmia, sekali lagi yang dapat menyebabkan
perubahan dalam fungsi hati. Ketersediaan oksigen dalam tubuh
yang tiba-tiba menurun dapat menyebabkan pingsan.
e) Serangan jantung ringan atau segala jenis kematian jantung
mendadak juga dapat menyebabkan seseorang pingsan.
f) Vasovagal syncope atau neurocardiogenic syncope adalah suatu
kondisi di mana penurunan tekanan darah akibat tindakan saraf vagus
dan membuat orang pingsan. Hal ini biasanya terlihat ketika seseorang
tiba-tiba mendengar berita buruk atau melihat gambar berdarah,
dan lainnya.
g) Pingsan selama kehamilan juga umumnya terjadi. Ada banyak faktor
yang menyebabkan pingsan selama kehamilan. Kurang gizi, anemia,
telentang untuk waktu lama, bisa menyebabkan pingsan selama
kehamilan.
h) Penurunan gula darah tiba-tiba menyebabkan penurunan glukosa
yang tersedia untuk fungsi otak. Hal ini dapat dilihat pada penderita
diabetes yang cenderung overdosis insulin. Jika orang kehilangan
dosis, mungkin tergoda mengambil dosis insulin tambahan untuk
50
PJOK SD KK C
2) Gejala-gejala Pingsan
3) Pertolongannya
Langkah pertama yang harus diambil ada yang pingsan adalah seperti berikut.
51
Kegiatan Pembelajaran 2
Pernafasan buatan adalah suatu tindakan yang dilakukan untuk menolong jiwa
seseorang dengan jalan menimbulkan pernafasan yang spontan dan teratur. Orang
tanpa hidup dengan bernafas lebih dari beberapa menit saja. Oleh karena itu,
pernafasan buatan harus dilakukan dengan segera dan cara yang benar.
Pernapasan buatan metode mulut ke mulut adalah metode yang paling efektif
dalam membantu korban ketika mengalami kesulitan bernapas. Caranya
dengan menghembuskan udara ke paru-paru korban dengan mulut kamu sendiri.
Cara melakukan pernapasan buatan pada dasarnya adalah sebagai berikut.
52
PJOK SD KK C
53
Kegiatan Pembelajaran 2
Gambar 7. Cara menolong orang pingsan Gambar 8. Cara menolong orang pingsan
biasa karena tenggelam
54
PJOK SD KK C
Sebagai alat penilaian bagi peserta didik untuk bahan pengembangan soal, berikut
langkah-langkah yang perlu dikembangkan dalam menyusun instrumen penilaian
pembelajaran pendidikan kesehatan. Bahan bacaan yang membantu Saudara pada
materi ini adalah membaca modul pedagogik Kelompok Kompetensi B, C, D, E, F,
dan J, tentang Penilaian dan sumber lain yang relevan.
Kompetensi Bentuk
No. Kelas Indikator Materi
Dasar Soal
1 3.9 Memahami VI Menyebutkan Hakekat dan Pilihan
tindakan P3K tujuan prinsip- Ganda
pada kejadian pertolongan prinsip PPPK
darurat, baik pertama
pada diri sendiri pada
maupun orang kecelakaan.
lain
55
Kegiatan Pembelajaran 2
KARTU SOAL
Tahun Ajaran: 2017/2018
Jenis Sekolah : SD Samudera
Nama Penyusun : Dimas Ramadya
Mata Pelajaran : PJOK
Kelas/Semester : VI/I
Kompetensi
Buku Sumber: .........................................
Dasar
Soal:
3.9 Memahami tindakan P3K
Terdapat tiga tujuan pertolongan pertama pada kecelakaan,
pada kejadian darurat, baik
yaitu a. menyelamatkan nyawa atau mencegah kematian, b.
pada diri sendiri maupun
Mencegah cacat yang lebih berat, dan c. Menunjang
orang lain
penyembuhan. Berikut yang merupakan tindakan
Indikator
mencegah cacat yang lebih berat adalah ....
Menyebutkan tujuan
A. Memperhatikan kondisi dan keadaan yang mengancam
pertolongan pertama pada
korban
kecelakaan.
B. Mencari dan mengatasi pendarahan
C. Menangani korban dengan prioritas yang logis
Materi:
D. Mengurangi rasa sakit dan rasa takut
Hakekat dan prinsip-prinsip
PPPK
56
PJOK SD KK C
KARTU SOAL
Tahun Ajaran: 2017/2018
Nama Penyusun : Dimas Ramadya
Mata Pelajaran : Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan
Kelas/Semester : VI/I
Indikator
Menyebutkan tujuan pertolongan
pertama pada kecelakaan
57
Kegiatan Pembelajaran 2
SKOR:
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙
𝑋 100%
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 8
D. Aktivitas Pembelajaran
58
PJOK SD KK C
59
Kegiatan Pembelajaran 2
LK-KK.C.PRO.KP 1.2
LEMBAR KERJA
Kegiatan : Mengidentifikasi Kecelakaan yang sering terjadi dan cara
pertolongannya.
Waktu : .......... X 45 menit
Bahan :
Tujuan :
Nilai Utama yang Ingin Dikembangkan
1. Tanggung jawab
2. Kejujuran
3. Menghargai perbedaan pendapat / orang lain
60
PJOK SD KK C
E. Latihan/ Kasus/Tugas
61
Kegiatan Pembelajaran 2
7. Suatu keadaan sangat gawat antara pingsan dan mati, dimana pernapasan
dan peredaran darah sudah tidak mencukupi lagi merupakan keadaan . . . .
a. pingsan c. mati suri
b. shock d. pendarahan
9. Suatu tindakan yang dilakukan untuk menolong jiwa seseorang dengan jalan
menimbulkan pernafasan yang spontan dan teratur disebut . . . .
a. pernapasan spontan
b. pernapasan terhenti
c. pernapasan tidak teratur
d. pernapasan buatan
62
PJOK SD KK C
F. Rangkuman
63
Kegiatan Pembelajaran 2
Bila Saudara telah mencapai tingkat penguasaan 80 % atau lebih, anda dapat
meneruskan dengan Kegiatan Belajar berikutnya. Bagus ! Tetapi bila tingkat anda
masih di bawah 80 %, anda harus mengulangi Kegiatan Pembelajaran ini dengan
focus sebagai nilai karakter integritas Saudara, terutama bagian yang belum anda
kuasai. Jangan hanya bersandar pada kunci jawaban yang ada.
64
PJOK SD KK C
Kegiatan Pembelajaran 3
Pembelajaran Aktivitas Pengembangan Kebugaran
Jasmani 2
A. Tujuan
Setelah membaca dan mengikuti kegiatan pembelajaran 3 (tiga) ini, Saudara mampu
memahami: Akivitas pengembangan kebugaran jasmai, KI-KD aktivitas
pengembangan kebugaran jasmani di sekolah dasar, latihan-latihan peningkatan
kebugaran jasmani terkait dengan keterampilan dengan berbagai permainan,
pengukuran kebugaran jasmani terkait dengan keterampilan secara sederhana,
penilaian aktivitas pengembangan kebugaran jasmani serta menerapkan nilai-nilai
kerjasama, tanggungjawab, kejujuran dan kemandirian.
65
Kegiatan Pembelajaran 3
C. Uraian Materi
Kebugaran jasmani adalah kata benda abstrak yang rasa keberadaannya di dalam
tubuh kita nyata, tetapi wujudnya hanya bisa dibayangkan. Komponen-komponen
kebugaran jasmani adalah faktor penentu derajat kondisi setiap individu. Seseorang
dikatakan bugar jika mampu melakukan segala aktivitas kehidupan sehari-hari
tanpa mengalami hambatan yang berarti, dan dapat melakukan tugas berikutnya
dengan segera.
Pada bagian yang kedua (physical fitness related health) terdiri dari; kecepatan
(speed), kelincahan (agility), daya ledak (explosive power), keseimbangan (balance),
dan koordinasi (coordination). Selain dari bagaian ini disebut juga kemampuan
memanipilasi suatu obyek yaitu ketepatan (accuracy).
66
PJOK SD KK C
67
Kegiatan Pembelajaran 3
Masih menurut Ateng (1992) dunia SD adalah dunia bermain sehingga penyajian
dalam pembelajaran pendidikan jasmaninya haruslah dalam bentuk permainan.
Permainan berperan sebagai kendaraan pertama untuk memperlajari diri sendiri
68
PJOK SD KK C
dan dunia sekitarnya. Melalui permainan, individual atau kelompok, aktif atau diam,
anak-anak mengembangkan pemahaman dasar dari dunia tempat mereka hidup.
1) Latihan kekuatan
Bentuk latihan kekuatan otot lengan secara sederhana melalui permainan antara
lain sebagai berikut :
69
Kegiatan Pembelajaran 3
o Setelah ada aba-aba dari guru semua peserta didik merangkak dari sisi
yang satu menuju sisi yang lainnya.
o Di tengah-tengah perjalanan bila mendengar tanda yang dibunyikan
oleh guru, maka peserta didik harus segera berdiri.
o Peserta didik yang berdiri lebih dulu dinyatakan sebagai pemenang
dalam permainan ini.
o Permainan terus diulang-ulang sesuai kebutuhan.
o Peserta didik yang kalah menerima hukuman sesuai kesepakatan.
Bentuk-bentuk latihan kekuatan otot kaki secara sederhana dapat dilakukan melalui
permainan.
70
PJOK SD KK C
71
Kegiatan Pembelajaran 3
o Berdiri tegak rileks dengan psosi kaki dirapatkan dan kedua tangan
direntangkan lurus ke samping.
o Kemudian bungkukkan badan sambil meluruskan salah satu kaki kiri
atau kanan ke arah belakang.
o Arah pandangan lurus ke depan dan pertahankan gerakan ini selama 8
kali hitungan.
72
PJOK SD KK C
73
Kegiatan Pembelajaran 3
74
PJOK SD KK C
75
Kegiatan Pembelajaran 3
76
PJOK SD KK C
77
Kegiatan Pembelajaran 3
Aturan Permainan:
o Semua peserta didik harus terlibat dalam permainan ini
o Posisi guru boleh ditengah-tengah atau di luar lingkaran
o Peserta didik tidak boleh bergerak sebelum ada aba-aba dari guru baik tepukan
atau bunyi pluit
o Peserta didik yang tidak mendapatkan kelompok mendapat hukuman
berdasarkan kesepakatan semua peserta didik dan guru
Cara bermain
o Guru menjelaskan pada peserta didik didik bahwa mereka akan mengambil
bagian dalam suatu permainan yang menuntut mereka untuk berfikir dan
bertindak cepat.
o Guru memulai permainan dengan menjelaskan bahwa jika ia meneriakkan
angka tertentu, seketika itu pula para peserta didik harus secepat mungkin
membuat kelompok sesuai dengan angka yang disebutkan oleh guru.
o Seluruh peserta didik berada dalam ruangan atau lapangan dan berpencar di
sepanjang pinggir lapangan sambil berjalan atau berlari-lari kecil, sambil
mendengarkan aba-aba yang akan diberikan oleh guru. Aba-aba ini berupa
78
PJOK SD KK C
angka yang harus diteriakkan oleh guru dengan keras dan lantang agar semua
peserta didik dapat mendengar aba-aba yang diberikan.
o Angka harus disebutkan dengan cepat, dan para peserta didik harus bergerak
dengan cepat untuk membentuk kelompoknya sesuai dengan angka yang
disebutkan oleh guru.
o Peserta didik yang tidak mendapatkan kelompok akan menerima hukuman
sesuai kespakatan.
Aturan Permainan
o Peserta didik dibagi dalam 4 kelompok dengan formasi berbanjar
o Setiap kelompok dibagi dalam 3 peran yang berbeda, yaitu: peserta didik
yang berada paling depan bertindak sebagai kepala ular, bagian tengah
anggota kelompok bertugas sebagai badan ular, dan paling belakang dari
kelompok bertindak sebagai ekor ular.
79
Kegiatan Pembelajaran 3
Cara Bermain
o Semua peserta didik bersiap-siap berbanjar ke belakang sesuai dengan
kelompok yang sudah ditentukan.
o Setelah ada aba-aba dari guru semua kelompok bergerak untuk memulai
permainan. Kepala ular berusaha menyentuh ekor ular, sementara ekor
ular harus sebisa mungkin menghindar dari kepala ular.
o Badan ular meliuk-liuk mengikuti gerakan kepal ular atau ekor ular.
o Ekor ular yang tertangkap oleh kepala ular dinyatakan kalah.
o Kelompok yang paling pertama ekor ularnya dimakan oleh kepala ular
maka kelompok tersebut dinyatakan sebagai pemenang.
o Kelompok yang paling akhir ekornya dimakan oleh kepalanya maka
kelompok tersebut mendapatkan hukuman sesuai kesepakatan.
o Ulangi permainan ini dengan berganti peran.
Kebugaran jasmani merupakan bagian dari total fitness. Dalam total fitness terdaat
beberapa komponen yaitu: Anatomical fitness, physiological fitness dan psychological
fitness. Menurut Karpovich, bahwa physical fitness adalah suatu kemampuan untuk
melakukan suatu tugas tertentu yang memerlukan usaha otot. Menurut Direktorat
Jenderal Olahraga dan Pemuda, yang dimaksud dengan physical fitness adalah
kesanggupan dan kemampuan untuk melakukan pekerjaan dengan efisien tanpa
menimbulkan kelelahan yang berarti.
80
PJOK SD KK C
Tes kesegaran jasmani Indonesia, terdiri dari lima butir tes, dengan rangkaian butir
tesnya yaitu: (1) Lari cepat (50 meter), (2) Angkat tubuh (pull-up/ 30 detik untuk
putri dan 60 detik untuk putra), (3) Baring duduk (sit-up/60 detik), (4) Loncat tegak
(vertical jump), dan (5) Lari jauh (800 m untuk putri dan 1.000 meter untuk putra).
Cara melakukan tes kebugaran jasmani (lari cepat 60 meter) sebagai berikut.
81
Kegiatan Pembelajaran 3
82
PJOK SD KK C
Gambar 21. Tes angkat tubuh (30 detik untuk putri dan 60 detik untuk
putra)
83
Kegiatan Pembelajaran 3
84
PJOK SD KK C
85
Kegiatan Pembelajaran 3
c) Pelaksanaan :
o Berdiri di belakang garis start. Pada aba-aba “siap” peserta didik
mengambil sikap start berdiri untuk siap berlari.
o Pada aba-aba “ya” peserta didik berlari menuju garis finish,
dengan menempuh jarak (1.000 meter untuk putri dan 1.200
meter untuk putra).
o Bila ada peserta didik yang mencuri start, maka peserta didik
tersebut dapat mengulangi tes tersebut.
86
PJOK SD KK C
Tes dilaksanakan
selama satu menit,
untuk daya tahan, atau
30 detik untuk
kekuatan.
87
Kegiatan Pembelajaran 3
88
PJOK SD KK C
89
Kegiatan Pembelajaran 3
Sebagai alat penilaian bagi peserta didik untuk bahan pengembangan soal, berikut
langkah-langkah yang perlu dikembangkan dalam menyusun instrumen penilaian
pembelajaran aktivitas pengembangan kebugaran jasmani. Bahan bacaan yang
membantu Saudara pada materi ini adalah membaca modul pedagogik Kelompok
Kompetensi B, C, D, E, F, dan J, tentang Penilaian dan sumber lain yang relevan.
Kompetensi Bentuk
No. Kelas Indikator Materi
Dasar Soal
1 Memahami III Menyebutkan Kebugaran Pilihan
bergerak secara bentuk latihan Jasmani Ganda
seimbang, lentur, kelenturan
lincah, dan
berdaya tahan
dalam rangka
pengembangan
kebugaran jasmani
melalui permainan
sederhana dan
atau tradisional
90
PJOK SD KK C
KARTU SOAL
Tahun Ajaran: 2017/2018
Jenis Sekolah : SD Pancasila
Nama Penyusun : Dimas Ramadya
Mata Pelajaran : PJOK
Kelas/Semester : IV/I
Kompetensi
Buku Sumber: .........................................
Dasar
Soal
Memahami bergerak secara
Berikut yang merupakan bentuk-bentuk latihan
seimbang, lentur, lincah, dan berdaya
kelenturan ...
tahan dalam rangka pengembangan
A. Permainan pohon tertiup angin
kebugaran jasmani melalui
B. Perlombaan Hitam hijau
permainan sederhana dan atau
C. Perlombaan mencari jumlah kelompok
tradisional
D. Perlombaan gerobak dorong
Indikator
Menyebutkan bentuk latihan
kelenturan
Materi:
Bentuk-bentuk latihan kebugaran
No. Soal Kunci Jawaban:
1 A. Permainan pohon tertiup angin
91
Kegiatan Pembelajaran 3
KARTU SOAL
Tahun Ajaran : ................................................................
Nama Penyusun : ................................................................
Mata Pelajaran : .................................................................
Kelas/Semester : ................................................................
92
PJOK SD KK C
93
Kegiatan Pembelajaran 3
Nama :
Kelas :
Hasil Uji Percobaan I Percobaan II
Keterampilan Skor (lihat Waktu Skor (lihat kisi-
Waktu tempuh
kisi-kisi) tempuh kisi)
D. Aktivitas Pembelajaran
1. Aktivitas Peserta
94
PJOK SD KK C
2. Lembar Kerja
Berikut adalah lembar kerja LK-KK.C.PRO 1.3 yang harus Saudara selesaikan pada
pembelajaran lanjutan jika pelatihan dilakukan dengan model tatap muka penuh
atau On jika pelatihan dilakukan dengan pola in – on – in. Saudara diminta untuk
bekerja secara perorangan, sehingga tumbuh nilai kemandirian, integritas, serta
bertanggung jawab atas pekerjaaan yang harus diselesaikan.
LK-KK.C.PRO 1.3
Analisis Materi Pembelajaran Aktivitas Pengembangan Kebugaran
Bekerjalah secara perorangan!
Pilihlah salah satu materi pada lingkup aktivitas pengembangan kebugaran!
Sediakanlah Kompetensi Dasar (KD) setiap kelas! dan pelajari bahan bacaan dan buku
sumber sesuai materi!
Pilihlah KD aktivitas pengembangan kebugaran kelas 4 sampai dengan 6, kemudian lakukan
analisis materi tersebut!
Tuliskanlah hasil analisis yang Saudara lakukan pada format berikut!
95
Kegiatan Pembelajaran 3
LK-KK.C.PRO 1.3
Analisis Materi Pembelajaran Aktivitas Pengembangan Kebugaran
Cocokkanlah hasil kerja kelompok Saudara dengan dokumen yang tersedia, dan lakukan
perbaikan jika terjadi ketidaksesuaian!
Refleksi:
Tuliskanlah apa yang Saudara rasakan terhadap nilai-nilai gotong royong, kemandirian,
tanggung jawab, dan integritas!
Gotong Royong
.........................................................................................................................................................
Mandiri
..................................................................................................................................................................................................
Tanggung jawab
..................................................................................................................................................................................................
Integritas
..................................................................................................................................................................................................
96
PJOK SD KK C
Pilihan Berganda
97
Kegiatan Pembelajaran 3
98
PJOK SD KK C
F. Rangkuman
Unsur-unsur kebugaran jasmani antara lain : (1) Strength (kekuatan), (2) Power
(daya), (3) Speed (kecepatan), (4) Flexibility (kelentukan), (5) Agility (kelincahan),
(6) Endurance (daya tahan) dan (7) Stamina (daya tahan kecepatan).
99
Kegiatan Pembelajaran 3
100
PJOK SD KK C
Kunci Jawaban
1. A 6. A
2. B 7. B
3. C 8. D
4. D 9. D
5. D 10. C
1. A 6. A
2. D 7. B
3. C 8. C
4. D 9. D
5. C 10. B
101
PJOK SD KK C
Evaluasi
4. Seorang guru harus memahami karakteristik dari peserta didik, hal ini
berlandaskan pada ….
A. Biologis
B. Psikologis
C. Psikomotoris
D. Sosiologis
103
Evaluasi
104
PJOK SD KK C
10. Gangguan keadaan umum yang disebabkan karena pembuluh darah kurang
terisi sehingga pengaliran darah terganggu merupakan keadaan ….
A. pingsan
B. shock
C. mati suri
D. pendarahan
105
Evaluasi
13. Kemampuan otot untuk melakukan suatu ketahanan akibat suatu beban
dinamakan . . . .
A. kekuatan
B. daya tahan
C. kelenturan
D. kelincahan
14. Kemampuan seseorang untuk menggerakkan anggota badan pada luas gerak
tertentu pada suatu persendian dinamakan . . . .
A. kecepatan
B. kelenturan
C. daya tahan otot
D. kelincahan
106
Penutup
Modul pembinaan karier guru PJOK ini diharapkan dapat mendukung peningkatan
kompetensi pendidik, sehingga dengan profesionalisme yang tinggi akan
meningkatkan profesi, martabat dan kesejahteraan masyarakat belajar di
lingkungannya. Hal penting utamanya adalah dengan melaksanakan pengembangan
keprofesionalan berkelanjutan diharapkan guru PJOK dapat meningkatkan
profesionalismenya.
Modul ini dirumuskan dan dikembangkan dari berbagai pihak yang memiliki best
practices dan pakar-pakar PJOK. Namun demikian agar modul ini efektif dalam
mendorong guru untuk melaksanakan peningkatan kompetensinya perlu perhatian
dan masukan dari stakeholders.
Hasil akhir dari upaya pemahaman konsep, latihan dalam tugas-tugas dan diskusi
dapat meningkatkan kompetensi guru, sehingga bermakna bagi peserta didik dalam
mata pelajaran PJOK. Harapan penulis terhadap peserta diklat, bahwa dari
kekurangan isi modul ini peserta akan mengeksplorasi lebih lanjut dengan berbagai
sumber belajar yang relevan. Selamat belajar dan teruslah belajar, demi
terwujudnya tujuan PJOK dalam mencapai tujuan pendidikan nasional seutuhnya.
107
Daftar Pustaka
Arma Abdullah dan Agus Manadji. (1994). Dasar- dasar Pendidikan Jasmani Jakarta :
Ditjend Dikti Depdikbud.
Coutinho, M., &Malouf, D., (1993). Performance Assessment and Children with
Disabilities: Issues and Possibilities. Teaching Exceptional Children, 25
Jewet, A.E. (1994). Curriculum Theory and Research in Sport Pedagogy, dalam Sport
Science Review. Sport Pedagogy . Vol. 3 (1), h. 11-18.
Jewett; Bain; dan Ennis. (1995). The Curriculum Process in Physical Education,
Second Edition, Brown & Benchmark Publishers.
109
Daftar Pustaka
Macdonald, D. (2000). Curriculum change and the postmodern world: The school
curriculum-reform project an anachronism.
Salvia, J., & Ysseldyke, J. E., (2004). Assessment in Special and Inclusive Education (9th
ed.). New York: Houghton Mifflin.
110
Siedentop, D., (1991). Developing Teaching Skills in Physical Education. Mayfield
Publishing Company.
Tim penyusunan Bahan Ajar. (2010). Buku Bahan Ajar Pendidikan Jasmani, Olahraga
dan Kesehatan. Bogor : PPPPTK Penjas & BK.
A. Wiggins, G., (1993). Assessment: Authenticity, Context and Validity. Phi Delta
Kappan, 75(3).
111