ASKEP SC DG KPD PLT 20
ASKEP SC DG KPD PLT 20
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Ketuban dinyatakan pecah dini bila terjadi sebelum proses persalinan
berlangsung.ketuban pecah dini di sebabkan oleh karena berkurangnya
kekuatan membrane atau meningkatnya tekanan intra uteri atau kedua factor
tersebut.berkurangnya kekuatan membrane disebabkan adanya infeksi yang
dapat berasal dari vagina servik (Sarwono Prawiroharjop,2002).
Penyebab dari KPD adalah Ketegangan rahim berlebihan (overdistensi)
seperti pada kehamilan ganda, hindramnion, gemeli, ataupun tumor. Kelainan
letak janin dalam rahim seperti letak sungsang, letak lintang.
Kemungkinan kesempitan panggul seperti perut gantung, bagian terendah
belum masuk PAP (pintu atas panggul). Kelainan bawaan dari selaput ketuban.
Dalam proses persalinan normal, ketuban akan pecah secara spontan
menjelang pembukaan lengkap. Dengan pecahnya ketuban tersebut terjadi
tekanan pada fleksus hauser yang terletak pada pertemuan ligamentum
uterosakralis dan akan merangsang terjadinya reflek mengedan. Sedangkan
pada kasus ketuban pecah dini disebabkan oleh karen berkurangnya kekuatan
membrane atau meningkatnya tekanan intra uterin.
Penatalaksaan yang dilakukan dengan cara melakukan tindakan
pembedahan Sectio Cesarea adalah suatu tindakan persalinan dimana janin
dikeluarkan melalui suatu insisi pada dinding depan perut dan dinding rahim
dalam keadaan utuh serta berat janin di atas 500 gram (Sarwono, 2000).
1.2 Tujuan
1.2.1 Untuk mengetahui definisi KPD
1.2.2 Untuk mengetahui etiologi KPD
1.2.3 Untuk mengetahui patofisiologi KPD
1.2.4 Untuk mengetahui manifestasi klinis KPD
1.2.5 Untuk mengetahui Asuhan Keperawatan pada pasien dengan KPD
1.2.6 Untuk mengetahui instek dan opstek Sectio Caesar
1
BAB 2
TIJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian KPD
2
h) Leher
Posisitrakea tidak deviasi,tidak ada pembesaran kelenjar tiroid atau
vena jugularis.
i) Integumen
Warna sawo matang, bersih, turgor kembali 1 detik, tekstur kulit
kenyal dan lembab.
j) Thorax
Semetris, perkusi sonor, ekspansi dada simetris, tidak ada suara
ronchi dan whezzing.
k) Abdomen
Tidak ada distensi abdomen, asites, nyeri tekan.
l) Ektremitas atas danbawah
Semetris, tidak ada oedema, pergerakan normal dan tonus otot 5555
B. Diagnosa Keperawatan
Pre Operasi
1. Cemas berhubungan dengan ancaman pada status terkini: prosedur
pembedahan (SC)
Intra Operasi
1. Resiko infeksi berhubungan dengan pertahanan primer tidak adekuat
(trauma jaringan, kulit tidak utuh)
2. Risiko perdarahan berhubungan dengan tindakan operasi (SC)
3. Risiko hipotermia berhubungan dengan paparan lingkungan (pendingin
ruangan)
Post Operasi
1. Risiko aspirasi berhubungan dengan penurunan tingkat kesadaran
2. Nyeri berhubungan dengan agen cedera fisik
3. Resiko infeksi berhubungan dengan luka post operasi
8
9
C. Rencana Keperawatan
NoDiagnosa Keperawatan Tujuan Kriteria Hasil Intervensi Keperawatan Rasional
Pre Operasi
1 Cemas berhubungan NOC : Kontrol Cemas Kriteria hasil : NIC : Enhancement Coping 1. Memberikan informasi
dengan ancaman Tujuan : Setelah dilakukan a. Monitor intensitas 1. Sediakan informasi yang selama perawatan yang
pada status terkini: tindakan keperawatan kecemasan sesungguhnya meliputi didapatkan pasien
prosedur diharapkan kecemasan b. Rencanakan strategi diagnosis, treatment dan 2. Memberikan rasa
pembedahan hilang atau berkurang. koping untuk prognosis nyaman
mengurangi stress 2. Tetap dampingi kien 3. Memberikan rasa
c. Gunakan teknik relaksasi untuk menjaga nyaman pada pasien
untuk mengurangi keselamatan pasien dan 4. Mengurangi ansietas
kecemasan mengurangi
d. Kondisikan lingkungan 3. Instruksikan pasien
nyaman untuk melakukan ternik
relaksasi
4. Bantu pasien
mengidentifikasi situasi
yang menimbulkan
ansietas.
Intra Operasi
1 Resiko infeksi
NOC : Pengenalian Resiko Kriteria hasil : NIC : Pengendalian Infeksi 1. Mencegah terjadinya
berhubungan Tujuan : Pasien tidak
Tidak menunjukkan tanda-tanda 1. Pantau tanda / gejala infeksi
pertahan tubuh mengalami infeksi atau infeksi infeksi 2. Mencegah invasi
primer tidak tidak terdapat tanda-tanda 2. Rawat luka operasi mikroorganisme
adekuat infeksi pada pasien. dengan teknik steril 3. Mencegah inos
3. Memelihara teknik 4. Mencegah inos
isolasi, batasi jumlah
pengunjung
4. Ganti peralatan
perawatan pasien sesuai
10
dengan protap
2 Resiko kekuranganNOC : Fluid balance Kriteria hasil : NIC : Manajemen cairan 1. Mengetahui balance
volume cairan
Tujuan : Pasien tidak a. Kulit dan membran 1. Catat intake dan output cairan
berhubungan mengalami dehidrasi atau mukosa lembab 2. Monitor status hidrasi 2. Antisipasi tanda
dengan kehilangan cairan tubuh pasien b. Tidak terjadi demam, seperti membran dehidrasi
cairan adekuat. TTV normal mukosa, nadi, tekanan 3. Mengatur balance
darah dengan cepat. cairan
3. Beri cairan yang sesuai
dengan terapi
Post Operasi
1 Nyeri berhubunganNOC : Tingkat Nyeri Kriteria hasil : NIC : Menejemen Nyeri 1. Mengurangi stressor
dengan prosedur
Tujuan : Pasien tidak a. Tidak menunjukkan Intervensi : yang dapat
bedah mengalami nyeri, antara tanda-tanda nyeri 1. Berikan pereda nyeri memperparah nyeri
lain penurunan nyeri pada b. Nyeri menurun sampai dengan manipulasi 2. Mengurangi nyeri
tingkat yang dapat diterima tingkat yang dapat lingkungan (misal 3. Meminimalkan nyeri
diterima ruangan tenang, batasi 4. Mengurangi rasa nyeri
pengunjung). yang dirasakan pasien
2. Berikan analgesia sesuai
ketentuan
3. Cegah adanya gerakan
yang mengejutkan
seperti membentur
tempat tidur
4. Cegah peningkatan TIK
2
3 Resiko infeksi
NOC : Pengenalian Resiko Kriteria hasil : NIC : Pengendalian Infeksi 5. Mencegah terjadinya
berhubungan Tujuan : Pasien tidak
Tidak menunjukkan tanda-tanda 5. Pantau tanda / gejala infeksi
dengan luka post mengalami infeksi atau infeksi infeksi 6. Mencegah invasi
operasi tidak terdapat tanda-tanda 6. Rawat luka operasi mikroorganisme
infeksi pada pasien. dengan teknik steril 7. Mencegah inos
7. Memelihara teknik 8. Mencegah inos
isolasi, batasi jumlah
11
pengunjung
8. Ganti peralatan
perawatan pasien sesuai
dengan protap
D. Implementasi
No Diagnosa Tujuan Kriteria Hasil Intervensi Keperawatan Rasional
Keperawatan
Pre Operasi
1 Cemas berhubungan NOC : Kontrol Cemas Kriteria hasil : NIC : Enhancement Coping 1. Memberikan informasi
dengan ancaman Tujuan : Setelah dilakukan a. Memonitor intensitas 1. Menyediakan informasi selama perawatan yang
pada status tindakan keperawatan kecemasan yang sesungguhnya didapatkan pasien
terkini: prosedur diharapkan kecemasan b. Merencanakan strategi meliputi diagnosis, 2. Memberikan rasa
pembedahan hilang atau berkurang. koping untuk mengurangi treatment dan prognosis nyaman
stress 2. Tetap mendampingi kien 3. Memberikan rasa
c. Menggunakan teknik untuk menjaga nyaman pada pasien
relaksasi untuk keselamatan pasien dan 4. Mengurangi ansietas
mengurangi kecemasan mengurangi
d. Mengkondisikan 3. Menginstruksikan pasien
lingkungan nyaman untuk melakukan ternik
12
relaksasi
4. Membantu pasien
mengidentifikasi situasi
yang menimbulkan
ansietas.
Intra Operasi
1 Resiko infeksi
NOC : Pengendalian Resiko Kriteria hasil : NIC : Pengendalian Infeksi 1. Mencegah terjadinya
berhubungan Tujuan : Pasien tidak
Tidak menunjukkan tanda-tanda 1. Memantau tanda / gejala infeksi
pertahan tubuh mengalami infeksi atau infeksi infeksi 2. Mencegah invasi
primer tidak tidak terdapat tanda-tanda 2. Merawat luka operasi mikroorganisme
adekuat infeksi pada pasien. dengan teknik steril 3. Mencegah inos
3. Memelihara teknik 4. Mencegah inos
isolasi, batasi jumlah
pengunjung
4. Menganti peralatan
perawatan pasien sesuai
dengan protap
2 Resiko kekurangan NOC : Fluid balance Kriteria hasil : NIC : Manajemen cairan 1. Mengetahui balance
volume cairan Tujuan : Pasien tidak a. Kulit dan membran 1. Mencatat intake dan cairan
berhubungan mengalami dehidrasi atau mukosa lembab output 2. Antisipasi tanda
dengan cairan tubuh pasien adekuat. b. Tidak terjadi demam, 2. Memonitor status hidrasi dehidrasi
kehilangan TTV normal seperti membran mukosa, 3. Mengatur balance
cairan nadi, tekanan darah cairan
dengan cepat.
3. Memberi cairan yang
sesuai dengan terapi
Post Operasi
1 Nyeri berhubungan NOC : Tingkat Nyeri Kriteria hasil : NIC : Menejemen Nyeri 1. Mengurangi stressor
dengan prosedur Tujuan : Pasien tidak a. Tidak menunjukkan Intervensi : yang dapat
bedah mengalami nyeri, antara lain tanda-tanda nyeri 1. Memberikan pereda nyeri memperparah nyeri
penurunan nyeri pada b. Nyeri menurun sampai dengan manipulasi 2. Mengurangi nyeri
tingkat yang dapat diterima tingkat yang dapat lingkungan (misal 3. Meminimalkan nyeri
13
3 Resiko infeksi
NOC : Pengenalian Resiko Kriteria hasil : NIC : Pengendalian Infeksi 1. Mencegah terjadinya
berhubungan Tujuan : Pasien tidak
Tidak menunjukkan tanda-tanda 1. Memantau tanda / gejala infeksi
dengan luka post mengalami infeksi atau infeksi infeksi 2. Mencegah invasi
operasi tidak terdapat tanda-tanda 2. Merawat luka operasi mikroorganisme
infeksi pada pasien. dengan teknik steril 3. Mencegah inos
3. Memelihara teknik 4. Mencegah inos
isolasi, batasi jumlah
pengunjung
4. Mengganti peralatan
perawatan pasien sesuai
dengan protap
14
E. Evaluasi
1. Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan kecemasan hilang atau
berkurang.
2. Pasien tidak mengalami infeksi atau tidak terdapat tanda-tanda infeksi pada
pasien.
3. Pasien tidak mengalami dehidrasi atau cairan tubuh pasien adekuat.
4. Pasien tidak mengalami nyeri, antara lain penurunan nyeri pada tingkat yang
dapat diterima
5. Pasien mengalami stress minimal pada sisi operasi
BAB 4
PEMBAHASAN
A. Definisi
Sectio Cesarea adalah suatu tindakan persalinan dimana janin dikeluarkan melalui
suatu insisi pada dinding depan perut dan dinding rahim dalam keadaan utuh serta
berat janin di atas 500 gram (Sarwono, 2000).
B. Etiologi
Etiologi dari operasi ini adalah kelainan dalam bentuk janin (bayi terlalu besar,
gawat janin, janin abnormal, bayi kembar), kelainan panggul, hambatan jalan
lahir, kehamilan dengan komplikasi atau penyakit menular (Sarwono, 2009).
D. Tujuan
1. Mengatur secara sistematis alat-alat di meja instrument.
2. Memperlancar handling instrument.
3. Mempertahankan kesterilan alat-alat instrument selama opersi.
E. Persiapan Lingkungan
1. Mengatur dan mengecek fungsi couter, mesin suction, lampu operasi, meja
operasi, meja mayo dan suhu ruangan.
2. Memasang perlak dan doek pada meja operasi, sarung meja mayo,
mempersiapkan linen steril dan instrument yang akan digunakan.
3. Menempatkan tempat sampah pada tempat yang sesuai sehingga mudah
digunakan.
16
F. Persiapan Pasien
1. Pasien dipersiapkan dalam kondisi bersih dan mengenakan pakaian khusus
masuk kamar operasi.
2. Pasien dan keluarga telah memberika informed consent.
3. Mengatur posisi supine (terlentang) di meja operasi.
4. Melepas perhiasan dan gigi palsu.
G. Persiapan Alat
Alat Steril
a) Set dasar
b) Instrument tambahan
17
c) Instrumen penunjang
1. Instrument penunjang steril
d) Set linen
H. Instrumentasi Teknik
1. Pasien datang, cek kelengkapan pasien, timbang terima dengan petugas
premedikasi.
2. Menulis Identitas pasien di buku register dan buku kegiatan.
3. Bantu memindahkan pasien ke meja operasi yang sudah dialasi.
4. Dilakukan pembiusan (Regional Anastesi)
5. Lakukan Sign In
6. Atur posisi pasien/ pasien diposisikan terlentang (supine).
7. Pasang chateter no. 16 cabang 2 dan pasang urobag fiksasi dengan aquadest
10cc.(jika perlu)
8. Pasang plat diatermi dibawah pada paha kanan pasien.
9. Perawat sirkuler mencuci area operasi dengan cairan hibiscrub, lalu keringkan
dengan duk kecil.
10. Perawat instrumen melakukan cuci, memakai gaun operasi danmemakai
sarung tangan steril.
11. Perawat instrumen membantu memakaikan gaun operasi dan sarung tangan
steril kepada tim operasi.
12. Antisepsis area operasi dengan povidone iodine 10 % dalam cucing yang
berisi deppers/kasa (3 lembar) dengan mengguanakan desinfeksi klem oleh
asisten operator dan melakukan drapping.
Melakukan drapping:
17. Berikan pinset chirrugi dan kassa kering pada asisten untuk rawat perdarahan
dengan couter dan disuction.
18. Berikan mess no. 20 pada operator untuk membuka fasia.
19. Berikan gunting kasar dan pinset chirrugi pada operator untuk memperlebar
fasia.
20. Fasia diperlebar hingga tampak musculus rectus abdominalis, otot displit /
dibuka secara tumpul dengan mengguanakan tangan ditarik kesamping kanan
dan kiri sampai keliatan peritoneum lalu berikan timan.
21. Berikan double pinset anatomis pada operator dan asisten dan gunting
metzemboum pada operator untuk membuka peritoneum kemudian diperlebar
mengikuti garis insisi kulit dengan menggunakan gunting metzemboum.
22. Rongga abdomen terbuka.
23. Pasang Haak SC.
24. Lakukan bladder flap (bila perlu).
25. Insisi pada SBR (kurang lebih 1 cm pada plica vesica urinaria) dengan mess
20
26. Lakukan suction.
27. Insisi diperlebar secara tumpul dengan tangan operator.
28. Tampak lapisan amonion menonjol, berikan kocker pada operator untuk
melakukan omniotomy, kemudian lakukan suction.
29. Insisi diperlebar ke lateral secara tumpul dengan mess no.20.
30. Tangan kiri operator meluksir kepala bayi.
31. Tangan kanan membuka jalan lahir.
32. Asisten mendorong fundus uteri.
33. Minta anestesi untuk injeksi oxcitosyn.
34. Kepala lahir, operator melahirkan bahu depan kemudian ditarik kemudian
lahirkan badan bayi.
35. Resusitasi bayi dengan dilap kassa basah.
36. Kemudian lahirkan bayi.
37. Berikan suction untuk menyedot perdarahan.
38. Berikan 2 klem dan gunting untuk memotong tali pusat bayi diserahkan
kepada petugas perinatologi.
39. Berikan bengkok untuk tempat plasenta.
40. Berikan 2 ring klem memegang insisi segmen bawah rahim.
41. Berikan deppers membersihkan uterus dari sisa-sisa plasenta.
42. Berikan hacting set dengan benang cromic no 2 untuk menjahit sudut uterus.
43. Berikan hacting set dengan benang monosyn 1 untik menjahit endometrium
dan sebagian myometri.
44. Berikan hacting set dengan benang croomic 2 untuk mrnjahit
retroperitoneum.
45. Berikan mikulitz 4 buah untuk menjepit peritoneum.
21
BAB 5
PENUTUP
5.1 KESIMPULAN
5.2 SARAN
Dengan memahami pembahasan Sectio Caesare dengan komplikasi KPD kita
diharapkan dapat memberikan asuhan keperawatan yang lebih baik serta dapat
melakukan teknik instrument dalam melakukan tindakan Sectio caesare.
23
DAFTAR PUSTAKA
Bulecheck, et all. 2013. Nursing Interventions Classification (NIC) Sixth Edition. Mosby:
Elsevier.
Mansjoer, Arif dkk. 2001. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi 3.Jilid 1. Jakarta: Media
Aesculapius.
Moorhead, et all. 2013. Nursing Outcomes Classification (NOC) Fifth Edition. Mosby:
Elsevier.