Anda di halaman 1dari 208

MODUL

PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN

MATA PELAJARAN
PENDIDIKAN JASMANI, OLAHRAGA, DAN
KESEHATAN (PJOK)
SEKOLAH DASAR (SD)
TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER
DAN PENGEMBANGAN SOAL

KELOMPOK KOMPETENSI C

PEDAGOGIK:
Penilaian Proses-Hasil Belajar 1 dan Komunikasi Efektif
PROFESIONAL:
Filosofi Penjas 1 dan Pengembangan Materi PPPK dan PKJ 2

Penulis:
Dwi Cahyo Widodo, M.Pd, dwicahyo11@gmail.com
Dewi Setiawati, M. Pd, dewi.setiawati501@gmail.
Penelaah:
Prof. Dr. Hari Amirullah Rachman, M.Pd, harirachman@yahoo.com.au
Penyunting:
Gagan Ganjar Nugraha, S.Pd.
Desain Grafis dan Ilustrasi:
Tim Desain Grafis

Copyright © 2017
Direktorat Pembinaan Guru Pendidikan Dasar
Nm Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
Dilarang mengcopy sebagian atau keseluruhan isi buku ini untuk kepentingan komersial
tanpa izin tertulis dari Kementerian Pendidikan Kebudayaan
PJOK SD KK C

Kata Sambutan

Peran guru profesional dalam proses pembelajaran sangat penting sebagai kunci
keberhasilan belajar siswa. Guru profesional adalah guru yang kompeten
membangun proses pembelajaran yang baik sehingga dapat menghasilkan
pendidikan yang berkualitas dan berkarakter prima. Hal tersebut menjadikan guru
sebagai komponen yang menjadi fokus perhatian Pemerintah maupun
pemerintah daerah dalam peningkatan mutu pendidikan terutama menyangkut
kompetensi guru.

Pengembangan profesionalitas guru melalui Program Pengembangan


Keprofesian Berkelanjutan merupakan upaya Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan melalui Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependikan dalam
upaya peningkatan kompetensi guru. Sejalan dengan hal tersebut, pemetaan
kompetensi guru telah dilakukan melalui Uji Kompetensi Guru (UKG) untuk
kompetensi pedagogik dan profesional pada akhir tahun 2015. Peta profil hasil
UKG menunjukkan kekuatan dan kelemahan kompetensi guru dalam
penguasaan pengetahuan pedagogik dan profesional. Peta kompetensi guru
tersebut dikelompokkan menjadi 10 (sepuluh) kelompok kompetensi. Tindak
lanjut pelaksanaan UKG diwujudkan dalam bentuk pelatihan guru paska UKG
pada tahun 2016 dan akan dilanjutkan pada tahun 2017 ini dengan Program
Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan bagi Guru. Tujuannya adalah untuk
meningkatkan kompetensi guru sebagai agen perubahan dan sumber belajar
utama bagi peserta didik. Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan
bagi Guru dilaksanakan melalui tiga moda, yaitu: 1) Moda Tatap Muka, 2) Moda
Daring Murni (online), dan 3) Moda Daring Kombinasi (kombinasi antara tatap
muka dengan daring).

Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan


(PPPPTK), Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga
Kependidikan Kelautan Perikanan Teknologi Informasi dan Komunikasi (LP3TK
KPTK) dan Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Kepala Sekolah
(LP2KS) merupakan Unit Pelaksanana Teknis di lingkungan Direktorat Jenderal

iii
Guru dan Tenaga Kependidikan yang bertanggung jawab dalam
mengembangkan perangkat dan melaksanakan peningkatan kompetensi guru
sesuai bidangnya. Adapun perangkat pembelajaran yang dikembangkan tersebut
adalah modul Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan bagi Guru
moda tatap muka dan moda daring untuk semua mata pelajaran dan kelompok
kompetensi. Dengan modul ini diharapkan program Pengembangan Keprofesian
Berkelanjutan memberikan sumbangan yang sangat besar dalam peningkatan
kualitas kompetensi guru.

Mari kita sukseskan Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan ini


untuk mewujudkan Guru Mulia Karena Karya.

Jakarta, April 2017


Direktur Jenderal Guru
dan Tenaga Kependidikan,

Sumarna Surapranata, Ph.D.


NIP. 195908011985031002

iv
PJOK SD KK C

Kata Pengantar

Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT atas selesainya Modul
Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan bagi Guru jenjang Sekolah Dasar Guru
Kelas Awal, Guru Kelas Tinggi, mata pelajaran Seni Budaya, dan Pendidikan Jasmani,
Olahraga, dan Kesehatan. Modul ini merupakan dokumen wajib untuk Program
Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan bagi Guru.

Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan bagi Guru merupakan tindak


lanjut dari hasil Uji Kompetensi Guru (UKG) 2015 dan bertujuan meningkatkan
kompetensi guru dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan mata pelajaran yang
diampunya.

Sebagai salah satu upaya untuk mendukung keberhasilan suatu program diklat,
Direktorat Pembinaan Guru Pendidikan Dasar pada tahun 2017 melaksanakan
review, revisi, dan mengembangkan modul paska UKG 2015 yang telah terintegrasi
Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) dan Penilaian Berbasis Kelas, serta berisi
materi pedagogik dan profesional yang akan dipelajari oleh peserta selama
mengikuti Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan.

Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan jenjang Sekolah Dasar ini


diharapkan dapat menjadi bahan bacaan wajib bagi para peserta diklat untuk dapat
meningkatkan pemahaman tentang kompetensi pedagogik dan profesional terkait
dengan tugas pokok dan fungsinya.

v
Terima kasih dan penghargaan yang tinggi disampaikan kepada pimpinan PPPPTK
IPA, PPPPTK PKn/IPS, PPPPTK Bahasa, PPPPTK Matematika, PPPPTK Penjas-BK,
dan PPPPTK Seni Budaya yang telah mengijinkan stafnya dalam menyelesaikan
modul Pendidikan Dasar jenjang Sekolah Dasar ini. Tidak lupa saya juga sampaikan
terima kasih kepada para widyaiswara, Pengembang Teknologi Pembelajaran (PTP),
dosen perguruan tinggi, dan guru-guru hebat yang terlibat di dalam penyusunan
modul ini.
Semoga Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan bagi Guru ini dapat
meningkatkan kompetensi guru sehingga mampu meningkatkan prestasi
pendidikan anak didik kita.

Jakarta, April 2017


Direktur Pembinaan Guru
Pendidikan Dasar

Poppy Dewi Puspitawati


NIP. 196305211988032001

vi
PJOK SD KK C

i
MODUL
PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN

MATA PELAJARAN
PENDIDIKAN JASMANI, OLAHRAGA, DAN
KESEHATAN (PJOK)
SEKOLAH DASAR (SD)
TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER
DAN PENGEMBANGAN SOAL

KELOMPOK KOMPETENSI C

PEDAGOGIK:
PENILAIAN PROSES-HASIL BELAJAR 1 DAN KOMUNIKASI
EFEKTIF

Penulis:
Dwi Cahyo Widodo, M.Pd, 081383830383, dwicahyo11@gmail.com
Dewi Setiawati, M. Pd, 08111881553, dewi.setiawati501@gmail.
Penelaah:
Prof. Dr. Hari Amirullah Rachman, M.Pd, harirachman@yahoo.com.au
Penyunting:
Gagan Ganjar Nugraha, S.Pd.

Desain Grafis dan Ilustrasi:


Tim Desain Grafis

Copyright © 2017
Direktorat Pembinaan Guru Pendidikan Dasar
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang


Dilarang mengcopy sebagian atau keseluruhan isi buku ini untuk kepentingan komersial
tanpa izin tertulis dari Kementerian Pendidikan Kebudayaan

ii
PJOK SD KK C

Daftar Isi

Hal.

Kata Sambutan ...................................................................................................................... iii


Kata Pengantar ....................................................................................................................... v
Daftar Isi .................................................................................................................................. ix
Daftar Gambar ....................................................................................................................... xi
Daftar Tabel........................................................................................................................... xii
Pendahuluan ........................................................................................................................... 1
A. Latar Belakang ..................................................................................................................................1
B. Tujuan ...................................................................................................................................................2
C. Peta Kompetensi ..............................................................................................................................3
D. Ruang Lingkup ..................................................................................................................................3
E. Cara Penggunaan Modul ..............................................................................................................3
Kegiatan Pembelajaran 1 Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 1
................................................................................................................................................... 11
A. Tujuan ................................................................................................................................................ 11
B. Indikator Pencapaian Kompetensi....................................................................................... 11
C. Uraian Materi ................................................................................................................................. 11
D. Aktivitas Pembelajaran ............................................................................................................. 16
E. Latihan/Kasus/Tugas ................................................................................................................ 19
F. Rangkuman ..................................................................................................................................... 21
G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut............................................................................................ 22
Kegiatan Pembelajaran 2 Komunikasi Efektif ............................................................ 23
A. Tujuan ................................................................................................................................................ 23
B. Indikator Pencapaian Kompetensi....................................................................................... 23
C. Uraian Materi ................................................................................................................................. 23
D. Aktivitas Pembelajaran ............................................................................................................. 41
E. Latihan/ Kasus/ Tugas .............................................................................................................. 45
F. Rangkuman ..................................................................................................................................... 49
G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut............................................................................................ 50
Kegiatan Pembelajaran 3 Pengembangan Instrumen Penilaian 2 ...................... 51

ix
A. Tujuan ................................................................................................................................................ 51
B. Indikator Pencapaian Kompetensi ...................................................................................... 51
C. Uraian Materi ................................................................................................................................. 51
D. Aktivitas Pembelajaran ............................................................................................................. 62
E. Latihan/ Kasus/ Tugas .............................................................................................................. 66
F. Rangkuman ..................................................................................................................................... 69
G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut............................................................................................ 70
Kunci Jawaban ...................................................................................................................... 71
Penutup .................................................................................................................................. 73
Daftar Pustaka ...................................................................................................................... 75

x
PJOK SD KK C

DAFTAR GAMBAR

Hal.

Gambar 1. Peta Kompetensi ......................................................................................................................3


Gambar 2. Alur Model Pembelajaran Tatap Muka .........................................................................4
Gambar 3. Alur Pembelajaran Tatap Muka Penuh .........................................................................5
Gambar 4. Alur Pembelajaran Tatap Muka model In-On-In ......................................................7

xi
DAFTAR TABEL

Hal.

Tabel 1. Daftar Lembar Kerja Modul.................................................................................................. 10

xii
PJOK SD KK C

Pendahuluan

A. Latar Belakang

Pendidik adalah tenaga kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru, dosen,


konselor, pamong belajar, widyaiswara, tutor, instruktur, fasilitator, dan sebutan
lain yang sesuai dengan kekhususannya, serta berpartisipasi dalam
menyelenggarakan pendidikan. Guru dan tenaga kependidikan wajib meningkatkan
kompetensinya secara berkelanjutan, sesuai kebutuhan, dan bertahap agar dapat
melaksanakan tugas profesionalnya. Program Pengembangan Keprofesian
Berkelanjutan adalah pengembangan kompetensi Guru dan Tenaga Kependidikan
yang dilaksanakan sesuai kebutuhan, bertahap, dan berkelanjutan untuk
meningkatkan profesionalitasnya.

Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan sebagai salah satu strategi


pembinaan guru diharapkan dapat menjamin guru untuk mampu secara terus
menerus memelihara, meningkatkan, dan mengembangkan kompetensi sesuai
dengan standar yang telah ditetapkan. Pelaksanaan Pengembangan Keprofesian
Berkelanjutan akan mengurangi kesenjangan antara kompetensi yang dimiliki guru
dengan tuntutan profesional yang dipersyaratkan.

Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan dilakukan secara mandiri


maupun kelompok dalam bentuk diklat yang dilakukan oleh lembaga pelatihan
sesuai dengan jenis kegiatan dan kebutuhan guru. Pelaksanaan diklat memerlukan
modul sebagai salah satu sumber belajar bagi peserta diklat. Modul merupakan
bahan ajar yang dirancang untuk dapat dipelajari secara mandiri oleh peserta diklat
berisi materi, metode, batasan-batasan, dan cara mengevaluasi yang disajikan secara
sistematis dan menarik untuk mencapai tingkatan kompetensi yang diharapkan
sesuai dengan tingkat kompleksitasnya.

Dalam rangka mendukung kebijakan gerakan Penguatan Pendidikan Karakter,


modul dalam program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan diintegrasikan
dalam lima nilai utama Penguatan Pendidikan Karakter, yaitu religius, nasionalis,

1
Pendahuluan

mandiri, gotong royong, dan integritas. Kelima nilai utama tersebut terintegrasi
pada kegiatan-kegiatan pembelajaran yang ada pada modul. Setelah mempelajari
modul ini, selain guru dapat meningkatkan kompetensi pedagogik dan profesional,
guru juga diharapkan mampu mengimplementasikan Penguatan Pendidikan
Karakter khususnya Penguatan Pendidikan Karakter berbasis kelas.

Gerakan Penguatan Pendidikan Karakter adalah gerakan pendidikan di sekolah


untuk memperkuat karakter siswa melalui harmonisasi olah hati (etik), olah rasa
(estetika), olah pikir (literasi), dan olahraga (kinestetik dengan dukungan pelibatan
publik dan kerjasama antara sekolah, keluarga, dan masyarakat yang merupakan
bagian dari Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM). Implementasi Penguatan
Pendidikan Karakter dapat berbasis kelas, berbasis budaya sekolah dan berbasis
masyarakat (keluarga dan komunitas).

B. Tujuan

Modul ini disajikan agar Saudara memiliki kompetensi dalam menganalisis materi
pembelajaran dari berbagai lingkup sumber belajar agar mendapatkan kompetensi
dasar yang harus dimiliki oleh peserta diklat sesuai dengan bekal ajar yang dimiliki
serta strategi yang dipilih dalam pembelajaran di sekolah.

Selain itu Saudara diharapkan mampu memahami aspek-aspek pembelajaran yang


meliputi penyusunan RPP 1 (landasan, konsep, dan prinsip penyusunan RPP),
komunikasi efektif 2, dan pengembangan instrumen penilaian 2

2
PJOK SD KK C

C. Peta Kompetensi

Gambar 1. Peta Kompetensi

D. Ruang Lingkup

Modul ini berisi tentang analisis materi pembelajaran dan bekal ajar peserta didik,
meliputi: KP 1: Penyusunan RPP 1 (Landasan, Konsep, dan Prinsip Penyusunan
RPP); KP 2: Komunikasi Efektif 2; KP 3: Pengembangan Instrumen Penilaian 2;

E. Cara Penggunaan Modul

Secara umum, cara penggunaan modul pada setiap Kegiatan Pembelajaran


disesuaikan dengan skenario setiap penyajian mata diklat. Modul ini dapat
digunakan dalam kegiatan pembelajaran guru, baik untuk moda tatap muka dengan
model tatap muka penuh maupun model tatap muka In-On-In. Alur model
pembelajaran secara umum dapat dilihat pada bagan dibawah.

3
Pendahuluan

Gambar 2. Alur Model Pembelajaran Tatap Muka

1. Deskripsi Kegiatan Diklat Tatap Muka Penuh

Kegiatan pembelajaran diklat tatap muka penuh adalah kegiatan fasilitasi


peningkatan kompetensi guru melalui model tatap muka penuh yang dilaksanakan
oleh unit pelaksana teknis dilingkungan ditjen. GTK maupun lembaga diklat lainnya.
Kegiatan tatap muka penuh ini dilaksanan secara terstruktur pada suatu waktu yang
di pandu oleh fasilitator.

Tatap muka penuh dilaksanakan menggunakan alur pembelajaran yang dapat dilihat
pada alur dibawah.

4
PJOK SD KK C

Gambar 3. Alur Pembelajaran Tatap Muka Penuh

Kegiatan pembelajaran tatap muka pada model tatap muka penuh dapat dijelaskan
sebagai berikut,

a. Pendahuluan
Pada kegiatan pendahuluan fasilitator memberi kesempatan kepada peserta diklat
untuk mempelajari :
• latar belakang yang memuat gambaran materi
• tujuan kegiatan pembelajaran setiap materi
• kompetensi atau indikator yang akan dicapai melalui modul.
• ruang lingkup materi kegiatan pembelajaran
• langkah-langkah penggunaan modul

b. Mengkaji Materi
Pada kegiatan mengkaji materi modul kelompok kompetensi pedadogik C, fasilitator
memberi kesempatan kepada guru sebagai peserta untuk mempelajari materi yang
diuraikan secara singkat sesuai dengan indikator pencapaian hasil belajar. Guru
sebagai peserta dapat mempelajari materi secara individual maupun berkelompok
dan dapat mengkonfirmasi permasalahan kepada fasilitator.

5
Pendahuluan

c. Melakukan aktivitas pembelajaran


Pada kegiatan ini peserta melakukan kegiatan pembelajaran sesuai dengan rambu-
rambu atau instruksi yang tertera pada modul dan dipandu oleh fasilitator. Kegiatan
pembelajaran pada aktivitas pembelajaran ini akan menggunakan pendekatan yang
akan secara langsung berinteraksi di kelas pelatihan bersama fasilitator dan peserta
lainnya, baik itu dengan menggunakan diskusi tentang materi, malaksanakan
praktik, dan latihan kasus.

Lembar kerja pada pembelajaran tatap muka penuh adalah bagaimana menerapkan
pemahaman materi-materi yang berada pada kajian materi.

Pada aktivitas pembelajaran materi ini juga peserta secara aktif menggali informasi,
mengumpulkan dan mengolah data sampai pada peserta dapat membuat
kesimpulan kegiatan pembelajaran.
d. Presentasi dan Konfirmasi
Pada kegiatan ini peserta melakukan presentasi hasil kegiatan sedangkan fasilitator
melakukan konfirmasi terhadap materi dan dibahas bersama. pada bagian ini juga
peserta dan penyaji me-review materi berdasarkan seluruh kegiatan pembelajaran

e. Persiapan Tes Akhir


Pada bagian ini fasilitator didampingi oleh panitia menginformasikan tes akhir yang
akan dilakukan oleh seluruh peserta yang dinyatakan layak tes akhir.

2. Deskripsi Kegiatan Diklat Tatap Muka In-On-In

Kegiatan diklat tatap muka dengan model In-On-In adalan kegiatan fasilitasi
peningkatan kompetensi guru yang menggunakan tiga kegiatan utama, yaitu In
Service Learning 1 (In-1), on the job learning (On), dan In Service Learning 2 (In-2).
Secara umum, kegiatan pembelajaran diklat tatap muka In-On-In tergambar pada
alur berikut ini.

6
PJOK SD KK C

Gambar 4. Alur Pembelajaran Tatap Muka model In-On-In

Kegiatan pembelajaran tatap muka pada model In-On-In dapat dijelaskan sebagai
berikut,

a. Pendahuluan
Pada kegiatan pendahuluan disampaikan bertepatan pada saat pelaksanaan In
service learning 1 fasilitator memberi kesempatan kepada peserta diklat untuk
mempelajari :

• latar belakang yang memuat gambaran materi


• tujuan kegiatan pembelajaran setiap materi
• kompetensi atau indikator yang akan dicapai melalui modul.
• ruang lingkup materi kegiatan pembelajaran
• langkah-langkah penggunaan modul

7
Pendahuluan

b. In Service Learning 1 (IN-1)


• Mengkaji Materi
Pada kegiatan mengkaji materi modul kelompok kompetensi pedadogik C, fasilitator
memberi kesempatan kepada guru sebagai peserta untuk mempelajari materi yang
diuraikan secara singkat sesuai dengan indikator pencapaian hasil belajar. Guru
sebagai peserta dapat mempelajari materi secara individual maupun berkelompok
dan dapat mengkonfirmasi permasalahan kepada fasilitator.

• Melakukan aktivitas pembelajaran

Pada kegiatan ini peserta melakukan kegiatan pembelajaran sesuai dengan rambu-
rambu atau instruksi yang tertera pada modul dan dipandu oleh fasilitator. Kegiatan
pembelajaran pada aktivitas pembelajaran ini akan menggunakan
pendekatan/metode yang secara langsung berinteraksi di kelas pelatihan, baik itu
dengan menggunakan metode berfikir reflektif, diskusi, brainstorming, simulasi,
maupun studi kasus yang kesemuanya dapat melalui Lembar Kerja yang telah
disusun sesuai dengan kegiatan pada IN1.

Pada aktivitas pembelajaran materi ini peserta secara aktif menggali informasi,
mengumpulkan dan mempersiapkan rencana pembelajaran pada on the job learning.

c. On the Job Learning (ON)


• Mengkaji Materi
Pada kegiatan mengkaji materi modul kelompok kompetensi pedadogik C, guru
sebagai peserta akan mempelajari materi yang telah diuraikan pada in service
learning 1 (IN1). Guru sebagai peserta dapat membuka dan mempelajari kembali
materi sebagai bahan dalam mengerjaka tugas-tugas yang ditagihkan kepada
peserta.

• Melakukan aktivitas pembelajaran


Pada kegiatan ini peserta melakukan kegiatan pembelajaran di sekolah maupun di
kelompok kerja berbasis pada rencana yang telah disusun pada IN1 dan sesuai
dengan rambu-rambu atau instruksi yang tertera pada modul. Kegiatan
pembelajaran pada aktivitas pembelajaran ini akan menggunakan
pendekatan/metode praktik, eksperimen, sosialisasi, implementasi, peer discussion

8
PJOK SD KK C

yang secara langsung di dilakukan di sekolah maupun kelompok kerja melalui


tagihan berupa Lembar Kerja yang telah disusun sesuai dengan kegiatan pada ON.

Pada aktivitas pembelajaran materi pada ON, peserta secara aktif menggali
informasi, mengumpulkan dan mengolah data dengan melakukan pekerjaan dan
menyelesaikan tagihan pada on the job learning.

d. In Service Learning 2 (IN-2)


Pada kegiatan ini peserta melakukan presentasi produk-produk tagihan ON yang
akan di konfirmasi oleh fasilitator dan dibahas bersama. pada bagian ini juga peserta
dan penyaji me-review materi berdasarkan seluruh kegiatan pembelajaran

e. Persiapan Tes Akhir


Pada bagian ini fasilitator didampingi oleh panitia menginformasikan tes akhir yang
akan dilakukan oleh seluruh peserta yang dinyatakan layak tes akhir.

3. Lembar Kerja

Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan kelompok kompetensi pedadogik


C, terdiri dari beberapa kegiatan pembelajaran yang didalamnya terdapat aktivitas-
aktivitas pembelajaran sebagai pendalaman dan penguatan pemahaman materi
yang dipelajari.

Modul ini mempersiapkan lembar kerja yang nantinya akan dikerjakan oleh peserta,
lembar kerja tersebut dapat terlihat pada table berikut.

9
Pendahuluan

Tabel 1. Daftar Lembar Kerja Modul

No Kode LK Nama LK Keterangan


1. LK-KK C Ped Identifikasi silabus dan komponen RPP TM, ON
KP 1.1.
2. LK-KK C Ped Teknik diskusi TM, ON
KP 1.2.
3. LK-KK C Ped Teknik penilaian TM, ON
KP 1.3

Keterangan.
TM : Digunakan pada Tatap Muka Penuh
IN1 : Digunakan pada In service learning 1
ON : Digunakan pada on the job learning

10
PJOK SD KK C

KEGIATAN PEMBELAJARAN 1
PENYUSUNAN RENCANA PELAKSANAAN
PEMBELAJARAN 1

A. Tujuan
Setelah membaca dan mengikuti kegiatan pembelajaran 1 (satu) ini, Saudara
mampu memahami: landasan yuridis penyusunan RPP, konsep dasar penyusunan
RPP secara terperinci, dan menerapkan nilai-nilai kerjasama, tanggungjawab dan
kemandirian.

B. Indikator Pencapaian Kompetensi


1. Mengidentifikasi landasan yuridis penyusunan RPP.
2. Mengidentifikasi konsep dasar penyusunan RPP.
3. Menerapkan nilai-nilai kerjasama, tanggungjawab, kejujuran, dan kemandirian.

C. Uraian Materi
Pada materi ini Saudara akan mempelajari penyusunan rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP) 1, yang meliputi landasan yuridis dan konsep dasar
penyusunan RPP. Materi ini berhubungan dengan materi pada kelompok
kompetensi D untuk kelanjutan penyusunan RPP 2. Peran pendidik dalam
perencanaan pembelajaran dalam penyusunan pembelajaran tentu berkaitan erat
dengan muatan-muatan nilai-nilai karakter.

Karakter religius pada sisi personal tentu berdampak pada nilai sosial, seperti:
karakter teguh pendirian, percaya diri, kerja sama lintas agama. Karakter Mandiri
antara lain: sikap dan perilaku tidak bergantung pada orang lain dan
mempergunakan segala tenaga, pikiran, waktu untuk merealisasikan harapan,
sedangkan sub nilai karakter mandiri seperti: etos kerja (kerja keras), tangguh
tahan banting, daya juang, profesional, kreatif. Nilai karakter Gotong Royong
mencerminkan tindakan menghargai semangat kerjasama dan bahu membahu

11
Kegiatan Pembelajaran 1

menyelesaikan persoalan bersama, memperlihatkan rasa senang berbicara, bergaul,


bersahabat dengan orang lain. Sub nilai gotong royong antara lain menghargai,
kerjasama, komitmen atas keputusan bersama, musyawarah mufakat, tolong-
menolong, solidaritas, empati, anti diskriminasi, anti kekerasan, sikap kerelawanan.
Subnilai integritas antara lain kejujuran, cinta pada kebenaran, setia, komitmen
moral, keadilan, tanggungjawab, dan keteladanan.

1. Landasan Yuridis Penyusunan RPP


Landasan Yuridis penyusunan RPP antara lain sebagai berikut.

a. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional.


b. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2015 Tentang
Perubahan Kedua Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang
Standar Nasional Pendidikan.
c. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 20
Tahun 2016 Tentang Standar Kompetensi Lulusan Pada Pendidikan Dasar dan
Pendidikan Menengah.
d. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 21
Tahun 2016 Tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah.
e. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 22
Tahun 2016 Tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Pendidikan
Menengah.
f. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 23
Tahun 2016 Tentang Standar Penilaian Pendidikan Dasar dan Pendidikan
Menengah.
g. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 24
Tahun 2016 Tentang Standar Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar
Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah

2. Konsep Dasar Penyusunan RPP


Perencanaan pembelajaran dirancang dalam bentuk Silabus dan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang mengacu pada Standar Isi. Perencanaan
pembelajaran meliputi penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran dan
penyiapan media dan sumber belajar, perangkat penilaian pembelajaran, dan

12
PJOK SD KK C

skenario pembelajaran. Penyusunan Silabus dan RPP disesuaikan pendekatan


pembelajaran yang digunakan.

Dasar penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yaitu mengidentifikasi


silabus sesuai kompetensi dasar yang dipilih, selanjutnya disusun rencana
pelaksanaan pembelajaran.

a. Silabus

Silabus merupakan acuan penyusunan kerangka pembelajaran untuk setiap bahan


kajian mata pelajaran. Silabus paling sedikit memuat:

1) Identitas mata pelajaran (khusus SMP/MTs/SMPLB/Paket B dan


SMA/MA/SMALB/SMK/MAK/Paket C/ Paket C Kejuruan);
2) Identitas sekolah meliputi nama satuan pendidikan dan kelas;
3) Kompetensi inti, merupakan gambaran secara kategorial mengenai kompetensi
dalam aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang harus dipelajari peserta
didik untuk suatu jenjang sekolah, kelas dan mata pelajaran;
4) kompetensi dasar, merupakan kemampuan spesifik yang mencakup sikap,
pengetahuan, dan keterampilan yang terkait muatan atau mata pelajaran;
5) tema (khusus SD/MI/SDLB/Paket A);
6) materi pokok, memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang relevan, dan
ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan indikator pencapaian
kompetensi;
7) pembelajaran, yaitu kegiatan yang dilakukan oleh pendidik dan peserta didik
untuk mencapai kompetensi yang diharapkan;
8) penilaian, merupakan proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk
menentukan pencapaian hasil belajar peserta didik;
9) alokasi waktu sesuai dengan jumlah jam pelajaran dalam struktur kurikulum
untuk satu semester atau satu tahun; dan
10) sumber belajar, dapat berupa buku, media cetak dan elektronik, alam sekitar
atau sumber belajar lain yang relevan.
11) Silabus dikembangkan berdasarkan Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Isi
untuk satuan pendidikan dasar dan menengah sesuai dengan pola pembelajaran

13
Kegiatan Pembelajaran 1

pada setiap tahun ajaran tertentu. Silabus digunakan sebagai acuan dalam
pengembangan rencana pelaksanaan pembelajaran.

b. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rencana kegiatan pembelajaran


tatap muka untuk satu pertemuan atau lebih. RPP dikembangkan dari silabus untuk
mengarahkan kegiatan pembelajaran peserta didik dalam upaya mencapai
Kompetensi Dasar (KD). Setiap pendidik pada satuan pendidikan berkewajiban
menyusun RPP secara lengkap dan sistematis agar pembelajaran berlangsung
secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, efisien, memotivasi peserta
didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa,
kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik
serta psikologis peserta didik. RPP disusun berdasarkan KD atau subtema yang
dilaksanakan kali pertemuan atau lebih Komponen RPP terdiri atas:

1. identitas sekolah yaitu nama satuan pendidikan;


2. identitas mata pelajaran atau tema/subtema;
3. kelas/semester;
4. materi pokok;
5. alokasi waktu ditentukan sesuai dengan keperluan untuk pencapaian KD dan
beban belajar dengan mempertimbangkan jumlah jam pelajaran yang tersedia
dalam silabus dan KD yang harus dicapai;
6. tujuan pembelajaran yang dirumuskan berdasarkan KD, dengan menggunakan
kata kerja operasional yang dapat diamati dan diukur, yang mencakup sikap,
pengetahuan, dan keterampilan;
7. kompetensi dasar dan indikator pencapaian kompetensi;
8. materi pembelajaran, memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang relevan,
dan ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan indikator
ketercapaian kompetensi;
9. metode pembelajaran, digunakan oleh pendidik untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik mencapai KD yang
disesuaikan dengan karakteristik peserta didik dan KD yang akan dicapai;

14
PJOK SD KK C

10. media pembelajaran, berupa alat bantu proses pembelajaran untuk


menyampaikan materi pelajaran;
11. sumber belajar, dapat berupa buku, media cetak dan elektronik, alam sekitar,
atau sumber belajar lain yang relevan;
12. langkah-langkah pembelajaran dilakukan melalui tahapan pendahuluan, inti,
dan penutup; dan
13. penilaian hasil pembelajaran.

3. Prinsip Penyusunan RPP

Dalam menyusun RPP hendaknya memperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut:

a. Perbedaan individual peserta didik antara lain kemampuan awal, tingkat


intelektual, bakat, potensi, minat, motivasi belajar, kemampuan sosial, emosi,
gaya belajar, kebutuhan khusus, kecepatan belajar, latar belakang budaya,
norma, nilai, dan/atau lingkungan peserta didik.
b. Partisipasi aktif peserta didik.
c. Berpusat pada peserta didik untuk mendorong semangat belajar, motivasi,
minat, kreativitas, inisiatif, inspirasi, inovasi dan kemandirian.
d. Pengembangan budaya membaca dan menulis yang dirancang untuk
mengembangkan kegemaran membaca, pemahaman beragam bacaan, dan
berekspresi dalam berbagai bentuk tulisan.
e. Pemberian umpan balik dan tindak lanjut RPP memuat rancangan program
pemberian umpan balik positif, penguatan, pengayaan, dan remedi.
f. Penekanan pada keterkaitan dan keterpaduan antara KD, materi

pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indicator pencapaian kompetensi,
penilaian, dan sumber belajar dalam satu keutuhan pengalaman belajar.
g. Mengakomodasi pembelajaran tematik-terpadu, keterpaduan lintas mata
pelajaran, lintas aspek belajar, dan keragaman budaya.
h. Penerapan teknologi informasi dan komunikasi secara terintegrasi, sistematis,
dan efektif sesuai dengan situasi dan kondisi.

15
Kegiatan Pembelajaran 1

D. Aktivitas Pembelajaran

Aktivitas pembelajaran pada materi penyusunan rencana pelaksnaan pembelajaran


meliputi:
1. Brainstroming tentang materi penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran
1 meliputi: 1) landasan yuridis penyusunan RPP, 2) konsep dasar penyusunan
RPP. Pada pola In-On-In kegiatan ini dilakukan saat In1.
2. Setelah itu peserta pembinaan karier dibagi dalam beberapa kelompok untuk
mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh fasilitator. Pada pola In-On-In
kegiatan ini dilakukan saat In1.
3. Menyimak penjelasan tujuan dan skenario pembelajaran dari Fasilitator. Pada
pola In-On-In kegiatan ini dilakukan saat In1.
4. Menyalin berkas (file) lembar kerja/work sheet (LK) tentang kesulitan belajar
peserta didik yang disediakan oleh Fasilitator. Pada pola In-On-In kegiatan ini
dilakukan saat In1.
5. Mengerjakan LK tersebut sesuai dengan langkah kerja yang disarankan. Jika
pola yang digunakan In-On-In, maka Saudara mengerjakan LK secara mandiri
atau bersama sama rekan seprofesi di kelompok kerja guru saat On.
6. Melakukan pemaparan hasil kerja di depan kelas dan diskusi, saat
Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan menggunakan pola tatap muka
penuh atau saat In2 pada pola In-On-In.
7. Melakukan perbaikan sesuai dengan hasil diskusi dan saran dari fasilitator saat
Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan menggunakan pola tatap muka
penuh atau saat In2 pada pola In-On-In. Dengan aktivitas ini Saudara dapat
menerapkan karakter gotong royong melalui aktivitas saling berbagi informasi
dan bekerja sama untuk mendapatkan hasil terbaik.
8. Mengumpulkan hasil pemaparan dalam bentuk LK yang telah direvisi sebagai
tagihan, pada pola In-On-In pengumpulan hasil paparan atau tagihan dilakukan
pada saat In2.
9. Menyimak penguatan yang diampaikan oleh fasilitator. pada pola In-On-In
penguatan dilakukan pada saat In2.
10. Fasilitator melakukan penilaian selama proses dan di akhir program pembinaan
karier

16
PJOK SD KK C

Berikut Lembar Kegiatan KP 1 penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran 1

LK-KK.C.Ped.KP 1.1

LEMBAR KERJA

Kegiatan : Mengidentifikasi silabus dan komponen RPP


Waktu : .......... X 45 menit

Bahan : Penilaian Proses-Hasil Belajar 1 dan Komunikasi Efektif


Tujuan : Mengidentifikasi silabus dan komponen-komponen RPP sesuai
Permendikbud Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016
Nilai Utama yang Ingin Dikembangkan

1. Gotong royong
2. Tanggung jawab
3. Kejujuran
4. Menghargai perbedaan pendapat / orang lain

Skenari Lembar Kerja.

1. Cermati dan telaah materi pada modul KP 1 : Penyusunan RPP 1


2. Identifikasikan silabus dan komponen rencana pelaksanaan pembelajaran
(RPP) sesuai Permendikbud RI Nomor 22 tahun 2016.
3. Selanjutnya susunlah sistematika komponen rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP) sesuai Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016.
4. Lakukkan verifikasi pekerjaan LK Saudara dengan pasangan Saudara, dan
berikanlah catatan perbaikan jika diperlukan.
5. Saudara akan dinilai oleh Fasilitator selama proses dan di akhir pembelajaran.
6. Saudara dipersilahkan menyimak penguatan yang diampaikan oleh Fasilitator.
7. Selamat mengerjakan

17
Kegiatan Pembelajaran 1

a. Struktur Silabus

b. Komponen-komponen RPP

18
PJOK SD KK C

E. Latihan/Kasus/Tugas

Pilihan Ganda

Untuk menyelesaikan soal-soal berikut, pilihlah jawaban dengan memberi tanda


silang (X) pada huruf A, B, C, atau D yang merupakan jawaban paling benar.

1. Perencanaan pembelajaran dirancang dalam bentuk Rencana Pelaksanaan


Pembelajaran (RPP) yang mengacu pada . . . . .
A. Standar kompetensi lulusan
B. Standar proses
C. Standar penilaian
D. Standar isi
2. Penyusunan Silabus dan RPP disesuaikan pendekatan . . . . .
A. model pembelajaran
B. metode pembelajaran yang digunakan
C. pembelajaran yang digunakan
D. media pembelajaran yang digunakan

3. Pelaksanaan pembelajaran merupakan implementasi dari RPP terdiri dari


langkah-langkah meliput kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan
penutup. Berikut ini yang merupakan salah satu kegiatan pendahuluan ....
A. mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang tidak berkaitan dengan materi
sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari model pembelajaran.
B. mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan
sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari model pembelajaran
C. menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan sesuai
penilaian
D. menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang sudah
dicapai;

19
Kegiatan Pembelajaran 1

4. RPP dikembangkan dari silabus untuk mengarahkan kegiatan pembelajaran


peserta didik dalam upaya mencapai . . . .
A. kompetensi dasar
B. standar kompetensi
C. kompetensi inti
D. standar kompetensi lulusan
5. RPP disusun berdasarkan KD atau sub tema yang dilaksanakan dalam ....
A. satu kali pertemuan
B. dua kali pertemuan
C. tiga kali pertemuan
D. satu kali pertemuan atau lebih
6. Tujuan pembelajaran dirumuskan berdasarkan . . . .
A. kompetensi dasar
B. standar kompetensi
C. kompetensi inti
D. standar kompetensi lulusan
7. Materi pembelajaran, memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang
relevan, dan ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan....
A. kompetensi dasar
B. standar kompetensi
C. indikator ketercapaian kompetensi
D. standar kompetensi lulusan
8. Metode pembelajaran, digunakan oleh pendidik untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik mencapai KD yang
disesuaikan dengan karakteristik peserta didik dan ....
A. kompetensi dasar
B. KD yang akan dicapai
C. indikator ketercapaian kompetensi
D. standar kompetensi lulusan

20
PJOK SD KK C

9. Kemampuan yang harus dimiliki seorang peserta didik untuk setiap kelas
melalui pembelajaran disebut . . .
A. kompetensi dasar
B. kompetensi inti
C. indikator ketercapaian kompetensi
D. standar kompetensi lulusan
10. Sesuai pada standar proses kegiatan pembelajaran terdiri dari langkah-langkah
yang memuat unsur kegiatan . . . .
A. pendahuluan/pembuka dan kegiatan inti
B. kegiatan inti dan kegiatan penutup
C. pendahuluan/pembuka dan kegiatan penutup
D. kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup

F. Rangkuman
Perencanaan pembelajaran dirancang dalam bentuk Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) yang mengacu pada Standar Isi. Perencanaan pembelajaran
meliputi penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran dan penyiapan media dan
sumber belajar, perangkat penilaian pembelajaran, dan skenario pembelajaran.
Penyusunan RPP disesuaikan pendekatan pembelajaran yang digunakan.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rencana kegiatan pembelajaran
tatap muka untuk satu pertemuan atau lebih. RPP dikembangkan dari silabus untuk
mengarahkan kegiatan pembelajaran peserta didik dalam upaya mencapai
Kompetensi Dasar (KD). Setiap pendidik pada satuan pendidikan berkewajiban
menyusun RPP secara lengkap dan sistematis agar pembelajaran berlangsung
secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, efisien, memotivasi peserta
didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi
prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan
perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. RPP disusun berdasarkan KD
atau sub tema yang dilaksanakan dalam satu kali pertemuan atau lebih.

Standar proses memuat rambu-rambu tentang prinsip-prinsip pengembangan RPP.


Dengan berlakunya kurikulum 2013, maka rambu-rambu tersebut perlu disesuaikan
dengan kebutuhan. Pada Standar Proses pada Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016

21
Kegiatan Pembelajaran 1

terdapat Komponen RPP yang yang terdiri Identitas satuan pendidikan; Identitas
mata pelajaran atau tema/subtema; kelas/semester; materi pokok; alokasi waktu;
tujuan pembelajaran; kompetensi dasar dan indikator pencapaian kompetensi;
materi pembelajaran; metode pembelajaran; media pembelajaran; sumber belajar;
langkah-langkah pembelajaran yang meliputi kegiatan pendahuluan, inti dan
penutup, selanjutnya terdapat penilaian hasil belajar.

Prinsip-prinsip penyusunan RPP menurut standar proses adalah memperhatikan


perbedaan individu peserta didik, mendorong partisipasi aktif peserta didik,
mengembangkan budaya membaca dan menulis, memberikan umpan balik dan
tindak lanjut, keterkaitan dan keterpaduan dan menerapkan teknologi informasi
dan komunikasi.

G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut


Setelah Saudara menjawab semua pertanyaan di atas, cocokkan hasil jawaban
Saudara dengan kunci jawaban tes yang ada di belakang modul ini dan hitunglah
jawaban Saudara dengan benar. Kemudian gunakan formula matematis di bawah ini
untuk mengetahui tingkat penguasaan Saudara dalam materi kegiatan pembelajaran
di atas.

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑗𝑎𝑤𝑎𝑏𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑏𝑒𝑛𝑎𝑟


Rumus : Tingkat Penguasaan = 𝑋 100%
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑜𝑎𝑙

Kriteria tingkat penguasaan yang dicapai:


90 % - 100 % Baik sekali
80 % - 89 % Baik
70 % - 79 % Cukup
60 % - 69 % Kurang
60 ke bawah Kurang sekali
Bila Saudara telah mencapai tingkat penguasaan 80 % atau lebih, Saudara dapat
meneruskan dengan Kegiatan Belajar berikutnya. Bagus ! Tetapi bila tingkat
Saudara masih di bawah 80 %, Saudara harus mengulangi Kegiatan Belajar ini
terutama bagian yang belum Saudara kuasai. Jangan hanya bersandar pada kunci
jawaban saja.

22
PJOK SD KK C

KEGIATAN PEMBELAJARAN 2
KOMUNIKASI EFEKTIF

A. Tujuan

Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran 2 (dua) ini, Saudara mampu memahami:


teknik bertanya peserta didik secara terperinci, mengidentifikasi teknik menjawab
pertanyaan peserta didik secara terperinci, dan menjelaskan teknik diskusi peserta
didik secara terperinci.

B. Indikator Pencapaian Kompetensi


1. Mengidentifikasi teknik bertanya
2. Mengidentifikasi teknik menjawab pertanyaan
3. menjelaskan teknik diskusi
4. Menerapkan nilai-nilai kerjasama, tanggungjawab, kejujuran, dan kemandirian

C. Uraian Materi
Pada materi ini Saudara akan mempelajari komunikasi efektif, yang meliputi teknik
bertanya, teknik menjawab, dan diskusi. Untuk pelaksanaan proses materi ini
memiliki hubungan dengan muatan-muatan nilai-nilai karakter yang muncul. Nilai-
nilai karakter tersebut adalah: Nilai karakter Gotong Royong mencerminkan
tindakan menghargai semangat kerjasama dan bahu membahu menyelesaikan
persoalan bersama, memperlihatkan rasa senang berbicara, bergaul, bersahabat
dengan orang lain. Sub nilai gotong royong antara lain menghargai, kerjasama,
komitmen atas keputusan bersama, musyawarah mufakat, tolong-menolong,
solidaritas, empati, anti diskriminasi, anti kekerasan, sikap kerelawanan. Subnilai
integritas antara lain kejujuran, cinta pada kebenaran, setia, komitmen moral,
keadilan, tanggungjawab, dan keteladanan.

23
Kegiatan Pembelajaran 2

Banyak ahli memberikan pengertian komunikasi, tujuan, fungsi, syarat, dan manfaat
komunikasi atau dampak komunikasi dalam kehidupan sehari-hari. Secara
sederhana biasanya komunikasi dijelaskan sebagai proses penyampaian pesan dari
penyampai pesan (komunikator) kepada penerima pesan (komunikan) dengan
tujuan tertentu. Mulyana menjelaskan, mereka yang memandang komunikasi
sebagai interaksi” menyetarakan komunikasi dengan suatu proses sebab-akibat atau
aksi-reaksi, yang arahnya bergantian”, Misalnya A menyampaikan pesan kepada B, B
memberikan reaksinya dengan menyampaikan pesan sebagai respon atau umpan-
balik. Begitu seterusnya dan dilakukan secara bergantian. A menjadi pengirim, B
penerima, dan B pengirim, A penerima pesan komunikasi (Mulyana, 2005: 65).

Selain pengertian komunikasi di atas, pengertian komunikasi secara umum adalah


proses pengiriman dan penerimaan pesan atau informasi antara dua individu atau
lebih dengan efektif sehingga dapat dipahami dengan mudah. Istilah komunikasi
dalam bahasa inggris disebut communication, yang berasal dari kata communication
atau communis yang memiliki arti sama atau yang memiliki makna pengertian
bersama. Istilah komunikasi atau dalam bahasa Inggris communication berasal dari
kata latin communicatio, dan bersumber dari kata communis yang berarti sama.
Sama dalam hal ini maksudnya adalah sama makna.

Berdasarkan definisi di atas dapat diambil kesimpulan bahwa komunikasi


merupakan suatu proses penyampaian informasi, berarti kesuksesan komunikasi
tergantung kepada desain pesan atau informasi dan cara penyampaiannya.

Komunikasi adalah proses penyampaian gagasan dari seseorang kepada orang lain.
Pengirim pesan atau komunikator memiliki pesan yang paling menentukan dalam
keberhasilan komunikasi, sedangkan komunikan atau penerima pesan hanya
sebagai objek yang pasif.

Berdasarkan penjelasan di atas, maka ada tiga pandangan terhadap komunikasi,


yaitu:

1) Komunikasi sebagai proses; penyampaian pesan dari penyampai pesan kepada


penerima pesan dengan tujuan tertentu. 


24
PJOK SD KK C

2) Komunikasi sebagai interaksi; menyetarakan komunikasi dengan suatu proses


sebab-akibat yang arahnya bergantian.
3) Komunikasi sebagai transaksi; proses memahami dan berbagi makna.

Komunikasi dalam proses pembelajaran baik peserta didik dengan guru, peserta
didik dengan peserta didik lainnya membutuhkan keterampilan berkomunikasi.
Nilai karakter pada komunikasi ini dapat dikembangkan antara lain:

Nilai karakter religius meliputi tiga dimensi relasi sekaligus, yaitu hubungan
individu dengan Tuhan, individu dengan sesama, dan individu dengan alam semesta
(lingkungan). Nilai karakter religius ini ditunjukkan dalam perilaku cinta damai,
toleransi, teguh pendirian, percayadiri, antibuli dan kekerasan, persahabatan,
ketulusan, tidak memaksakan kehendak, melindungi yang kecil dan tersisih.

Karakter Mandiri merupakan sikap dan perilaku tidak bergantung pada orang lain
dan mempergunakan segala tenaga, pikiran, waktu untuk merealisasikan harapan,
mimpi dan cita-cita, yang diimplementasikan pada kemandirian antara lain etos
kerja (kerja keras), tangguh tahan banting, daya juang, profesional, kreatif,
keberanian, dan menjadi pembelajar sepanjang hayat.

Beberapa keterampilan berkomunikasi yang dikembangkan di sekolah sebagai


bahan untuk kesiapan peserta didik memperluas landasan dalam ilmu dan
pengetahuan dalam belajar, antara lain:
1. Teknik Bertanya
Kedudukan guru mempunyai arti penting dalam pendidikan. Arti penting itu
bertolak dari tugas dan tanggung jawab guru yang cukup berat untuk mencerdaskan
anak didiknya. Kerangka berpikir yang demikian menghendaki seorang guru untuk
melengkapi dirinya dengan berbagai keterampilan yang diharapkan dapat
membantu dalam menjalankan tugasnya dalam interaksi edukatif. Keterampilan
tersebut dapat diperoleh salah satunya dengan cara menerapkan metode cara
bertanya dalam proses pembelajaran.

Pengetahuan yang dimiliki seseorang, selalu bermula dari “bertanya” . Questioning


(bertanya) merupakan strategi utama yang berbasis konstektual. Bertanya dalam

25
Kegiatan Pembelajaran 2

pembelajaran dipandang sebagai kegiatan guru untuk mendorong, membimbing,


dan menilai kemampuan berpikir peserta didik. Bagi peserta didik, kegiatan
bertanya merupakan bagian penting dalam melaksanakan pembelajaran, yaitu
menggali informasi, menginformasikan apa yang sudah diketahui, dan mengarahkan
perhatian pada spek yang belum diketahuinya. Metode bertanya (tanya-jawab)
adalah yang tertua dan banyak digunakan dalam proses pendidikan, baik di
lingkungan keluarga, masyarakat maupun di sekolah.

Bertanya merupakan bagian yang sangat penting dalam belajar. Pertanyaan yang
diajukan oleh peserta didik merupakan indiaktor bahwa peserta didik sudah mulai
belajar. Tanpa pertanyaan, peserta didik dapat dikatakan belum belajar. Jika
seseorang peserta didik bertanya, maka ia sudah melihat permasalahan atau
masalah pada sesuatu yang sedang dipelajari. Pemunculan masalah menandakan
bahwa peserta didik sudah mulai berpikir, dan jika masalah itu dirumuskan menjadi
pertanyaan berarti peserta didik itu berkehendak untuk menemukan jawaban atas
masalah yang ditemukan; berarti pula peserta didik berkehendak untuk
mengembangkan pikiran lebih lanjut. Itulah belajar.

Pertanyaan juga sangat penting dalam proses pembelajaran, Socrates (dalam


Hasibuan, 1988) mengutarakan bahwa pertanyaan merupakan “the very core of
teaching”. Dalam model pembelajaran konvensional (“pembelajaran berbasis
pengetahuan”), guru pada umumnya mengajukan pertanyaan dengan tujuan untuk
mengetahui sejauh mana materi pelajaran yang diceramahkan guru sudah dipahami
peserta didik, atau hanya untuk membawa peserta didik ke pamahaman materi
pelajaran yang sesuai dengan tujuan pembelajaran. Namun, pertanyaan yang
diajukan dalam proses pembelajaran mempunyai tujuan lebih dari itu. Louisel
danDescamps (1992) menyebutkan tiga tujuan pokok dari dikemukakannya
pertanyaan dalam proses pembelajaran, yaitu: meningkatkan tingkat berpikir
peserta didik, mengecek pemahaman peserta didik, dan meningkatkan partisipasi
belajar peserta didik. Pada pembelajaran sains masa kini yang mempunyai
kecenderungan berbasis kompetensi, khususnya pada pembelajaran sains yang
menggunakan model belajar penemuan (discovery-inquiry learning).

26
PJOK SD KK C

a. Fungsi Metode Bertanya

Dalam sebuah pembelajaran yang produktif, kegiatan bertanya berguna untuk :


1) Menggali informasi, baik administrasi maupun akademis;
2) Mengecek pemahaman peserta didik;
3) Membangkitkan respon kepada peserta didik;
4) Mengetahui sejauh mana keingintahuan peserta didik;
5) Mengetahui hal-hal yang sudah diketahui peserta didik;
6) Memfokuskan perhatian peserta didik pada sesuatu yang dikehendaki guru;
7) Membangkitkan lebih banyak lagi pertanyaan dari peserta didik; dan
8) Menyegarkan kembali pengetahuan peserta didik;

Hampir pada semua aktivitas belajar, dapat menerapkan questioning (bertanya):


antara peserta didik dengan peserta didik, antara guru dengan peserta didik, antara
peserta didik dengan orang lain yang didatangkan ke kelas, dan sebagainya.
Aktivitas bertanya juga ditemukan ketika peserta didik berdiskusi, bekerja dalam
kelompok, ketika menemui kesulitan, ketika mengamati. dan sebagainya.

Metode bertanya biasanya diterapkan apabila:


1) Bermaksud mengulang bahan pelajaran.
2) Ingin membangitkan atau menghidupkan suasana belajar menjadi lebih
kondusif.
3) Tidak terlalu banyak jumlah peserta didik.
4) Sebagai selingan metode ceramah.

b. Jenis Pertanyaan

Pada dasarnya ada dua pertanyaan yang perlu diajukan, yakni pertanyaan ingatan
dan pertanyaan pikiran.

1) Pertanyaan ingatan (pengetahuan)

Dimaksudkan untuk mengetahui sampai sejauh mana pengetahuan sudah Kepada


peserta didik. Biasanya pertanyaan bermula dari apa, kapan, dimana, berapa, dan
sejenisnya. Pertanyaan pengetahuan menuntut peserta didik untuk mengingat atau

27
Kegiatan Pembelajaran 2

mengungkap kembali fakta-fakta yang penting untuk membangun konsep atau


prinsip. Pertanyaan yang meminta peserta didik untuk mengingat kembali konsep
(difinisi) atau prinsip (misalnya: rumus) juga termasuk kategori pertanyaan
pengetahuan.. Pertanyaan pengetahuan pada umumnya hanya mempunyai satu
jawaban benar dan merujuk pada informasi-informasi yang sudah disajikan kepada
peserta didik, atau menyangkut pelajaran yang lalu (Louisel danDe sc am ps, 1992).

Contoh: Faktor-faktor apakah yang menyebabkan cepatnya pertumbuhan penduduk


Indonesia?

2) Pertanyaan pikiran

Dimaksudkan untuk mengetahui sampai sejauh mana cara berpikir anak dalam
menanggapi suatu persoalan. Biasanya pertanyaan ini dimulai dengan kata
mengapa, bagaimana.

Contoh: Bagaimana pendapatmu bila pertumbuhan penduduk di Indonesia semakin


meningkat?

c. Teknik Mengajukan Pertanyaan

Berhasil tidaknya metode bertanya dalam proses pembelajaran, sangat tergantung


pada teknik guru dalam mengajukan pertanyaannya.

Hal-hal yang harus diperhatikan antara lain:

1) Perumusan pertanyaan harus jelas dan terbatas, sehingga tidak menimbulkan


keraguan pada peserta didik.
2) Pertanyaan hendaknya terlebih dahulu diajukan untuk seluruh peserta didik
sebelum menunjuk peserta didik (perorangan) untuk menjawabnya.
3) Memberi kesempatan atau waktu bagi kepada peserta didik untuk berpikir.
4) Hargailah pendapat atau pertanyaan dari peserta didik.
5) Distribusi atau pemberian pertanyaan harus merata.
6) Membuat ringkasan hasil dari kegiatan bertanya dalam proses pembelajaran
sehingga memperoleh pengetahuan secara sistematik.

28
PJOK SD KK C

d. Tujuan Metode Bertanya

Tujuan yang akan dicapai dari metode bertanya yaitu:

1) Untuk mengetahui sampai sejauh mana materi pelajaran yang telah dikuasai
peserta didik.
2) Untuk merangsang peserta didik untuk berpikir.
3) Memberi kesempatan pada peserta didik untuk mengajukan masalah yang
belum dipahami.

e. Klasifikasi Keterampilan dalam Metode Bertanya

Beberapa keterampilan bertanya yang harus dikuasai oleh guru adalah sebagai
berikut:

1) Keterampilan Bertanya Dasar


Bagaimanapun tujuan pendidikan, secara universal guru akan selalu menggunakan
keterampilan bertanya kepada peserta didiknya. Cara bertanya untuk seluruh kelas,
untuk kelompok, atau untuk individu, memiliki pengaruh yang sangat berarti, tidak
hanya pada hasil belajar peserta didik, tetapi juga suasana kelas baik sosial maupun
emosional. Dengan bertanya akan membantu peserta didik belajar dengan
kawannya, membantu peserta didik lebih sempurna dalam menerima informasi,
atau dapat mengembangkan keterampilan kognigtif tingkat tinggi. Dengan demikian
guru tidak hanya akan belajar bagaimana “bertanya” yang baik dan benar, tetapi
juga belajar bagaimana pengaruh bertanya di dalam kelas.

2) Kelancaran bertanya (fluency)


Kelancaraan bertanya merupakan jumlah pertanyaan yang secara logis dan relevan
diajukan guru kepada peserta didik di dalam kelas. Kelancaran bertanya ini sangat
diperlukan bagi guru dalam proses pembelajaran. Komponen yang penting dalam
bertanya antara lain harus jelas dan ringkas.

3) Menstruktur pertanyaan perlu juga diperhatikan.


Pertanyaan yang disajikan guru diarahkan dan ditujukan pada pelajaran yang
memiliki informasi yang relevan dengan materi pelajaran, untuk membantu peserta
didik mencapai tujuan pelajaran yang telah ditetapkan.

29
Kegiatan Pembelajaran 2

Pemberian waktu (pausing) untuk berpikir setelah guru bertanya merupakan faktor
penting. Pemberian waktu ini akan menghasilkan beberapa keuntungan di
antaranya peserta didik merespon bertambah, banyak pikiran muncul, peserta didik
mulai berinteraksi antara satu dengan yang lainnya, banyak peserta didik bertanya
bertambah, atau guru cenderung meningkatkan variasi bertanya.

Bila guru bertanya, dan peserta didik tidak dapat menjawab, kemudian pertanyaan
tersebut diarahkan kepada peserta didik lain, maka guru tersebut telah melakukan
“pindah gilir” dalam bertanya. Pindah gilir dalam bertanya merupakan pertanyaan
yang sama yang diarahkan kepada beberapa peserta didik secara berurutan dengan
komentar yang sangat minimal atau tanpa komentar sama sekali. Maksud pindah
gilir ini antara lain mengurangi campur tangan guru, mengurangi pembicaraan guru
yang tidak perlu, dan meningkatkan kemungkinan respon peserta didik secara
lansung terhadap yang lain.

Anggapan belajar adalah berhubungan dengan kesempatan yang diberikan kepada


peserta didik untuk berpartisipai secara aktif dalam percakapan di kelas, maka cara
mendistribusikan perhatian ataupun pertanyaan adalah hal yang penting.

• Tujuan
1) Untuk meningkatkan perhatian perhatian dan rasa ingin tahu peserta didik
terhadap satu topik.
2) Memfokuskan perhatian pada suatu konsep masalah tertentu.
3) Mengembangkan belajar secara aktif.
4) Menstimulasi peserta didik untuk bertanya pada diri sendiri ataupun pada orang
lain.
5) Menstruktur suatu tugas sedemikian rupa, sehingga peserta didik akan belajar
secara maksimal.
6) Mengkomunikasikan kelompok, bahwa keterlibatan dalam belajar adalah sangat
diharapkan, demikian juga partisipasi semua anggota kelompok.
7) Mendiagnosis kesulitan belajar peserta didik.
8) Memberi kesempatan peserta didik untuk mengasimilasi dan merefleksi
inforamsi.

30
PJOK SD KK C

9) Mengembangkan kemapuan berpikir peserta didik.


10) Mengembangkan refleksi dan komentar peserta didik terhadap respon peserta
didik yang lain maupun guru.
11) Mengungkapkan keinginan yang sebenarnya dari peserta didik melalui ide dan
perasaannya.
12) Memberi kesempatan peserta didik untuk belajar sendiri melalui diskusi.

• Penyusunan Kata-kata
Untuk membantu peserta didik merespon pertanyaan guru harus disusun dengan
kata-kata yang cocok dengan tingkat perkembangan kelompok. Jangan dilupakan
perbedaan pembendaharaan kata-kata antara guru dengan peserta didik, atau
menganggap rendah tingkat berpikir peserta didik. Pertanyaan juga harus disusun
seekonomis mungkin. Pertanyaan yang panjang dan melantur adalah sulit untuk
ditangkap dan biasanya tidak jelas apa yang menjadi tugas peserta didik secara
spesifik. Dalam menyusun pertanyaan dapat diberikan kata-kata kunci untuk
menjawanya. Dengan demikian, tugas peserta didik menjadi jelas dan dapat
mengambil kata-kata yang diberikan untuk menjawabnya. Contoh: ”Mengapa pada
waktu malam hari angin bertiup dari arah laut menuju daratan?” ” Apa jasa
Pangeran Diponegoro terhadap negara kita?” Atau ”Bagaimana pengaruh harga
minyak bumi terhadap penghasilan negara?

• Struktur
Selama diskusi berlangsung usahakan guru memberi informasi yang relevan dengan
tugas peserta didik, baik sesudah atau sebelum pertanyaan-pertanyaan. Cara
demikian, memiliki pengaruh yang penting terhadap peserta didik, yang memberi
materi yang cukup untuk pemecahan masalah. Hal demikian dapat
mempertahankan diskusi tetap relevan dengan tujuan yang ditetapkan.

• Pemusatan
Ada dua aspek yang dapat diambil dari komponen pemusatan ini. Pertama, terhadap
ruang lingkup pertanyaan yang luas (terbuka), atau yang sempit. Contoh pertanyaan
luas, ”Apakah akibat dari devaluasi yang dilakukan pemerintah Indonesia?” ”Apa
pengaruh ASEAN terhadap negara Indonesia?” Atau ’’Bagaimana pengaruh iklim
mempengaruhi cara hidup manusia?” Pertanyaan tersebut memerlukan jawaban

31
Kegiatan Pembelajaran 2

yang luas, lain halnya dengan pertanyaan yang sempit seperti berikut: ”Apa akibat
devaluasi terhadap gaji pegawai negeri?” ”Bagaimana iklim mempengaruhi cara
bercocok tanam manusia?” Atau ”Apa pengaruh ASEAN terhadap politi luar negeri
Indonesia?” Pertanyaan-pertanyaan terakhir memungkinkan peserta didik untuk
dapat menjawab secara lebih sempit atau memusat. Kedua jenis pertanyaan
tersebut diperlukan dalam proses pembelajaran. Semua akan tergantung dari tujuan
serta masalah yang muncul dalam diskusi. Umumnya pertanyaan luas diajukan pada
saat diskusi akan dimulai sebagai alat untuk melibatkan peserta didik secara
maksimal. Pertanyaan yang lebih sempit atau memusat diajukan sebagai cadangan
untuk memberikan inforamsi yang relevan terhadap pertanyaan peserta didik.

Aspek yang kedua ialah pemusatan terhadap jumlah tugas peserta didik sebagai
akibat dari pertanyaan guru. Pertanyaan yang baik ialah pertanyaan yang
dipusatkan untuk satu tugas, dengan demikian akan menjadi jelas spesifikasi tugas
yang diharapkan dari peserta didik. Contoh pertanyaan multi pemusatan, misalnya
”Apa akibat devaluasi terhadap penghasilan pegawai negeri, petani, dan pedagang?”
Pertanyaan demikian membuat peserta didik bekerja secara stimulan dengan hasil
yang kurang baik dan proses belajar menjadi berkurang.

• Pindah Gilir
Bila guru menghendaki tetap ada perhatian penuh dari peserta didik dan meminta
beberapa peserta didik untuk merespon, guru dapat menggunakan teknik bertanya
pindah gilir. Setelah mengajukan pertanyaan untuk seluruh anggota kelas, kemudian
guru dapat meminta salah seorang peserta didik untuk menjawabnya, dengan cara
memanggil nama (pindah gilir verbal) atau dengan menunjuk, mengangguk, atau
senyum (pindah gilir nonverbal

Cara demikian dapat mengurangi pembicaraan guru, dan campur tangan guru dalam
pelajaran dapat diminimalkan. Walaupun komponen ini sangat sederhana, tetapi
dapat meningkatkan partisipasi.

32
PJOK SD KK C

• Distribusi
Untuk melibatkan peserta didik langsung dalam pelajaran, disarankan
mendistribusikan pertanyaan secara random (acak) selama proses pembelajaran
(interaksi edukatif) berlangsung. Pertanyaan menyebar ke seluruh penjuru ruangan
dengan memberi pertanyaan tambahan secara langsung. Prosedur pertanyaan tetap,
yaitu mula-mula ke seluruh anggota kelas, kemudian baru menunjuk seorang
peserta didik.

• Pemberian Waktu
Tiap peserta didik berbeda dalam kecepatan merespon pertanyaan, dan berbeda
pula tingkat kemampuan berbicara secara jelas. Salah satu cara membantu mereka
adalah dengan memberi waktu berpikir dalam beberapa detik setelah pertanyaan
diajukan kepada seluruh anggota kelas dan menunjuk peserta didik tertentu untu
menjawabnya.

• Hangat dan Antusias


Kehangatan dan antusia yang diperlihatkan guru terhadap jawaban peserta didik,
punya arti penting dalam meningkatkan partisipasi peserta didik dalam pelajaran.
Untuk itu guru dapat menggunakan variasi pemberi penguatan, baik verbal maupun
nonverbal. Apabila hal ini biasa dipakai guru, maka respon demikian akan keluar
secara mekanik dan mingkin otomatis.

• Prompting
Prompting adalah cara yang dilakukan guru untuk menuntun (prompt) peserta didik
memberikan jawaban dengan baik dan benar atas pertanyaan yang guru ajukan.
Dengan kata lain dalam merespon (menanggapi) jawaban peserta didik apabila
gagal menjawab pertanyaan, atau kurang sempurna. Cara ini bisa dilakukan dengan:

 Menyusun kembali kata-kata pertanyaan (rephrasing) yang sama dalam versi


yang paralel. Kegagalan dalam menjawab pertanyaan umumnya disebabkan
kegagalan dalam mengerti kata-kata pertanyaan. Guru dapat menghindari kata-
kata yang sulit dalam pertanyaan.
 Menggunakan pertanyaan yang sederhana yang relevan dengan pertanyaan
pertama, misalnya dengan menunjuk atau menggunakan pengalaman peserta

33
Kegiatan Pembelajaran 2

didik, atau pengetahuan yang ada untuk membantu peserta didik menafsirkan
pertanyaan.
 Mereview (mengulang) informasi yang diberikan sebelumnya kadang-kadang
dapat membantu peserta didik dalam menjawab pertanyaan. Kegagalan peserta
didik dalam merespon dapat diapakai sebagai petunjuk, bahwa pelajaran yang
telah diberikan memiliki tingkat kesukaran yang cukup sulit.

• Pengubahan Tuntutan Tingkat Kognitif


Kebanyakan pertanyaan yang dilakukan guru adalah hanya menanyakan fakta.
Karenanya masih diperlukan pertanyaan yang menuntut peserta didik untuk dapat
membedakan, menganalisis dan mengambil keputusan atau menilai informasi yang
diterima, berhubungan dengan taksonomi yang diterima. Dalam hal ini taksonomi
tujuan pengajaran dari Bloom, ’’kognitif domain” perlu dipertimbangkan sebagai
alat yang bermanfaat dalam menyusun berbagai tipe pertanyaan. Penyusunan
pertanyaan dapat memiliki tingkat kognitif domain rendah (pengetahuan,
pemahaman, penerapan) dan tingkat kognitif domain yang tinggi (analisis, sintesis,
evaluasi).

Contoh pertanyaan kognitif rendah:

a Di mana perang Diponegoro berlangsung?


b Jenis tumbuhan apa yang dapat tumbuh di daerah subtropis?

• Hal-hal yang perlu dihindari


a) Mengulang pertanyaan sendiri
Bila guru mengulangi beberapa kali pertanyaan yang sama karena peserta didik
tidak menjawab, maka proses belajar akan menjadi berkurang. Satu pertanyaan
yang diikuti dengan satu respon peserta didik, masih lebih baik dari pertanyaan
yang diulang-ulang. Karena perhatian akan menjadi penuh terhadap setiap
pertanyaan yang diajukan guru. Untuk berkomunikasi guru-peserta didik yang baik,
susunlah pertanyaan seringkas mungkin agar peserta didik segera dapat memahami
pertanyaan.

34
PJOK SD KK C

b) Mengulang jawaban peserta didik


Ada pendapat yang saling berbeda terhadap pengulangan jawaban peserta didik. Di
satu pihak mengatakan bahwa pengulangan jawaban peserta didik akan menambah
atau memperat hubungan guru-peserta didik. Di lain pihak mengatakan bahwa hal
itu akan memperlambat proses pembelajaran, menimbulkan sesuatu yang tidak
perlu, kebiasaan mendengarkan pendapat orang lain berkurang, dan mengurangi
kebebasan memberi komentar terhadap peserta didik lain.

c) Menjawab pertanyaan sendiri


Bila guru sering menjawab pertanyaan sendiri sebelum peserta didik mempunyai
kesempatan untuk menjawab, akan mengakibatkan peserta didik menjadi frustasi,
dan mungkin perhatian peserta didik menjadi berkurang atau keluar dari proses
pembelajaran. Yang berbahaya dalam hal ini ialah bila muncul salah pengertian dari
peserta didik, akan mengakibatkan tujuan pelajaran tidak tercapai.

d) Meminta jawaban serentak


Bila proses pembelajaran sesuai dengan rencana, dan guru memiliki kesempatan
untuk mengevaluasi pencapaian peserta didik secara induvidual, dianjurkan untuk
tidak menggunakan pertanyaan-pertanyaan yang meminta jawaban serentak.
Contoh: ”Kamu semua telah mengerjakan?” ”Semua telah selesai?” Pertanyaan
tersebut tidak memecahkan masalah, dan tidak produktif terhadap kelompok.

2. Tehnik Menjawab Pertayaan


Bertanya dan menjawab pertanyaan - Masalah pendidikan, khususnya pembelajaran
di sekolah, tidak akan pernah berhenti dibicarakan orang. Hal ini berkaitan erat
dengan kendala dan tantangan yang dihadapi guru dalam menjalankan proses
pembelajaran di ruang kelas.

Peserta didik enggan bertanya ketika pembelajaran berlangsung, salah satu masalah
yang cukup pelik dihadapi guru. Sebenarnya ini bukan masalah baru. Sesungguhnya
sudah ada sejak zaman doeloe-nya. Hanya saja, ketika teknologi pendidikan
berkembang, masalah keengganan peserta didik bertanya maupun menjawab
pertanyaan, menjadi sesuatu yang mendesak untuk dipecahkan. Sebab, ciri khas

35
Kegiatan Pembelajaran 2

pembelajaran modern adalah interaksi guru dengan peserta didik, peserta didik
dengan temannya dan dengan sumber belajar.

Bertanya, menjawab, pertanyaan


Bertanya atau menjawab pertanyaan merupakan dua aktivitas penting dalam
pembelajaran. Dulu pernah orang berceloteh, bertanya itu lebih mudah daripada
menjawab pertanyaan. Bertanya berarti hanya menuruh orang lain berfikir.
Kenyataannya tidak demikian. Orang yang bertanya pasti membutuhkan pemikiran,
pertanyaan apa yang akan diajukan. Menjawab pertanyaan apalagi. Membutuhkan
pemikiran, jawaban apa yang sesuai dengan pertanyaan yang dilontarkan orang.

Pendek kata, bertanya maupun menjawab pertanyaan sama-sama membutuhkan


suatu keterampilan. Keterampilan bertanya menyangkut isi, cara dan sikap saat
mengajukan pertanyaan.

a. Isi Pertanyaan harus jelas dan mudah dipahami.


Jelas dan mudah dipahami bertujuan agar peserta didik dapat memusatkan
perhatian pada masalah yang sedang dibahas. Untuk mencapai tujuan ini, guru
harus memberikan informasi pelajaran yang cukup, Jangan sebaliknya, guru sedikit
memberi informasi pelajaran namun pertanyaan yang diajukan cukup banyak dan
luas.

b. Cara menyampaikan pertanyaan.


Guru memberikan pertanyaan dengan memberikan waktu yang cukup untuk
berfikir kepada peserta didik. Kemudian tidak mendesak peserta didik untuk
menjawabnya dalam waktu yang singkat. Disini perlu kesabaran guru untuk
menunggu jawaban dari peserta didik.

Pertanyaan harus disebarkan kepada seluruh peserta didik. Jangan mengajukan


pertanyaan hanya pada peserta didik tertentu sehingga peserta didik lain merasa
tidak diperhatikan. Sebelum mengajukan pertanyaan, pandangan guru harus
mampu menyapu seluruh peserta didik. Kemudian segera tunjuk peserta didik yang
diinginkan untuk menjawab pertanyaan.

36
PJOK SD KK C

c. Respon guru.
Yang tak kalah penting dalam bertanya dan menjawab pertanyaan adalah respon
guru. Baik dalam menanggapi jawaban maupun pertanyaan peserta didik. Ini akan
menumbuhkan kepercayaan diri pada peserta didik. Pujian secara verbal dan non-
verbal sangat penting artinya bagi peserta didik. Disisi lain harus memberikan
hukuman kepada peserta didik lain yang terbiasa mencemooh temannya.

3. Tehnik Diskusi

a. Metode Diskusi Dalam Belajar


Metode diskusi dalam belajar adalah suatu cara penyajian/ penyampaian bahan
pelajaran dimana guru memberikan kesempatan kepada para peserta didik/
kelompok-kelompok peserta didik yang mengadakan pembicaraan ilmiah guna
mengumpulkan pendapat, membuat kesimpulan atau menyusun berbagai alternatif
pemecahan atas suatu masalah. Forum diskusi dapat diikuti oleh seluruh peserta
didik di dalam kelas, dapat pula dibentuk kelompok-kelompok kecil. Yang perlu
diperhatikan adalan hendaknya para peserta didik berpartisipasi secara aktif dalam
setiap forum diskusi. Semakin banyak peserta didik terlibat dan menyumbangkan
pikirannnya, semakin banyak pula yang dapat mereka pelajari. Perlu pula
diperhatikan peran guru. Apabila campur tangan dan main perintah dari guru,
niscaya peserta didik tidak akan dapat belajar banyak.

b. Bentuk-Bentuk Diskusi

Metode diskusi dalam belajar memiliki beberapa bentuk, yaitu:

1) The social problem meeting


Dalam bentuk diskusi ini, para peserta didik berbincang-bincang memecahkan
masalah sosial di kelas atau di sekolahnya dengan harapan, bahwa setiap peserta
didik akan merasa terpanggil untuk mempelajari dan bertingkah laku sesuai dengan
kaidah-kaidah yang berlaku.

37
Kegiatan Pembelajaran 2

2) The open-endet meeting


Para peserta didik berbincang-bincang mengenai masalah apa saja yang.
berhubungan dengan kehidupan mereka sehari, kehidupan mereka di sekolah,
dengan segala sesuatu yang terjadi dilingkungan disekitar mereka.

3) The educational-diagnosis meeting


Para peserta didik berbincang-bincang mengenai pelajaran di kelas dengan maksud
untuk saling mengoreksi pemahaman mereka atas pelajaran yang telah diterimanya
agar masing-masing anggota memperoleh pemahaman yang lebih baik.

c. Langkah-Langkah Diskusi

Metode diskusi dalam belajar memiliki langkah-langkah sebagai berikut:

1) Guru mengemukakan masalah yang akan didiskusikan dan memberikan


pengarahan seperlunya mengenai cara-cara pemecahannya.
2) Dengan pimpinan guru, peserta didik membentuk kelompok diskusi, memilih
pemimpin diskusi (ketua, sekretaris/ pencatat, pelapor dan sebagainya (bila
perlu), mengatur tempat duduk, ruangan sarana dan sebagainya.
3) Para peserta didik berdiskusi di kelompoknya masing-masing sedangkan guru
berkeliling dari kelompok satu ke kelompok yang lain untuk menjaga serta
memberi dorongan dan bantuan sepenuhnya agar setiap anggota kelompok
berpartisipasi aktif supaya diskusi bejalan dengan lancar.
4) Kemudian tiap kelompok diskusi melaporkan hasil diskusinya. Hasil-hasil
diskusi yang dilaporkan ditanggapi oleh semua peserta didik (terutama bagi
kelompok lain). Guru memberi ulasan dan menjelaskan tahap-tahap laporan-
laporan tersebut.
5) Para peserta didik mencatat hasil diskusi tersebut, dan para guru
mengumpulkan hasil diskusi dari tiap-tiap kelompok, sesudah peserta didiknya
mencatat untuk fail kelas.

38
PJOK SD KK C

d. Peranan Guru Dalam Mempimpin Diskusi

Dalam proses diskusi, peranan guru sangat penting untuk memastikan diskusi
berjalan dengan baik. Berikut ini peranan guru dalam metode diskusi:
1) Penunjuk Jalan
Guru memberikan petunjuk umum dalam diskusi untuk mencapai kemajuan di
dalam diskusi. Guru merumuskan jalannya diskusi andaikata terjadi penyimpangan
dari masalah. Apabila guru mengalami dalam diskusi terjadi jawaban buntu, maka
guru meluangkan jalan bagi peserta didik sehingga diskusi berjalan dengan lancar.

2) Pengatur lalu lintas


Guru mengajukan semua pertanyaan secara teratur untuk semua anggota diskusi,
guru menjaga agar semua anggota dapat berbicara bergiliran untuk ini biasanya
diadakan urutan-urutannya atau terjamin, guru menjaga supaya diskusi jangan
hanya semata-mata dikuasai oleh peserta didik-peserta didik yang gemar berbicara,
guru terhadap peserta didik yang pendiam dan pemalu guru harus mendorongnya
supaya ia berani mengeluarkan pendapatnya.

3) Dinding Penangkis
Guru atau pemimpin diskusi harus memantulkan semua pertanyaan yang diajukan
kepada semua pengikut diskusi. Dia tidak harus menjawab pertanyaan yang harus
diberikan kepadanya. Dia hanya boleh menjawab pertanyaan yang tidak dapat
dijawab oleh pengikut diskusi. Ini bertujuan agar semua pengikut diskusi dapat
menjawabnya.

e. Manfaat Metode Diskusi

Diskusi kelompok/kelas dapat memberikan sumbangan yang berharga terhadap


belajar peserta didik, antara lain:

1) Membantu peserta didik untuk tiba kepada pengambilan keputusan yang lebih
baik ketimbang ia memutuskan sendiri, karena terdapat berbagai sumbangan
pikiran dari peserta lainnya yang dikemukakan dari berbagai sudut pandangan.
2) Mereka tidak terjebak dengan jalan pikirannya sendiri yang kadangkadang
salah.

39
Kegiatan Pembelajaran 2

3) Segala kegiatan belajar akan memperoleh dukungan bersama dari seluruh


kelompok/kelas hingga memperoleh hasil belajar yang lebih baik.
4) Membantu mendekatkan atau mengeratkan hubungan antar kegiatan kelas
dengan tingkat perhatian dan derajat dari pada anggota kelas.
5) Apabila dilaksanakan dengan cermat, maka diskusi merupakan cara belajar
yang menyenangkan dan merangsang pengalaman, karena dapat merupakan
pelepasan ide-ide dan pendalaman, wawasan mengenai sesuatu.
f. Keuntungan dan Kelemahan Metode Diskusi

Menurut Subroto (2002: 185) ada beberapa keuntungan dan kelemahan metode
diskusi antara lain sebagai berikut:

1) Keuntungan metode diskusi


a) Metode diskusi melibatkan peserta didik secara langsung dalam proses
belajar.
b) Setiap peserta didik dapat menguji pengetahuan dan penguasaan bahan
pelajarannya masing-masing.
c) Metode diskusi dapat menumbuh dan mengembangkan cara berpikir dan
sikap ilmiah.
d) Dengan mengajukan dan mempertahankan pendapatnya dalam diskusi
diharapkan para peserta didik akan dapat memperoleh kepercayaan akan
(kemampuan) diri sendiri.
e) Metode diskusi dapat menunjang usaha-usaha pengembangan sikap sosial
dan sikap demokratis para peserta didik.

2) Kelemahan metode diskusi


a) Suatu diskusi tidak dapat diramalkan sebelumnya mengenai bagaimana
hasil sebab tergantung kepada kepemimpinan peserta didik dan partisipasi
anggota-anggotanya.

b) Suatu diskusi memerlukan keterampilan-keterampilan tertentu yang


belum pernah dipelajari sebelumnya.
c) Jalannya diskusi dapat dikuasai (didominasi) oleh beberapa peserta didik
yang menonjol.

40
PJOK SD KK C

d) Tidak semua topik dapat dijadikan pokok diskusi, akan tetapi hanya hal-hal
yang bersifat problematis saja yang dapat didiskusikan.
e) Diskusi yang mendalam memerlukan waktu yang banyak. Peserta didik
tidak boleh merasa dikejar-kejar waktu.
f) Perasaan dibatasi waktu menimbulkan kedangkalan dalam diskusi
sehingga hasilnya tidak bermanfaat.
g) Apabila suasana diskusi hangat dan peserta didik sudah berani
mengemukakan pikiran mereka maka biasanya sulit untuk membatasi
pokok masalahnya.
h) Sering terjadi dalam diskusi peserta didik kurang berani mengemukakan
pendapatnya.
i) Jumlah peserta didik di dalam kelas yang terlalu besar akan mempengaruhi
setiap peserta didik untuk mengemukakan pendapatnya.

D. Aktivitas Pembelajaran

Aktivitas pembelajaran pada materi Komunikasi Efektif ini meliputi:

1. Brainstroming tentang materi Komunikasi Efektif yang meliputi: 1) teknik


bertanya, 2) teknik menjawab, 3) diskusi. Pada pola In-On-In kegiatan ini
dilakukan saat In1.
2. Setelah itu peserta pembinaan karier dibagi dalam beberapa kelompok untuk
mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh fasilitator. Pada pola In-On-In
kegiatan ini dilakukan saat In1.
3. Menyimak penjelasan tujuan dan skenario pembelajaran dari Fasilitator. Pada
pola In-On-In kegiatan ini dilakukan saat In1.
4. Menyalin berkas (file) lembar kerja/work sheet (LK) tentang kesulitan belajar
peserta didik yang disediakan oleh Fasilitator. Pada pola In-On-In kegiatan ini
dilakukan saat In1.
5. Mengerjakan LK tersebut sesuai dengan langkah kerja yang disarankan. Jika
pola yang digunakan In-On-In, maka Saudara mengerjakan LK secara mandiri
atau bersama sama rekan seprofesi di kelompok kerja guru saat On.

41
Kegiatan Pembelajaran 2

6. Melakukan pemaparan hasil kerja di depan kelas dan diskusi, saat Pembinaan
pengembangan keprofesian berkelanjutan menggunakan pola tatap muka
penuh atau saat In2 pada pola In-On-In.
7. Melakukan perbaikan sesuai dengan hasil diskusi dan saran dari fasilitator saat
pengembangan keprofesian berkelanjutan menggunakan pola tatap muka
penuh atau saat In2 pada pola In-On-In. Dengan aktivitas ini Saudara dapat
menerapkan karakter gotong royong melalui aktivitas saling berbagi informasi
dan bekerja sama untuk mendapatkan hasil terbaik.
8. Mengumpulkan hasil pemaparan dalam bentuk LK yang telah direvisi sebagai
tagihan, pada pola In-On-In pengumpulan hasil paparan atau tagihan dilakukan
pada saat In2.
9. Menyimak penguatan yang diampaikan oleh fasilitator. pada pola In-On-In
penguatan dilakukan pada saat In2.
10. Fasilitator melakukan penilaian selama proses dan di akhir program pembinaan
karier

Berikut Lembar Kegiatan KP 2 Komunikasi Efektif

LK-KK.C.Ped.KP 2.1

LEMBAR KERJA

Kegiatan : Mengidentifikasi teknik diskusi

Waktu : .......... X 45 menit


Bahan : Penilaian Proses-Hasil Belajar 1 dan Komunikasi Efektif

Tujuan : Mengidentifikasi teknik diskusi


Nilai Utama yang Ingin Dikembangkan

1. Tanggung jawab
2. Kejujuran
3. Menghargai perbedaan pendapat / orang lain

Skenari Lembar Kerja.


1. Cermati dan telaah materi pada modul KP 2 : Komunikasi efektif
2. Identifikasikan bentuk-bentuk diskusi!.

42
PJOK SD KK C

3. Identifikasikan langkah-langkah diskusi!


4. Uraikan keuntungan dan kerugian metode diskusi!
5. Lakukkan verifikasi pekerjaan LK Saudara dengan pasangan Saudara, dan
berikanlah catatan perbaikan jika diperlukan.
6. Pemaparan hasil diskusi kelompok Saudara.
7. Saudara akan dinilai oleh Fasilitator selama proses dan di akhir pembelajaran.
8. Saudara dipersilahkan menyimak penguatan yang diampaikan oleh Fasilitator.
9. Selamat mengerjakan

a. Bentuk-bentuk diskusi, meliputi:

43
Kegiatan Pembelajaran 2

b. Langkah-langkah diskusi

c. Keuntungan dan kerugian metode diskusi

44
PJOK SD KK C

E. Latihan/ Kasus/ Tugas

Untuk menyelesaikan soal-soal berikut, pilihlah jawaban dengan memberi tanda


silang (X) pada huruf A, B, C, atau D yang merupakan jawaban paling benar.

1. Cermati pernyataan berikut:


1) Merespon kesalahan pemahaman peserta didik;
2) Membangkitkan respon kepada peserta didik;
3) Mengetahui sejauh mana keingintahuan peserta didik;
4) Mengetahui hal-hal yang sudah diketahui peserta didik;
5) Menyegarkan kembali pengetahuan peserta didik;
Pernyataan-pernyataan tersebut yang merupakan fungsi bertanya adalah ….

A. 1, 2, 3, dan 4
B. 1, 2, 3, dan 5
C. 2, 3, 4 , dan 5
D. 3, 4, dan 5

2. Bertanya merupakan bagian yang sangat penting dalam belajar. Pertanyaan


yang diajukan oleh peserta didik merupakan indikator bahwa peserta didik
sudah mulai belajar. Berhasil tidaknya metode bertanya dalam proses
pembelajaran, sangat tergantung pada teknik guru dalam mengajukan
pertanyaannya.Hal-hal yang harus diperhatikan antara lain: kecuali
A. Hargailah pendapat atau pertanyaan dari peserta didik.
B. Bermaksud mengulang bahan pelajaran.
C. Ingin membangitkan atau menghidupkan suasana belajar menjadi lebih
kondusif.
D. Tidak terlalu banyak jumlah peserta didik.

45
Kegiatan Pembelajaran 2

3. Metode bertanya biasanya diterapkan apabila, kecuali....


A. Bermaksud mengulang bahan pelajaran.
B. Ingin membangitkan atau menghidupkan suasana belajar menjadi lebih
kondusif.
C. Sebagai selingan pendekatan saintifik
D. Tidak terlalu banyak jumlah peserta didik.

4. Bertanya atau menjawab pertanyaan merupakan dua aktivitas penting dalam


pembelajaran. Hanya saja, ketika teknologi pendidikan berkembang, masalah
keengganan peserta didik bertanya maupun menjawab pertanyaan, menjadi
sesuatu yang mendesak untuk dipecahkan. Sebab, ciri khas pembelajaran
modern adalah, kecuali....
A. Interaksi guru dengan peserta didik,
B. Peserta didik dengan temannya
C. Peserta didik dengan sumber belajar.
D. Peserta didik dengan model pembelajaran.

5. Manfaat Metode Diskusi


A. Segala kegiatan belajar akan memperoleh dukungan bersama dari seluruh
kelompok/ kelas hingga memperoleh hasil belajar yang lebih baik.
B. Suatu diskusi memerlukan keterampilan-keterampilan tertentu yang
belum pernah dipelajari sebelumnya.
C. Diskusi yang mendalam memerlukan waktu yang banyak. Peserta didik
tidak boleh merasa dikejar-kejar waktu.
D. Apabila suasana diskusi hangat dan peserta didik sudah berani
mengemukakan pikiran mereka maka biasanya sulit untuk membatasi
pokok masalahnya.

46
PJOK SD KK C

6. Pernyataan berikut yang merupakan keuntungan metode diskusi adalah ….


A. Suatu diskusi memerlukan keterampilan-keterampilan tertentu yang
belum pernah dipelajari sebelumnya
B. Jalannya diskusi dapat dikuasai (didominasi) oleh beberapa peserta didik
yang menonjol
C. Sering terjadi dalam diskusi peserta didik kurang berani mengemukakan
pendapatnya
D. Metode diskusi dapat menumbuh dan mengembangkan cara berpikir dan
sikap ilmiah

7. Metode diskusi dapat menumbuh dan mengembangkan cara berpikir dan sikap
ilmiah, hal tersebut merupakan ….
A. Kelemahan diskusi
B. Kekurangan diskusi
C. Keuntungan diskusi
D. Dampak negatif diskusi

8. Dalam proses diskusi, peranan guru sangat penting untuk memastikan diskusi
berjalan dengan baik. Guru memberikan petunjuk umum dalam diskusi untuk
mencapai kemajuan di dalam diskusi.. Guru merumuskan jalannya diskusi
andaikata terjadi penyimpangan dari masalah. Apabila guru mengalami dalam
diskusi terjadi jawaban buntu, maka guru meluangkan jalan bagi peserta didik
sehingga diskusi berjalan dengan lancar. Dalam diskusi hal-hal tersebut
merupakan peranan guru sebagai ….
A. pengatur lalu-lintas
B. penunjuk jalan
C. dinding penangkis
D. pemisah pertentangan

47
Kegiatan Pembelajaran 2

9. Dalam proses pembelajaran tujuan bertanya yang dilakukan oleh guru merupaakan
alat untuk ….
A. Memfokuskan perhatian pada suatu konsep masalah tertentu.
B. Mengaburkan perhatian perhatian dan rasa ingin tahu peserta didik terhadap
satu topik
C. Menghambat upaya belajar secara aktif
D. Menutup kesempatan peserta didik untuk mengasimilasi dan merefleksi
inforamsi
10. Dari kekurangan dan kelebihan metode bertanya, berkiut ini yang merupakan
kekurangan bertanya ….
A. Pertanyaan dapat menarik dan memusatkan perhatian peserta didik, sekalipun
ketika sedang ribut, yang mengantuk kembali tegar dan hilang kantuk.
B. Merangsang peserta didik untuk melatih dan mengembangkan daya pikir,
termasuk daya ingatan.
C. Tidak mudah membuat pertanyaan yang sesuai tingkat berpikir dan mudah
dipahami
D. Mengembangkan keberanian dan keterampilan peserta didik dalam menjawab
dan mengemukakan pendapat.

48
PJOK SD KK C

F. Rangkuman

Komunikasi merupakan suatu proses penyampaian informasi, berarti kesuksesan


komunikasi tergantung kepada desain pesan atau informasi dan cara
penyampaiannya. Dalam proses belajar hal tersebut biasa diterapkan sebagai media
pembelajaran. Baik pada proses diskusi atau proses pembelajaran unsur bertanya
dan menanggapi pertanyaan sering dilakukan, baik antar peserta didik maupun
peserta didik dengan pendidik. Ini akan menumbuhkan kepercayaan diri pada
peserta didik. Pujian secara verbal dan non verbal sangat penting artinya bagi
peserta didik. Disisi lain harus diberikan ketegasan hal-hal positif dan negatif dalam
proses pembelajaran. Contoh hal negatif, mencemooh, memotong pembicaraan,
merendahkan nilai-nilai kemanusiaan, diskriminasi, rasis, dan lain sebagainya.

Metode diskusi merupakan suatu metode pengajaran yang mana guru memberi
suatu persoalan atau masalah kepada peserta didik, dan para peserta didik diberi
kesempatan secara bersama-sama untuk memecahkan masalah itu dengan teman-
temannya.Dalam diskusi peserta didik dapat mengemukakan pendapat, menyangkal
pendapat orang lain, mengajukan usul-usul, dan mengajukan saran-saran dalam
rangka pemecahan masalah yang ditinjau dari berbagai segi.

49
Kegiatan Pembelajaran 2

G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut

Setelah Saudara menjawab semua pertanyaan di atas, cocokkan hasil jawaban


Saudara dengan kunci jawaban tes yang ada di belakang modul ini dan hitunglah
jawaban Saudara dengan benar. Kemudian gunakan formula matematis di bawah ini
untuk mengetahui tingkat penguasaan Saudara dalam materi kegiatan pembelajaran
di atas.

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑗𝑎𝑤𝑎𝑏𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑏𝑒𝑛𝑎𝑟


Rumus : Tingkat Penguasaan = 𝑋 100%
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑜𝑎𝑙

Kriteria tingkat penguasaan yang dicapai:


90 % - 100 % Baik sekali
80 % - 89 % Baik
70 % - 79 % Cukup
60 % - 69 % Kurang
60 ke bawah Kurang sekali
Bila Saudara telah mencapai tingkat penguasaan 80 % atau lebih, Saudara dapat
meneruskan dengan Kegiatan Belajar berikutnya. Bagus ! Tetapi bila tingkat
Saudara masih di bawah 80 %, Saudara harus mengulangi Kegiatan Belajar ini,
terutama bagian yang belum Saudara kuasai. Jangan hanya bersandar pada kunci
jawaban saja.

50
PJOK SD KK C

KEGIATAN PEMBELAJARAN 3
PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN 2

A. Tujuan

Setelah membaca dan mengikuti kegiatan pembelajaran 3 (tiga) ini, Saudara mampu
memahami: aspek penilaian pembelajaran, jenis, bentuk, dan teknik penilaian tes
dan non tes dalam lingkup pembelajaran, persyaratan instrumen, mengidentifikasi
langkah-langkah penyusunan instrumen penilaian pembelajaran serta menerapkan
nilai-nilai kerjasama, tanggungjawab dan kemandirian.

B. Indikator Pencapaian Kompetensi


1. Mengidentifikasi aspek penilaian pembelajaran PJOK.
2. Mengidentifikasi jenis, bentuk, dan teknik penilaian tes dan non tes dalam
lingkup pembelajaran.
3. Mengidentifikasi persyaratan instrumen.
4. Menerapkan nilai-nilai gotong-royong, tanggungjawab, dan kemandirian

C. Uraian Materi
Hasil kajian pelaksanaan Kurikulum 2013 bahwa salah satu kesulitan pendidik
dalam mengimplementasikan Kurikulum 2013 adalah dalam perencanaan,
pelaksanaan, pengolahan, pemanfaatan dan pelaporan penilaian. Pada perencanaan
penilaian, pendidik kesulitan merumuskan indikator instrumen penilaian,
menentukan teknik penilaian yang tepat sesuai dengan kompetensi dasar yang
diajarkan, mengembangkan butir-butir instrumen penilaian dan rubrik penilaian.
Pada pelaksanaan penilaian, pendidik kesulitan melakukan penilaian sikap dengan
berbagai teknik penilaian dalam waktu yang terbatas. Pendidik juga mengalami
kesulitan dalam mengolah dan mendeskripsikan capain hasil penilaian sikap,
pengetahuan, dan keterampilan.

51
Kegiatan Pembelajaran 3

Berkaitan dengan penilaian ini Saudara dapat menelaah di luar modul ini yaitu pada
kelompok kompetensi B, D, E, F, dan J. Sedangkan pada materi ini akan ditelaah
tentang; aspek-aspkek penilaian, teknik penilaian, dan syarat instrumen.

Untuk pelaksanaan dan pembahasan materi ini maka memiliki hubungan erat
dengan muatan-muatan nilai-nilai karakter. Nilai-nilai karakter tersebut adalah:

 Nilai karakter religius ini ditunjukkan dalam perilaku mencintai dan menjaga
keutuhan ciptaan. Subnilai religius: cinta damai, toleransi, menghargai
perbedaan agama, teguh pendirian, percaya diri, kerja sama lintas agama,
antibuli dan kekerasan, persahabatan, ketulusan, tidak memaksakan kehendak,
melindungi yang kecil dan tersisih.
 Nilai Karakter Mandiri merupakan sikap dan perilaku tidak bergantung pada
orang lain dan mempergunakan segala tenaga, pikiran, waktu untuk
merealisasikan harapan, mimpi dan cita-cita. Subnilai nasionalis yang muncul
yaitu taat hukum, disiplin.
 Karakter Mandiri antara lain: sikap dan perilaku tidak bergantung pada orang
lain dan mempergunakan segala tenaga, pikiran, waktu untuk merealisasikan
harapan, sedangkan sub nilai karakter mandiri seperti: etos kerja (kerja keras),
tangguh tahan banting, daya juang, profesional, kreatif.
 Nilai karakter Gotong Royong mencerminkan tindakan menghargai semangat
kerjasama dan bahu membahu menyelesaikan persoalan bersama, bergaul,
bersahabat dengan orang lain. Sub nilai gotong royong antara lain menghargai,
kerjasama, komitmen atas keputusan bersama, tolong-menolong, solidaritas,
empati, anti diskriminasi. Subnilai integritas antara lain kejujuran, cinta pada
kebenaran, setia, komitmen moral, keadilan, tanggungjawab, dan keteladanan.

1. Aspek Penilaian Pembelajaran

Sesuai Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016 bahwa penilaian hasil belajar peserta
didik pada pendidikan dasar dan pendidikan menengah meliputi aspek: a. sikap, b.
pengetahuan, dan c. keterampilan.

52
PJOK SD KK C

a. Penilaian Sikap
Penilaian sikap dimaksudkan sebagai penilaian terhadap perilaku peserta didik
dalam proses pembelajaran kegiatan kurikuler maupun ekstrakurikuler, yang
meliputi sikap spiritual dan sosial. Penilaian sikap memiliki karakteristik yang
berbeda dari penilaian pengetahuan dan keterampilan, sehingga teknik
penilaian yang digunakan juga berbeda. Dalam hal ini, penilaian sikap lebih
ditujukan untuk membina perilaku sesuai budipekerti dalam rangka
pembentukan karakter peserta didik sesuai dengan proses pembelajaran.

1) Sikap spiritual
Penilaian sikap spiritual (KI-1), antara lain: (1) ketaatan beribadah; (2)
berperilaku syukur; (3) berdoa sebelum dan sesudah melakukan kegiatan; dan
(4) toleransi dalam beribadah. Sikap spiritual tersebut dapat ditambah sesuai
karakteristik satuan pendidikan.

2) Sikap Sosial
Penilaian sikap sosial (KI-2) meliputi: (1) jujur yaitu perilaku yang didasarkan
pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya
dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan; (2) disiplin yaitu tindakan yang
menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan; (3)
tanggung jawab yaitu sikap dan perilaku peserta didik untuk melaksanakan
tugas dan kewajibannya, yang seharusnya dilakukan terhadap diri sendiri,
masyarakat, lingkungan, negara, dan Tuhan Yang Maha Esa; (4) santun yaitu
perilaku hormat pada orang lain dengan bahasa yang baik; (5) peduli yaitu
sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan kepada orang lain atau
masyarakat yang membutuhkan; dan (6) percaya diri yaitu suatu keyakinan atas
kemampuannya sendiri untuk melakukan kegiatan atau tindakan. Sikap sosial
tersebut dapat ditambah oleh satuan pendidikan sesuai kebutuhan.

b. Penilaian Pengetahuan

Penilaian pengetahuan (KI-3) dilakukan dengan cara mengukur penguasaan


peserta didik yang mencakup pengetahuan faktual, konseptual, dan prosedural
dalam berbagai tingkatan proses berpikir. Penilaian dalam proses pembelajaran

53
Kegiatan Pembelajaran 3

berfungsi sebagai alat untuk mendeteksi kesulitan belajar (assesment as learning),


penilaian sebagai proses pembelajaran (assessment for learning), dan penilaian
sebagai alat untuk mengukur pencapaian dalam proses pembelajaran
(assessment of learning). Melalui penilaian tersebut diharapkan peserta didik
dapat menguasai kompetensi yang diharapkan. Untuk itu, digunakan teknik
penilaian yang bervariasi sesuai dengan kompetensi yang akan dinilai, yaitu tes
tulis, lisan, dan penugasan.Prosedur penilaian pengetahuan dimulai dari
penyusunan perencanaan, pengembangan instrumen penilaian, pelaksanaan
penilaian , pengolahan, dan pelaporan, serta pemanfaatan hasil penilaian.

Untuk mengetahui ketuntasan belajar (mastery learning), penilaian ditujukan


untuk mengidentifikasi kelemahan dan kekuatan (diagnostic) proses
pembelajaran. Hasil tes diagnostic, ditindaklanjuti dengan pemberian umpan
balik (feedback) kepada peserta didik, sehingga hasil penilaian dapat segera
digunakan untuk perbaikan mutu pembelajaran.

Penilaian KI-3 menggunakan angka dengan rentang capaian/nilai 0 sampai


dengan 100 dan deskripsi. Deskripsi dibuat dengan menggunakan kalimat yang
bersifat memotivasi dengan pilihan kata/frasa yang bernada positif. Deskripsi berisi
beberapa pengetahuan yang sangat baik dan/atau baik dikuasai oleh peserta
didik dan yang penguasaannya belum optimal. Teknik penilaian pengetahuan
menggunakan tes tulis, lisan, dan penugasan.

c. Penilaian Keterampilan

Penilaian keterampilan dilakukan dengan mengidentifikasi karateristik


kompetensi dasar aspek keterampilan untuk menentukan teknik penilaian yang
sesuai. Tidak semua kompetensi dasar dapat diukur dengan penilaian kinerja,
proyek, atau portofolio. Penentuan teknik penilaian didasarkan pada
karakteristik kompetensi keterampilan yang hendak diukur. Penilaian
keterampilan dimaksudkan untuk mengetahui penguasaan pengetahuan peserta
didik dapat digunakan untuk mengenal dan menyelesaikan masalah dalam
kehidupan sesungguhnya (dunia nyata). Penilaian keterampilan menggunakan
angka dengan rentang skor 0 sampai dengan 100 dan deskripsi. Teknik penilaian
yang digunakan sebagai berikut.

54
PJOK SD KK C

2. Jenis, Bentuk, dan Teknik Penilaian Tes dan Non Tes dalam Lingkup
Pembelajaran

Beragam teknik dapat dilakukan untuk mengumpulkan informasi tentang kemajuan


belajar peserta didik, baik yang berhubungan dengan proses belajar maupun hasil
belajar. Dalam pendidikan terdapat bermacam-macam instrumen penilaian yang
dapat dipergunakan untuk mengukur dan menilai proses dan hasil pembelajaran
yang telah dilakukan terhadap peserta didik.

Instrumen tersebut terdapat dua bagian, yaitu; tes dan nontes. Yang termasuk
kelompok tes adalah tes prestasi belajar, tes intelegensi, tes bakat, dan tes
kemampuan akademik. Sedangkan yang termasuk dalam kelompok non-tes adalah
skala sikap, skala penilaian, pedoman observasi, pedoman wawancara, angket,
pemeriksaan dokumen dan sebagainya. Instrumen yang berbentuk tes bersifat
performansi maksimum sedang instrumen non-tes bersifat performansi tipikal.

Berikut uraian untuk memperjelas instrumen penilaian tersebut, agar Saudara dapat
mengkaji dan membahas lebih lanjut:

a Tes sebagai instrumen penilaian


Tes sebagai instrumen penilaian adalah pertanyaan-pertanyaan yang diberikan
pada peserta didik untuk mendapat jawaban dari siswa dalam bentuk lisan (tes
lisan), dalam bentuk tulis (tes tulis), dan dalam bentuk perbuatan (tes tindakan). Tes
pada umumnya digunakan untuk menilai dan mengukur hasil belajar peserta didik,
terutama hasil belajar kognitif berkenaan dengan penguasaan bahan pengajaran
sesuai dengan tujuan pendidkan dan pengajaran.

Ada dua jenis tes, yakni: tes uraian (subjektif) dan tes objektif. Tes uraian terdiri
dari uraian bebas, uraian terbatas, dan uraian terstruktur. Sedangkan tes objektif
terdiri dari beberapa bentuk, yakni bentuk pilihan benar salah, pilihan ganda
dengan banyak variasi, menjodohkan, dan isian pendek atau melengkapi.

55
Kegiatan Pembelajaran 3

1). Tes Uraian (Tes Subjektif)


Tes Uraian yang dalam uraian disebut juga essay, merupakan instrumen penilaian
hasil belajar yang paling tua. Secara umum tes uraian ini adalah pertanyaan yang
menuntut peserta didik menjawab dalam bentuk menguraikan, menjelaskan,
mendiskusikan, membandingkan, memberikan alasan, dan bentuk lain yang sejenis
sesuai dengan tuntutan pertanyaan dengan menggunakan kata-kata dan bahasa
sendiri.

Bentuk tes uraian dibedakan menjadi tiga, yaitu: uraian bebas, uraian terbatas dan
uraian berstruktur.
• Uraian Bebas (Extended Respons Items)
Dalam uraian bebas jawaban peserta didik tidak dibatasi, bergantung pada
pandangan peserta didik itu sendiri. Hal ini disebabkan oleh isi pertanyaan uraian
bebas sifatnya umum.
• Uraian Terbatas (Restricted Respons Items)
Bentuk kedua dari tes uraian adalah tes uraian terbatas. Dalam bentuk ini
pertanyaan telah diarahkan kepada hal-hal tertentu atau ada pembatasan tertentu.
• Uraian Berstruktur
Soal berstruktur dipandang sebagai bentuk antara soal-soal objektif dan soal-soal
essay. Soal berstruktur merupakan serangkaian soal jawaban singkat sekalipun
bersifat terbuka dan bebas memberikan jawaban.

2). Tes Objektif


Tes objektif sering juga disebut tes dikotomi (dichotomously scored item) karena
jawabannya antara benar atau salah dan skornya antara 1 atau 0. Tes objektif terdiri
dari beberapa bentuk, antara lain:

• Pilihan Ganda (Multiple Choice)


Soal tes bentuk pilihan ganda dapat digunakan untuk mengukur hasil belajar yang
lebih kompleks dan berkenaan dengan aspek ingatan, pengertian, aplikasi, analisis,
sintesis, dan evaluasi. Pilihan jawaban (option) terdiri atas jawaban yang benar atau
paling benar, selanjutnya disebut kunci jawaban dan kemungkinan jawaban salah
yang dinamakan pengecoh (distractor/decoy/fails).

56
PJOK SD KK C

• Benar-Salah (True-False, or Yes-No)


Bentuk tes benar-salah (B-S) adalah pernyataan yang mengandung dua
kemungkinan jawaban, yaitu benar atau salah. Salah satu fungsi bentuk soal benar-
salah adalah untuk mengukur kemampuan peserta didik dalam membedakan antara
fakta dengan pendapat. Bentuk soal seperti ini lebih banyak digunakan unyuk
mengukur kemampuan mengidentifikasi informasi berdasarkan hubungan yang
sederhana.

• Menjodohkan (Matching)
Soal tes bentuk menjodohkan terdiri atas kumpulan soal dan kumpulan jawaban
yang keduanya dikumpulkan pada dua kolom berbeda, yaitu kolom sebelah kiri
menunjukkan kumpulan persoalan, dan kolom sebelah kanan menunjukkan
kumpulan jawaban. Bentuk soal seperti ini sangat baik untuk mengukur
kemampuan peserta didik dalam mengidentifikasi hubungan antara dua hal.

• Melengkapi (Completion)
Soal bentuk melengkapi (completion) dikemukakan dalam kalimat yang tidak
lengkap.

• Tes Lisan
Tes lisan yakni tes yang pelaksanaannya dilakukan dengan mengadakan tanya jawab
secara langsung antara pendidik dan peserta didik.

• Tes Perbuatan
Tes perbuatan yakni tes yang penugasannya disampaikan dalam bentuk lisan atau
tertulis dan pelaksanaan tugasnya dinyatakan dengan perbuatan atau unjuk kerja.
Penilaian tes perbuatan dilakukan sejak peserta didik melakukan persiapan,
melaksanakan tugas, sampai dengan hasil yang dicapainya. Untuk menilai tes
perbuatan pada umumnya diperlukan sebuah format pengamatan, yang bentuknya
dibuat sedemikian rupa agar pendidik dapat menuliskan angka-angka yang
diperolehnya pada tempat yang sudah disediakan. Bentuk formatnya dapat
disesuaikan menurut keperluan. Untuk tes perbuatan yang sifatnya individual,
sebaiknya menggunakan format pengamatan individual. Untuk tes perbuatan yang
dilaksanakan secara kelompok digunakan format tertentu yang sudah disesuaikan
untuk keperluan pengamatan kelompok.

57
Kegiatan Pembelajaran 3

b. Non-tes sebagai instrumen penilaian


Instrumen non-tes sangat penting dalam mengevaluasi peserta didik pada ranah
afektif dan psikomotor, berbeda dengan instrumen tes yang lebih menekankan
aspek kognitif. Ada beberapa macam instrumen non-tes, yakni: pengamatan
(observation), wawancara (interview), kuesioner atau angket (quetionaire).

Berikut ini penjelasan instrumen penilaian non-tes:

1). Observasi
Observasi adalah suatu proses pengamatan dan pencatatan secara sistematis, logis,
objektif, dan rasional mengenai berbagai fenomena untuk mencapai tujuan tertentu.
Dalam evaluasi pembelajaran, observasi dapat digunakan untuk menilai proses dan
hasil belajar peserta didik, seperti tingkah laku peserta didik pada waktu belajar,
berdiskusi, mengerjakan tugas, dan lain-lain. Instrumen yang digunakan untuk
melakukan observasi disebut pedoman observasi.

Ada tiga jenis observasi, yakni: 1). Observasi Lagsung, adalah pengamatan yang
dilakukan terhadap gejala atau proses yang terjadi dalam situasi yang sebenarnya
dan langsung diamati oleh pengamat. 3). Observasi tidak langsung, adalah observasi
yang dilakasanakan dengan menggunakan alat seperti mikroskop utuk mengamati
bakteri, suryakanta untuk melihat pori-pori kulit. 3). Observasi partisipasi, adalah
observasi yang dilaksanakan dengancara pengamat harus melibatkan diri atau ikut
serta dalam kegiatan yang dilaksanakan oleh individu atau kelompok yang diamati,
sehingga pengamat bisa lebih menghayati, merasakan dan mengalami sendiri
seperti inddividu yang sedang diamatinya.

2). Wawancara
Wawancara merupakan salah satu bentuk instrumen evaluasi jenis non-tes yang
dilakukan melalui percakapan dan tanya jawab, baik secara langsung maupun tidak
langsung.

Melalui wawancara, data bisa diperoleh dalam bentuk kualitatif dan kuantitatif.
Pertanyaan yang tidak jelas dapat diulang dan dijelaskan lagi, begitupun dengan

58
PJOK SD KK C

jawaban yang belum jelas. Ada dua jenis wawancara, yakni: wawancara terstruktur
dan wawanncara bebas.

3). Angket
Angket adalah sebuah daftar pertanyaan yang harus diisi oleh orang yang akan
diukur (responden). Angket adalah instrumen penilaian hasil belajar yang berupa
daftar pertanyaan tertulis untuk menjaring informasi tentang sesuatu, misalnya
tentang latar belakang keluarga peserta didik, kesehatan peserta didik, tanggapan
peserta didik terhadap metode pembelajaran, media, dan lain- lain. Angket
umumnya dipergunakan pada ranah afektif.

4). Daftar Cek


Daftar cek adalah deretan pertanyaan singkat dimana responden yang dievaluasi
tinggal membubukan tanda centang (√) pada aspek yang diamati sesuai dengan
hasil penilaiannya.

5). Studi Kasus


Studi kasus pada dasarnya mempelajari secara intensif seorang individu yang
dipandang mengalami kasus tertentu. Misalnya mempelajari secara khusus anak
nakal, anak yang tidak bisa bergaul dengan orang lain, anak yang selalu gagal dalam
belajar, dan lain – lain.

Kasus tersebut dipelajari secara mendalam dan dalam kurun waktu yang cukup
lama. Mendalam artinya mengungkapkan semua variabel yang menyebabkan
terjadinya kasus tersebut dari berbagai aspek yang mempengaruhi dirinya.

Penekanan yang utama dalam studi kasus adalah mengapa individu melalukan apa
yang dilakukannya dan bagaimana tingkah lakunya dalam kondisi dan pengaruhnya
terhadap lingkungan. Datanya bisa diperoleh dari berbagai sumber, seperti; orang
tua, teman dekatnya, guru, bahkan juga dari dirinya.

6). Portofolio
Portofolio berasal dari bahasa Inggris “portfolio” yang berarti dokumen atau surat-
surat. Penilaian portofolio (portfolio assesment) merupakan salah satu bentuk
“performance assesment”. Portofolio (portfolio) adalah kumpulan hasil tugas/tes
atau hasil karya peserta ddik yang dikaitkan dengan standar atau kriteria yang telah

59
Kegiatan Pembelajaran 3

ditentukan. Dengan kata lain, model penilaian yang bertujuan untuk mengukur
kemampuan peserta didik dalam membangun dan merefleksi suatu pekerjaan/tugas
atau karya melalui pengumpulan (collection) hasil karya peserta didik yang
sistematis dalam satu periode.

Prinsip dalam penilaian portofolio (portfolio assesment) adalah dokumen atau data
hasil pekerjaan peserta didik, baik berupa pekerjaan rumah, tugas atau tes tertulis
seluruhnya digunakan untuk membuat inferensi kemampuan dan perkembangan
kemampuan peserta didik. Informasi ini juga digunakan untuk menyusun strategi
dalam meningkatkan kualitas proses pembelajaran.

Jadi teknik penilaian aspek sikap dilakukan melalui observasi/pengamatan dan


teknik penilaian lain yang relevan, dan pelaporannya menjadi tanggungjawab wali
kelas atau guru kelas, sedangkan 
penilaian aspek pengetahuan dilakukan melalui
tes tertulis, tes lisan, dan penugasan sesuai dengan kompetensi yang dinilai, serta
penilaian keterampilan dilakukan melalui praktik, produk, proyek, portofolio,
dan/atau teknik lain sesuai dengan kompetensi yang dinilai;

3. Syarat Instrumen Penilaian

Syarat instrumen penilaian yang baik memiliki ciri-ciri dan harus memenuhi
beberapa kaidah berikut ini:

a Validitas
Sebuah instrumen penilaian dikatakan baik manakala memiliki validitas yang tinggi.
Yang dimaksud validitas disini adalah kemampuan instrumen tersebut menilai apa
yang seharusnya dinilai. Ada tiga aspek yang hendak dievaluasi dalam evaluasi hasil
belajar yaitu aspek kognitif, psikomotor, dan afektif. Tinggi rendahnya validitas
instrumen dapat di hitung dengan uji validitas dan di nyatakan dengan koefisien
validitas.

b Reliabilitas
Instrumen dikatakan memiliki reliabilitas yang tinggi manakala instrumen tersebut
dapat menghasilkan hasil pengukuran yang ketetapan. Tinggi rendahnya reliabilitas

60
PJOK SD KK C

ini dapat dihitung dengan uji reliabilitias dan dinyatakan dengan koefisien
reliabilitas.

c Objektivitas
Instrumen penilaian hendaknya terhindar dari pengaruh-pengaruh subjektifitas
pribadi dari si-evaluator dalam menetapkan hasilnya. Dalam menekan pengaruh
subjektifitas yang tidak bisa dihindari hendaknya evaluasi dilakukan mengacu
kepada pedoman pertama menyangkut masalah kontinuitas dan komprehensif.
Evaluasi harus dilakukan secara kontinu (terus-menerus). Dengan evaluasi yang
berkali-kali dilakukan maka evaluator akan memperoleh gambaran yang lebih jelas
tentang keadaan audiens yang dinilai. Evaluasi yang diadakan secara hanya satu
atau dua kali, tidak akan dapat memberikan hasil yang objektif tentang keadaan
audiens yang dievaluasi. Faktor kebetulan akan sangat mengganggu hasilnya.

d Praktikabilitas
Sebuah instrumen penilaian dikatakan memiliki praktikabilitas yang tinggi apabila
bersifat praktis mudah pengadministrasiannya dan memiliki ciri; mudah
dilaksanakan, tidak menuntut peralatan yang banyak dan memberi kebebasan
kepada audiens mengerjakan yang dianggap mudah terlebih dahulu. Mudah
pemeriksaannya artinya dilengkapi pedoman skoring, kunci jawaban. Dilengkapi
petunjuk yang jelas sehingga dapat dilaksanakan oleh orang lain.

e Ekonomis
Pelaksanaan evaluasi menggunakan instrumen tersebut tidak membutuhkan biaya
yang mahal tenaga yang banyak dan waktu yang lama.

f Taraf Kesukaran
Instrumen yang baik terdiri dari butir-butir instrumen yang tidak terlalu mudah dan
tidak terlalu sukar. Butir soal yang terlalu mudah tidak mampu merangsang audiens
mempertinggi usaha memecahkannya sebaliknya kalau terlalu sukar membuat
audiens putus asa dan tidak memiliki semangat untuk mencoba lagi karena di luar
jangkauannya. Di dalam istilah evaluasi indeks kesukaran ini diberi simbul “P” yang
dinyatakan dengan “proporsi”.

61
Kegiatan Pembelajaran 3

g Daya Pembeda
Daya pembeda sebuah instrumen adalah kemampuan instrumen tersebut
membedakan antara audiens yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan audiens
yang tidak pandai (berkemampuan rendah). Indek daya pembeda ini disingkat
dengan “D” dan dinyatakan dengan Indeks Diskriminasi.

D. Aktivitas Pembelajaran

Aktivitas pembelajaran pada materi pengembangan instrumen penilaian 2 ini


meliputi:

1. Brainstroming tentang materi pengembangan instrumen penilaian 2 yang


meliputi: 1) aspek-aspek penilaian, 2) jenis, bentuk, teknik penilaian tes dan
non tes. Pada pola In-On-In kegiatan ini dilakukan saat In1.
2. Setelah itu peserta pembinaan kari
3. er dibagi dalam beberapa kelompok untuk mengerjakan tugas-tugas yang
diberikan oleh fasilitator. Pada pola In-On-In kegiatan ini dilakukan saat In1.
4. Menyimak penjelasan tujuan dan skenario pembelajaran dari Fasilitator. Pada
pola In-On-In kegiatan ini dilakukan saat In1.
5. Menyalin berkas (file) lembar kerja/work sheet (LK) tentang kesulitan belajar
peserta didik yang disediakan oleh Fasilitator. Pada pola In-On-In kegiatan ini
dilakukan saat In1.
6. Mengerjakan LK tersebut sesuai dengan langkah kerja yang disarankan. Jika
pola yang digunakan In-On-In, maka Saudara mengerjakan LK secara mandiri
atau bersama sama rekan seprofesi di kelompok kerja guru saat On.
7. Melakukan pemaparan hasil kerja di depan kelas dan diskusi, saat
pengembangan keprofesian berkelanjutan menggunakan pola tatap muka
penuh atau saat In2 pada pola In-On-In.

62
PJOK SD KK C

8. Melakukan perbaikan sesuai dengan hasil diskusi dan saran dari fasilitator saat
Pembinaan karier guru menggunakan pola tatap muka penuh atau saat In2
pada pola In-On-In. Dengan aktivitas ini Saudara dapat menerapkan karakter
gotong royong melalui aktivitas saling berbagi informasi dan bekerja sama
untuk mendapatkan hasil terbaik.
9. Mengumpulkan hasil pemaparan dalam bentuk LK yang telah direvisi sebagai
tagihan, pada pola In-On-In pengumpulan hasil paparan atau tagihan dilakukan
pada saat In2.
10. Menyimak penguatan yang diampaikan oleh fasilitator. pada pola In-On-In
penguatan dilakukan pada saat In2.
11. Fasilitator melakukan penilaian selama proses dan di akhir program pembinaan
karier

63
Kegiatan Pembelajaran 3

Berikut Lembar Kegiatan KP 2 Pengembangan Instrumen Penilaian 2

LK-KK.C.Ped.KP3.1

LEMBAR KERJA

Kegiatan : Mengidentifikasi teknik penilaian


Waktu : .......... X 45 menit

Bahan : Penilaian Proses-Hasil Belajar 1 dan Komunikasi Efektif


Tujuan : Mengidentifikasi teknik penilaian

Nilai Utama yang Ingin Dikembangkan

1. Tanggung jawab
2. Kejujuran
3. Menghargai perbedaan pendapat / orang lain
Skenario Lembar Kerja.

1. Cermati dan telaah materi pada modul KP 3 : Pengembangan Instrumen


Penilaian 2.
2. Identifikasikan teknik penilaian sesuai Permendikbud RI Nomor 23 tahun 2016.
3. Selanjutnya susunlah teknik-teknik pada masing-masing aspek penilaian dan
berikan penjelasan!
4. Saudara akan dinilai oleh Fasilitator selama proses dan di akhir pembelajaran.
5. Saudara dipersilahkan menyimak penguatan yang diampaikan oleh Fasilitator.
6. Selamat mengerjakan

64
PJOK SD KK C

a. Teknik-teknik penilaian dan penjelasan

65
Kegiatan Pembelajaran 3

E. Latihan/ Kasus/ Tugas

Untuk menyelesaikan soal-soal berikut, pilihlah jawaban dengan memberi tanda


silang (X) pada huruf A, B, C, atau D yang merupakan jawaban paling benar.

1. Sesuai Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016 bahwa penilaian hasil belajar


peserta didik pada pendidikan dasar dan pendidikan menengah meliputi aspek:
a. sikap;
b. pengetahuan; dan
c. keterampilan. Penilaian hasil belajar
bertujuan untuk memantau dan mengevaluasi proses, kemajuan belajar, dan
perbaikan hasil belajar peserta didik secara berkesinambungan, dilakukan oleh
….
A. pendidik
B. satuan pendidikan
C. pemerintah
D. lembabaga swadaya masyarakat

2. Penilaian kompetenti pengetahuan dapat dilaksanakan sebagai penilaian


proses, penilaian tengah semester dan penilaian akhir semester. Penilaian
proses dilakukan melalui ulangan harian dengan teknik tes tulis, tes lisan dan
penugasan yang diberikan . .
A. setelah menyelesaikan beberapa kompetensi dasar
B. diakhir semester berjalan
C. diakhir tahun pelajaran
D. selama proses pembelajaran berlangsung

3. Penilaian sikap yang dilakukan secara berkesinambungan dengan


menggunakan indera, baik secara langsung maupun tidak langsung dengan
menggunakan instrumen yang berisi sejumlah indikator perilaku yang diamati,
merupakan teknik penilaian . . . .
A. observasi
B. penilaian diri
C. penilaian antarpeserta didik
D. jurnal

66
PJOK SD KK C

4. Penilaian dalam bentuk pengetahuan yang diberikan oleh Guru Penjas untuk
mengetahui apakah materi yang diberikan telah dipahami atau belum secara
klasikal, sebaiknya menggunakan penilaian dalam bentuk penilaian ....
A. tes tertulis
B. tes lisan
C. tes unjuk kerja
D. tes portopolio
5. Penilaian keterampilan yang mencakup aktivitas menggunakan, mengurai,
merangkai, memodifikasi, dan membuat, merupakan penilaian keterampilan
pada ranah ….
A. abstrak
B. konkrit
C. verbal
D. konseptual
6. Indikator pencapaian dirumuskan dengan menggunakan kata kerja operasional
yang dapat diamati dan diukur, antara lain: mengidentifikasi, menghitung,
membedakan, menyimpulkan, menceritakan kembali, mempraktekkan,
mendemonstrasi-kan, dan mendeskripsikan, merupakan penilaian untuk
mencapai kompetensi . . . .
A. keterampilan
B. sikap
C. pengetahuan
D. sikap, pengetahuan dan keterampilan
7. Penilaian yang menuntut respon berupa keterampilan melakukan suatu
aktivitas atau perilaku sesuai dengan tuntutan kompetensi yang dilakukan
dengan mengamati kegiatan peserta didik dalam melakukan sesuatu
merupakan tes . . . .
A. perilaku
B. praktik
C. pengetahuan
D. keterampilan

67
Kegiatan Pembelajaran 3

8. Penilaian yang dilakukan dengan cara menilai kumpulan seluruh karya peserta
didik dalam bidang tertentu yang bersifat reflektif-integratif untuk mengetahui
minat, perkembangan, prestasi, dan/atau kreativitas peserta didik dalam kurun
waktu tertentu, merupakan bentuk tes . . . .
A. perilaku
B. unjuk kerja
C. proyek
D. portofolio
9. Penilaian dengan cara meminta peserta didik untuk mengemukakan kelebihan
dan kekurangan dirinya dalam konteks pencapaian kompetensi. Instrumen
yang digunakan berupa lembar penilaian diri menggunakan daftar cek atau
skala penilaian (rating scale) yang disertai rubrik, merupakan teknik penilaian
....
A. observasi
B. penilaian diri
C. penilaian antarpeserta didik
D. jurnal
10. Pendidik menilai kompetensi keterampilan melalui penilaian kinerja, yaitu
penilaian yang menuntut peserta didik mendemonstrasikan suatu kompetensi
tertentu dengan menggunakan tes praktik, projek, dan penilaian portofolio,
merupakan teknik penilaian kompetensi . . . .
A. keterampilan
B. sikap
C. pengetahuan
D. sikap, pengetahuan dan keterampilan

68
PJOK SD KK C

F. Rangkuman

Penilaian hasil belajar oleh Pendidik adalah proses pengumpulan informasi/bukti


tentang capaian pembelajaran peserta didik dalam kompetensi sikap spiritual dan
sikap sosial, kompetensi pengetahuan, dan kompetensi keterampilan yang
dilakukan secara terencana dan sistematis, selama dan setelah proses pembelajaran.
Sesua dengan kaidah-kaidah penilaian dan tercantum dalam Permendikbud Nomor
22 Tahun 2016 dinyatakan bahwa penilaian hasil belajar peserta didik pada
pendidikan dasar dan pendidikan menengah meliputi aspek: a. sikap,
b.
pengetahuan, dan
c. keterampilan.

Penilaian kelas dilaksanakan melalui berbagai teknik/cara, seperti penilaian unjuk


kerja (performance), penilaian tertulis (paper and pencil test) atau lisan, penilaian
proyek, penilaian produk, penilaian melalui kumpulan hasil kerja/karya peserta
didik (portfolio), dan penilaian diri.

Syarat insturmen penilaian meiiputi: a. Validitas, b. Reliabiltas,c. Obyektivitas, d.


Pratikbilitas, e. Ekonomis, f. Taraf kesukaran, dan g. Daya pembeda.

69
Kegiatan Pembelajaran 3

G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut

Setelah Saudara menjawab semua pertanyaan di atas, cocokkan hasil jawaban


Saudara dengan kunci jawaban tes yang ada di belakang modul ini dan hitunglah
jawaban Saudara dengan benar. Kemudian gunakan formula matematis di bawah ini
untuk mengetahui tingkat penguasaan Saudara dalam materi kegiatan pembelajaran
di atas.

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑗𝑎𝑤𝑎𝑏𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑏𝑒𝑛𝑎𝑟


Rumus : Tingkat Penguasaan = 𝑋 100%
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑜𝑎𝑙

Kriteria tingkat penguasaan yang dicapai:


90 % - 100 % Baik sekali
80 % - 89 % Baik
70 % - 79 % Cukup
60 % - 69 % Kurang
60 ke bawah Kurang sekali
Bila Saudara telah mencapai tingkat penguasaan 80 % atau lebih, Saudara dapat
meneruskan dengan Kegiatan Belajar berikutnya. Bagus ! Tetapi bila tingkat
Saudara masih di bawah 80 %, Saudara harus mengulangi Kegiatan Belajar ini,
terutama bagian yang belum Saudara kuasai. Jangan hanya bersandar pada kunci
jawaban saja.

70
PJOK SD KK C

KUNCI JAWABAN

A. Jawaban Pilihan Ganda KP 1


1. D 6. C
2. B 7. D
3. A 8. B
4. C 9. B
5. B 10.A
B. Jawaban Pilihan Ganda KP. 2
1. C 6. D
2. D 7. C
3. C 8. B
4. D 9. A
5. A 10. C
C. Jawaban Pilihan Ganda KP. 3
1. B 6. A
2. D 7. B
3. C 8. D
4. D 9. B
5. B 10. A

71
PJOK SD KK C

PENUTUP

Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan PJOK ini diharapkan dapat


mendukung peningkatan kompetensi pendidik, sehingga dengan profesionalisme
yang tinggi akan meningkatkan profesi, martabat dan kesejahteraan masyarakat
belajar di lingkungannya. Hal penting utamanya adalah dengan melaksanakan
pengembangan keprofesionalan berkelanjutan diharapkan guru PJOK dapat
meningkatkan profesionalismenya.

Modul ini dirumuskan dan dikembangkan dari berbagai pihak yang memiliki best
practices dan pakar-pakar PJOK. Namun demikian agar modul ini efektif dalam
mendorong guru untuk melaksanakan peningkatan kompetensinya perlu perhatian
dan masukan dari stakeholders.

Hasil akhir dari upaya pemahaman konsep, latihan dalam tugas-tugas dan diskusi
dapat meningkatkan kompetensi guru, sehingga bermakna bagi peserta didik dalam
mata pelajaran PJOK. Harapan penulis terhadap peserta diklat, bahwa dari
kekurangan isi modul ini peserta akan mengeksplorasi lebih lanjut dengan berbagai
sumber belajar yang relevan. Selamat belajar dan teruslah belajar, demi
terwujudnya tujuan PJOK dalam mencapai tujuan pendidikan nasional seutuhnya.

73
PJOK SD KK C

DAFTAR PUSTAKA

Awak, Uda. 2014. Bertanya dan Menjawab Pertanyaan. Di akses tanggal 4 November
2015 dari http://www.matrapendidikan.com/2014/02/bertanya-dan-
menjawab-pertanyaan.html.
Djamarah, Syaiful Bahri, dan Zain Azwan. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta:
PT Rineka Cipta.
Djamarah, Syaiful Bahri. 2005. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif.
Jakarta: PT Rineka Cipta.
Coutinho, M., &Malouf, D., (1993). Performance Assessment and Children with
Disabilities: Issues and Possibilities. Teaching Exceptional Children, 25(4),
63– 67.
Hendriono, 2010. Instrumen Evaluasi Hasil Belajar.
http://dokumen.tips/documents/evaluasi-pembelajaran-
55a4d3829e180.html. Diakses tanggal 6 November 2015.
Kemdikbud, Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013, Jakarta: Kemdikbud,
2015
Kemdikbud, Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan
Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan.
Macdonald, D. (2000). Curriculum change and the postmodern world: The school
curriculum-reform project an anachronism.
Mahendra, Agus, dkk. (2006).Implementasi Movement-Problem-Based Learning
Sebagai Pengembangan Paradigma Reflective Teaching Dalam Pendidikan
Jasmani: Sebuah Community-Based Action Research Di Sekolah Menengah Di
Kota Bandung.
Riadi, Muchlisin. 2013. Metode Diskusi Dalam Belajar. Di akses tanggal 4 November
2015 dari http://www.kajianpustaka.com/2013/01/metode-diskusi-dalam-
belajar.html.
Sudjana, Nana. 2009. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru
Algesindo.
Trianto. 2007. Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik.
Jakarta: Prestasi Pustaka.
Tim Pengembang Materi, Modul Bimbingan Teknis Implementasi Kurikulum 2013,
Bogor: PPPPTK Penjas dan BK, 2014
Tim Pengembang Materi, Modul Diklat Kompetensi Tingkat Dasar Berbasis UKG,
Bogor: PPPPTK Penjas dan BK, 2015.
MODUL
PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN

MATA PELAJARAN
PENDIDIKAN JASMANI, OLAHRAGA, DAN
KESEHATAN (PJOK)
SEKOLAH DASAR (SD)
TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER
DAN PENGEMBANGAN SOAL

KELOMPOK KOMPETENSI C

PROFESIONAL:
FILOSOSFI PENJAS 1 DAN PENGEMBANGAN MATERI PPK
DAN PKJ 2

Penulis:
Dwi Cahyo Widodo, M.Pd, dwicahyo11@gmail.com
Dewi Setiawati, M. Pd, dewi.setiawati501@gmail.
Penelaah:
Prof. Dr. Hari Amirullah Rachman, M.Pd, harirachman@yahoo.com.au
Penyunting:
Gagan Ganjar Nugraha, S.Pd.

Desain Grafis dan Ilustrasi:


Tim Desain Grafis

Copyright © 2017
Direktorat Pembinaan Guru Pendidikan Dasar
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang


Dilarang mengcopy sebagian atau keseluruhan isi buku ini untuk kepentingan komersial
tanpa izin tertulis dari Kementerian Pendidikan Kebudayaan

ii
PJOK SD KK C

Daftar Isi

Hal.

Daftar Isi .................................................................................................................................. iii


Daftar Gambar ........................................................................................................................ v
Daftar Tabel............................................................................................................................ vi
Pendahuluan ........................................................................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................................................................ 1
B. Tujuan ............................................................................................................................................. 2
C. Peta Kompetensi ........................................................................................................................ 3
D. Ruang Lingkup ............................................................................................................................ 3
E. Cara Penggunaan Modul ........................................................................................................ 3
Kegiatan Pembelajaran 1 Azas Dan Falsafah Pjok 1 ................................................. 11
A. Tujuan ...........................................................................................................................................11
B. Indikator Pencapaian Kompetensi..................................................................................11
C. Uraian Materi: Azas dan Falsafah PJOK 1 ....................................................................11
D. Aktivitas Pembelajaran ........................................................................................................28
E. Latihan/ Kasus/Tugas ..........................................................................................................32
F. Rangkuman ................................................................................................................................35
G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut.......................................................................................36
Kegiatan Pembelajaran 2 Pengembangan Materi Ppk ............................................. 37
A. Tujuan ...........................................................................................................................................37
B. Indikator Pencapaian Kompetensi..................................................................................37
C. Uraian Materi ............................................................................................................................37
D. Aktivitas Pembelajaran ........................................................................................................58
E. Latihan/ Kasus/Tugas ..........................................................................................................61
F. Rangkuman ................................................................................................................................63
G. Umpan Balik dan Tindak Lajut .........................................................................................63
Kegiatan Pembelajaran 3 Pembelajaran Aktivitas Pengembangan Kebugaran
Jasmani 2 ................................................................................................................................ 65
A. Tujuan ...........................................................................................................................................65

iii
B. Indikator Pencapaian Kompetensi ................................................................................. 65
C. Uraian Materi ............................................................................................................................ 66
D. Aktivitas Pembelajaran ........................................................................................................ 94
E. Latihan/ Kasus/ Tugas ......................................................................................................... 97
F. Rangkuman ................................................................................................................................ 99
G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut.................................................................................... 100
Kunci Jawaban ................................................................................................................... 101
Evaluasi................................................................................................................................ 103
Penutup ............................................................................................................................... 107
Daftar Pustaka ................................................................................................................... 109

iv
PJOK SD KK C

Daftar Gambar

Hal.

Gambar 1. Peta Kompetensi ......................................................................................................................3


Gambar 2. Alur Model Pembelajaran Tatap Muka .........................................................................4
Gambar 3. Alur Pembelajaran Tatap Muka Penuh .........................................................................5
Gambar 4. Alur Pembelajaran Tatap Muka model In-On-In ......................................................7

v
Daftar Tabel

Hal.

Tabel 1. Daftar Lembar Kerja Modul.....................................................................................................9

vi
PJOK SD KK C

Pendahuluan

A. Latar Belakang
Pendidik adalah tenaga kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru, dosen,
konselor, pamong belajar, widyaiswara, tutor, instruktur, fasilitator, dan sebutan
lain yang sesuai dengan kekhususannya, serta berpartisipasi dalam
menyelenggarakan pendidikan. Guru dan tenaga kependidikan wajib meningkatkan
kompetensinya secara berkelanjutan, sesuai kebutuhan, dan bertahap agar dapat
melaksanakan tugas profesionalnya.

Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan sebagai salah satu strategi


pembinaan guru diharapkan dapat menjamin guru untuk mampu secara terus
menerus memelihara, meningkatkan, dan mengembangkan kompetensi sesuai
dengan standar yang telah ditetapkan. Pelaksanaan Pengembangan Keprofesian
Berkelanjutan akan mengurangi kesenjangan antara kompetensi yang dimiliki guru
dengan tuntutan profesional yang dipersyaratkan.

Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan dilakukan secara mandiri


maupun kelompok dalam bentuk diklat yang dilakukan oleh lembaga pelatihan
sesuai dengan jenis kegiatan dan kebutuhan guru. Pelaksanaan diklat memerlukan
modul sebagai salah satu sumber belajar bagi peserta diklat. Modul merupakan
bahan ajar yang dirancang untuk dapat dipelajari secara mandiri oleh peserta diklat
berisi materi, metode, batasan-batasan, dan cara mengevaluasi yang disajikan secara
sistematis dan menarik untuk mencapai tingkatan kompetensi yang diharapkan
sesuai dengan tingkat kompleksitasnya.

Dalam rangka mendukung kebijakan gerakan Penguatan Pendidikan Karakter,


modul dalam program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan diintegrasikan
dalam lima nilai utama Penguatan Pendidikan Karakter, yaitu religius, nasionalis,
mandiri, gotong royong, dan integritas. Kelima nilai utama tersebut terintegrasi
pada kegiatan-kegiatan pembelajaran yang ada pada modul. Setelah mempelajari
modul ini, selain guru dapat meningkatkan kompetensi pedagogik dan profesional,

1
Pendahuluan

guru juga diharapkan mampu mengimplementasikan Penguatan Pendidikan


Karakter khususnya Penguatan Pendidikan Karakter berbasis kelas.

Gerakan Penguatan Pendidikan Karakter adalah gerakan pendidikan di sekolah


untuk memperkuat karakter siswa melalui harmonisasi olah hati (etik), olah rasa
(estetika), olah pikir (literasi), dan olahraga (kinestetik dengan dukungan pelibatan
publik dan kerjasama antara sekolah, keluarga, dan masyarakat yang merupakan
bagian dari Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM). Implementasi Penguatan
Pendidikan Karakter dapat berbasis kelas, berbasis budaya sekolah dan berbasis
masyarakat (keluarga dan komunitas).

B. Tujuan
Modul ini disajikan agar Saudara memiliki kompetensi dalam menganalisis materi
pembelajaran dari berbagai lingkup sumber belajar agar mendapatkan kompetensi
dasar yang harus dimiliki oleh peserta diklat sesuai dengan bekal ajar yang dimiliki
serta strategi yang dipilih dalam pembelajaran di sekolah.

Selain itu Saudara diharapkan mampu memahami aspek-aspek pembelajaran yang


meliputi Filosofi Pendidikan Jasmani 2, Pengembangan materi PPPK, dan
pembelajaran aktivitas pengembangan kebugaran jasmani 2, sebagai ilmu
pendukung dan aplikasi yang diterapkan dalam Pembelajaran PJOK, serta
peningkatan kompetensi guru sebagai tuntutan profesional.

2
PJOK SD KK C

C. Peta Kompetensi

Gambar 1. Peta Kompetensi

D. Ruang Lingkup
Modul ini berisi tentang analisis materi pembelajaran dan bekal ajar peserta didik,
meliputi: KP 1: Azas dan Falsafah PJOK 1; KP 2: Pembelajaran Aktivitas
Pengembangan Kebugaran Jasmani 2; Pembelajaran Pertolongan Pertama pada
Kegawatdaruratan.

E. Cara Penggunaan Modul


Secara umum, cara penggunaan modul pada setiap Kegiatan Pembelajaran
disesuaikan dengan skenario setiap penyajian mata diklat. Modul ini dapat
digunakan dalam kegiatan pembelajaran guru, baik untuk moda tatap muka dengan
model tatap muka penuh maupun model tatap muka In-On-In. Alur model
pembelajaran secara umum dapat dilihat pada bagan dibawah.

3
Pendahuluan

Gambar 2. Alur Model Pembelajaran Tatap Muka

1. Deskripsi Kegiatan Diklat Tatap Muka Penuh

Kegiatan pembelajaran diklat tatap muka penuh adalah kegiatan fasilitasi


peningkatan kompetensi guru melalui model tatap muka penuh yang dilaksanakan
oleh unit pelaksana teknis dilingkungan ditjen. GTK maupun lembaga diklat lainnya.
Kegiatan tatap muka penuh ini dilaksanan secara terstruktur pada suatu waktu yang
di pandu oleh fasilitator.

Tatap muka penuh dilaksanakan menggunakan alur pembelajaran yang dapat dilihat
pada alur dibawah.

4
PJOK SD KK C

Gambar 3. Alur Pembelajaran Tatap Muka Penuh

Kegiatan pembelajaran tatap muka pada model tatap muka penuh dapat dijelaskan
sebagai berikut,

a. Pendahuluan
Pada kegiatan pendahuluan fasilitator memberi kesempatan kepada peserta diklat
untuk mempelajari :

• latar belakang yang memuat gambaran materi


• tujuan kegiatan pembelajaran setiap materi
• kompetensi atau indikator yang akan dicapai melalui modul.
• ruang lingkup materi kegiatan pembelajaran
• langkah-langkah penggunaan modul

b. Mengkaji Materi
Pada kegiatan mengkaji materi modul kelompok kompetensi profesional C,
fasilitator memberi kesempatan kepada guru sebagai peserta untuk mempelajari
materi yang diuraikan secara singkat sesuai dengan indikator pencapaian hasil
belajar. Guru sebagai peserta dapat mempelajari materi secara individual maupun
berkelompok dan dapat mengkonfirmasi permasalahan kepada fasilitator.

5
Pendahuluan

c. Melakukan aktivitas pembelajaran

Pada kegiatan ini peserta melakukan kegiatan pembelajaran sesuai dengan rambu-
rambu atau instruksi yang tertera pada modul dan dipandu oleh fasilitator. Kegiatan
pembelajaran pada aktivitas pembelajaran ini akan menggunakan pendekatan yang
akan secara langsung berinteraksi di kelas pelatihan bersama fasilitator dan peserta
lainnya, baik itu dengan menggunakan diskusi tentang materi, malaksanakan
praktik, dan latihan kasus.

Lembar kerja pada pembelajaran tatap muka penuh adalah bagaimana menerapkan
pemahaman materi-materi yang berada pada kajian materi.

Pada aktivitas pembelajaran materi ini juga peserta secara aktif menggali informasi,
mengumpulkan dan mengolah data sampai pada peserta dapat membuat
kesimpulan kegiatan pembelajaran.

d. Presentasi dan Konfirmasi

Pada kegiatan ini peserta melakukan presentasi hasil kegiatan sedangkan fasilitator
melakukan konfirmasi terhadap materi dan dibahas bersama. pada bagian ini juga
peserta dan penyaji me-review materi berdasarkan seluruh kegiatan pembelajaran

e. Persiapan Tes Akhir

Pada bagian ini fasilitator didampingi oleh panitia menginformasikan tes akhir yang
akan dilakukan oleh seluruh peserta yang dinyatakan layak tes akhir.

2. Deskripsi Kegiatan Diklat Tatap Muka In-On-In

Kegiatan diklat tatap muka dengan model In-On-In adalan kegiatan fasilitasi
peningkatan kompetensi guru yang menggunakan tiga kegiatan utama, yaitu In
Service Learning 1 (In-1), on the job learning (On), dan In Service Learning 2 (In-2).
Secara umum, kegiatan pembelajaran diklat tatap muka In-On-In tergambar pada
alur berikut ini.

6
PJOK SD KK C

Gambar 4. Alur Pembelajaran Tatap Muka model In-On-In

Kegiatan pembelajaran tatap muka pada model In-On-In dapat dijelaskan sebagai
berikut,

a. Pendahuluan

Pada kegiatan pendahuluan disampaikan bertepatan pada saat pelaksanaan In


service learning 1 fasilitator memberi kesempatan kepada peserta diklat untuk
mempelajari :

• latar belakang yang memuat gambaran materi


• tujuan kegiatan pembelajaran setiap materi
• kompetensi atau indikator yang akan dicapai melalui modul.
• ruang lingkup materi kegiatan pembelajaran
• langkah-langkah penggunaan modul
b. In Service Learning 1 (IN-1)

7
Pendahuluan

• Mengkaji Materi
Pada kegiatan mengkaji materi modul kelompok kompetensi profesional C,
fasilitator memberi kesempatan kepada guru sebagai peserta untuk mempelajari
materi yang diuraikan secara singkat sesuai dengan indikator pencapaian hasil
belajar. Guru sebagai peserta dapat mempelajari materi secara individual maupun
berkelompok dan dapat mengkonfirmasi permasalahan kepada fasilitator.

• Melakukan aktivitas pembelajaran


Pada kegiatan ini peserta melakukan kegiatan pembelajaran sesuai dengan rambu-
rambu atau instruksi yang tertera pada modul dan dipandu oleh fasilitator. Kegiatan
pembelajaran pada aktivitas pembelajaran ini akan menggunakan
pendekatan/metode yang secara langsung berinteraksi di kelas pelatihan, baik itu
dengan menggunakan metode berfikir reflektif, diskusi, brainstorming, simulasi,
maupun studi kasus yang kesemuanya dapat melalui Lembar Kerja yang telah
disusun sesuai dengan kegiatan pada IN1.

Pada aktivitas pembelajaran materi ini peserta secara aktif menggali informasi,
mengumpulkan dan mempersiapkan rencana pembelajaran pada on the job learning.

c. On the Job Learning (ON)

• Mengkaji Materi
Pada kegiatan mengkaji materi modul kelompok kompetensi profesional C, guru
sebagai peserta akan mempelajari materi yang telah diuraikan pada in service
learning 1 (IN1). Guru sebagai peserta dapat membuka dan mempelajari kembali
materi sebagai bahan dalam mengerjaka tugas-tugas yang ditagihkan kepada
peserta.

• Melakukan aktivitas pembelajaran


Pada kegiatan ini peserta melakukan kegiatan pembelajaran di sekolah maupun di
kelompok kerja berbasis pada rencana yang telah disusun pada IN1 dan sesuai
dengan rambu-rambu atau instruksi yang tertera pada modul. Kegiatan
pembelajaran pada aktivitas pembelajaran ini akan menggunakan
pendekatan/metode praktik, eksperimen, sosialisasi, implementasi, peer discussion

8
PJOK SD KK C

yang secara langsung di dilakukan di sekolah maupun kelompok kerja melalui


tagihan berupa Lembar Kerja yang telah disusun sesuai dengan kegiatan pada ON.

Pada aktivitas pembelajaran materi pada ON, peserta secara aktif menggali
informasi, mengumpulkan dan mengolah data dengan melakukan pekerjaan dan
menyelesaikan tagihan pada on the job learning.

d. In Service Learning 2 (IN-2)

Pada kegiatan ini peserta melakukan presentasi produk-produk tagihan ON yang


akan di konfirmasi oleh fasilitator dan dibahas bersama. pada bagian ini juga peserta
dan penyaji me-review materi berdasarkan seluruh kegiatan pembelajaran

e. Persiapan Tes Akhir

Pada bagian ini fasilitator didampingi oleh panitia menginformasikan tes akhir yang
akan dilakukan oleh seluruh peserta yang dinyatakan layak tes akhir.

3. Lembar Kerja

Modul pengembangan keprofesian berkelanjutan kelompok kompetensi profesional


C, terdiri dari beberapa kegiatan pembelajaran yang didalamnya terdapat aktivitas-
aktivitas pembelajaran sebagai pendalaman dan penguatan pemahaman materi
yang dipelajari.

Modul ini mempersiapkan lembar kerja yang nantinya akan dikerjakan oleh peserta,
lembar kerja tersebut dapat terlihat pada table berikut.

9
Pendahuluan

Tabel 1. Daftar Lembar Kerja Modul

No Kode LK Nama LK Keterangan


1. LK-KK C Pro KP Menguraikan filosofi pendidikan jasmani, TM, ON
1.1. pendidikan olahraga, dan pendidikan
kesehatan dalam Pembelajaran PJOK
2. LK-KK C Pro KP Mengidentifikasi berbagai kejadian TM, ON
2.1. kecelakaan atau kejadian gawat darurat
yang sering terjadi
3. LK-KK C Pro KP Menyusun bentuk permainan kecil untuk TM, ON
1.1. pengembangan komponen kebugaan
jasmani
Keterangan.

TM : Digunakan pada Tatap Muka Penuh


IN1 : Digunakan pada In service learning 1
ON : Digunakan pada on the job learning

10
PJOK SD KK C

Kegiatan Pembelajaran 1
Azas Dan Falsafah Pjok 1

A. Tujuan

Setelah membaca dan mengikuti kegiatan pembelajaran 1 (satu) ini, Saudara


mampu memahami: pengertian pendidikan jasmani, pengertian pendidikan
olahraga, pengertian pendidikan kesehatan, dan landasan filosofis pendidikan
jasmani, olahraga, dan kesehatan serta menerapkan nilai-nilai kerjasama,
tanggungjawab dan kemandirian.

B. Indikator Pencapaian Kompetensi

1. Menyimpulkan pengertian pendidikan jasmani


2. Menyimpulkan pengertian pendidikan olahraga,
3. Menjelaskan pengertian pendidikan kesehatan
4. Meyimpulkan landasan filosofis pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan
5. Menerapkan nilai-nilai kerjasama, tanggungjawab, dan kemandirian

C. Uraian Materi: Azas dan Falsafah PJOK 1

1. Pengertian Pendidikan Jasmani

Pendidikan jasmani pada hakikatnya adalah proses pendidikan yang memanfaatkan


aktivitas fisik untuk menghasilkan perubahan holistik dalam kualitas individu, baik
dalam hal fisik, mental, serta emosional. Pendidikan jasmani memperlakukan anak
sebagai sebuah kesatuan utuh, mahluk total, daripada hanya menganggapnya
sebagai seseorang yang terpisah kualitas fisik dan mentalnya.

Pendidikan jasmani merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pendidikan pada
umumnya yang mempengaruhi potensi peserta didik dalam hal kognitif, afektif , dan
psikomotor melalui aktivitas jasmani. Melalui aktivitas jasmani anak akan

11
Kegiatan Pembelajaran 1

memperoleh berbagai macam pengalaman yang berharga untuk kehidupan seperti


kecerdasan, emosi, perhatian, kerjasama, keterampilan, dsb.
Aktivitas jasmani untuk pendidikan jasmani ini dapat melalui olahraga atau non
olahraga. Titik perhatiannya adalah peningkatan gerak manusia. Lebih khusus lagi,
pendidikan jasmani berkaitan dengan hubungan antara gerak manusia dan wilayah
pendidikan lainnya: hubungan dari perkembangan tubuh-fisik dengan pikiran dan
jiwanya. Fokusnya pada pengaruh perkembangan fisik terhadap wilayah
pertumbuhan dan perkembangan aspek lain dari manusia itulah yang
menjadikannya unik. Tidak ada bidang tunggal lainnya seperti pendidikan jasmani
yang berkepentingan dengan perkembangan total manusia.

Beberapa definisi atau pengertian pendidikan jasmani berikut memberikan acuan


Saudara untuk telaah falsafahnya.
Williams menyatakan bahwa pendidikan jasmani adalah semua aktivitas manusia
yang dipilih jenisnya dan dilaksanakan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.
Singer memberi batasan mengenai pendidikan jasmani sebagai pendidikan melalui
jasmani berbentuk suatu program aktivitas jasmani yang medianya gerak tubuh
dirancang untuk menghasilkan beragam pengalaman dan tujuan antara lain belajar,
sosial, intelektual, keindahan dan kesehatan.

Menurut UNESCO (1978) dalam “International Charter of Physical Education and


Sport” Pendidikan jasmani adalah satu proses pendidikan seseorang sebagai
individu atau anggota masyarakat yang dilakukan secara sadar dan sistematik
melalui berbagai kegiatan jasmani dalam rangka meningkatkan kemampuan dan
keterampilan jasmani, pertumbuhan kecerdasan dan pembentukan watak.

Bucher, (1979) mengemukakan pendidikan jasmani merupakan bagian integral dari


suatu proses pendidikan secara keseluruhan melalui kegiatan fisik yang dipilih
untuk mengembangkan dan meningkatkan kemampuan organik, neuromuskuler,
interperatif, sosial, dan emosional.

Abdul Kadir Ateng, (1993), menyatakan pula bahwa; pendidikan jasmani


merupakan bagian integral dari pendidikan secara keseluruhan melalui berbagai

12
PJOK SD KK C

kegiatan jasmani yang bertujuan mengembangkan secara organik, neuromuskuler,


intelektual dan emosional.

Sukintaka (2004) menyatakan bahwa pendidikan jasmani merupakan bagian yang


integral dari pendidikan total yang mencoba mencapai tujuan untuk
mengembangkan kebugaran jasmani, mental sosial, serta emosional dalam kerangka
menuju manusia Indonesia seutuhnya dengan wahana aktivitas jasmani sehingga
pengertian pendidikan jasmani adalah proses interaksi antara peserta didik dengan
lingkungan melalui aktivitas jasmani yang disusun secara sistematis untuk menuju
manusia Indonesia seutuhnya.

SK Mendikbud nomor 413/U/1987 menyebutkan bahwa pendidikan jasmani adalah


bagian yang integral dari pendidikan melalui aktivitas jasmani yang bertujuan untuk
meningkatkan individu secara organik, neuromuscular, intelektual, dan emosional.
Rusli Lutan (2005)menyatakan bahwa pendidikan jasmani dapat diartikan sebagai
proses sosialisasi melalui aktivitas jasmani, bermain, dan atau olahraga untuk
mencapai tujuan pendidikan.

Agus Mahendra (2006) menyatakan bahwa pendidikan jasmani adalah proses


pendidikan tentang dan melalui jasmani, permainan dan atau olahraga yang terpilih
untuk mencapai tujuan pendidikan.

Dari beragam definisi tersebut, pendidikan jasmani diartikan dengan berbagai


ungkapan dan kalimat. Namun esensinya sama, yang jika disimpulkan bermakna
jelas, bahwa pendidikan jasmani memanfaatkan alat fisik untuk mengembangan
keutuhan manusia. Dalam hal ini diartikan bahwa melalui aktifitas fisik maka
bersamaan itu pula aspek mental dan emosional pun turut berkembang, bahkan
dengan penekanan yang cukup dalam.

Karena hasil-hasil kependidikan dari pendidikan jasmani tidak hanya terbatas pada
manfaat penyempurnaan fisik atau tubuh semata, definisi pendidikan jasmani tidak
hanya menunjuk pada pengertian tradisional dari aktivitas fisik. Kita harus melihat

13
Kegiatan Pembelajaran 1

istilah pendidikan jasmani pada bidang yang lebih luas dan lebih abstrak, sebagai
satu proses pembentukan kualitas pikiran dan juga tubuh.

Sungguh, pendidikan jasmani ini karenanya harus menyebabkan perbaikan dalam


‘pikiran dan tubuh’ yang mempengaruhi seluruh aspek kehidupan harian seseorang.
Pendekatan holistik tubuh-jiwa ini termasuk pula penekanan pada ketiga domain
kependidikan: psikomotor, kognitif, dan afektif. Dengan meminjam ungkapan Robert
Gensemer, pendidikan jasmani diistilahkan sebagai proses menciptakan “tubuh yang
baik bagi tempat pikiran atau jiwa.” Artinya, dalam tubuh yang baik ‘diharapkan’
pula terdapat jiwa yang sehat, sejalan dengan pepatah Romawi Kuno: Men sana in
corporesano.

Salah satu pertanyaan sulit di sepanjang jaman adalah pemisahan antara jiwa dan
raga atau tubuh. Kepercayaan umum menyatakan bahwa jiwa dan raga terpisah,
dengan penekanan berlebihan pada satu sisi tertentu, disebut dualisme, yang
mengarah pada penghormatan lebih pada jiwa, dan menempatkan kegiatan fisik
secara lebih inferior.

Pandangan yang berbeda lahir dari filsafat monoisme, yaitu suatu kepercayaan yang
memenangkan kesatuan tubuh dan jiwa. Kita bisa melacak pandangan ini dari
pandangan Athena Kuno, dengan konsepnya “jiwa yang baik di dalam raga yang
baik.” Moto tersebut sering dipertimbangkan sebagai pernyataan ideal dari tujuan
pendidikan jasmani tradisional: aktivitas fisik mengembangkan seluruh aspek dari
tubuh; yaitu jiwa, tubuh, dan spirit. Tepatlah ungkapan Zeigler bahwa fokus dari
bidang pendidikan jasmani adalah aktivitas fisik yang mengembangkan, bukan
semata-mata aktivitas fisik itu sendiri. Selalu terdapat tujuan pengembangan
manusia dalam program pendidikan jasmani. Akan tetapi, pertanyaan nyata yang
harus dikedepankan di sini bukanlah ‘apakah kita percaya terhadap konsep holistik
tentang pendidikan jasmani, tetapi, apakah konsep tersebut saat ini bersifat
dominan dalam masyarakat kita atau di antara pengemban tugas pendidikan
jasmani sendiri?

14
PJOK SD KK C

Dalam masyarakat sendiri, konsep dan kepercayaan terhadap pandangan dualisme


di atas masih kuat berlaku. Bahkan termasuk juga pada sebagian besar guru
pendidikan jasmani sendiri, barangkali pandangan demikian masih kuat mengakar,
entah akibat dari kurangnya pemahaman terhadap falsafah pendidikan jasmani
sendiri, maupun karena kuatnya kepercayaan itu. Yang pasti, masih banyak guru
pendidikan jasmani yang sangat jauh dari menyadari terhadap peranan dan fungsi
pendidikan jasmani di sekolah-sekolah, sehingga proses pembelajaran pendidikan
jasmani di sekolahnya masih lebih banyak ditekankan pada program yang berat
sebelah pada aspek fisik semata-mata. Bahkan, dalam kasus Indonesia, penekanan
yang berat itu masih dipandang labih baik, karena ironisnya, justru program
pendidikan jasmani di kita malahan tidak ditekankan ke mana-mana. Itu karena
pandangan yang sudah lebih parah, yang memandang bahwa program pendidikan
jasmani dipandang tidak penting sama sekali.

Nilai-nilai yang dikandung pendidikan jasmani untuk mengembangkan manusia


utuh menyeluruh, sungguh masih jauh dari kesadaran dan pengakuan masyarakat
kita. Ini bersumber dan disebabkan oleh kenyataan pelaksanaan praktik pendidikan
jasmani di sekolah. Teramat banyak kasus atau contoh di mana orang menolak
manfaat atau nilai positif dari pendidikan jasmani dengan menunjuk pada kurang
bernilai dan tidak seimbangnya program pendidikan jasmani seperti yang selama ini
mereka lihat. Perbedaan atau kesenjangan antara apa yang kita percayai dan apa
yang kita praktikkan (gap antara teori dan praktek) adalah sebuah duri dalam
bidang pendidikan jasmani kita.

Pendidikan jasmani merupakan bagian penting dari proses pendidikan. Artinya,


pendidikan jasmani bukan hanya dekorasi atau ornamen yang ditempel pada
program sekolah sebagai alat untuk membuat anak sibuk. Tetapi pendidikan
jasmani adalah bagian penting dari pendidikan. Melalui pendidikan jasmani yang
diarahkan dengan baik, anak-anak akan mengembangkan keterampilan yang
berguna bagi pengisian waktu senggang, terlibat dalam aktivitas yang kondusif
untuk mengembangkan hidup sehat, berkembang secara sosial, dan menyumbang
pada kesehatan fisik dan mentalnya.

15
Kegiatan Pembelajaran 1

Meskipun pendidikan jasmani menawarkan kepada anak untuk bergembira,


tidaklah tepat untuk mengatakan pendidikan jasmani diselenggarakan semata-mata
agar anak-anak bergembira dan bersenang-senang. Bila demikian seolah-olah
pendidikan jasmani hanyalah sebagai mata pelajaran ”selingan”, tidak berbobot, dan
tidak memiliki tujuan yang bersifat mendidik.

Pendidikan jasmani merupakan wahana pendidikan, yang memberikan kesempatan


bagi anak untuk mempelajari hal-hal yang penting. Oleh karena itu, pelajaran
pendidikan jasmani tidak kalah penting dibandingkan dengan pelajaran lain seperti;
Matematika, Bahasa, IPS dan IPA, dan lain-lain.

2. Tujuan dan Pentingnya Pendidikan Jasmani

Secara sederhana, pendidikan jasmani memberikan kesempatan kepada peserta


didik untuk:

a. Mengembangkan pengetahuan dan keterampilan yang berkaitan dengan


aktivitas jasmani, perkembangan estetika, dan perkembangan sosial.
b. Mengembangkan kepercayaan diri dan kemampuan untuk menguasai
keterampilan gerak dasar yang akan mendorong partisipasinya dalam aneka
aktivitas jasmani.
c. Memperoleh dan mempertahankan derajat kebugaran jasmani yang optimal
untuk melaksanakan tugas sehari-hari secara efisien dan terkendali.
d. Mengembangkan nilai-nilai pribadi melalui partisipasi dalam aktivitas jasmani
baik secara kelompok maupun perorangan.
e. Berpartisipasi dalam aktivitas jasmani yang dapat mengembangkan
keterampilan sosial yang memungkinkan peserta didik berfungsi secara efektif
dalam hubungan antar orang.
f. Menikmati kesenangan dan keriangan melalui aktivitas jasmani, termasuk
permainan olahraga.

Diringkaskan dalam terminologi yang populer, maka tujuan pembelajaran


pendidikan jasmani itu harus mencakup tujuan dalam domain psikomotorik, domain
kognitif, dan tak kalah pentingnya dalam domain afektif. Pengembangan domain

16
PJOK SD KK C

psikomotorik secara umum dapat diarahkan pada dua tujuan utama, pertama
mencapai perkembangan aspek kebugaran jasmani, dan kedua, mencapai
perkembangan aspek perseptual motorik. Ini menegaskan bahwa pembelajaran
pendidikan jasmani harus melibatkan aktivitas fisik yang mampu merangsang
kemampuan kebugaran jasmani serta sekaligus bersifat pembentukan penguasaan
gerak keterampilan itu sendiri.

Kebugaran jasmani merupakan aspek penting dari domain psikomotorik, yang


bertumpu pada perkembangan kemampuan biologis organ tubuh. Konsentrasinya
lebih banyak pada persoalan peningkatan efisiensi fungsi faal tubuh dengan segala
aspeknya sebagai sebuah sistem (misalnya sistem peredaran darah, sistem
pernapasan, sistem metabolisme, dll.)

Pengembangan keterampilan gerak merujuk pada proses penguasaan suatu


keterampilan atau tugas gerak yang melibatkan proses mempersepsi rangsangan
dari luar, kemudian rangsangan itu diolah dan diprogramkan sampai terjadinya
respons berupa tindakan yang sesuai dengan rangsangan itu.

Domain afektif mencakup sifat-sifat psikologis yang menjadi unsur kepribadian yang
kukuh. Tidak hanya tentang sikap sebagai kesiapan berbuat yang perlu
dikembangkan, tetapi yang lebih penting adalah konsep diri dan komponen
kepribadian lainnya, seperti intelegensia emosional dan watak. Konsep diri
menyangkut persepsi diri atau penilaian seseorang tentang kelebihannya. Konsep
diri merupakan fondasi kepribadian anak dan sangat diyakini ada kaitannya dengan
pertumbuhan dan perkembangan mereka setelah dewasa kelak. Intelegensia
emosional mencakup beberapa sifat penting, yakni pengendalian diri, kemampuan
memotivasi diri, ketekunan, dan kemampuan untuk berempati. Pengendalian diri
merupakan kualitas pribadi yang mampu menyelaraskan pertimbangan akal dan
emosi yang menjadi sifat penting dalam kehidupan sosial dan pencapaiannya untuk
sukses hidup di masyarakat. Demikian juga dengan ketekunan; tidak ada pekerjaan
yang dapat dicapai dengan baik tanpa ada ketekunan. Ini juga berlaku sama dengan
kemampuan memotivasi diri, kemandirian untuk tidak selalu diawasi dalam
menyelesaikan tugas apapun.

17
Kegiatan Pembelajaran 1

Di lain pihak, kemampuan berempati merupakan kualitas pribadi yang mampu


menempatkan diri di pihak orang lain, dengan mencoba mengetahui perasaan oran
lain. Karena itu pula empati disebut juga sebagai kecerdasan hubungan sosial.
“Cubitlah diri kamu sendiri, sebelum mencubit orang lain. Niscaya kamu akan
mengetahui, apa yang boleh dan tidak boleh kamu lakukan pada orang lain,”
merupakan kearifan leluhur, yang jika diperas maknanya, tidak lain adalah
penekanan kemampuan berempati. Beban belajar di sekolah begitu berat dan
menekan kebebasan anak untuk bergerak. Kebutuhan mereka akan gerak tidak bisa
terpenuhi karena keterbatasan waktu dan kesempatan. Lingkungan sekolah tidak
menyediakan wilayah yang menarik untuk dijelajahi. Penyelenggara pendidikan di
sekolah yang lebih mengutamakan prestasi akademis, memberikan anak tugas-tugas
belajar yang menumpuk.

Sejalan dengan itu, pengetahuan dan kebiasaan makan yang buruk pun semakin
memperparah masalah kesehatan yang mengancam kesejahteraan masyarakat.
Dengan pola gizi yang berlebihan, para ‘pemalas gerak’ itu akan menimbun lemak
dalam tubuhnya secara berlebihan. Mereka menghadapkan diri mereka sendiri pada
resiko penyakit degenaratif (menurunnya fungsi organ) yang semakin besar.

Pendidikan Jasmani tampil untuk mengatasi masalah tersebut sehingga


kedudukannya dianggap penting. Melalui program yang direncanakan secara baik,
anak-anak dilibatkan dalam kegiatan fisik yang tinggi intensitasnya. Pendidikan
Jasmani juga tetap menyediakan ruang untuk belajar menjelajahi lingkungan yang
ada di sekitarnya dengan banyak mencoba, sehingga kegiatannya tetap sesuai
dengan minat anak. Lewat pendidikan jasmanilah anak-anak menemukan saluran
yang tepat untuk bergerak bebas dan meraih kembali keceriaannya, sambil
terangsang perkembangan yang bersifat menyeluruh.

Secara umum, manfaat pendidikan jasmani di sekolah mencakup sebagai berikut:

a. Memenuhi kebutuhan anak akan gerak

Pendidikan jasmani memang merupakan dunia anak-anak dan sesuai dengan


kebutuhan anak-anak. Di dalamnya anak-anak dapat belajar sambil bergembira
melalui penyaluran hasratnya untuk bergerak. Semakin terpenuhi kebutuhan akan

18
PJOK SD KK C

gerak dalam masa-masa pertumbuhannya, kian besar kemaslahatannya bagi


kualitas pertumbuhan itu sendiri.

b. Mengenalkan anak pada lingkungan dan potensi dirinya

Dengan bermain dan bergerak anak benar-benar belajar tentang potensinya dan
dalam kegiatan ini anak-anak mencoba mengenali lingkungan sekitarnya. Para ahli
sepaham bahwa pengalaman ini penting untuk merangsang pertumbuhan
intelektual dan hubungan sosialnya dan bahkan perkembangan harga diri yang
menjadi dasar kepribadiannya kelak.

c. Menanamkan dasar-dasar keterampilan yang berguna

Peranan pendidikan jasmani di Sekolah Dasar cukup unik, karena turut


mengembangkan dasar-dasar keterampilan yang diperlukan anak untuk menguasai
berbagai keterampilan dalam kehidupan di kemudian hari. Menurut para ahli, pola
pertumbuhan anak usia sekolah hingga menjelang akil balig atau remaja disebut
pola pertumbuhan lambat. Pola ini merupakan kebalikan dari pola pertumbuhan
cepat yang dialami anak ketika mereka baru lahir hingga usia 5 tahunan.

d. Menyalurkan energi yang berlebihan

Anak adalah mahluk yang sedang berada dalam masa kelebihan energi. Kelebihan
energi ini perlu disalurkan agar tidak menganggu keseimbangan perilaku dan
mental anak. Segera setelah kelebihan energi tersalurkan, anak akan memperoleh
kembali keseimbangan dirinya, karena setelah istirahat, anak akan kembali
memperbaharui dan memulihkan energinya secara optimum.

e. Merupakan proses pendidikan secara serempak baik fisik, mental


maupun emosional

Pendidikan jasmani yang benar akan memberikan sumbangan yang sangat berarti
terhadap pendidikan anak secara keseluruhan. Hasil nyata yang diperoleh dari
pendidikan jasmani adalah perkembangan yang lengkap, meliputi aspek fisik,
mental, emosi, sosial dan moral. Tidak salah jika para ahli percaya bahwa
pendidikan jasmani merupakan wahana yang paling tepat untuk “membentuk
manusia seutuhnya”.

19
Kegiatan Pembelajaran 1

3. Pengertian Pendidikan Olahraga

Pendidikan olahraga adalah pendidikan yang membina peserta didik agar


menguasai cabang-cabang olahraga tertentu. Kepada peserta didik diperkenalkan
berbagai cabang olahraga agar mereka menguasai keterampilan berolahraga. Yang
ditekankan di sini adalah “hasil” dari pembelajaran itu, sehingga metode
pengajaran serta bagaimana anak menjalani pembelajarannya didikte oleh tujuan
yang ingin dicapai. Ciri-ciri pelatihan olahraga menyusup ke dalam proses
pembelajaran. Pendapat lain tentang Pendidikan olahraga ; Pengertian olahraga
adalah suatu teknik bermain yang terorganisir dan bersifat kompetitif. Beberapa
ahli memandang bahwa olahraga semata-mata suatu teknik permainan yang
terorganisasi, yang menempatkannya lebih dekat kepada istilah pendidikan jasmani.
Akan tetapi, pengujian yang lebih cermat menunjukkan bahwa secara tradisional,
olahraga melibatkan aktivitas kompetitif, maksudnya bahwa aktivitas itu sudah
disempurnakan dan diformalkan hingga kadar tertentu, sehingga memiliki beberapa
teknik dan proses tetap yang terlibat. Peraturan, misalnya, baik tertulis maupun tak
tertulis, digunakan atau dipakai dalam aktivitas tersebut, dan aturan atau prosedur
tersebut tidak dapat diubah selama kegiatan berlangsung, kecuali atas kesepakatan
semua pihak yang terlibat.

Guru demikian akan berkata: “kalau perlu tidak usah ada pentahapan, karena anak
akan dapat mempelajarinya secara langsung. Beri mereka bola, dan instruksikan
anak supaya bermain langsung”. Anak yang sudah terampil biasanya dapat
menjadi contoh, dan anak yang belum terampil belajar dari mengamati
demonstrasi temannya yang sudah mahir tadi. Untuk pengajaran model seperti ini,
ada ungkapan: “Kalau anda ingin anak belajar renang, lemparkan mereka ke kolam
yang paling dalam, dan mereka akan bisa sendiri.

Dari uraian di atas maka dapat kita simpulkan olahraga adalah aktivitas kompetitif.
Karena kita tidak dapat mengartikan olahraga tanpa memikirkan kompetisi,
sehingga tanpa kompetisi, olahraga berubah menjadi semata-mata bermain atau
rekreasi. Bermain pada satu saat menjadi olahraga, tetapi sebaliknya, olahraga tidak
pernah hanya semata-mata bermain; karena aspek kompetitif teramat penting
dalam hakikatnya.

20
PJOK SD KK C

4. Pengertian Pendidikan Kesehatan

Pendidikan kesehatan adalah suatu proses yang menjembatani kesenjangan


antara informasi dan tingkah laku kesehatan. Pendidikan kesehatan memotivasi
seseorang untuk menerima informasi kesehatan dan berbuat sesuai dengan
informasi tersebut agar mereka menjadi lebih tahu dan lebih sehat
(Budioro,1998).

Pendidikan kesehatan merupakan proses belajar, dalam hal ini berarti terjadi
proses perkembangan atau perubahan kearah yang lebih tahu dan lebih baik pada
diri individu. Pada kelompok masyarakat dari tidak tahu tentang nilai-nilai
kesehatan menjadi tahu, dari tidak mampu mengatasi sendiri masalah- masalah
kesehatan menjadi mampu (Purwanto, 1999).

a. Tujuan Pendidikan Kesehatan


Menurut WHO (1954) yang dikutip oleh Notoatmodjo (2003), tujuan pendidikan
kesehatan adalah untuk meningkatkan status kesehatan dan mencegah timbulnya
penyakit, mempertahankan derajat kesehatan yang sudah ada, memaksimalkan
fungsi dan peran pasien selama sakit, serta membantu pasien dan keluarga
untuk mengatasi masalah kesehatan.

Secara umum tujuan dari pendidikan kesehatan adalah mengubah perilaku


individu atau masyarakat dibidang kesehatan. Tujuan ini dapat diperinci lebih
lanjut antara lain, menjadikan kesehatan sebagai sesuatu yang bernilai
dimasyarakat, menolong indiviu agar mampu secara mandiri atau kelompok
mengadakan kegiatan untuk mencapai tujuan hidup sehat, mendorong
pengembangan dan menggunaan secara tepat sarana pelayanan kesehatan yang ada
(Herawani, 2001).

Dari pandangan tersebut bisa disimpulkan bahwa pendidikan kesehatan bertujuan:

1) Meningkatkan pengetahuan anak didik tentang ilmu kesehatan, termasuk cara


hidup sehat dan teratur
2) Menanamkan dan membina nilai dan sikap mental yang positif terhadap prinsip
hidup sehat

21
Kegiatan Pembelajaran 1

3) Menanamkan dan membina kebiasaan hidup sehat sehari-hari yang sesuai


dengan syarat kesehatan
4) Meningkatkan keterampilan anak didik dalam melaksanakan hal yang berkaitan
dengan pemeliharaan, pertolongan dan perawatan kesehatan

b. Proses Pendidikan Kesehatan


Dalam proses pendidikan kesehatan terdapat tiga persoalan pokok yaitu masukan
(input), proses dan keluaran (output). Masukan (input) dalam pendidikan
kesehatan menyangkut sasaran belajar yaitu individu, kelompok dan masyarakat
dengan berbagai latar belakangnya. Proses adalah mekanisme dan interaksi
terjadinya perubahan kemampuan dan perilaku pada diri subjek belajar. Dalam
proses pendidikan kesehatan terjadi timbal balik berbagai faktor antara lain
adalah pengajar, tehnik belajar dan materi atau bahan pelajaran. Sedangkan
keluaran merupakan kemampuan sebagai hasil perubahan yaitu perilaku sehat dari
sasaran didik melalui pendidikan kesehatan (Notoatmodjo,2003).

5. Landasan Filosofis Pendidikan Jasmani, Olahraga Dan Kesehatan

Pendidikan jasmani merupakan suatu bagian yang tidak terpisahkan dari


pendidikan umum. Lewat program pendidikan jasmani dapat diupayakan peranan
pendidikan untuk mengembangkan kepribadian individu. Tanpa pendidikan
jasmani, proses pendidikan di sekolah akan pincang. Ada tiga hal penting yang
bisa menjadi sumbangan unik dari pendidikan jasmani (Dauer and Pangrazy,
1992), yaitu:

 meningkatkan kebugaran jasmani dan kesehatan peserta didik,


 meningkatkan terkuasainya keterampilan fisik yang kaya, serta
 meningkatkan pengertian peserta didik dalam prinsip-prinsip gerak serta
bagaimana menerapkannya dalam praktek.
Untuk meneliti aspek penting dari pendidikan jasmani, dasar-dasar pemikiran
seperti berikut perlu dipertimbangkan :

a. Kebugaran dan kesehatan


Kebugaran dan kesehatan akan dicapai melalui program pendidikan jasmani yang
terencana, teratur dan berkesinambungan. Dengan beban kerja yang cukup berat

22
PJOK SD KK C

serta dilakukan dalam jangka waktu yang cukup secara teratur, kegiatan
tersebut akan berpengaruh terhadap perubahan kemampuan fungsi organ-organ
tubuh seperti jantung dan paru-paru. Sistem peredaran darah dan pernapasan akan
bertambah baik dan efisien, didukung oleh sistem kerja penunjang lainnya.

Dengan bertambah baiknya sistem kerja tubuh akibat latihan, kemampuan tubuh
akan meningkat dalam hal daya tahan, kekuatan dan kelentukannya. Demikian
juga dengan beberapa kemampuan motorik seperti kecepatan, kelincahan dan
koordinasi.

Konsep sehat dan sejahtera secara menyeluruh berbeda dengan pengertian sehat
secara fisik. Anak dididik untuk meraih gaya hidup sehat secara total serta
kebiasan hidup yang sehat, baik dalam arti pemahaman maupun prakteknya.
Kebiasaan hidup sehat tersebut bukan hanya kesehatan fisik, tetapi juga mencakup
juga kesejahteraan mental, moral, dan spiritual. Tanda-tandanya adalah anak lebih
tahan dalam menghadapi tekanan dan cobaan hidup, berjiwa optimis, merasa
aman, nyaman, dan tenteram dalam kehidupan sehari-harinya.

b. Keterampilan fisik
Keterlibatan anak dalam asuhan permainan, senam, kegiatan bersama, dan lain-
lain, merangsang perkembangan gerakan yang efisien yang berguna untuk
menguasai berbagai keterampilan. Keterampilan tersebut bisa berbentuk
keterampilan dasar misalnya berlari dan melempar serta keterampilan khusus
seperti senam atau renang. Pada akhirnya keterampilan itu bisa mengarah kepada
keterampilan yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari.

c. Terkuasainya konsep dan prinsip gerak


Pendidikan jasmani yang baik harus mampu meningkatkan pengetahuan anak
tentang konsip dan prinsip gerak. Pengetahuan tersebut akan membuat anak
mampu memahami bagaimana suatu keterampilan dipelajari hingga tingkatannya
yang lebih tinggi. Dengan demikian, seluruh gerakannya bisa lebih bermakna.
Sebagai contoh, anak harus mengerti mengapa kaki harus dibuka dan bahu
direndahkan ketika anak sedang berusaha menjaga keseimbangannya. Mereka juga
diharapkan mengerti mengapa harus dilakukan pemanasan sebelum berolahraga,

23
Kegiatan Pembelajaran 1

serta apa akibatnya terhadap derajat kebugaran jasmani bila seseorang berlatih
tidak teratur?

d. Kemampuan berpikir
Memang sulit diamati secara langsung bahwa kegiatan yang diikuti oleh anak
dalam pendidikan jasmani dapat meningkatkan kemampuan berpikir anak.
Namun demikian dapat ditegaskan di sini bahwa pendidikan jasmani yang efektif
mampu merangsang kemampuan berpikir dan daya analisis anak ketika terlibat
dalam kegiatan-kegiatan fisiknya. Pola-pola permainan yang memerlukan tugas-
tugas tertentu akan menekankan pentingnya kemampuan nalar anak dalam hal
membuat keputusan.

e. Kepekaan rasa
Dalam kehidupan sosial, setiap individu akan belajar untuk bertanggung jawab
melaksanakan peranannya sebagai anggota masyarakat. Di dalam masyarakat
banyak norma yang harus ditaati dan aturan main yang melandasinya. Melalui
pendidikan jasmani, norma dan aturan juga dipelajari, dihayati dan diamalkan.

Untuk dapat berperan aktif, anak pun akan menyadari bahwa ia dan
kelompoknya harus menguasai beberapa keterampilan yang diperlukan.
Sesungguhnyalah bahwa kegiatan pendidikan jasmani disebut sebagai ajang nyata
untuk melatih keterampilan-keterampilan hidup (life skills), agar seseorang dapat
hidup berguna dan tidak menyusahkan masyarakat.

Keterampilan yang dipelajari bukan hanya keterampilan gerak dan fisik semata,
melainkan terkait pula dengan keterampilan sosial, seperti berempati pada orang
lain, menahan sabar, memberikan respek dan penghargaan pada orang lain,
mempunyai motivasi yang tinggi, serta banyak lagi. Seorang ahli menyebut bahwa
kesemua keterampilan di atas adalah keterampilan hidup. Sedangkan ahli yang
lain memilih istilah kecerdasan emosional (emotional intelligence).

f. Keterampilan sosial
Kecerdasan emosional atau keterampilan hidup bermasyarakat sangat
mementingkan kemampuan pengendalian diri. Dengan kemampuan ini seseorang
bisa berhasil mengatasi masalah dengan kerugian sekecil mungkin. Anak yang

24
PJOK SD KK C

rendah kemampuan pengendalian dirinya biasanya ingin memecahkan masalah


dengan kekerasan dan tidak merasa ragu untuk melanggar berbagai ketentuan.

g. Kepercayaan diri dan citra diri (self esteem)


Melalui pendidikan jasmani kepercayaan diri dan citra diri (self esteem) anak akan
berkembang (Graham, 1993). Secara umum citra diri diartikan sebagai cara kita
menilai diri kita sendiri. Citra diri ini merupakan dasar untuk perkembangan
kepribadian anak. Dengan citra diri yang baik seseorang merasa aman dan
berkeinginan untuk mengeksplorasi dunia. Dia mau dan mampu mengambil
resiko, berani berkomunikasi dengan teman dan orang lain, serta mampu
menanggulangi stress.

6. Landasan Ilmiah Pelaksanaan Pendidikan Jasmani

a. Landasan Biologis bagi Pendidikan Jasmani


Pendidikan jasmani adalah disiplin yang berorientasi tubuh, di samping berorientasi
pada disiplin mental dan sosial. Guru pendidikan jasmani karenanya harus memiliki
penguasaan yang kokoh terhadap fungsi fisikal dari tubuh untuk memahami secara
lebih baik pemanfaatannya dalam kegiatan pendidikan jasmani. Khususnya dalam
masa modern dewasa ini, ketika pendidikan gerak dipandang teramat penting,
pengetahuan tentang bagaimana tubuh manusia berfungsi dipandang amat krusial
agar bisa melaksanakan tugas pengajaran dengan baik.

Joseph W. Still telah menghabiskan waktu bertahun-tahun untuk meneliti perilaku


fisikal dan intelektual manusia. Meskipun penelitiannya sudah berlangsung di masa
lalu, namun masih menemukan faktanya di masa kini, bahkan maknanya seolah
mendapatkan angin baru dalam era teknologi dewasa ini. Dalam penelitiannya, Still
menemukan bahwa keberhasilan manusia dalam pencapaian prestasi, baik dalam
hal prestasi fisikal maupun dalam prestasi intelektual, berhubungan dengan usia
serta dapat digambarkan dalam bentuk sebuah kurva, di mana kurva itu bisa menaik
dan bisa menurun, sesuai dengan perjalanan usia manusia.

b. Landasan Psikologis Pendidikan Jasmani


Pendidikan jasmani melibatkan interaksi antara guru dengan anak serta anak
dengan anak. Di dalam adegan pembelajaran yang melibatkan interaksi tersebut,

25
Kegiatan Pembelajaran 1

terletak suatu keharusan untuk saling mengakui dan menghargai keunikan masing-
masing, termasuk kelebihan dan kelemahannya. Dan ini bukan hanya berkaitan
dengan kelainan fisik semata-mata, tetapi juga dalam kaitannya dengan perbedaan
psikologis seperti kepribadian, karakter, pola pikir, serta tak kalah pentingnya
dalam hal pengetahuan dan kepercayaan.

Program pendidikan jasmani yang baik tentu harus dilandasi oleh pemahaman guru
terhadap karakteristik psikologis anak, dan yang paling penting dalam hal
sumbangan apa yang dapat diberikan oleh program pendidikan jasmani terhadap
perkembangan mental dan psikologis anak.

Studi dalam ilmu-ilmu psikologi mempunyai implikasi untuk para guru pendidikan
jasmani, terutama dalam wilayah atau sub-disiplin ilmu teori belajar, teori
pembelajaran gerak, perkembangan kepribadian, serta sikap. Kesemua sub-disiplin
itu, memberikan pemahaman yang lebih luas dalam hal bagaimana anak belajar, dan
yang terpenting upaya apa yang harus dipertimbangkan guru dikaitkan dengan
menciptakan lingkungan belajar yang memungkinkan anak belajar.

Kata psikologi berasal dari kata-kata Yunani psyche, yang berarti jiwa atau roh, dan
logos, yang berarti ilmu. Diartikan secara populer, psikologi adalah ilmu jiwa atau
ilmu pikiran. Para ahli psikologi mempelajari hakikat manusia secara ilmiah, dan
untuk memahami alam pikiran manusia, termasuk anak, termasuk ciri-ciri manusia
ketika belajar. Pendidikan jasmani lebih menekankan proses pembelajarannya pada
penguasaan gerak manusia. Pemahaman yang lebih mendalam terhadap
kecenderungan dan hakikat gerak ini, misalanya melalui teori gerak dan teori
belajar gerak, maka memungkinkan guru lebih memahami tentang kondisi apa yang
perlu disediakan untuk memungkinkan anak belajar secara efektif.

Jika dahulu para guru pendidikan jasmani lebih bersandar pada teori belajar
behaviorisme, yang lebih melihat proses pembelajaran dari perubahan perilaku
anak, maka dewasa ini sudah diakui adanya keharusan untuk memahami tentang
apa yang terjadi di dalam diri anak ketika mempelajari keterampilan gerak, yang
ditunjang oleh berkembangan teori belajar kognitivisme.

Bersandar secara berlebihan pada teori belajar behaviorisme tentu mengandung


kelemahan tertentu, karena mendorong dan membenarkan guru dengan proses

26
PJOK SD KK C

pembelajaran yang sangat mekanistis; sekedar terjadi persambungan antara


stimulus (aba-aba guru) dengan respons peserta didik (gerakan peserta didik), yang
diperkuat oleh adanya reinforcement (ucapan pujian dari guru). Akibatnya, guru
pun umumnya abai dengan bagaimana sebenarnya proses yang terjadi di dalam otak
dan perangkat gerak anak, sehingga guru tidak pernah terlalu mempertimbangkan
kualitas dari proses pembelajaran, termasuk keharusan untuk melibatkan proses
berpikir dari anak. Akhirnya, anak relatif tidak pernah punya gagasan apapun dalam
pelajaran, dan klaim bahwa pendidikan jasmani memiliki peranan dalam
pengembangan kemampuan intelektual anak tidak terbuktikan secara nyata.

Perkembangan teori belajar kognitivisme menguak fakta kekakuan proses


pembelajaran pendidikan jasmani tersebut. Dalam salah satu teori belajar
pengolahan informasi (information processing theory) diungkap bahwa idealnya
pembelajaran gerak adalah sebuah proses pengambilan keputusan, yang secara
hirarkis akan selalu melalui tiga tahapan yang tetap, yaitu tahap mengidentifikasi
stimulus, tahap memilih respons, dan tahap memprogram respons. Jika pada proses
pembelajaran peserta didik diberi kesempatan dan didorong untuk terus-menerus
meningkatkan kemampuan pengambilan keputusannya, maka secara pasti
kemampuannya tersebut terlatih, karena masing-masing perangkat yang
berhubungan dengan ketiga tahapan pengambilan keputusan itupun
kemampuannya semakin meningkat pula.

c. Landasan Sosiologis dalam Pendidikan Jasmani


Pendidikan jasmani adalah sebuah wahana yang sangat baik untuk proses
sosialisasi. Perkembangan sosial jelas penting, dan aktivitas pendidikan jasmani
mempunyai potensi untuk menuntaskan tujuan-tujuan tersebut. Seperangkat
kualitas dari perkembangan sosial yang dapat dikembangkan dan dipengaruhi
dalam proses pendidikan jasmani di antaranya adalah kepemimpinan, karakter
moral, dan daya juang.

Sosiologi berkepentingan dengan upaya mempelajari manusia dan aktivitasnya


dalam kaitannya dengan hubungan atau interaksi antar satu manusia dengan
manusia lainnya, termasuk sekelompok orang dengan kelompok lainnya. Di sisi lain,
sosiologi berhubungan juga dengan ilmu yang menaruh perhatian pada lembaga-
lembaga sosial seperti agama, keluarga, pemerintah, pendidikan, dan rekreasi.

27
Kegiatan Pembelajaran 1

Singkatnya, sosiologi adalah ilmu yang berkepentingan dalam mengembangkan


struktur dan aturan sosial yang lebih baik yang dicirikan oleh adanya kebahagiaan,
kebaikan, toleransi, dan kesejajaran sosial.

Dikaitkan dengan landasan tersebut, seorang guru pendidikan jasmani


sesungguhnya adalah seorang sosiologis yang perlu mengetahui prinsip-prinsip
umum sosiologi, agar mampu memanfaatkan proses pembelajarannya untuk
menanamkan nilai-nilai yang dapat dikembangkan melalui pendidikan jasmani.
Sebagaimana dikemukakan Bucher, guru yang mengerti sosiologi dalam konteks
kependidikan akan mampu mengembangkan minimal tiga fungsi: (1) pengaruh
pendidikan pada institusi sosial dan pengaruh kehidupan kelompok pada individu,
seperti bagaimana sekolah berpengaruh kepribadian atau perilaku individu; (2)
hubungan manusia yang beroperasi di sekolah yang melibatkan peserta didik, orang
tua, dan guru dan bagaimana mereka mempengaruhi kepribadian dan perilaku
individu; dan (3) hubungan sekolah kepada institusi lain dan elemen lain
masyarakat, misalnya pengaruh dari pendidikan pada kehidupan masyarakat kota.

D. Aktivitas Pembelajaran
Aktivitas pembelajaran pada materi Asas dan Falsfah PJOK meliputi:
1. Brainstroming tentang materi Asas dan Falsfah PJOK 1 meliputi: 1) Pengertian
pendidikan jasmani, 2) Pengertian Pendidikan Olahraga, 3). Pengertian
Pendidikan Kesehatan, 4). Tujuan dan Pentingnya Pendidikan Jasmani, 5).
Landasan Filosofis Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan, dan 6).
Landasan Ilmiah Pelaksanaan Pendidikan Jasmani. Pada pola In-On-In kegiatan
ini dilakukan saat In1.
2. Setelah itu peserta pembinaan karier dibagi dalam beberapa kelompok untuk
mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh fasilitator. Pada pola In-On-In
kegiatan ini dilakukan saat In1.
3. Menyimak penjelasan tujuan dan skenario pembelajaran dari Fasilitator. Pada
pola In-On-In kegiatan ini dilakukan saat In1.
4. Menyalin berkas (file) lembar kerja/work sheet (LK) tentang kesulitan belajar
peserta didik yang disediakan oleh Fasilitator. Pada pola In-On-In kegiatan ini
dilakukan saat In1.

28
PJOK SD KK C

5. Mengerjakan LK tersebut sesuai dengan langkah kerja yang disarankan. Jika


pola yang digunakan In-On-In, maka Saudara mengerjakan LK secara mandiri
atau bersama sama rekan seprofesi di kelompok kerja guru saat On.
6. Melakukan pemaparan hasil kerja di depan kelas dan diskusi, saat
Pengembangan keprofesian berkelanjutan menggunakan pola tatap muka
penuh atau saat In2 pada pola In-On-In.
7. Melakukan perbaikan sesuai dengan hasil diskusi dan saran dari fasilitator saat
Pengembangan keprofesian berkelanjutan menggunakan pola tatap muka
penuh atau saat In2 pada pola In-On-In. Dengan aktivitas ini Saudara dapat
menerapkan karakter gotong royong melalui aktivitas saling berbagi informasi
dan bekerja sama untuk mendapatkan hasil terbaik.
8. Mengumpulkan hasil pemaparan dalam bentuk LK yang telah direvisi sebagai
tagihan, pada pola In-On-In pengumpulan hasil paparan atau tagihan dilakukan
pada saat In2.
9. Menyimak penguatan yang diampaikan oleh fasilitator. pada pola In-On-In
penguatan dilakukan pada saat In2.
10. Fasilitator melakukan penilaian selama proses dan di akhir program pembinaan
karier

29
Kegiatan Pembelajaran 1

Berikut Lembar Kegiatan KP 1 Asas dan Falsafah PJOK 2

LK-KK.C.Pro.KP1.1

LEMBAR KERJA

Kegiatan : Menguraikan filosofi pendidikan jasmani, pendidikan olahraga, dan


pendidikan kesehatan dalam Pembelajaran PJOK
Waktu : .......... X 45 menit
Bahan : Filosofi pendidikan jasmani 1, Pengembangan materi PPPPK, dan
PKJ 2
Tujuan : Menyimpulkan landasan filosofis pendidikan jasmani, olahraga, dan
kesehatan
Nilai Utama yang Ingin Dikembangkan

1. Gotong royong
2. Tanggung jawab
3. Kejujuran
4. Menghargai perbedaan pendapat / orang lain

Skenari Lembar Kerja.


1. Cermati dan telaah materi pada modul KP 1 : Asas dan falsafah Pendidikan
Jasmani, Olahraga dan Kesehatan 1 (PJOK 1)!
2. Berikan pernyataan Saudara berkaitan dengan pertanyaan-pertanyaan yang
ada di kolom berukut!
3. Lakukkan verifikasi pekerjaan LK Saudara dengan pasangan Saudara, dan
berikanlah catatan perbaikan jika diperlukan.
4. Saudara akan dinilai oleh Fasilitator selama proses dan di akhir pembelajaran.
5. Saudara dipersilahkan menyimak penguatan yang diampaikan oleh Fasilitator.

30
PJOK SD KK C

Selamat mengerjakan

No. Pertanyaan Pernyataan

1. Apa yang Saudara pahami

berkaitan dengan

pengertian pendidikan

jasmani?

2. Apa yang Saudara pahami

dengan pengertian

pendidikan olahraga?

3. Apa yang Saudara pahami

dengan pengertian

olahraga?

4. Apa yang Saudara pahami

dengan pengertian

pendidikan kesehatan?

6. Berkaitan dengan pengertian-pengertian tersebut di atas, apa dasar filosofi


pendikan jasmani, olahraga dan kesehatan?
Selamat bekerja.

31
Kegiatan Pembelajaran 1

E. Latihan/ Kasus/Tugas

Evaluasi Kegiatan Belajar

1. pendidikan jasmani merupakan bagian integral dari pendidikan secara


keseluruhan melalui berbagai kegiatan jasmani yang bertujuan
mengembangkan secara organik, neuromuskuler, intelektual dan emosional.. Ini
merupakan pengertian pendidikan jasmani yang dikemukakan olahe . . . .
A. Abdul Kadir Ateng
B. Sukintaka
C. UNESCO
D. Rusli Lutan
2. Pengertian pendidikan olahraga adalah …
A. Suatu Aktifitas yang besifat kompetitif
B. Aktifitas pembelajaran jasmani
C. Aktifitas motorik-motorik
D. Pendidikan jasmani
3. Pendidikan jasmani adalah disiplin yang berorientasi tubuh, di samping
berorientasi pada disiplin mental dan sosial, hal ini sesuai dengan orientasi
pendidikan jasmani sesuai ....
A. Landasan sosiologis dalam pendidikan jasmani
B. Landasan etimologis dalam pendidikan jasmani
C. Landasan psikologis pendidikan jasmani
D. Landasan biologis bagi pendidikan jasmani
4. Mengembangkan kepercayaan diri dan kemampuan untuk menguasai
keterampilan gerak dasar yang akan mendorong partisipasinya dalam aneka
aktivitas jasmani, merupakan salah satu tujuan pendidikan jasmani. Berikut
contoh bentuk yang dapat diterapkan....
A. Sebagai anggota tim sepak bola memberikan kontribusi strategi permainan
jika instrusikan.
B. Melakukan latihan memanah dengan sungguh-sungguh jika dimasukkan
dalam tim panahan.

32
PJOK SD KK C

C. Sebagai anggota tim futsal di SD, berpartisipasi aktif, menggunakan


keterampilan bermain, menerapkan strategi, dan semangat dalam
permainan kasti .
D. Melaksanakan sungguh-sungguh kegiatan latihan dalam tim sepak bola bila
diamati oleh guru.
5. Pembelajaran pendidikan jasmani menekankan pada tiga ranah yaitu sikap,
pengetahuan, dan keterampilan, salah satu ciri yang nampak nyata adalah…:
A. sikap religi
B. sikap sosial
C. pengetahuan
D. Psikomotor
6. Proses pendidikan yang memanfaatkan aktivitas fisik untuk menghasilkan
perubahan holistik dalam kualitas individu, baik dalam hal fisik, mental, serta
emosional adalah…
A. Pengertian pendidikan olahraga
B. Pengertian pendidikan kesehatan
C. Pengertian pendidikan jasmani
D. TujuanPendidikan jasmani
7. Ciri-ciri olahraga adalah…
A. Bersifat kompetitif
B. Orientasi pada uang
C. Peraturan bisa dirubah selama kegiatan berlangsung
D. Teknik bermain tidak terorganisir
8. Seorang guru harus memahami karakteristik dari peserta didik, hal ini
berlandaskan pada ….
A. Biologis
B. Psikologis
C. Psikomotoris
D. Sosiologis

33
Kegiatan Pembelajaran 1

9. Berdasarkan tinjauan ada sekitar 10 (sepuluh) tinjauan dalam membedakan


pendidikan jasmani dan mana olahraga, dintaranya…
A. Tujuan
B. Aturan
C. Motivasi
D. Perlakukan
10. Dalam pendidikan jasmani seluruh anak memiliki tingkat kecepatan yang
bervariasi dalam pembelajaran, anak dengan kecepatan kurang baik (lamban)
harus diperhatikah secara lebih khusus sehingga mampu beradaptasi dengan
lingkungan dan pada akhirnya dapat mencapai tujuan pembelajaran yang
diinginkan. Sedangkan pada olahraga anak yang memiliki kelambanan akan
ditinggalkan karena hanya menghambat proses pembelajaran, dan mengganggu
pencapaian prestasi tinggi yang diinginkan. Perbedaan ini ditinjau dari …
A. Pemanduan bakat
B. Pusat orientasi
C. Perlakuan
D. Jenis aktivitas

34
PJOK SD KK C

F. Rangkuman

Pendidikan jasmani pada hakikatnya adalah proses pendidikan yang memanfaatkan


aktivitas fisik untuk menghasilkan perubahan holistik dalam kualitas individu, baik
dalam hal fisik, mental, serta emosional.

Ada tiga hal penting yang menjadi sumbangan unik dari pendidikan jasmani, yaitu:

1. Meningkatkan kebugaran jasmani dan kesehatan peserta didik.


2. Meningkatkan terkuasainya keterampilan fisik yang kaya.
3. Meningkatkan pengertian peserta didik dalam prinsip-prinsip gerak serta
bagaimana menerapkannya dalam praktek.

Dalam mempelajari pendidikan jasmani, maka kita perlu mempelajari pula dasar-
dasar pemikiran kependidikan jasmanian tentang:

1. Kebugaran dan kesehatan


2. Keterampilan fisik
3. Terkuasainya prinsip-prinsip gerak
4. Kemampuan berpikir
5. Kepekaan rasa
6. Keterampilan sosial
7. Kepercayaan diri dan citra diri (self esteem)

Disamping dasar-dasar kependidikan jasmanian diatas, perlu kita pelajari landasan-


landasan ilmiah pelaksanaan pendidikan jasmani untuk menunjang dalam
mendesain dan melaksanakan pembelajaran PJOK, minimalnya kita melandaskan
dari tiga sudut pandang:

1. Landasan biologis
2. Landasan psikologis, dan
3. Landasan sosiologis

Setidaknya ada sepuluh perbedaan antara pendidikan jasmani dengan olahraga


kompetitif (sports), yaitu ditinjau dari tujuan pengembangan, sifat pengembangan,
pusat orientasi, jenis aktivitas, perlakuan, penerapan aturan permainan,
pertandingan, penilaian, partisipasi, dan pemanduan bakat.

35
Kegiatan Pembelajaran 1

G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut

Setelah Saudara mempelajari dan mengerjakan latihan/kasus/tugas kegiatan


pembelajaran ini dengan menjawab semua soal di atas, cocokkan hasil jawaban
Saudara dengan kunci jawaban tes yang ada dan hitunglah jawaban Saudara dengan
benar. Kemudian gunakan formula matematis di bawah ini untuk mengetahui
tingkat penguasaan Saudara dalam materi kegiatan pembelajaran di atas.

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑗𝑎𝑤𝑎𝑏𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑏𝑒𝑛𝑎𝑟


Rumus : Tingkat Penguasaan = 𝑋 100%
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑜𝑎𝑙

Kriteria tingkat penguasaan yang dicapai:


90 % - 100 % Baik sekali
80 % - 89 % Baik
70 % - 79 % Cukup
60 % - 69 % Kurang
60 ke bawah Kurang sekali

Bila Saudara telah mencapai tingkat penguasaan 80 % atau lebih, anda dapat
meneruskan dengan Kegiatan Belajar berikutnya. Bagus ! Tetapi bila tingkat anda
masih di bawah 80 %, anda harus mengulangi Kegiatan Pembelajaran ini dengan
focus sebagai nilai karakter integritas Saudara, terutama bagian yang belum anda
kuasai. Jangan hanya bersandar pada kunci jawaban yang ada.

36
PJOK SD KK C

Kegiatan Pembelajaran 2
Pengembangan Materi Ppk
A. Tujuan

Setelah membaca dan mengikuti kegiatan pembelajaran 2 (dua) ini, Saudara mampu
memahami: hakekat dan prinsip PPPK, peralatan PPPK dan cara penggunaannya,
dan kecelakaan yang sering terjadi dengan cara pertolongannya, serta menerapkan
nilai-nilai kerjasama, tanggungjawab dan kemandirian.

B. Indikator Pencapaian Kompetensi

1. Mengidentifikasi hakekat dan prinsip PPPK.


2. Mengidentifikasi peralatan PPPK dan cara penggunaannya.
3. Mengidentifikasi kecelakaan yang sering terjadi dan cara pertolongannya.
4. Menerapkan nilai-nalai kerjasama, tanggungjawab, dan kemandirian.

C. Uraian Materi

1. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar

Berikut Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Pendidikan Kesehatan untuk kelas 1
s.d kelas 6 Sekolah Dasar

KOMPETENSI INTI 3 (PENGETAHUAN) KOMPETENSI INTI 4 (KETERAMPILAN)


3. Memahami pengetahuan faktual 4. Menyajikan pengetahuan faktual
dengan cara mengamati, mendengar, dalam bahasa yang jelas dan logis, dalam
melihat, membaca] dan menanya karya yang estetis, dalam gerakan yang
berdasarkan rasa ingin tahu tentang mencerminkan anak sehat, dan dalam
dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan tindakan yang mencerminkan perilaku
kegiatannya, dan benda-benda yang anak beriman dan berakhlak mulia
dijumpainya di rumah dan di sekolah

37
Kegiatan Pembelajaran 2

KOMPETENSI DASAR KOMPETENSI DASAR


Kelas I
3.8 Memahami bagian-bagian tubuh, 4.8 Menceritakan bagian-bagian tubuh,
bagian tubuh yang boleh dan tidak boleh bagian tubuh yang boleh dan tidak boleh
disentuh orang lain, cara menjaga disentuh orang lain, cara menjaga
kebersihannya, dan kebersihan pakaian kebersihannya, dan kebersihan pakaian
Kelas II
3.9 Memahami cara menjaga kebersihan 4.9 Menceritakan cara menjaga
lingkungan (tempat tidur, rumah, kelas, kebersihan lingkungan (tempat tidur,
lingkungan sekolah, dan lain-lain) rumah, kelas, lingkungan sekolah).
Kelas III
3.9 Memahami perlunya memilih 4.9 Menceritakan perlunya memilih
makanan bergizi dan jajanan sehat makanan bergizi dan jajanan sehat untuk
untuk menjaga kesehatan tubuh menjaga kesehatan tubuh
sederhana dan atau tradisional
Kelas IV
3.9 Memahami jenis cidera dan cara 4.9 Mendemonstrasikan cara
penanggulangannya secara sederhana penanggulangan jenis cidera secara
saat melakukan aktivitas fisik dan dalam sederhana saat melakukan aktivitas fisik
kehidupan sehari-hari dan dalam kehidupan sehari- hari.
3.10 Menganalisis perilaku terpuji dalam 4.10 Mendemonstrasikan perilaku
pergaulan sehari-hari (antar teman terpuji dalam pergaulan sehari-hari
sebaya, orang yang lebih tua, dan orang (antar teman sebaya, orang yang lebih
yang lebih muda) tua, dan orang yang lebih muda)
Kelas V
3.9 Memahami konsep pemeliharaan diri 4.5 Menerapkan konsep pemeliharaan
dan orang lain dari penyakit menular diri dan orang lain dari penyakit
dan tidak menular menular dan tidak menular
3.10 Memahami bahaya merokok, 4.10 Memaparkan bahaya merokok,
minuman keras, dan narkotika, zat-zat meminum minuman keras, dan
aditif (NAPZA) dan obat berbahaya mengonsumsi narkotika, zat-zat aditif
lainnya terhadap kesehatan tubuh (NAPZA) dan obat berbahaya lainnya

38
PJOK SD KK C

KOMPETENSI DASAR KOMPETENSI DASAR


terhadap kesehatan tubuh
Kelas VI
3.9 Memahami tindakan P3K pada 4.9 Memaparkan tindakan P3K pada
kejadian darurat, baik pada diri sendiri kejadian darurat, baik pada diri sendiri
maupun orang lain maupun orang lain
3.10 Memahami perlunya pemeliharaan 4.10 Memaparkan perlunya
kebersihan alat reproduksi pemeliharaan kebersihan alat
reproduksi

2. Hakikat dan Prinsip-Prinsip PPPK

Manusia sebagai makhluk hidup selalu bergerak untuk memenuhi ruang, waktu, dan
keadaan lainnya setiap hari. Kegiatan yang dilakukan di dalam dan di luar ruangan
yang dilakukan dapat beresiko mengalami kecelakaan.

Meskipun bukan suatu hal yang diharapkan, kecelakaan memerlukan langkah


antisipatif yang diantaranya dengan mengetahui atau mendiagnosa penyakit
maupun akibat kecelakaan, penanganan terhadap korban dan evakuasi korban bila
diperlukan. Hal ini memerlukan pengetahuan Pertolongna Pertama pada
Kecelakaan (PPPK) agar korban tidak mengalami resiko cidera yang lebih besar.

a. Pengertian PPPK
Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan adalah pertolongan darurat yang diberikan
kepada korban kecelakaan, maupun yang sakit mendadak secara tepat dan cepat
dan sementara sebelum mendapat pertolongan lanjutan dari tenaga medis bila
diperlukan. Sifat dari pertongan pertama ialah memberikan perasaan ketenangan
kepada korban, mencegah atau mengurangi rasa takut dan gelisah, dan mengurangi
bahaya yang lebih besar.

b. Tujuan PPPK
Orang selalu berusaha menghindari penyakit atau kecelakaan. Tetapi tidak seorang
pun tahu kapan penyakit atau kecelakaan itu akan datang. Karena itu kita harus

39
Kegiatan Pembelajaran 2

selalu berusaha untuk memperkecil akibat dari musibah atau kecelakaan yang
mungkin sewaktu-waktu akan menimpa diri atau sanak keluarga kita.

Kecelakaan itu bermacam-macam dan penanganannyapun memerlukan


keterampilan dan pengetahuan sendiri-sendiri. Kecelakaan dapat terjadi di mana-
mana misalnya, kecelakaan di rumah, di perjalanan, di sekolah, di tempat kerja, di
kolam renang, di tempat-tempat rekreasi dan di tempat-tempat lain. Sebagai akibat
kecelakaan, korban dapat meninggal seketika, pingsan, luka berat dan luka ringan.

Korban kecelakaan yang masih hidup memerlukan pertolongan yang cepat, supaya
korban terhindar dari bahaya maut. Di sinilah letak fungsi pertolongan pertama
sebelum tenaga medis datang. Bila dilakukan dengan benar, pertolongan pertama
pada kecelakaan dapat menolong jiwa seseorang. Tetapi bila dilakukan dengan
salah, bahkan dapat membahayakan jiwa korban.

Oleh karena itu, orang yang memberikan pertolongan pertama harus mempunyai
pengetahuan, keterampilan dan mampu melihat situasi dan kondisi korban sebelum
melakukan pertolongan pertama. Tindakan-tindakan yang harus dilakukan dalam
memberikan pertolongan pertama, antara lain:

1) Panggillah dokter secepat mungkin atau bila dokter tak mungkin segera
datang, kirimkanlah penderita segera ke rumah sakit.
2) Hentikan perdarahan.
3) Cegah dan atasi shock atau gangguan keadaan umum yang lainnya.
4) Cegahlah infeksi.
Tujuan pertolongan pertama pada kecelakaan adalah sebagai berikut.
1) Menyelamatkan nyawa atau mencegah kematian
o Memperhatikan kondisi dan keadaan yang mengancam korban.
o Melaksanakan Resusitasi Jantung dan Paru (RJP) kalau perlu.
o Mencari dan mengatasi pendarahan.
2) Mencegah cacat yang lebih berat (mencegah kondisi memburuk)
o Mengadakan diagnose.
o Menangani korban dengan prioritas yang logis.
o Memperhatikan kondisi atau keadaan (penyakit) yang tersembunyi.

40
PJOK SD KK C

3) Menunjang penyembuhan
o Mengurangi rasa sakit dan rasa takut.
o Mencegah infeksi.
o Merencanakan pertolongan medis serta tranportasi korban dengan
tepat.
c. Prinsip-prinsip PPPK
Prinsip-prinsip atau sikap dalam melakukan usaha pertolongan pertama pada
kecelakaan adalah sebagai berikut.
1) Bersikap tenang dan tidak panik.
2) Berikan pertolongan dengan cara yang cepat dan tepat.
3) Sebelum mengetahui berat ringannya cidera yang dialami, jangan cepat-cepat
memindahkan atau menggeser korban.
4) Jika ada luka, diusahakan agar korban tidak melihatnya, sebab dapat membuat
korban menjadi panik.
5) Setelah mendapat pertolongan pertama, korban sebaiknya segera dibawa ke
dokter, rumah sakit, Puskesmas untuk penanganan selanjutnya.

3. Peralatan PPPK dan Cara Penggunaan

Perlengkapan pertolongan pertama pada kecelakaan minimal yang perlu


dipersiapkan dalam usaha memberikan pertolongan, antara lain sebagai berikut.
a. Peralatan PPPK
1) Kasa Pembalut (Perban)
Perban terbuat dari kain yang jarang dan tipis. Perban ini dipergunakan untuk
membalut luka yang sudah ditutup kasa steril.

2) Kasa Steril
Kasa yang sudah disterilkan digunakan untuk menutup luka perban. Kasa steril
adalah kain yang bebas dari kuman-kuman penyakit.

3) Plester
Plester digunakan untuk meletakkan kasa penutup agar tidak terlepas. Dalam
meletakkan kasa penutup, plester ditempatkan pada beberapa tempat dan
jangan melewati bagian tengah luka.

41
Kegiatan Pembelajaran 2

4) Plester obat
Plester obat (plester yang mengandung obat) biasanya digunakan untuk
menutup luka kecil yang telah dibersihkan, misalnya akibat teriris atau tersayat
benda tajam. Pada permukaan tengah plester terdapat lapisan yang
mengandung obat.

5) Pembalut Segitiga (Mitella)


Pembalut segitiga biasanya digunakan untuk korban yang mengalami
kecelakaan seperti patah tulang lengan, luka di kepala atau cedera pada sendi
lutut. Pembalut segitiga terbuat dari kain putih dengan ukuran 90 cm dan 125
cm. Pinggirnya tidak dijahit agar ketika dipakai tidak menekan luka atau cedera.

6) Kapas
Kapas digunakan untuk membersihkan luka atau mengoleskan obat. Biasanya
sebelum digunakan, kapas terlebih dahulu dibasahi dengan air bersih yang
steril atau larutan pembersih luka, setelah itu baru dipakai untuk
membersihkan luka yang kotor.

7) Gunting
Gunting yang digunakan sebaiknya gunting perban tahan karat.

8) Lampu senter
Lampu senter digunakan untuk melihat luka tertentu agar lebih jelas, misalnya
suatu benda yang masuk ke telinga atau melihat benda yang sangat kecil di
dalam luka.

9) Pinset (Jepitan)
Pinset digunakan untuk mengambil suatu benda yang kecil di dalam luka atau
mengambil kotoran yang melekat pada permukaan luka. Pinset juga biasanya
dipakai untuk menjepit kapas atau kasa steril. Sebelum dipakai sebaiknya
pinset dibersihkan dahulu dengaan alkohol 70% atau direbus.

42
PJOK SD KK C

b. Obat-obatan P3K
1) Obat Luka Ringan
Jenis obat:
a) Obat merah (mercurochroom)
b) Betadine
Cara penggunaannya:
Bersihkan luka dengan obat pencuci luka terlebih dahulu, kemudian
oleskan obat pada luka.

Kegunaannya:
Mempercepat penyembuhan pada luka yang ringan seperti tersayat benda
tajam dan menghindarkan luka dari kotoran agar tidak infeksi.

2) Obat Pencuci Luka


Jenis obat:
a) Rivanol
b) Alkohol 70%
c) Boorwater (larutan boric)
Cara penggunaannya:
Bersihkan luka dengan obat pencuci luka agar bersih dan steril kemudian
oleskan obat pada luka.

Kegunaannya:
Mempercepat penyembuhan pada luka yang ringan seperti tersayat benda
tajam dan menghindarkan luka dari kotoran agar tidak infeksi.

3) Obat Luka Bakar


Jenis Obat:
a) Bioplacenton
b) Salep minyak ikan
c) Lidah Buaya

Cara Penggunaannya:
Bersihkan luka dengan obat pencuci luka agar bersih dan steril kemudian
oleskan obat pada luka. Potong pangkal daun lidah buaya Biarkan sampai

43
Kegiatan Pembelajaran 2

lender keluar Oleskan lender lidah buaya pada bagian yang sakit hingga
merata sesering mungkin.

Kegunaannya:
Mempercepat penyembuhan pada luka bakar.

4. Kecelakaan yang Sering Terjadi dan Cara Pertolongannya

Pada bagian ini akan mempelajari berbagai kecelakaan yang sering terjadi dan cara
pertolongannya antara lain: shock, pendarahan, pernapasan berhenti, luka, patah
tulang, terkenan arus listrik, dan pingsan. Penjelasan materi akan diuraikan sebagai
berikut.

Coba diskusikan apa yang harus kalian lakukan ketika menemukan korban? Coba
kalian pelajari materi berikut ini.

a. Shock
Shock adalah gangguan keadaan umum yang disebabkan karena peredaran darah ke
otak berkurang, kelelahan, kekurang makanan.

1) Gejala-gejalanya

a) Perasaan mau jatuh.


b) Pandangan berkunang-kunang, telinga berdenging.
c) Lemas, keluar keringat dingin.
d) Menguap.
e) Denyut nadi lambat.

2) Apa yang harus kita lakukan bila ada korban pingsan/shock?

a) Baringkan korban dengan tungkai ditinggikan.


b) Longgarkan pakaian.
c) Usahakan korban menghirup udara segar.
d) Periksa cedera lainnya.
e) Beri selimut, agar badannya hangat.
f) Biarkan korban istirahat dahulu bila kesadarannya pulih.

44
PJOK SD KK C

g) Bila tidak cepat pulih, maka:


o Periksa napas dan sendi.
o Posisikan stabil.
o Rujuk ke fasilitas kesehatan.

b. Pendarahan
Pada tiap-tiap luka akan terjadi pendarahan. Pendarahan dapat terjadi di dalam atau
di luar badan. Supaya tidak terjadi infeksi, tiap luka baik itu luka luar maupun luka
dalam badan harus diambil tindakan yang cepat. Kita harus membedakan dari mana
darah itu keluar, apakah pendarahan itu keluar dari arteri, vena (pembuluh darah
balik), atau kapiler (pembuluh darah rambut).

Pendarahan arteri warnanya merah muda, dan darah keluar dengan memancar
sesuai dengan denyutan jantung. Pendarahan vena warnanya merah tua, keluarnya
cepat, tidak ada pancaran. Pendarahan kapiler warnanya merah tua atau merah
muda, tidak cepat dan berdenyut, menyelubungi permukaan luka.

Tindakan terhadap Pendarahan Luar


1) Menekan dengan Pembalut Tekan
Cara melakukannya: di atas luka diletakkan kain kasa, kemudian dibalut dengan
kain pembalut. Kain kasa akan menutupi dan menekan darah yang keluar.
Pendarahan vena dan pendarahan yang tidak berat dapat dihentikan dengan
cara tersebut. Kalau tidak ada kain kasa, dapat juga dipergunakan sapu tangan
yang bersih. Jika terjadi pendarahan di tangan atau di kaki, tangan atau kaki
harus diangkat ke atas.

2) Menekan dari atas tempat tekanan


Kalau terjadi pendarahan arteri dan pendarahan lain yang tidak dapat di
hentikan setelah 5 menit dengan pembalut tekan, maka tekanan harus
dilakukan pada tempat-tempat tertentu, yaitu tempat dimana arteri menyilang
pada tulang. Tempat yang harus ditekan, yaitu tempat antara luka dan jantung,
tempat yang paling dekat dengan luka arteri menyilang tulang. Setelah
pendarahan berhenti, lakukan penekanan dengan pembalut tekan.

45
Kegiatan Pembelajaran 2

3) Menahan pendarahan dengan tourniquet


Menahan pendarahan dengan tourniquet hanya dapat dilakukan dalam keadaan
yang memaksa sekali, karena penggunaan tourniquet ada bahayanya. Jika
penolong menggunakan tourniquet, ia harus segera diberitahukan kepada
dokter, bahwa ia menggunakan tourniquat.

c. Pernapasan Berhenti (Asphyxia)


Pernapasan berhenti (asphyxia) disebut dengan “mati lemas”. Dalam bahasa Yunani
asphyxia berarti “tidak berdenyut”, tidak tepat sebab pada kematian karena asphyxia
nadi sebenarnya masih dapat berdenyut untuk beberapa menit setelah pernapasan
berhenti. Pernapasan berhenti (asphyxia) adalah kekurangan oksigen yang
disebabkan oleh terganggunya saluran pernapasan.
1) Sebab-Sebab Terhentinya Pernapasan
a) Terhalangnya udara yang masuk ke dalam paru-paru, misalnya karena
tercekik, kemasukkan benda asing ke dalam tenggorokan atau
kemasukkan air karena tenggelam.
b) Kelumpuhan pada pusat pernapasan di otak, misalnya karena pukulan
keras di kepala atau perut, udara yang terlalu dingin atau terlalu
panas, terkena aliran listrik.
c) Sel-sel darah merah tidak dapat bekerja dengan baik.
d) Kurangnya oksigen dalam udara, misalnya di ruangan yang tertutup
rapat.

2) Pertolongan Pertama
a) Memindahkan korban ketempat yang udaranya bersih.
b) Mengeluarkan segala benda yang menyumbat tenggorokkan.
c) Menutup badan korban dengan selimut supaya hangat.
d) Melakukan pernapasan buatan.

d. Luka
Luka adalah jaringan kulit yang terputus, robek, rusak oleh suatu sebab.
1) Jenis-jenis luka
a) Luka memar (kena pukul).
b) Luka gores.

46
PJOK SD KK C

c) Luka tusuk.
d) Luka potong.
e) Luka bacok.
f) Luka robek.
g) Luka tembak.
h) Luka bakar.

2) Dasar-dasar pertolongannya
a) Hentikan pendarahan.
b) Tinggikan anggota badan yang terluka.
c) Ulas luka diulas dengan mercurrohchoom 2%.
d) Tutup dengan kasa steril, lalu di atasnya diletakkan kapas lalu dibalut
perban. Setelah luka ditaburi obat dapat juga langsung dibalut dengan
pembalut cepat.
e) Bila luka lebar dan dalam segera bawa ke rumah sakit.
f) Gunakan obat tradisional yang banyak terdapat disekeliling kita, misal
luka bakar dengan menggunakan lidah buaya, luka memar dengan
menggunakan daun jambu biji, dan sebagainya.

e. Patah Tulang
Ada dua macam patah tulang, yaitu:

o Patah tulang tertutup, kalau tidak ada kerusakan pada kulit.


o Patah tulang terbuka, kalau ujung-ujung tulang yang patah menusuk kulit
sampai kelihatan keluar.

1) Tanda-Tanda Patah Tulang

a) Terasa sakit pada tempat yang patah, lebih-lebih kalau digerakkan.


b) Tidak mungkin dapat bergerak.
c) Kalau ujung-ujung tulang yang patah mendorong ke dalam, lengan
atau kaki akan menjadi lebih pendek.
d) Tempat patah tulang membengkak.

47
Kegiatan Pembelajaran 2

2) Upaya Pertolongan

a) Pada patah tulang terbuka, pertama-tama harus dihentikan


pendarahannya lalu ditutup dengan kain bersih, kemudian dipasang
bidai agar tidak bergerak sewaktu dibawa ke dokter, rumah sakit atau
Puskesmas.
b) Pada patah tulang tertutup, korban diberikan agar tidak banyak
bergerak, sehingga tidak bertambah sakit dan memperburuk keadaan
patah tulangnya.
c) Bila tidak ada bidai pada kecelakaan patah tulang kaki, bantal dapat
dipakai sebagai ganjal atau apa saja, agar korban merasa enak dan
tidak bertambah sakit

Gambar 5. Peralatan dan cara memberikan pertolongan pada kecelakaan


luka dan patah tulang

48
PJOK SD KK C

f. Terkena Aliran Listrik


Shock listrik terjadi bila tubuh seseorang dilalui arus listrik, badannya kena
kawat listrik, kena pesawat listrik atau kena halilintar.
1) Gejala-gejalanya
a) Kesadaran hilang
b) Pernapasan berhenti, karena lumpuhnya pusat pernapasan.
c) Kadang-kadang luka terbakar hebat.
d) Terdapat pendarahan halus pada kulit.

2) Cara Melepaskan dari Arus Listrik


a) Pertama-tama melepaskan kontak antara korban dengan pembawa
arus listrik. Sangat berbahaya melepaskan korban dengan tangan,
atau memegang badan atau pakaiannya, terlebih-lebih jika badan
atau pakaian korban basah, misalnya karena keringat.
b) Kalau sekering listrik dekat, putuskan sekering dengan segera. Kalau
tidak ada sekering, lakukanlah hal-hal sebagai berikut.
c) Berdirilah di atas papan yang kering atau di atas pakaian kering.
d) Balutlah tangan dengan pakaian kering dan tebal, atau memakai
sarung tangan karet.
e) Tariklah korban pada pakaiannya yang kering untuk melepaskan
korban dari pembawa arus listrik.
f) Tindakan selanjutnya, kalau korban tidak bernapas, buatlah
pernapasan buatan. Pernapasan buatan harus dilakukan sampai
korban dapat bernapas kembali. Setelah korban dapat bernapas
kembali, balutlah lukanya.

g. Pingsan
Pingsan adalah suatu kondisi kehilangan kesadaran yang mendadak, dan biasanya
sementara, yang disebabkan oleh kurangnya aliran darah dan oksigen ke otak.
Kehilangan kesadaran secara tiba-tiba, biasanya hanya beberapa detik atau menit,
karena otak tidak mendapatkan cukup oksigen.

49
Kegiatan Pembelajaran 2

1) Penyebab Pingsan

a) Postural hipotensi adalah suatu kondisi umum. Hal ini terjadi ketika
seseorang telah duduk selama beberapa saat dan kemudian tiba-tiba
mengalami perasaan pusing ketika berdiri.
b) Dehidrasi parah juga menyebabkan pingsan. Hal ini terutama
terlihat pada anak-anak yang banyak olahraga di luar ruangan
selama musim panas. Hilangnya cairan diterjemahkan kurangnya
darah tersedia di otak dan otot. Penurunan volume darah adalah
yang menyebabkan pingsan pada anak-anak.
c) Anemia adalah suatu kondisi kurangnya salah satu sel darah merah
atau hemoglobin. Hal ini menyebabkan kurangnya jumlah oksigen
mencapai otak yang menyebabkan pingsan.
d) Setiap jenis perubahan irama jantung dapat mengakibatkan fluktuasi
dalam jumlah darah yang dipompa ke berbagai bagian tubuh atau
yang disebut arrhythmia. Kondisi katup jantung juga dapat
menyebabkan arrhythmia, sekali lagi yang dapat menyebabkan
perubahan dalam fungsi hati. Ketersediaan oksigen dalam tubuh
yang tiba-tiba menurun dapat menyebabkan pingsan.
e) Serangan jantung ringan atau segala jenis kematian jantung
mendadak juga dapat menyebabkan seseorang pingsan.
f) Vasovagal syncope atau neurocardiogenic syncope adalah suatu
kondisi di mana penurunan tekanan darah akibat tindakan saraf vagus
dan membuat orang pingsan. Hal ini biasanya terlihat ketika seseorang
tiba-tiba mendengar berita buruk atau melihat gambar berdarah,
dan lainnya.
g) Pingsan selama kehamilan juga umumnya terjadi. Ada banyak faktor
yang menyebabkan pingsan selama kehamilan. Kurang gizi, anemia,
telentang untuk waktu lama, bisa menyebabkan pingsan selama
kehamilan.
h) Penurunan gula darah tiba-tiba menyebabkan penurunan glukosa
yang tersedia untuk fungsi otak. Hal ini dapat dilihat pada penderita
diabetes yang cenderung overdosis insulin. Jika orang kehilangan
dosis, mungkin tergoda mengambil dosis insulin tambahan untuk

50
PJOK SD KK C

menebus dosis yang terabaikan. Dalam kasus tersebut, gula darah


cenderung tiba-tiba jatuh, dan membuat orang menjadi shock insulin.
i) Occupational syncope merupakan orang yang pingsan karena
pemicu yang merupakan fungsi tubuh normal, seperti batuk,
bersin, jatuh dari bangku, mengejan pada saat buang air besar, atau
lainnya.
j) Ketidakseimbangan elektrolit dalam tubuh dapat juga membuat
seseorang merasa pusing. Ini karena perubahan konsentrasi cairan
dalam tubuh dan juga secara langsung mempengaruhi tekanan
darah dalam tubuh.
k) Kadang-kadang, seseorang pingsan sebagai akibat dari reaksi alergi
terhadap beberapa obat atau pengobatan.

2) Gejala-gejala Pingsan

Gejala-gejala pingsan dapat diketahui ketika seseorang mengalami pusing ketika


duduk atau berdiri, mual, badan panas, dingin, berkeringat, dan kulit pucat sebelum
mereka akan pingsan.

3) Pertolongannya

Langkah pertama yang harus diambil ada yang pingsan adalah seperti berikut.

a) Mengembalikan kesadarannya dengan memberikan bau-bauan yang


menyengat seperti parfum atau minyak kayu putih.
b) Buat kepalanya lebih rendah dari kaki agar darah bisa mengalir ke
otak.
c) Jika korban pingsan muntah miringkan kepalanya agar jalur
pernapasannya bisa lancar kembali.
d) Jika sudah sadar beri air minum.

51
Kegiatan Pembelajaran 2

5. Pertolongan Kecelakaan di Air Menggunakan Sistem Resusitasi


Jantung dan Paru (RJP)

Pernafasan buatan adalah suatu tindakan yang dilakukan untuk menolong jiwa
seseorang dengan jalan menimbulkan pernafasan yang spontan dan teratur. Orang
tanpa hidup dengan bernafas lebih dari beberapa menit saja. Oleh karena itu,
pernafasan buatan harus dilakukan dengan segera dan cara yang benar.

a. Pedoman dalam Melakukan Pernafasan Buatan

Pedoman yang harus dikerjakan sebelum melakukan pernafasan buatan adalah


membersihkan saluran pernafasan dan melonggarkan pakaian yang ketat.
Kemudian, lakukanlah pernafasan buatan dengan pedoman sebagai berikut.

1) Lakukanlah pernafasan dengan segera. Apabila terlambat, jiwa penderita


tidak akan tertolong.
2) Lakukan pernafasan buatan yang telah kamu kuasai betul. Jangan mencoba
cara lain meskipun lebih baik jika kamu belum menguasai cara-caranya.
3) Lakukanlah pernafasan buatan sampai penderita/korban bernafas kembali.

b. Cara Memberikan Pernafasan Buatan (Mouth To Mouth)

Pernapasan buatan metode mulut ke mulut adalah metode yang paling efektif
dalam membantu korban ketika mengalami kesulitan bernapas. Caranya
dengan menghembuskan udara ke paru-paru korban dengan mulut kamu sendiri.
Cara melakukan pernapasan buatan pada dasarnya adalah sebagai berikut.

1) Tempatkan korban pada punggungnya seketika. Putar kepala dan


bersihkan daerah kerongkongan dari air, lendir, barang-barang asing atau
makanan.
2) Miringkan kepala korban ke belakang untuk membuka aliran udara.
3) Angkat dagu korban keatas supaya lidah tidak menghalangi aliran
udara.
4) Pencet lubang hidung korban sehingga tertutup untuk mencegah
kebocoran udara ketika kamu meniup.

52
PJOK SD KK C

5) Tempelkan bibir kamu sekitar mulut korban.


6) Hembus mulut korban sehingga kamu melihat kenaikan dada.
7) Lepaskan mulut kamu untuk membiarkan pengeluaran udara secara
alami.
8) Ulangi 12 sampai 18 kali/menit, amati untuk melihat naik turunnya dada
sampai pernapasan alami mulai.

Gambar 6. Cara melakukan bantuan pernapasan dari mulut ke mulut

c. Cara Menolong Orang yang Pingsan

1) Prinsipnya sederhana. Kamu bernapas bagi korban yang tidak


bereaksi. Keluarkan napasmu dari paru-paru dan masukkan ke tubuh
korban melalui mulutnya. Apabila mulutnya cedera dan tidak bisa dibuka,
hembuskan napas ke dalam hidungnya.
2) Posisi di samping kanan bahu korban. Miringkan kepalanya, angkat
dagunya dan pencet hidung korban dengan ibu jari dan telunjuk mu.
Tujuannya agar napas yang ditiupkan ke dalam mulut korban tidak keluar
melalui hidung.
3) Tarik napas dalam-dalam. Buka mulutmu lebar-lebar, rapatkan sedekat
mungkin ke mulut korban. Hembuskan napas ke dalamnya. Setelah itu
jauhkan mulut dari korban. Berikan dua kali pernapasan yang dalam. Amati

53
Kegiatan Pembelajaran 2

dada korban untuk memastikan udara yang ditiupkan telah dapat


mengembangkan paru-parunya. Sebelum memasukkan napas berikutnya,
pastikan korban sudah menghembuskan napas. Jika perut korban jadi
membesar, kemungkinan saluran napasnya tersumbat atau napas yang
dihembuskan terlalu banyak.
4) Periksa adanya tanda-tanda sirkulasi, misalnya bernapas, batuk, atau
gerakan. Hal ini perlu waktu tak sampai 10 detik.
5) Bila tak ada tanda-tanda sirkulasi, lakukan tekanan pada jantung untuk
mengalirkan darah ke otak. Bila korban menunjukkan tanda- tanda
kehidupan namun tidak bernapas, lanjutkan pernapasan mulut ke
mulut hembuskan udara sebanyak-banyaknya setiap 5 detik, berarti
dua belas kali pernapasan setiap menit.
6) Bila napasnya lemah, dangkal atau tampak susah payah, pernapasan buatan
dari mulut ke mulut mungkin masih bisa membantu. Namun bantuan
pernapasanmu harus dikoordinasikan dengan napas korban.
Hembuskan udara selagi ia menarik napas dan biarkan dia mengeluarkan
napas dulu, baru Kamu hembuskan napas lagi.
7) Telepon dokter bila Kamu belum dapat mengatasinya. Lanjutkan napas
buatan sambil menunggu bantuan.

Gambar 7. Cara menolong orang pingsan Gambar 8. Cara menolong orang pingsan
biasa karena tenggelam

54
PJOK SD KK C

Gambar 9. Cara mengangkat orang yang pingsan dan usungan PPPK

6. Penilaian Pendidikan Kesehatan

Sebagai alat penilaian bagi peserta didik untuk bahan pengembangan soal, berikut
langkah-langkah yang perlu dikembangkan dalam menyusun instrumen penilaian
pembelajaran pendidikan kesehatan. Bahan bacaan yang membantu Saudara pada
materi ini adalah membaca modul pedagogik Kelompok Kompetensi B, C, D, E, F,
dan J, tentang Penilaian dan sumber lain yang relevan.

a. Penyusunan kisi-kisi dan soal pilihan ganda

Kisi-kisi Penulisan Soal

Kompetensi Bentuk
No. Kelas Indikator Materi
Dasar Soal
1 3.9 Memahami VI Menyebutkan Hakekat dan Pilihan
tindakan P3K tujuan prinsip- Ganda
pada kejadian pertolongan prinsip PPPK
darurat, baik pertama
pada diri sendiri pada
maupun orang kecelakaan.
lain

55
Kegiatan Pembelajaran 2

KARTU SOAL
Tahun Ajaran: 2017/2018
Jenis Sekolah : SD Samudera
Nama Penyusun : Dimas Ramadya
Mata Pelajaran : PJOK
Kelas/Semester : VI/I
Kompetensi
Buku Sumber: .........................................
Dasar
Soal:
3.9 Memahami tindakan P3K
Terdapat tiga tujuan pertolongan pertama pada kecelakaan,
pada kejadian darurat, baik
yaitu a. menyelamatkan nyawa atau mencegah kematian, b.
pada diri sendiri maupun
Mencegah cacat yang lebih berat, dan c. Menunjang
orang lain
penyembuhan. Berikut yang merupakan tindakan
Indikator
mencegah cacat yang lebih berat adalah ....
Menyebutkan tujuan
A. Memperhatikan kondisi dan keadaan yang mengancam
pertolongan pertama pada
korban
kecelakaan.
B. Mencari dan mengatasi pendarahan
C. Menangani korban dengan prioritas yang logis
Materi:
D. Mengurangi rasa sakit dan rasa takut
Hakekat dan prinsip-prinsip
PPPK

No. Soal Kunci Jawaban:


1 C. Menangani korban dengan prioritas yang logis

b. Penyusunan kisi-kisi dan soal uraian

No. Kompetensi Dasar Kelas Indikator Materi Bentuk Soal


1 3.5 Memahami VII Menyebutkan Hakekat dan Uraian
tindakan P3K pada tujuan prinsip-prinsip
kejadian darurat, baik pertolongan PPPK
pada diri sendiri pertama pada
maupun orang lain kecelakaan.

56
PJOK SD KK C

KARTU SOAL
Tahun Ajaran: 2017/2018
Nama Penyusun : Dimas Ramadya
Mata Pelajaran : Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan
Kelas/Semester : VI/I

Kompetensi Dasar Buku Sumber:


3.9 Memahami tindakan P3K pada SOAL:
kejadian darurat, baik pada diri Sebutkan tujuan pertolongan pada kecelakaan?
sendiri maupun orang lain
Indikator:
Menyebutkan tujuan pertolongan
KUNCI JAWABAN:
pertama pada kecelakaan
Tujuan pertolongan pada kecelakaan adalah;
Materi:
1) Menyelamatkan nyawa atau mencegah kematian
Hakekat dan prinsip-prinsip PPPK
2) Mencegah cacat yang lebih berat
No. Soal
3) Menunjang penyembuhan

Indikator
Menyebutkan tujuan pertolongan
pertama pada kecelakaan

c. Penyusunan kisi-kisi dan soal uji keterampilan

No. Kompetensi Dasar Kelas Indikator Materi Bentuk Soal


1 3.5 Memahami VII Menyebutkan Hakekat dan Uraian
tindakan P3K pada tujuan prinsip-prinsip
kejadian darurat, baik pertolongan PPPK
pada diri sendiri pertama pada
maupun orang lain kecelakaan.

Kompetensi Dasar Buku Sumber:


3.9 Memahami tindakan P3K pada SOAL:
kejadian darurat, baik pada diri Diskusikan materi yang telah ditetapkan
sendiri maupun orang lain

57
Kegiatan Pembelajaran 2

Indikator: dikelompok masing-masing!


Menyebutkan tujuan pertolongan
pertama pada kecelakaan Komponen:
Materi: Pengorganisasian diskusi, meliputi:
Hakekat dan prinsip-prinsip PPPK a. Menentukan organisasi kelompok diskusi
No. Soal (ketua, sekretaris, dan pemapar diskusi serta
anggota)
Indikator b. Kerjasama dalam kelompok.
Menyebutkan tujuan pertolongan c. Langkah-langkah penyelesaian target
pertama pada kecelakaan d. Bahan hasil diskusi dalam bentuk bahan
tayang.
Kriteria:
- Poin a nilai 2 jika terpenuhi dan nilai 1 jika
tidak terpenuhi
- Poin b nilai 2 jika terlibat kerjasama yang
baik, dan nilai 1 jika kurang terlibat kerjasama
yang baik
- Poin c nilai 2 jika langkah-langkah diskusi
terpenuhi, dan nilai 1 jika langkah-langkah
diskusi tidak terpenuhi
- Poin d nilai 2 jika hasil akhir bahan presentasi
terpenuhi, dan nilai 1 jika bahan tidak
terpenuhi

SKOR:
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙
𝑋 100%
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 8

D. Aktivitas Pembelajaran

Aktivitas pembelajaran pada materi Pengembangan Materi PPPK meliputi:

1. Brainstroming tentang materi Pengembangan Materi PPPK meliputi: 1)


Hakekat dan Prinsip-prinsip PPPK, 2) Peralatan dan cara penggunaan, 3).
Kecelakaan yang sering terjadi dan pertolongannya. Pada pola In-On-In
kegiatan ini dilakukan saat In1.

58
PJOK SD KK C

2. Setelah itu peserta pembinaan karier dibagi dalam beberapa kelompok


untuk mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh fasilitator. Pada pola
In-On-In kegiatan ini dilakukan saat In1.
3. Menyimak penjelasan tujuan dan skenario pembelajaran dari Fasilitator.
Pada pola In-On-In kegiatan ini dilakukan saat In1.
4. Menyalin berkas (file) lembar kerja/work sheet (LK) tentang kesulitan
belajar peserta didik yang disediakan oleh Fasilitator. Pada pola In-On-In
kegiatan ini dilakukan saat In1.
5. Mengerjakan LK tersebut sesuai dengan langkah kerja yang disarankan.
Jika pola yang digunakan In-On-In, maka Saudara mengerjakan LK secara
mandiri atau bersama sama rekan seprofesi di kelompok kerja guru saat
On.
6. Melakukan pemaparan hasil kerja di depan kelas dan diskusi, saat
Pembinaan karier guru menggunakan pola tatap muka penuh atau saat In2
pada pola In-On-In.
7. Melakukan perbaikan sesuai dengan hasil diskusi dan saran dari fasilitator
saat Pembinaan karier guru menggunakan pola tatap muka penuh atau saat
In2 pada pola In-On-In. Dengan aktivitas ini Saudara dapat menerapkan
karakter gotong royong melalui aktivitas saling berbagi informasi dan
bekerja sama untuk mendapatkan hasil terbaik.
8. Mengumpulkan hasil pemaparan dalam bentuk LK yang telah direvisi
sebagai tagihan, pada pola In-On-In pengumpulan hasil paparan atau
tagihan dilakukan pada saat In2.
9. Menyimak penguatan yang diampaikan oleh fasilitator. pada pola In-On-In
penguatan dilakukan pada saat In2.
10. Fasilitator melakukan penilaian selama proses dan di akhir program
pembinaan karier

59
Kegiatan Pembelajaran 2

Berikut Lembar Kegiatan KP 1 Pengembangan Materi PPPK

LK-KK.C.PRO.KP 1.2

LEMBAR KERJA
Kegiatan : Mengidentifikasi Kecelakaan yang sering terjadi dan cara
pertolongannya.
Waktu : .......... X 45 menit
Bahan :
Tujuan :
Nilai Utama yang Ingin Dikembangkan

1. Tanggung jawab
2. Kejujuran
3. Menghargai perbedaan pendapat / orang lain

Skenario Lembar Kerja.


1. Cermati dan telaah materi pada modul KP 2 : Pengembangan Materi PPPK
2. Berhubungan dengan materi kecelakaan yang sering terjadi dan cara
penangannya, identifikasikan kecelakaan yang pernah terjadi di Sekolah
Saudara pada peserta didik, selanjutnya berikan penjelasan bagaimana Saudara
melakukan pertolongan.
3. Saudara akan dinilai oleh Fasilitator selama proses dan di akhir pembelajaran.
4. Saudara dipersilahkan menyimak penguatan yang diampaikan oleh Fasilitator.
5. Selamat mengerjakan

60
PJOK SD KK C

E. Latihan/ Kasus/Tugas

Untuk menyelesaikan soal-soal berikut, pilihlah jawaban dengan memberi tanda


silang (X) pada huruf A, B, C, atau D yang merupakan jawaban paling benar.

1. Pertolongan sementara yang diberikan kepada seseorang yang menderita


sakit atau kecelakaan sebelum mendapat pertolongan dari dokter
merupakan . . . .
a. hakekat PPPK c. prinsip PPPK
b. tujuan PPPK d. sifat PPPK

2. Memberikan perasaan ketenangan kepada korban, mencegah atau


mengurangi rasa takut dan gelisah, dan mengurangi bahaya yang lebih besar
merupakan . . . .
a. tujuan pertolongan pertama
b. sifat pertolongan pertama
c. manfaat pertolongan pertama
d. fungsi pertolongan pertama

3. Pertolongan pertama pada kecelakaan untuk menolong jiwa seseorang


sebelum mendapat penanganan lebih lanjut dari dokter merupakan . . . .
a. sifat pertolongan pertama
b. manfaat pertolongan pertama
c. tujuan pertolongan pertama
d. fungsi pertolongan pertama

4. Yang tidak termasuk tindakan-tindakan yang harus dilakukan dalam


memberikan pertolongan pertama berikut ini adalah . . . .
a. hentikan pendarahan
b. cegah infeksi
c. cegah dan atasi shock
d. pergi ke dokter bila korban telah sadar

5. Salah satu prinsip-prinsip atau sikap ketika melakukan usaha pertolongan


pertama pada kecelakaan adalah . . . .
a. berikan pertolongan menunggu dokter
b. cepat-cepat memindahkan korban

61
Kegiatan Pembelajaran 2

c. melihatkan lupa kepada korban


d. bersikap tenang dan tidak panic

6. Gangguan keadaan umum yang disebabkan karena pembuluh darah kurang


terisi sehingga pengaliran darah terganggu merupakan keadaan ….
a. pingsan c. mati suri
b. shock d. pendarahan

7. Suatu keadaan sangat gawat antara pingsan dan mati, dimana pernapasan
dan peredaran darah sudah tidak mencukupi lagi merupakan keadaan . . . .
a. pingsan c. mati suri
b. shock d. pendarahan

8. Yang tidak termasuk tanda-tanda patah tulang berikut ini adalah . . . .


a. terasa sakit pada tempat patah tulang
b. tempat patah tulang membengkak
c. pemendekan pada tempat patah tulang
d. dapat digerakkan dengan bebas

9. Suatu tindakan yang dilakukan untuk menolong jiwa seseorang dengan jalan
menimbulkan pernafasan yang spontan dan teratur disebut . . . .
a. pernapasan spontan
b. pernapasan terhenti
c. pernapasan tidak teratur
d. pernapasan buatan

10. Memberikan pernapasan buatan dimana korban dibaringkan telungkup,


pipi rapat di atas lantai/tanah merupakan cara . . . .
a. Sylvester
b. Schaffer
c. Mouth to Mouth
d. Holger Nielson

62
PJOK SD KK C

F. Rangkuman

Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan adalah pertolongan darurat yang diberikan


kepada korban kecelakaan, maupun yang sakit mendadak secara tepat dan cepat
dan sementara sebelum mendapat pertolongan lanjutan dari tenaga medis bila
diperlukan. Sifat dari pertongan pertama ialah memberikan perasaan ketenangan
kepada korban, mencegah atau mengurangi rasa takut dan gelisah, dan mengurangi
bahaya yang lebih besar.

Tujuan pertolongan pertama pada kecelakaan adalah sebagai berikut.

1) Menyelamatkan nyawa atau mencegah kematian


2) Mencegah cacat yang lebih berat (mencegah kondisi memburuk)
3) Menunjang penyembuhan

Pada pelaksanaan pertolongan pertama pada kecelakaan harus memperhatikan


prinsip-prinsip PPPK, antara lain menangani dengan tenang, pertolongan dilakukan
dengan cepat dan tepat, mendiagnosa cidera sebelum dilakukan penanganan,
menyamarkan cidera terhadap korban, dan segera mengupayakan tindakan medis
ke dokter setelah dilakukan pertolongan pertama pada kecelakaan untuk penangan
selanjutnya.

G. Umpan Balik dan Tindak Lajut

Setelah Saudara mempelajari dan mengerjakan latihan/kasus/tugas kegiatan


pembelajaran ini dengan menjawab semua soal di atas, cocokkan hasil jawaban
Saudara dengan kunci jawaban tes yang ada dan hitunglah jawaban Saudara dengan
benar. Kemudian gunakan formula matematis di bawah ini untuk mengetahui
tingkat penguasaan Saudara dalam materi kegiatan pembelajaran di atas.

63
Kegiatan Pembelajaran 2

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑗𝑎𝑤𝑎𝑏𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑏𝑒𝑛𝑎𝑟


Rumus : Tingkat Penguasaan = 𝑋 100%
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑜𝑎𝑙

Kriteria tingkat penguasaan yang dicapai:


90 % - 100 % Baik sekali
80 % - 89 % Baik
70 % - 79 % Cukup
60 % - 69 % Kurang
60 ke bawah Kurang sekali

Bila Saudara telah mencapai tingkat penguasaan 80 % atau lebih, anda dapat
meneruskan dengan Kegiatan Belajar berikutnya. Bagus ! Tetapi bila tingkat anda
masih di bawah 80 %, anda harus mengulangi Kegiatan Pembelajaran ini dengan
focus sebagai nilai karakter integritas Saudara, terutama bagian yang belum anda
kuasai. Jangan hanya bersandar pada kunci jawaban yang ada.

64
PJOK SD KK C

Kegiatan Pembelajaran 3
Pembelajaran Aktivitas Pengembangan Kebugaran
Jasmani 2

A. Tujuan

Setelah membaca dan mengikuti kegiatan pembelajaran 3 (tiga) ini, Saudara mampu
memahami: Akivitas pengembangan kebugaran jasmai, KI-KD aktivitas
pengembangan kebugaran jasmani di sekolah dasar, latihan-latihan peningkatan
kebugaran jasmani terkait dengan keterampilan dengan berbagai permainan,
pengukuran kebugaran jasmani terkait dengan keterampilan secara sederhana,
penilaian aktivitas pengembangan kebugaran jasmani serta menerapkan nilai-nilai
kerjasama, tanggungjawab, kejujuran dan kemandirian.

B. Indikator Pencapaian Kompetensi


1. Mengidentifikasi aktivitas pengembangan kebugaran jasmani II (latihan-latihan
peningkatan kebugaran jasmani terkait dengan keterampilan dengan berbagai
permainan).
2. Mengidentifikasi KI-KD aktivitas pengembangan kebugaran jasmani di SMP.
3. Mengidentifikasi latihan dalam aktivitas pengembangan kebugaran jasmani.
4. Menentukan pengukuran dalam aktivitas pengembangan kebugaran jasmani.
5. Menyusun penilaian pengembangan aktivitas kebugaran jasmani dalam
pembelajaran
6. Menerapkan nilai-nilai kemandirian, intergritas, dan tanggungjawab.

65
Kegiatan Pembelajaran 3

C. Uraian Materi

1. Aktivitas Pengembangan Kebugaran

Kebugaran jasmani adalah kata benda abstrak yang rasa keberadaannya di dalam
tubuh kita nyata, tetapi wujudnya hanya bisa dibayangkan. Komponen-komponen
kebugaran jasmani adalah faktor penentu derajat kondisi setiap individu. Seseorang
dikatakan bugar jika mampu melakukan segala aktivitas kehidupan sehari-hari
tanpa mengalami hambatan yang berarti, dan dapat melakukan tugas berikutnya
dengan segera.

Pengelompokan jenis komponen kebugaran jasmani banyak sekali ragam dan


perbedaanya, akan sangat tergantung dari sudut pandang mana jenis dan
pengelompokan tersebut disusun, tinjauan ilmiah yang digunakan, serta atas
maksud dan kegunaan apa pengelompokan jenis tersebut akan digunakan. Cara
pembeda inilah yang disebut cara pembeda ilmiah yang mendasarkan tinjauan dari
sisi ontology, epistimologi, dan aksiologi sebuah ilmu.

Pengelompokan komponen kebugaran jasmani seperti yang tersebut dalam Dasar-


dasar Evaluasi Pendidikan Jasmani yang disusun oleh Wahjoedi (1994), adalah: (1)
Kebugaran yang berhubungan dengan kesehatan (physical fitness related health)
dan (2) Kebugaran yang berhubungan dengan keterampilan (physical fitness related
skill). Pada pembagian ini bagian yang pertama yang pertama terdiri dari daya tahan
jantung dan paru-paru (cardiorespiratory), kekuatan (strength), daya tahan otot
(muscle endurance), kelentukan (flexibility), dan komposisi tubuh (body
composition).

Pada bagian yang kedua (physical fitness related health) terdiri dari; kecepatan
(speed), kelincahan (agility), daya ledak (explosive power), keseimbangan (balance),
dan koordinasi (coordination). Selain dari bagaian ini disebut juga kemampuan
memanipilasi suatu obyek yaitu ketepatan (accuracy).

66
PJOK SD KK C

2. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Aktivitas Pengembangan


Kebugaran

Saudara melaksanakan pembelajaran tentu tidak lepas dari bagaimana


merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi pembelajaran. Untuk membuat
perangkat tersebut perlu menganalisis KI dan KD yang sudah ditetapkan.

Berikut Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar aktivitas pengembangan kebugaran


untuk kelas 1 s.d kelas 6 Sekolah Dasar

KOMPETENSI INTI 3 (PENGETAHUAN) KOMPETENSI INTI 4 (KETERAMPILAN)


3. Memahami pengetahuan faktual dengan 4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam
cara mengamati, mendengar, melihat, bahasa yang jelas dan logis, dalam karya
membaca] dan menanya berdasarkan rasa yang estetis, dalam gerakan yang
ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan mencerminkan anak sehat, dan dalam
Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda tindakan yang mencerminkan perilaku anak
yang dijumpainya di rumah dan di sekolah beriman dan berakhlak mulia
Kelas I
3.4 Memahami menjaga sikap tubuh (duduk, 4.4 Mempraktikkan sikap tubuh (duduk,
membaca, berdiri, jalan), dan bergerak membaca, berdiri, jalan), dan bergerak
secara lentur serta seimbang dalam rangka secara lentur serta seimbang dalam rangka
pembentukan tubuh melalui permainan pembentukan tubuh melalui permainan
sederhana dan atau tradisional sederhana dan atau tradisional
Kelas II
3.4 Memahami bergerak secara seimbang, 4.4 Mempraktikkan prosedur bergerak
lentur, dan kuat dalam rangka secara seimbang, lentur, dan kuat dalam
pengembangan kebugaran jasmani melalui rangka pengembangan kebugaran jasmani
permainan sederhana dan atau tradisional melalui permainan sederhana dan atau
tradisional
Kelas III
3.4 Memahami bergerak secara seimbang, 4.4 Mempraktikkan bergerak secara
lentur, lincah, dan berdaya tahan dalam seimbang, lentur, lincah, dan berdaya tahan
rangka pengembangan kebugaran jasmani dalam rangka pengembangan kebugaran
melalui permainan sederhana dan atau jasmani melalui permainan sederhana dan
tradisional atau tradisional

67
Kegiatan Pembelajaran 3

KOMPETENSI INTI 3 (PENGETAHUAN) KOMPETENSI INTI 4 (KETERAMPILAN)


Kelas IV
3.5 Memahami berbagai bentuk aktivitas 4.5 Mempraktikkan berbagai aktivitas
kebugaran jasmani melalui berbagai latihan; kebugaran jasmani melalui berbagai bentuk
daya tahan, kekuatan, kecepatan, dan latihan; daya tahan, kekuatan, kecepatan,
kelincahan untuk mencapai berat badan dan kelincahan untuk mencapai berat badan
ideal ideal
Kelas V
3.5 Memahami aktivitas latihan daya tahan 4.5 Mempraktikkan aktivitas latihan daya
jantung (cardio respiratory) untuk tahan jantung (cardio respiratory) untuk
pengembangan kebugaran jasmani pengembangan kebugaran jasmani
Kelas VI
3.5 Memahami latihan kebugaran jasmani 4.5 Mempratikkan latihan kebugaran
dan pengukuran tingkat kebugaran jasmani jasmani dan pengukuran tingkat kebugaran
pribadi secara sederhana (contoh: jasmani pribadi secara sederhana (contoh:
menghitung denyut nadi, menghitung menghitung denyut nadi, menghitung
kemampuan melakukan push up, kemampuan melakukan push up,
menghitung kelenturan tungkai) menghitung kelenturan tungkai)

3. Latihan-latihan Peningkatan Kebugaran Jasmani Terkait dengan


Keterampilan dengan Berbagai Permainan

a. Bentuk-bentuk Latihan Kebugaran Jasmani

Untuk mengembangkan dan meningkatkan kemampuan gerak peserta didik,


menurut Wall dan Murray (1994) dapat dilakukan latihan melalui aktivitas : (1)
menari (dance), (2) permainan (game), dan (3) senam (gymnastic). Kemudian Ateng
(1992) menyatakan bahwa penyajian pembelajaran olahraga di SD sebaiknya
dilaksanakan melalui bentuk permainan karena bermain merupakan dunianya
anak-anak. Dimana menurut Monks dkk. (1989) menyatakan bahwa usia SD adalah
usia masa kanak-kanak.

Masih menurut Ateng (1992) dunia SD adalah dunia bermain sehingga penyajian
dalam pembelajaran pendidikan jasmaninya haruslah dalam bentuk permainan.
Permainan berperan sebagai kendaraan pertama untuk memperlajari diri sendiri

68
PJOK SD KK C

dan dunia sekitarnya. Melalui permainan, individual atau kelompok, aktif atau diam,
anak-anak mengembangkan pemahaman dasar dari dunia tempat mereka hidup.

Berikut beberapa contoh bentuk-bentuk latihan kebugaran jasmani dengan


permainan:

1) Latihan kekuatan

Berbagai macam latihan kekuatan perlu dilakukan, untuk materi pengembangan


kebugaran pada unsur kekuatan, Saudara diharapkan dapat mengembangkan
bentuk-bentuk latihan lainnya sesuai karakter peserta didik. Silahkan Saudara
lakukan pengembangan bentuk permainan yang tepat.

(a) Latihan Kekuatan otot lengan

Bentuk latihan kekuatan otot lengan secara sederhana melalui permainan antara
lain sebagai berikut :

(1) Nama Permainan: Siapa Cepat Berdiri


Cara melakukannya adalah sebagai berikut :
o Jumlah pemain : tidak terbatas
o Alat yang di gunakan : Tanpa alat
o Tempat : di dalam atau di luar ruangan

(2) Aturan Permainan


o Semua peserta didik dibariskan di sisi panjang lapangan
o Tidak boleh ada yang bergerak sebelum ada aba-aba dari guru, peserta
didik yang bergerak duluan sebelum ada aba-aba dianggap gugur.
o Peserta didik yang berdiri paling duluan merupakan pemenang dalam
permainan ini.
o Peserta didik yang pertama berdiri diberi kepercayaan untuk
mengawasi dan menentukan pemenang dalam permainan selanjutnya,
sampai ditemukan peserta didik yang paling akhir berdiri.

(3) Cara Bermain


o Semua peserta didik bersiap-siap di pinggir lapangan dengan posisi
siap merangkak.

69
Kegiatan Pembelajaran 3

o Setelah ada aba-aba dari guru semua peserta didik merangkak dari sisi
yang satu menuju sisi yang lainnya.
o Di tengah-tengah perjalanan bila mendengar tanda yang dibunyikan
oleh guru, maka peserta didik harus segera berdiri.
o Peserta didik yang berdiri lebih dulu dinyatakan sebagai pemenang
dalam permainan ini.
o Permainan terus diulang-ulang sesuai kebutuhan.
o Peserta didik yang kalah menerima hukuman sesuai kesepakatan.

(b) Latihan Kekuatan Otot Kaki

Bentuk-bentuk latihan kekuatan otot kaki secara sederhana dapat dilakukan melalui
permainan.

(1) Nama Permainan: Perlombaan Naik Kuda


Cara melakukannya adalah sebagai berikut :
o Jumlah pemain: tidak terbatas
o Alat yang di gunakan: tanpa alat
o Tempat: di lapangan olahraga
o Susunan kelas : lihat gambar

(2) Aturan Permainan


Cara melakukannya adalah sebagai berikut :
o Peserta didik dibagi dalam beberapa kelompok dengan jumlah anggota
kelompok yang sama.
o Aba-aba dilakukan dua kali, apabila ada kuda yang berlari sebelum ada
aba-aba dari guru maka dinyatakan gugur.
o Jarak tempuh masing-masing lintasan ± 30 meter.
o Kuda yang keluar lintasan dinyatakan gugur.
o Apabila joki terjatuh dari kudanya maka kelompok tersebut
dinyatakan gugur.
o Pemenangnya ditentukan kuda terakhir pada masing-masing
kelompok menyentuh garis finish.

70
PJOK SD KK C

(c) Latihan Kekuatan otot lengan, perut, dan kaki

Secara sederhana dapat dilakukan melalui permainan berikut.

(1) Perlombaan Gerobak Dorong


Cara melakukannya sebagai berikut:

o Jumlah pemain: tidak terbatas


o Alat yang di gunakan: tanpa alat
o Tujuan permainan: untuk melatih kekuatan otot tangan, perut, dan
kaki, kerjasama
o Tempat: di bangsal senam, atau di halaman, atau di lapangan
o Susunan kelas: lihat gambar.

(2) Aturan Permainan


o Semua peserta didik saling berpasangan, yang tidak kebagian
pasangan bertugas menjadi juri membantu guru mengawasi
permainan.
o Aba-aba dilakukan dua kali
o Pasangan yang bergerak lebih dulu sebelum ada aba-aba akan
mendapatkan peringatan dari guru, kalau mengulangi hal yang sama
maka pasangan tersebut akan didiskualifikasi (dianggap gugur)
o Jarak tempuh pada masing-masing lintasannya ± 10 meter.
o Gerobak yang keluar lintasan dinyatakan gugur.
o Pemenangnya ditentukan oleh gerobak yang pertama menyentuh
garis finish.

(d) Latihan Keseimbangan

Berbagai macam latihan keseimbangan perlu dilakukan, untuk materi


pengembangan kebugaran pada unsur keseimbangan Saudara diharapkan dapat
mengembangkan bentuk-bentuk latihan lainnya sesuai karakter peserta didik.
Silahkan Saudara lakukan pengembangan bentuk permainan yang tepat.

71
Kegiatan Pembelajaran 3

(1) Latihan keseimbangan berdiri bangau


Cara melakukannya adalah sebagai berikut :

o Sikap permulaan berdiri tegak rileks.


o Salah satu kaki diangkat dengan posisi tangan dipegang secara
berlawanan (jika yang diangkat kaki kanan tangan kiri yang
memegang).
o Tangan kanan diluruskan ke samping.
o Lakukan latihan ini 8 kali hitungan dan kembali ke sikap awal.

Gambar 10 Latihan keseimbangan berdiri

(2) Latihan keseimbangan dalam sikap kapal terbang


Cara melakukannya adalah sebagai berikut :

o Berdiri tegak rileks dengan psosi kaki dirapatkan dan kedua tangan
direntangkan lurus ke samping.
o Kemudian bungkukkan badan sambil meluruskan salah satu kaki kiri
atau kanan ke arah belakang.
o Arah pandangan lurus ke depan dan pertahankan gerakan ini selama 8
kali hitungan.

72
PJOK SD KK C

Gambar 11 Latihan keseimbangan sikap kapal


terbang

(e) Latihan Kelentukan

Berbagai macam latihan kelentukan perlu dilakukan, untuk materi pengembangan


kebugaran pada unsur kelentukan, Saudara diharapkan dapat mengembangkan
bentuk-bentuk latihan lainnya sesuai karakter peserta didik. Silahkan Saudara
lakukan pengembangan bentuk permainan yang tepat.

Bentuk-bentuk latihan kelenturan adalah sebagai berikut :

(1) Latihan kelentukan pergelangan tangan


Cara melakukannya adalah sebagai berikut :
o Pautkan jari-jari tangans atu sama lain putar telapak tangan menjauhi
tubuh, luruskan lengan-lengan dan regangkan selama 3 detik.
o Tekan telapak tangan bersamaan dan regangkan pergelangan tangan,
pertahankan selama 3 detik.
o Tekan punggung tangan bersamaan dan regangkan pergelangan
tangan, pertahankan selama 3 detik.

Gambar 12 Latihan kelentukan pergelangan

73
Kegiatan Pembelajaran 3

(2) Latihan kelentukan siku


Cara melakukannya adalah sebagai berikut :
o Lakukan gerakan ektensi dan fleksikan tiap siku.
o Pertahankan setiap posisi selama 3 detik.

Gambar 13. Latihan kelentukan siku

(3) Latihan kelentukan bahu


Cara melakukannya adalah sebagai berikut :

o Silangkan lengan-lengan di depan tubuh dan genggam bahu-bahu yang


berlawanan. Buat topangan regangan dan tahan selama 3 detik.
o Letakkan siku kanan di belakang kepala dan gunakan tangan kiri untuk
membuat topangan regangan. Tahan 3 detik dan ulangi dengan siku kiri.
o Letakkan satu tangan di atas kepala dan di belakang punggung. Cobalah
untuk mempertemukan tangan-tangan, buat topangan regangan dan tahan 3
detik serta ulangi dengan sisi yang lain.

Gambar 14. Latihan kelentukan bahu

74
PJOK SD KK C

(4) Latihan kelentukan leher


Cara melakukannya adalah sebagai berikut :

o Letakkan kepala di atas bahu kiri dan pertahankan selama 3 detik.


o Letakkan dagu ke bahu kiri, pertahankan selama 3 detik.
o Putar gau ke bahu kiri dan pertahankan selama 3 detik.
o Putar dagu ke bahu kanan, pertahankan selama 3 detik.
o Tarik kepala sejauh mungkin ke depan dan letakkan dagu di atas dada,
pertahankan selama 3 detik.
o Tarik kepala sejauh mungkin ke belakang, sentuhkan belakang kepala
ke bahu, pertahankan selama 3 detik.

Gambar15 Latihan kelentukan leher

(5) Latihan kelentukan batang tubuh


Cara melakukannya adalah sebagai berikut :

o Tangan-tangan di atas pinggang dan bengkokkan ke samping dan


tahan selama 3 detik setiap sisi. Lakukan 3 sampai 5 kali setiap sisi.
o Kedua tangan berjabatan (kedua telapak tangan rapat) dan lengan-
lengan di atas kepala, bengkokkan ke samping dan tahan selama 3
detik tiap sisi. Lakukan 3 sampai 5 kali tiap sisi.

75
Kegiatan Pembelajaran 3

Gambar 16. Latihan kelentukan batang tubuh

(6) Latihan kelentukan tungkai dan punggung (Sikap berdiri atau


mengangkang)
Cara melakukannya adalah sebagai berikut :

o Capailah bawah kanan, pertahankan selama 3 detik.


o Capailah bawah kiri, pertahankan selama 3 detik.
o Capailah bawah tengah, pertahankan selama 3 detik.
o Ulangi masing-masing latihan sebanyak 3 kali.

Gambar 17. Latihan kelentukan tungkai dan punggung (sikap berdiri/mengangkang)

(7) Latihan kelentukan tungkai dan punggung (Sikap berdiri lurus)


Cara melakukannya adalah sebagai berikut :

o Posisi duduk jongkok, pertahankan selama 1 detik.


o Posisi bungkuk, pertahankan selama 3 detik.
o Ulangi masing-masing latihan sebnayak 3 kali.
o Posisi cium lutut sebanyak 3 kali.
o Ulangi posisi cium lutut sebanyak 3 kali.

76
PJOK SD KK C

Gambar 18. Latihan kelentukan tungkai dan punggung (sikap berdiri

(8) Latihan kelentukan punggung


Cara melakukannya adalah sebagai berikut :

o Lengkungkan punggung, pertahankan selama 3 detik.


o Bulatkan punggung, pertahankan selama 3 detik.
o Skala lutut kanan, pertahankan selama 3 detik.
o Skala lutut kiri, pertahankan selama 3 detik.
o Duduk berlutut dan dahi di lantai, pertahankan selama 3 detik.
o Lengkungkan naik, pertahankan selama 3 detik.
o Ke depan, pertahankan selama 3 detik.
o Lengkungkan naik, lutut dibengkokkan, pertahankan selama 3 detik.

Gambar 19. Latihan kelentukan punggung

77
Kegiatan Pembelajaran 3

(f) Latihan Kecepatan

Berbagai macam latihan kecepatan perlu dilakukan, untuk materi pengembangan


kebugaran pada unsur kecepatan, Saudara diharapkan dapat mengembangkan
bentuk-bentuk latihan lainnya sesuai karakter peserta didik. Silahkan Saudara
lakukan pengembangan bentuk permainan yang tepat.

Berikut contoh permainan untuk pengembangan kebugaran:

Nama Permainan: Membuat Kelompok


Cara melakukannya sebagai berikut:
o Jumlah pemain: Tidak terbatas
o Alat yang digunakan: Tanpa alat
o Tujuan permainan: Untuk melatih reaksi dan sosialisasi
o Tempat: Halaman sekolah atau ruangan olahraga
o Susunan kelas : Peserta didik membuat sebuah lingkaran

Aturan Permainan:
o Semua peserta didik harus terlibat dalam permainan ini
o Posisi guru boleh ditengah-tengah atau di luar lingkaran
o Peserta didik tidak boleh bergerak sebelum ada aba-aba dari guru baik tepukan
atau bunyi pluit
o Peserta didik yang tidak mendapatkan kelompok mendapat hukuman
berdasarkan kesepakatan semua peserta didik dan guru

Cara bermain
o Guru menjelaskan pada peserta didik didik bahwa mereka akan mengambil
bagian dalam suatu permainan yang menuntut mereka untuk berfikir dan
bertindak cepat.
o Guru memulai permainan dengan menjelaskan bahwa jika ia meneriakkan
angka tertentu, seketika itu pula para peserta didik harus secepat mungkin
membuat kelompok sesuai dengan angka yang disebutkan oleh guru.
o Seluruh peserta didik berada dalam ruangan atau lapangan dan berpencar di
sepanjang pinggir lapangan sambil berjalan atau berlari-lari kecil, sambil
mendengarkan aba-aba yang akan diberikan oleh guru. Aba-aba ini berupa

78
PJOK SD KK C

angka yang harus diteriakkan oleh guru dengan keras dan lantang agar semua
peserta didik dapat mendengar aba-aba yang diberikan.
o Angka harus disebutkan dengan cepat, dan para peserta didik harus bergerak
dengan cepat untuk membentuk kelompoknya sesuai dengan angka yang
disebutkan oleh guru.
o Peserta didik yang tidak mendapatkan kelompok akan menerima hukuman
sesuai kespakatan.

(g) Latihan Kecepatan Reaksi

Latihan kecepatan reaksi dapat dilakukan dengan metode pertandingan, untuk


mencapai waktu yang secepat-cepatnya dalam mereaksi suatu rangsangan.Bentuk-
bentuk latihan tersebut antara lain :

1) Dengan permainan “Hitam Hijau”, aba-aba mula-mula lambat, makin lama


makin cepat.
2) Mereaksi aba-aba/kode-kode lebih dari dua macam dan harus dikerjakan
secepat-cepatnya.
3) Latihan dengan lemparan bola sebanyak mungkin dalam waktu tertentu.
4) Bertanding lari sebenarnya, dengan aba-aba start pistol atau peluit.

(h) Latihan Kelincahan, koordinasi, dan reaksi

Nama Permainan: Ular Makan Ekornya


Cara melakukannya adalah sebagai berikut :
o Jumlah pemain: tidak terbatas
o Alat yang di gunakan: tanpa alat
o Tempat: di bangsal senam, atau di halaman, atau di lapangan

Aturan Permainan
o Peserta didik dibagi dalam 4 kelompok dengan formasi berbanjar
o Setiap kelompok dibagi dalam 3 peran yang berbeda, yaitu: peserta didik
yang berada paling depan bertindak sebagai kepala ular, bagian tengah
anggota kelompok bertugas sebagai badan ular, dan paling belakang dari
kelompok bertindak sebagai ekor ular.

79
Kegiatan Pembelajaran 3

o Peserta didik dibarisan kedua sampai belakang harus memegang perut


temannya.
o Kelompok yang terlepas pegangannya dinyatakan kalah.
o Pemenang ditentukan oleh kelompok yang pertama menyentuh ekor ular.
o Kelompok yang melakukan kecurangan dinyatakan kalah dan diberi
hukuman sesuai kesepakatan.

Cara Bermain
o Semua peserta didik bersiap-siap berbanjar ke belakang sesuai dengan
kelompok yang sudah ditentukan.
o Setelah ada aba-aba dari guru semua kelompok bergerak untuk memulai
permainan. Kepala ular berusaha menyentuh ekor ular, sementara ekor
ular harus sebisa mungkin menghindar dari kepala ular.
o Badan ular meliuk-liuk mengikuti gerakan kepal ular atau ekor ular.
o Ekor ular yang tertangkap oleh kepala ular dinyatakan kalah.
o Kelompok yang paling pertama ekor ularnya dimakan oleh kepala ular
maka kelompok tersebut dinyatakan sebagai pemenang.
o Kelompok yang paling akhir ekornya dimakan oleh kepalanya maka
kelompok tersebut mendapatkan hukuman sesuai kesepakatan.
o Ulangi permainan ini dengan berganti peran.

4. Pengukuran Kebugaran Jasmani Terkait dengan Kesehatan Secara


Sederhana

a. Fungsi Tes Kebugaran Jasmani

Kebugaran jasmani merupakan bagian dari total fitness. Dalam total fitness terdaat
beberapa komponen yaitu: Anatomical fitness, physiological fitness dan psychological
fitness. Menurut Karpovich, bahwa physical fitness adalah suatu kemampuan untuk
melakukan suatu tugas tertentu yang memerlukan usaha otot. Menurut Direktorat
Jenderal Olahraga dan Pemuda, yang dimaksud dengan physical fitness adalah
kesanggupan dan kemampuan untuk melakukan pekerjaan dengan efisien tanpa
menimbulkan kelelahan yang berarti.

80
PJOK SD KK C

Mengacu kepada definisi physical fitness, maka kesegaran jasmani mempunyai


beberapa unsur, yaitu: (1) Strength (kekuatan), (2) Power (daya), (3) Speed
(kecepatan), (4) Flexibility (kelentukan), (5) Agility (kelincahan), dan Endurance
(daya tahan).

Fungsi tes kebugaran jasmani dalam program pengajaran Pendidikan Jasmani di


Sekolah dasar adalah sebagai berikut: (1) Mengukur kemampuan fisik peserta didik,
(2) menentukan status kondisi fisik peserta didik, (3) menilai kemampuan fisik
peserta didik, sebagai salah satu tujuan pengajaran Pendidikan Jasmani, (4)
mengetahui perkembangan kemampuan fisik peserta didik, (5) sebagai bahan untuk
memberikan bimbingan dalam meningkatkan kebugaran jasmaninya, dan (6)
sebagai salah satu bahan masukan dalam memberikan nilai pelajaran Pendidikan
Jasmani.

Tes kesegaran jasmani Indonesia, terdiri dari lima butir tes, dengan rangkaian butir
tesnya yaitu: (1) Lari cepat (50 meter), (2) Angkat tubuh (pull-up/ 30 detik untuk
putri dan 60 detik untuk putra), (3) Baring duduk (sit-up/60 detik), (4) Loncat tegak
(vertical jump), dan (5) Lari jauh (800 m untuk putri dan 1.000 meter untuk putra).

b. Bentuk-bentuk Tes Kebugaran Jasmani

Cara melakukan tes kebugaran jasmani (lari cepat 60 meter) sebagai berikut.

1) Tes Lari Cepat 60 Meter

a) Tujuan : Mengukur kecepatan lari seseorang.


b) Alat/fasilitas : Lintasan lari, peluit, stopwatch, bendera start dan
tiang pancang.
c) Pelaksanaan:
o Peserta didik berdiri di belakang garis start dengan sikap berdiri.
o Apabila ada aba-aba “ya” peserta didik lari ke depan secepat
mungkin menempuh jarak 50 meter.
o Pada saat peserta didik menyentuh/melewati garis finish
stopwatch dihentikan.

81
Kegiatan Pembelajaran 3

d) Cara memberi skor:


Skor hasil tes yaitu waktu yang dicapai oleh pelari untuk menempuh
jarak 50 meter. Waktu dicatat sampai persepuluh detik.

Gambar 20: Tes lari cepat menempuh jarak 50 meter

2) Tes Angkat Tubuh


(30 Detik Untuk Putri Dan 60 Detik untuk Putra)

Cara melakukan tes kebugaran jasmani (angkat tubuh selama 30 detik)


sebagai berikut.

a) Tujuan : Mengukur kekuatan dan daya tahan otot lengan


dan otot bahu.
b) Alat/fasilitas : Lantai, palang tunggal, stopwatch dan formulir
pencatat hasil.
c) Pelaksanaan :
o Peserta didik bergantung pada palang tunggal, sehingga kepala,
badan dan tungkai lurus.
o Kedua lengan dibuka selebar bahu dan keduanya lurus.
o Kemudian peserta didik mengangkat tubuhnya dengan
membengkokkan kedua lengan, sehingga dagu menyentuh atau
melewati palang tunggal, lalu kembali ke sikap semula.
o Lakukan gerakan tersebut secara berulang-ulang, tanpa istirahat
selama (30 detik untuk putri dan 60 detik untuk putra).

82
PJOK SD KK C

d) Cara memberi skor:


Skor hasil tes yaitu jumlah angkatan tubuh yang dilakukan dengan
benar selama (30 detik untuk putri dan 60 detik untuk putera). Setiap
gerakan angkat tubuh yang tidak benar diberi nilai 0 (nol).

Gambar 21. Tes angkat tubuh (30 detik untuk putri dan 60 detik untuk
putra)

3) Tes Baring Duduk 60 Detik


Cara melakukan tes kebugaran jasmani (baring duduk 60 detik) sebagai
berikut.

a) Tujuan : Mengukur kekuatan dan daya tahan otot perut.


b) Alat/fasilitas : Lantai, palang tunggal, stopwatch dan formulir
pencatat hasil.
c) Pelaksanaan :
o Berbaring di atas lantai/rumput, kedua lutut ditekuk kurang lebih
90 derajat.
o Kedua tangan dilipat dan diletakkan di belakang kepala dengan
jari tangan saling berkaitan dan kedua lengan menyentuh lantai.
o Salah seorang teman membantu memegang dan menekan kedua
pergelangan kaki, agar kaki tidak terangkat.
o Apabila ada aba-aba “ya”, peserta didik bergerak mengambil sikap
duduk, sehingga kedua sikunya menyentuh paha, kemudian
kembali ke sikap semula.
o Lakukan gerakan itu berulang-ulang dengan cepat tanpa istirahat
dalam waktu 60 detik.

83
Kegiatan Pembelajaran 3

d) Cara memberi skor :


Skor hasil tes yaitu jumlah baring duduk yang dilakukan dengan benar
selama 60 detik. Setiap gerakan angkat tubuh yang tidak benar diberi
nilai 0 (nol).

Gambar 22. Tes baring duduk selama 60 detik

4) Tes Loncat Tegak


Cara melakukan tes kebugaran jasmani (loncat tegak) sebagai berikut.

a) Tujuan : Mengukur daya ledak (tenaga eksplosif) otot tungkai.


b) Alat/fasilitas : Dinding, papan berwarna gelap berukuran (30 x 150
cm) berskala satuan ukuran sentimeter yang digantung pada dinding
dengan ketinggian jarak antara lantai dengan nol pada papan skala
ukuran 150 cm, serbuk kapur dan alat penghapus, dan formulir
pencatat hasil.
c) Pelaksanaan :
o Berdiri tegak dekat dinding, kedua kaki berada dekat papan
dinding di samping tangan kiri atau kanannya.
o Kemudian tangan yang berada dekat dinding diangkat lurus ke
atas, telapak tangan ditempelkan pada papan berskala, sehingga
meninggalkan bekas raihan jarinya.
o Kedua tangan lurus berada di samping badan kemudian peserta
didik mengambil sikap awalan dengan membengkokkan kedua
lutut dan kedua tangan diayun ke belakang.
o Seterusnya peserta didik meloncat setinggi mungkin sambil
menepuk papan berskala dengan tangan yang terdekat dengan

84
PJOK SD KK C

dinding, sehingga meninggalkan bekas raihan pada papan


berskala. Tanda ini menampilkan tinggi raihan loncatan peserta
didik tersebut.

d) Cara memberi skor :


Ambil tinggi raihan yang tertinggi dari ketiga kali loncatan, sebagai
hasil tes loncat tegak. Hasil loncat tegak diperoleh dengan cara hasil
raihan tertinggi dari salah satu loncatan tersebut dikurangi tinggi
raihan tanpa loncatan. Contoh : Si Rasyad tinggi raihan tanpa loncatan
165 cm, sedangkan tinggi raihan loncatannya mencapai 220 cm, maka
skor tegaknya yaitu 220 cm – 165 cm = 55 cm.

Gambar 23. Tes loncat tegak

5) Tes lari jauh


(1.000 meter untuk puteri dan 1.200 meter untuk putera)

a) Tujuan : Mengukur daya tahan (cardio repiratory endurance)


b) Alat/fasilitas : Lapangan, bendera start, peluit, stopwatch, nomor dada,
tanda/garis start dan finish, dan formulir pencatat hasil.

85
Kegiatan Pembelajaran 3

c) Pelaksanaan :
o Berdiri di belakang garis start. Pada aba-aba “siap” peserta didik
mengambil sikap start berdiri untuk siap berlari.
o Pada aba-aba “ya” peserta didik berlari menuju garis finish,
dengan menempuh jarak (1.000 meter untuk putri dan 1.200
meter untuk putra).
o Bila ada peserta didik yang mencuri start, maka peserta didik
tersebut dapat mengulangi tes tersebut.

d) Cara memberi skor :


Hasil yang dicatat sebagai skor lari 800 meter (putri) dan 1.000 meter
(putra) adalah waktu yang dicapai dalam menempuh jarak tersebut.
Hasil dicatat sampai sepersepuluh detik.

c. Pengukuran tingkat kebugaran jasmani

Pengukuran tingkat kebugaran jasmani berdasarkan uraian di atas dapat disusun


dengan cara mengembangkan indikator dengan batasan-batasan teoritik yang telah
dikemukakan. Pada tabel di bawah ini diberikan contoh beberapa instrumen
pengukuran tingkat kebugaran jasmani, namun demikian penggunaan instrumen
tersebut harus hati-hati. Dianjurkan untuk mengembangkan dan bila perlu
melakukan penyusunan ulang tetapi harus memperhatikan tingkat validitas da
reliabilitasnya.

No Item Tes Peralatan Pelaksanaan Norma

01 Lari 30 Meter lapangan datar Dengan aba-aba “siap” Putera :


(tes jarak minimal 40 testi siap lari dengan BS (3,58 – 3,91)
kecepatan) meter, dibatasi start berdiri, pada saat B (3,92 – 4,34)
garis start dan aba-aba “ya” (bendera S (4,35 – 4,72)
finish 30 m start diangkat) testi lari K (4,73 – 5,11)
Lintasan lari secepat-cepatnya KS (5,12 – 5,50)
lebar 1,22 cm menempuh jarak 30
meter sampai melewati Puteri :
stop watch, garis finish. Kecepatan BS (4,06 – 4,50)
ballpoint, dan lari dicatat sampai B (4,51 – 4,96)
formulir dengan 0,1 detik atau S (4,97 – 5,40)
0,01 detik. K (5,41 – 5,86)
bendera start KS (5,87 – 6,30)
Tes lari dilaksanakan
dua kali, setelah Ket:

86
PJOK SD KK C

No Item Tes Peralatan Pelaksanaan Norma

istirahat yang cukup. BS: Baik Sekali


B : Baik
Catatan waktu terbaik S : Sedang
merupakan hasil tes. K : Kurang
KS: Kurang Sekali

02 Lari 300 lapangan datar Dengan aba-aba “siap” Putera :


Meter jarak minimal testi siap lari dengan BS (31,80 – 38,95)
(kapasitas 125 start berdiri, pada saat B (38,96 – 44,59)
anaerobik) meter aba-aba “ya” (bendera S (44,50 – 49,89)
start diangkat) testi lari K (49,90 – 55,29)
stop watch, secepat-cepatnya KS (55,30 – 60,59)
ballpoint, dan menempuh jarak
formulir 300meter sampai Puteri:
melewati garis finish. BS (34,00 – 39,29)
bendera start Kecepatan lari dicatat B (39,30 – 46,11)
sampai dengan 0,1 detik S (46,12 – 53,27)
atau 0,01 detik. K (53,28 – 60,41)
KS (60,42 – 67,57)
Catatan waktu
merupakan hasil tes.

03 Sit Up (60” lantai datar dan Berbaring terlentang, Putera / Puteri :


Daya matras kedua tangan di
belakang tengkuk, BS >70
Tahan otot stop watch, kedua siku lurus ke
perut) (30” ballpoint, dan depan, lutut ditekuk. B 54 – 69
Kekuatan formulir
otot perut) Bersamaan dengan aba- S 38 – 53
alat penghitung aba “ya” badan diangkat
K 22 – 37
sampai siku menyentuh
lutut, kemudian kembali KS <21
ke sikap semula.

Tes dilaksanakan
selama satu menit,
untuk daya tahan, atau
30 detik untuk
kekuatan.

Jumlah yang dilakukan


dengan benar adalah
hasil tes.

04 Pull Up Palang tunggal Tangan testi berpegang Putera :


Kekuatan 2,5 – 3 meter palang tunggal BS >24
statis/daya bergaris tengah 3 menghadap ke depan. B 17 – 23
tahan otot) – 5 cm S 10 – 16
lengan dan Kedua siku ditekuk, K 3–9
bahu Bangku yang hingga tubuh terangkat KS < 2
mudah dipindah dengan ketinggian dagu
Puteri :

87
Kegiatan Pembelajaran 3

No Item Tes Peralatan Pelaksanaan Norma

magnesium di atas palang. BS >60”


B 40 – 59
stop watch, Hitungan waktu dicatat S 21 – 39
ballpoint, dan mulai dari aba-aba “ya” K 2 – 20
formulir dan testi melakukan KS <1
naik turun tanpa
alat penghitung dibantu ayunan kaki
sebanyak mungkin
selama satu menit.
Puteri hanya
bergantung.

05 Duduk Pada Tembok Berdiri sejajar sekitar Putera :


Tembok 20 cm dari tembok, BS >5’21”
(Daya Tahan stop watch pantat dirapatkan pada B 4’21” – 5’20”
Kekuatan tembok, tungkai bawah S 3’21” – 4’20”
Otot Paha) tegak lurus, paha K 2’01” – 3’20”
mendatar sehingga KS < 2’00”
tungkai bawah dan paha
bersudut 90’, kedua Puteri :
lengan lurus ke bawah. BS >5’01”
Setelah siap diberikan B 4’01” – 5’00”
aba-aba “ya” dan S 3’01” – 4’00”
stopwatch dijalankan. K 2’01” – 3’00”
Stopwatch dihantikan KS < 2’00”
saat posisi sudah tidak
benar.

06 Loncat Dada stop watch, Pada aba-aba “ya” kedua Putera :


(Kekuatan ballpoint, dan kaki menolak lurus ke BS >123
Kaki dan formulir atas secara bersamaan B 91 – 122
Pernafasan) setinggi 25 cm, selama 1 S 60 – 90
alat penghitung menit. Pelaksanaan K 29 – 59
gerak dengan benar KS < 30
dihitung, dan
merupakan hasil tes. Puteri :
BS >112
B 90 – 111
S 88 – 89
K 46 – 87
KS < 45
07 Lari Bolak- lapangan datar Pada saat aba-aba “ya” Putera :
balik 4x5 jarak minimal 10 testee berlari dari BS >12’10”
meter meter, garis batas belakang garis pertama B 12’11”–13’53”
(kelincahan) 5 meter ke garis kedua, S 13’51” – 14’96”
kemudian berbalik ke K 14’98” – 16’39”
stop watch, garis pertama lagi KS < 16’40”
ballpoint, dan setelah kedua kaki
formulir melewati garis kedua. Puteri :
Penghitungan setelah BS >12’42”
testee menempuh satu B 12’43” – 14’09”
S 14’10” – 15’74”

88
PJOK SD KK C

No Item Tes Peralatan Pelaksanaan Norma

kali bolak-balik. K 15’75” – 17’39”


KS < 17’40”
08 Duduk Pita pengukur Pita meter diletakkan Putera :
Berlunjur (meter) lurus di lantai denngan BS >41
dan Meraih nol di tembok. Testee B 31 – 40
(kelentukan Tembok datar menduduki pita meter S 21 – 30
Tubuh dan dengan pantat, K 11 – 20
Pinggul) ballpoint, dan punggung dan kepala KS < 10
formulir merapat ke tembok,
sedangkan kaki Puteri :
diluruskan ke depan, BS > 46
kemudian di ukur B 35 – 45
panjangnya. S 26 – 34
Pelaksanaan K 16 – 25
pengukuran, kaki KS < 15
dibuka lebar, lutut boleh
ditekuk kemudian
kedua tangan meraih
pita meter ke depan
sejauh mungkin. Testee
diberikan dua
kesempatan melakukan.
Hasil raihan terpanjang
dikurangi panjang kaki
merupakan hasil
pengukuran kelentukan.

09 Lari 15 menit lapangan datar Dengan aba-aba “siap” Putera :


/ Balke (Daya jarak minimal testi siap lari dengan BS (61,00 – 65,90)
tahan kerja 220 start berdiri, pada saat B (60,90 – 55,10)
jantung, meter, diberi aba-aba “ya” (bendera S (55,00 – 49,20)
kapasitas tanda setiap start diangkat) testi lari K (49,10 – 43,30)
aerobic (VO2 sepuluh meter menempuh jarak sejauh KS < 43,20
max)) mungkin selama 15
stop watch, menit, setelah peluit Puteri:
ballpoint, dan berbunyi testee berhenti BS (59,30 – 54,30)
formulir di tempat kemudian B (54,20 – 49.30)
dicatat jarak S (49.20 – 44,20)
bendera start tempuhnya. K (44,10 – 39,20)
KS < 39,10
Jarak yang ditempuh
kemudian dimasukkan
dalam rumus VO2 Max =
33,3 + ((jarak
tempuh/15)-133) x
0,172.

89
Kegiatan Pembelajaran 3

5. Penilaian Pembelajaran Aktivitas Pengembangan Kebugaran


Jasmani

Sebagai alat penilaian bagi peserta didik untuk bahan pengembangan soal, berikut
langkah-langkah yang perlu dikembangkan dalam menyusun instrumen penilaian
pembelajaran aktivitas pengembangan kebugaran jasmani. Bahan bacaan yang
membantu Saudara pada materi ini adalah membaca modul pedagogik Kelompok
Kompetensi B, C, D, E, F, dan J, tentang Penilaian dan sumber lain yang relevan.

a. Penyusunan kisi-kisi dan soal pilihan ganda


Kisi-kisi Penulisan Soal

Kompetensi Bentuk
No. Kelas Indikator Materi
Dasar Soal
1 Memahami III Menyebutkan Kebugaran Pilihan
bergerak secara bentuk latihan Jasmani Ganda
seimbang, lentur, kelenturan
lincah, dan
berdaya tahan
dalam rangka
pengembangan
kebugaran jasmani
melalui permainan
sederhana dan
atau tradisional

90
PJOK SD KK C

KARTU SOAL
Tahun Ajaran: 2017/2018
Jenis Sekolah : SD Pancasila
Nama Penyusun : Dimas Ramadya
Mata Pelajaran : PJOK
Kelas/Semester : IV/I
Kompetensi
Buku Sumber: .........................................
Dasar
Soal
Memahami bergerak secara
Berikut yang merupakan bentuk-bentuk latihan
seimbang, lentur, lincah, dan berdaya
kelenturan ...
tahan dalam rangka pengembangan
A. Permainan pohon tertiup angin
kebugaran jasmani melalui
B. Perlombaan Hitam hijau
permainan sederhana dan atau
C. Perlombaan mencari jumlah kelompok
tradisional
D. Perlombaan gerobak dorong
Indikator
Menyebutkan bentuk latihan
kelenturan
Materi:
Bentuk-bentuk latihan kebugaran
No. Soal Kunci Jawaban:
1 A. Permainan pohon tertiup angin

b. Penyusunan kisi-kisi dan soal uraian


Bentuk
No. Kompetensi Dasar Kelas Indikator Materi
Soal
1 Memahami bergerak secara III Menganalisi Kebugara Uraian
seimbang, lentur, lincah, dan s bentuk n Jasmani
berdaya tahan dalam rangka latihan
pengembangan kebugaran kelenturan
jasmani melalui permainan
sederhana dan atau
tradisional

91
Kegiatan Pembelajaran 3

KARTU SOAL
Tahun Ajaran : ................................................................
Nama Penyusun : ................................................................
Mata Pelajaran : .................................................................
Kelas/Semester : ................................................................

Kompetensi Dasar Buku Sumber: Roji, Pendidikan Jasmani Olahraga dan


3.4 Memahami bergerak secara Kesehatan Kelas IV, Kemdikbud 2016
seimbang, lentur, lincah, dan SOAL:
berdaya tahan dalam rangka
pengembangan kebugaran Sebutkan dan jelaskan salah satu bentuk latihan kelentukan
jasmani melalui permainan melalui permainan!
sederhana dan atau tradisional
Indikator
Menyebutkan bentuk latihan
KUNCI JAWABAN:
kekuatan
Materi:
Permainan pohon tertiup angin, dilakukan saat ada aba-aba
Latihan kekuatan
angin depan maka badan melenting ke belakang, jika ada
No. Soal
angin dari belakang maka merapatkan wajah ke arah kaki, jika
2
ada angin dari kanan maka badan meliuk ke kiri, begitu pula
Indikator
jika ada angin dari kiri badan meliut ke kanan.
Menyebutkan bentuk latihan
kecepatan

c. Penyusunan kisi-kisi dan soal uji keterampilan


Berdasar Pengaruh Berdasar Penggunaan
Berdasarkan Akhir Gerakan
Lingkungan Otot
Keterampilan Keterampil Terputus Rangka Berulang Keterampila Keteramp
Terbuka (Open an (Descret) ian (Continu n dengan ilan
dengan
Loop Skill) Tertutup (Serial) m) Otot Halus
Otot
(Close Loop Kasar
Skill) (Gross
Motor
Skill)

92
PJOK SD KK C

Berdasar Pengaruh Berdasar Penggunaan


Berdasarkan Akhir Gerakan
Lingkungan Otot
Melempar bola Melempar Roll Lay up Renang Melentikkan Menenda
kasti sasaran bola kasti depan shoot jari tangan ng bola
benda sasaran pada pada senam
bergerak/dina benda permai irama
mis diam/ nan
statis bola
basket

No Kompetensi Dasar Indikator Uraian Gerak Pen-skoran


1. Memahami bergerak Uji Keterampilan Produk Gerak Secara Terpisah (gerak
secara seimbang, lentur, tertutup)
lincah, dan berdaya tahan Melakukan Permainan pohon nilai 3 jika setiap
dalam rangka gerak gerak tertiup angin: Instruksi dapat
pengembangan bebas sesuai aba-aba angin terpenuhi yang
kebugaran jasmani tanda-tanda depan maka memiliki tingkat
melalui permainan / badan melenting kelenturan yang
sederhana dan atau ke belakang, maksimal, dan nilia 1
tradisional ada angin dari jika tidak terpenuhi
belakang maka Tentukan berapa kali
merapatkan insturksi
wajah ke arah SKOR:
kaki Skor didapat dibagi
(menundukkan skor maksimal
rapat di kedua dikalikan 100
kaki),
angin dari kanan
maka badan
meliuk ke kiri,
ada angin dari
kiri badan meliut
ke kanan

93
Kegiatan Pembelajaran 3

Instrumen untuk penilaian produk gerak secara terpisah untuk perorangan

Contoh lembar penilaian produk gerak secara terpisah untuk perorangan

Nama :
Kelas :
Hasil Uji Percobaan I Percobaan II
Keterampilan Skor (lihat Waktu Skor (lihat kisi-
Waktu tempuh
kisi-kisi) tempuh kisi)

D. Aktivitas Pembelajaran

1. Aktivitas Peserta

1. Saudara dipersilahkan menyimak penjelasan tujuan dan skenario


pembelajaran dari Fasilitator.
2. Salinlah berkas (file) lembar kerja/work sheet (LK) tentang analisis materi
ajar pembelajaran aktivitas kebugaran jasmani 2 yang disediakan oleh
Fasilitator/atau yang tersedia pada modul ini!
3. Kerjakanlah LK tersebut sesuai dengan langkah kerja yang disarankan!
4. Lakukan pemaparan hasil kerja Saudara di depan kelas, diskusikan, dan
lakukan perbaikan sesuai dengan hasil diskusi dan saran dari Fasilitator
jika Saudara mengikuti diklat model tatap muka penuh. Jika Saudara
mengikuti diklat model in-on-in, kerjakan ketika pelaksanaan On,
kemudian paparkan pada saat In-2 berlangsung!
5. Berikanlah saran kepada peserta lain yang memberikan pemaparan!
6. Saudara akan dinilai oleh Fasilitator selama proses dan di akhir
pembelajaran (pada pembelajaran tatap muka penuh dan in-1). Jika
Saudara mengikuti diklat model tatap muka in-on-in, hasil pekerjaan
Saudara akan dinilai pada saat pemaparan pada In-2.
7. Saudara dipersilahkan menyimak penguatan yang diampaikan oleh
Fasilitator (pada pembelajaran tatap muka penuh dan in-2).

94
PJOK SD KK C

2. Lembar Kerja

Lembar Kerja LK-KK.C.PRO 1.3

Berikut adalah lembar kerja LK-KK.C.PRO 1.3 yang harus Saudara selesaikan pada
pembelajaran lanjutan jika pelatihan dilakukan dengan model tatap muka penuh
atau On jika pelatihan dilakukan dengan pola in – on – in. Saudara diminta untuk
bekerja secara perorangan, sehingga tumbuh nilai kemandirian, integritas, serta
bertanggung jawab atas pekerjaaan yang harus diselesaikan.

LK-KK.C.PRO 1.3
Analisis Materi Pembelajaran Aktivitas Pengembangan Kebugaran
Bekerjalah secara perorangan!
Pilihlah salah satu materi pada lingkup aktivitas pengembangan kebugaran!
Sediakanlah Kompetensi Dasar (KD) setiap kelas! dan pelajari bahan bacaan dan buku
sumber sesuai materi!
Pilihlah KD aktivitas pengembangan kebugaran kelas 4 sampai dengan 6, kemudian lakukan
analisis materi tersebut!
Tuliskanlah hasil analisis yang Saudara lakukan pada format berikut!

Aktivitas Pengembangan Kebugaran


Indikator Pencapaian Materi Pembelajaran
KD
Kompetensi (Terperinci)
KD Pengembangan
Kebugaran kelas 4
... ...
KD 3.2 ...
KD 4.2 ...
KD Pengembangan
Kebugaran kelas 5
... ...
KD 3.2 ...
KD 4.2 ...
KD Pengembangan
Kebugaran kelas 6
... ...
KD 3.2 ...
KD 4.2 ...

95
Kegiatan Pembelajaran 3

LK-KK.C.PRO 1.3
Analisis Materi Pembelajaran Aktivitas Pengembangan Kebugaran

Cocokkanlah hasil kerja kelompok Saudara dengan dokumen yang tersedia, dan lakukan
perbaikan jika terjadi ketidaksesuaian!

Refleksi:
Tuliskanlah apa yang Saudara rasakan terhadap nilai-nilai gotong royong, kemandirian,
tanggung jawab, dan integritas!

Gotong Royong
.........................................................................................................................................................

Mandiri
..................................................................................................................................................................................................

Tanggung jawab
..................................................................................................................................................................................................

Integritas
..................................................................................................................................................................................................

96
PJOK SD KK C

E. Latihan/ Kasus/ Tugas

Pilihan Berganda

Untuk menyelesaikan soal-soal berikut, pilihlah jawaban dengan memberi tanda


silang (X) pada huruf A, B, C, atau D yang merupakan jawaban paling benar.

1. Kemampuan tubuh melakukan penyesuaian terhadap pembebasan fisik


yang diberikan kepadanya (dari kerja yang dilakukan sehari-hari) tanpa
menimbulkan kelelahan yang berlebihan yang berarti disebut . . . .
A. kebugaran jasmani
B. ketahanan tubuh
C. daya tahan tubuh
D. kekuatan tubuh
2. Pembelajaran kebugaran jasmani berguna untuk meningkatkan . . .
A. daya tahan tubuh
B. kelentukan persendian
C. kekuatan otot
D. daya tahan, kelenturan, kecepatan, kekuatan, kelincahan
3. Kemampuan fisik seseorang dalam melaksanakan tugas sehari-hari
ditentukan oleh . . . .
A. tingkat kesehatan seseorang
B. kemampuan dalam melakukan aktivitas
C. derajat kebugaran jasmani
D. volume daya tahan yang tinggi
4. Seseorang yang memiliki tingkat kebugaran jasmani yang baik akan
terhindar dari kemungkinan . . . .
A. ketegangan otot
B. cidera olahraga
C. pingsan akibat olahraga
D. gangguan kesehatan

97
Kegiatan Pembelajaran 3

5. Untuk meningkatkan kekuatan, kelentukan dan daya tahan, seseorang


harus berlatih selama . . . .
A. 4 – 6 minggu
B. 5 – 7 minggu
C. 6 – 8 minggu
D. 8 – 10 minggu
6. Kemampuan otot untuk melakukan suatu ketahanan akibat suatu beban
dinamakan . . . .
A. kekuatan
B. daya tahan
C. kelenturan
D. kelincahan
7. Kemampuan untuk melakukan perpindahan tempat dari satu tempat ke
tempat yang lainnya dalam waktu yang sesingkat-singkatnya dinamakan . . .
A. daya tahan
B. kecepatan
C. kelenturan
D. kelincahan
8. Kemampuan otot-otot untuk melakukan tugas gerak yang membebani otot
dalam waktu yang cukup lama dinamakan . . . .
A. kecepatan
B. kelenturan
C. daya tahan otot
D. kelincahan
9. Kemampuan seseorang untuk melakukan kerja dalam waktu yang relatif
lama dinamakan . . . .
A. kecepatan
B. kelenturan
C. daya tahan otot
D. daya tahan paru-paru/kardiovaskuler

98
PJOK SD KK C

10. Kemampuan seseorang untuk menggerakkan anggota badan pada luas


gerak tertentu pada suatu persendian dinamakan . . . .
A. kecepatan
B. kelenturan
C. daya tahan otot
D. kelincahan

F. Rangkuman

Gejala kemorosotan kebugaran jasmani di kalangan anak-anak di seluruh dunia


sudah merupakan gejala umum. Penyebab utama adalah karena mereka kurang aktif
bergerak, yang diakibatkan oleh bertambah sedikitnya waktu untuk melaksanakan
latihan jasmani.

Kebugaran jasmani adalah kesanggupan dan kemampuan tubuh melakukan


penyesuaian (adaptasi) terhadap pembebasan fisik yang diberikan kepadanya (dari
kerja yang dilakukan sehari-hari) tanpa menimbulkan kelelahan yang berlebihan
yang berarti. Setiap orang membutuhkan kesegaran jasmani yang baik, agar ia dapat
melaksanakan pekerjaannya dengan efektif dan efisien tanpa mengalami kelelahan
yang berarti.

Unsur-unsur kebugaran jasmani antara lain : (1) Strength (kekuatan), (2) Power
(daya), (3) Speed (kecepatan), (4) Flexibility (kelentukan), (5) Agility (kelincahan),
(6) Endurance (daya tahan) dan (7) Stamina (daya tahan kecepatan).

Mempelajari pengembangan kebugaran jasmani harus terlebih dahulu mempelajari


teknik-tekniknya secara bertahap. Prestasi akan meningkat dengan sendirinya
apabila teknik dasar telah dikuasai secara sempurna. Tanpa teknik yang memadai
tenaga yang besar tidak akan menghasilkan prestasi yang tinggi. Demikian pula,
tanpa teknik yang sempurna prestasi yang optimal tidak akan dapat dicapai.

Komponen-komponen kebugaran jasmani adalah faktor penentu derajat kondisi


setiap individu. Seseorang dikatakan bugar jika mampu melakukan segala aktivitas
kehidupan sehari-hari tanpa mengalami hambatan yang berarti, dan dapat
melakukan tugas berikutnya dengan segera.

99
Kegiatan Pembelajaran 3

Kebugaran jasmani memiliki dua komponen utama, yaitu: komponen kebugaran


yang berkaitan dengan kesehatan antara lain: kekuatan otot, daya tahan otot,
daya tahan aerobik, dan fleksibilitas; serta komponen kebugaran jasmani yang
berkaitan dengan keterampilan antara lain: koordinasi, agilitas, kecepatan gerak,
power dan keseimbangan.

G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut

Setelah Saudara mempelajari dan mengerjakan latihan/kasus/tugas kegiatan


pembelajaran ini dengan menjawab semua soal di atas, cocokkan hasil jawaban
Saudara dengan kunci jawaban tes yang ada dan hitunglah jawaban Saudara dengan
benar. Kemudian gunakan formula matematis di bawah ini untuk mengetahui
tingkat penguasaan Saudara dalam materi kegiatan pembelajaran di atas.

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑗𝑎𝑤𝑎𝑏𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑏𝑒𝑛𝑎𝑟


Rumus : Tingkat Penguasaan = 𝑋 100%
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑜𝑎𝑙

Kriteria tingkat penguasaan yang dicapai:


90 % - 100 % Baik sekali
80 % - 89 % Baik
70 % - 79 % Cukup
60 % - 69 % Kurang
60 ke bawah Kurang sekali
Bila Saudara telah mencapai tingkat penguasaan 80 % atau lebih, anda dapat
meneruskan dengan Kegiatan Belajar berikutnya. Bagus ! Tetapi bila tingkat anda
masih di bawah 80 %, anda harus mengulangi Kegiatan Pembelajaran ini dengan
focus sebagai nilai karakter integritas Saudara, terutama bagian yang belum anda
kuasai. Jangan hanya bersandar pada kunci jawaban yang ada.

100
PJOK SD KK C

Kunci Jawaban

KP 1: Kunci Jawaban evaluasi kegiatan belajar


1. A 6. C
2. A 7. B
3. C 8. B
4. C 9. C
5. D 10. B

KP 2: Kunci Jawaban evaluasi kegiatan belajar

1. A 6. A

2. B 7. B

3. C 8. D

4. D 9. D

5. D 10. C

KP 3: Kunci Jawaban evaluasi kegiatan belajar

1. A 6. A
2. D 7. B
3. C 8. C
4. D 9. D
5. C 10. B

101
PJOK SD KK C

Evaluasi

1. Pembelajaran pendidikan jasmani menekankan pada tiga ranah yaitu sikap,


pengetahuan, dan keterampilan, salah satu ciri yang nampak nyata adalah…:
A. sikap religi
B. sikap sosial
C. pengetahuan
D. Psikomotor

2. Proses pendidikan yang memanfaatkan aktivitas fisik untuk menghasilkan


perubahan holistik dalam kualitas individu, baik dalam hal fisik, mental, serta
emosional adalah…
A. Pengertian pendidikan olahraga
B. Pengertian pendidikan kesehatan
C. Pengertian pendidikan jasmani
D. TujuanPendidikan jasmani

3. Ciri-ciri olahraga adalah…


A. Bersifat kompetitif
B. Orientasi pada uang
C. Peraturan bisa dirubah selama kegiatan berlangsung
D. Teknik bermain tidak terorganisir

4. Seorang guru harus memahami karakteristik dari peserta didik, hal ini
berlandaskan pada ….
A. Biologis
B. Psikologis
C. Psikomotoris
D. Sosiologis

103
Evaluasi

5. Dalam pendidikan jasmani seluruh anak memiliki tingkat kecepatan yang


bervariasi dalam pembelajaran, anak dengan kecepatan kurang baik (lamban)
harus diperhatikah secara lebih khusus sehingga mampu beradaptasi dengan
lingkungan dan pada akhirnya dapat mencapai tujuan pembelajaran yang
diinginkan. Sedangkan pada olahraga anak yang memiliki kelambanan akan
ditinggalkan karena hanya menghambat proses pembelajaran, dan mengganggu
pencapaian prestasi tinggi yang diinginkan. Perbedaan ini ditinjau dari …
A. Pemanduan bakat
B. Pusat orientasi
C. Perlakuan
D. Jenis aktivitas

6. Pertolongan sementara yang diberikan kepada seseorang yang menderita sakit


atau kecelakaan sebelum mendapat pertolongan dari dokter merupakan . . . .
A. hakekat PPPK
B. tujuan PPPK
C. prinsip PPPK
D. sifat PPPK

7. Memberikan perasaan ketenangan kepada korban, mencegah atau mengurangi


rasa takut dan gelisah, dan mengurangi bahaya yang lebih besar merupakan . . . .
A. tujuan pertolongan pertama
B. sifat pertolongan pertama
C. manfaat pertolongan pertama
D. fungsi pertolongan pertama

8. Yang tidak termasuk tindakan-tindakan yang harus dilakukan dalam


memberikan pertolongan pertama berikut ini adalah . . . .
A. hentikan pendarahan
B. cegah infeksi
C. cegah dan atasi shock
D. pergi ke dokter bila korban telah sadar

104
PJOK SD KK C

9. Salah satu prinsip-prinsip atau sikap ketika melakukan usaha pertolongan


pertama pada kecelakaan adalah . . . .
A. berikan pertolongan menunggu dokter
B. cepat-cepat memindahkan korban
C. melihatkan lupa kepada korban
D. bersikap tenang dan tidak panic

10. Gangguan keadaan umum yang disebabkan karena pembuluh darah kurang
terisi sehingga pengaliran darah terganggu merupakan keadaan ….
A. pingsan
B. shock
C. mati suri
D. pendarahan

11. Kemampuan tubuh melakukan penyesuaian terhadap pembebasan fisik yang


diberikan kepadanya (dari kerja yang dilakukan sehari-hari) tanpa
menimbulkan kelelahan yang berlebihan yang berarti disebut . . . .
A. kebugaran jasmani
B. ketahanan tubuh
C. daya tahan tubuh
D. kekuatan tubuh

12. Kemampuan fisik seseorang dalam melaksanakan tugas sehari-hari ditentukan


oleh . . . .
A. tingkat kesehatan seseorang
B. kemampuan dalam melakukan aktivitas
C. derajat kebugaran jasmani
D. volume daya tahan yang tinggi

105
Evaluasi

13. Kemampuan otot untuk melakukan suatu ketahanan akibat suatu beban
dinamakan . . . .
A. kekuatan
B. daya tahan
C. kelenturan
D. kelincahan

14. Kemampuan seseorang untuk menggerakkan anggota badan pada luas gerak
tertentu pada suatu persendian dinamakan . . . .
A. kecepatan
B. kelenturan
C. daya tahan otot
D. kelincahan

15. Permainan yang tepat untuk meningkatkan unsur kelincahan adalah


permaianan....
A. lompat tali
B. galasin
C. mencari jumlah kelompok
D. berburu binatang

106
Penutup

Modul pembinaan karier guru PJOK ini diharapkan dapat mendukung peningkatan
kompetensi pendidik, sehingga dengan profesionalisme yang tinggi akan
meningkatkan profesi, martabat dan kesejahteraan masyarakat belajar di
lingkungannya. Hal penting utamanya adalah dengan melaksanakan pengembangan
keprofesionalan berkelanjutan diharapkan guru PJOK dapat meningkatkan
profesionalismenya.

Modul ini dirumuskan dan dikembangkan dari berbagai pihak yang memiliki best
practices dan pakar-pakar PJOK. Namun demikian agar modul ini efektif dalam
mendorong guru untuk melaksanakan peningkatan kompetensinya perlu perhatian
dan masukan dari stakeholders.

Hasil akhir dari upaya pemahaman konsep, latihan dalam tugas-tugas dan diskusi
dapat meningkatkan kompetensi guru, sehingga bermakna bagi peserta didik dalam
mata pelajaran PJOK. Harapan penulis terhadap peserta diklat, bahwa dari
kekurangan isi modul ini peserta akan mengeksplorasi lebih lanjut dengan berbagai
sumber belajar yang relevan. Selamat belajar dan teruslah belajar, demi
terwujudnya tujuan PJOK dalam mencapai tujuan pendidikan nasional seutuhnya.

107
Daftar Pustaka

Arma Abdullah dan Agus Manadji. (1994). Dasar- dasar Pendidikan Jasmani Jakarta :
Ditjend Dikti Depdikbud.

Coutinho, M., &Malouf, D., (1993). Performance Assessment and Children with
Disabilities: Issues and Possibilities. Teaching Exceptional Children, 25

Djumidar, Mochamad. (2004). Belajar Berlatih Gerak-gerak Dasar Pengembangan


kebugaran jasmani. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Jewet, A.E. (1994). Curriculum Theory and Research in Sport Pedagogy, dalam Sport
Science Review. Sport Pedagogy . Vol. 3 (1), h. 11-18.

Jewett; Bain; dan Ennis. (1995). The Curriculum Process in Physical Education,
Second Edition, Brown & Benchmark Publishers.

Kemdikbud RI, (2016). Modul Pelatihan Guru Pembelajar Pendidikan Jasmani


Olahraga dan Kesehatan, kelompok kompetensi C, Ditjen Guru dan Tenaga
Kependidikan, Kemdikbud RI.

Kemdikbud RI (2013), Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang


Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan.

Kemdikbud RI (2015), Permendikbud, Nomor 13 Tahun 2015 Tentang Perubahan


Kedua Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar
Nasional Pendidikan.

Kemdiknas RI (2005), PP No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.

Kemendikbud, (2016) Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik


Indonesia Nomor 20 Tahun 2016 Tentang Standar Kompetensi Lulusan
Pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah.

109
Daftar Pustaka

Kemendikbud, (2016). Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik


Indonesia Nomor 21 Tahun 2016 Tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan
Pendidikan Menengah.

Kemendikbud, (2016). Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik


Indonesia Nomor 22 Tahun 2016 Tentang Standar Proses Pendidikan Dasar
dan Pendidikan Menengah.

Kemendikbud, (2016). Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik


Indonesia Nomor 23 Tahun 2016 Tentang Standar Penilaian Pendidikan
Dasar dan Pendidikan Menengah.

Kemendikbud, (2016). Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik


Indonesia Nomor 24 Tahun 2016 Tentang Standar Kompetensi Inti dan
Kompetensi Dasar Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah

Lutan, Rusli dan Hartoto. (2004). Pendidikan Kebugaran Jasmani: Orientasi


Pembinaan di Sepanjang Hayat. Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional,
Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah bekerjasama dengan
Direktorat Jenderal Olahraga.

Lutan, Rusli. (2005). Pendidikan Jasmani dan Olahraga Sekolah: Penguasaan


Kompetensi Dalam Konteks Budaya Gerak.

Macdonald, D. (2000). Curriculum change and the postmodern world: The school
curriculum-reform project an anachronism.

Mahendra, Agus, dkk. (2006). Implementasi Movement-Problem-Based Learning


Sebagai Pengembangan Paradigma Reflective Teaching Dalam Pendidikan
Jasmani: Sebuah Community-Based Action Research Di Sekolah Menengah Di
Kota Bandung.

Rusli Lutan. (2001). Pembaharuan Pendidikan Jasmani di Indonesia. Jakarta: Ditjend


Olahraga Depdiknas.

Salvia, J., & Ysseldyke, J. E., (2004). Assessment in Special and Inclusive Education (9th
ed.). New York: Houghton Mifflin.

110
Siedentop, D., (1991). Developing Teaching Skills in Physical Education. Mayfield
Publishing Company.

Suherman, Adang. 2004. Evaluasi Pendidikan Jasmani, Asesmen Alternatif Terhadap


Kemajuan Belajar Peserta didik di SD. Jakarta : Departemen Pendidikan
Nasional, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah bekerjasama
dengan Direktorat Jenderal Olahraga.

Syarifuddin, Aip. (1992). Pengembangan kebugaran jasmani. Jakarta : Proyek


Pembinaan Tenaga Kependidikan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI.

Tim penyusunan Bahan Ajar. (2010). Buku Bahan Ajar Pendidikan Jasmani, Olahraga
dan Kesehatan. Bogor : PPPPTK Penjas & BK.

A. Wiggins, G., (1993). Assessment: Authenticity, Context and Validity. Phi Delta
Kappan, 75(3).

111

Anda mungkin juga menyukai