Anda di halaman 1dari 2

Narasi observasi

1. Informan Destria

Informasi tentang informan 1: Informan 1 berstatus PNS, bekerja di IGD sudah 3 tahun lebih.
Informan 1 sudah pernah ikut BTCLS tapi sudah habis masa berlaku sertifikatnya dan belum terupgrade,
akan tetapi informan 1 ini sudah ikut pelatihan resusitasi dari Rumah Sakit Sardjito pada bulan November
tahun 2018.

Tahap Primary Survey

Pasien datang diantar ambulance sebuah Puskesmas wilayah Bangka Barat. Saat itu sedang berjaga 4
orang perawat. Saat pasien datang, Perawat “D” langsung menyambut pasien dan melakukan observasi
visual sambil mengecek respon pasien di ruang triase, karena tidak ada respon sama sekali dari pasien
perawat “D” langsung mengintruksikan kepada teman-temannya dengan sedikit berteriak “ pasien
resus,ayo cepat dorong ke triase merah. Di ruang trise merah, sebelum pasien dipindahkan ke tempat tidur
perawat “D” langsung membuka troli emergenci mengambil orofharingeal, langsung memberikan aba-aba
ke dr jaga yang saat itu sedang memasang saturasi oksigen. “dok, OPA (orofharingeal) belum terpasang,
saya pasang ya? “silahkan pasang”

Setelah itu terdengar intruksi dokter jaga IGD memberikan intruksi untuk memberikan oksigen dengan
kosentrasi 15 liter/menit, karena saturasi oksigennya hanya 75%. Perawat jaga yang lain memberikan
oksigen tersebut, perawat “D” sedang memasang orofharingeal. Perawat “D” berkata “dok, OPA
(oropharingeal) sudah terpasang, ayo kita pindahin pasiennya ke bed (tempat tidur). Pasien sudah
dipindahkan ke bed RSUD sejiran Setason tapi saat memindahkan teman-teman lupa mengamankan leher,
perawat “D” yang saat itu berada diatas kepala pasien juga tidak melakukan fiksasi leher.

Setelah pasien dipindahkan ke bed, dokter IGD melakukan serah terima dengan perawat
puskesmas yang membawa pasien tersebut. Pandangan saya tertuju lagi dengan perawat “D”. Saat itu
perawat “D” sedang melakukan suction. Terlihat ada darah di selang suction dan tabung suction. Setelah
dilakukan suction beberapa kali, suara tambahan pun berkurang, awalnya terdengar gurgling dan snoring.
Dokter mamantau saturasi oksigen yang belum stabil. Perawat tidak memasang neck collar.

` Selanjutnya perawat “D” langsung memasang infus 1 line lagi atas intruksi dokter IGD,
mengambil darah untuk pemeriksaan labor, dan melakukan resusitasi cairan. Selanjutnya dokter dan
perawat “D” secara bersama-sama menilai Glow coma Scale (GCS), dokter melakukan cek pupil dan
mengecek kekuatan tonus otot. Selanjutnya perawat “D” memasang selang urine, perawat “D” hanya
membuka pakaian bagian bawah pasien, memantau jumlah urine yang keluar tapi urine pertama tidak
dibuang. Selanjutnya perawat “D” memasang selang ke lambung atas intruksi dokter. Sebelum melakukan
pemasangan selang urine dan selang lambung dokter IGD menginformasikan tindakan yang akan
dilakukan, menjelaskan komplikasi setelah itu keluarga memberikan tanda tangan persetujuan tindakan.
Untuk monitor sudah dipasang oleh perawat lain.
Tahap Secondary Survey

Perawat “D” tidak melakukan pemeriksaan dari ujung kaki sampai ujung rambut secara seksama,
tanda-tanda vital dicatat dilembar observasi ruang resusitasi. Karena pasien tidak sadar jadi anamnesa
KOMPAK tidak dilakukan. Harusnya pasien di CT Scan, tapi karena di RSUD Sejiran Setason belum ada
CT Scan jadi pemeriksaan CT Scan tidak bisa dilakukan. Pasien akhirnya masuk ICU karena kondisi tidak
memungkinkan untuk dirujuk. 2 hari kemudian pasien meninggal dunia.

Anda mungkin juga menyukai