Anda di halaman 1dari 5

BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian di atas, dengan ini penulis menyimpulkan tentang

penyakit ulkus diabetes

1. Ulkus diabetes adalah salah satu bentuk komplikasi kronik diabetes

melitus berupa luka terbuka pada permukaan kulit yang dapat disertai

adanya kematian jaringan setempat. Ulkus diabetes merupakan luka

terbuka pada permukaan kulit karena adanya komplikasi makroangiopati

sehingga terjadi vaskuler insusifiensi dan neuropati, yang lebih lanjut

terdapat luka pada penderita yang sering tidak dirasakan, dan dapat

berkembang menjadi infeksi disebabkan oleh bakteri anaerob

2. Adapun pencegahan ulkus diabetes

Sangat penting bagi pasien dengan diabetes untuk mencegah ulkus kaki

berkembang, karena akan sulit diobati. Selain itu, komplikasinya juga

sangat serius. Oleh karena itu pasien perlu meminimalisir resiko dengan:

a. Hindari memakai kaus kaki/stocking ketat karena dapat mencegah

darah mengalir dengan normal ke kaki.

b. Pastikan kaki bersih setiap saat. Kaki harus dicuci setiap hari dan juga

harus tetap kering sepanjang waktu.

c. Berolahraga setidaknya satu jam per hari, lima hari seminggu. Ini

membantu memperbaiki sirkulasi darah.

d. Biasakan memeriksa kaki setiap hari untuk memriksa adanya luka.

14
15

e. Melembabkan kaki setiap hari. Kulit kering lebih rentan terhadap

bisul.

f. Jangan sekali-kali memakai sepatu yang tidak pas.

g. Meminta kaki diperiksa oleh dokter setidaknya setahun sekali.

3. Adapun penatalaksanaan ulkus diabetes

a. Strategi pencegahan

Fokus pada gangguan ulkus diabetikum adalah pencegahan

terjadinya luka. Strategi yang dapat dilakukan meliputi edukasi

kepada pasien, perawatan kulit, kuku dan kaki serta penggunaan alas

kaki yang dapat melindungi. Pada penderita dengan resiko rendah

boleh menggunakan sepatu hanya saja sepatu yang digunakan jangan

sempit atau sesak. Perawatan kuku yang dianjurkan pada penderita

resiko tinggi adalah kuku harus dipotong secara tranversal untuk

mencegah kuku yang tumbuh ke dalam dan merusak jaringan sekitar.

b. Penanganan ulkus diabetikum

Penanganan ulkus diabetikum dapat dilakukan dalam berbagai

tingkatan :

a. Tingkat 0

Penanganan pada tingkat ini meliputi edukasi kepada pasien

tentang bahaya dari ulkus dan cara pencegahanya.

b. Tingkat I
16

Memerlukan dedrimen jaringan nekrotik atau jaringan yang

infeksius

c. Tingkat II

Memerlukan debrimen antibiotic yang sesuai dengan hasil kultur,

perawatan luka dan pengurangan beban yang lebih berarti.

d. Tingkat III

Memrlukan debrimen yang sudah menjadi gangrene, amputasi

sebagian, imobilisasi yang lebih ketan dan pemberian antibiotik

parentral yang sesuai dengan kultur.

e. Tingkat IV

Pada tahap ini biasanya memerlukan tindakan amputasi sebagian

atau seluruh kaki (Windhart, 2007).

B. Saran

Setelah membuat makalah yang berjudul “ulkus diabetes” ini. Adapun

saran dari penulis yaitu :

1. Pengkajian pada klien ulkus diabetes sekiranya pengambilan data dengan

jelas dan benar dan pada saat pengambilan data diwajibkan untuk

memberikan 5S (senyum, salam, sapa, sopan, dan santun) pada klien yang

sadar atau pada keluarga klien karna sebagai perawat kita harusa

memberikan yang terbaik untuk klien.

2. Diagnosa keperawatan yang dapat dilakukan pada klien ulkus diabetes

yaitu dengan mengetahui secara jelas mengenai ulkus diabetes dan tentu
17

saja telah melakukan pemeriksaan terlebih dahulu terhadap klien sehingga

dapat membantu perawat atau dokter dalam menentukan diagnosa.

3. Rencana keperawatan, sebelum melakukan tindakan keperawatan

sebaiknya ada rangkaian kegiatan pada praktik keperawatan yang akan

dilakukan pada klien dan dilakukan berdasarkan kaidah-kaidah

keperawatan sebagia suatu profesi yang berdasarkan ilmu dan kiat

keperawatan, bersifat humanistik, dan berdasarkan pada kebutuhan

objektif klien untuk mengatasi masalah yang dihadapi klien.

4. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak

kekurangan dan jauh dari kata sempurna maka dari itu penulis minta kritik

dan saran membangun untuk kelancaran pembuatan makalah ini dapat

bermanfaat untuk penulis khusunya dan untuk pembaca umumnya


18

DAFTAR PUSTAKA

Barbara. (2001), Perawatan Medikal Bedah (Suatu Pendekatan proses

keperawatan), Bandung.

Brunner & Suddarth, (2002), Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, ahli Bahasa:

Wahyo Agung, Yasmin Asih, Juli, Kuncara, I.made karyasa. Jakarta: EGC.

McCloskey, Bulechek. (2000). “Nursing Interventions Classification (NIC)”.

United States of Amerika: Mosby.

Meidean, J., M. (2000). “Nursing Outcomes Classification (NOC)”. Unites States

of Amerika: Mosby.

NANDA Internasional. (2012). Diagnosa Keperawatan: Defenisi dan Klasifikasi.

Jakarta: EGC.

Price, S.A., (2007), Patofisiologi, Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit, Buku 1,

Edisi 4. Jakarta: EGC.

Soeparman. (2000). Ilmu Penyakit Dalam, Jilid II, Jakarta: Gaya Baru.

Widharto, (2007). Kencing Manis (Diabetes Melitus). Jakarta: Sunda kelapa

Pustaka.

Anda mungkin juga menyukai